SOSIALISASI
Tentang Pelaksanaan Penilaian
Prestasi Kerja Periode I dan
Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Periode II Tahun 2021
Reformasi Manajemen Kinerja PNS
Nilai Prestasi Kerja PNS = nilai capaian SKP (bobot 60%) + nilai
perilaku kerja nilai (bobot 40%).
LAMPIRAN
Periode SKP adalah Juli s.d.
Perencanaan kinerja Desember Tahun 2021
Periode Juli s.d. sehingga perencanaan
kinerja yang akan
Desember 2021 dituangkan pada SKP adalah
menggunakan model rencana kinerja yang target
inisiasi/model dasar. penyelesaiannya berada
dalam rentang waktu
tersebut.
Alur Penutupan SKP Periode I (Januari – Juni 2021)
Penutupan SKP Periode I dilakukan pada Sistem Informasi Manajemen Pegawai (https:pegawai.jakarta.go.id)
Revisi :
Input Pengukuran 1. Target
Menu SKP Juni 2021 Pengukuran SKP
2. Waktu
Tambahan 3. Pengisian Realisasi
Mengisi Nilai
Penilaian Prestasi Kualitas dan
Kinerja (PPK) Perilaku pada Akun
Pejabat Penilai
Perencanaan Kinerja Individu (Penyusunan SKP)
Pembuatan Rencana
Dialog Kinerja Matriks Peran - Hasil SKP
Untuk membangun indikator Kinerja individu (IKI) pada setiap rencana Kinerja, terlebih dahulu ditentukan
aspek indikator yang tepat untuk mengukur suatu rencana Kinerja. Aspek indikator bagi pejabat
administrasi dan pejabat fungsional meliputi:
1. Kuantitas
Jumlah/ banyaknya keluaran (output) dan/atau manfaat (outcome) yang harus ada dalam setiap
target Kinerja.
2. Kualitas
Mutu keluaran dan/atau mutu manfaat dan tidak selalu harus ada dalam target Kinerja, disesuaikan
jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan.
3. Waktu
Standar waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dan tidak selalu harus ada dalam target
Kinerja, disesuaikan jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan
4. Biaya
Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan dan tidak selalu harus ada dalam target Kinerja,
disesuaikan jenis dan karakteristik kegiatan yang dilaksanakan.
Pedoman dan Format Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) JPT
2 Data pegawai yang dinilai (Nama, NIP, Pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi) ;
3 Data Pejabat Penilai Kinerja (Nama, NIP, Pangkat/gol ruang, Jabatan dan instansi
atasan langsung baik pejabat definitif/pelaksana tugas) ;
5 Kinerja Tambahan
Catatan : Peran pegawai dalam Matriks Pembagian Peran dan Hasil akan menjadi Rencana Kinerja
pegawai dalam SKP
Tahapan Matriks Pembagian Peran dan Hasil
Tuliskan intermediate outcome / produk Daftar setiap anggota tim kerja atau
1 / layanan tim kerja di baris paling atas 2 setiap pekerjaan posisikan ke bawah
kolom kiri matriks.
tabel.
Untuk setiap sel tabel, ajukan pertanyaan ini : Setelah mengetahui peran individu tuliskan
3 4
Apa yang hatus dihasilkan atau dilakukan oleh pencapaian/hasil kerja yang
anggota unit untuk mendukung suatu produk menggambarkan ekspektasi atas kinerja
atau layanan? dimaksud.
N/A
Dalam hal Ketua tim tidak memiliki
intermediate
outcome/produk/layanan yang
harus dihasilkan untuk
mengintervensi IKI
Tulislah setiap Rencana Kinerja JPT Pratama
Pembagian Peran dari JPT Pratama ke 01 pada baris paling atas tabel
Ketua Tim Kerja/JF non ketua Tim yang
berada dibawah JPT Pratama Tulislah setiap Indikator Kinerja Individu (IKI) JPT
02 Pratama pada baris dibawahnya
N/A
Dalam hal Anggota tim tidak memiliki
intermediate
outcome/produk/layanan yang
harus dihasilkan untuk
mengintervensi Rencana Kinerja
Ketua Tim
Pembagian Peran dari Rencana
Kinerja Ketua Tim Kerja ke Anggota
Tim Kerja
Ketua tim kerja melakukan dialog kinerja guna Dialog kinerja dapat berupa pencarian
03 menentukan strategi/pembagian peran-hasil 04 jawaban atas apa yang harus dilakukan dan
Anggota Tim Kerja/JF dibawah Ketua Tim Kerja dihasilkan oleh ketua tim untuk mendukung
yang mengintervensi setiap Rencana Kinerja Rencana Kinerja Ketua Tim Kerja
Ketua Tim Kerja.
TAHAPAN
PENYUSUNAN
SKP
untuk JA dan JF
Pedoman dan Format Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) JA
Format SKP JA
Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit Jabatan
Fungsional
4. 5. 6.
Rencana Kinerja (Pegawai Butir kegiatan yang terkait Rencana kinerja, terdiri
dalam matriks peran dan hasil (Kegiatan tugas jabatan/butir dari beberapa butir
/sasaran kinerja pada kegiatan JF berdasarkan kegiatan yang terkait
dokumen Perjanjian Kinerja ketentuan yang berlaku yang
Pejabat Fungsional Tahun mendukung pencapaian target
2021). rencana kinerja).
7. 8. 9.
Output butir kegiatan Angka Kredit (Besaran angka Tempat, tanggal bulan tahun
(Satuan/output/hasil kerja butir kegiatan jabatan diisi Jakarta, paling lambat
kegiatan tugas jabatan/butir fungsional berdasarkan akhir bulan Juli 2021
kegiatan jabatan fungsional ketentuan yang berlaku).
berdasarkan ketentuan yang
berlaku).
Verifikasi Keterkaitan SKP dengan Angka Kredit
Jabatan Fungsional
1. Nama Instansi (Nama Nomenklatur Perangkat Daerah/Unit Kerja pada Perangkat Daerah).
2. Data pegawai yang dinilai (Nama, NIP, pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi).
3. Data Pejabat Penilai Kinerja (Nama, NIP, pangkat/gol ruang, jabatan dan instansi atasan langsung
baik pejabat definitif/pelaksana tugas).
4. Rencana Kinerja (Peran pegawai dalam matriks peran dan hasil /sasaran kinerja pada dokumen
Perjanjian Kinerja Pejabat Fungsional Tahun 2021).
5. Butir kegiatan yang terkait (Kegiatan tugas jabatan/butir kegiatan jabatan fungsional berdasarkan
ketentuan yang berlaku yang mendukung pencapaian target rencana kinerja).
6. Output butir kegiatan (Satuan/output/hasil kerja kegiatan tugas jabatan/butir kegiatan jabatan
fungsional berdasarkan ketentuan yang berlaku).
Pedoman Pengisian Verifikasi Keterkaitan SKP dengan
Angka Kredit Jabatan Fungsional
7. Angka Kredit (Besaran angka butir kegiatan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan yang
berlaku).
8. Verifikasi Tim Penilai Angka Kredit dilakukan dengan mencoret salah satu opsi terkait / tidak terkait
10. Hasil verifikasi tim penilai angka kredit disampaikan kembali kepada pejabat fungsional untuk
ditindaklanjuti dalam penetapan SKP
Kondisi Khusus
Realisasi yang nominal/angkanya lebih kecil dari target
dikategorikan sebagai capaian yang melampaui target
Contoh : Angka kematian ibu yang melahirkan, persentase kasus aktif
covid-19
Tahap 2 :
Menghitung Nilai Capaian Indikator Kinerja Individu (Nilai
Capaian IKI) Berdasarkan Kategori Capaian IKI
Setiap capaian IKI yang diperoleh dari tahap 1, dikelompokkan kedalam 5 kategori (Sangat
Baik, Baik, Cukup, Kurang, Sangat Kurang);
Setelah dikelompokkan berdasarkan kategori capaian IKI, dikonversi sesuai tabel sebagai
berikut;
Berdasarkan perjanjian
Jika terdapat kinerja
Kinerja dengan
tambahan, maka diberikan
memperhatikan renstra Berupa rencana aksi / inisiatif
tambahan bobot diluar
dan RKT serta Pelaksanaan strategis
kinerja utama dengan
Direktif
ketentuan sesuai Permenpan
Bobot Total Min. 60 % Bobot Total Maks. 40 % 8/2021.
PyB dapat menetapkan bobot
kinerja tambahan dengan
ketentuan maks. 4 poin.
Tahap 4 :
Menghitung Nilai SKP
Tahapan Penilaian Sasaran Kinerja
untuk JA Dan JF
Contoh : Contoh :
Apabila suatu kinerja utama memiliki indikator dari aspek Apabila suatu kinerja utama memiliki indikator dari aspek
kuantitas adalah "Presentase penyelesaian pengaduan kuantitas adalah "Presentase penyelesaian pengaduan
masyarakat atas layanan PBG/IMG dan SLF" dengan target 80 - masyarakat atas layanan PBG/IMG dan SLF" dengan target 80 -
90% dan realisasi 92%, maka capaian IKI yang diperoleh adalah 90% dan realisasi 70%, maka capaian IKI yang diperoleh
: adalah :
Tahap 2 :
Menentukan Kategori dan Nilai Capaian Kinerja
Setiap capaian IKI dikelompokkan dalam 5 kategori Ketentuan kategori dan Nilai Capaian
capaian IKI yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Kinerja :
dan Sangat Kurang sesuai ketentuan tabel berikut ini
:
Metode Metode
Direct Cascading Non-Direct Cascading Sama dengan penghitungan
Nilai capaian rencana kinerja Nilai capaian rencana Kinerja nilai tertimbang kinerja
yang diperoleh sesuai dengan utama (80%) tambahan pada JPT
nilai yang didapat dari tahap Nilai capaian rencana Kinerja
kedua atasan/ organisasi/ unit kerja
yang diintervensi (20%)
Tahap 4 :
Menghitung Nilai SKP
Penilaian Perilaku Kerja
Perilaku Kerja merujuk pada setiap tingkah laku, sikap, atau tindakan yang dilakukan oleh
pegawai atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Jika level yang diperoleh berada dalam range standar perilaku kerja yang dipersyaratkan, maka :
3. Jika level yang diperoleh diatas standar perilaku kerja yang dipersyaratkan (level b+1), maka :
Nilai Akhir Perilaku Kerja
Berdasarkan hasil konversi, maka pejabat Contoh :
pimpinan tinggi pratama tersebut
memperoleh nilai perilaku kerja sebagai
berikut :
Pengajuan Ide Baru
PENGAJUAN
GAGASAN KREATIF ASPEK PENILAIAN
Individu atau per kelompok
Perseorangan/perkelompok Orisinalitas
-> pemecahan masalah, Anggaran
perbaikan metode, dan Kemanfaatan
proses kerja -> memberikan
manfaat
REKOMENDASI
PENGAJUAN
Tim kerja -> pengelola
MEDIA PENGAJUAN LINGKUP
kinerja/tim pengelola kinerja
Sistem informasi Tim kerja/unit instansi -> PyB
elektronik kerja/instansi/daerah/ Daerah -> PyB di instansi
nasional daerah
Sistem informasi non
Nasional -> Menteri, pimpinan
elektronik lembaga
Pengajuan Ide Baru
PEJABAT YANG
MENETAPKAN
Tim kerja&unit Kerja -> PERIODE PENETAPAN PENETAPAN
Pimpinan Unit Kerja
Instansi Pusat -> Menteri/ Satu kali dalam tahun Penetapan dilakukan melalui
Pimpinan Lembaga penilaian kinerja dan dilakukan Surat Keputusan Pejabat yang
Instansi daerah -> Kepala pada Bulan November. berwenang
Daerah
Nasional -> Presiden
Perhitungan Ide Baru
Commercial properties
Ide baru diperhitungkan dalam penilaian Kinerja setelah ide baru tersebut mendapat penetapan bukan
ketika ide baru diajukan
Dalam hal telah dilakukan penetapan ide baru di lingkup tim kerja unit kerja/instansi, -> dapat diajukan
penetapan ide baru untuk lingkup yang lebih luas sepanjang diajukan pada periode penilaian Kinerja
yang berbeda.
Contoh :
Tahun 2021 Tazkia mengajukan ide baru yang bermanfaat di lingkup unit kerja dan ditetapkan November
2021. Tahun 2022 penggunaan ide baru diperluas menjadi level instansi dan diajukan kembali sebagai ide
baru untuk lingkup instansi pada 2022 dan ditetapkan pada November 2022 sebagai ide baru di level
instansi.
Ide baru yang telah ditetapkan diberikan nilai poin sesuai dengan lingkup penerapan dan
kemanfaatannya meliputi :
01
1. Lingkup tim kerja -> 2 poin
2. Lingkup unit kerja -> 3 poin
3. Lingkup instansi ->4 poin
4. Lingkup nasional -> 5 poin
Perhitungan Ide Baru
Commercial properties
Jika diajukan per kelompok nilai ide baru -> diberikan kepada masing masing anggota kelompok
secara utuh
Nilai/ poin ide baru yang telah ditetapkan kemudian dijumlahkan dengan hasil integrasi nilai SKP
dan nilai perilaku kerja untuk mendapatkan nilai Kinerja akhir dan predikat penilaian Kinerja
Masa berlaku :
1. lingkup tim kerja -> 1 periode penilaian Kinerja
2. lingkup unit kerja -> 1 periode penilaian Kinerja
3. lingkup instansi -> 2 periode penilaian Kinerja berturut turut
4. lingkup nasional ->2 periode penilaian Kinerja berturut turut
Jika lebih dari 1 ide baru -> hanya 1 ide baru yang diperhitungkan
01
Penilaian Kinerja Pada PNS yang
Mengajukan Perubahan SKP
Perubahan SKP dapat dilakukan apabila dalam tahun berjalan
terdapat kondisi tertentu yang mengakibatkan perencanaan
Kinerja memerlukan penyesuaian dalam perubahan :
Pemangku jabatan
Strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran
Prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam
proses pencapaian tujuan dan sasaran
Dikarenakan sakit dan cuti yang waktunya lebih dari 1 satu
bulan
Perubahan dikarenakan penugasan kedinasan lain dari
pimpinan unit kerja yang menyebabkan pegawai tidak dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya yang waktunya lebih dari
1 satu bulan meliputi pengembangan kompetensi dan/ atau
penugasan untuk mewakili institusi dan/ atau negara
Kondisi tertentu lainnya dengan persetujuan Menteri PANRB
Format Perubahan SKP JPT/Pimpinan UKM dan JA
Perubahan SKP JF
Contoh Penilaian dalam Perubahan SKP
Seorang pejabat pimpinan tinggi
pada tahun 2021 mengalami
perpindahan tugas dari Instansi A
ke Instansi B sebagai Kepala
Instansi di Daerah dengan data
hasil penilaian kinerja sebagai
berikut :
lulus pegawai
studi
terbagi dalam 2 ( dua ) kategori, yaitu atau sebutan lain yang berlaku pada
Pegawai yang lulus tepat waktu dan universitas tersebut
Pegawai yang lulus tidak tepat waktu
Penilaian Kinerja Bagi PNS yang Tugas Belajar
Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar di dalam negeri, Indeks Prestasi dikonversi menjadi
predikat Kinerja dengan memperhatikan Akreditasi Universitas dan Akreditasi Program Studi
sebagai berikut tidak berlaku untuk universitas di luar negeri)
Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri, Indeks Prestasi dikonversi menjadi
predikat Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:
Penilaian Kinerja Bagi PNS yang Tugas Belajar
Pada akhir masa studi , ketentuan konversi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan ketepatan waktu lulus
menjadi predikat Kinerja pegawai dilakukan berdasarkan pembobotan . Bobot IPK adalah 60 dan bobot
ketepatan waktu lulus adalah 40 dari total bobot 100
Bagi pegawai yang melaksanakan tugas belajarnamun masih melaksanakan tugas jabatan di unit
kerja, maka penilaian Kinerja pegawai yang bersangkutan tetap berdasarkan penilaian Kinerja bukan
sebagai pegawai yang melaksanakan tugas belajar.
TERIMA KASIH