Sebuah pembangkit listrik jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka
Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air.
Kenapa tidak UAP?
Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap dalam
jumlah tertentu diperlukan air.
Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan berulang-
ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya.
Proses inilah yang dimaksud dengan Siklus PLTU.
Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized), yakni air
yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2
µs (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari
mempunyai kadar conductivity sekitar 100 – 200 μs. Untuk mendapatkan air demin ini,
setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant
yang berfungsi untuk memproduksi air umpan ke Boiler .
Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-
mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang
menyala dibawahnya. Akibat pembakaran air mengalami kenaikan suhu sampai pada batas
titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik
didihnya sampai berubah menjadi uap .
Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan
menghasilkan energi listrik.
Secara sederhana, siklus PLTU digambarkan sebagai berikut :
1
Siklus PLTU
2
13.Ketika Turbin berhasil berputar maka secara otomastis generator akan berputar,
karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang
menghasilkan energi listrik.
14.Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan
beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
15.Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
16.Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar.
Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya
berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.
Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup (close cycle) yang idealnya tidak memerlukan lagi air
jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak
air penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa
saluran air maupun uap di dalam sebuah PLTU.
Untuk menjaga siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus
akibat kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari
demineralized tank.
Berikut adalah gambaran siklus PLTU secara lengkap. (Klik pada gambar untuk
memperjelas).
3
TURBIN UAP
g. Berdasarkan typenya
- Single casing , untuk turbin – turbin yang bersekala kecil ( blower, fan , bfpt,
generator dengan kapasitas < 50 MW dll )
- Double casing , untuk turbin – turbin yang bersekala besar ( generator diatas 50
MW )
Fungsi kerja dari turbin uap secara umum suatu peralatan / equipment yang digunakan
untuk memutar Generator, dimana media yang digunakan untuk memutar turbin adalah
uap panas lanjut ( uap kering ) yang terlebih dulu diproses didalam boiler. Banyak pula
pada peralatan – peralatan seperti pompa , fan , blower yang digerakan oleh turbin.
Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus 1
dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler dengan tekanan
yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap panas sedangkan
5
kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke turbin dengan kondisi
super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk uap jenuh dimana laju aliran
massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram.
Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses
siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida kerja selama proses
siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus 1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 – 1 Dalam
kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus Ideal (Siklus Rankine )
antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan kerugian
kalor ke atmosfer disekitarnya .
2. Kerugian tekanan dalam ketel uap
3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja dan bagian-
bagian dari turbin.
Tetapi didalam siklus terjadinya steam yang digunakan untuk memutar turbin pada
semua PLTU , dan untuk mendapatkan hasil yang seefisien mungkin maka perlu
ditambah peralatan – peralatan pendukung agar steam yang dihasilkan menjadi steam
yang kwalitasnya baik.
Jenis trurbin yang tepasang adalah double casing dan dua exhaust , dimana posisi HP
dan IP digabung jadi satu casing, tetapi karena tekanan dan temperature tinggi sehingga
untuk posisi HP di design dengan double casing dan untuk IP dibuat simetris dan
mersap dengan dua lapisan casing dimana fungsinya untuk mengurangi termal stress
pada casing, pada HP steam yang telah dipakai diproses kembali diboiler dan dialirkan
ke HP turbin dan ke LP Turbin kearah depan dan belakang lalu terakir masuk ke
condenser.
a. CASING
Didalam structur turbin casing dibedakan menjadi 2 bagian yaitiu outer casing dan inner
casing dimana:
Outer casing terdapat pada HIP sisi Upper dan Lower sedangkan untuk LP hanya sisi
Upper , material yang dipakai harus mampu menahan tekanan dan temperature tinggi .
kedua casing tersebut diikat dengan menggunakan baut dengan ukuran yang berbeda-
beda. Inner casing terdapat pada HP dan LP sisi Upper dan Lower dengan material yang
juga harus mampu menahan tekanan dan temperature tinggi , kedua casing tersebut
diikat dengan menggunakan baut dan juga ukurannya berbeda – beda.
6
b. ROTOR
Rotor adalah bagian terpenting dari suatu kontruksi turbin yang berputar , dimana
fungsinya sebagai pengikat sudu –sudu turbin , pada sisi HP terdapat 15 blade yaitu 9
stage pada HP dan 6 stage pada IP , pada HP rotor juga terconect main oil pump yang
posisinya pada unjung rotor HP sisi depan , sedangkan sisi belakang terdapat Thrush
dish / collar dan juga coupling flange . untuk LP rotor terdapat 2 x 6 stage ( stage ini
lebih dikenak sisi positif dan negative ) , pada ujung sisi belakang juga terconect
reduzer gear yang fungsinya untuk fasilitas memutar rotor pada saat akan beroperasi ,
juga terconect coupling flange pada sisi depan dan belakang.
c. NOZZLE
yang dilalui uap pertama kali masuk kedalam sudu turbin disebut Nozzle Box ,Nozzle /
sudu tetap sendiri merupakan inner part turbin yang fungsinya sebagai alat untuk
mengarahkan , menampah tekanan uap untuk memutar sudu ( blade ) turbin , nozzle –
nozzle ini terpasang pada casing sisi upper dan lower baik pada HIP maupun LP ,
sedangkan pada HP terpasang pada inner casing . sedangkan sedangkan yang tersentuh
oleh uap didalam nozzle box disebut Fist stage ( Curtis) . untuk penempatan masing –
masing nozzle , pada HP dimulai dari no 2 – 9, sedangkan no 1 nozzlenya ikut dengan
nozzle box. Untuk IP penempatan masing
– masing nozzle terbagi menjadi 2 bagian yaitu nutuk nozzle no 1-3 terpasang pada
blade carrier #1 sedanhgkan nozzle 4-6 terpasang pada blade carrier #2 hal ini
dimaksudkan agar kebocoran uap dapat dikuarangi.
d. WHEEL
Wheel merupakan kumpulan rangkaian sudu-sudu jalan yang terangkai padashaft rotor
dan diikat dengan shroud dan dikunci dengan cougkling dan dibuatper segmet sesuai
dengan design dari engineering pabrikan.
e. GLAND LABYRINTH
Merupakan suatu inner part dari turbin yang fungsinya sebagai perapat uap ( steam )
antara rotor dengan stator ( wheele dengan wheele yang lainnya ) dimana posisi nya
dekat dengan shaft rotor disebut Gland labyrinth.
g. BEARING
Bearaing merupakan suatu bagian inner part utama dari turbin yang fungsinya sebagai
support / daya lincir untuk shaft turbin dari gaya radial , type bearing yang terpasang
pada unit ini adalah Tilting – pad bearing dan Elliptical bearing. Untuk type tilting –
pad bearing terpasang pada posisi bearing no 1 dan no 2 ,
sedangkan untuk Elliptical bearing terpasang pada posisi bearing no 3 dan no 4.
h. OIL DEFLECTOR
Oil deflector merupakan bagian dari inner part yang terpasang pada sisi depan dan
belakang dari bearing , yang fungsinya sebagai seal atau perapat agar pelumas ( oil )
tidak terjadi cross air pada saat pelumasan pada bearing beroperasi .
i. TRUSH BEARING
Trust bearing merupakan bagian dari bearing turbin yang fungsinya menahan gaya axial
pada saat turbin beroperasi , posisi trust bearing ini berada diantara trust dish yaitu
7
posisi aktif dan pasif ( self – positioning dan positioning ) trust bearing ini terdiri 11
segment , yaitu 11 segment posisi aktif ( positioning ) dan 11
segment posisi pasif ( self – positioning ) kemampuan daya dorong dari trust –pad
minimum sebesar 121.8 kN sedang mampu menahan gaya dorong maximum sebesar
131.53 kN. Hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi ganguan yang mengakibatkan
unit mati / trip.
Front Standard Merupakan bagian utama dari rangkaian turbin uap dimana didalam ya
terdapat rangkaian peralatan – peralatan pendukung dalam tercapainya fungsi turbin uap
menjadi lebih baik dan handal , peralatan didalam front standart antara lain :
a. Main Oil Pump
8
b. Speed Control
c. Mechanical Trip
d. Tumpuan / Support bagi Bearing Turbin No 1
Pada front standart tertup karena peralatan yang ada didalamnya banyak yang mengunakan
media oil untuk proses operasinya sehingga untuk menjaga agar fungsi dari oil tidak
berubah .
X. TURNING GEAR
Fungsi dari Turning gear adalah perangkat Turbin Uap yang berfungsi untuk memutar rotor
Turbin Generator pada putaran rendah ( 5 – 10 rpm ) yang funsinya untuk menjamin
pemanasan / pendinginan rotor yang merata sehingga menggurangi kemungkinan terjadinya
bengkok pada rotor. Selain itu turning Gear juga mempunyai funsi lain yaitu memberikan
gerak awal pada saat turbin akan di start sehingga dapat mengurangi gesekan statis pada
bantalan ( Bearing Turbin – Generator ) Pada umumnya turning gear dipasang pada turbin
diantara turbin low pressure ( LP ) dengan Generator. Turning gear sendiri terdiri dari gear-
gear ( roda gigi ) yang tersusun / terangkai dan digerakan oleh motor listrik dan salah satu
rangkaian roda gigi dihubungkan dengan roda gigi yang terpasang pada rotor ( poros turbin ).
Pada saat roda gigi turning gear terhubung dengan roda gigi poros turbin disebut “ ENGAGE
“ Apabila kondisi engage, maka bila motor turning gear berputar , rotor turbin generator akan
berputar.dengan putaran rendah. Bila uap ( steam ) sudah masuk ke turbin dan mendorong
sudu – sudu turbin dan putaran turbin mulai meninggakat maka turning gear yang engage
dengan roda gigi poros turbin generator akan terlepas. Jadi roda gigi turning gear tidak lagi
terhubung lagi dengan roda gigi pada poros turbin . Kondisi seperti ini disebut “
DISENGAGE”.
CONDENSER
9
seperti Air Compressor,Pump dan Generator Stator Cooling dan juga penting untuk
mendinginkan oli untuk
pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut terjadi pada
alat yang disebut Heat Exchanger.Karena adanya Blowdown pada Steam Drum, maka untuk
mengembalikan volume air ke volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water
untuk menambah volume air.Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing yang
dihasilkan dari air tanah yangtelah diproses untuk dijadikan air distilate . ada yang melalui
system RO , ada yang melalui system Desalination dan kesemuanya diproses terlebih dahulu
di WTP. Condenser bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi
yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya volume. Untuk
menjaga agar kondensor dalam keadaan vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam
(ketika steam berubah menjadi air)
dipompa keluar oleh vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang
diambil dari turbin adalah Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga tekanan
diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena Enthalpinya juga besar.
Macam-Macam Valve
10
1. Gate valve
2. Globe valve
3. Angle valve
4. Needle valve
5. Plug valve
6. Ball valve
7. Butterfly valve
8. Diahpgram valve
9. Pinch valve
10. Check valve
11. Relieve valve
12. Safety valve
Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau
trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada
saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup), disc
tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah berubah (tidak
rata lagi).
Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan
sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang
bergejolak) pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:
i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi disc akan
berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak akan berada pada
posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.
2. Globe valve
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya
aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama
saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu yang
dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu:
11
i. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini
menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah yang
menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat
melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi pressure drop
yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas
melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang
sama.
Seperti yang terlihat dibawah ini:
ii. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve akan
dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat ini berperan
sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam untuk menerobos masuk.
Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe valve:
i. Angle valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve ini
bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle valve:
3. Rotation valve
Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc.
Valve - valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe valve dalam hal cara
membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar
handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya dengan
memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan
menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve.
Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle akan
searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak
searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran
atau pipa.
Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.
i. Plug Valve
Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close (isolation
atau on/off control).
Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe valve. Yaitu
body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan packing, packing bolt sama
12
fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi
bentuknya berbeda.
Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug valve, plug
mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open position
maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah akan
melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug akan
berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan menahan aliran,
sehingga aliran pun akan berhenti.
Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau passing. Antara
plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk menimalkan efek gesekan
tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan pelumas.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas stem, ada
juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak
membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah dilapisi material teflon, jenis ini
dinamakan self lubricating.
Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
a. Three way plug valve
Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk outlet.
Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet kearah
aliran/pipa yang dikehendaki.
Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed valve, dan
handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid (slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc
sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve juga mempunyai handle yang
sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah
dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah
dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau
pipa.
bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk pembacaan
posisi valve opening atau valve closing.
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat
membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama dengan plug valve,
dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa,
namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
4. Diaphgram valve
Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga digunakan
sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material kasar seperti fluida
yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif.
Diaphgram valve mudah dikenali karena bentuk bonnet nya yang menggembung seperti
lonceng. Diaphgram valve mempunyai stem, handwell, plunger dan diaphgram stud yang
menjadi satu, diaphgram, seat dan body. Diaphgram valve tidak mempunyai disc, tetapi
sebagai pengganti disc adalah diaphgram itu sendiri. Dimana valve ini akan menutup jika
plunger menekan diaphgram, dan akan terbuka jika plunger naik keatas. Saat menutup valve
ini, juga tidak boleh terlalu kencang, karena bisa merusak diaphgram.
5. Pinch valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang
mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).
6. Check valve
Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau
agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya
sama saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check
valve, Lift check valve, dan Ball check valve.
Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak mengandung
partikel padat (solid)
Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai flow
yang tinggi
Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel padatan.
14
7. Relieve valve dan Safety valve
Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu sistem
agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang bekerja, dan untuk
kepentingan proses itu sendiri.
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu sama lain.
Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety valve dianggap Relieve
valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve
valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan
menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok
diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat
langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya
apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat cocok
diaplikasikan ke fluida gas.
IV. Troubleshooting
1. Valve leak
Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi leak. Bagian yang
paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan
mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa kembali putaran handwell, karena
setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem
yang menyebabkan handwell susah di gerakkan.
Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet, daerah body, dan
disekitar flange.
2. Kerusakan Fisik
Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan karena adanya
kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat penting untuk
dilakukan lebih dahulu sebelum adanya perlakuan yang lebih jauh.
3. Pemberian Pelumas
Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga ketahanan
valve.
15