PENDAHULUAN
Perjalanan B2TKE dimulai pada tahun 1979. Pada saat itu Direktorat
Pengembangan Teknologi - suatu satuan kerja eselon 2 di lingkungan BPP
Teknologi (singkatan resmi BPPT pada saat itu), dengan melakukan rintisan
kegiatan yang berkaitan dengan rencana pembentukan Unit Pelaksana Teknis -
Laboratorium Sumber Daya Energi (UPT-LSDE). Kegiatan tersebut dilakukan
oleh Tim Pengembangan Laboratorium Sumber Daya Energi. Pada tahun
tersebut di atas telah dimulai kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi
konversi energi di lingkungan BPPT, terutama di bidang energi terbarukan,
antara lain energi surya dan limbah biomassa (kayu dan sekam padi). Kegiatan
ini dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Republik Federal Jerman
(RFJ) melalui Kantor Menteri Riset dan Teknologi (Bundesministerium für
Forschung und Technologie/BMFT). Selanjutnya pada tahun 1980 dimulai
1
penelitian teknologi fotovoltaik, tenaga panas surya, fermentasi, serta gasifikasi
kayu dan sekam padi
Sutrisno Budi (2016), Dari hasil kajian pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Termal di B2TKE Existing didapatkan bahwa salah satu penyebab tidak
dapat beroperasinya unit penggerak (turbin uap) pada sistem ORC PLTST
adalah tidak tercapainya temperatur air keluar dari kolektor surya sebagai fluida
pemanas penthane. Disain kebutuhan temperature air untuk sistem ORC PLTST
adalah ± 90 oC. Data yang diperoleh bahwa temperature air keluar plan kolektor
surya di bak penampungan air panas adalah ± 80 oC yang hanya bisa dicapai
pada jam 14:00 saat matahari bersinar terang sepanjang hari.
Saputra Winggu (2017), Dan dari hasil pengujian temperatur air yang
dipanaskan menggunakan plan kolektor surya pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Termal (PLTST) di B2TKE data yang diperoleh bahwa temperatur air
keluar plan kolektor surya di bak penampung air panas adalah 81,5 oC yang bisa
dicapai pada pukul 13:25 pada saat matahari bersinar terang sepanjang hari
dengan menggunakan kolektor surya sebanyak 39 modul kolektor surya.
Dari hasil kajian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal Pada tahun
2016 dan 2017 temperatur air keluar Plan Kolektor tidak dapat memenuhi
kebutuhan dari unit penggerak (Turbin Uap) pada sistem ORC sebagai fluida
pemanas Penthane. Maka perlu dilakukan suatu penelitian yaitu analisis
Efisiensi Termal Oil Heater menggunakan Burner kapasitas 15 Liter/Jam
sebagai pemanas air tambahan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal
di Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE).
2
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
Evavorator
Pump condensor
Pump
4
Saat ini ada tiga jenis kolektor surya yang sering digunakan pada
pemanas air tenaga asurya, yaitu :
a. Kolektor Batch
(sumber : https://www.google.co.id/search?q=gambar+kolektor+surya)
(http://id.sidite-energy.asia/news/the-types-of-solar-collectors-are-
becoming-mor-9568179.html)
5
Kolektor Pelat Datar biasanya terdiri dari tabung tembaga yang
dipasang di pelat absorber datar. Konfigurasi yang paling umum adalah
serangkaian tabung paralel yang terhubung pada setiap ujungnya oleh
dua pipa, inlet dan outlet air. Pelat datar diletakkan dalam sebuah kotak
terisolasi, dan ditutupi dengan kaca. Kolektor plat datar biasanya bisa
menampung 40 galon air. Dua buah kolektor bisa menyediakan sekitar
setengah dari air panas yang dibutuhkan oleh keluarga beranggotakan
empat orang.
c. Kolektor Evacuated-tube.
(http://ismantoalpha.blogspot.co.id/2009/12/macam-macam-kolektor-
surya.html)
6
2.2.2 Evaporator
Evaporator pada pembangkit listrik tenaga solar termal berfungsi
sebagai tempat memanaskan fluida kerja (penthane) pada system
Organic Rankine Cycle (ORC), sehingga perubahan temperature dan
volume fluida kerja penthane tersebut akan merubah penthane dari fasa
cair menjadi fasa gas/uap.
7
akan terbentuk di permukaan dalam pipa sehingga mempermudah
pembersihannya. Sementara kekurangannya yaitu, perpindahan
panas yang terjadi secara berulang kali sehingga kurang ideal
digunakan terhadap jenis cairan yang tidak tahan terhadap panas,
contohnya jus, susu dan sebagainya.
c. Basket Evaporator
8
Sementara boiling tube tipe, pipa pemanas tidak seluruhnya tercelup
ke dalam larutan, cairan umpan seluruhnya akan masuk ke seksi
pemanas. Evaporator ini umumnya memiliki harga yang relatif
mahal, baik itu dari segi harga, perawatan dan pengoperasiannya.
Terlebih karena dilengkapi dengan pompa.
e. Long Tube Vertical Evaporator
9
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat
untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak
dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan
lebih dikenal dengan Windmill.
c. Turbin gas.
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas
sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan
menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda
turbin sehingga menghasilkan daya.
2.2.4 Generator 2 KW
Generator adalah sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui
perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator pembangkit listrik, yaitu:
a. Generator AC
Generator AC adalah generator yang menghasilkan gaya gerak listrik
induksi bolak-balik.
b. Generator DC
Generator AC adalah generator yang menghasilkan gaya
gerak listrik induksi searah.
2.2.5 Kondensor
Kondensor pada pembangkit listrik tenaga surya termal berfungsi
untuk mengubah fluida uap menjadi fluida cair kembali dan dialirkan ke
dalam evaporator untuk dipanaskan menjadi fluida uap sehingga
menghasilkan suatu siklus.
2.2.6 Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan
kalor ke udara. cooling tower merupakan bagian dari utilitas yang banyak
digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas menjadi air
dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan. Cooling tower juga
10
salah satu alat yang berfungsi mengolah air untuk mengatasi masalah
polusi lingkungan.
2.2.7 Pompa air
Pompa adalah suatu mesin yang menambahkan energi ke cairan
dengan tujuan untuk meningkatkan tekanannya atau memindahkan
cairan tersebut melalui sebuah media hantar.
2.2.8 Tangki
Tangki merupakan salah satu komponen yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan air panas pada Pembangkit Listrik Tenaga Solar
Termal.
2.2.9 Solenoid valve air.
Solenoid valve merupakan kran otomatis dengan gerakan
membuka atau menutup kran (valve) yang diatur oleh sistem control.
Secara garis besar Solenoid Valve adalah suatu alat kontrol yang
berfungsi untuk membuka dan menutup valve/katup/kran secara
otomatis. Kapan solenoid valve membuka dan menutup kran ini
tergantung dari sensor yang menghubungkan sumber penggeraknya.
2.2.10 Sistem control.
Pompa air dingin, pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari
bak penampung air dingin ke plan kolektor menuju unit pembangkit
panas kemudian masuk ke bak penampung air panas secara terus
menerus.
Pompa Air panas, Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air panas
dari bak penampung menuju evaporator pada sistem ORC PLTST
kemudian air kembali lagi menuju bak penampung air dingin yang
kemudian oleh pompa air dingin dipompakan lagi secara terus
menerus seperti pada point diatas.
Selenoid valve air, Kontrol mengendalikan kerja solenoid valve,
yaitu ketika temperature air pada bak penampung air panas dibawah
11
setting/disain temperature air kebutuhan sistem ORC PLTST yaitu
± 95oC, maka selenoide valve yang terpasang pada pipa air masuk
ke HE secara otomatis akan terbuka dan slenoide bypass akan
menutup, sehingga air keluar plan kolektor akan dipanaskan oleh HE
sesuai setting temperaturnya. Namun apabila temperature air yang
keluar plan kolektor surya atau pada bak penampung air panas sudah
sama atau lebih dari settingnya maka selenoig valve pada pipa
masuk HE akan menutup dan selenoide bypass akan membuka.
Demikian seterusnya secara otomatis control sistem ini bekerja.
Kontrol sistem didisain dengan 2 cara kerja yaitu secara otomatis
(melalui setting) maupun secara manual, yaitu dengan melihat
langsung indicator temperature yang telah terpasang pada pipa plan
unit pembangkit panas. Kontrol ini juga dilengkapi dengan tombol
emergency untuk kondisi darurat.
Prinsip kerja PLTST system organik rankine cycle (ORC). pertama Air
dipanaskan oleh unit plan kolektor surya kemudian air panas keluar dari
kolektor surya tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan fluida kerja
(penthane) melalui evaporator pada unit penggerak turbin pada Organic
Rankine Cycle (ORC), sehingga perubahan temperature dan volume fluida kerja
penthane tersebut akan merubah penthane dari fasa cair menjadi fasa gas/uap
yang mengakibatkan tekanannya naik akibat membesarnya volume. Hal ini
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin uap pada sistem ORC tersebut.
Putaran turbin uap dikopel dengan generator 2 KW yang selanjutnya akan
menghasilkan listrik. Siklus Rankine organik adalah siklus termodinamika yang
mengubah panas menjadi kerja.
Control System
12
Seenoid valve
tangki HE 1
HE 2
Pump oil
Tangki minyak
Oilburner
Heater
Sedangkan fluida air keluar dari unit evaporator pada Sistem ORC
setelah digunakan untuk memanaskan penthane, dipompa kembali ke unit plan
kolektor surya untuk dipanaskan ulang, demikian seterusnya siklus pemanasan
air selama energi panas surya masih mencukupi.
a. Untuk menjaga temperatur air pada hot water storage yang diperlukan unit
penggerak turbin uap pada sistem ORC PLTST dibutuhkan pembangkit
panas tambahan yang ditempatkan setelah air keluar plan kolektor surya,
13
d. Untuk memanaskan air yang keluar dari plan kolektor surya digunakan
pemindah panas (heat exchanger) yang panasnya diambil dari media fluida
oil heater.
e. Heat exchanger dibuat dua unit dengan susunan 16 pipa 1,5 in panjang 3
meter sebagai pemindah panas dari media oli yang dihasilkan oil heater dan
diameter selongsong 40 cm yang dibungkus keramik fiber sebagai isolator
panas.
h. Spesifikasi thermal oil adalah : Heat transfer oil ”termo ISO VG 150”.
Titik didih atau masa perubahan fase cair menjadi fase uap dari Oil ”termo
ISO VG 150” , yaitu 3500C s/d 5000C.
Cerobong
Burner
Oil Heater
Kontrol Sistem
Oil Expantion
Thermal oil Pump
H.E (2)
H.E (1)
14
Burner berfungsi untuk membakar minyak pada ruang bakar
sehingga menghasilkan api untuk memanaskan termal oil yang ada pada
pipa-pipa.
15
Unit oil heater merupakan alat untuk memanaskan Termal Oil
yang akan digunakan untuk memanaskan air yang keluar dari kolektor
pada HE.
70
Burner minyak
150
60
76
15
88 Tampak Samping
95
Tampak Depan
Water in
Termal oil in
25 300 25
16
Jumlah HE pada pemanas tampahan Termal Oil Heater ada dua
unit dan pipa didalam masing-masing HE 16 batang (pipa 1.5 inc),
panjang tempat pertukaran kalor 3 m dengan deameter 0.4 m, volume
pipa keseluruhan yang terisi oli di dalam HE 0,2344 m3 atau 234,3 liter,
sedangkan volume keseluruhan HE yang terisi air 0,6523 m3 atau 652,2
liter. Untuk mengisi air didalam HE dibutuhkan waktu sekitar 12,9 menit
dengan kecepatan pompa air 50,4 liter/menit.
17
unit pembangkit panas. Kontrol ini juga dilengkapi dengan tombol
emergency untuk kondisi darurat.
2.6 Jenis-jenis Alat Ukur Suhu.
2.5.1 Termometer Bimetal Mekanik
18
2.5.5 Termometer Telinga Digital
2.5.6 Termokopel
19
antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.
20
Contoh yang lain adalah cooling tower untuk mendinginkan air pendingin
kondenser pada instalasi mesin pendingin sentral atau PLTU, dimana antara
air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar saling berkontak seperti
layaknya air mancur.
b. Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak
berhubungan langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas
itu mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis
lainnnya. Untuk meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya
bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan yang memiliki
konduktivitas termal yang tinggi seperti tembaga dan aluminium. Contoh
dari penukar kalor seperti ini sering kita jumpai antara lain radiator mobil,
evaporator AC.
Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa tipe
dari penukar kalor diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral dll. Pada
kebanyakan kasus penukar kalor tipe plat mempunyai efektivitas
perpindahan panas yang lebih bagus.
21
Aliran Silang (Cross Flow)
Aliran Terpisah (Split Flow)
Aliran Bercabang (Divide Flow)
d. Berdasarkan banyaknya laluan
Seluruh Cross-counter flow
Seluruh cross-parallel flow
Parallel counter flow
e. Berdasarkan mekanisme perpindahan panas
Konveksi satu fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
Konveksi dua fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
Kombinasi perpindahan panas
f. Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama:
Exchanger: Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida
proses (steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida
proses, tetapi merupakan utilitas).
Heater: Berfungsi memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan
pemanas alat ini menggunakan steam.
Cooler: Berfungsi mendinginkan fluida proses, dan sebagai bahan
pendingin digunakan air.
Condenser: Berfungsi untuk mengembunkan uap atau menyerap
kalor laten penguapan
Boiler : Berfungsi untuk membangkitkan uap.
Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan
bottom produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai
media pemanas.
Evaporator: Berfungsi memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan airnya.
Vaporizer: Berfungsi memekatkan cairan selain dari air.
2.10 Persamaan Perhitungan Energi Dan Efisiensi
2.10.1 Energi Oil Heater
22
Perhitungan energi yang dibutuhkan oleh Oil Heater (qin) :
Daya pompa minyak burner (q1), Daya motor pompa oli (q2), Daya
pompa air (q3), Dan total bahan bakar minyak yang dipakai (q4).
𝑄𝑖𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3 + 𝑞4
q1 = P burner x h
q2 = P pompa oli x h
q3 = P pompa air x h
h = waktu [jam]
𝑄𝑜𝑢𝑡 = ṁ . 𝐶𝑝 . ∆𝑇
Dimana :
23
2.10.3 Efisiensi Sistem
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = ∑𝑄𝑖𝑛 x 100 % (4)
Dimana :
BAB III
METODE PENELITIAN
24
3.1 Waktu Dan Tempat
3.1.1 Tempat Penelitian
Objek yang dilakukan kinerja pada penelitian ini adalah Pemanas air
tambahan Termal Oil Heater di B2TKE yaitu Heat Exchanger, burner, turbin,
kondensor dan generator. Alat ukur yang dipergunakan pada penelitian ini
adalah semua alat ukur untuk mengukur suhu dan alat ukur yang terpasang
dilapangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian uji kinerja ini adalah solar,
oli, dan air.
25
d. Efisiensi sistem Thermal Oil
Gambar. 3.1 Skema PLTST Dan Pemanas air Tambahan Termal Oil Heater.
Keterangan :
A1 = kolektor Surya
A2 = Selenuid Valve 1
A4 = Heat Exchanger 1
A5 = Heat Exchanger 2
A6 = Tangki oli
26
A12 = Alat ukur suhu air keluar kollektor
A15 = ORC
Prinsip kerja pembangkit peanas Termal Oil Heater adalah : Air keluar
dari kolektor masuk kedalam HE 2 untuk dipanaskan menggunakan oli yang
sudah di panaskan terlebih dahulu didalam Oil Heater (Ruang Bakar)
menggunakan burner dengan bahan bakar solar, setelah itu dipanaskan kembali
ke HE 1, kemudian air keluar dari HE yang sudah panas langsung mengalir
ketangki penyimpanan air panas untuk digunakan pada PLTST.
2. Pemeriksaan menyeluruh
27
digunakan secara kontinu maupun alat yang bersifat tidak tetap. Tahapan
selanjutnya dari pemeriksaan menyeluruh ini adalah melakukan
pemeriksaan dan pencacatan atau pengambilan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan pengumpulan data primer dengan cara mengumpulkan
dan menganalisa data-data yang dibutuhkan untuk setiap parameter pada
setiap sistem dengan menggunakan berbagai alat ukur yang terdapat di
lapangan.
Pada tahap analisis data ini, dilakukan analisis pada aspek berikut:
28
Mulai
Analisis Dan
Pembahasan - Energi yang dibutuhkan
- Energi yang dihasilkan
- Efisiensi sistem
selesai
29
Penyusunan jadwal penelitian digunakan sebagai sarana pengendalian
proses pengerjaan Tugas Akhir. Adapun jadwal penelitian yang digunakan
ditunjukkan pada Tabel 3.8.1
DAFTAR PUSTAKA
30
Aziz. (2005). “Desain Evaporator Jenis Shell And Tube Pada Mesin Refrigerasi
Siklus Kompresi Uap Hebrida” Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau.
Raharjo dan Ekadewi. (1999). “Jenis-jenis Kolektor Surya” Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Kristen Petra.
Safitra, Dan Ary. (2013). “Studi Variasi Beban Pendingin Di Evaporator” Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS).
31