Anda di halaman 1dari 11

Nama

NIM

: Ardika Bayu Satriya


: 201554039

PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap )


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi
listrik.Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator
yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai
macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO
untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU Pacitan Jawa
timur.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulangulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
Pertama air diisikan ke boiler
hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam
boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan
tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin
sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung
dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari
perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin
berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator
Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor
untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
PLTU Terbesar di Dunia
Kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan terus tumbuh dari
1.759.000 MW pada tahun 2010 menjadi 2.384.000 MW pada tahun 2020.
Sekitar 80.000 MW akan digantikan.
Sementara pembangkit yang
dibangun sekitar 705.000 MW. Penjualan tahunan boiler PLTU rata-rata
70.000 MW. Investasi pembangunan PLTU seluruh dunia sekitar US$ 140
miliar per tahun.
Dari sekian banyak PLTU di seluruh dunia, berikut enam pembangkit
terbesar, yaitu :
PLTU Taichung (5.780 MW) di Taiwan

PLTU Tuoketuo (5.400 MW) di China


PLTU Belchatov (5.354 MW) di Polandia
PLTU Guodian Beilun (5.000 MW) di China
PLTU Waigaoqiao (5.000 MW) di China
PLTU Guohoa Taishan (5.000 MW) di China
Kebutuhan batubara PLTU Taichung di Taiwan yang merupakan PLTU
terbesar di dunia sekitar 15 juta ton pertahun. Dari jumlah itu sekitar 12
juta ton batubara bituminous dan 2,5 juta ton sub bituminosa.
Salah Satu PLTU Terbesar di Indonesia
Energi listrik merupakan energi yang sangat vital peranannya dalam
kehidupan manusia. Untuk itu enegri ini harus dijaga agar tetap
beroperasional setiap hari selama 24 jam. Satu diantara pendukung
energy ini adalah suplai dari pembangkit listrik. Saat ini pembangkit listrik
Suralaya masih yang terbesar di Indonesia dan mensuplai kebutuhan
listrik nasional hingga 20%.
PLTU Suralaya yang terletak di Suralaya, Kota Cilegon, Propinsi Banten
merupakan pembangkit, yang terhubung dalam sistem interkoneksi JawaMadura-Bali (JAMALI) melalui transmisi SUTET (Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi) 500 Kv. PLTU Suralaya merupakan pembangkit berbahan
bakar batubara terbesar di Indonesia yang mempunyai total kapasitas
3.400 MW. PLTU Suralaya memasok energi listrik ke Propinsi Banten
sekitar 25% dari keseluruhan energi listrik di sistem interkoneksi JawaMadura-Bali.
PLTU Suralaya merupakan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di
ASEAN dengan kapasitas total sebesar 3400 MW. PLTU Suralaya dimiliki
oleh anak perusahaan PT.PLN (persero) yaitu PT.Indonesia Power. PLTU
Suralaya sendiri memiliki 7 unit pembangkit, yaitu pada unit 1-4 memiliki
kapasitas sebesar 4400 MW sedangkan unit 5-7 memiliki kapasitas
sebesar 3600 MW. Sekarang sudah ada unit yang baru yaitu unit 8,
tetapi bukan milik PT. Indonesia Power melainkan PT.PLN (persero). PLTU
Suralaya dulu mensuplai 30% kebutuhan listrik nasional. Tetapi sekarang
mensupali 20% kebutuhan listrik nasional dikarenakan sudah banyak
pembangkit-pembangkit yang dibangun di Indonesia.
Proses pembangunannya sendiri dimulai pada tahun 1980. Membangun
PLTU dibutuhkan waktu kurang lebih 3 tahun dan membutuhkan modal
yang besar dengan pengembalian modal yang lama. Dalam
pembangunannya, PLTU Suralaya terdapat tiga tahap pembangunan.
Pembangunan tahap pertama sebesar 2400 MW beroperasi tahun pada
1984. Tahap kedua sebesar 2400 MW beroperasi pada tahun 1989. Dan
pada tahap ketiga sebesar 3600 MW dan beroperasi pada tahun 1997.
Jadi umur PLTU Suralaya sudah 27 tahun hampir menginjak 30 tahun.
Umur PLTU sendiri dirancang untuk 30 tahun. Akan tetapi, dapat
beropersai lebih 30 tahun asalkan memiliki maintenance yang baik. Dan
memiliki management operation yang bagus sehingga effisiensi PLTU
sendiri tetap terjaga bahkan meningkat (retrovit). Karena pada PLTU
terdapat proses pembakaran dan memiliki suhu tinggi, biasanya daerah
rawan adalah alat-alat atau perlengkapan yang terkena panas atau
efeknya yaitu boiler tube, safety valve boiler dan hydrogen plant.
Dalam menunjang aktifitas kepembangkitan di Suralaya, dibangun empat
buah dermaga yang berguna sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal

pengangkut batubara dari luar Jawa. Dermaga pertama untuk kapal


pengangkut batubara bermuatan besar yaitu dengan kapasitas batubara
60 ribu ton. Dermaga kedua untuk kapal pengangkut batubara dengan
kapasitas sebesar 25 ribu ton. Dermaga tiga untuk kapal dengan
kapasitas sebesar 18 ribu ton. Dan dermaga empat dengan kapal
batubara kapasitas 8 ribu ton. Batubara yang masih dikapal diangkut
dengan crane sebagai alat pemindah dari kapal ke belt conveyor. Belt
conveyor memindahkan batubara ke area stock batubara ataupun ke unit.
Setiap harinya PLTU Suralaya menghabiskan batubara sebanyak 35 ribu
ton per harinya. Apabila ada gangguan pada bahan bakar, maksimal 8
jam sudah dapat teratasi karena proses pembakaran PLTU membutuhkan
waktu
yang
lama.
Untuk
menjaga
keberlangsungan
aktifitas
kepembangkitan, batubara sudah disediakan untuk satu bulan yang akan
datang yang disimpan di area stock batubara. Gunanya untuk mencegah
apabila ada gangguan pengantaran batubara oleh kapal atau suplai dari
perusahaan batubara kurang. Batubara yang digunakan berasal dari bukit
asam. PLTU Suralaya dapat menggunakan batubara dengan nilai kalori
sebesar 4200 kcal/kg s.d 5200 kcal/kg dengan desaign optimalnya adalah
sebesar 5100 kcal/kg.
Kenyataannya suplai batubara dari bukit asam hanya dapat memenuhi
setengah dari kebutuhan batubara di Suralaya. Oleh karena itu,
dibutuhkan suplai selain dari bukit asam bisa dari Kalimantan yaitu dari
KIDECO COAL, BROCO COAL, dll asalkan memiliki spesifikasi batubara
yang hampir sama.

PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas )


Pusat Listrik Tenaga Gas atau PLTG Merupakan sebuah pembangkit energi
listrik yang menggunakan peralatanatau mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja PLTG
yang sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya
diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Bagian Utama
Compresor, adalah suatu pembangkit tenaga mekanik yang berfungsi untuk
membangkitkan energy
panas yang berasal dari udara atmosfer guna
memenuhi kebutuhan proses pembakaran dalam ruang bakar gas turbin.
Dalam proses operasinya, Compresor ditunjang dengan alat bantu khusus
yang meliputi: Intake Air Filter dan Inlet Gate Fane.
Combuster, adalah suatu ruang bakar yang merupakan pembangkit energi
panas dari suatu proses pembakaran bahan bakar. Dalam proses operasinya,
Combuster ditunjang dengan alat bantu khusus yang meliputi: Tangki bahan
bakar dan Pompa bahan bakar (untuk bahan bakar minyak), Gas Station
(untuk bahan bakar gas), Control System, Fuel Nozzle, Ignitor System.
Gas Turbine, adalah suatu pembangkit energi mekanik dari suatu proses
konversi energi dari energi panas menjadi energi kinetik selanjutnya menjadi
energy mekanik yang mampu menggerakkan poros turbin dengan massa gas
pembakaran bahan bakar. Dalam proses operasinya Gas Turbin ditunjang
dengan alat bantu khusus yang meliputi: Lubricating Oil System, Control Oil
System, Turning Motor, Pony Motor, Starting Motor, Cooling Water System,
Exhaust Duck System, Turbine Supervisory Instrumen.
Generator, adalah suatu pembangkit energy listrik dari suatu proses konversi
energy dari energy mekanik pada poros turbin dikonversikan menjadi energy
listrik. Dalam proses operasinya ditunjang dengan alat bantu khusus yang
meliputi: Jacking Oil Pump, Exciter, Generator Circuit Breaker, Main
Transformer, Generator Protection System, Auxiliary Power System.
Prinsip Kerja PLTG
Produksi energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas merupakan
tahapan dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat
bantu utama PLTG, dimana dalam proses perubahan energi tersebut diawali
dari Compresor yang berfungsi untuk memberikan sejumlah udara yang
dibutuhkan dalam proses pembakaran bahan bakar, dalam hal ini energi
kimia diubah menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran
yang terjadi dalam Combuster , selanjutnya energi gas panas pembakaran
yang mempunyai besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut
disalurkan kedalam Gas Turbine untuk mendorong sudu-sudu turbin hingga
menjadi energi kinetik untuk memutar poros turbin, dalam hal ini energi
panas diubah menjadi menjadi energi mekanik melalui poros gas turbine yang
merupakan satu kesatuan dengan rotor generator, yang berfungsi untuk
membangkitkan energi listrik , selanjutnya gas bekas dari proses ekspansi gas
turbine tersebut dibuang ke atmosfer, hal ini dikenal dengan siklus operasi
open cycle.
Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut :
1. Turbin gas siklus terbuka (open cycle).
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan

temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
2. Turbin gas siklus tertutup (closed cycle).
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas (heat
rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi masuk
(suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang ditunjukkan seperti pada
gambar dibawah.
3. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator.
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan kedalam heat
exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas
bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum
digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang bakar (combustion
chamber), seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
4. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan intercooler, regenerator dan
reheater.
Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri
dari 2 (dua) bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor
tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi serta turbin gas tekanan
rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas yang
dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk
kedalam kompresor tekanan rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang
dihasilkan dialirkan kedalam intercooler untuk didinginkan hingga
menghasilkan temperature dan kelembaban serta tekanan yang diinginkan
dengan menggunakan media pendingin air atau media pendingin lainnya,
dari sini udara tersebut dialirkan kedalam kompresor tekanan tinggi untuk
dikompresi lagi hingga menghasilkan temperature yang tinggi dan tekanan
dengan kepadatan yang lebih tinggi. Dari keluaran kompresor tekanan tinggi
udara tersebut dialirkan kedalam regenerator untuk mendapatkan
temperature yang lebih tinggi lagi yang bertujuan untuk memudahkan
terjadinya proses pembakaran dengan melalui media pemanas gas
bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin
tekanan rendah. Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan
kedalam ruang bakar utama (primary combustion chamber) yang
menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini dihasilkan gas panas
yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi gas
panas dari turbin tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue gas) dialirkan
kedalam ruang bakar kedua (secondary combustion chamber) dan biasa
disebut juga dengan reheater chamber yang selanjutnya gas bekas tersebut
digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang mampu menghasilkan
gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah.

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas cara keseluruhan dimaksudkan
untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat
efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus terbuka.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa
alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas
berjalan dengan baik, seperti :
Sistem pelumas (lube oil system).
Sistem bahan bakar (fuel system).
Sistem pendingin (cooler system).
Sistem udara kontrol (air control system).
Sistem hidrolik (hydraulic system).
Sistem udara tekan (air pressure system).
Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).

PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air )


Sejalan dengan pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi, kebutuhan
energi listrik Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat
dengan pesat hingga mencapai tiga kali lipat. Selain itu, pembangkit
listrik yang digunakan Indonesia saat ini untuk memenuhi kebutuhan
energi listriknya, sebagian besar juga merupakan pembangkit listrik yang
berbahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batubara.
Apabila Indonesia terus bergantung dengan sumber energi ini, tentu saja
hal ini bukan pilihan yang bijaksana karena hanya akan menimbulkan
permasalahan dikemudian hari akibat persediaan bahan bakarnya di
dunia yang terbatas.
Persediaan bahan bakar fosil di dunia ini adalah terbatas. Cadangan
sumber energi yang berasal dari fosil diperkirakan hanya akan bertahan
sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas alam, dan 200
tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di tengah
semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ketahun, serta
tuntutan untuk melindungi bumi dari pemanasan global/polusi lingkungan
menjadikan tantangan buat Indonesia untuk segera menguasai teknologi
baru sumber energi yang terbarukan.
Di antara sumber energi alternatif yang tersedia saat ini yang banyak
dikembangkan di dunia (seperti tenaga nuklir, angin, air, gelombang air
laut, surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bio-energi),
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu pembangkit listrik
yang dapat dikembangkan di Indonesia untuk skala mikro dan mini untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil.
Pada artikel ini akan dibahas sekilas tentang perkembangan pembangkit
listrik tenaga air, kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan
pembangkin listrik non-fosil lainnya, beserta prinsip dan cara kerja PLTA
dengan bahasa yang sederhana.
PERKEMBANGAN DAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
PLTA telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan
manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Yunani tercatat sebagai
negara pertama yang memanfaatkan tenaga air untuk memenuhi

kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 1999, tenaga air yang sudah
berhasil dimanfaatkan di dunia adalah sebesar 2650 TWh, atau sebesar
19 % energi listrik yang terpasang di dunia.
Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar
70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen
atau 3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLTA
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.
Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak negatif
dari pembangunan PLTA pada lingkungan, yaitu mengganggu
keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya bendungan,
pembangunan bendungannya juga memakan biaya dan waktu yang lama.
Disamping itu, terkadang kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan
resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.
PRINSIP DASAR DAN CARA PEMANFAATAN PLTA
Prinsip dasar pemanfaatan sumber energi tenaga air ini adalah dengan (i)
mengandalkan jumlah debit air dan (ii) dengan memanfaatkan ketinggian
jatuhnya air.
Berdasarkan konstruksinya, ada dua cara pemanfaatan tenaga air untuk
pembangkit listrik: (a) memanfaatkan aliran air sungai tanpa membangun
bendungan dan reservoir atau yang sering disebut dengan Run-of-river
Hydropower ; (b) membangun bendungan dan membuat reservoir untuk
mengalirkan air ke turbin.
Secara umum cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi dari
aliran air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau
waduk) melalui intake, kemudian dengan menggunakan pipa pembawa
(headrace) air diarahkan menuju turbin. Beberapa PLTA biasanya
menggunakan pipa pesat (penstock) sebelum dialirkan menuju
turbin/kincir air, dengan tujuan meningkatkan energi dalam air dengan
memanfaatkan gravitasi dan mempertahankan tekanan air jatuh.
Turbin yang tertabrak air akan memutar generator dalam kecepatan
tertentu, sehingga terjadilah proses konversi energi dari gerak ke listrik.
Sementara air yang tadi digunakan untuk memutar turbin dikembalikan ke
alirannya. Energi listrik yang dibangkitkan dapat digunakan secara
langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki
kualitas listrik pada jaringan.
MENGHITUNG JUMLAH ENERGI YANG DI KONVERSIKAN KE LISTRIK

Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit
listrik tenaga air tergantung pada besarnya potensial energi air pada
ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya perluas penampang
kanal air perdetiknya. Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat
ditulis sebagai berikut:
P = 9.81qh
Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air
menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis
lainnya memiliki efisiensi yang berkisar 85% hingga 90%, daya listrik yang
dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia.
PLTA Terbesar di Dunia
Dam raksasa yang baru selesai di bangun di China pada tahun 2012 ini
masih memegang rekor sebagai PLTA yang mampu menghasilkan energi
listrik terbesar di dunia, yakni mencapai 22.500 megawatt. Energi sebesar
itu setara dengan 125 kali energi yang dihasilkan oleh PLTA Asahan di
Indonesia.
Dam Three Gorges atau dam 'Tiga Ngarai' yang dibangun di sungai
Yangtze ini diperkirakan mampu bertahan selama 70 tahun.?
Ukuran dari dam Three Gorges sejatinya tidak terlalu besar, yakni hanya
sepanjang 2,3 kilometer dan tinggi 181 meter. Tetapi total turbin yang
dimilikinya mencapai 32 buah dengan kapasitas per unit sekitar 700
megawatt plus 2 turbin tipe Francis dengan daya satuan 50 megawatt.
Tidak hanya bekerja sebagai dam saja, Three Gorges juga berperan
sebagai pencegah banjir serta keperluan lalu lintas perairan karena
memiliki jalur internal khusus yang dapat dilewati oleh kapal-kapal feri.
Sayangnya untuk pembangunan dam Rp 302 triliun ini, sebanyak tiga
desa harus ditenggelamkan. Serta tak kurang dari 1,24 juta warga ketiga
desa tersebut harus direlokasi pada masa pembangunan dari tahun 2003
sampai 2012 kemarin.

PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir )


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang lebih dikenal dengan
singkatan PLTN, sudah digunakan teknologinya lebih dari 50 tahun yang
lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak menghasilkan emisi gas CO2 sama
sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya stabil yang jauh
lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu
diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai
dapat didaur ulang kembali menghasilkan bahan bakar baru untuk
teknologi di masa depan.
Indonesia sebenarnya sangat cocok mengembangkan pembangkit listrik
ini, sebagai upaya diversifikasi penggunaan pembangkit listrik primer
berbahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam.
Dengan penanggulangan radiasi yang cermat dan berlapis, PLTN dapat
menjadi solusi kebutuhan energi listrik yang besar di Indonesia.
PRINSIP KERJA PLTN
Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan
boiler untuk menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya dengan
menggunakan reaktor nuklir.

PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas alam dan
sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia
panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler
sehingga menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk
memutar turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena
ikut berputar seporos dengan turbin uap.
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi
reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas,
kemudian air di dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang
didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik
untuk diteruskan ke jaringan transmisi,.
STRUKTUR ATOM URANIUM DAN REAKSI FISI
Agar dapat lebih mudah memahami bagaimana terjadinya reaksi fisi
didalam reaktor PLTN, pada sub-bab ini akan disampaikan tentang
bagaimana strutur atom didalam uranium dan apakah itu reaksi fisi.
Strukut Atom Uranium
Sejatinya segala unsur yang terdapat di alam terbentuk dari kumpulan
atom-atom. Ada 92 jenis atom yang telah didefinisikan hingga saat ini. Inti
dari suatu atom terdiri atas proton yang bernilai positip dan neutron yang
bersifat netral. Disekitar intinya terdapat elektron yang mengelilingi,
biasanya berjumlah sama dengan proton dan terikat dengan gaya
elektromagnetiknya. Jumlah proton pada atom menjadi ciri khas suatu
jenis atom dan lebih dikenal dengan sebutan nomer atom, yang
menentukan unsur kimia atom tersebut.
Unsur uranium memiliki jumlah proton 92 buah atau dengan kata lain
nomer atom Uranium adalah 92. Namun di alam, terdapat 3 jenis unsur
yang memiliki jumlah proton 92 buah, masing-masing memiliki jumlah
neutron sebanyak 142, 143, dan 148 buah. Unsur yang memiliki 143 buah
neutron ini disebut dengan Uranium-235, sedangkan yang memiliki 148
buah neutron disebut dengan Uranium-238. Suatu unsur yang memiliki
nomer atom sama namun jumlah neutron yang berbeda biasa disebut
dengan isotop. Gambar berikut adalah struktur dari atom Uranium dan
tabel yang menjelaskan tentang isotopnya.
Uranium yang terdapat di alam bebas sebagian besar adalah Uranium
yang sulit bereaksi, yaitu Uranium-238. Hanya 0,7 persen saja Uranium
yang mengandung isotop Uranium-235. Sedangkan bahan bakar Uranium
yang digunakan di PLTN adalah Uranium yang kandungan Uranium-235
nya sudah ditingkatkan menjadi 3-5 %.
Reaksi Fisi Uranium
Perlu diketahui bahwa reaksi fisi bisa terjadi disetiap inti atom dari suatu
unsur tanpa terkecuali. Namun reaksi fisi yang paling mudah terjadi
adalah reaksi pada inti atom Uranium. Uranium pun sama halnya, yang
paling mudah terjadi reaksi adalah Uranium-235, sedangkan Uranium-238
memerlukan energi yang lebih besar agar dapat terjadi reaksi fisi ini.
Reaksi fisi terjadi saat neutron menumbuk Uranium-235 dan saat itu pula
atom Uranium akan terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan Br. Saat terjadi
reaksi fisi juga akan dihasilkan energi panas yang sangat besar. Dalam
aplikasinya di PLTN, energi hasil reaksi fisi ini dijadikan sumber panas
untuk menghasilkan uap air. Uap air yang dihasilkan digunakan untuk
memutar turbin dan membuat generator menghasilkan listrik.

Pada saat Uranium-235 ditumbuk oleh neutron, akan muncul juga 2-3
neutron baru. Kemudian neutron ini akan menumbuk lagi Uranium-235
lainnya dan muncul lagi 2-3 neutron baru lagi. Reaksi seperti ini akan
terjadi terus menerus secara perlahan di dalam reaktor nuklir.
Neutron yang terjadi akibat reaksi fisi sebenarnya bergerak terlalu cepat,
sehingga untuk menghasilkan reaksi fisi yang terjadi secara berantai
kecepatan neutron ini harus diredam dengan menggunakan suatu media
khusus. Ada berbagai macam media yang digunakan sampai saat ini
antara lain air ringan/tawar, air berat, atau pun grafit. Secara umum
kebanyakan teknologi PLTN di dunia menggunakan air ringan (Light Water
Reactor, LWR).
Perlu diperhatikan disini bahwa di dalam reaktor nuklir, bahan bakar
Uranium yang digunakan dijaga agar tidak sampai terbakar atau
mengeluarkan api. Sebisa mungkin posisi bahan bakarnya diatur
sedemikian hingga agar nantinya hasil reaksi fisi ini masih bisa diolah
kembali untuk dijadikan bahan bakar baru untuk digunakan pada
teknologi PLTN di masa yang akan datang.
Besarnya Energi Reaksi Fisi
Berikut ini adalah data tentang jumlah bahan bakar yang diperlukan
dalam 1 tahun untuk masing-masing pembangkit listrik berkapasitas 1000
MW. Disini terlihat bahwa untuk 1 gram bahan bakar Uranium dapat
menghasilkan energi listrik yang setara dengan 3 ton bahan bakar
batubara, atau 2000 liter minyak bumi. Oleh karena energi yang
dihasilkan Uranium sangat besar, bahan bakar PLTN juga dapat
menghemat biaya di pengakutan dan penyimpanan bahan bakar
pembangkit listrik untukmasing-masing pembangkit listrik berkapasitas
1000 MW.
Fakta Manfaat:
Amerika adalah salah satu negara dengan pengguna energi nuklir
terbesar. Nuklir di Amerika menghasilkan sekitar 20 persen energi dari
103 PLTN yang ada.
Prancis adalah salah satu pemasok listrik dari energi nuklir terbesar
hingga 75% listrik domestik dari 59 PLTN yang beroperasi.
Di Asia Korea, menjadi penghasil energi listrik terbesar dari nuklir hingga
40% energi dari 20 PLTN yang beroperasi.
Tercatat sekitar 439 PLTN yang beroperasi di 32 Negara
Nuklir termasuk ramah lingkungan karena limbah produksinya sedikit di
bandingkan dengan bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan logam
berat seperti cadmium, plumbum, arsen, serta gas emisi seperti SO2,
VHC.
Pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan reaksi fisi (proses
pemisahan atom menjadi inti yang lebih kecil)
Sumber energi reaksi nuklir berasal dari Uranium yang tidak terbarukan
PLTN menjadi salah satu yang menghasilkan udara bersih di Amerika
karena limbah produksi yang sangat sedikit.
limbah radioaktif nuklir dipendam di didalam wadah di bawah permukaan
tanah dan biasanya di gunung hingga radioaktif nya hilang.
Fakta Kerugian/Bahaya:
Ledakan Nuklir dapat menghasilkan radiasi sangat tinggi yang
melepaskan elektron dan mampu merusak DNA.

mempu menghancurkan wilayah tersebut hingga berkeping-keping hingga


menewaskan 140.000 orang di Hirosima dan 80.000 orang di Nagasaki.
Saat suatu daerah terkena ledakan nuklir, maka nuklir akan naik ke
atmosfer dan tetap berada di atmosfer hingga bertahun-tahun sebelum
mengendap di udara atau dipermukaan tanah.
Tahun 1979, pembangkit listrik tenaga nuklir meledak di Three Mile Island
Pennsylvania. Bencana tersebut membuat 2 juta penduduk terdekat
terkena radiasi rendah (kurang dari kekuatan sebuah x-ray).
Bencana terburuk lainnya dari ledakan PLTN dalam sejarah terjadi di
Ukraina pada tahun 1986. Ledakan di Pembangkit Listrik Chernobyl
menewaskan 30 pekerja dan menyebabkan relokasi dari 300.000
penduduk. Dalam tahun-tahun berikutnya, ribuan anak-anak yang tinggal
di dekat pabrik menderita kanker tiroid.
Jepang telah mengalami 3 kali ledakan PLTN sejak tahun 1999. Kecelakaan
terbaru tahun 2011 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima terjadi
setelah gempa 9,0 skala Richter dan tsunami berikutnya yang merusak
sistem pendingin. Pemerintah mengevakuasi lebih dari 2.000 penduduk
dari radius 20 kilometer di sekitar pabrik.

Anda mungkin juga menyukai