Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
“PERBAIKAN (OVERHAUL) SENTRIFUGAL VERTICAL Pump P-6 RPA II
Utilities Plaju Di PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III
PLAJU
SUMATERA SELATAN”
(21 Februari 2021 – 21 Maret 2021)
Oleh :
AFRAN ALGOZZY ARDIANSYAH
061830200740
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik Mesin Dosen Pembimbing Laporan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
dengan baik.
Penulis membuat Laporan Kerja Praktek untuk memenuhi syarat
kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin di Fakultas Teknik Politeknik Negeri
Sriwijaya. Adapun judul laporan akhir ini “PERBIKAN SENTRIFUGAL
VERTICAL PUMP P-6 II UTILITIES”.
Dalam penulisan Laporan Akhir ini, penulis menyadari banyak
kekurangan, hal ini disebabkan karena masih banyak terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki penulis. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak General Manager Pertamina RU III.
2. Bapak SMOM RU III
3. Bapak Manager ME RU III.
4. Bapak Section Head Of Workshop RU III.
5. Bapak Sr. Spv Mechanical Workshop.
6. Bapak Technician RE Workshop.
7. Bapak A. Hadiwijaya selaku pembimbing Kerja Praktek di Workshop
Maintenance Execution.
8. Bapak Ibnu selaku penghubung Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
9. Bapak Yudistira Maulana, Bapak Amy Lepdalitan dan Bapak Ricko
Nophantriandi selaku pendamping Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
10. Kedua orang tua, ayah dan ibu yang memberikan doa restu, dukungan dan
uang jajan.
iii
11. Teman-teman seperjuangan dalam melaksanakan PKL di PT. Pertamina RU
III Plaju, Kalfin Septama Putra, Muhammad Nur Muhammad dari
Politeknik Negeri Sriwijaya.
12. Kak Ibrahim, Bapak Molker, Bapak Yudhi, Bapak Ermidi, dan Bapak-bapak
lain yang telah membantu saya selama PKL di PT. Pertamina RU III –
Plaju.
Penulis berterima kasih semoga segala kebaikan dan jasa-jasa yang telah
diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis menyadari
dalam penulisan Laporan Akhir ini masih banyak kekurangan dan untuk itu
penulis akan menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan
dan kesempurnaan Laporan Akhir ini. Dengan demikian penulis mengharapkan
kiranya Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
1.2 Tujuan........................................................................................ 2
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 31
5.1 Kesimpulan................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman:
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman:
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Pengalaman Lapangan Industri ini adalah :
1. Penulis dapat memahami dan menganalisa penyebab kerusakan pada P-6
RPA II.
2. Penulis dapat mengetahui cara perbaikan dan solusi pompa tersebut agar
pompa tersebut bekerja kembali seperti semula serta kinerja lebih efektif
dan efisien.
P-6 RPA II untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Politeknik
Negeri Sriwijaya.
2
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
6
2. Kilang TA / PTA
Kilang TA / PTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid tetapi
pada tahun 2006 kilang ini stop idle karena harga bahan bakunya lebih
mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini (biaya
operasionalnya tinggi). Jadi untuk menghindari kerugian yang lebih besar
maka kilang ini di stop idle hingga saat ini.
7
Gambar 1
Organization Structure Refinery Unit III Plaju
GM REFINERY UNIT
III
Secretary
SMOM
8
Fungsi Maintenance Execution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri
dari:
1. Bagian (Workshop) mempabrikasi, merekondisi, mengganti, menginstall,
suatu peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan dilapangan atau lebih
efektif dan efisien dila dilakukan di Workshop.
2. Fungsi Pemeliharaan I (Maintenace Area I) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang CD & GP
Plaju.
3. Fungsi Pemeliharaan II (Maintenace Area II) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Non BBM
Petrokimia Polypropilene, dan UTL .
4. Fungsi Pemeliharaan III (Maintenace Area III) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan area CDL dan UTL
kilang Sungai Gerong.
5. Fungsi Maitenance Area IV yg mempunyai tugas untuk memelihara, merawat
dan memperbaiki fungsi peralatan area Oil Movement kilang Plaju dan Sungai
Gerong
6. Fungsi Fasum (General Maintenace) yang mempunyai tugas untuk
memelihara dan memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ad disekitar
kilang.
Gambar 2
Organization Structure Maintenance Execution
GM REFINERY UNIT
III
↓
M
SMOM
↓
M
MANAGER
MAINTENANCE
EXECUTION
9
MAINTE MAINTENAN MAINTENANCE WORKSHOP GENERAL
NANCE CE AREA II AREA III SECTION SECTION MAINTENA
AREA I SECTION HEAD HEAD NCE
SECTION HEAD SECTION
HEAD SECTION HEAD
HEAD
Sumber : PT. Pertamina RU III 2020
Manager
Maintenance Execution
Section Head
Workshop
Gambar 4
Prosedur Perbaikan Equipment
13
Adapun peralatan penunjang yang dipergunakan terbagi atas:
a. Alat Berat
Menangani perbaikan alat berat yang memakai motor baker torak yang
rerdiri dari motor disel. Jenis – jenis alat berat antar lain:
• Bulldozer
• Crane
• Froklift
• Play Leader
• Road Roller
b. Alat Ringan
Misalnya:
• Prime Movel peralatan kilang yang memakai motor baker torak,
seperti motor penggerak pompa air, dan lain sebagainya
• Mesin las disel
• Air compressor
2. Seksi Workshop Sungai Gerong
Tugas dari Workshop Sungai Gerong adalah memperbaiki atau bahkan
membuat spare part, tools atau komponen tertentu yang dibutuhkan oleh
kilang maupun untuk non kilang. Workshop Sungai Gerong terdiri dari lima
seksi, yaitu :
a. Seksi Las
Pengelasan merupakan bagian teknologi mekanik yang cukup berperan
didalam lingkungan perkilangan, karena banyaknya penyambungan dan
konstruksi yang harus dikerjakan dengan las. Seperti, penyambungan
pipa, tangki, HE (Heat Exchanger), boiler, dan perbaikan pompa.
Defenisi dari pengelasan adalah proses penyambungan dua bua metal
atau lebih ataupun dengan penambahan metal lain dengan cara
pemanasan. Macam-macam pengelasan yang terdapat dibengkel las:
14
• Las listrik
• Las asetilen/karbit
• Las argone
Dibengkel las juga dilakukan pekerjaan-pakerjaan seperti berikut:
• Penyetelan pipa
• Penyetelan kontruksi ringan
• Pemotongan benda dengan propane dan oksigen
• Pemotongan benda dengan plasma cutting
b. Seksi Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
ataupun fluida dari suatu tempat ketempat yang lain, melalui suatu
media pipa (saluran) dengan cara menambah energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Berdasarkan cara
pemindahan dan pemberian energi pada cairan, pompa dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
• Pompa pemindahan positif
• Pompa pemindahan negative
Bundle adalah alat transfer panas alat pemindah panas akan terjadi jika
antara sumber panas dan penerima panas ada selisih temperature. Pada
suatu proses produksi sangat diperlukan untuk menetapkan setiap aliran
fluida pada temperatur dan kondisi yang tetap dan mantap. Ada kalanya
temperatur (panas) harus dipetahankan sedemikian rupa, sehingga panas
tidak terbuang percuma, maka alat tersebut diberi suatu lapisan yang
disebut isolator.
Hal ini dimaksud agar panas tidak terbuang percuma dan suhu yang
rendah dapat memungkinkan operator bekerja dilingkungan alat
tersebut. Bila suatu exchanger memerlukan perbaikan atau
pembersuhan dapat dilakukan dengan cara:
• Pada waktu operasi dapat dilakukan dengan cara aliran balik
(back wash)
• Pergantian tube dilakukan bila bocoran tube sudah melebihi dari
10% dari jumlah tube
16
dikirim kebengkel bubut. Berikut peralatan dan mesin-mesin yang
dipakai dibengkel bubut, diantaranya :
• Mesin bubut
• Mesin freis
• Mesin bor
• Mesin sney pipa
e. Seksi Kontruksi
Pada bengkel kontruksi tugas utamanya adalah mengerjakan dan
membuat pekerjaan kontruksi yang diberikan oleh bagian lain yang
untuk keperluan kilang ataupun non kilang. Setelah W.O diterima oleh
BEN kontruksi, dilakukan perhitungan dan pengukuran yang akurat dan
tepat, maka dilakukan pengeboran material dan kebutuhan yang
diperlukan didalam pengerjaan suatu W.O kebagian logostic. Setelah
material yang dibutuhkan dating barulah dilaksanakan pekerjaan
kontruksi. Pada Ben Kontruksi mesin-mesin dan pengerjaan yang dapat
dilakukan antara lain adalah:
• Pengerjaan pengerolan pelat
• Pekerjaan pengeboran
• Pekerjaan bending
• Pekerjaan pengelasan
• Pekerjaan pemotongan dengan lampu potong dan mesin potong
• Pekerjaan pengecoran tanur/rendah
• Pekerjaan pemanasan
Selain untuk kebutuhan kilang, Ben Kontruksi juga mengerjakan untuk
kebutuhan non kilang dari bagian-bagian seperti jasa-jasa, rumah sakit,
perkampungan dan lain-lain.
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
18
secara umum diklasifikasikan menjadi dua kelompok seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
Gambar 5
Klasifikasi Pompa
Sumber : Google
20
• Pompa lobe (lobe pump)
2. Pompa Dinamik
Pompa Dinamik adalah pompa yang mengalirkan zat cair dengan kapasitas
atau debit bervariasi bergantung pada tekanan atau head, dan fluida berpindah
karena kecepatan/perubahan aliran. Pompa jenis ini menambahkan energi fluida
dengan menaikkan kecepatannya, yang selanjutnya mengubahnya menjadi energi
tekan dengan melewatkannya pada sebuah saluran yang meluas. Pompa ini terbagi
menjadi beberapa jenis:
a. Pompa yang berputar (Sentrifugal)
• Pompa Radial
• Pompa Aksial
• Pompa Aliran Campur (mixed flow)
b. Pompa yang tak berputar
• Pompa Jet dan
• Pompa Hidram.
Gambar 6
Pompa Sentrifugal Vertical
21
Pompa vertikal juga dikenal sebagai pompa turbin dalam. Pompa vertikal
adalah aliran campuran, atau pompa sentrifugal vertikal sumbu yang mencakup
tahapan impeler berputar & mangkuk stasioner untuk memproses baling-baling
pemandu. Pompa vertikal digunakan di mana pun tingkat pemompaan air l
berada di bawah batas pompa sentrifugal volute. Pompa vertikal ini mahal dan
lebih rumit untuk dipasang dan diperbarui. Perancangan head tekanan terutama
tergantung pada panjang impeller serta kecepatan putarannya. Head tekanan
yang dirancang dengan impeler tunggal tidak bisa menjadi besar. Karena kepala
tambahan dapat dicapai dengan memasukkan panggung tambahan, atau bowl
assemblies. Prinsip kerja pompa vertikal adalah, mereka biasanya bekerja
dengan mesin diesel atau listrik AC motor induksi seluruh sudut drive yang
tepat. Bagian terakhir dari pompa ini dapat dirancang dengan impeller
pemintalan minimal. Ini dapat dihubungkan ke poros melalui air sumur ke
dalam mangkuk atau casing diffuser.Beberapa impeler dapat digunakan dengan
berbagai konfigurasi di atas poros yang sama untuk menghasilkan tekanan
tinggi. Ini akan diperlukan untuk sumur dalam di permukaan bumi.Pompa
22
vertikal ini bekerja setiap kali air mengalir melalui pompa di dasar seluruh bel
isap dan bentuknya seperti bagian bel. Setelah itu, ia bergerak ke pendorong
tahap utama untuk meningkatkan kecepatan air. Kemudian air mengalir ke
mangkuk diffuser segera di atas impeller, di mana energi berkecepatan tinggi ini
dapat diubah menjadi tekanan tinggi.Cairan dari mangkuk juga memasok ke
impeller sekunder yang dapat ditempatkan langsung di atas mangkuk. Jadi
metode ini berlanjut sepanjang fase pompa. Setelah pasokan air menjauh dari
mangkuk diffuser sebelumnya, kemudian mengalir selama pipa kolom vertikal
panjang ketika mengalir dari sumur bor ke arah luar.Poros berputar di dalam
kolom dapat didukung pada interval 3 atau 5 langkah melalui bushing lengan.
Ini ditempatkan di dalam kolom & diminyaki oleh air yang mengalir
melewatinya. Kepala pelepasan pompa akan terletak di permukaan pompa ini
yang memungkinkan aliran air untuk mengubah arah, ke arah pipa pembuangan.
Motor AC dorong tinggi vertikal ditempatkan di bagian atas kepala pelepasan.
Bearing
Sumber : Google
23
Keterangan:
• Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
• Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
• Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
• Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
• Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
• Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
• Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
• Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
24
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
• Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
• Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar
dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
• Mechanical Seal
seal mekanik yang dapat bergerak, yaitu seal yang menghubungkan bagian
diam (stasionary) dengan bagian berputar (rotary). Mechanical seal terdiri
dari dua bagian, satu bagian dipasang pada bagian diam (stasionary) dan
satu lagi terpasang pada bagian bergerak (rotary).
Macam-macam pompa :
• Pompa Sentrifugal
• Pompa Displacement
Gambar 7
Elemen Bantalan gelinding
Lintasan Luar
Pemegang Bola
Outter Ring
Lintasan
Dalam
Rolling
Element
Inner
Ring
Sumber : Google
Gambar 8
Sket Komponen-komponen Bantalan gelinding
26
Sumber : Google
Gambar 9
Seri bantalan gelinding NTN (NTN Application Note)
Sumber : Google
Gambar 10
Nomor seri Bantalan (NTN Application Note)
27
Sumber : Google
Jadi, bantalan dengan seri 6305 berarti bantalan tersebut adalah jenis
bantalan untuk beban medium (3) dengan ukuran diameter dalam 25 mm,
diameter luar mulai dari 60 mm dan merupakan jenis Deep groove
ballbearing. Digit lainnya merupakan tambahan dari masing-masing
manufakturuntuk nomor katalog.
Apabila jenis bantalan yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan
rancangannya, maka akan mengakibatkan kerusakan. Beberapa penyebab
kerusakan bantalan diantaranya adalah keretakan bantalan, keausan,
pemasangan yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak cocok, kerusakan
dalam pembuatan komponen, diameter bola yang tidak sama. Dan getaran
yang timbul tentu saja disebabkan oleh adanya gaya kontak pada
kerusakan tersebut. Pada bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan sama
pada setiap bola dan pada setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola
terdapat kerusakan maka besarnya gaya kontak tidak lagi seragam. Hal
inilah yang menimbulkan getaran yang tidak beraturan.
2. Predictive Maintenance
Metode pmeliharaan ini tidak berdasarkan time based ataupun running
hours, melainkan berdasarkan kondisi aktual dari suatu peralatan.
3. Break Down Maintenance
Pada Breakdown Maintenance tidak ada aksi yang diambil terhadap suatu
peralatan yang sedang beroperasi sampai pada komponen peralatan
tersebut mengalami kegagalan atau penurunan performance.
29
4. Overhaul
Pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan melepas bagian pompa
untuk di cek kondisinya apakah masih layak pakai atau tidak, jika memang
terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan ataupun penggantian.
5. Troubleshooting
Suatu metode untuk menemukan penyebab kerusakan dan cara
memperbaikinya.
Petunjuk troubleshooting yang baik adalah :
• Menggunakan pikiran yang jernih dan pendekatan logika
• Mengenal prinsip kerja alat
• Bekerja dengan cepat dan hati-hati agar volume pekerjaan dapat
diselesaikan secara cepat, tepat, selamat, efektif dan efisien.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2. Kronologi
1. Pada Tanggal 26 Februari 2021 di cek di site karena ada laporan pompa
tersebut terjadi penurunan performa dan vibrasi tinggi
2. Kemudian pada tanggal 1 Maret 2021 pompa di stop operasinya karena
mengalami penyumbatan pada pompa dan banyak material yang mengalami
korosi.
3. Selanjutnya pada tanggal 4 Maret 2021 pompa di bongkar di site dan di bawa
ke workshop.
4. Pada tanggal 8 Maret 2021, pompa di bongkar workshop.
31
4.3. Pembahasan
A. Langkah Bongkar Pompa/Disassembly
Overhoul Pompa yaitu pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan
melepas bagian pompa untuk di check kondisinya apakah masih layak pakai
atau tidak, jika memang terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan
ataupun penggantian. Adapun langkah-langkahnya:
1) Membuka Coupling
2) Melepaskan Bearing Housing
3) Melepaskan Head Casing dari Upper Column
4) Melepaskan Sleeve Coupling Upper
5) Melepaskan Spider Upper
6) Melepaskan Upper Column dari Middle Column
7) Melepaskan Sleeve Coupling Middle
8) Melepaskan Spider Middle
9) Melepaskan Middle dari Lower Column
10) Melepaskan Sleeve Coupling Lower
11) Melepaskan Spider Lower
12) Melepaskan Lower Column dari Intermediate
13) Melepaskan Intermediate dari Bowl Stage 1
14) Membuka Suction Bowl
15) Melepaskan Lock Nut Impeller
16) Melepaskan Bowl Stage 1
17) Melepaskan Impeller Stage 1
18) Melepaskan Bowl Stage 2
19) Melepaskan Impeller Stage 2
20) Membersihkan semua part.
32
B. Pemeriksaan dan Analisa Kerusakan
Setelah dilakukan pembongkaran dan pemeriksaan pompa di workshop,
maka di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Analisa Kerusakan
No. Gambar Keterangan
1.
• Impeller stage 1
dan stage 2
mengalami
pitting corosion.
2. • Driver Shaft
mengalami
necking pada
dudukan Shaft
Sleeve.
• Pump dan
Intermediate
Shaft penuh
dengan lumpur.
3.
• Suction Bell
mengalami
pitting corossion
pada inside dan
outside area.
4. • Spider Bearing
mengalami
33
korosi.
5. • Bearing Sleeve
mengalami
macet
• Bearing
mengalami
overheat
• Grease hitam
dan kering.
C. Langkah Perbaikan
1. Langkah Perbaikan Jangka Pendek
a. Melakukan Fabrikasi drive shaft menggunakan AISI 431 atau equivalent
sesuai dimensi desain
b. Melakukan pemeriksaan run out pada intermediate dan pump shaft dengan
toleransi maksimum 0,08 mm TIR. Apabila kondisinya melebihi toleransi
maka dilakukan perbaikan dengan metode bow correction.
c. Melakukan pemeriksan clearance wearing ring 1 dan 2 stage dengan
toleransi 0.45 s/d 0.66 mm.
d. Melakukan abrasive blasting pada surface area impeller, internal side bowl
casing,suction bell dan bearing spider dengan standard NACE 02/SSPC
(Near White Metal) dengan tujuan membentuk angular profil sebesar 75-125
mikron (3-5 mil)
e. Setelah melakukan abrasive blasting, coating menggunakan material
ceramic coating yang tahan terhadap erosion corrosion.
34
f. Melakukan fabrikasi bearing sleeve menggunakan material AISI 431 atau
equivalent sesuai dimensi desain (drawing terlampir)
g. Melakukan rebushing pada inside bearing housing.
h. Melakukan fabrikasi interstage bushing menggunakan material Vesconite
Hilube, dengan assembly CA = 0.05mm + [0.02 x ½ (ID Housing – OD
shaft).
i. Melakukan pergantian material sebagai berikut:
• Angular contact ball bearing 7322BECBM sebanyak 2 pcs
• Deep grove ball bearing 6226 C3 sebanyak 1 pcs
• O ring 485 x 4 (NBR 80) sebanyak 3 pcs
• O ring 420 x 4 (NBR 80) sebanyak 7 pcs
• ring 335 x 4 (NBR 80) sebanyak 1 pcs
j. Melakukan balancing, sesuai API 610.
• Proses balancing rotor untuk menyeimbangkan putaran rotor pada pompa
sehingga pada saat running tidak terjadi unbalance. Adapun perhitungan
untuk batasan unbalance yang diizinkan berdasarkan API 610:
𝐾𝑊 12700 .𝑤 6350 .𝑤
𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 =
𝑛 2𝑛 𝑛
Keterangan:
𝑈𝑚𝑎𝑥 = Batasan unbalance yang dizinkan (g.mm)
K = Konstanta
(Untuk n > 3600 rpm, K = 6350 ; untun n < 3600 rpm, K = 12700)
W = Beban masing-masing journal / bearing mesin balancing (kg).
Untuk two plane balancing, bila beban pada masing-masing journal tidak
diketahui, maka diasumsikan beban pada masing-masing journal.
n = Putaran operasional (rpm)
= 53,271 (g.mm)
Gambar 4.1
Sumber : Dokumentasi
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pompa mengalami penurunan performa dikarenakan
oleh adanya penyumbatan pada strainer dan kondisi impeller yang korosif dan
abrasif, maka dilakukan pembersihan pada strainer dan dilakukan fabrikasi pada
impeller menggunakan coating dan cast copper alloy.Kemudian penyebab high
vibrasi dikarenakan overclearance pada bearing bush pompa yg ter erosi karena
gesekan antara shaft dan bearing bush, maka dilakukan perbaikan dengan
fabrikasi baru shaft dan bearing bush dengan clearance sesuai standar mengacu
pada standar API 610 untuk pump area oil and gas industry.
5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan setelah melakukan analisa dan pembahasan yaitu:
1. Pelajari secara teliti baik dari buku paduan pedoman tentang cara melakukan
perbaikan itu ataupun dari instruktur/pendamping dari pihak worksop
sehingga kita mengerti dan memahami dari bagian-bagian pompa, cara
kerja, pemeliharaan, sampai ke perbaikan pompa itu sendiri. Ikuti peraturan
yang ada di workhop, jangan sampai perbuatan kita merugikan kita dan
merugikan orang lain.
2. Jalin komunikasi yang baik antar sesama pekerja karena dalam dunia kerja
bekerja team, bukan perorangan. Sehingga komukasi yang baik sangat
penting dalam dunia kerja. Untuk para pemula sebelum melakukan sesuatu
harus seizin instruktur/pembimbing dan tanyakan bila ada permasalahan
yang belum di mengerti.
38
DAFTAR PUSTAKA
Sularso dan Tahara, Haruo. 2010. Pompa dan Kompressor. Jakarta: PT.
Pradynya Paramita.
Mahmudi, Ali. 2014. Pompa dan Kompressor. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung.
Memorandum. 2020. Rekomendasi Perbaikan Pompa P6-RPA II.
Palembang: PT. Pertamina RU III
39
PROSES PEMASANGAN POMPA 6 RPA II
40
41
42