Anda di halaman 1dari 1

Nama : Erlita Dara Sabila

NIM : 071001900028
Tugas 2 Study Case Fasilitas Produksi Uap

Pada tugas kali ini saya akan menjelaskan secara singkat menganai fasilitas produksi pada
lapangan geothermal di Lahendong, Sulawesi Utara. Lapangan panas bumi Lahendong di dominasi air
sebanyak 70% dan uap sebanyak 30%. Adapun lapangan ini dibagi menjadi 2 blok reservoir, yang
pertama yaitu blok Lengkoan dan yang kedua adalah blok Lahendong-Linau. Rincian sumur di PLTP
Lahendong dengan 14 sumur produksi, 6 sumur reinjeksi dan 19 sumur monitor. PT Pertamina
Geothermal Energy mengoperasikan 6 unit PLTP di Lahendong. Uap panas bumi untuk menggerakan
PLTP Lahendong berasal dari wilayah kerja panas bumi Lahendong. Pada saat ini ada 53 sumur panas
bumi yang uapnya dijadikan sumber energi 6 unit PLTP.
PLTP di Lahendong yang berkapasitas 500kW ini dikembangkan teknologi PLTP siklus biner
yang diharapkan menjadi Langkah awal dari upaya besar pemanfaatan energi terbarukan. PLTP disini
memanfaatkan uap panas bumi basah yang tidak bisa digunakan PLTP konvensional. Selain itu
teknologi ini juga memungkinkan untuk memanfaatkan air panas sisa PLTP konvensional sehingga
menambah efisiensi total dan menambah kapasitas pembangkitan. PLTP ini dapat digunakan sebagai
model pemanfaatan sumur panas bumi dengan uap basa yang menjadi karakteristikmkebanyakan
sumber panas bumi di Indonesia terutama Sumatera dan Sulawesi.
Menurut Pambudi, et al., (2014) pengembangan panas bumi dapat dilakukan dengan dua cara:
yaitu konstruksi dari pembangkit listrik yang baru dengan daerah yang baru dan peningkatan efisiensi
termal dari pembangkit yang sudah ada. Peningkatan efisiensi termal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan analisis eksergi dan energi. Dincer (2007) mengungkapkan bahwa analisis eksergi adalah
metode yang menggunakan prinsip konservasi massa dan energi bersamaan dengan hukum ke-dua
termodinamika untuk analisis, desain dan peningkatan energi dan sistem lain. Metode ini merupakan
alat yang sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber energi dan identifikasi
proses degradasi energi, yang mana memungkinkan lokasi, tipe serta besarnya kehilangan energi bisa
di evaluasi.
PLTP Lahendong sendiri menggunakan siklus uap hasil pemisahan atau separated steam cycle
dikarenakan fluida yang keluar dari sumur adalah dua fasa dominan cair. Fasilitas utama produksi uap
secara garis besar yaitu sumur, kepala sumur, separator dan pipa alir permukaan. Komponen produksi
listrik seperti seperti turbin dan generator serta kondenser, cooling tower dan sumur injeksi yang
mengembalikan fluida ke dalam bumi, juga merupakan bagian dari keseluruhan pembangkit.
Pemanfaatan fluida panas bumi menjadi listrik menggunakan fluida fasa uap, sehingga fluida campuran
dua fasa yang keluar dari sumur terlebih dahulu dipisahkan melalui separator (Saptadji, 2020). Fluida
yang sampai ke turbin perlu diminimalisir kuantitas fluida fase cairnya, dengan komponen seperti
demister untuk meningkatkan kualitas uap hingga 100%.

Referensi :
1. Aloanis, Armando Ariakta., Heindrich Taumaunang.2021. Analisis Energi dan Optimasi
Pembangkit Listik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit-2. Jurnal Fista: Fisika dan Terapan
Vol.2 No.2, Hal. 66-75. Manado : Universitas Negeri Manado
2. Azimudin, Tafif. 2001. Peluang Pengembangan PLTP Unit II Area EP Lahendong.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai