Anda di halaman 1dari 112

BAB I

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU )

1.1 DEFINISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP


Pembangkit listrik tenaga uap adalah suatu sistem pembangkit thermal dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap
untuk menggerakkan poros sudu – sudu turbin. Pada prinsipnya pengertian memproduksi lisrik
dengan sistem tenaga uap adalah dengan mengambil energi panas yang terkandung di dalam
bahan bakar, untuk meproduksi uap kemudian dipindahkan kedalam turbin,kemudian turbine
tersebut akan merubah energi panas yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak
putar. Dari gerakan putar ini kemudian dikopel dengan generator yang akhirnya bisa
menghasilkan energi listrik. Khususnya untuk Tenaga Listrik Tenaga Uap bahwa energi panas
dalam bahan bakar tidak langsung diberikan ke turbin, akan tetapi terlebih dahulu diberikan ke
Steam Generator atau bisa disebut Boiler / Ketel Uap.

Uap yang dihasilkan oleh Boiler tekanan maupun temperaturnya cukup tinggi kemudian
baru dimasukkan ke turbin. Dari sedikit uraian diatas dapat kita ketahui bahwa dalam Pembangkit
Listrik Tenaga Uap ada 3 komponen utama yaitu :
 Boiler dengan alat bantunya.
 Turbin dengan alat bantunya.
 Alternator / Generator dengan alat bantunya.
Dari perpindahan energi-energi diatas proses yang terjadi dengan peralatan-peralatan yang
ada kaitannya dengan aliran, tekanan dan temperature yang tinggi serta proses-proses kimia yang
tidak bisa dihindarkan.
Karena material dari peralatan mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan
pola pengoperasian serta monitoring yang teliti dan hati-hati secara terus menerus sehingga
keandalan dan effisiensi dapat dipertahankan.

Operasi Pembangkit 1
Gambar 1.1 : Peralatan utama PLTU.
Peralatan utama PLTU terdiri atas :
1. Boiler ( ketel )
2. Turbin uap
3. Generator
4. Kondensor
5. Peralatan lainnya, meliputi pompa, pemanas air ( water heater ), Pipa – pipa, pemanas udara
( air heater ), Fan penghisap ( induced draft fan ),Fan penekan udara ( force draft fan ).
Pada instalasi pembangkit daya yang memanfaatkan uap bertekanan tinggi untuk
menggerakkan turbin uap, digunakan suatu acuan siklus kerja yang mejadi dasar dari
pengoperasian instalsi pembangkit tersebut. Siklus kerja yang digunakan pada instalasi
pembangkit pada PLTU adalah siklus Rankin (Rankin cycle), dimana air sebagi fluida kerja
dalam siklus akan digunakan sebagai mediator pembangkitan tenaga dengan memanfaatkan
perubahan fasa antara cairan dan uap melalui suatu proses perpindahan panas.

Operasi Pembangkit 2
Gambar 1.2 : Siklus Rankin pada PLTU.

Keterangan proses Siklus Rankine :


1 ~ 2 : Proses menaikkan tekanan air dengan Boiler Feed (BFP)
2 ~ 3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler, dipanaskan pada tekanan konstan
dengan sumber panas dari luar (pembakaran bahan bakar).
3 – 4 : Proses expansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, ditranfer ke generator)
4 – 1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur
konstan di Condensor
Fluida kerja yang berupa air (Feed Water) dipompa dengan Boiler Feed Pump (BFP) pada proses
antara titik 1 ~ 2 proses kompresi pada BFP tersebut berlangsung secara isentropic, selanjutnya
air dipanaskan melalui proses 2 ~ 3 yang berlangsung di boiler pada tekanan konstan (isobarik),
proses ini berakhir sampai titik 3 yaitu titik air telah sepenuhnya berubah fasa menjadi uap jenuh.
Kemudian uap diekspansikan melalui proses 3 ~ 4 yaitu uap jenuh bertekanan mendorong sudu-
sudu turbin sehingga menggerakkan poros turbin atau energi panas dari uap bertekanan tersebut
dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin. Proses ekspansi ini berakhir
pada titik 4 dimana sifat fluida tersebut mengalami penurunan temperatur tetapi masih berwujud
uap dengan tingkat kebasahan tertentu. Setelah itu dilanjutkan proses 4 ~ 1 yaitu fluida kerja
masuk condenser, pada proses ini uap dikondensasi sehingga uap tersebut berubah fasa air. Uap
tersebut terkondensasi saat kontak langsung dengan permukaan dinding kondensor yang telah

Operasi Pembangkit 3
didinginkan dengan air laut (Sea Water). Proses kondensasi pada condensor berakhir pada titik 1.
Fluida yang meninggalkan kondensor pada titik 1 tersebut kemudian dialirkan menuju boiler.

1.2 KOMPONEN UTAMA PLTU


Komponen utama PLTU terdiri atas :
1. Boiler : Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk steam berupa energi kerja
2. Turbin : suatu penggerak yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi
kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin
3. Generator : Suatu sistem yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik
4. Condensor : Sebuah alat yang digunakan untuk mendinginkan extraction steam yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi
5. Condensater pump : Memompa air kondensasi yang terkumpul pada Hot-well condensor ke
Deaerator untuk disirkulasikan kesistem.
6. Heater : Suatu pemanas yang berfungsi memanaskan air agar tidak terjadi perbedaan
temperature yang signifikan antara temperature air dalam boiler dengan temperature air
masuk dalam boiler.
7. Bioler feed pump : Pompa pengisi drum Boiler.

1.3 SISTEM OPERATIONAL PLTU

Operasi Pembangkit 4
Gambar 1.3 : Siklus Operasi PLTU Muara Karang

Gambar 1.4 : Diagram alur PLTU Paiton Unit 1 & 2.

 Siklus kerja PLTU Paiton :


1. Untuk siklus batu bara, pertama Batu bara dari “stock pile” lewat ban berjalan ( Conveyor)
Batubara tersebut harus digiling terlebih dahulu menjadi serbuk halus dengan specifikasi
tertentu sebelum masuk boiler. Penggilingan yang dilakukan oleh alat yang bernama
pulverizer ini penting agar batubara tersebut mudah terbakar.
2. Pembakaran yang sempurna harus memenuhi syarat “three angle fire” yaitu, bahan bakar
batubara, udara (O2) dan percikan api.
3. Udara ditiup dari fan ke boiler dengan mempergunakan sebuah “Force Draft” fan, atau
disingkat FD fan. Agar api tidak keluar dari boiler maka diusahakan agar ruang bakar
bertekanan sedikit dibawah tekanan atmosfir.
4. Kombinasi FD dan ID fan harus balance dari waktu ke waktu. Jika pengaturan
kesetimbangan ini gagal maka untuk alasan safety boiler harus dimatikan secepatnya.

Operasi Pembangkit 5
5. Untuk siklus air laut dimana air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar
dengan proses desalination.
6. Air distilate tersebut. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw
water tank.
7. Air dari raw water dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix
bed. Di dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat ion-ion positif
yang selanjutnya melewati resin kation, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses
di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up water tank.
8. Siklus air tawar berawal dari kondensor. Yang berupa tangki penyimpanan air. Air dari
kondensor dipompa dua tahap yaitu mempergunakan Condensate Extraxtion Pump dan Feed
Water Pump. Beberapa Feed Water Heaters yang dipergunakan untuk meningkatkan
efisiensi dari keseluruhan system
9. FW pump ini sangat penting sekali dijaga tekanannya agar tekanan hasil dari boiler berjalan
kearah yang benar yaitu menggerakkan turbin, bukan sebaliknya ke arah kondensor.
10. Selanjutnya air keluaran dari FW pump setelah dimasukkan ke Feed Water Heaters
diumpankan ke boiler
11. Siklus air Pertama kali ke Ekonomizer, selanjutnya ke ke Steam Drum, lalu ke Superheater
dan terakhir Final Superheater. keluaran dari Final Superheater berupa uap murni
bertekanan dan bertemperature tinggi siap menggerakkan steam turbine.
12. Turbine dikopel dengan generator, kecepatan putaran generator 3000rpm untuk
menghasilkan frekuensi 50Hz, sehingga proses konversi ke energi listrik terjadi disini.
13. Selanjutnya tegangan generator sebesar 23KV dinaikkan menjadi 500KV untuk selanjutnya
didistribusikan ke pelanggan lewat jaringan interkoneksi jawa bali PLN.
14. Untuk memenuhi persyaratan lingkungan maka dipergunakanlah alat penangkap debu atau
lebih dikenal dengan sebutan ESP “Electro Static Precipitator”
15. Debu yang berterbangan sisa dari Gas buang boiler bermuatan negatif, sedangkan di sisi-sisi
precipitator diberi muatan positif. Sehingga debu tersebut akan menempel ke sisi-sisi
precipitator.
16. Selanjutnya debu yang sudah menempel dikeluarkan untuk selanjutnya dikumpulkan di
“Tempat pembuangan akhir”

Operasi Pembangkit 6
17. Sedangkan Flue Gas Desuphurization dipergunakan untuk menghilangkan kandungan SO2
dari sisa-sisa pembakaran. Walaupun demikian cerobong tetap diperlukan untuk memastikan
polusi udara menyebar dengan rata.

Gambar 1.5 : Prinsip Kerja PLTU Unit 1 & 2 UP Gresik

 Siklus Kerja PLTU Gresik :


1. Air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar dengan proses desalination.
2. Kemurnian air distilate belum 100% karena masih mengandung unsur-unsur garam (NaCl)
yang terbawa uap air dan masih terbawa garam, sehingga air distilate akan diproses lagi di
water treatment plant agar conductivity <1 μs/cm.
3. Air distilate tersebut. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw
water tank.
4. Air dari raw water dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix
bed. Di dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat ion-ion positif

Operasi Pembangkit 7
yang selanjutnya melewati resin kation, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses
di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up water tank.
5. Air dari make-up water tank dipompa oleh make-up water transfer pump untuk ditampung di
hotwell kondensor.
6. Air kondensat dipompa oleh condensate pump melalui SJAE dan GSC menuju LP 1 heater
(pemanas awal tekanan rendah) kemudian ke LP 2 heater untuk dipanaskan lagi.
7. Setelah itu air dialirkan ke deaerator untuk dipanaskan secara langsung dengan uap pemanas
dari extraction steam 3 turbin. Di deaerator ini gas-gas O2 dihilangkan dengan
menginjeksikan hydrazine pada saat start-up unit kemudian ditampung di deaerator storage
tank.
8. Level deaerator dipertahankan oleh Level Control (LC). Pada kondisi air kondensat
dialirkan ke deaerator maka LV-53 akan membuka dan FV-23 menutup, namun jika air di
deaerator sudah memenuhi setting point maka FV-23 untuk membuka sehingga aliran air
dikembalikan lagi ke hotwell.
9. Air dari deaerator dipompa oleh BFP (Boiler Feed Pump) untuk dialirkan ke HP heater.
10. HP 4 heater (pemanas tekanan tinggi) memanaskan air tersebut. kemudian ke HP 5 heater
sehingga temperatur air pengisi mendekati temperatur air dalam boiler.
11. Air masuk ke economizer untuk pemanasan terakhir dimaksudkan untuk menaikkan efisiensi
boiler. Di economizer, air dipanaskan dengan gas panas buang ruang bakar (furnace) yang
keluar dari superheater I sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
12. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, drum dipasang Level Control (LC) sebelum air
pengisi masuk ke HP heater yaitu FV-20. Untuk mengontrol kualitas air, drum boiler
dipasang saluran injeksi bahan kimia dan saluran pembuangan (blowdown). Injeksi phosphat
berfungsi untuk menaikkan pH air di drum jika terjadi penurunan pH air akibat kebocoran di
sisi kondensor.
13. Pembakaran di boiler dilakukan secara kontinyu di dalam furnace dengan dengan alat
pembakar (burner) menggunakan bahan bakar dan udara dari luar.
14. FDF (Forced Draft Fan) menghisap udara dari atmosfir dan dialirkan ke steam coil air
heater (SCAH). SCAH memanasi udara dengan uap dari HP aux steam header boiler .
Kemudian udara panas dialirkan ke air heater untuk dipanasi dengan gas buang dari furnace.

Operasi Pembangkit 8
Setelah udara dipanasi di air heater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk proses pembakaran.
15. HSD digunakan sebagai bahan bakar pembakaran awal. Sedangkan residu digunakan sebagai
bahan bakar utama yang disimpan dalam RO. storage tank.
16. Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar
diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan udara dari SAC (Service Air Compressor).

17. Sebelum mengalirkan residu dari RO. storage tank ke burner digunakan RO. preheater untuk
pemanasan awal kemudian dipompa dengan RO. transfer pump ke dalam RO. service tank.
18. Setelah itu residu dipompa dengan RO. pump dan dimasukkan ke RO. heater untuk
menurunkan kekentalan residu agar dapat disemprotkan ke ignition burner. Pengaturan
aliran residu ke ignition burner dengan katup pengatur (FV-26) dilakukan sebelum burner.
19. Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka residu diatomisasi
dengan menggunakan uap dari HP auxiliary steam header boiler atau extraction steam turbin
secara mekanik pada burner. Jika beban sudah tinggi maka atomisasi residu menggunakan
extraction steam dari turbin.
20. Uap dari drum boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke superheater I
(primary SH) dan ke superheater II (secondary SH), dan juga dialirkan ke outlet header yang
selanjutnya digunakan sebagai auxiliary steam.
21. Apabila temperatur uap melebihi batas kerjanya, maka de superheater spray (attemperator)
menyemprotkan air kondensat untuk menurunkan temperatur uap sesuai dengan temperatur
yang diijinkan (510◦ C)
22. Uap jenuh dari superheater dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nozzle.
Uap dengan tekanan 88 kg/cm2 dan temperatur 510◦ C ini yang akan mendorong sudu-sudu
turbin sehingga mengakibatkan poros turbin berputar.
23. Uap tersebut diatur oleh MSV (Main Stop Valve) yang berfungsi sebagai katup penutup
cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam
dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka penuh.
24. Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah-ubah.
Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan control valve (load limit) yang

Operasi Pembangkit 9
bertugas untuk mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya. Governor valve
tidak dipakai sehingga full open (membuka penuh).
25. Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu-sudu turbin sehingga poros turbin
ikut berputar. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik ketika turbin berputar.
26. Uap ekstraksi (extraction steam) turbin dibagi menjadi 5. Extraction steam 1 dialirkan ke HP
5 heater, extraction steam 2 dialirkan ke HP 4 heater, extraction steam 3 dialirkan ke
deaerator, extraction steam 4 dialirkan ke LP 2 heater, dan extraction steam 5 dialirkan ke
LP 1 heater. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi unit (heat balance).
27. Uap yang telah menggerakkan sudu-sudu turbin, tekanan dan temperaturnya turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor yang dalam
keadaan vakum. Posisi kondensor umumnya terletak di bawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap masuk.
28. Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air) di kondensor terjadi dengan
mengalirkan air pendingin dari cooling water pump ke dalam pipa-pipa kondensor sehingga
uap-uap dari turbin yang berada di luar pipa-pipa terkondensasi menjadi air kondensat dan
ditampung di hotwell.
29. Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju deaerator melalui SJAE (Steam
Jet Air Ejector) dan GSC, LP 1 heater dan LP 2 heater. Starting Ejector berfungsi untuk
menarik vakum kondensor pada saat awal hingga vakum kondensor mencapai 650 mmHg,
kemudian vakum di kondenser ini dipertahankan oleh SJAE.
30. Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam header boiler ini bertemu dengan
air kondensat sehingga mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini dialirkan kembali
ke hotwell condensor.
31. GSSR (Gland Steam Seal Regulator) bekerja untuk mengatur tekanan uap yang berasal dari
HP auxiliary steam header boiler untuk perapat turbin sesuai setting yaitu 0.08 kg/cm2,
sehingga tekanan selalu konstan dan tidak terjadi kebocoran-kebocoran, yaitu pada sisi
tekanan tinggi (HP) untuk mencegah uap dari turbin bocor keluar dan dari sisi tekanan
rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum.
32. Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB (Gland Steam Exhaust Blower)
agar tidak terjadi kondensasi di labirin-labirin turbin dan karena uap perapat tersebut.

Operasi Pembangkit 10
menyentuh pipa-pipa yang dialiri air kondensat maka terjadilah terkondensasi di GSC
(Gland Steam Condenser) dan kondensasinya dialirkan ke hotwell. Sedangkan uap yang
tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang ke atmosfer.
33. Untuk sistem air pendingin, air laut disaring melalui bar screen untuk memisahkan air dari
sampah/kotoran laut, kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk melemahkan biota
laut agar tidak berkembangbiak di dalam kondensor sebelum air laut disaring lagi melalui
traveling screen untuk menyaring kotoran-kotoran yang lolos dari bar screen sebelum
dipompa oleh circulating water pump.
34. CWP (Circulating Water Pump) akan mengalirkan air melalui kanal atau pipa-pipa besar
yang dilapisi karet masuk ke kondensor untuk proses kondensasi, selain itu juga dialirkan ke
CWHE (Cooling Water Heat Exchanger) untuk mendinginkan air tawar sebagai cooling
water. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh cooling water pump untuk digunakan sebagai
pendingin auxiliary machines seperti condensate pump, boiler feed pump, circulating water
pump, air heater, forced draft fan, service air compressor, instrument air compressor, lube
oil cooler, dan H2 gas generator cooler.
35. Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam
kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang
pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk
membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor.
Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
36. Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil, maka diperlukan AVR (Automatic
Voltage Range) untuk mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap walaupun beban
berubah-ubah sekaligus menjaga mesin berada dalam sinkron.
37. Untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari generator, maka generator harus
dihubungkan ke sistem jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
38. PLTU tidak dapat dijalankan (start) atau shutdown tanpa adanya pasokan dari luar. Dalam
kondisi operasi normal, suplai listrik untuk kebutuhan alat-alat bantu (auxiliary common)
diambil dari starting transformer.
39. Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan sistem) melalui main transformer,
sedangkan kebutuhan listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari
generator melalui auxiliary transformer.

Operasi Pembangkit 11
Secara garis besarnya PLTU yang ada di Indonesia memnggunakan bahan bakar HSD dan
Batu bara, dimana memilik kesamaan dari siklusnya tetapi perbedaannya terletak pada
pemasukan bahan bakar pada boilernya. Produksi energi listrik dari Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) merupakan tahapan dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat
bantu utama PLTU, dimana dalam proses produksi energi listrik pada PLTU merupakan tahapan
dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat bantu utama PLTU, dimana
dalam proses perubahan energi tersebut diawali dari Boiler yang berfungsi untuk merubah energi
kimia yang terdiri dari energi bahan bakar (bahan bakar bisa batubara dan HSD sesuai unit
masing – masing) dan udara menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran yang
terjadi dalam ruang bakar boiler, selanjutnya energi gas panas pembakaran tersebut ditranfer ke
dalam air hingga air tersebut berubah bentuk menjadi uap, dimana uap yang mempunyai besaran
temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Steam Turbine untuk mendorong
sudu-sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untukmemutar poros turbin, dalam hal ini energi
panas diubah menjadi energi mekanik melalui poros Steam Turbine yang merupakan satu
kesatuan dengan rotor Generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik,
selanjutnya uap bekas dari proses ekspansi Steam Turbine tersebut dimasukan ke dalam
Condenser yang berfungsi untuk mererubah sisa energi uap menjadi energi air, hal ini dikenal
dengan siklus operasi regeneratif dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema perubahan
energi pada PLTU berikut.

Energi Energi Energi Energi


Kimia Panas Mekanik Listrik

Udara Bahan Bakar

BOILER STEAM TURBINE GENERATOR

STACK
CONDENSER

Gambar 1.6 : Skema Perubahan Energi Pada PLTU


Operasi Pembangkit 12
BAB II

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP ( PLTGU )

2.1 DEVINISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP


PLTGU ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ) adalah pembangkit thermal yang
menggabungkan prinsip kerja PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga gas ) dan PLTU ( Pembangkit
Listrik Tenaga Uap ) atau disebut juga combined cycle. Pembangkit jenis ini dapat didesain
menghasilkan daya listrik yang besar dan lebih efisien, karena untuk menghasilkan PLTU ini
memanfaatkan gas buang PLTG.
Pada PLTG menggunakan bahan bakar gas atau minyak solar ( HSD ) sedangkan PLTU
tidak membutuhkan bahan bakar untuk memanaskan air hingga menjadi uap, yang kemudian
digunakan untuk memutar turbin uap. Proses tersebut memanfaatkan gas buang yang dihasilkan
dari proses pembakaran pada PLTG yang masih mempunyai temperatur ( panas ) lebih kurang
500 ° C yang digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap pada HRSG. Selajutnya uap
hasil pemanasan tadi digunakan untuk memutar turbin uap PLTU.

Gambar 2.1 : Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU Unit Gresik )

Operasi Pembangkit 13
Untuk menaikan tekanan pada PLTGU dapat dilaksanakan secara bertahap, sedangkan pada
PLTU minyak atau batubara tekanannya konstan. Di PLTGU UP Gresik terdapat dua sumber
energy atau bahan bakar, yaitu minyak solar ( HSD ) dan gas.
Peralatan utama PLTGU terdiri atas :
1. Sistem PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas ), meliputi kompresor, ruang bakar, turbin gas
dan generator.
2. HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) yaitu pembangkit produksi uap.
3. Turbin Gas.
4. Generator.
5. Kondensor.
6. Peralatan lain, diantaranya :pompa ,pemanas air ( water heater ),pipa – pipa dan pompa
pengisi HRSG.

2.2 KOMPONEN UTAMA PLTGU

Gambar 2.2 : Komponen Utama PLTGU

Operasi Pembangkit 14
Komponen utama PLTGU adalah :
1. HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) : Yaitu tempat terjadinya pemanasan air hingga
menjadi uap super heat. Perbedaannya pada boiler terjadi proses pembakaran, sementara di
HRSG tidak terjadi pembakaran.
2. Turbin Gas : Suatu penggerak yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan
energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin. Disebut turbin gas karena perputarannya turbin terjadi akibat gas panas yang dihasilkan
dari hasil pembakaran.
3. Generator : Suatu sistem yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
4. Kondensor : Sebuah alat yang digunakan untuk mendinginkan gas yang bertekanan tinggi
berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi
5. Condensater pump : Memompa air kondensasi yang terkumpul pada Hot-well condensor ke
Deaerator untuk disirkulasikan ke sistem.
6. Heater : Suatu pemanas yang berfungsi memanaskan air agar tidak terjadi perbedaan
temperature yang signifikan antara temperature air dalam boiler dengan temperature air masuk
dalam boiler.
7. Bioler feed pump : Pompa pengisi drum Boiler.
8. Main Transformer : sebagai alat transformasi energi dari generator ke jaringan dan menaikan
tegangan yang dihasilkan generator.

Operasi Pembangkit 15
2.3 SISTEM OPERASI PLTGU

Gambar 2.3 : Sistem Operasi PLTGU ( PLTGU Muara Karang )

Proses transfer energi pada PLTGU tersebut diawali dari Compresor yang berfungsi
untuk memberikan sejumlah udara yang dibutuhkan dalam proses pembakaran bahan bakar,
dalam hal ini energi kimia diubah menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran
yang terjadi dalam Combuster. Selanjutnya energi gas panas pembakaran yang mempunyai
besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Gas Turbine untuk
mendorong sudu-sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros turbin, dalam
hal ini energi panas diubah menjadi menjadi energi mekanik. Melalui poros gas turbine yang
merupakan satu kesatuan dengan rotor generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi
listrik, selanjutnya gas bekas dari proses ekspansi gas turbine yang masih memiliki besaran
temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Heat Recovery Steam Generator

Operasi Pembangkit 16
untuk ditranfer ke dalam air hingga air tersebut berubah bentuk menjadi uap. Uap yang
mempunyai besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Steam
Turbine untuk mendorong sudu-sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros
turbin. Dalam hal ini energi panas diubah menjadi energi mekanik melalui poros Steam Turbine
yang merupakan satu kesatuan dengan rotor Generator, yang berfungsi untuk membangkitkan
energi listrik, selanjutnya uap bekas dari proses ekspansi Steam Turbine tersebut dimasukan ke
dalam Condensor yang berfungsi untuk merubah sisa energi uap menjadi energi air. Hal ini
dikenal dengan siklus operasi Combined Cycle dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
skema transfer energi PLTGU berikut ini.

Open Cycle

Steam
Cycle

Gambar 2.4 : Skema Perubahan Energi pada PLTGU

Pada instalasi pembangkit Combined Cycle yang merupakan gabungan antara Brayton Cycle dan
Rankine Cycle, memiliki efisiensi plant yang lebih tinggi dan sampai saat ini merupakan
pembangkit thermal yang paling efisien, mengingat pada Siklus Brayton energi panas dari gas
buang yang cukup besar tersebut masih mampu untuk dikonversikan menjadi energi panas berupa
steam melalui suatu alat pembangkit uap.

Operasi Pembangkit 17
Gambar 2.5 : Skema Block PLTGU UP Gresik.
Operasi Pembangkit 18
BAB III
STEAM TURBIN ( TURBIN UAP )

3.1 DEFINISI STEAM TURBIN


Turbi Uap adalah suatu mesin yang berfungsi untuk merubah energi panas (thermis)

menjadu energi mekanis (energi putar). Kontruksinya terdiri rumah turbin (Casing turbin) atau

stator (statis) kemudian rotor (bagian yang berputar). Pada rotor turbin ditempatkan sudu – sudu

jalan yang disusun sedemikian rupa melingkar dirotor dan berjajar di sepanjang rotor. Sudu yang

berputar ini ditempatkan secara simetris disela – sela sudu tetap (berselang – seling). Energi

panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi kinetis oleh nozzle. Selanjutnya uap dengan

kecepatan tinggi ini uap masuk ke turbi membentur / mendorong sudu putar pada turbin. Uap

setelah keluar dari sudu putar diterima oleh sudu putar pada turbin yang akhirnya menghasilkan

tenaga putar pada turbin. Uap setelah keluar dari sudu putar diterima oleh sudu tetap kemudian

dipantulkan lagi ke sudu putar, begitu sudu putar diterima sudu tetap kemudian dipantulkan lagi

ke sudu putar, begitu seterusnya hingga keluar melalui exhaust turbin menuju kendensor. Jadi

energi kinetic diubah menjadi energi mekanis terjadi pada sudu – sudu putar turbin

Operasi Pembangkit 19
Gambar 3.1 : Komponen utama steam turbin.

3.2 FUNGSI STEAM TURBIN


Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode external
combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar
sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari pemanasan
air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan tinggi selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar dari turbin selanjutnya dapat
dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke kondensor untuk didinginkan. Pada kondensor
uap berubah kembali menjadi air dengan tekanan dan temperatur yang telah menurun.
Selanjutnya air tersebut dialirkan kembali ke ketel uap dengan bantuan pompa. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja dengan sistem
siklus tertutup.

Operasi Pembangkit 20
Pada PLTU , Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. High Pressure (HP) Turbin
HP Tubin mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater , kemudian uap
keluar HP Turbin dipanaskan kembali pada bagian reheater diboiler untuk menaikkan
entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.
2. Intermediate Pressure (IP) Turbin
IP Turbin mengekspansikan uap reheat dari reheater, kemudian uap tersebut diekspansikan le
Low Pressure turbine tanpa pemanasan.
3. Low Pressure (LP) Turbin
LP turbin mengekspansikan uap dari IP turbin.

3.3 BAGIAN – BAGIAN STEAM TURBIN

Gambar 3.2 : Bagian Steam Turbin


1. Stasionery Blade, yakni sudu-sudu yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan steam
yang masuk.

Operasi Pembangkit 21
2. Moving Blade, yakni sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi
Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.

Stasionery Blade

Moving Blade

Gambar 3.3 : Stasionery Blade & Moving Blade.


3. Poros
Poros berfungsi mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari rotor
generator listrik.
4. Casing (Rumah Turbin)
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak terjadi
kebocoran dari dan kearah luar. Disamping itu fungsi casing sebagai penutup sudu putar dan
sudu tetap, sehingga terjadi gerak putar sewaktu turbin dialiri uap, adapun casing ada 2
macam yaitu casing ganda dan casing tunggal (pejal), pada turbin dengan daya yang besar
umumnya dipakai doube casing (casing ganda) yaitu dimaksudkan untuk mempercepat
warming up pada saat start up unit dari kondisi awal (cool start).
5. Katup-katup pengatur beban

Operasi Pembangkit 22
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran
uap masuk ke turbin. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban.
6. Bantalan turbin, untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan
utama (main bearing) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari
satu silinder casing bantalannya lebih dari dua buah.
7. Governor : Yaitu sistem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve secara
auto.
8. Gland Labirinth & Gland Steam System : Untuk menghindari masuknya udara antara poros
dan rumah turbin pada bagian turbin tekanan rendah dan keluarnya uap pada bagian turbin
tekanan tinggi.
9. Control Valve, yaitu sistem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve
secara manual ( dengan tangan ) dan,mengatur flow steam ke turbin apa bila naik turun beban
sehingga walaupun putaran turbin atau frequensi akan tetap seperti semula.
10. Sistim pelumasan : Untuk melumasi bantalan , turning gear dan lain – lain.
11. Sistim kontrol hidrolik turbin : Untuk penggerak peralatan hidrolik pada CV ,MSV, LPTBV ,
CRV dan sistim pengaman turbin.
13. Vacuum Breaker : Untuk menghubungkan bagian dalam turbin dengan udara luar ketika
turbin tidak beroperasi dan mengisolasinya ketika turbin beroperasi.
14. Condensor : Untuk mengembunkan uap bekas keluar turbin.

Operasi Pembangkit 23
Gambar 3.4 : Rotor HP & IP Turbin ( PLTU Gresik Unit 3 & 4 ).

Gambar 3.5 : Rotor LP Turbin ( PLTU Gresik Unit 3 & 4 ).

Operasi Pembangkit 24
Gambar 3.6 : Rotor HP Turbin ( PLTU Muara Karang )

Gambar 3.7 : Steam Turbin ( PLTU Muara Karang )

Operasi Pembangkit 25
Gambar 3.8 : Steam Turbin ( PLTU Gresik Unit 1 & 2 )

3.3.1 ALAT BANTU UTAMA STEAM TURBIN :


1. Circulating Water Pump ( CWP ) : Yaitu pompa supplai air laut menuju kondensor dan
CWHE.
2. Sea Water Booster Pump ( SWBP ) : Yaitu pompa penguat air laut yang menuju CWHE.
3. Cooling Water Heat Exchanger ( CWHE ) : Yaitu proses berlangsungnya proses perpindahan
panas antara air tawar dengan air laut.
4. Close Cycle Cooling Water Pump ( CCCWP ) : Yaitu pompa supplai air pendingin untuk
pendingin minyak pelumas bearing H2 pendingin generator dan lainnya.
5. Instrument Air Compressor ( IAC ) : Yaitu udara untuk penggerak alat – alat control.
6. Condensate Extraction Pump ( CEP ) : Yaitu pompa air kondensat menuju deaerator.
7. Deaerator : Penampung air kondensat dan menghilangkan O2 untuk feed water.

Operasi Pembangkit 26
8. Boiler Feed Pump ( BFP ) : Yang terdiri dari HP BFP dan LP BFP, yaitu pompa pengisi
drum.
9. Starting Air Ejector : Yaitu alat untuk membuat kondisi vacuum pada condenser hotwell.
10. Main Air Ejector : Yaitu alat alat untuk mempertahankan kondisi vacuum di condenser
hotwell.
11. Gland Steam Conednsor : berfungsi untuk merapatkan poros turbin agar condenser hotwell
tiap terjaga kondisi vacuumnya.
12. Lube Oil System : Berfungsi untuk pelumas bearing turbin dan generator.
13. Seal Oil System : Berfungsi untuk merapatkan poros generator dan sebagai pendingin
generator tidak keluar.

Gambar 3.9 : CWP (circulating water pump PLTGU UP Gresik )

Operasi Pembangkit 27
Gambar 3.10 : Sea Water Booster Pump ( PLTGU UP Gresik )

Operasi Pembangkit 28
Gambar 3.11: Close Cycle Cooling Water Pump ( PLGTU UP Gresik )

Gambar 3.12 : Condensate Extaction Pump ( PLTGU UP Gresik )

Operasi Pembangkit 29
Gambar 3.13 : Cooling Water Heat Exchanger ( PLTGU UP Gresik )

Gambar 3.14 : Flow Diagram Gland Steam Condensor ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )

Operasi Pembangkit 30
3.4 CARA KERJA STEAM TURBIN

Gambar 3.15 : Siklus Kerja Steam Turbin


Uap bertekanan tinggi masuk kedalam turbin uap bertekanan tinggi ( HP Steam Turbin ),
uap sisa memutar HP turbin diekspansikan reheater untuk menaikkan efisiensinya. Setelah uap
melewati reheater lalu uap diekspansikan ke IP ( Intermediate Presure ) Turbin. Setelah
melewati IP turbin uap diekspansikan ke Low Pressure Turbin ( LP Turbin ). Dari Low Pressure
Turbin uap extraction steam menuju ke kondensor untuk dilakukan proses kondensasi sehingga
akhir dari kondnsasi uap akan berubah menjadi air.

Operasi Pembangkit 31
BAB IV
TURBIN GAS

4.1 DEFINISI TURBIN GAS


Turbin gas merupakan salah satu komponen utama dalam proses menghasilkan energy
listrik pada PLTGU ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ). Disebut dengan turbin gas karena
perputaran turbin terjadi akibat gas panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran.beberapa faktor
yang mejadi alasan penggunaan turbin gas sebagai pembangkit energi listrik adalah karena turbin
gas mempunyai akselerasi yang tinggi untuk menanggulangi adanya kenaikan atau penurunan
beban ( Load ) jaringan ( konsumen ) yang sulit diperkirakan, dan relatif mudah dalam
pembangunan, pemasangan serta pengoperasian.

Gambar 4.1 : Komponen Turbin Gas

Operasi Pembangkit 32
4.2. FUNGSI TURBIN GAS
Fungsi Turbin gas adalah suatu penggerak yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerjanya. Turbin gas pada kondisi ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara
atmosfir yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik (reversibel
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang
bakar pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator.

4.3. BAGIAN – BAGIAN TURBIN GAS

Gambar 4.2 : Bagian – bagian turbin Gas

Bagian turbin gas sebagai berikut :


 Intake Air Filter ( IAF )
Udara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dan sebagian untuk pendinginan turbin gas
sebelum masuk turbin terlebih dahulu disaring oleh saringan ( filter ), agar udara yang masuk
bersih. Karena kotoran sekecil apapun yang masuk akan dapat menyebabkan kerusakan unit.
IAF terdiri dari beberapa filter yang seluruhnya haus dalam kondisi bersih. Apabila saringan
kotor, kualitas dan kuantitas udara yang masuk akan terganggu dan energy yang duhasilkan
turbin gas akan turun sehingga daya ( MW ) yang dihasilkan juga akan turun.

Operasi Pembangkit 33
Gambar 4.3 : Intake Air Filter & Main Transformer ( PLTGU UP Gresik )
 Inlet Guide Vance ( IGV ).
Berfungsi mengatur kebutuhan udara , sesuai dengn beban yang ditetapkan. Pengaturannya
telah diatur secara otomatis oleh komputer, sesuai dengan beban yang dikehendaki.

Gambar 4.4 : Inlet Guide Vance.

Operasi Pembangkit 34
 Kompresor
Berfungsi untuk mengkompresi atau memampatkan udara yang masuk menjadi udara
bertekanan sesuai dengan kriteria udara untuk pembakaran. Udara yang dihasilkan
kompresor digunakan sebagai udara pembakaran dan udara untuk pendinginan.
 Turbin gas
Berfungsi sebagai penggerak generator turbin gas berputar karena tekanan gas panas dari
hasil pembakaran bahan bakar yang dialirkan ke sudu – sudu turbin.
 Generator
Generator berada pada satu poros atau dikopel dengan turbin gas, sehingga perputaran turbin
gas akan menyebabkan generator ikut berputar.

Gambar 4.5 : Generator & Steam Turbin ( PLTGU UP Gresik )


 Main Transformer
Berfungsi sebagai alat transformasi energi dari generator ke jaringan dan menaikkan
tegangan yang dihasilkan generator.

Operasi Pembangkit 35
Gambar 4.6 : Main Transformer Gas Turbin. ( PLTGU UP Gresik )
 Lube Oil System
Berfungsi sebagai minyak pelumas bearing, yang merupakan tumpuan poros turbin gas yang
selalu berputar.
 Control Oil System
Berfungsi sebagai minyak control pengaturan pembukaan control valve bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar ( Combuster ) turbin gas.
 Lube Oil Cooler
Berfungsi menjaga temperature lube oil system tetap stabil. Lube oil system yang telah
digunakan temperaturnya akan naik, sehingga harus didinginkan sebelum digunakan
kembali.
 Fuel Supply
Terdiri dari fuel oil ( HSD/ solar ) meliputi Receiving tank,storage tank, fuel oil transfer
pump, main fuel oil pump ( MFOP ), nozzle dan combuster.
 Starting Motor

Operasi Pembangkit 36
Berfungsi memutar shaft rotor turbin sampai RPM tertentu sampai terjadi pembakaran,
setelah itu dilepas secara otomatis.
 Main Fuel Oil Pump
Berfungsi sebagai pompa utama bahan bakar minyak pada turbin gas.
4.4 CARA KERJA TURBIN GAS

Gambar 4.7 : Siklus Kerja Turbin Gas

Secara garis besar sistem kerja turbin gas adalah proses kimia yang terjadi pada bahan
bakar, diubah menjadi sistem mekanik yang terjadi pada putaran turbin gas dan generator,
sehingga menghasilkan energi listrik. Proses tersebut dimulai dari masuknya udara ke kompresor,
kemudian udara yang masuk akan dimampatkan menjadi udara bertekanan, yang dapat digunakan
dalam proses pembakaran. Proses pembakaran berlangsung di ruang bakar ( combuster ).
Agar terjadi pembakaran harus tersedia tiga unsure : yaitu udara , bahan bakar, dan api
yang berasal dari pemantik (Igniter). Setelah terjadi pembakaran akan timbul perbedan
temperatur dan tekanan, yang kemudian akan mendorong sudu –sudu turbin, sehingga turbin gas
dapat berputar. Karena turbin gas berada satu poros atau dikopel dengan generator, putaran turbin
gas akan menyebabkan generator ikut berputar juga. Perputaran generator menyebabkan
terjadinya tegangan atau energi listrik.

Operasi Pembangkit 37
BAB V
BOILER ( KETEL )
5.1 DEFINISI BOILER
Boiler merupakan satu alat menghasilkan uap/ steam dengan tekanan & suhu tertentu. Air
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau
steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energy yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energy kalor ke suatu proses.

Gambar 5.1 : Boiler & Equipment ( PLTU).

5.2 FUNGSI BOILER


Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan temperatur tinggi
(superheated vapor). Perubahan dari fase cair menjadi uap dilakukan dengan memanfaatkan
energi panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar. Boiler pada PLTU biasanya
menggunakan minyak residu atau biasa disebut MFO (Marine Fuel Oil) dan juga batubara

Operasi Pembangkit 38
sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar atau biasa
disebut HSD (High Speed Diesel) dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal
(ignition) untuk membakar MFO. Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi
secara radiasi dan konveksi.

5.3 BAGIAN – BAGIAN BOILER

Gambar 5.2 : Bagian Boiler ( Tanjung Jati unit 1 & 2 )


 Furnace : Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari
furnace diantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and
discharge door .
 Wall tube : Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran, oleh
karena itu disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air yang akan
dididihkan. Dinding pipa boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam (ribbbed tube), dengan
tujuan agar aliran air di dalam wall tube berputar (turbulen), sehingga penyerapan panas
menjadi lebih banyak dan merata, serta untuk mencegah terjadinya overheating karena
penguapan awal air pada dinding pipa yang menerima panas radiasi langsung dari ruang
pembakaran.

Operasi Pembangkit 39
 Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan
air dari downcomers.
 Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low
header.
Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube, maka disisi
luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
 Steam Drum : Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam). Steam Drum adalah bagian dari boiler
yang berfungsi untuk :
1) Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan
menampung uap air dari pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
2) Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ).
3) Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran terlarut di dalam boiler
melalui continuous blowdown.
4) Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang
dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler.

Gambar 5.3 : Boiler & Equipment ( Tanjung Jati unit 1 & 2 ).

Operasi Pembangkit 40
 Superheater : Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap
panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke
Superheater berasal dari steam drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary Superheater
dan Secondary Superheater.
1) Primary Superheater
Primary Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang berasal dari
steam drum menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran.
2) Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas yaitu diatas
ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar . Uap yang keluar dari
secondary superheater kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine.
 Force Draft Fan (FDF). Sebagai alat untuk memasok udara bakar ke ruang boiler. Untuk
mendapatkan api harus dipenuhi 3 ( tiga ) unsur yaitu bahan bakar, udara bakar dan api, FDF
berfungsi sebagai alat untuk memasok udara bakar ke ruang boiler tersebut.
 Air Heater, yaitu suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran yang
dihembuskan oleh Forced Draft Fan sebelum dipakai untuk pembakaran di dalam Furnace
Boiler. Pemanasnya diambilkan dari gas bekas setelah di pakai Economyzer namun sebelum
keluar ke cerobong asap. Adapun tujuan utamanya adalah untuk menaikkan Efesiensi Boiler.
 Steam Coil Heater. Steam Coil Air heater adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikkan
temperature udara bakar yang dihembuskan oleh FDF sebelum dipanaskan Air Heater,
pemanasnya diambilkan dari uap bekas setelah dipakai untuk memutar turbine,dan dari
auxiliry steam bila beban rendah adapun tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan
elemen-elemen AH, karena udara dingin yang masuk AH akan menyebabkan pengkrestalan
sulphur (belerang) yang terkandung didalam bahan bakar akan menempel hal tersebut diatas
AH, sehingga elemen AH akan korosi.
 Fuel Oil Pump, yaitu pompa supply bahan bakar minyak dari tanki harian (service tank ke
ruang bakar melalui burner-burner dengan tekanan dan tempetratur yang ditetapkan.
Fuel Oil Pump terdiri dari dua macam : HSD Oil Pump dan Residual Oil Pump.
 Residual Oil Heater. Residual OIL Heater adalah suatu alat yang gunanya adalah untuk
menaikkan temperatur minyak bakar (residu), agar temperaturnya mendekati titik nyala

Operasi Pembangkit 41
supaya mudah penyalaannya, pengabutannya bisa sempurna, sehingga partikel-partikel bisa
terbakar dengan sempurna dan Effesisnsi Boiler naik.
 Igniter, yaitu alat yang berfunsi sebagai penyala “burner“. Igniter ini menggunakan media
bahan bakar HSD (minyak solar) / gas dan pengabutannya menggunakan udara yang
bertekanan 7 Kg / cm2.(1.2- 1.5).
 Condensate Pump, yaitu sebuah pompa yang berguna untuk memompa air pengisi dari Hot
well (penampung air kondensor ) ke dearator.
 Low Pressure Heater (LPH), yaitu alat pemanas air pengisi sebelum menuju ke dearator.
Pemanas ini menggunakan uap bekas turbin dengan tekanan rendah.
 Boiler Feed Pump (Pompa Pengisi), yaitu pompa tekanan tinggi yang berfungsi untuk
menaikkan air pengisi ketel ke dalam drum. Dalam satu unit pembangkit terdiri dari tiga ( 3 )
unit pompa pengisi. Dalam operasi normal, 2 unit pompa digunakan/ dioperasikan, 1 unit
sebagai cadangan (stand by).
 High pressure Heater ( HPH ), merupakan alat pemanas air pengisi lanjut tekanan tinggi
dengan menggunakan uap bekas turbin sebagai media pemanasnya sebelum masuk
“Economizer”.
 Economizer, Sebagai pemanas akhir sistem air pengisi sebelum masuk Steam Drum,
pemanasnya diambilkan dari gas bekas paling akhir sebelum Air Heater. Adapun maksud dan
tujuan dilewatkan economizer adalah untuk menaikan efesiensi boiler dengan memanfaatkan
gas buang.

Operasi Pembangkit 42
Gambar 5.4 : PA- FD- ID Fans ( Tanjung Jati unit 1 & 2 )

Operasi Pembangkit 43
To Deaerator Ext. Steam

From CP

Gambar 5.5 : Instalasi Low Pressure Heater ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )


Beban unit 2 x 500 MW

Operasi Pembangkit 44
To Economizer

To Deaerator

To condensor

Gambar 5.6 : Instalasi High Pressure Heater ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )


untuk beban 2 x 500 MW

Operasi Pembangkit 45
Gambar 5.7 : High Pressure Heater ( PLTU Gresik Unit 1 & 2 ).

Operasi Pembangkit 46
Gambar 5.8 : High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4

Gambar 5.9 : Condenser ( PLTU Gresik Unit 3 & 4 ).

Operasi Pembangkit 47
Gambar 5.10 : Instalasi Steam Drum, tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )

Operasi Pembangkit 48
Gambar 5.11 : Instalasi BFP Pengisi Air Ketel ke Dalam Drum ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )

Economizer

Operasi Pembangkit 49
Gambar 5.12 : Instalasi Economizer

Gambar 5.13 : Instalasi Feedwater Tank dan Deaerator ( PLTU Unit Paiton ).

Operasi Pembangkit 50
Gambar 5.14 : Instalasi Deaerator ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

Gambar 5.15 : Boiler Feed Pump ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

Operasi Pembangkit 51
5.4 CARA KERJA BOILER

Energi Energi Energi Energi


Kimia Panas Mekanik Listrik

Udara Bahan Bakar

BOILER STEAM TURBINE GENERATOR

STACK
CONDENSER

Feed water
system

Gambar 5.16 : Gambar Siklus Operasi Pembangkit PLTU unit Gresik.


Cara kerja dari Boiler dimana di dalam boiler terjadi perubahan kimia, akibat adanya
masukan bahan bakar dan udara. Bahan bakar bisa berupa batubara dan HSD. Karena adanya
udara, bahan bakar dan api maka tercipta energi panas. Energi panas dan juga masukan aliran
feed water system inilah menghasilkan gas panas. Gas panas tersebut dipanaskan di dalam boiler
menggunakan primary super heater dan secondary super heater. Setelah melewati primary dan
secondary heater maka dapat dihasilkan uap jenuh. Uap yang memiliki temperatur dan tekanan
tertentu inilah yang digunakan untuk mengerakan steam turbin.

Operasi Pembangkit 52
BAB VI
HEAT RECOVERY STEAM GENERATION ( HRSG )

6.1 DEFINISI HRSG


HRSG pada prinsipnya sebagai pembentuk uap bertekanan, dengan media panas berasal
dari gas buang turbin gas. Kemudian uap bertekanan tersebut digunakan untuk menggerakkan
turbin uap dan selanjutnya memutar generator. Pemanasan air di HRSG dilakukan dengan
memanfaatkan gas buang semaksimal mungkin dari turbin gas. Bila tidak dialirkan ke HRSG, gas
buang tersebut dibuang ke udara melalui by pass stack. Padahal gas buang itu masih memiliki
temperature tinggi dengan aliran ( flow ) yang besar. Karena beroperasi dengan memanfaatkan
gas buang, PLTGU merupakan pembangkit yang efisien. Prose dalam menghasilkan uap tidak
membutuhkan pembakaran bahan bakar, bahkan dapat memanfaatkan energy panas yang
sebelumnya hanya dibuang ke udara melalui by pass stack.

Gambar 6.1 : HRSG PLTU Unit Gresik

Operasi Pembangkit 53
Gambar 6.2 : PLTGU UP Muara Karang
6.2 FUNGSI HRSG
Fungsi HRSG adalah tempat terjadinya pemanasan air hingga menjadi uap super heat.
Perbedaannya pada boiler terjadi proses pembakaran, sementara di HRSG tidak terjadi
pembakaran. Secara garis besar HRSG terdiri dari 2 tingkat, sesuai dengan uap yang dihasilkan
yaitu High Pressure ( HP ) dan Low Pressure ( LP ). Kedua uap tersebut dipisahkan dengan
peralatan yang berbeda, sesuai dengan gas buang yang dilaluinya. Di bagian bawah adalah
peralatan HP dan dilalui gas buang paling panas. Sementara peralatan LP terletak di bagian atas.

Operasi Pembangkit 54
6.3 BAGIAN – BAGIAN HRSG

Gambar 6.3 : Bagian HRSG ( PLTGU Gresik ).

Komponen HRSG dalam membentuk High Pressure (HP) Steam sebagai berikut.
 HP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung hasil uap bertekanan tinggi clan air,
kemudian dialirkan pada bagian berikutnya.
 HP Boiler Circulation Pump : Berfungsi mempompa air dari HP Drum melalui HP
Evaporator.

Operasi Pembangkit 55
Gambar 6.4 : HP Steam Drum (PLTGU UP Gresik)

Operasi Pembangkit 56
Gambar 6.5 : HP Boiler Circulation Pump (PLTGU UP Gresik)

 HP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperatur air bertekanan tinggi yang masuk
ke dalamnya. Terdiri dari HP Primary Economizer clan HP Secondary Econimizer.
 HP Evaporator : Berfungsi untuk menguapkan air bertekanan tinggi yang masuk ke
dalamnya, sehingga berubah dari fase air menjadi fase uap kering.
 Primary Super Heater : Berfungsi untuk menaikkan temperatur uap yang berasal dari HP
Evaporator, sehingga menjadi uap superheat.
 Secondary Super Heater : Fungsinya sama dengan Primary Super Heater. Prosesnya uap dari
Primary Super Heater menuju Secondary Super Heater, dan selanjutnya uap superheat
tersebut masuk ke HP Steam Turbin.

Komponen HRSG dalam membentuk Low Pressure (LP) Steam sebagai berikut.
 LP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung basil uap bertekanan rendah clan air,
kemudian disalurkan ke bagian berikutnya.

Operasi Pembangkit 57
 LP Boiler Circulation Pump : Berfungsi mempompa air dari LP Drum melalui LP
Evaporator.

Gambar 6.6 : LP Boiler Circulation Pump ( PLTGU UP Gresik ).

 LP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperature air bertekanan rendah yang masuk
ke dalamnya sebelum ke LP Drum,
 LP Evaporator : Berfungsi untuk menguapkan air bertekanan rendah yang masuk ke
dalamnya, sehingga dari fase air berubah menjadi fase uap kering. Selanjutnya uap tersebut
masuk ke LP Drum untuk dipisah antara air dan uap. Uap masuk ke LP Steam Turbin.
Komponen HRSG lainnya sebagai berikut.
1) Pre Heater
 Berfungsi menaikkan temperatur air kondensat. Air yang masuk ke preheater berasal
dari kondensor yang dipompa oleh Condenser Extraction Pump (CEP). Air
kondensat yang keluar dari preheater suhunya akan naik sarnpai sekitar 125°C.
 Apabila turbin gas menggunakan bahan bakar minyak, air kondensat tidak
dilewatkan preheater, karena bahan bakar minyak mempunyai kandungan sulfur

Operasi Pembangkit 58
tinggi. sehingga dikhawatirkan terjadi endapan sulfur pada preheater. Sementara itu,
bahan bakar gas sedikit atau sangat kecil kandungan sulfurnya.

2) Exhaust Damper : Berfungsi sebagai pengatur laluan gas buang dari turbin gas menuju
by pass stack untuk open cycle atau ke HRSG untuk combined cycle.
 Desuperheater yang berfungsi untuk mengatur temperatur, dimana temperatur HP steam
dijaga pada set 507°C. menghindari temperatur lebih atau kurang.

6.4 CARA KERJA HRSG

Gambar 6.7 : Cara kerja HRSG ( PLTGU UP Gresik )

Sistem kerja HRSG dimulai dengan masuknya gas buang dari hasil proses turbin gas
(open cycle) ke dalam HRSG. Gas buang yang masuk mempunyai temperatur yang masih tinggi,
yaitu sekitar 513°C hingga dapat digunakan untuk memanaskan air dan membentuk uap di

Operasi Pembangkit 59
HRSG. Di dalam HRSG terdapat pipa-pipa kecil melintang atau yang disebut dengan tube-tube.
Isinya adalah air, yang nantinya akan dipanasi oleh gas buang yang masuk, sehingga berubah
menjadi uap.
Proses pemanasan air dimulai dari bagian paling atas, yaitu air kondensat dipompa oleh
Condensate Extraction Pump dipanaskan di preheater. Kemudian masuk ke Deaerator. Untuk
menghilangkan kandungan udara dan zat-zat terlarut pada air kondensat, air kondensat yang
masuk ke Deaerator di-spray dengan uap tekanan rendah sehingga juga menaikkan temperature
air kondensat. Kemudian dari deaerator, untuk air tekanan rendah (Low Pressure) dipompa oleh
LP Boiler Feed Pump (LP BFP) masuk ke LP Economizer, lalu masuk ke LP Drum. Selanjutnya
dipompa dengan LP Boiler Circulation Pump (LP BCP), dan dilewatkan melalui LP Evaporator.
Di sini air bertekanan rendah tersebut akan meningkat temperaturnya, dan selanjutnya dialirkan
ke LP Steam Drum untuk dipisahkan antara air clan uap. Untuk airnya ditampung di bagian
bawah drum, sedangkan uapnya disalurkan ke LP Steam Turbin.
Sementara itu di sisi High Pressure (HP), dari deaerator, air dipompa oleh HP Boiler
Feed Pump (HP BFP) masuk ke HP Primary Economizer, lalu ke HP Secondary Economizer,
dan masuk ke HP Drum. Selanjutnya dipompa oleh HP Boiler Circulation Pump (HP BCP) ke
HP Evaporator, sehingga air bertekanan tinggi tersebut akan meningkat temperaturnya. Dan
selanjutnya dialirkan ke HP Drum untuk dipisahkan antara air clan uap. Air ditampung di bagian
bawah drum untuk disirkulasikan lagi. Untuk steam-nya menuju ke Primary Super Heater.
Sebelum dialirkan ke HP Steam Turbin, uap kering yang terbentuk terlebih dahulu
dialirkan ke Primary Superheater dan Secondary Superheater. Fungsinya untuk menaikkan
temperatur uap kering tersebut hingga menjadi uap superheat sebelum digunakan dalam proses
HP Steam Turbin.

Operasi Pembangkit 60
BAB VII
KONDENSOR

7.1 DEFINISI KONDENSOR


Kondensor merupakan salah satu komponen utama dari refrigerator. Pada kondensor terjadi
perubahan wujud refrigerant dari super-heated gas (gas panas lanjut) bertekanan tinggi ke liquid
sub-cooled (cairan dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigerant
(kondensasi/pengembunan), maka kalor harus dibuang dari gas refrigerant.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigerant tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja.

Gambar 7.1 : Kondensor & Equipment.

Operasi Pembangkit 61
7.2 FUNGSI KONDENSOR
Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah memutar
turbin untuk dijadikan air yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kondensor terdiri dari
tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan
uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sampai
di bawah, air akan ditampung pada bak bernama hotwell. Sebelum masuk kedalam kondensor,
air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun
lumpur yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dari sudu terakhir Turbin, maka
vakum kondensor harus dijaga.

Gambar 7.2 : Condenser ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).

Operasi Pembangkit 62
7.3 BAGIAN – BAGIAN KONDENSOR

Gambar 7.3 : Bagian Utama Kondensor.

Bagian – bagian kondensor :


1. Ejector : Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor menjadi
vaccum (Hampa) sehingga uap bekas dari turbin mengalir ke ruang kondensor tersebut
dengan cepat dan bersinggungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya uap
tersebut menjadi air kondensat.
2. Pompa Air Kondensat (Condensat Pump) : Pompa tersebut untuk memompakan air
kondensat dari dalam bak penampungan (Hotwell) ke tanki air pengisi.

Operasi Pembangkit 63
3. Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump) : Pompa tersebut untuk memompakan air
kedalam kondensor dan lat pendingin lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak
penampungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup.
4. Tube : Tempat Aliran air lut sebagai cooling water dan merupakan tempat terjadinya proses
perpindahan panas antar steam dngan cooling water ( air laut ).
5. Water box : Sebagai laluan saja untuk mendinginkan steam.
6. Hot well : Tempat penampung air hasil dari kondensasi.

7.4 CARA KERJA KONDENSOR

Cara kerja dari kondensor adalah sebagai heat exchanger, yaitu proses perpindahan panas

antara dua benda yang dipisahkan oleh suatu dinding solid. Panas yang dikandung pada steam

dihilangkan dengan cara ditransfer pada air laut yang digunakan sebagai fluida pendingin

(cooling water). Prinsip perpindahan panas yang digunakan adalah panas suatu benda akan

mengalir dari benda yang lebih panas menuju benda yang lebih dingin. Steam merupakan fluida

yang didinginkan yang berada pada bagian luar tube sedangkan air laut merupakan fluida

pendingin yang berada didalam tube condenser. Arah dari steam adalah tegak lurus dengan tube

condenser.

Operasi Pembangkit 64
BAB VIII
GENERATOR & EXCITER

8.1 DEFINISI GENERATOR & EXCITER


Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga
mekanik . Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
Sistem eksitasi berhubungan erat dengan pengoperasian AVR, karena pada dasarnya prinsip dari
AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Sistem eksitasi adalah sistem
pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan
magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan
keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Sistem ini merupakan sistem yang
vital pada proses pembangkitan listrik

Gambar 8.1 : Rotor & Stator pada Generator.

8.2 FUNGSI GENERATOR & EXCITER


Generator berfungsi mengubah tenaga mekanik yang dihasilkan oleh turbin menjadi
tenaga listrik. Tenaga mekanik yang dimaksud bisa didapatkan dari tenaga air, tenaga angin,
tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga uap Sistim eksitasi generator sinkron adalah cara

Operasi Pembangkit 65
memberikan arus kebelitan medan sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran seperti yang
diharapkan.

Gamba 8.2 : Generator PLTU Gresik unit 3 & 4

Gambar 8.3 : Komponen Generator dan Exciter.

Sistem excitacy adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung

Operasi Pembangkit 66
pada besarnya arus excitacy. Sistem eksitasi pada generator listrik terdiri dari 2 macam, yaitu: (1)
Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation) dan (2) Sistem eksitasi tanpa sikat
(brushless excitation).
1. Sistem excitacy dengan sikat
Sistem excitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang
berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jka menggunakan sumber listrik
listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan Permanent MagnetGenerator
(PMG) medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan
listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk
mengontrol kumparanmedan exciter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor generator menggunakan slip ring
dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
2. Sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative
kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan
system eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), sebagai contoh, pada PLTU
menggunakan tipe MEC-3200.
Keuntungan system excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
 Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga
keandalannya tinggi
 Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring
 Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang
 Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup

Operasi Pembangkit 67
 Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga menngkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama
 Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau
kabel tidak diperlukan lagi.
 Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi.

Gambar 8.4 : Diagram Sistem Eksitasi.

8.3 BAGIAN – BAGIAN GENERATOR


Komponen utama generator terdiri dari generator eksitasi, rotor, stator, H2 cooler Bearing,
generator, dan proteksi generator.
1. Generator Eksitasi : suatu sistem peralatan yang berfungsi menginjeksi muatan listrik
terhadap belitan rotor dan melewati spipring agar menimbulkan medn magnet. Komponen
utamanya sebagai berikut.
 Trafo Eksitasi : Alat penurun tegangan dari tegangan menengah menjadi tegangan
rendah sesuai dengan kebutuhan dari output generator untuk diubah menjadi tegangan
DC.

Operasi Pembangkit 68
 Thyristor : Peralatan utama penyearah arus dari trafo eksitasi untuk keperluan medan
penguat rotor generator.
 AVR ( Automatic Voltage Regulator ) : Suatu sistem kontrol elektronik yang berfungsi
untuk pengaturan, pengontrolan dan pembatasan penguat medan
 PLC ( Programmable Logic Control ) : Suatu peralatan yang berfungsi sebagai media
pengaturan dan setting besar – besaran control sistem penguatan medan.
 Battery Station : Sumber tegangan DC sebagai penguat awal sebelum generator
menghasilkan output tegangan sampai pada penguatan sendiri dari sistem eksitasi.
 Sistem pendingin Thyristor : Motor – motor fan untuk force cooling terhadap thyristor
agar tidak cepat rusak.

Gambar 8.5 : Bagian – Bagian Generator.

2. Rotor : Bagian yang berputar dari generator yang menerima injeksi muatan listrik dari sistem
exitasi sehingga menghasilkan medan magnet yang diputar oleh turbin.
Operasi Pembangkit 69
3. Stator : Bagian dari generator yang tidak bergerak , yang berfungsi mengubah medan magnet
dari rotor sehingga menghasilkan tenaga listrik.
4. Air Cooler : Komponen generator yang berfungsi sebagai pendinginan H2 atau udara
pendingin generator.
5. Bearing Generator : Komponen generator yang berfungsi sebagai bantalan atau tumpuan
rotor ketika berputar atau tidak berputar.

8.4 CARA KERJA GENERATOR & EXCITER


Generator sendiri terdiri dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin
sehingga berputar bersam-sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus hubungan
output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung
bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga akan timbul medan
magnet (flux). Jika rotor berputar, medan magnet tersebut memotong kumparan di stator
sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul tegangan listrik. Untuk penyediaan arus listrik
Generator diambilkan arus DC dari luar. Setelah sesaat generator timbul tegangan, sehingga
melalui exitasi transformer arus AC akan disearahkan oleh rectifier dan arus DC akan kembali ke
Generator, proses ini disebut dengan Self Excitation. Dalam sistem tenaga, disamping Generator
menyuplai listrik ke jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian sendiri dimana
tegangan output Generator diturunkan melalui transformer sesuai dengan kebutuhan. Untuk
kebutuhan saat start diambilkan dari 150 KV line. Untuk sistem tegangan ekstra tinggi tenaga
listrik yang dihasilkan oleh Power Plant disuply ke jaringan sebesar 500 KV dan selanjutnya
oleh beberapa transformer tegangannya diturunkan sesuai dengan kebutuhan.

Operasi Pembangkit 70
BAB IX

Peralatan Pendukung PLTU


1. Desalination Plant
Merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah air laut menjadi air tawar yang akan
digunakan sebagai bahan baku produksi PLTU dengan proses distilasi. Air tawar ini memiliki
conductivity sebesar < 40µS/cm. Desalination Plant unit 5-6 UP.Gresik dapat dilihat pada
Gambar 2.8 :

Gambar Desalination Plant unit 5-6 PLTU Gresik

2. Water Treatment Plant


Merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah air tawar menjadi air murni (demin water) yang
akan digunakan sebagai air pengisi Boiler. Air yang digunakan sebagai air pengisi Boiler harus
memiliki persyaratan khusus yakni bebas dari kandungan mineral. Air murni ini memiliki
conductivity sebesar < 1µS/cm. Water Treatment Plant PLTU UP.Gresik dapat dilihat pada
Gambar 2.9:

Gambar 3.10 Water Treatment Plant PLTU Gresik


3. Waste Water Treatment Plant

Operasi Pembangkit 71
Merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah limbah air dari pembangkit listrik agar tidak
membahayakan lingkungan sebelum dibuang ke perairan bebas/laut. Pada pengolahan limbah air
yang paling diutamakan adalah pH air & Batasan pH air laut sebesar 6-9. Waste Water Treatment
Plant PLTU UP.Gresik dapat dilihat pada Gambar 2.10

Gambar 3.11 Waste Water Treatment Plant PLTU Gresik


4. Chlorination Plant
Merupakan unit yang berfungsi untuk menghasilkan sodium hypochlorite (Chlorine) yang akan
digunakan atau diinjeksikan dalam sistem air pendingin. Chlorination Plant PLTU unit 3-4
UP.Gresik dapat dilihat pada Gambar 2.11 :

Gambar 3.12 Chlorination Plant PLTU unit 3-4 Gresik

5. Hydrogen Plant
Merupakan unit yang berfungsi untuk menghasilkan gas hydrogen (H2) yang akan digunakan
sebagai pendingin kumparan generator. Hydrogen Plant PLTU UP.

Operasi Pembangkit 72
BAB X

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

10.1 Listrik Tenaga Diesel

Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover sendiri merupakan peralatan
penggerak utama yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator.
Yang dimaksud dengan Unit PLTD adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-
alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk
mengubah energi yang ada didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis yang kemudian
diubah menjadi tenaga listrik oleh generator dengan mesin diesel sebagai prime mover-nya.

10.2 Prinsip Kerja Pusat Listrik Tenaga Diesel


Prinsip kerja PLTD dapat dilihat dengan memahami proses pengubahan energi mekanik menjadi
energi listrik sebagai berikut:
1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di
dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank).
Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank
dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi

Operasi Pembangkit 73
kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank
dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.

2. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start melalui
saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam turbocharger
tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya
sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.

3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber).

Operasi Pembangkit 74
4. Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian
diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

5. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara
murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan
menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.

6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros
engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara
akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah
kompresi.

7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Pada
generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya gerak listrik
(ggl). Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. “Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu
penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut
memotong gais-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan
diinduksikan gaya gerak listrik.”

8. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step up


agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo berdasarkan hukum
ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus
Operasi Pembangkit 75
bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi.
Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari
primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya
antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.

9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban


tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi primer
lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

Pembangkit Listrik tenaga diesel adalah pembangkit tenaga listrik dengan penggerak utama
(prime mover) mesin diesel, untuk memutar generator.

Berdasarkan prinsip kerja diatas berikut ini adalah skema dasar dalam Pusat Listrik Tenaga
Diesel.

Secara umum, skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Operasi Pembangkit 76
a. Untuk melakukan pembakaran optimal pada diesel engine, maka diperlukan Oksigen dari
udara di sekitar. Disinilah peran air filter yang fungsinya untuk menyaring udara yang masuk ke
turbocharger dan enginer.
b. Di dalam diesel engine, bahan bakar menghasilkan energi untuk memutar generator yang
kemudian menghasilkan listrik yang dihubungkan ke trafo dan gardu listrik.
c. Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem pendingin pada
minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada kendaraan bermotor). Sistem pendingin
yang dipakai biasanya adalah sistem heat exchanger dan sistem radiator atau kedua sistem ini
digabungkan.
d. Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan sebagai
sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air pendingin dialirkan terus
dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun kolam buatan.
Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian dihubungkan dengan pipa
minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air pendingin ini akan ‘menyelimuti’ pipa minyak
pelumas, sehingga terjadi perpindahan suhu tinggi dari minyak ke suhu rendah (heat exchanging)
dari air, yang menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang.
Sedangkan air yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan kembali menuju sumber air.
Berikut seterusnya sistem ini bekerja.
e. Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada kendaraan
bermotor), minyak pelumas didinginkan dengan menggunakan kipas radiator.
Dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep perpindahan suhu melalui radiasi, kipas radiator
yang terus berputar akan menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak pelumas.
Daya yang dihasilkan oleh mesin diesel adalah :
𝑝𝑒 𝑉𝑖𝑛
𝑃=
450.000𝑎
Dimana :
Pe = tekanan efektif (kg/cm2)
V = volume langkah silinder (m3)
i = jumlah silinder
n = putaran per menit
a = 2, untuk mesin tipe empat langkah
= 1, untuk mesin tipe dua langkah

Operasi Pembangkit 77
10.3 Perlengkapan dan Komponen Penyusun Pusat Listrik Tenaga Diesel
Komponen Utama pada Pusat Listrik Tenaga Diesel adalah prime mover dan genertor,
penjelasannya sebagai berikut:
1. PrimeMover/ Penggerak Mula
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada
tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik
nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang
konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada
setiap langkah daya.
Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan
bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak
naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk
proses pembakaran.
Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan
buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan
gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini
torak kembali bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini
(3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang
pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

10.4 Gambar cara kerja mesin


Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian,

Operasi Pembangkit 78
Diesel kecepatan rendah (n < 400 rpm), Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm), Diesel
kecepatan tinggi (n >1000 rpm)
Komponen - komponen dalam mesin diesel / engine adalah :
 Sistem Starting
Sistem starting adalah proses untuk menghidupkan / menjalankan mesin diesel. Ada 3 macam
sistem starting yaitu :
 Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara
untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol
start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi
sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
Prinsip Kerja:

Keterangan:

A : Pena

B : Poros

C : Pegas

D : Slenger/ Engkol

E : Gigi

Operasi Pembangkit 79
Poros B di tekan sehingga berhubungan dengan poros engkol. Pada saat Slenger berputar, Roda gigi E akan
memutarkan roda B dan pena A. Pena A memutar poros engkol sampai mesin hidup.Bila mesin
sudah hidup, putaran mesin lebih tinggi dari putaran sehingga pena A dan poros B akan kembali sendiri.

 Sistem Start Elektrik


Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini
menggunakan motor DC dengan suplay listrik dari baterai / accu 12 atau 24 volt untuk menstart
diesel. Saat start, motor DC mendapat suplay listrik dari baterai atau accu, dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu
yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sehanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus
start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka juga dipakai dinamo yang berfungsi sebagai
generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan
pengaman tegangan. Pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari
generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan battery atau accu.
Sehingga apabila tegangan dari battery atau accu sudah meneapai 12 / 24 volt, yang merupakan
tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan
diputus oleh pengaman tegangan.
Adapun prinsip kerja Start Elektrik:
 Bila tombol start ditekan, kontak jembatan tertarik oleh magnet sehingga sambil berputar
perlahan dan roda gigi masuk ke roda gigi pada roda gila
 Setelah motor meluncur maju, kumparan utama terhubung oleh bagian bawah kontak
jembatan sehingga motor berputar cepatdan memutar engkol untuk start

 Sistem Start Kompresi


Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu >500 PK. Sistem ini memakai
motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan
menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta
disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan
pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum

Operasi Pembangkit 80
yang ditentukan maka kompresor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung
hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan start udara bertekanan:

1. Kompresor

2. Tangki

3. Saringan udara masuk dan cerat air

4. Pemipaan

5.Peralatan/sistem start di mesin

 Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar meliputi :
 Tangki penyimpanan bahan bakar
Alat ini mempunyai fungsi untuk menyimpan bahan bakar yang akan digunakan oleh PLTD.
 Pompa pemindah bahan bakar
Alat ini dibutuhkan untuk pemindahan bahan bakar dari ujung perantara ke tangki penyimpanan
dan dari tangki penyimpanan ke mesin.
 Alat penyaring bahan bakar
Alat ini digunakan untuk menjamin kebersihan bahan bakar yang masuk ke dalam mesin.
 Alat pemanas dan sambungan pipa
Alat ini diperlukan untuk daerah-daerah yang mempunyai temperatur rendah yang dapat
mengganggu aliran bahan bakar.
 Sistem udara dan gas buang
Pada sistem pembakaran bahan bakar diperlukan udara, begitu pula pada sistem pendinginan juga
dibutuhkan udara. Udara yang dibutuhkan masuk melalui kisi-kisi pada bagian bawah dinding
ruang pembangkit. Yang digunakan untuk menangkap debu serta kotoran dari udara yang akan
diserap oleh diesel, sehingga pembakaran yang akan terjadi akan memakai udara yang bersih dan

Operasi Pembangkit 81
dapat menghasilkan daya maksimal. Hasil sisa dari pembakaran bahan bakar adalah berupa gas
buang monoksida yang bersifat mencemari udara. Oleh karena itu pembuangan gas buang ini
harus dilakukan dengan baik dan terisolasi.
 Sistem Pendingin
Sistem pendinginan pada mesin diesel dan generator harus diperhatikan dengan seksama karena
merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kinerja dari genset dan juga akan
menentukan kualitas dari sistem pembangkit. Secara umum fungsi dari sistem pendingin terdiri
dari 3 macam, yaitu :
 Pendinginan oli
Pendinginan ini bertujuan untuk mengontrol temperatur oli, sehingga viskositas dari oli dapat
terjaga pada kondisi yang tetap dapat menghasilkan pelumasan yang efektif.
 Pendinginan mesin
Pendinginan ini bertujuan untuk menjaga temperatur yang dapat diterima oleh komponen-
komponen mesin.
 Pendinginan udara
Pendinginan ini bertujuan untuk menaikkan densitas udara yang masuk ke silinder sehingga
tenaga output dari diesel dapat meningkat serta juga memelihara temperatur dari katup
pengeluaran udara.
 Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan sangat berguna untuk mengurangi panas dan juga aus yang diakibatkan dari
gesekan antara bagian-bagian mesin. Oleh karena itu lifetime dan efisiensi dari diesel juga sangat
ditentukan oleh sistem pelumasan. Cara pelumasan yaitu dengan jalan mensirkulasikan
oli/minyak dari tangki (yang disaring terlebih dahulu oleh oil filter. Untuk menghilangkan
kandungan garam) menuju ke dalam sistem ter tutup pada mesin-mesin yang akan dilumasi.
Minyak pelumas yang telah menyerap panas akan didinginkan terlebih dahulu di dalam oil cooler
dengan air pendingin untuk menghilangkan air bekas proses pendingin.
Proses pemanasan dan juga untuk mencairkan biasanya digunakan lube oil heater, sehingga dapat
masuk pada celah mesin yang kecil. Dari oil cooler minyak pelumas disirkulasikan lagi ke bagian
yang membutuhkan pelumasan dan akhirnya ditampung dalam carter.

2. Generator

Operasi Pembangkit 82
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover.
Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator sebagai sistem
cadangan listrik atau "off-grid" diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi
gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.
Generator terdiri dari sisi tetap atau stator dan sisi yang berputar atau rotor. Stator generator AC
adalah tempat terbentuknya ggl induksi dan rotor adalah medan magnet yang berputar. Untuk
memutar rotor diperlukan penggerak. Di pusat pembangkit listrik, generator digerakkan mesin
diesel dan turbin.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan Generator
sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu:
sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar
karena terletak pada rotor.
Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:
 Rangka stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian bagian generator yang lain.
 Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai
tempat GGL induksi.
 Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.
 Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.
 Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya GGL
induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar.
Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar berikut.

Operasi Pembangkit 83
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser
dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron
sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi dan arus yang besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:
 Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.
Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
 Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah
kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat
lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti
kutub.

Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada
stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga
menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus
jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi
eksitasi agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka
tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak-balik. Besarnya tegangan yang
dibangkitkan memenuhi persamaan:

Ef = 4,44 f Φf N Kw

Dimana:
Ef = Ggl yang dibangkitkan (volt)
Kw= faktor lilitsn
f = frekuensi (hertz)
Φ = fluks medan magnet Nc = jumlah lilitan
N = jumlah kumparan dalam tiap pasa

Operasi Pembangkit 84
Generator AC bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Generator AC terdiri dari stator
yang merupakan elemen diam dan rotor yang merupakan elemen berputar dan terdiri dari belitan-
belitan medan. Pada generator AC jangkamya diam sedangkan medan utamanya berputar.

Dari uraian diatas maka perlengkapan/ Peralatan yang dibutuhkan yaitu:


 Tangki penyimpanan bahan baker.
 Penyaring bahan bakar.
 Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring
 Pengabut.
 Mesin diesel.
 Turbo charger.
 Penyaring gas pembuangan.
 Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
 Generator.
 Trafo
 Saluran transmisi

10.5 Pemeliharaan Pusat Listrik Tenaga Diesel

Performance Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dipengaruhi faktor pengoperasian Satuan

Pembangkit Diesel (SPD). Untuk dapat mempertahankan/meningkatkan performance PLTD

metode yang paling tepat adalah menerapkan Sistem Informasi Operasional PLTD yang

mempergunakan sub sistem feedback yaitu Pola Operasi PLTD. Pola Operasi PLTD merupakan

susunan Satuan Pembangkit Diesel (SPD) untuk memikul beban dasar (base load) dan beban

puncak (peak load) berdasarkan tingkat keandalan dan effisiensi SPD. Dalam penyusunan Pola

Operasi PLTD diperlukan analisa data-data, informasi dan pengetahuan baik interen maupun

eksteren serta manajemen pengetahuan untuk memprediksi pencapaian kinerja/performance

Operasi Pembangkit 85
PLTD. Jadi Pola Operasi PLTD merupakan alat controlling untuk mempertahankan/memperbaiki

output yaitu performance/kinerja PLTD.

10.6 Permasalahan Pengoperasian PLTD

Permasalahan yang terjadi dalam pengoperasian PLTD adalah :

1. Pasokan lisrik dalam 24 jam (tanpa henti).

2. Permintaan (demand) energi listrik cendrung meningkat.

3. SPD cendrung mengalami penurunan kemampuan (daerating).

4. SPD beroperasi tidak pada beban yang optimal (SPD tidak beroperasi pada SFC terbaik).

5. Proses penyampaian dan penerimaan data, informasi dan pengetahuan sangat lambat.

6. Pelaksanaan pemeliharaan (overhaul) tidak tepat waktu.

7. Frekwensi start-stop SPD yang cukup tinggi merupakan kerugian bahan bakar

Untuk dapat mengatasi permasalahan pengoperasihan PLTD diatas maka diterapkan pola operasi.

Tujuan penerapan Pola Operasi PLTD adalah :

1. Performance/kinerja PLTD dapat dipertahankan/ditingkatkan.

2. Pemeliharaan perediktif SPD dapat dilaksanakan lebih optimal.

3. Jam operasi SPD dapat direncankan, sehingga pemeliharaan periodic dapat dilaksanakan

tepat waktu.

Manfaat Penerapan Pola Operasi.

1. Pengoperasian SPD lebih terkoordinasi.

2. Order bahan bakar, minyak pelumas dan spare part lebih akurat dan tepat waktu.

1. Pengertian Pemeliharaan

a. Pemeliharaan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan sebelum mesin rusak. Bertujuan agar
mesin selalu dalam kondisi optimal. Pemeliharaan bersifat pemeriksaan.

Operasi Pembangkit 86
b. Perbaikan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan setelah mesin rusak. Bertujuan agar
komponen mesin yang rusak berfungsi seperti semula.
2. Tujuan Pemeliharan

a. Daya mampu mesin sedekat mungkin dengan daya terpasang.


b. Keandalan yang tinggi.
c. Pemakain bahan bakar per Kwh efisien mungkin.
d. Pemakaian minyak pelumas per jam serendah mungkin.
e. Umur mesin menjadi lebih panjang.
f. Arti Memeriksa Dalam Pemeliharaan
g. Membandingkan antara keadaan sebenarnya dari bagian mesin dengan standard.
h. Membandingkan bisa dengan mata, telinga, peraba dan alat ukur.
i. Standard diambil dari buku pemeliharaan mesin (manual).
j. Hasil pemeriksaan berupa kesimpulan baik dan tidak baik dari bagian yang diperiksa,
untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan/koreksi.
3. Pedoman (Jadwal) Pemeliharaan Satuan Pembangkit Diesel (SPD)

A. Setiap komponen mesin mempunyai umur kerja / life time.


B. Setiap komponen mesin harus diperiksa secara berkala.
C. Jadwal pemeliharaan tergantung dari kondisi kerjanya (tekanan, temperature, kebersihan,
getaran, head balance, beban, mutu BBM, mutu pelumas, banyaknya start stop, dan lain-lain).
D. Jadwal pemeliharaan yang dapat disarankan pada manual book dapat di pakai sebagai
pedoman, tetapi tidak mutlak, sebab kondisi operasi sangat menentukan jadwal pemeliharaan.
E. Jadwal pemeliharaan yang tepat adalah hasil kombinasi antara manual book dengan
pengalaman.
Data yang diperlukan untuk merencanakan jadwal pemeliharaan Satuan Pembangkit Diesel

(SPD), adalah sebagai berikut :

a. Realisasi jam kerja sebelumnya.


b. Perkiraan jam kerja berdasarkan rencana operasi Satuan Pembangkit Diesel (SPD).
c. Rencana target produksi.
d. Rencana jadwal operasi Satuan Pembangkit Diesel (SPD).
e. Data-data yang sesuai dengan kondisi PLTD.

Operasi Pembangkit 87
Tabel Jadwal pemeliharaan berkala

Jenis Pemeliharaan Interval Jam Operasi Mesin


P0 24 jam operasi mesin
P1 125 jam operasi mesin
P2 250 jam operasi mesin
P3 500 jam operasi mesin
P4 1500 jam operasi mesin
P5 3000 jam operasi mesin
P6 6000 jam operasi mesin
P7 12000 jam operasi mesin
P8 18000 jam operasi mesin

4. Jenis-Jenis Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan merupakan suatu siklus tertutup yang terdiri dari : perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian. Pemeliharaan berjalan lancar dan terkendali dengan

baik apabila setiap tahap kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.

Pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian, yaitu :

 Pemeliharaan Berencana terdiri dari :

a. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang meliputi Pembersihan, pengecekan

kondisi pembangkit, perawatan, perbaikan kecil pengukuran dan kalibrasi/pengujian yang sering

di sebut P0-P5.

b. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan pada jam kerja di atas

6000 jam yang mencakup pembongkaran, pembersihan, pengecekan, perawatan, perbaikan,

Operasi Pembangkit 88
penggantian, pemasangan kalibrasi dan pengujian yang sering kita kenal dengan P6 6000 jam, P7

12.000 jam dan P8 18.000 Jam.

c. Pemeliharaan atas Dasar Kondisi

Pemeliharan ini tergantung dari kondisi pembangkit yang diketahui dari hasil pemantauan secara

kontinyu, kondisi ini dipengaruhi oleh cuaca operasi dan kondisi operasi.

d. Perbaikan dan Penyempurnaan

Perbaikan penyempurnaan adalah pemeliharaan bersifat koreksi dan modifikasi apabila ada

peralatan yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik ataupun memerlukan peralatan

yang baru dengan teknologi yang lebih baik.

 Pemeliharaan tidak Terencana

Pemeliharaan tidak terencana dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak sebagai akibat

kesalahan desain, pembuatan, pemasangan operasi dan pemeliharaan. Adapun faktor

penyebabnya adalah :

a. Mutu material yang tidak memenuhi syarat.

b. Pemasangan material yang kurang benar.

c. Pengopersian dan pemeliharaan yang kurang baik.

d. Instrumen/alat ukur yang tidak memenuhi standar/rusak.

10.7 Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik

Proses pembangkitan tenaga listrik dalam prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi
energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini dikonversi oleh
generator menjadi tenaga listrik. Proses demikian menimbulkan masalah-masalah sebagai
berikut:

1) Penyediaan energi primer.

Operasi Pembangkit 89
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi :
pengadaan, transfortasi dan penyimpangan, terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko
kebakaran.
2) Penyediaan air pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU dan
PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena
membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang besar sehingga pusat listrik ini dapat
menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW,
pendinginnya dapat menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
3) Masalah limbah
PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dengan asap yang mengandung gas
SO2, CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down).
PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah,
malah limbah dari masyarakat yang masuk kesungai penggerak PLTA sering menimbulkan
gangguan pada PLTA.

4) Masalah kebisingan Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :


 Mempertahankan efisiensi
 Mempertahankan keandalan
 Mempertahankan umur ekonomis

5) Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:


 Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring) dan engsel-
engsel.
 Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti : penukar
panas (heat exchanger) dan ketel uap
 Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
6) Gangguan dan kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan esungguhnya
adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir, dan tanaman. Gangguan

Operasi Pembangkit 90
dapat juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang disebabkan
petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi
rusak.

10.8 Kekurangan dan Kelebihan Pusat Listrik Tenaga Diesel

PLTD memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :


1. Plan lay out sederhana.
2. Sistem bahan bakar sederhana.
3. Bisa ditempatkan dekat dengan pusat beban.
4. Bisa distart dengan mudah dan cepat dan dibebani dalam waktu singkat.
5. Tidak ada stand-by losses.
6. Tidak memerlukan air pendingin yang banyak.
7. Dimensi PLTD lebih kecil dibanding PLTU untuk kapasitas yang sama.
8. Cara pengoprasian mudah dan memerlukan operator yang sedikit.
9. Effisiensi termal PLTD lebih besar dibanding PLTU untuk kapasitas yang sama.
Selain keunggulan, PLTD pun memilik kelemahan atau kekeurangan, yang diantaranya sebagai
berikut :
1. Harga bahan bakar mahal (BBG dan BBM)
2. Biaya pelumas tinggi.
3. Tidak bisa dibebani overload pada waktu yang panjang.
4. Kapasitas PLTD kecil

Operasi Pembangkit 91
BAB XI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

A. PENGERTIAN
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional
bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban
puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada
waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhkebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk
pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam
dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan
turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki,
dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran
air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA
tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun
pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun,
walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.

Operasi Pembangkit 92
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.

B. JENIS-JENIS PLTA
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dari sungai secara langsung disalurkan
untuk memutar turbin atau dengan cara ditampung dahulu dengan menggunakan kolam tando
atau waduk sebelum disalurkan untuk memutar turbin.

Karena pembangkit listrik tenaga air tergantung pada kondisi geografis, keadaan curah
hujan dan area aliran sungai. Jadi terdapat macam – macam PLTA, diantara lain;

A. PLTA run off river


B. PLTA dengan kolam tando
C. PLTA dengan waduk
D. PLTA aliaran danau
E. PLTA pasang surut
F. PLTA pompa
G. PLTA sistem kaskade

1. PLTA Run Off River


PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun
memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA seperti
pada Gambar 1.10

Operasi Pembangkit 93
Gambar 1.4 skema PLTA Run Off River

2. PLTA Dengan Kolam Tando


Air sungai dialirkan ke kolam melalui saluran terbuka atau tertutup dengan disaring
terlebih dahulu dan di tampung di suatu kolam yang berfungsi untuk;

a. Mengendapkan pasir
b. Mengendapkan lumpur
c. Sebagai reservoir
Kolam tando dilengkapi dengan beberapa pintu air, gunanya untuk pengisian atau
pengosongan bila kolam tando diadakan pemeliharaan.

Gambar 1.5 Skema PLTA Kolam Tando

3. PLTA dengan Waduk


Air dari sungai atau lebih ditampung disuatu tempat untuk mendapat ketinggian tertentu
dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui saluran terbuka melalui pintu
air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat menggerakan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik.

Operasi Pembangkit 94
Gambar 1.6 Skema PLTA Waduk

4. PLTA Aliran Danau


Sumber air dari PLTA ini adalah sebuah danau yang potensinya cukup besar untuk
mengambil air yang masuk k PLTA dilakukan dengan;

a. Pembuatan bendungan yang berfungsi juga sebagai pelimpasan yang berlokasi pada
mulut sungai
b. Perubahan duga muka air (DMA) + 4 meter
c. Intake

5. PLTA Pasang Surut


Pada PLTA ini terjadi dua kondisi yang sangat berpengaruh pada pembangkitan listrik.

1. Kondisi air laut pasang


Air laut memasuki teluk (sebagai kolam) melewati bangunan sentral, sehingga air
laut mendororng runner dari turbin. Turbin memutar poros generator sehingga
menghasilkan energi listrik.

Lama kelamaan kolam akan terisi oleh air laut, sehingga air laut menjadi sama
(sejajar). Berarti tenaga penggeraknya tidak ada dan turbin berhenti.

2. Kondisi air laut surut


Pada saat air laut surut, permukaan air kolam lebih tinggi dari permukaan air laut.
Air kolam akan mengalir ke laut melalui bangunan sentral akan memutar runner turbin
yang seporos dengan generator, sehingga didapat energi listrik kembali sampai terjadi air
pasang lagi.

Operasi Pembangkit 95
Gambar 1.7 Skema PLTA Pasang Surut

6. PLTA Pompa
PLTA pompa dibangun dan dioperasikan untuk PLTA beban puncak. Air waduk bagian
atas dan air waduk bagian bawah diatur untuk harian atau mingguan. PLTA pompa dioperasiakan
untuk menunjang beban puncak sistem. Danau bagian atas biasanya mempunyai kapasitas
tampung yang lebih besar, tetapi mempunyai daerah tangkapan hujan yang sempit, sedangkan
danau bagian bawah mempunyai daerah tangkapan hujan yang luas. Dengan spesifikasi sebagai
berikut;

a. Generator berfungsi sebagai motor


b. Turbin berdiri sendiri terpisah dari pompa
c. Generator, turbin dan pompa terletak di dalam satu poros

Gambar 1.8 Skema PLTA Pompa

7. PLTA Sistem Kaskade


Pemanfaatan sungai, berarti sepanjang sungai dibangun beberapa PLTA, maka daerah
PLTA itu disebut sistem kaskade PLTA. Dimana PLTA yang berada di bawah
memanfaatkan air setelah digunakan oleh PLTA yang berada di atas. Contohnya;

a. PLTA Kaskade pada aliran sungai citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur)
b. PLTA Kaskade pada aliran sungai cisangkuy (Plengan, Lamajan dan Cikalong)
c. PLTA kaskade pada aliran sungai brantas (Cilerojo, Sutami, Wlingi dan Lodoso).

Operasi Pembangkit 96
Gambar 1.9 Skema PLTA Kaskade

C. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi,
kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik.

b. Berdasarkan keadaan hidraulik


Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip dasar
hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan prinsip ini.
Yaitu:
i. Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan kekuatan air
secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.
ii. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu
pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn mempergunakan
pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu
berat.
iii. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut menunjukkan
adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan naiknya
permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Air pada waktu pasang berada
pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan
tinggi tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
iv. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber air yang
besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang alamiah, yang
didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik.

Operasi Pembangkit 97
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan permintaan, atau
pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak unit.

d.Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.


Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan ketika
terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam
penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal.

e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi


Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di
pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa
tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
i. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
ii. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
iii. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
iv. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW

g. Berdasarkan ketinggian tekanan air


i. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m
ii. PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m
iii. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m
iv. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m

h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama


Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
· Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit listrik.

Operasi Pembangkit 98
Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk penyimpanan
air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan
itu.
· Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan
itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan air, dan
konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.
· Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan melalui
sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan. Air
dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn suatu pengalihan aliran air.
Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah
sitem terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui lokasi
bangunan ini.

Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur banyaknya air
yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat diatur. Di depan
katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air dihentikan untuk
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan
listrik yang menyebabkan PMT generator trip,maka untuk mencegah turbin berputar terlalu cepat
karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menuju ke
turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air membalik
yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer (palu air). Water hammer ini menimbulkan
pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas (hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung
peredam (surge tank).
Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per menit
[rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan satu daya kuda pada tinggi
terjun H = I meter.
Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam, panjangnya dapat mencapai
beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannya naik turun, maka di bagian-bagian
cekungan yang rendah, harus ada katup untuk membuang endapan pasir atau lumpur yang terjadi
di cekungan rendah tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian lengkungan yang tinggi juga
harus ada katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara yang terperangkap dalam

Operasi Pembangkit 99
lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut di atas harus dibuka untuk
membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara yang terperangkap.

D. KONVERSI ENERGI PADA PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah air menjadi listrik dengan memanfaatkan perubahan
energi, yaitu energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya ketinggian, lalu
energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan
turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada
generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada
dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).

Gambar 2.1 Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air Pada Umumnya

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan
energi, yaitu:
1. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat
adanya perbedaan ketinggian.
Besarnya energi potensial yaitu:

Ep  m g h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)

Operasi Pembangkit 100


g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)

2. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan:

Ek  1 m v 2
Dimana: 2
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)

3. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya
energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya
energi mekanis dirumuskan:

Em  T  t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)

4. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik
sesuai persamaan:

El  V I t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)

Operasi Pembangkit 101


t : waktu (s)

E. PERALATAN UTAMA PLTA

1. BENDUNGAN

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air
untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Gambar 1.10 Bendungan

2. TURBIN

Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang
dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang
bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut
ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.

1. Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin
dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls
, yang ditunjukkan pada Gambar 1.20

Operasi Pembangkit 102


Gambar 1.11 Turbin Pelton

2. Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi
terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga
turbin Francis juga disebut sebagai turbin reaksi. Turbin Francis ditunjukkan pada
Gambar 1.21

Gambar 1.12 Turbin Francis

3. Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah 20 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin
dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-
baling dari kipas angin. Turbin Kaplan ditunjukkan pada Gambar 1.22

Operasi Pembangkit 103


Gambar 1.13 Turbin Kaplan

3. GENERATOR

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Pada generator di PLTA
Saguling rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari
Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan
turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar
memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator.
Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik,
ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai
dengan persamaan:

60f

P

dimana:

ƞ : putaran

f : frekuensi

P : jumlah pasang kutub

Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi system
sebesar 50 Hz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

Operasi Pembangkit 104


2. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi
yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul
magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:


E  B.V .L

Dimana:

E : Gaya elektromagnet

B : Kuat medan magnet

V : Kecepatan putar

L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga
agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu
dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai
kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Jenis biasa - thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
2. Jenis Payung (Umbrella Generator) - thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
3. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide dan thrust bearing
diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
4. Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung. Berikut ini adalah contoh
gambar dari penjelasan diatas, yang ditunjukan oleh gambar 1.23;

Operasi Pembangkit 105


J Je Je Je
e ni ni nis
Gambar 1.14 Jenis – Jenis Generator
n s s Pe
i P S nu
Secara garis besar komponen – kompnen PLTA berupa dam, turbin, generator ,transmisi
s a et nja
dan reservoir air. Adapun penjelasan
B y beberapa
e macam komponen lainnya PLTA tersebut
ng
disajikan dalam penjelasan berikut iini : u n Ba
a n g wa
1. Dam
s g a h
Dam berfungsi untuk menampung a air dalamh jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan
air yang cukup dan stabil. Selain itu dam Pjuga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh
a
bendungan Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6
y
miliar kubik. u
2. Intake n
g
Intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai,
mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah
masuk ke intake. Terletak di bagian sisi bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu
kesatuan dengan bangunan pembilas.
3. Penstock
Penstock adalah saluran dimana air dari resevoir bergerak untuk menuju turbin. Aliran fluida
pada penstock mempengaruhi unjuk kerja sebuah turbin. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan penstock untuk PLTA adalah diameter. Dimana semakin kecil diameter maka
kecepatan air dalam penstock akan semakin naik untuk debit yang sama, kerugian pada
penstock disebabkan debit air dan tinggi jatuh yang relatif kecil dan ketersediaan material di
daerah lokal.

Operasi Pembangkit 106


Penstock

Power House

Gambar 2.2 Penstock

Dibawah ini perhitungan dari penampang pipa saluran (penstock) dengan menggunakan
pipa beton :
- Rumus penampang saluran
A = ¼ π.d2
- Rumus debit
Q=AxV
Setelah diketahui A = Q / V
4𝐴
maka diperoleh diameter pipa sebesar D = √ 𝜋

Dalam perencanaan pembangkit ini, direncanakan menggunakan pipa pesat atau


penstock terbuat dari pipa beton dibuat lurus untuk mengurangi rugi – rugi pusaran dan rugi
gesekan. Untuk mengurangi rugi-rugi pusaran air pada sisi masuk penstock maka minimum
intake penstok dari permukaan air forebay:
- Jarak minimum batang pipa dari permukaan penampung air :
0,9
𝑠=
𝑑
- Ketebalan dinding batang pipa adalah :
P = V + [ 20% x V ]

Operasi Pembangkit 107


𝑃∙𝑅
𝑡= + 0,15
S. η − 0,6. P

4. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak
terbuang saat dialirkan melalui transmisi.
5. Transmisi
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

Gambar 2.5 Komponen PLTA Secara Keseluruhan

Operasi Pembangkit 108


F. PROSES PRODUKSI LISTRIK TENAGA AIR (PLTA Saguling)

Gambar Skematis PLTA Saguling

Aliran sungai citarum dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit air yang sangat besar. Air
itu ditampung dalam waduk berkapasitas 875.000.000 m3, yang dikenal waduk saguling. Dari
waduk, air dialirkan melalui pintu pengambilan air (Intake/1), yang pengaturannya dilakukan
lewat pusat pengendali bendungan (DCC/2), sel;anjutnya masuk kedalam terowongan tekan
(Headrace tunel/3), sebelum memasuki pipa pesat (penstock/4), air itu harus melewati tanki
pendatar (Surge tank/5) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan
mendadak/tekanan kejut saat katub utama (Inlet valve/8) tertutup seketika. Setelah katub utama
dibuka, aliran air memasuki rumah keong (Spiral case/6). Aliran air bergerak memutar itu
berfungsi menggerakan turbin (Turbin/7). Dari turbin air keluar melalui pipa lepas (Draf tube/9)
dan selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan (Tailrace/10). Poros turbin yang berputar tadi
dikopel dengan poros generator (Generator/11) agar menghasilkan enrgi listrik. Oleh trafo utama
(Main transformer/12) tegangan listrik dinaikan dari 16,5 kV menjadi 500 kV yang kemudian
aliran listrik bertegangan tinggi itu dikirimkan ke gardu induk melalui seradang hubung
(Seradang hubung/13) serta saluran tegangan ekstra tinggi (STET/14).

G. Tenaga Listrik (PLTA) Bendung Sutami


Air dari sungai sungai Berantas dengan system PLTA menggunakan kolam tando (reservoir)
dimana aliran sungai yang masuk melalui pintu intake yang memiliki katup pengaman sebagai
katup pengatur intake akan dibendung sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas bendung yang
direncanakan. Selanjutnya untuk pengolahan sebagai PLTA maka air yang sudah ditampung tadi

Operasi Pembangkit 109


sebagaian akan dimanfaatkan lalu dialirkan ke penstock melalui headrace tunnel. Adapun fungsi
penstock dalam komponen PLTA adalah untuk mengalirkan air yang masuk dari intake menuju
turbin. Akan tetapi dalam perencanaan penstock ini juga perlu dilakukan secara cermat karena .
Aliran fluida pada penstock mempengaruhi unjuk kerja sebuah turbin. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan penstock untuk PLTA adalah diameter. Semakin kecil diameter
maka kecepatan air dalam penstock akan semakin besar untuk debit yang sama.
Sementara itu juga terdapat surge tank pada komponen PLTA. Fungsi surge tank berfungsi
sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat katup pintu intake ditutup. Setelah air
masuk menuju penstock maka air menuju turbin. Akan tetapi sebelum masuk ke turbin debit air
dikontrol oleh main stop valpe. Setelah air masuk maka turbin akan mengubah energi potensial
air menjadi energi gerak. Hasil dari turbin akan menggerakkan generator untuk menghasilkan
energi listrik.
Selanjutnya main transformer akan mengconverter listrik yang dihasilkan oleh turbin
menjadi listrik untuk ditransmisikan. Transmission line berfungsi sebagai penyalur energi listrik
ke konsumen. Adapun proses pengolahan energi potensial air menjadi energi listrik dapat dilihat
pada gambar berikut ini :

Gambar 3.6 Proses Pengolahan Energi Potensial Air Menjadi Energi Listrik

1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung dalam bendungan
yang ditunjang dengan bangunan bendungan .
Operasi Pembangkit 110
2. Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake
3. kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) untuk merubah energi potensial menjadi energi
kinetik.
4. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) untuk mengalirkan air ke
turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau
dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
5. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi
energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan
mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin .
6. Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik.
7. Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race selanjutnya kembali ke sungai .
8. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah . Oleh karena
itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama untuk efisiensi
penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian
diatur/dibagi di Switch Yard
9. Apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas
otomatis (spillway).

Operasi Pembangkit 111


Flow Chart Pengolahan Energi Potensial Air Menjadi Energi Listrik

Mulai

Air dari Dam


Utama

Intake Dam Cadangan

Penstock

Main Inlet Valve

Turbin

Generator

Transformer

Pendistribusian

Selesai

Operasi Pembangkit 112

Anda mungkin juga menyukai