Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SUMBER ENERGI KONVENSIONAL

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

DISUSUN OLEH:

MALIKURRAHIM
RAHMAD RAMADHAN SWARA
RUSLIN
ABDUL RAZAQ ZAHID FATAHILLAH
ALFAJRI NUR ABDILLAH
AMALIA FEBRYANA LATULLA
ANANTA DARA DINANTI
ANGGRENI PUTRI UTAMI
JOSLAN ASGAR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
SULAWESI TENGGARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi kinetik dari uap dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Di seluruh dunia, listrik sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga
uap. Angka persentasenya mencapai 86% dari seluruh pembangkit listrik yang
ada.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik
andalan dan menjadi kebutuhan utama bagi industri di dunia. Pembangkit listrik
tenaga uap merupakan sistem pembangkit dengan biaya operasional yang
tergolong murah karena fluida kerjanya menggunakan air. Pembangkit listrik
tenaga uap sendiri adalah pembangkit listrik yang menggunakan energy kinetic
dari uap air untuk menghasilkan energy listrik. PLTU menggunakan siklus
Rankine di daalam proses operasinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud PLTU?
2. Bagaimana prinsip kerja dari PLTU?
3. Apa saja bagian-bagian dari PLTU?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Agar dapat mengetahui pengertian dari PLTU
2. Agar dapat mengetahui bagaimana prinsip kerja dari PLTU
3. Agar dapat mengetahui bagian-bagian dari PLTU
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit
listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara
dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal

B. Prinsip Kerja PLTU

Gambar 2.1 Ilustrasi Prinsip Kerja PLTU

Prinsip kerja PLTU dimulai dari pengambilan air laut dengan


menggunakan pompa air laut. Proses pertama pengiolahan air adadlah dengan
disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran atau sampah yang
berukuran cukup besar. Setelah itu air di injeksikan dengan chlorine untuk
membuat biota laut tidak berkembang biak di tube condenser dan pipa line
CWP.
Setelah itu air menuju ke desalination plant. Di sini air lau diolah untuk
menghilangkan kadar garam air laut. Prosesnya adalah dengan memompakan air
laut untuk masuk kedalam vessel-vesel yang didalam terdapat membrane
semipermible. Pada proses ini molekul garam tidak dapat menembus membrane
semipermible sehingga yang mengalir hanyalah molekul air saja. Sehingga
setelah melewati proses ini air laut berubah menjadi air tawar dan ditampung
pada fresh water storage tank

Proses selanjutnya adalah menghilangkan mineral-mineral yang


terkandung di air tawar yang terjadi di WTP (Water Treatment Plant). Proses
yang terjadi di WTP adalah pengikatan ion-ion positif dan negative dari raw
water dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan bermuatan positif dan
negative, jadi ion positif akan terikat oleh resin bermuatan negative dan ion
negative yang terkandung di dalam air akan terikat oleh resin yang bermuatan
positif.
Hasil dari WTP adalah air bebas mineral yang ditampung di demin water
tank. Demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di
condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah air di
kondensat di condenser bila terjadi kekurangan. Selanjutnya air kondensat akan
dipompakan menggunakan condensate pump menuju low pressure heater (LP
heater) untuk pemasan awal. Media pemanasnya adalah uap ekstraksi yang di
ambil daru low pressure turbin.

Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di dalam pipa, dan uap
panas mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi kemudian
dialirkan menuju dearator untuk menuju proses penghilangan unsure oksigen
yang masih terkandung di dalam air pengisi. Di dalam dearator terjadi kontak
langsung antara air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed water
(direct contact). Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas
tersebut bergerak dengan cepat ke bagian atas dearator dan selanjutnya dibuang
ke atmosfer. Uap yang digunakan berasala dari ekstraksi uap LP turbin. Setelah
dearator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju HP heater
untuk memanaskan air pengisil Prinsip kerja dari HP heater sama dengan LP
heater , bedanya hanya pada uap ekstraksi yang digunakan dimana HP heater
menggunakan uap ekstraksi HP dan IP turbin. Air kemudian masuk ke
economizer untuk pemanasan akhir air sebelum masuk ke steam drum . Steam
drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air
pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap
basah. Prinsip kerjanya secara alami, maksudnya adalah air yang sudah menjadi
uap akan berada diatas dan yang masih berwujud air akan berada di bawah
steam drum. Uap akan langsung di alirkan ke superheater, sementara air akan
turun melewati water wall untuk diuapkan dan kemudian di alirkan ke
superheater.

Di superheater uap basah dari steam drum dan water wall akan
dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut ini
kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudut-sudut HP turbine.
Setelah digunakan di HP turbine uap akan mengalami ekspansi (tekanan dan
temperature uap turun). Uap dari HP akan kembali dipanaskan di boiler melalui
reheater . Di dalam reheater , uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan
lalu dialirkan ke IP turbine untuk memutar sudut IP turbine. Setelah digunakan
di IP turbine uap tidak dipanaskan lagi, tapi langsung dialirkan ke LP turbine
untuk memutar sudu – sudu LP turbine. Terakhir, uap yang keluar dari LP
turbine kemudian di alirkan di condenser untuk dikondensasikan menjadi air
pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan media tube – tube kecil yang
dialiri oleh air laut sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh CWP
(circulating water pump). Air kondensat ini kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler dengan proses yang sama.
C. Bagian-bagian PLTU
Sistem pembangkit tenaga listrik uap memiliki beberapa komponen utama dan
komponen pendukung, yaitu:

1. Boiler
Boiler atau penguap adalah alat yang berbentuk bejana tertutup yang digunakan
untuk menghasilkan uap. Uap dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
seperti batu bara. Didalam boiler terdapat dua system diantaranya adalah system
air dan system bahan bakar. Sistem air atau system uap terdiri dari katup yaitu
system air masuk (water inlet) dan system air keluar (steam-outlet). Sistem
water-inlet mengatur jumlah komposisi air yang masuk kemudian steam outlet
mengatur jumlah uap air yang keluar.
2. Turbin
Turbin uap merupakan komponen di dalam system PLTU yang mengubah
energy panas menjadi energy gerak. Uap air yang sebelumnya telah dipanaskan
oleh boiler menjadi bertekanan, tekanan itulah yang dimanfaatkan untuk
menggerakan turbin. Turbin memiliki baling-baling yang di desain untuk dapat
menerima tekanan uap air kemduian menghasilkan energy mekanik.
3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi sisa uap air yang telah melewati
turbin untuk diubah menjadi cair untuk disirkulasikan kembali ke dalam system.
Kondensor dibantu oleh cairan pendingin yang dalam proses kerjanya seperti air,
gas hydrogen dan lain sebagainya.
4. Generator
Generator adalah komponen yang membangkitkan energy listik dengan
mengubah energy mekanik. Generator yang digunakan dalam system
pembangki adalah generator arus bolak-balik dengan tegangan dan frekuensi
yang disesuaikan di setiap negaranya. Sebagai contohnya Jerman memiliki
spesifikasi tegangan 220V/60 Hz, dan Indonesia memiliki spesifikasi tegangan
220V/50 Hz.
5. Desalination Plant
Desalination Plant adalah komponen pendukung pembangkit listrik tenaga air,
fungsi utama dari bagian ini adalah mengubah air laut menjadi air tawar
menggunakan metode penyulingan. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan sifat
korosif dari air laut. Air hasil desalinasi kemudian digunakan sebagai air
pendingin kondensor.
6. Demineralizer
Demineralizer berfungsi untuk menghilangkan kandungan mineral di dalam air.
Sebagai fluida dalam sistem pembangkitan air disyaratkan untuk terbebas dari
mineral seperti besi dan sebagainya. Air yang mengandung mineral memiliki
tingkat konduktivitas yang tinggi sehingga berisiko menyebabkan kegagalan
sistem kelistrikan maupun korosi di dalam sistem fluida.
7. Chlorination Plant
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan senyawa kimia natrium hipochlorit
(NaOCl) yang difungsikan untuk memanipulasi kesadaran mikroorganisme laut.
Hal ini ditujukan untuk meminimalisir risiko perkembangbiakan
mikroorganisme di dalam saluran pipa.
8. Coal Handling Unit
Coal Handling Unit atau unit pengolahan batu bara adalah unit yang
bertanggung jawab atas distribusi batu bara di dalam pembangkit tenaga listrik
uap. Unit pengolahan batu bara bekerja mulai dari kedatangan batu bara,
penghancuran batu bara dan feeding batu bara ke dalam boiler.
9. Ash Handling Unit
Ash Handling Unit atau unit pengolahan abu merupakan unit yang bertanggung
jawab atas sisa bahan bakar hasil dari pembakaran. Didalam ash handling unit
terdapat komponen tambahan yaitu filter untuk memfiltrasi sisa abu pembakaran
sehingga tidak mencemari lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik
2. Prinsip kerja PLTU menggunakan siklrus Rankine di dalam proses
operasinya. Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah
panas menjadi kerja.
3. PLTU terdiri atas beberapa bagian diantaranya yaitu, boiler, turbin,
kondensor, generator, desalination plant, demineralizer, chlorination
plant, coal handling uni, ash handling unit.

Anda mungkin juga menyukai