Anda di halaman 1dari 10

Tugas SPT

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

PLTP – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Nama : Kanzul Fadhil

BP : 1210913033

Dosen : Ir. Adly Havendri, M.Sc

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Padang

2015
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

1. Defenisi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai
energi penggeraknya. Pembangkit listrik tenaga panas Bumi termasuk sumber
Energi terbaharui.

2. Prinsip Kerja

Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat dibagi menjadi 3(tiga),
pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir. Saat ini terdapat tiga macam teknologi
pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada
suhu dan tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini
pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

Gambar 1 Prinsip Kerja PLTP


Pada prinsipnya PLTP merupakan Pembangkit listrik tenaga uap seperti pada
umumnya. Hanya untuk PLTP ini uap yang digunakan bukan berasal dari boiler
tetapi uap berasal dari dapur di dalam perut bumi. 
Secara sederhana cara kerja PLTP dapat digambarkan sebagai berikut 
a. Air disuntikan kedalam perut bumi dimana terdapat sumber panas alami
melalui injektor. 
b. Air akan mengalami pemanasan dan menjadi uap bertekanan dan keluar
melalui sumur produksi. 
c. Uap yang keluar masih mengandung air sehingga harus dilakukan
pemisahan antara uap dan air pada separator. 
d. Dari sini uap kering akan menuju turbin dan selanjutnya menjalankan
generator untuk digunakan sebagai pembangkit listrik, sedangkan airnya
akan menuju kembali kedalam injektor.
e. Setelah uap menyelesaikan tugasnya menggerakan turbin maka akan
menuju kondensor untuk dijadikan air kembali. Air dari kondensor akan
didinginkan pada tangki pendingin melalui sistim pendinginan udara untuk
selanjutnya air dapat di injeksikan kembali pada sumur injeksi.

a. Uap Kering (dry steam)

Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235
derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya.
Seperti terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas
bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan
memutar generator untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan
teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello, Italia pada
tahun 1904.Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk
kandungan gas yang tinggi.Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP
Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200  kW.

Gambar 1 Dry Steam Power Plant


Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat
dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor
dengan kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa, Tipe ini
adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP Kamojang
1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.

b. Flash steam
Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara kerjanya
adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai
suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan
ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut
menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan
menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke
reservoir melalui injection wells.
Contoh ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

Gambar 2 Flash Steam Power Plant


c.   Binary cycle

Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-
1820C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat
exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja.
pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini akan
menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke generator. dan hasilnya adalah
energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih
yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.

Gambar 3 Binary Steam Power Plant


Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber
panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi.
karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa
depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi
carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding
emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

3. Dasar Perancangan

Panas bumi adalah sumber energi sebagai panas yang terdapat dan terbentuk
di dalam kerak bumi yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan
dalam suatu sistem panas bumi. Sistem panas bumi di Indonesia umumnya
merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (> 225
°C), hanya beberapa di antaranya yang mempunyai temperatur sedang (150-
225 °C). Pengalaman dari lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di
dunia maupun di Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi
bertemperatur tinggi dan sedang sangat potensial bila diusahakan untuk
pembangkit listrik. Berdasarkan kondisi geologinya, sumber panas bumi yang
ada di Indonesia dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
·        energi panas bumi uap panas
·        energi panas bumi air panas
·        energi panas bumi batuan panas
Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnnya
mempergunakan data – data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa –
analisa kimia memberikan parameter – parameter yang dapat digunakan untuk
perkiraan potensi panas bumi di suatu daerah. Untuk menghitung perkiraan
potensi daerah ini dapat dihitung dari nilai suhu bawah permukaan dan luas
daerah aktif yang didapat dari anomali Hg, CO2, serta tahanan jenis rendah.
Potensi energi terduga panas bumi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Lump Parameter.
Q = 0.2317 x A x (Tr-Tc)
dimana   Q  = Potensi energi panas bumi terduga (MW)
               A  = Luas daerah prospek (km2)
               Tr  = Temperatur reservoir (oC)
               Tc  = Temperatur cut off (oC)
Energi panas bumi di daerah ini mempunyai beberapa peluang untuk
dikembangkan, diantaranya adalah :
·       Penghematan pengeluaran dana untuk pembelian bahan bakar minyak
bumi atau batubara.
·      Kebutuhan energi cukup besar terutama untuk tenaga listrik pelosok
pedesaan yang belum tercapai oleh jaringan PLTD dari kedua daerah tersebut.
·      Lokasi panas bumi dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, dapat
dikembangkan secara terpadu dengan potensi wisata danau maupun gunung
api dan tersedia cukup sarana air untuk kegiatan ekplorasi maupun eksploitasi,
serta cukup tersedia tenaga kerja.
Beberapa faktor yang bisa menjadi kendala dalam pengembangan panas bumi
di daerah ini antara lain : medan atau bentuk topografi yang bergelombang
dengan beberapa tebing-tebing terjal dapat menghambat pemilihan lokasi
eksplorasi/eksploitasi.
·        Medan terjal ini juga berpeluang terjadi bencana tanah longsor
·      Lokasi prospek terdapat di perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera
Selatan, hal ini bisa berpeluang timbulnya sengketa (rawan sengketa)
·        Birokrasi yang bertele-tele di daerah bias membuat para pengembang
tidak tertarik untuk menanam modal.

4. Komponen

a.Steam Receiving Header


Merupakan suatu tabung yamg berdiameter 1800 mm dan panjang 19.500
mm yang berfungsi sebagai pengumpul uap sementara dari beberapa sumur
produksi sebelum didistribusikan ke turbin. Steam receiving header
dilengkapi dengan sistem pengendalian kestabilan tekanan (katup) dan rufture
disc yang berfungsi sebagai pengaman dari tekanan lebih dalam sistem aliran
uap. Dengan adanya steam receiving header ini pasokan uap tidak akan
mengalami gangguan meskipun terdapat perubahan pasokan uap dari sumur
produksi.

b. Vent Structure
Merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure
terbuat dari beton bertulang berbentuk bak persegi panjang, bagian bawahnya
disekat dan bagian atasnya diberi tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap
ke udara tidak mencemari lingkungan. Dengan menggunakan nozzle diffuser
maka getaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi dengan
katup – katup pengatur yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan
yang digunakan untuk membuka untuk membuka dan menutup katup
diperoleh dari dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent
structure. Pengoperasian vent structure dapat dioperasikan dengan cara manual
ataupun otomatis (system remote) yang dapat dilakukan dari panel ruangan
kontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:
·        sebagai pengatur tekanan (agar tekanan uap masuk turbin selalu konstan)
·        sebagai pengaman yang akan membuang uap bila terjadi tekanan lebih
di steam receiving header
·        membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit stop.

c.    Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat padat,
silica, bintik – bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk
ke dalam separator. Kemudian kotoran dan zat lain yang terkandung dalam
uap yang masuk ke dalam separator akan terpisah. Separator yang dipakai
adalah jenis cyclone berupa silinder tegak dimana pipa tempat masuknya
steam dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran sentrifugal.
Uap yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis,
maka kondensat dan partikel – partikel padat yang ada dalam aliran uap akan
terpisah dan jatuh ke bawah dan ditampung dalam dust collector sampai
mencapai maksimum atau sampai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan
uap yang lebih bersih akan keluar melalui pipa bagian atas dari separator.
Kotoran yang ada dalam dust collector di – drain secara berkala baik otomatis
ataupun manual. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi
dan pembentukan kerak pada turbin.

d.    Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran
14.5 m³ didalamnya terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi untuk
mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur – sumur
panas bumi. Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang berfungsi untuk
menangkap air dan partikel – partikel padat lainnya yang lolos dari separator,
sehingga uap yang akan dikirim ke turbin merupakan uap yang benar– benar
uap yang kering dan bersih. Karena jika uap yang masuk ke turbin tidak
kering dan kotor, akan menyebabkan terjadinya vibrasi, erosi dan
pembentukkan kerak pada turbin. Uap masuk dari atas demister langsung
menabrak kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka butiran air
kondensat dan partikel – partikel padat yang terkandung dalam di dalam uap
akan jatuh. Uap bersih akan masuk ke saluran keluar yang sebelumnya
melewati saringan terlebih dahulu dan untuk selanjutnya diteruskan ke turbin.
Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final
separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh
dan terletak di luar gedung pembangkit.

e.    Turbin
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memiliki turbin sebagai
penghasil gerakan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui
generator. Turbin yang digunakan disesuaikan dengan keadaan dimana turbin
tersebut digunakan. Turbin dirancang dengan memperhatikan efisiensi dan
performanya yang disesuaikan dengan kondisi dan kualitas uap panas bumi.
 f.     Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik
putaran poros turbin menjadi energi listrik. Perputaran pada generator tersebut
akan menghasilkan perpotongan gaya gerak magnet yang menghasilkan energi
listrik. Generator akan menghasilkan energi listrik bolak balik sebesar 11,8 kV
ketika turbin yang berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap
generator.
 g.    Trafo Utama (Main Transformer)
 h.    Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan
penghubung aliran listrik yang berada di wilayah PLTP.

i.           Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin
dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi
atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan
panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Uap bekas
yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh ejector. Ejector ini
juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat
dipompakan oleh dua buah pompa pendingin utama (main cooling water
pump) ke menara pendingin (cooling tower) untuk didinginkan ulang sebelum
disirkulasikan kembali ke kondensor. Pada saat sedang operasi normal,
tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar, dan kebutuhan air pendingin
adalah 11.800 m³/jam. Pemakaian kondensor ini sangat cocok karena
pembangkit listrik tenaga panas bumi memiliki siklus terbuka sehingga tidak
diperlukan sistem pengambilan kembali kondensat seperti yang dilakukan oleh
PLTU konvesional.

j.     Main Cooling Water Pump (MCWP)


Main cooling water pump (MCWP) adalah pompa pendingin utama yang
berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower
untuk kemudian didinginkan.

k.    Cooling Tower


Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan ke dalam bak (hot water
basin) yang terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi
dengan noozle yang berfungsi untuk memancarkan air sehingga menjadi
butiran butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan
udara pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan, air akan turun karena
gaya gravitasi untuk seterusnya menuju bak penampung air (cool water basin)
yang terdapat di bagian bawah cooling tower dan seterusnya dialirkan ke
kondensor yang sebelumnya melewati 4 buah screen untk menyaring kotoran
– kotoran yang terdapat dalam air.
Aliran udara yang melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas
hisap paksa tipe aksial. Setiap kipas digerakkan oleh motor listrik induksi
dengan perantaraan gigi reduksi (reduction gear). Cooling tower dilengkapi
dengan sistem pembasah (wetting pump system) yang gunanya untuk
memompakan air dari cool water basin dan disemprotkan ke semua bagian
dari cooling tower agar kondisi kayu tetap basah.

5. Performansi Pembangkit
Berikut akan diperlihatkan performansi PLTP Kamojang Bandung
berdasarkan rancangan salah satu penelitian dari peneliti ITS :
Tabel 1 nilai eksergi loss dan efisiensi eksergi

PLTP Kamojang memiliki daya keluaran 65 MW.

Optimisasi dari efeisensi PLTP dapat ditingkatkan dengan cara menentukan


temperatur separator minimum, temperatur kondenser minimum, dan tekanan
wellhead minimum. Setelah dilakukan perhitungan ulang didapatkan
performansi nya adalah sebagai berikut :

Contoh dari PLTP ini dalah yang terdapat di Kamojang, Garut. Data yang
telah terdapat di atas pun berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti ITS.
Gambar PLTP Kamojang Garut

Anda mungkin juga menyukai