Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI TERMAL SURYA

TUGAS MAKALAH

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA SURYA TERMAL BERBASIS ORC

Oleh

Nama : Gigih Dwi Ananta Sukma

NIM :17/415120/TK/46409

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teknologi Terma Surya ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Teknologi Termal Surya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.-Ing, Sihana, selaku dosen mata kuliah
Teknologi Termal Surya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 25 Mei 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

I.2 Dasar Teori........................................................................................................................ 2

I.2.1 Kolektor Surya ............................................................................................................... 2

II.2.2 Klasifikasi Kolektor Surya ........................................................................................... 3

II.2.2.1 Kolektor Surya Plat Datar ...................................................................................... 3

II.2.2.2 Kolektor Terkonsentrasi......................................................................................... 3

II.2.2.3 Kolektor Tabung Terevakuasi................................................................................ 3

I.3 Tujuan ............................................................................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

II.1 Studi Kasus ...................................................................................................................... 5

II.2 Cara Kerja Desain............................................................................................................ 5

II.3 Analisis ............................................................................................................................ 6

BAB III ...................................................................................................................................... 9

PENUTUP.................................................................................................................................. 9

III.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari)
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi
salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi.

Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C.
Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun
sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari
satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara.

Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun
1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya
mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi
satelit angkasa luar.

Energi surya telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aplikasi energi
surya adalah:

1. Pencahayaan bertenaga surya,


2. Pemanasan bertenaga surya, untuk memanaskan air, memanaskan dan mendinginkan
ruangan,
3. Desalinisasi dan desinfektifikasi,
4. Untuk memasak, dengan menggunakan kompor tenaga surya.

Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh
Pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi energi surya
yang besar. Untuk menghasilkan listrik dari pembangkit listrik tenaga termal surya
diperlukan 3 bagian utama, yaitu: solar field, power block, dan thermal storage(optional).
Komponen penyusun bagian solar field adalah kolektor surya, dan elemen penerima panas,
sedangkan pada bagian power block tersusun dari komponen-komponen pengkonversi energi
seperti turbin uap dan kondenser. Dan bagian thermal storage digunakan untuk menyimpan
kelebihan panas pada saat puncak matahari untuk digunakan pada saat sore dan malam hari
atau saat radiasi matahari minimum sehingga sistem pembangkit dapat beroperasi secara
kontinu. Namun demikian, pada penelitian ini tidak digunakan thermal storage, karena pada

1
thermal storage biasanya menggunakan material berupa garam lebur yang hanya dapat
beroperasi pada suhu tinggi (sekitar 5000C) sedangkan pada penelitian ini rentang suhunya
maksimum sebesar 2000C.

Kemudian, secara umum sampai saat ini terdapat 3 jenis sistem pembangkit tenaga termal
surya yaitu sistem parabolic trough, sistem dish stirling, dan sistem solar tower. Ketiganya
dibedakan berdasarkan jenis kolektor yang digunakan, yaitu menggunakan parabola
memanjang (parabolic trough), piringan parabola (dish), atau cermin datar yang disebut
dengan heliostat dengan fokus penerima berada di atas menara. Dan yang saat ini baru
dikembangkan adalah kolektor tipe linear Fresnel dengan prinsip kerja sistem pembangkitnya
sama dengan sistem parabolic trough hanya berbeda pada bentuk kolektornya. Pada
penelitian ini dipakai kolektor jenis parabolic trough karena secara teknis untuk pengendalian
posisinya, terkait dengan tracking matahari, mudah diimplementasikan sehingga
memungkinkan sistem untuk mendapatkan radiasi matahari yang maksimum.

Kebanyakan sistem pembangkit listrik tenaga termal surya di dunia yang telah beropersi
sampai saat ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan solar energy generating system
(SEGS) atau ada yang menyebutnya concentrating solar power (CSP), menggunakan
teknologi parabolic trough dengan fluida kerjanya yaitu oli sintetik yang bersirkulasi di loop
kolektor untuk mentransfer energi panas ke siklus Rankine melalui alat penukar kalor.
Namun demikian, pada penelitian ini akan digunakan sistem pembangkitan uap secara
langsung dengan fluida kerjanya berupa air dengan tujuan untuk meningkatkan performansi
(tidak ada rugi-rugi termal pada penukar kalor antara fluida kerja dan air untuk pembangkitan
uap) dan menurunkan biaya (karena tidak lagi diperlukan alat penukar kalor untuk
menghasilkan uap air yang akan diekspansikan di turbin uap untuk mendrive generator
sehingga dihasilkan listrik). Teknologi ini dikenal dengan nama Direct Steam Generation
(DSG).

I.2 Dasar Teori


I.2.1 Kolektor Surya
Kolektor surya merupakan suatu peralatan penerima radiasi surya sekaligus mengkonversinya
menjadi energi berbentuk panas. Kolektor surya menyerap energi dari matahari melalui plat
absorber dan mengkonversinya menjadi panas lalu panas tersebut digunakan langsung atau
disimpan terlebih dahulu pada suatu penyimpan panas. Panas yang dihasilkan kemudian
ditransferkan ke fluida kerja yang bersirkulasi di dalam kolektor surya kemudian

2
dimanfaatkan dalam berbagai macam aplikasi. Salah satu contoh dalam penggunaan kolektor
surya adalah solar water heater yang menggunakan media air sebagai fluda kerjanya.

II.2.2 Klasifikasi Kolektor Surya


Sistem kolektor surya secara umum diklasifikasikan menjadi tiga macam. Klasifikasi
kolektor surya ditentukan berdasarkan geometri receiver dan dimensi kolektor surya tersebut,
diantarannya adalah kolektor plat datar, kolektor terkonsentrasi, dan kolektor tabung
terevakuasi.

II.2.2.1 Kolektor Surya Plat Datar


Prinsip kerja pada solar water heater jenis kolektor plat datar yaitu air yang masuk ke dalam
kolektor melalui pipa sirkulasi akan mendapatkan panas dari absorber secara konveksi
alamiah. Spesifikasi tipe ini dapat dilihat dari absorbernya yang berupa pelat datar yang
terbuat dari material yang memiliki konduktivitas termal dan absortivitas yang tinggi. Plat
absorber tersebut biasanya dicat berwarna hitam agar cahaya yang diterima diserap optimal,
tidak dipantulkan kembali.

II.2.2.2 Kolektor Terkonsentrasi


Kolektor jenis terkonsentrasi dapat diaplikasikan pada range temperatur 100°- 400°C.
Kolektor surya jenis ini memiliki komponen konsentrator yang terbuat dari material dengan
transmisivitas tinggi. Prinsip kerja kolektor surya jenis ini adalah memfokuskan energi radiasi
cahaya matahari pada suatu absorber sehingga dapat meningkatkan kuantitas energi panas
yang diserap oleh absorber. Kolektor jenis terkonsentrasi prinsip kerjanya sedikit lebih rumit
karena cahaya matahari harus selalu difokuskan terhadap tabung absorber/reciever dengan
cara tracking atau konsentrator harus dirotasi.

II.2.2.3 Kolektor Tabung Terevakuasi


Kolektor surya jenis tabung terevakuasi dirancang untuk menghasilkan energi panas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor pelat datar maupun kolektor
terkonsentrasi/konsentrik. Keunggulan kolektor jenis ini terletak pada efisiensi transfer
panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan panasnya yang relatif rendah. Prinsip kerja
kolektor surya jenis ini yaitu fluida yang terjebak diantara absorber dan penutupnya
dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu meminimalisasi kehilangan panas yang
terjadi secara konveksi dari permukaan luar absorber menuju lingkungan.

3
I.3 Tujuan
kajian desain berdasarkan referensi untuk sistem pembangkit listrik berbasis ORC dengan
kolektor pipa vakum

4
BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Studi Kasus
Suatu Sistem Pembangkit Tenaga Surya Termal berbasis ORC dioperasikan memanfaatkan
energi termal surya yang dikumpulkan dengan menggunakan kolektor pipa vakum (seperti
Gambar). Fluida kerja primer: air dan sekunder: refriegran R245fa. Turbin tipe axial single
stage, efisiensi isentropis 85% dan efisiensi mekanik 90%. Pompa tipe radial, efisiensi
isentropis 80%, efisiensi mekanik 90%. Kapasitas daya pembangkit 10 MWe, intensitas
radiasi surya (700+409/10) [W/m2] dan insolasi di lokasi tapak (4 + 40/100) [kWh/day].

II.2 Cara Kerja Desain


Suatu kolektor termal surya menerima radiasi pancaran matahari untuk memanaskan air, air
yang telah dipanaskan akan menjadi uap, uap tersebut dialirkan ke storage untuk menukarkan
kalor pada pipa S1 dan S2. Setelah menukarkan kalor, air akan di pompa kembali ke kolektor
surya untuk dipanaskan kembali. Sedangkan pada pipa S1 akan dialirkan ke alat penukar
kalor sebagai evaporator karena memiliki panas yang tinggi sehingga cocok untuk mengubah
air panas menjadi uap. Pada pipa S2 panas telah berkurang atau lebih rendah dari S1 maka
akan digunakan sebagai preheater yaitu untuk menaikan suhu air sebelum masuk evaporator.

Pada siklus selanjutnya akan dijelaskan secara point:

5
1. Pada pipa ini air bertekanan tinggi dari pompa akan dialirkan menuju recuperator
sebagai pemanas awal.
2. Setelah melewati recuperator, air akan di alirkan ke dalam preheater untuk dipanaskan
sebelum di uap kan di evaporator.
3. Pada pipa ini, air sudah mengalami fase saturated mixture yang selanjutnya akan
dipanaskan hingga menguap di evaporator.
4. Pada evaporator, air dipanaskan hingga menjadi fase uap bertekanan tinggi dan di
alirkan untuk menggerakan turbin.
5. Setelah melewati turbin, uap air kehilangan tekanan dan panas yang sangat besar,
sehingga kembali menjadi saturated mixtrure.
6. Saturated mixture tersebut dialirkan recuperator untuk menurunkan suhu air sebelum
masuk ke kondenser
7. Didalm kondenser air akan di dinginkan suhunya agar bisa dipompa kembali.
8. Setelah keluar kondenser, air menjadi dingin dan siap dipompa kembali untuk
melakukan siklus.

II.3 Analisis
Pada kasus ini akan diasumsikan sebagai berikut :

a. Keadaan ideal
b. Tidak ada rugi rugi kinetis, statis, mekanis dan termal (kecuali terdapat pada soal)
c. Jika ditinjau dari desain siklus maka dianggap sistem tertutup
d. Jika ditinjau dari desain perkomponen maka dianggap sistem terbuka
e. Keadaan steady

Evaporator

QEVA = m ( h4 – h3 ) = mwCp ( TTL −TFL )

Turbine

WTUR = m ( h4 – h5 ) ηTUR

Condeser

QCON = m ( h6 – h8 )

Pompa

WPUM = m ( h1 – h8 )

6
Heat Exchanger

QHE = m Cp ( TH – TL ) = m Cp ( TH – TL ) = εORC ( m Cp )min ( T4a - T2a )

Intensitas radiasi surya 740,9 W/m2 dan isolasi di lokasi tapak sebesar 4,46 kWh/day.

Sedangkan turbin memiliki efisiensi isentropis 85% dan efisiensi mekanik 90%. Pompa tipe
radial, efisiensi isentropis 80%, efisiensi mekanik 90%.

Desain diatas bisa di sederhanakan seberti dibawah ini dengan menggunakan software cycle
tempo. Hal ini dilakukan karena untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, namun juga
memiliki beberapa kekurangan.

Pada software ini ada beberapa elemen yang harus diganti dengan elemen yang fungsi
kegunaan nya sama. Untuk kolektor surya maka bisa digantikan dengan boiler, hanya saja
suhu yang dihasilkan disesuaikan dengan kolektor surya.

Parameter nya sendiri disesuaikan dengan kasus diatas dan angkanya disesuaikan. Maka
sesuai perhitungan didapatkan

E = m Cp ( T2 – T1 )

E = m 1 kj ( 120 – 80 )

E = m 1 kj (40)

7
E = m 40 kj

Pada soal tidak terdapat besar aliran massa, maka diasumsikan aliran massa sebesar 10 kg/s.

E = 10 kg/s 40 kj

E = 400 kg.kj/s

Energi tersebut diberikan kepada air sebagai fluida kerjanya, air tersebut masuk ke dalam
storage sebagai medium untuk memindahkan panas.karena dengan asumsi ideal tanpa rugi
rugi maka;

E = QHE

Dengan demikian pada storage akan berfungsi sebagai penyimpan panas sekaligus sebagai
alat penukar panas. Selajutnya pada evaporator akan mengalami penukaran panas, namun
karena keterbatasan informasi parameter pada soal maka dibuatlah asumsi. Dapat dihitung
dengan perhitungan

QEVA = m ( h4 – h3 ) = mwCp ( TTL −TFL )

Pada turbin dengan efisiensi mekanik 90% adalah berarti energi yang dibawa oleh uap 0,9
nya diubah menjadi kerja dan 0,1 hilang karena rugi rugi

Jika Intensitas radiasi surya 740,9 W/m2 dan isolasi di lokasi tapak sebesar 4,46 kWh/day.
Maka dapat dikonversi ke dalam energi panas dengan cara dikolektor oleh kolektor surya,
sehingga digunakan kembali untuk reheater.

Energi tersebut telah dikonversi dan mengalami banyak kehilangan energi karena mengalami
proses penukaran kalor hingga digunakan untuk menggerakan turbin dengan efisiensi 90%.
Juga saat pompa kembali menyalurkan air ke dalam siklus.

8
BAB III

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pada siklus ini merupakan siklus organik rankine, yang mana menggunakan kolektor suryaa
sebagai sumber energinya. Energi tersebut dikonversi menjadi kalor yang dibawa oleh fluida
kerja dan digunakan sebagai penggerak turbin yang mana memiliki efisiensi 90% dengan
energi yang dibawah oleh fluida kerja sebesar 400 kg kj/s

9
Daftar Pustaka
C. Thawonngamyingsakul, T. Kiatsiriroat., “ Potential of a Solar Organic Rankine Cycle with
Evacuated-Tube Solar Collectors as Heat Source for Power Generation in Thailand”, Chiang
Mai University Thailand, 2012, Vol. 4, No. 2, 2012, pp. 25-35 hal 5-7

- , “Bab 2 Landasan Teori Skripsi Teknologi termal Surya”, Politeknik Negeri Bandung, 2011

Sihana, “Power Point Kuliah Teknologi Termal Surya”, Departemen Teknik Nuklir dan
Teknik Fisika, 2020

10

Anda mungkin juga menyukai