Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI ENERGI LISTRIK DI PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA PANAS BUMI PT INDONESIA POWER UBP KAMOJANG


GENERATOR UNIT 3
Rahadian Guntur ; Dr.Eng Suroso
Progam Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Univ. Jenderal Soedirman
Jl. Mayor Jenderal Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371
1,2

Progam Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman
Abstrak

Indonesia mempunyai potensi panas bumi yang sangat besar, hal ini disebabkan
Indonesia dilalui oleh deretan pegunungan api (ring of fire). Indonesia merupakan
negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia dengan memiliki 40% dari total
potensi energi panas bumi dunia, yaitu 28.000 MW sampai saat ini baru 4% yang baru
digunakan. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan suatu tempat
pembangkitan energi listrik dengan cara memanfaatkan energi panas dari dalam bumi
berupa uap yang dikonversikan menjadi energi mekanik menggunakan turbin uap dan
energi mekanik tersebut digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan
energi listrik. Pada PLTP kamojang genertor unit 3 daya yang di bangkitkan adalah 55
MW. Dalam proses pembangkitannya daya yang di hasilkan tidak semua di
distribusikan, tapi ada daya yang di pakai untuk keperluan pembangkit itu sendiri,
salah satu contohnya untuk motor-motor bantu. Daya yang di pakai dari daya yang di
bangkitkan disebut pemakaian sendiri pembagkit.
Kata kunci: Pemakaian Sendiri, Trafo PS, Energi, Daya, Panas Bumi

1. PENDAHULUAN

penggunaan energi listrik yang lebih


efisien. Mengingat begitu besar dan
pentingnya manfaat energi listrik,
pembangkit
listrik
merupakan
infrastruktur yang sangat penting bagi
sebuah negara.

1.1. Latar Belakang


Energi listrik merupakan sumber
energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, listrik digunakan untuk kegiatan
industri, kegiatan komersial, maupun
dalam kehidupan sehari-hari rumah
tangga. Energi listrik merupakan sumber
energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, listrik digunakan untuk kegiatan
industri, kegiatan komersial, maupun
dalam kehidupan sehari-hari rumah
tangga. Energi listrik merupakan energi
yang fleksibel karena dengan mudah dapat
dikonversikan menjadi bentuk energi lain.
Selain
itu,
kemajuan
teknologi
memungkinkan efisiensi pembangkit
listrik terus meningkat, penggunaan
sumber energi terbarukan meningkat, dan

Sudah menjadi wacana dan


tindakan nyata bahwa pembangkit listrik
di dunia sedang diarahkan dan
diperbanyak
dengan
menggunakan
sumber
daya
alam
yang
dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan.
Semakin menipisnya cadangan bahan
bakar fosil, harganya yang terus
meningkat, serta efeknya pada lingkungan
membuat penggunaan energi terbarukan
menjadi perhatian pada saat ini, salah
1

satunya adalah energi panas bumi.


Indonesia mempunyai potensi panas bumi
yang sangat besar, hal ini disebabkan
Indonesia dilalui oleh deretan pegunungan
api (ring of fire). Indonesia merupakan
negara dengan potensi panas bumi
terbesar di dunia dengan memiliki 40%
dari total potensi energi panas bumi dunia,
yaitu 28.000 MW sampai saat ini baru 4%
yang baru digunakan.
Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Kamojang merupakan unit pembangkit
milik PT Indonesia Power yang mengelola
dan mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP). Dengan tiga Sub
Unit di bawahnya, yaitu Sub UBP
Kamojang, Sub UBP Darajat, dan Sub
UBP Gunung Salak, total daya yg
dibangkitkan
adalah
375
MW.
Kecenderungan dunia yang menuju ke
arah penggunaan energi terbarukan
tentunya akan menjadikan industri PLTP
semakin berkembang. Selain itu, program
percepatan
10.000MW
banyak
menggunakan energi panas bumi.
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Untuk menghindari terlampau
luasnya ruang lingkup pembahasan dan
agar tercapainya suatu hasil yang jelas
maka dalam penyusunan laporan kerja
praktik ini dibatasi sebagai berikut :
1. Secara
umum
akan
membahas
mengenai sejarah umum dan sistem
pembangkitan tenaga listrik di PT
Indonesia Power UBP kamojang
2. Pelaksanaan kerja praktek di PT
Indonesia Power UBP Kamojang
3. Pada pelaksanaan kerja praktek ini,
penulisan laporan dibatasi sesuai
dengan penerapan disiplin ilmu yang
dipelajari oleh penulis, yaitu mengenai
pemakaian sendiri pada pembangkit
listrik tenga panas bumi pada generator

unit 3 PT.Indonesia
Kamojang.

Power

UBP

1.3 Tujuan Kerja Praktik


1. Mempelajari proses pembangkitan
listrik
dengan
menggunakan
tenaga panas bumi di PT Indonesia
Power UBP Kamojang.
2. Mengetahui
dan
memahami
prinsip kerja motor 3 phasa
3. Mempelajari sistem pemakaian
sendiri generator unit 3 PT
Indonesia Power UBP Kamojang
BAB II Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP).
2.1 Pengertian PLTP
PLTP merupakan suatu tempat
pembangkitan energi listrik dengan cara
memanfaatkan energi panas dari dalam
bumi berupa uap yang dikonversikan
menjadi energi mekanik menggunakan
turbin uap dan energi mekanik tersebut
digunakan untuk memutar generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
2.2 Prinsip Kerja PLTP

Gambar 1 proses pembangkitan PLTP


Energi primer untuk PLTP
Kamojang adalah uap panas bumi yang
dipasok oleh Pertamina, uap dari sumur
2

produksi lapangan panas bumi kamojang


dialirkan melalui beberapa Pipe Line (PL
401, 402, 403, 404)

nozzle. Level air kondensat dijaga selalu


dalam kondisi normal oleh dua buah
cooling water pump (11), lalu didinginkan
di
cooling
tower
(12)
sebelum
disirkulasikan kembali.

Uap dari sumur produksi mulamula dialirkan ke steam receiving header


(1), yang berfungsi untuk menampung uap
panas bumi yang disuplai dari beberapa
lapangan sumur produksi uap,di sistem
steam recieving ini terpasang katup
pelepas uap (Vent structure) yang
berfungsi untuk menjaga tekanan pasokan
uap ke pembangkit apabila terjadi
perubahan pasokan dari sumur produksi
maupun terjadi perubahan pembebanan
dari pembangkit. Selanjutnya melalui flow
meter (2) dialirkan ke separator (3) yang
berfungsi untuk memisahkan partikel
padat yang terbawa dari sumur produksi
dan demister (4) untuk memisahkan
butiran air dari uap panas bumi Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya
vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak
pada sudu dan nozzle turbine.

Untuk
menjaga
kevakuman
condenser, gas yang tak terkondensasi
harus dikeluarkan secara kontinu oleh
sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini
mengandung: CO2 85-90% wt; H2S 3,5%
wt; sisanya adalah N2 dan gas-gas
lainnya. Di Kamojang dan Gunung Salak,
sistem ekstraksi gas terdiri dari first-stage
dan second-stage (13) sedangkan di
Darajat terdiri dari ejector dan liquid ring
vacuum pump.
Sistem pendingin di PLTP
merupakan sistem pendingin dengan
sirkulasi tertutup dari air hasil kondensasi
uap, dimana kelebihan air kondensat yang
terjadi direinjeksi ke dalam sumur
reinjeksi (14). Prinsip penyerapan energi
panas dari air yang disirkulasikan adalah
dengan mengalirkan udara pendingin
secara paksa dengan arah aliran tegak
lurus/cross flow, menggunakan 5 forced
draft fan. Proses ini terjadi di dalam
cooling water.

Uap yang telah bersih itu dialirkan


melalui main steam valve /governor valve
(5) menuju ke turbin (6). Di dalam turbin,
uap tersebut berfungsi untuk memutar
double flow condensing yang dikopel
dengan generator (7), pada kecepatan
3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi
listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50
Hz, dan tegangan 11,8 kV. Melalui step-up
transformer (8), arus listrik dinaikkan
tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya
dihubungkan secara paralel dengan sistem
penyaluran Jawa-Bali (9).

Sekitar
70%
uap
yang
terkondensasi
akan
hilang
karena
penguapan
dalam
cooling
water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali
ke dalam cooling tower (15). Reinjeksi
dilakukan untuk mengurangi pengaruh
pencemaran lingkungan, mengurangi
ground subsidence, menjaga tekanan, serta
recharge water bagi reservoir. Aliran air
dari cooling tower disirkulasikan lagi oleh
primary pump (16) sebagai media
pendingin secondary di intercooler .
Kemudian melalui after condenser dan
intercondenser (17) dimasukkan kembali
ke dalam kondensor.

Agar turbin bekerja secara efisien,


maka exhaust steam yang keluar dari
turbin harus dalam kondisi vakum (0,10
bar), dengan mengkondensasikan uap
bekas
memutarkan
turbin
dalam
condenser (10) dengan cara kontak
langsung yang dipasang di bawah turbine.
Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi
atas condenser, kemudian terkondensasi
sebagai akibat penyerapan panas oleh air
pendingin yang diinjeksikan lewat spray-

2.3
Peralatan
pembagkitan

dalam

proses

Peralatan utama dalam proses


pembangkitan ini adalah sebagai berikut:
1. Receiving Header
Receiving header merupakan
tabung silinder dengan dimensi 1.800 mm
diameter dan panjang 19.500 mm. Alat ini
digunakan untuk menampung uap dari
beberapa sumur produksi melalui pipa
transmisi. Uap yang ditampung ini
disediakan oleh PT. Pertamina melalui
pipa transimisi. Uap ini dibor dari
kedalaman 1000 2000 m. Uap dijaga
pada tekanan sekitar 6,5 bar. Untuk
menjaga tekanan agar tidak berubah,
dipasang peralatan pressure control valve
yang dilengkapi vent structure. Bila terjadi
kenaikan tekanan, uap akan dibuang
melalui vent structure secara otomatis
sehingga tekanan kembali normal (6,5
bar).

terlempar jatuh ke bawah. Kotoran akan


masuk ke bagian dust collector yang
berada di bagian bawah separator. Kotoran
yang terkumpul pada dust collector akan
dibuang otomatis bila level kotoran telah
melebihi batas. Sementara itu uap yang
sudah bersih dari kotoran akan mengalir
ke demister (mist eliminator). Demister
adalah sebuah peralatan berupa tabung
berukuran 14,5 m3 yang di dalamnya
terdapat kisi-kisi dari baja untuk
mengeliminasi butir-butir air yang
terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas
Pada separator yang menggunakan
sistem cyclone-centrifugal-type, pemisah
antara uap dan air panas didasarkan pada
perbedaan yang terjadi dari gaya
sentrifugal dan berat jenis antara air dan
uap jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut
tidak
dapat
secara
sempurna
memisahkan moisture (uap lembab) dari
uap jenuh tersebut. Demister yang dipakai
merupakan jenis corrugated plate
(penyaring) moisture
yang
dapat
memisahkan uap jenuh sedemikian rupa
sehingga kebasahan uap dapat diperkecil.
Dengan cara ini pemisahan didasarkan
dari perbedaan inersia antara air dan uap,
dan juga didasarkan dari daya lekat
permukaan
basah
dari corrugatedplate tersebut.
Di
dalam demister ini
kecepatan uap menurun sehingga didapat
efek pemisahan yang bertambah baik.

Gambar 2 Receiving Header dan Separator


Unit 2 dan 3

2. Separator dan Demister


Separator berfungsi
untuk
membersihkan / menyaring uap dari
partikel-partikel berat karena uap harus
benar-benar terbebas dari kontaminan
padat. Separator yang digunakan adalah
jenis Cyclon, artinya aliran uap yang
masuk
ke separator akan
berputar
kemudian
dengan
pengaruh
gaya
sentrifugal partikel-partikel berat akan
4

Gambar 3 Demister Unit 3

trip, lub-oil trip, emergency


hand trip dan lain-lain.

3. Turbin Uap
Turbin
uap adalah suatu
penggerak yang mengubah energi
potensial uap menjadi energi kinetik dan
selanjutnya akan diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran turbin.
Uap kering dari demister masuk turbin
dengan tekanan sekitar 6,5 bar. Turbin
yang dipakai adalah turbin jenis silinder
tunggal 2 aliran (single cylinder double
flow) yang terdiri dari masing-masing 5
10 tingkat kombinasi dari turbin aksi dan
turbin reaksi. Yang membedakan tingkat
aksi dan reaksi adalah pada tingkat aksi,
ekspansi uap atau penurunan tekanan
terjadi pada sudu tetapnya saja, sedangkan
turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi
pada sudu tetap maupun pada sudu
geraknya. Uap yang keluar dari turbin
memiliki tekanan 0,13 bar di bawah
tekanan atmosfer dan selanjutnya akan
didinginkan oleh kondenser.
Turbin di PLTP Kamojang ini
dilengkapi dengan beberapa peralatan
pembantu, sebagai berikut:
a. Turbin Valve yang terdiri dari
Main Steam Valve (MSV) dan
Governor Valve yang berfungsi
untuk mengatur laju alir uap
yang masuk turbin.
b. Barring Gear, berfungsi untuk
memutar poros turbin pada saat
unit dalam kondisi stop atau
pada saat pemanasan sebelum
turbin start agar tidak terjadi
distorsi pada poros akibat
pemanasan/ pendinginan yang
tidak merata.
c. Peralatan
Pengamanan,
berfungsi untuk mengamankan
bagian bagian peralatan yang
terdapat pada turbin jika terjadi
gangguan ataupun kerusakan
operasi turbin. Peralat tersebut
antara
lain:
overspeed

Gambar 4 turbin

4. Generator
Generator
berfungsi
untuk
mengubah energi mekanik dari turbin
menjadi energi listrik. Generator yang
dipakai adalah jenis Turbo Generator
dengan putaran 3000 rpm berkutub
silindris dengan sistem eksitasi secara
brushless (tidak bersikat). Tegangan
generator yang dihasilkan sebesar 11,8 kV
dan daya 55MW ( untuk Unit II dan Unit
III). Selanjutnya tegangan ditransmisikan
ke trafo agar tegangan naik dan sebagian
dipakai
untuk
peralatan
bantu.

Gambar 5 generator
5. Kondensor
5

Kondensor adalah alat untuk


mengkondensasikan uap bekas dari turbin
dengan kondisi yang hampa. Jenis
kondensor yang dipakai adalah jenis
kondensor kontak langsung, artinya uap
bekas bersentuhan lansung dengan air
sebagai media kondensasi. Campuran air
kondensat dengan air suhu 490 C yang
merupakan hasil kondensasi di pompa ke
menara pendingin melalui pipa dan katup
kontrol serta nozzle sprayer. Pada kondisi
normal, tekanan dalam kondensor adalah
0,133 bar abs dan kebutuhan air pendingin
adalah 11.800 m3/jam.

kontrol lewat level kontroler yang secara


otomatis juga dapat membuka katup
supaya aliran bertambah ke dalam
kondensor, bila level kondensor terlalu
rendah. Tapi dalam keadaan normal
operasi katup tidak terbuka, karena bila
terbuka air tidak melalui kondenser spray
sistem, dan akibat yang terjadi pengaruh
air pendingin yang seharusnya ada pada
kondensor akan berkurang sekali. Pada
saat CWP berhenti/stop, start-valve akan
tertutup, air pendingin akan masuk
kedalam kondensor melalui CW valve.
Katup ini akan terbuka bila tombol on
pada cooling water di TCP di operasikan
dan katup akan tertutup secara otomatis
saat CWP stop atau saat level air di
kondensor mencapai level paling tinggi.
Pada saat operasi normal tercapai setelah
turbin start, level air kondensor di
pertahankan secara otomatis oleh cooling
water pump discharge valve yang akan
mengatur jumlah air yang akan di
keluarkan dari kondensor melalui pompa
tersebut, katup-katup ini dapat diset secara
otomatis oleh tombol on (reset) pada TCP.
Kemudian katup-katup akan terbuka dan
menutup secara otomatis (oleh condenser
level transmitter) agar level air pada
kondensor berada dalam kondisi yang
benar. Katup vacuum breaker di pasang
untuk meniadakan vakum secara otomatis
bila level air di kondensor mencapai level
yang tinggi sekali. Katup-katup ini
di switch secara otomatis melalui saklar
pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup
dan di buka secara manual pada saklar
yang sama seperti tersebut di atas.

Air pedingin di semprotkan


langsung pada uap bekas di turbin, dan
pada gas-gas dalam kondensor yang
vakum, uap akan terkondensasi dan di
keluarkan
kondensor
bersama-sama
dengan
air
pendinginnya. Non
condensable
gas dikeluarkan
dari
kondensor melalui ejektor yang di
kerjakan oleh uap. Pada keadaan operasi
normal, perbedaan tekanan antara basin
menara pendingin dengan vakum di
kondensor cukup besar untuk mengalirkan
air
pendingin
dari
basin cooling
tower menuju kondensor tanpa pompapompa. Level
terlalu tinggi akan
mengganggu
sistem spray pada noozle,
sedangkan bila level terlalu rendah akan
mengganggu kinerja CWP.
Pada saat turbin dan ejektor di
matikan, tekanan di dalam kondensor
kembali pada tekanan atmosfer. Cooling
water startup valve, adalah katup
pneumatic yang dapat di buka dari tombol
tekan TCP. Pada saat start bila perbedaan
tekanan pada basin dan kondensor tidak
cukup besar menekan air di nosel-nosel,
maka start valve ini akan di buka secara
manual dari TCP supaya air tidak melalui
nozzle. Dengan adanya cara tersebut
pompa utama dapat di start sebelum
vakum terjadi dan air akan mengalir
melalui pipa air. Start up ini juga
berfungsi secara otomatis dan katup di

Pada saat posisi otomatis, vacuum


breaker akan terbuka secara otomatis bila
turbin trip atau pada saat level air di
kondensor tinggi sekali. Air pendingin
untuk gas masuk melalui gas cooling
valve yang di opeasikan secara
pneumatic, yang akan membuka dan
menutup setelah mendapat sinyal yang
sama seperti pada cooling-water valve.
6

Gambar 1 Cooling tower PLTP Kamojang

Gambar 6 kondensor

7. Transformer

6. Cooling tower

Transformator
utama
yang
digunakan adalah trafo tenaga untuk
menaikkan tegangan dari 11,8 kV menjadi
150 kV sesuai dengana tegangan jaringan.
Untuk menghindari panas yang berlebihan
pada saat trafo beroperasi, dipakai
pendinginan sistem Oil Natural Air
Natural (ONAN) atau pendingin udara
dan minyak yang bersilkulasi secara
alamiah melalui sirip-sirip yang terdapat
dibagian sisi luar dari rumah trafo. Untuk
mengetahui dan mengecek permukaan
minyak trafo dipasang indicator pada
separatornya. Sedangkan untuk menyerap
gelembung-gelembung udara, uap air dan
moisture yang masuk ke dalam minyak
digunakan Dehydrating Breathers tipe
Silica.
8. Switch yard
Tenaga listrik dari generator
disalurkan
ke
Main
Transformer/
Transformer utama yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan output generator
sebesar 11,8 kV menjadi 150 kV ke Rel
Transmisi di Switch Yard sistem 150 kV
ke Garut 1, II, dan Bandung Selatan I, II
dengan rel ganda. Switch yard terletak di
bagian barat PT Indonesia Power UBP
Kamojang setelah trafo.

Konstruksi
bangunan cooling
tower yang digunakan terbuat dari kayu
merah (red wood) yang telah di awetkan
dengan CDA (copper dichidromate
arsenic) sehingga tahan terhadap air,
sedangkan untuk ventstock (menara) nya
terbuat dari PVC (poly vinil chloride).
Masukan dari cooling tower adalah air
yang terkondensasi dari kondenser dengan
temperatur sekitar 49 C dan keluarannya
adalah air dengan temperatur sekitar 29
C.
Air dingin ini kemudian
disirkulasikan sebagai air pendingin pada
beberapa sistem pendingin yang ada.
Kelebihan air dari cooling tower akan
diinjeksikan lagi ke bumi.
Jenis cooling tower yang dipakai
adalah
jenis
Mechanical
Draught
Crossflow Tower. Udara masuk sebagai
pendingin akibat tertarik oleh kipas besar
di bagian atas tower yang digerakan
secara mekanik. Udara masuk melalui sisi
menara melalui kisi-kisi yang cukup besar
pada kecepatan rendah. Kelebihan
pemakaian jenis ini adalah terjaminnya
aliran udara dalam jumlah yang
diperlukan pada segala macam kondisi
beban dan cuaca.
7

Sistem pendingin utama berperan


untuk menyediakan air pendingin untuk
steam pada condenser. Uap dari turbin
mengandung campuran uap dan cairan
dan akan dikondensasikan di condenser.
Akibatnya air pendingin di kondenser dan
kondensat
akan
mencapai
suhu
kesetimbangan sekitar 49 oC dan berfasa
cair semua. Air ini dipompa dengan
MCWP ke hot basin cooling tower dan
didinginkan oleh cooling tower. Setelah
didinginkan, air memiliki temperatur
sekitar 29 oC dan dialirkan ke Cold Basin
Cooling tower. Dari sini terbentuk siklus
karena air pendingin ini akan memasuki
condenser lagi.
2. Sistem Pendingin Primer
Pada sistem ini, digunakan air
pendingin dari bak pendingnin yang
dihisap oleh sebuah pompa dan dialirkan
ke pendingin antar (inter cooler) untuk
mendinginkan air panas pada subsistem
pendingin
antarsekunder
(secondary
cooling system), dan selanjutnya air
dibuang ke bak menara pendingin. Air
yang dialirkan oleh pompa pendingin
antarprimer ini juga dipakai untuk
mendinginkan uap dan gas pada
kondenser tingkat satu (inter kondenser)
dan kondenser tingkat dua (after
kondenser) serta dipakai pula untuk air
terapat pada poros pompa air pendingin
utama. Pada setiap unit yang ada di PLTP
Kamojang,
terdapat
dua
pompa
antarprimer
yang
bekerja
secara
bergantian selama unit beroperasi normal.
3. Sistem Pendingin Sekunder
Daur pada sistem pendingin
sekunder adalah air dari pompa secara
paralel dialirkan untuk mendinginkan
kompresor, mendinginkan radiator pada
generator, dan mendinginkan minyak
pelumas. Air dari ketiga peralatan tersebut
dialirkan ke alat penukar kalor (heat
exchanger) untuk didinginkan.

Gambar 9 tramsformator
2.4 Sistem pendingin
Dalam operasi pembangkitan ini,
terdapat sistem pendingin yang terdiri dari
tiga jenis sistem. Tiap sistem pendingin
merupakan suatu siklus karena terbatasnya
pasokan air di daerah pegunungan
sehingga tidak memungkinkan untuk
memakai sistem sekali aliran (one trough
cooling system) seperti pada PLTU
konvensional. Selain itu, dari segi
pengaruhnya terhadap lingkungan, sistem
siklus ini mempunyai pengaruh
ke
lingkungan yang lebih kecil daripada
sistem sekali aliran.
1. Sistem Pendingin Utama
Berikut
adalah
block
diagramBerikut adalah block diagram dari
sistem pendingin utama pada PLTP
Kamojang.

Gambar 2 Siklus Pendingin Utama PLTP


Kamojang

4. Sistem Air Bersih


8

Sistem air bersih yang dimaksud


adalah penyediaan air bersih yang
diperoleh dari penampungan air hujan dan
air sungai yang ditampung dalam bak
penampungan yang berukuran 100 m3
yang berada di basement. Kemudian
dengan pompa transfer, air tersebut
dialirkan ke sebuah tangki yang terletak di
ruang kontrol. Air bersih ini dipakai untuk
pengisian dan penambahan air pada sistem
pendinginan air antarsekunder.

pemakaian sendiri berkisar antara 1-10%


dari produksi yang dihasilkan pusat listrik.
3.2. Trafo Pemakaian Sendiri
Transformator
pemamakaiian
sendiri adalah trafo yang bekapasitas
kecil yang digunakan untuk mencatu
kebutuhan sendiri. Unit pembangkit sisi
primer dari transformator pemakaian
sendiri dihubungkan ke sisi tegangan
rendah dari trafo utama. Trafo pemakaian
sendiri mendapat pasokan daya daril pusat
listrik kemudian memasok daya ke rel
pemakaian sendiri. Rel pemkaian sendiri
digunakan untuk memasok motor-motor
bantu.
1. Konstruksi trafo pemakaian sendiri
Pada dasarnya konstruksi trafo
pemakaian sendiri sama dengan
konstruksi trafo utama, hanya saja
ukuran fisik dan pendingin yang
berbeda.
2. Pendingin trafo pemakaian sendiri
Pendingin trafo pemakaian sendiri
adalah menggunakan ONAN (Oil
Natural Air Natural), yaitu inti
trafo dan lilitan trafo di dinginkan
oleh minyak secara alami ( minyak
tidak di pompa ), sedagkan minyak
itu sendiri didinginkan oleh udara
secara alami ( udara bersirkulasi
secara alami tanpa di hembuskan
oleh fan ). Minyak pendingin
didinginkan oleh udara melalui
pendingin elemen. Pendingin
elemen ini tersusun dari lembaranlembaran logam.
3. Proteksi trafo pemakaian sendiri

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Pengertian Pemakaian Sendiri
Pemakaian sendiri pembangkit adalah,
daya yang di pakai oleh pembangkit listrik
dari daya yang di bangkitkannya. Setiap
pusat listrik memerlukan listrik untuk
pemakaian (di dalam pusat listrik) sendiri,
yaitu untuk :
a. Lampu penerangan
b. Penyejuk udara
c. Menjalankan alat-alat bantu unit
pembangkit, seperti : pompa air
pendingin,
pompa
minyak
pelumas, pompa transfer bahan
bakar minyak, mesin pengangkat
dan lain-lain.
d. Alat-alat dan mesin perbengkelan
yang
merupakan
pendukung
pemeliharaan dan perbaikan pusat
listrik.
e. Pengisian
batrai
aki
yang
merupakan sumber arus searah
bagi pusat listrik.
Pada unit pembngkit besar, setiap
unit pembangkit mempunyai transformaor
pemakaian sendiri (Tr PS) yang dipasok
langsung dari generator (G). Tetapi pada
saat start, generator (G) belum berputar
sehingga belum menghasilkan tegangan.
Sedangkan pada saat itu sudah di perlukan
daya untuk menjalankan alat-alat bantu,
maka daya terlebih dahulu diambil dari
transformator pemakaian sendiri bersama.
Besarnya
yang
diperlukan
untuk

Sistem proteksi pada trafo


pemakaian sendiri adalah sma
halnya dengan proteksi pada trafo
utama.
4. Oprasi trafo pemakaian sendiri
Trafo pemakian sendiri berkerja
secara terus menerus setiap hari,
9

walaupun generator unit sedang


tidak oprasi.

5. Pemeliharaan
Untuk menjaga keandalan dan keiapan,
trafo pemakaian sendiri juga dilakukan
pemeliharaan secara berkala .
Trafo pemakaian sendri yang
digunakan pada generator unit tiga
kamojang ada dua yaitu Trafo T32 yang
menurunkan tegangan dari 11,8KV
menjadi 6,3KV dengan hubungan delta
star. Trafo ini akan menyuplai ke motormotor 6,3 KV.

3.3. Persiapan Penyediaan Untuk Star


up Unit 3 Dari Jaringan

Gamabar 13 Single Line Diagram PS


Persiapan penyediaan star up unit
3 berasal dari jaringan, yang tegangan nya
di turunkan dari 150 kv menjadi 6.3 kv
oleh trafo T8. Trafo star up unit T8 masuk,
breaker 532U3c masuk kemudian breaker
52U3C dimasukan ke bus pemakaian
sendiri unit 6,3 kv untuk memutar motor
bantu yaitu Main Cooling water (MCWP)
A, setelah beban berputar lebih dari 50%
(25 Mw), trafo T32 dimasukan (trafo ps)
dan breaker 532UC dan 52U3C akan lepas
secara otomatis.

Gambar 11 Trafo PS T32

3.4. motor induksi 3 phasa


Pada motor-motor bantu, baik pada
switchboard 6.3 KV maupun switchboard
380 V menggunakan motor- motor induksi
3 phasa. Motor induksi tiga fasa
merupakan jenis motor yang paling
banyak digunakan pada perindustrian,
motor inilah yang akan digunakan untuk
memutar beban yang ada diperindustrian.

Gambar 12 Trafo PS T3.

10

Motor induksi tiga fasa keluaran


besarannya
berupa
torsi
untuk
menggerakkan beban.
Motor induksi tiga fasa yang
mempunyai efisiensi tinggi biasanya
memiliki tahanan rotor yang kecil.
Akibatnya motor ini akan menghasilkan
torsi awal yang kecil dan menarik arus
awal yang besar.
Pada
umumnya
mesin-mesin
penggerak yang digunakan di Industri
mempunyai daya keluaran lebih besar dari
1 HP dan menggunakan motor Induksi
Tiga Fasa. Begitu juga dengan motor
induksi yang digunakan sebagai mesin
pompa untuk memompakan air kondensat
ke cooling tower di PT. Indonesia Power
UBP Kamojang. Adapun kelebihan dan
kekurangan
motor
induksi
bila
dibandingkan
dengan
jenis
motor
lainnya,adalah :
Kelebihan Motor Induksi
Mempunyai
konstruksi
yang
sederhana.
Relatif lebih murah harganya bila
dibandingkan dengan jenis motor
yang lainnya.
Menghasilkan
putaran
yang
konstan.
Mudah perawatannya.
Untuk
pengasutan
tidak
memerlukan motor lain sebagai
penggerak mula.
Tidak membutuhkan sikat-sikat,
sehingga rugi gesekan 11emp
dikurangi.

Gambar 14 Motor Induksi 3 Pasa


Celah udara antara stator dan rotor pada
motor yg berukuran kecil 0,25 mm 0,75
mm, sedangkan pada motor yang
berukuran besar 11emp mencapai 10 mm.
Celah udara yang besar ini disediakan
untuk
mengantisipasi
terjadinya
pelengkungan pada sumbu sebagai akibat
pembebanan. Tarikan pada pita (belt) atau
beban yang tergantung akan menyebabkan
sumbu motor melengkung.
PMT yang digunakan di PLTA
Ketenger Baturaden diantaranya yaitu
pemutus tenaga dengan menggunakan
media banyak minyak pada PMT 30 kV
Kopel dan media gas SF6 pada 30 kV dan
6.3 kV. Namun dalam pembahasan
laporan penulis hanya memfokuskan
pemutus tegangan (PMT) media gas SF6
6.3 kV unit 4 pada PLTA Ketenger berupa
proses pengambilan data dari pengukuran
tahanan isolasi PMT.

Kekurangan Motor Induksi


Putarannya sulit diatur.
Arus asut yang cukup tinggi,
berkisarantara 5 s/d 6 kali arus
nominal motor

3.4.1. Bagian-bagian Motor Induksi


Motor induksi tiga fasa memiliki dua
komponen dasar yaitu stator (bagian yang
diam) dan rotor (bagian yang berputar),
yang dipisahkan oleh celah udara yang
sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4
11

mm sampai 4 mm, dan membentuk


rangkaian 12emperat dimana fluksi
dihasilkan oleh aliran arus melalui
kumparan/belitan yang terletak didalam
kedua bagian tersebut.

terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar


dan rotor lilit.
3.4.2. Medan Putar

Stator

Gambar 15 penampang motor dan


stator

Ganbar 16 medan putar


Putaran motor pada mesin arus
bolak-balik ditimbulkan oleh adanya
medan putar (fluksi yang berputar) yang
dihasilkan dalam kumparan statornya.
Medan putar ini timbul bila kumparan
stator dihubungkan dengan sumber
tegangan tiga fasa.Hubungannya dapat
berupa hubungan bintang atau segitiga.
Pada
gambar
5.98,
diperlihatkan
bagaimana terjadinya medan putar pada
motor induksi tiga fasa.Perhatikan gambar
a s/d f!
Pada posisi pertama atau a, fluks
resultan mempunyai arah yang
sama dengan arah fluk yang
dihasilkan oleh kumparan a a.
Pada posisi kedua atau b, fluks
resultan mempunyai arah yang
sama dengan arah fluks yang
dihasilkan oleh kumparan c c.
Pada posisi ketiga atau c, fluks
resultannya mempunyai arah yang
sama dengan fluks yang dihasilkan
oleh kumparan b b.
Pada posisi keempat s/d keenam
terlihat fluks resultan yang terjadi
arahnya akan berlawanan dengan

Komponen stator adalah bagian


terluar dari motor yang merupakan bagian
yang diam dan mengalirkan arus phasa.
Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti
yang memiliki alur yang menjadi tempat
kumparan dililitkan yang berbentuk
silindris.Alur pada tumpukan laminasi inti
diisolasi dengan kertas (Gambar 4.4).Tiap
elemen laminasi inti dibentuk dari
lembaran
besi
(Gambar
4.3).Tiap
lembaran besi tersebut memiliki beberapa
alur dan beberapa lubang pengikat untuk
menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar
dalam alur yang disebut belitan phasa
dimana untuk motor tiga phasa, belitan
tersebut terpisah secara listrik sebesar
120. Kawat kumparan yang digunakan
terbuat dari tembaga yang dilapis dengan
isolasi tipis.Kemudian tumpukan inti dan
belitan stator diletakkan dalam cangkang
silindris (Gambar 4.5). Berikut ini contoh
lempengan laminasi inti, lempengan inti
yang telah disatukan, belitan stator yang
telah dilekatkan pada cangkang luar untuk
motor induksi tiga phasa.

Rotor

Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya


12

arah fluks sebelumnya pada


masing-masing kumparan.
3.4.3 Prinsip kerja motor induksi Tiga
Fasa
Prinsip kerja motor induksi
atau terjadinya putaran pada
motor, dijelaskan sebagaiberikut :
Bila kumparan stator diberi supla
tegangan tiga fasa, maka akan
terjadi medan putar dengan
kecepatan

3.5 Sistem Pemakaian sendiri energi


listrik PLTP unit 3 PT Indoesia
Power UBP
Kmaojang

Ns =

Medan putar stator tersebut akan


mengimbas penghantar yang ada
pada rotor, sehingga pada rotor
timbul tegangan induksi.
Tegangan yang terjadi pada rotor
menyebabkan timbulnya arus pada
penghantar rotor.
Selanjutnya arus di dalam medan
magnet menimbulkan gaya (F)
pada rotor.
Bila kopel mula yang dihasilkan
oleh gaya (F) pada rotor cukup
besar untuk menanggung kopel
beban, maka rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
Supaya timbul tegangan induksi
pada rotor, maka harus ada
perbedaan
13emperat
antara
kecepatan medan putar stator(Ns)
dengan kecepatan putar rotor (Nr).
Perbedaan kecepatan antara Nr
dengan Ns disebut Slip (S), dan
dinyatakan dengan persamaan
S=

Gambar 17 Single line diagram unit 3


Dapat kita lihat dalam gambar single
line di atas, pemakaian sendiri unit 3
terdiri dari dua bus yaitu, bus 6,3 kv dan
bus 380 v yang terdiri dari motor-motor
bantu dan semua motornya merupakan
motor induksi tiga fasa.

100%

Bila Nr = Ns tegangan tidak akan


terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar rotor,
sehingga tidak dihasilkan kopel.
Kopel pada motor akan terjadi bila
Nr lebih kecil dari Ns

3.5.1. Pemakaian Sendiri Bus 6.3 kv


1. Main cooling water pump (MCWP)
13

Perubahan dari fase uap menjadi


air pada kondensor disebut dengan istilah
kondensat, air hasil dari perubahan fase
ini suhunya 14emp mencapai 90 C. Air
bersuhu panas ini akan di dinginkan di
cooling tower (bangunan yang memiliki
cerobong di atasnya) untuk kemudian di
dinginkan menjadi 29 C. Pada proses
pendinginan ini memerlukan alat berupa
pompa untuk memompakan air ke cooling
tower, pompa ini disebut dengan MCWP (
Main Cooling Water Pump ).

untuk mentransfer 14emper dari putaran


motor menuju fluida yang dipompa
dengan jalan mengakselerasinya dari
tengah impeller ke luar sisi impeller.

a.1 Komponen Pompa


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Casing
Impeller
Shaft/Poros
Bearing/Bantalan
Kopling
Packing & Seal
Sistem Lubrikasi

Gambar 18 impeller
Desain impeller bergantung atas
kebutuhan tekanan, kecepatan aliran, serta
kesesuaian dengan sistemnya. Impeller
menjadi komponen yang paling utama
berpengaruh terhadap performa pompa.
Modifikasi desain impeller akan langsung
berpengaruh terhadap bentuk kurva
karakteristik pompa tersebut. Ada
berbagai macam desain impeller pompa
sentrifugal, antara lain tipe tertutup dan
terbuka, tipe single flow, tipe mix flow,
tipe radial, tipe non-clogging, tipe single
stage, dan tipe multi stage.
3. Poros (Shaft)

1. Casing
Komponen utama pertama dari pompa
sentrifugal adalah casing pompa. Casing
pompa sentrifugal didesain berbentuk
sebuah diffuser yang mengelilingi
impeller pompa. Diffuser ini lebih sering
dikenal sebagai volute casing. Sesuai
dengan fungsi diffuser, volute casing
berfungsi untuk menurunkan kecepatan
aliran (flow) fluida yang masuk ke dalam
pompa. Menuju sisi outlet pompa, volute
casing didesain membentuk corong yang
berfungsi
untuk
mengkonversikan
14emper 14empera menjadi tekanan
dengan jalan menurunkan kecepatan dan
menaikkan tekanan, hali ini juga
membantu menyeimbangkan tekanan
hidrolik pada shaft pompa.

Poros pompa adalah bagian yang


mentransmisikan putaran dari sumber
gerak, seperti motor listrik, ke pompa.
Yang perlu kita perhatikan adalah, pada
sebuah pompa sentrifugal yang bekerja di
titik efisiensi terbaiknya, maka gaya
bending porosnya akan secara sempurna
terdistribusikan ke seluruh bagian
impeller pompa.

2. Impeller
Impeller adalah bagian yang berputar
dari pompa sentrifugal, yang berfungsi

4. Bearing
14

Bearing pada pompa berfungsi untuk


menahan
(constrain)
posisi
rotor
15emperat terhadap stator sesuai dengan
jenis bearing yang digunakan. Bearing
yang digunakan pada pompa yaitu berupa
journal bearing yang berfungsi untuk
menahan gaya berat dan gaya-gaya yang
searah dengan gaya berat tersebut, serta
thrust bearing yang berfungsi untuk
menahan gaya aksial yang timbul pada
poros pompa 15emperat terhadap stator
pompa.

antara bagian pompa yang berputar


(poros) dengan stator. Sistem sealing yang
banyak digunakan pada pompa sentrifugal
adalah mechanical seal dan gland
packing.

Gambar 20 sistem packing


7. Sistem Lubrikasi
Sistem lubrikasi pada pompa berfungsi
untuk mengurangi koefisien gesek antara
dua permukaan yang bertemu sehingga
mengurangi resiko keausan. Lubrikasi
pada pompa terutama digunakan pada
bearing. Sistemnya dapat berupa lub oil
atau juga tipe greas tergantung dari desain
pompa itu sendiri.

Gambar 19 bearing
5. Kopling
Pada dasarnya kopling berfungsi untuk
menghubungkan dua shaft, dimana yang
satu adalah poros penggerak dan yang
lainnya adalah poros yang digerakkan.
Kopling yang digunakan pada pompa,
bergantung dari desain 15emper dan
pompa itu sendiri. Macam-macam kopling
yang digunakan pada pompa dapat berupa
kopling rigid, kopling fleksibel, grid
coupling, gear coupling, elastrometic
coupling, dan disc coupling.

a.2 Prinsip Kerja


Dua buah coling water pump
berfungsi untuk memindahkan air panas
dari 15emperatu dan memompakannya ke
cooling tower. Pompa di start dan di stop
dengan saklar 15empera pada TCP. Pompa
memerlukan suplai air pendingin untuk
seals, apabila pompa di start, maka secara
otomatis CWP valve akan mengalirkan air
ke seals dari Inter Coolar Primary supply,
kemudian katup akan menutup dan air dari
pelepasan pompa akan mengitari seals.
Flow switches akan mendeteksi alarm air
dari seals cooling water pump dan pompa

6. Sistem Packing
Sistem packing pada pompa adalah
untuk mengontrol kebocoran fluida yang
mungkin terjadi pada sisi perbatasan
15

akan trip jika aliran air terlalu rendah.


Pada saat mengalirkan air, pompapompa tersebut harus mempunyai aliran
yang kecil, oleh karena itu dipasanglah
Recirculating Valve. Katup-katup lain
akan terbuka kecuali jika cooling water
valve terbuka, dengan demikian bagian
sirkulasi akan selalu terpelihara. Kedua
buah motor yang digunakan sebagai CWP
adalah interlock, dengan rangkaian
proteksi yang mendeteksi berbagai
gangguan berupa 16emperature tinggi dari
bearing, excessive vibration, kegagalan
motor karena gangguan listrik ( over
current dan under voltage ) dan level air
kondensor
apabila
terlalu
rendah.
Berbagai gangguan akan terdeteksi oleh
masing-masing relay yang secara otomatis
akan menghentikan pompa.

Gambar 21 MCWP A&B unit 3

3.5.2 Pemakaian sendiri bus 380 v


1.
jacking oil pump
Motor bantu ini berfungsi untuk
mengangkat rotor pada generator agar
tidak bergesekan dengan stator.

16

Gambar 22 jacking oil pump


Spesifikasi
S
2. Bearing gear
Motor bantu ini berfungsi pada start
awal generator yaitu sebagai balencing ,
ketika bearing gear sudah berputar lebih
dari 3 rpm maka motor ini akan lepas
sendiri.

11 kW

4P

RULE IEC

34-1

INS CLASS

RATING

CONT

AMB TEMP

40 C

TEMP

RISE 70 deg

LIMIT
SHIELD BALL
Gambar 23 bearing gear

BEARING

6313 ZZ
6213

3. Auxilary oil pump


Motor ini berfungsi untuk menghisap oil
dari main oil tank.

17

Gambar 25 Ct. Wetting pump


Gambar 24 aux.oil pump

Gambar 26 alat penyemprot


5. Gas disc valve
Motor
ini
berfungsi
untuk
pengereman FCT (Fan Cooling Tower)
bila telah beputar lebih dari 990 rpm.

4. Ct.wetting pump
Motor ini berfungsi untuk
membasahi stuktur kayu pada cooling
tower. Motor ini biasanya digunakan pada
musim kemarau. Air akan di hisap ke atas
oleh ct wetting pump, kemudaian d
sebrotkan pada struktur kayu.

Gambar 27 gas disc valve


6. Secondary pump A dan B
Motor secondary berfungsi
untuk mendinginkan generator cooler
18

dan lobe oil cooler dan cooler


kompresor dengan air tawar.

pump
berfungsi
untuk
mendinginginkan
air
pendingin
secondary
dan
mendingingkan
interkondensor dan aftercondenser.

Gambar 28 motor primary A&B


Gambar 29 motor primary A&B

7. Primary pump A dan B


Motor

primary

intercooler
19

8. Fan Cooling Tower

3.6 Konsumsi Daya Pada Motormotor Pemakaian Sendiri Unit 3

Fan cooling tower berfungsi


untuk menghisap uap yang berasal dari
air kondensat yang terkumpul di
kondensor (Hot Well). Udara berpindah
20empe satu atau beberapa kipas yang
digerakan
secra
mekanik
dan
menghisap uap yang terkmpul di daam
Cooling Tower ke udara bebas. Fan
coolin tower mengkondisikan air
limbah temperature 45 menjadi 27
derajat celcius.

a. main cooling water pump


Daya yang digunakan oleh motor ini
adalah 800 kw, sementara terdapat dua
main cooling water pump, sehingga
daya yang di konsumsi adalah 1600
kw.
b. Jacking oil pump
Daya yang digunakan oleh motor
jacking oil pump adalah 11 kw.
c. Bearing gear
Daya yang digunakan oleh motor ini
adalah 5.5 kw.
d. Aux.oil pump
Daya yang digunakan oleh motor
aux.oil pump adalah 75 kw.
e. Ct wetting pump
Daya yang di konsumsi motor ini
adalah 30 kw.

f. Gas disc valve


Motor ini berjumalah 5 buah dengan
konsumsi daya masing-masing adalah
0.1 kw, jadi konsumsi daya yang
digunakan adalah 0.5 kw.
g. Secondry pump
Terdapat dua buah motor secondary
pump, yang masing-masing daya
yang di butuhkan adalah sama, yaitu
55 kw. Motor ini tidak berkerja duaduanya teteapi hanya salah satunya
saja yang berkerja.

Gambar 30 fan cooling tower

h. Primary pump
Seperti halnya motor secondary,
motor primary pun terdiri dari dua
motor, daya yang di butuhkan oleh
motor ini adalah 85 kw.
Motor ini juga tidak berkerja duaduanya, tetapi hanya salah satu saja
yang berkerja.

20

i. Cooling tower fan

kerusakan tanpa membongkar bagianbagian yang sebenarnya tidak rusak.


5. Dengan kegiatan kerja praktik,
mahasiswa dapat membandingkan antara
apa yang diperoleh di perkuliahan dan di
lapangan, bahwa masih banyak yang harus
dikuasai untuk mengatasi permasalahan
yang ada di lapangan.
6.
Pemakaian sendiri pembangkit
adalah, daya yang di pakai oleh
pembangkit listrik dari daya yang di
bangkitkannya.
7.
Pemakaian sendiri pada generator
unit 3 adalah daya yang di pakai oleh
motor-motor bantu yang terdapat pada bus
6.8 kv dan 380 v dari daya yang
dibangkitkan oleh generator unit 3.
1.2 Saran
1. Pembahasan kerja praktek ini terlalu
umum, mungkin kedepan bila ada yang
berminat lebih baik fokus ke satu motor,
agar bisa membahas lebuh detail, tidak
hanya fungsi-fungdinya saja.

Terdapat 5 motor CT fan, yang


masing-masing
daya
yang
di
butuhkan adalah 50 kW, maka total
yang di butuhkan aalah 250 kW
Jadi dengan data yang kita
peroleh diatas kita bisa menghitung
daya keseluruhan yang dipakai oleh
motor-motor pemakaian sendiri pada
unit 3. Besar daya yang di pakai
adalah 2.112 kW atau 2.112 MW,
sementara daya yang dibagkitkan oleh
generator unit 3 adalah 55 MW, maka
daya yang digunakan hanya 3.84%
dari daya yang dibangkitkan.

BAB IV PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Dari hasli pengamatan dapat ditarik
kesimpilan sebagai berikut :
1. Tenaga panas bumi (geothermal energy)
merupakan suatu jenis sumber daya alam
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
pembangkit tenaga listrik, sama halnya
dengan air, minyak bumi, gas alam, dan
batubara.
2. PLTP sesungguhnya PLTU, hanya saja
uap yang didapat berasal dari perut bumi.
Oleh karena itu, PLTP umumnya terletak
di pegunungan dan dekat dengan gunung
berapi.
3. Kandungan H2S tinggi yang
terkandung
dalam
uap
dapat
mengakibatkan pipa, turbin dan peralatanperalatan yang terbuat dari logam menjadi
mudah korosi.

BAB V DAFTAR PUSTAKA


Tobing, Bonggas. 2003 . Peralatan
Tegangan Tinggi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama..
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan
Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.
Muslim, Supari. 2008. Teknik Pembangkit
Tenaga Listrik . Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan
PT PLN. 1993. Buku Petunjuk Operasi &
motor. Jakarta
:
PT PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa
Bagian Barat.
diakses pada tanggal 29 Agustus 2013
Pukul 09.00 WIB

4. Pada saat kerja di lapangan,


pengetahuan materi (knowledge) dan
keterampilan (skill) sangat penting dan
harus dikuasai oleh praktikan, sehingga
dapat
dengan
cepat
menganalisis

"http://sibueasciencenuclear.blogspot
.com/favicon.ico"prinsip - kerja
PLTP.html

21

22

Anda mungkin juga menyukai