Anda di halaman 1dari 65

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta

SOSIALISASI
Tentang Pelaksanaan Penilaian
Prestasi Kerja Periode I dan
Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Periode II Tahun 2021
Reformasi Manajemen Kinerja PNS

PP 10/1952 UU No 8/1974 UU No 43/1999 UU No 5/2014


Daftar Pernyataan Tentang Pokok-Pokok Tentang Perubahan Atas Tentang Aparatur Sipil Negara
Kecakapan Pegawai Kepegawaian Undang-Undang Nomor 8
Negeri Tahun 1974 tentang Pokok- PP 30/2019
Pokok Kepegawaian Penilaian Kinerja PNS
PP 10/1979 Sasaran Kinerja Pegawai
Penilaian Pelaksanaan PP 46/2011
Pekerjaan PNS Penilaian Prestasi Kerja
PNS PERMENPANRB 8/2021
Sistem Manajemen Kinerja
Sasaran Kerja Pegawai
PNS

PERKA BKN NO 1/2013


Ketentuan Pelaksanaan PP
46 /2011 Tentang Penilaian
Prestasi Kerja
Penilaian Prestasi Kerja PNS Periode I terhitung mulai
bulan Januari s.d Juni tahun 2021 melalui Sistem
Informasi Manajemen Pegawai pada laman
https://pegawai.jakarta.go.id

Melakukan pengukuran capaian SKP (terhadap indikator kinerja pada


kegiatan tugas jabatan dan tugas tambahan) per tanggal 30 Juni 2021

Pejabat Penilai memberikan nilai kualitas terhadap pengukuran


capaian kinerja dan melakukan penilaian perilaku

Nilai Prestasi Kerja PNS = nilai capaian SKP (bobot 60%) + nilai
perilaku kerja nilai (bobot 40%).

Dilaksanakan paling lambat akhir bulan Desember Tahun 2021.

PPK Periode I Pegawai Tugas Belajar (PTB) disusun pada bulan


Desember 2021
Penyusunan SKP sesuai PermenpanRB Nomor
8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen
Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) PNS Periode II Penyusunan SKP dengan mempertimbangkan
sisa target indikator kinerja SKP Periode I
terhitung mulai bulan Juli s.d
Desember tahun 2021 secara Dilaksanakan paling lambat akhir bulan
Desember Tahun 2021
manual
Dikecualikan bagi pegawai yang:
Diberhentikan sementara,
Cuti di luar tanggungan negara,
Mengambil masa persiapan pensiun,
Diangkat menjadi pejabat negara atau
pimpinan / anggota Lembaga non struktural,
Melaksanakan tugas belajar di dalam
maupun di luar negeri
Dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola
Kepegawaian (PPK) pada unit kerja masing-
masing

PPK Unit Kerja dapat menyampaikan kendala


yang tidak dapat diselesaikan kepada PPK
Perangkat Daerah/Biro secara berjenjang

PPK Perangkat Daerah/Biro dapat berkoordinasi


Penyelesaian dengan UKPD terkait, sebagai berikut:
Bidang Perencanaan dan Pembangunan Tahunan
Kendala Teknis BAPPEDA terkait Indikator Kinerja Perkin
Bidang Perencanaan Strategis dan Pendanaan
Pembangunan BAPPEDA terkait target rencana aksi
KSD;
BKD terkait Indikator Kinerja tugas pokok dan fungsi
JPT, JA dan JF di lingkup Provinsi;
Bidang Pengendalian BKD dan Suban Kepegawaian
Kota terkait Indikator Kinerja tugas pokok dan fungsi
JPT, JA dan JF di lingkup Provinsi dan Kota
Administrasi.
Penginputan Pengukuran SKP Periode I

Penginputan pengukuran SKP periode I dilakukan di SIMPEG


beralamat pada https://pegawai.jakarta.go.id
User : NRK
Password : (menyesuaikan)

Sebagai latihan https://pegawaidev.jakarta.go.id


User : NRK
Password : 222222

Tampilan Pengukuran SKP Periode I


(Januari – Juni 2021)
Tampilan Pengukuran SKP Periode I
(Januari – Juni 2021)
Tampilan Pengukuran SKP Periode I
(Januari – Juni 2021)
(Dilakukan di Akun Pejabat Penilai)

LAMPIRAN
Periode SKP adalah Juli s.d.
Perencanaan kinerja Desember Tahun 2021
Periode Juli s.d. sehingga perencanaan
kinerja yang akan
Desember 2021 dituangkan pada SKP adalah
menggunakan model rencana kinerja yang target
inisiasi/model dasar. penyelesaiannya berada

dalam rentang waktu
tersebut.
Alur Penutupan SKP Periode I (Januari – Juni 2021)
Penutupan SKP Periode I dilakukan pada Sistem Informasi Manajemen Pegawai (https:pegawai.jakarta.go.id)

Revisi :
Input Pengukuran 1. Target
Menu SKP Juni 2021 Pengukuran SKP
2. Waktu
Tambahan 3. Pengisian Realisasi

Mengisi Nilai
Penilaian Prestasi Kualitas dan
Kinerja (PPK) Perilaku pada Akun
Pejabat Penilai
Perencanaan Kinerja Individu (Penyusunan SKP)

Pembuatan Rencana
Dialog Kinerja Matriks Peran - Hasil SKP

Peran – hasil individu


(anggota tim) berdasarkan
Atasan (JPT) dan bawahan
penyelarasan kinerja ketua Matriks peran - hasil
(Ketua Tim beserta
anggota) melaksanakan Tim dituangkan dalam
yang sudah direview
dialog kinerja guna matriks peran - hasil.
akan dijadikan rencana
menentukan strategi
pencapaian kinerja SKP.
(melakukan penyelarasan Matriks peran - hasil wajib
dengan 2 metode). direview oleh Tim Pengelola
Kinerja
TAHAPAN
PENYUSUNAN
SKP
untuk JPT dan
Pimpinan Unit
Kerja Mandiri
JENIS-JENIS KINERJA
PERBEDAAN
PENCAPAIAN (HASIL
KERJA), AKTIVITAS, dan
KATEGORI PEKERJAAN

Rencana kinerja pada SKP


harus dituliskan dalam
bahasa pencapaian (hasil
kerja) bukan aktivitas
maupun kategori
pekerjaan

STRATEGI PENYELARASAN KINERJA JPT -> JA DAN JF


Akan direviu oleh


Pejabat Pengelola Kinerja
CONTOH CASCADING DIRECT DAN NON DIRECT CASCADING
ASPEK INDIKATOR

Untuk membangun indikator Kinerja individu (IKI) pada setiap rencana Kinerja, terlebih dahulu ditentukan
aspek indikator yang tepat untuk mengukur suatu rencana Kinerja. Aspek indikator bagi pejabat
administrasi dan pejabat fungsional meliputi:
1. Kuantitas
Jumlah/ banyaknya keluaran (output) dan/atau manfaat (outcome) yang harus ada dalam setiap
target Kinerja.
2. Kualitas
Mutu keluaran dan/atau mutu manfaat dan tidak selalu harus ada dalam target Kinerja, disesuaikan
jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan.
3. Waktu
Standar waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dan tidak selalu harus ada dalam target
Kinerja, disesuaikan jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan
4. Biaya
Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan dan tidak selalu harus ada dalam target Kinerja,
disesuaikan jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan.
Pedoman dan Format Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) JPT

Format SKP JPT


Panduan Pengisian SKP JPT
1 Nama Instansi (Nama Nomenklatur Perangkat Daerah/Unit Kerja pada Perangkat
Daerah)

2 Data pegawai yang dinilai (Nama, NIP, Pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi) ;

3 Data Pejabat Penilai Kinerja (Nama, NIP, Pangkat/gol ruang, Jabatan dan instansi
atasan langsung baik pejabat definitif/pelaksana tugas) ;

4 Rencana Kinerja Utama

5 Kinerja Tambahan

6 Tempat, tanggal bulan tahun diisi: Jakarta, 1 Juli 2021.


Matriks Pembagian Peran dan Hasil
Disusun berdasarkan dialog Kinerja yang melibatkan seluruh pegawai
Sebuah tabel yang di tim kerja
mengidentifikasi peran
setiap anggota tim Metode direct cascading memiliki deskripsi sasaran dan indikator
kerja untuk Kinerja unit kerja yang jelas dan dapat dibagi berdasarkan aspek,
mendukung wilayah, dan/atau beban target kuantitatif
pencapaian tim kerja
dan menghindari Metode non-direct cascading digunakan untuk deskripsi sasaran dan
tumpang tindih indikator Kinerja unit kerja yang memerlukan strategi-strategi untuk
mencapainya dengan menggunakan pendekatan Produk / Layanan
kinerja, serta harus dan/atau pendekatan output antara (output milestone)
dinyatakan dalam
bahasa pencapaian Jika tim kerja melibatkan pegawai BLUD, PPPK serta pegawai dari unit kerja
(hasil) lain (unit pejabat pimpinan tinggi yang berbeda), maka peran dari pegawai
tersebut juga harus terekam dalam matriks pembagian peran dan hasil.

Catatan : Peran pegawai dalam Matriks Pembagian Peran dan Hasil akan menjadi Rencana Kinerja
pegawai dalam SKP
Tahapan Matriks Pembagian Peran dan Hasil

Tuliskan intermediate outcome / produk Daftar setiap anggota tim kerja atau
1 / layanan tim kerja di baris paling atas 2 setiap pekerjaan posisikan ke bawah
kolom kiri matriks.
tabel.

Untuk setiap sel tabel, ajukan pertanyaan ini : Setelah mengetahui peran individu tuliskan

3 4
Apa yang hatus dihasilkan atau dilakukan oleh pencapaian/hasil kerja yang
anggota unit untuk mendukung suatu produk menggambarkan ekspektasi atas kinerja
atau layanan? dimaksud.

Pencapaian dari peran individu akan

5 menjadi rencana kinerja di dalam SKP


Pegawai.
Contoh Matriks Pembagian Peran Dan Hasil Dari JPT
Pratama Ke Ketua Tim/JF Non Ketua Tim Di Bawah JPT
Rencana Kinerja
Diisi dengan Intermediate
outcome/Produk/Layanan yang
harus dihasilkan berdasarkan
strategi dalam dialog kinerja
(Direct/Non-direct) dalam rangka
mencapai IKI

N/A
Dalam hal Ketua tim tidak memiliki
intermediate
outcome/produk/layanan yang
harus dihasilkan untuk
mengintervensi IKI
Tulislah setiap Rencana Kinerja JPT Pratama
Pembagian Peran dari JPT Pratama ke 01 pada baris paling atas tabel
Ketua Tim Kerja/JF non ketua Tim yang
berada dibawah JPT Pratama Tulislah setiap Indikator Kinerja Individu (IKI) JPT
02 Pratama pada baris dibawahnya

Tulislah setiap nama dan jabatan ketua tim kerja


03 dan/atau JF yang berada langsung dibawah JPT
Pratama dan bukan ketua tim kerja

JPT Pratama melakukan dialog kinerja guna


menentukan strategi/pembagian peran-hasil
04 Ketua Tim Kerja/JF dibawah JPT Pratama yang
mengintervensi setiap Indikator Kinerja JPT
Pratama

Dialog kinerja dapat berupa pencarian jawaban


05 atas apa yang harus dilakukan dan dihasilkan
05 oleh ketua tim untuk mendukung IKI JPT
Pratama
Contoh Matriks Pembagian Peran Dan Hasil Dari Tim
Kerja Ke Anggota Tim
Rencana Kinerja
Diisi dengan Intermediate
outcome/Produk/Layanan yang
harus dihasilkan
berdasarkan strategi dalam dialog
kinerja (Direct/Non-direct) dalam
rangka
mencapai Rencana Kinerja

N/A
Dalam hal Anggota tim tidak memiliki
intermediate
outcome/produk/layanan yang
harus dihasilkan untuk
mengintervensi Rencana Kinerja
Ketua Tim
Pembagian Peran dari Rencana
Kinerja Ketua Tim Kerja ke Anggota
Tim Kerja

Tulislah setiap nama dan jabatan anggota tim


01
Tulislah setiap Rencana Kinerja Ketua Tim 02 kerja dan/atau JF yang berada langsung
Kerja pada baris paling atas tabel dibawah ketua tim kerja

Ketua tim kerja melakukan dialog kinerja guna Dialog kinerja dapat berupa pencarian
03 menentukan strategi/pembagian peran-hasil 04 jawaban atas apa yang harus dilakukan dan
Anggota Tim Kerja/JF dibawah Ketua Tim Kerja dihasilkan oleh ketua tim untuk mendukung
yang mengintervensi setiap Rencana Kinerja Rencana Kinerja Ketua Tim Kerja
Ketua Tim Kerja.
TAHAPAN
PENYUSUNAN
SKP
untuk JA dan JF
Pedoman dan Format Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) JA

Format SKP JA
Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit Jabatan
Fungsional

Format Keterkaitan SKP dengan


Angka Kredit Jabatan Fungsional

Panduan Pengisian Format Keterkaitan SKP dengan


Angka Kredit Jabatan Fungsional
1.

2. 3.
Nama Instansi (Nama Data pegawai yang dinilai Data Pejabat Penilai Kinerja
Nomenklatur Perangkat (Nama, NIP, pangkat/gol (Nama, NIP, pangkat/gol
ruang, jabatan dan instansi
Daerah/Unit Kerja pada ruang, jabatan dan
atasan langsung baik pejabat
Perangkat Daerah). instansi). definitif/pelaksana tugas).

4. 5. 6.
Rencana Kinerja (Pegawai Butir kegiatan yang terkait Rencana kinerja, terdiri
dalam matriks peran dan hasil (Kegiatan tugas jabatan/butir dari beberapa butir
/sasaran kinerja pada kegiatan JF berdasarkan kegiatan yang terkait
dokumen Perjanjian Kinerja ketentuan yang berlaku yang
Pejabat Fungsional Tahun mendukung pencapaian target
2021). rencana kinerja).

7. 8. 9.
Output butir kegiatan Angka Kredit (Besaran angka Tempat, tanggal bulan tahun
(Satuan/output/hasil kerja butir kegiatan jabatan diisi Jakarta, paling lambat
kegiatan tugas jabatan/butir fungsional berdasarkan akhir bulan Juli 2021
kegiatan jabatan fungsional ketentuan yang berlaku).
berdasarkan ketentuan yang
berlaku).
Verifikasi Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit
Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional mengajukan


Format Rencana SKP dan
Keterkaitan SKP dengan Angka
Kredit Jabatan Fungsional kepada
Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional masing-masing

Pedoman Pengisian Verifikasi Keterkaitan SKP dengan


Angka Kredit Jabatan Fungsional

1. Nama Instansi (Nama Nomenklatur Perangkat Daerah/Unit Kerja pada Perangkat Daerah).

2. Data pegawai yang dinilai (Nama, NIP, pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi).

3. Data Pejabat Penilai Kinerja (Nama, NIP, pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi atasan langsung
baik pejabat definitif/pelaksana tugas).

4. Rencana Kinerja (Peran pegawai dalam matriks peran dan hasil /sasaran kinerja pada dokumen
Perjanjian Kinerja Pejabat Fungsional Tahun 2021).

5. Butir kegiatan yang terkait (Kegiatan tugas jabatan/butir kegiatan jabatan fungsional berdasarkan
ketentuan yang berlaku yang mendukung pencapaian target rencana kinerja).

6. Output butir kegiatan (Satuan/output/hasil kerja kegiatan tugas jabatan/butir kegiatan jabatan
fungsional berdasarkan ketentuan yang berlaku).
Pedoman Pengisian Verifikasi Keterkaitan SKP dengan
Angka Kredit Jabatan Fungsional

7. Angka Kredit (Besaran angka butir kegiatan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan yang
berlaku).

8. Verifikasi Tim Penilai Angka Kredit dilakukan dengan mencoret salah satu opsi terkait / tidak terkait

9. Verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 8) dilakukan dengan memeriksa keterkaitan


substansi (bukan keterkaitan kata atau kalimat) rencana Kinerja utama dengan tugas pokok
jabatan fungsional yang dijabarkan dalam butir kegiatan

10. Hasil verifikasi tim penilai angka kredit disampaikan kembali kepada pejabat fungsional untuk
ditindaklanjuti dalam penetapan SKP

11. Tempat, tanggal bulan tahun diisi tanggal bulan verifikasi


Tahapan Penilaian Sasaran Kinerja JPT
dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri

1 Menghitung capaian Indikator Kinerja Individu (IKI);

2 Menghitung nilai capaian IKI berdasarkan kategori capaian IKI;

3 Menghitung nilai tertimbang;

4 Menghitung nilai SKP.


Tahap 1 :
Menghitung Capaian Indikator
Kinerja Individu (IKI)
Kondisi Normal
Realisasi yang nominal/angkanya lebih besar daripada target
dikategorikan sebagai capaian yang melampaui target.
Contoh : Indeks RB, indeks kepuasan masyarakat

Kondisi Khusus
Realisasi yang nominal/angkanya lebih kecil dari target
dikategorikan sebagai capaian yang melampaui target
Contoh : Angka kematian ibu yang melahirkan, persentase kasus aktif
covid-19
Tahap 2 :
Menghitung Nilai Capaian Indikator Kinerja Individu (Nilai
Capaian IKI) Berdasarkan Kategori Capaian IKI
Setiap capaian IKI yang diperoleh dari tahap 1, dikelompokkan kedalam 5 kategori (Sangat
Baik, Baik, Cukup, Kurang, Sangat Kurang);

Setelah dikelompokkan berdasarkan kategori capaian IKI, dikonversi sesuai tabel sebagai
berikut;

Menghitung nilai capaian IKI dengan rumus sesuai kategori masing-masing;


Tahap 2 :
Menghitung Nilai Tertimbang

Nilai Tertimbang Capaian


Nilai Tertimbang Capaian
IKI Pada Rencana Kinerja
IKI Pada Rencana Kinerja
Utama
Tambahan

Berdasarkan perjanjian
Jika terdapat kinerja
Kinerja dengan
tambahan, maka diberikan
memperhatikan renstra Berupa rencana aksi / inisiatif
tambahan bobot diluar
dan RKT serta Pelaksanaan strategis
kinerja utama dengan
Direktif
ketentuan sesuai Permenpan
Bobot Total Min. 60 % Bobot Total Maks. 40 % 8/2021.
PyB dapat menetapkan bobot
kinerja tambahan dengan
ketentuan maks. 4 poin.
Tahap 4 :
Menghitung Nilai SKP
Tahapan Penilaian Sasaran Kinerja
untuk JA Dan JF

1 Menghitung capaian Indikator Kinerja Individu (IKI);

2 Menghitung nilai capaian IKI berdasarkan kategori capaian IKI;

3 Menghitung nilai tertimbang capaian rencana kinerja;

4 Menghitung nilai akhir SKP.


Tahap 1 :
Menghitung Capaian Indikator Kinerja Individu (IKI)

Contoh : Contoh :
Apabila suatu kinerja utama memiliki indikator dari aspek Apabila suatu kinerja utama memiliki indikator dari aspek
kuantitas adalah "Presentase penyelesaian pengaduan kuantitas adalah "Presentase penyelesaian pengaduan
masyarakat atas layanan PBG/IMG dan SLF" dengan target 80 - masyarakat atas layanan PBG/IMG dan SLF" dengan target 80 -
90% dan realisasi 92%, maka capaian IKI yang diperoleh adalah 90% dan realisasi 70%, maka capaian IKI yang diperoleh
: adalah :
Tahap 2 :
Menentukan Kategori dan Nilai Capaian Kinerja
Setiap capaian IKI dikelompokkan dalam 5 kategori Ketentuan kategori dan Nilai Capaian
capaian IKI yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Kinerja :
dan Sangat Kurang sesuai ketentuan tabel berikut ini
:

Dalam hal capaian IKI adalah 100% dan target yang


ditetapkan merupakan target maksimal yang dapat
dicapai untuk IKI tersebut, maka terhadap capaian
IKI tersebut dikategorikan "Sangat Baik".
Tahap 3 :
Menghitung Nilai Tertimbang

Nilai Tertimbang Pada Nilai Tertimbang Pada


Rencana Kinerja Utama Rencana Kinerja
Tambahan

Metode Metode
Direct Cascading Non-Direct Cascading Sama dengan penghitungan
Nilai capaian rencana kinerja Nilai capaian rencana Kinerja nilai tertimbang kinerja
yang diperoleh sesuai dengan utama (80%) tambahan pada JPT
nilai yang didapat dari tahap Nilai capaian rencana Kinerja
kedua atasan/ organisasi/ unit kerja
yang diintervensi (20%)
Tahap 4 :
Menghitung Nilai SKP
Penilaian Perilaku Kerja

Perilaku Kerja merujuk pada setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang dilakukan oleh
pegawai atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Langkah-langkah melakukan penilaian perilaku kerja :


1. Menentukan level perilaku kerja yang diperoleh berdasarkan pengamatan
Diatas standar : hasil penilaian perilaku kerja mencerminkan bahwa perilaku kerja pegawai berada
pada 1 (satu) level di atas standar/level perilaku kerja yang dipersyaratkan;
Sesuai standar: hasil penilaian perilaku kerja mencerminkan bahwa perilaku kerja pegawai berada
pada standar/level perilaku kerja yang dipersyaratkan;
Dibawah standar: hasil penilaian perilaku kerja mencerminkan bahwa perilaku kerja pegawai berada
pada 1 (satu) level di bawah standar/level perilaku kerja yang dipersyaratkan.
2. Mengkonversi level perilaku kerja yang diperoleh menjadi suatu nilai perilaku
Standar Perilaku Kerja dalam Jabatan
Level Perilaku Kerja yang Dipersyaratkan
Contoh :
Seorang pejabat pimpinan tinggi madya menilai
perilaku kerja pejabat pimpinan tinggi pratama pada
aspek orientasi pelayanan, aspek komitmen, aspek
inisiatif kerja, aspek kerjasama dan aspek
kepemimpinan.

Standar/level perilaku yang dipersyaratkan bagi


pejabat pimpinan tinggi pratama adalah 5 – 6. Maka
dalam penilaian perilaku akan diujikan kesesuaian
indicator perilaku kerja dari level 5 sampai dengan 7.
Berdasarkan hasil pengamatannya diperoleh aspek
perilaku kerja pada orientasi pelayanan sebagai
berikut :
Mengkonversi Level Perilaku Kerja yang
Diperoleh Menjadi Suatu Nilai Perilaku
Setelah didapatkan level perilaku kerja untuk setiap aspek perilaku kerja pegawai akan dilakukan
konversi level yang diperoleh menjadi suatu nilai dengan ketentuan yang berlaku bagi pejabat
pimpinan tinggi pratama yaitu menggunakan skala konversi sebagai berikut :
Formula Konversi Hasil Penilaian Perilaku
1. Jika level yang diperoleh dibawah standar perilaku kerja yang dipersyaratkan (level a - 1), maka :

2. Jika level yang diperoleh berada dalam range standar perilaku kerja yang dipersyaratkan, maka :

3. Jika level yang diperoleh diatas standar perilaku kerja yang dipersyaratkan (level b+1), maka :
Nilai Akhir Perilaku Kerja
Berdasarkan hasil konversi, maka pejabat Contoh :
pimpinan tinggi pratama tersebut
memperoleh nilai perilaku kerja sebagai
berikut :
Pengajuan Ide Baru
PENGAJUAN
GAGASAN KREATIF ASPEK PENILAIAN
Individu atau per kelompok
Perseorangan/perkelompok Orisinalitas
-> pemecahan masalah, Anggaran
perbaikan metode, dan Kemanfaatan
proses kerja -> memberikan
manfaat
REKOMENDASI
PENGAJUAN
Tim kerja -> pengelola
MEDIA PENGAJUAN LINGKUP
kinerja/tim pengelola kinerja
Sistem informasi Tim kerja/unit instansi -> PyB
elektronik kerja/instansi/daerah/ Daerah -> PyB di instansi
nasional daerah
Sistem informasi non
Nasional -> Menteri, pimpinan
elektronik lembaga
Pengajuan Ide Baru

PEJABAT YANG
MENETAPKAN
Tim kerja&unit Kerja -> PERIODE PENETAPAN PENETAPAN
Pimpinan Unit Kerja
Instansi Pusat -> Menteri/ Satu kali dalam tahun Penetapan dilakukan melalui
Pimpinan Lembaga penilaian kinerja dan dilakukan Surat Keputusan Pejabat yang
Instansi daerah -> Kepala pada Bulan November. berwenang
Daerah
Nasional -> Presiden
Perhitungan Ide Baru

Commercial properties
Ide baru diperhitungkan dalam penilaian Kinerja setelah ide baru tersebut mendapat penetapan bukan
ketika ide baru diajukan
Dalam hal telah dilakukan penetapan ide baru di lingkup tim kerja unit kerja/instansi, -> dapat diajukan
penetapan ide baru untuk lingkup yang lebih luas sepanjang diajukan pada periode penilaian Kinerja
yang berbeda.
Contoh :
Tahun 2021 Tazkia mengajukan ide baru yang bermanfaat di lingkup unit kerja dan ditetapkan November
2021. Tahun 2022 penggunaan ide baru diperluas menjadi level instansi dan diajukan kembali sebagai ide
baru untuk lingkup instansi pada 2022 dan ditetapkan pada November 2022 sebagai ide baru di level
instansi.
Ide baru yang telah ditetapkan diberikan nilai poin sesuai dengan lingkup penerapan dan
kemanfaatannya meliputi :

01
1. Lingkup tim kerja -> 2 poin
2. Lingkup unit kerja -> 3 poin
3. Lingkup instansi ->4 poin
4. Lingkup nasional -> 5 poin
Perhitungan Ide Baru

Commercial properties
Jika diajukan per kelompok nilai ide baru -> diberikan kepada masing masing anggota kelompok
secara utuh
Nilai/ poin ide baru yang telah ditetapkan kemudian dijumlahkan dengan hasil integrasi nilai SKP
dan nilai perilaku kerja untuk mendapatkan nilai Kinerja akhir dan predikat penilaian Kinerja
Masa berlaku :
1. lingkup tim kerja -> 1 periode penilaian Kinerja
2. lingkup unit kerja -> 1 periode penilaian Kinerja
3. lingkup instansi -> 2 periode penilaian Kinerja berturut turut
4. lingkup nasional ->2 periode penilaian Kinerja berturut turut
Jika lebih dari 1 ide baru -> hanya 1 ide baru yang diperhitungkan

01
Penilaian Kinerja Pada PNS yang
Mengajukan Perubahan SKP
Perubahan SKP dapat dilakukan apabila dalam tahun berjalan
terdapat kondisi tertentu yang mengakibatkan perencanaan
Kinerja memerlukan penyesuaian dalam perubahan :
Pemangku jabatan
Strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran
Prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam
proses pencapaian tujuan dan sasaran
Dikarenakan sakit dan cuti yang waktunya lebih dari 1 satu
bulan
Perubahan dikarenakan penugasan kedinasan lain dari
pimpinan unit kerja yang menyebabkan pegawai tidak dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya yang waktunya lebih dari
1 satu bulan meliputi pengembangan kompetensi dan/ atau
penugasan untuk mewakili institusi dan/ atau negara
Kondisi tertentu lainnya dengan persetujuan Menteri PANRB
Format Perubahan SKP JPT/Pimpinan UKM dan JA

Perubahan SKP JPT/ Pimpinan UKM Perubahan SKP JA


Format Perubahan SKP JF

Perubahan SKP JF
Contoh Penilaian dalam Perubahan SKP
Seorang pejabat pimpinan tinggi
pada tahun 2021 mengalami
perpindahan tugas dari Instansi A
ke Instansi B sebagai Kepala
Instansi di Daerah dengan data
hasil penilaian kinerja sebagai
berikut :

Total nilai kinerja yang diperoleh pegawai


tersebut dalam tahun 2020 adalah 97,93
dan termasuk dalam predikat penilaian
kinerja Baik ”.
Penilaian Kinerja Bagi PNS yang Tugas Belajar
Indikator nilai Indeks Prestasi setiap
Menggunakan dua indikator yaitu nilai
tahun akademik digunakan untuk
Indeks Prestasi dan ketepatan waktu
menilai Kinerja PNS selama masa

lulus pegawai

studi

Indikator nilai Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) dan indikator ketepatan waktu lulus


digunakan pada akhir masa studi.

Bagi universitas luar negeri yang tidak


mengeluarkan nilai prestasi akademik
berupa Indeks Prestasi , maka
penilaian Kinerja pegawai selama
melaksanakan tugas belajar dapat
Indikator ketepatan waktu kelulusan menggunakan Predikat Akademik

terbagi dalam 2 ( dua ) kategori, yaitu atau sebutan lain yang berlaku pada
Pegawai yang lulus tepat waktu dan universitas tersebut
Pegawai yang lulus tidak tepat waktu
Penilaian Kinerja Bagi PNS yang Tugas Belajar
Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar di dalam negeri, Indeks Prestasi dikonversi menjadi
predikat Kinerja dengan memperhatikan Akreditasi Universitas dan Akreditasi Program Studi
sebagai berikut tidak berlaku untuk universitas di luar negeri)

Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri, Indeks Prestasi dikonversi menjadi
predikat Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:
Penilaian Kinerja Bagi PNS yang Tugas Belajar
Pada akhir masa studi , ketentuan konversi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan ketepatan waktu lulus
menjadi predikat Kinerja pegawai dilakukan berdasarkan pembobotan . Bobot IPK adalah 60 dan bobot
ketepatan waktu lulus adalah 40 dari total bobot 100

Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajarnamun masih melaksanakan tugas jabatan di unit
kerja, maka penilaian Kinerja pegawai yang bersangkutan tetap berdasarkan penilaian Kinerja bukan
sebagai pegawai yang melaksanakan tugas belajar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai