Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERBAIKAN (OVERHAUL) SENTRIFUGAL VERTICAL Pump


P-6 RPA II Utilities Plaju di
PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III
PLAJU - SUMATERA SELATAN

Untuk Melengkapi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum pada


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh :

AFRAN ALGOZZY ARDIANSYAH


061830200740

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
“PERBAIKAN (OVERHAUL) SENTRIFUGAL VERTICAL Pump P-6 RPA II
Utilities Plaju Di PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III
PLAJU
SUMATERA SELATAN”
(21 Februari 2021 – 21 Maret 2021)

Oleh :
AFRAN ALGOZZY ARDIANSYAH
061830200740

Mengetahui, Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik Mesin Dosen Pembimbing Laporan

Ir. Sairul Effendi, M.T Ella Sundari, S.T., M.T


NIP. 19630912198903 NIP. 198103262005012003

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
dengan baik.
Penulis membuat Laporan Kerja Praktek untuk memenuhi syarat
kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin di Fakultas Teknik Politeknik Negeri
Sriwijaya. Adapun judul laporan akhir ini “PERBIKAN SENTRIFUGAL
VERTICAL PUMP P-6 II UTILITIES”.
Dalam penulisan Laporan Akhir ini, penulis menyadari banyak
kekurangan, hal ini disebabkan karena masih banyak terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki penulis. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak General Manager Pertamina RU III.
2. Bapak SMOM RU III
3. Bapak Manager ME RU III.
4. Bapak Section Head Of Workshop RU III.
5. Bapak Sr. Spv Mechanical Workshop.
6. Bapak Technician RE Workshop.
7. Bapak A. Hadiwijaya selaku pembimbing Kerja Praktek di Workshop
Maintenance Execution.
8. Bapak Ibnu selaku penghubung Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
9. Bapak Yudistira Maulana, Bapak Amy Lepdalitan dan Bapak Ricko
Nophantriandi selaku pendamping Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
10. Kedua orang tua, ayah dan ibu yang memberikan doa restu, dukungan dan
uang jajan.

iii
11. Teman-teman seperjuangan dalam melaksanakan PKL di PT. Pertamina RU
III Plaju, Kalfin Septama Putra, Muhammad Nur Muhammad dari
Politeknik Negeri Sriwijaya.
12. Kak Ibrahim, Bapak Molker, Bapak Yudhi, Bapak Ermidi, dan Bapak-bapak
lain yang telah membantu saya selama PKL di PT. Pertamina RU III –
Plaju.

Penulis berterima kasih semoga segala kebaikan dan jasa-jasa yang telah
diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis menyadari
dalam penulisan Laporan Akhir ini masih banyak kekurangan dan untuk itu
penulis akan menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan
dan kesempurnaan Laporan Akhir ini. Dengan demikian penulis mengharapkan
kiranya Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, 21 Maret 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan........................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 2

1.5 Waktu Pelaksanaan ................................................................... 2

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN ........................................................ 3

2.1 Sejarah Singkat .......................................................................... 3

2.2 Tugas dan Fungsi ...................................................................... 5

2.2.1 Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) .............................. 5

2.2.2 Kilang Petro Kimia ......................................................... 6

2.3 Struktur Organisasi .................................................................... 7

2.3.1 Workshop Maintenance Execution ................................. 10

2.3.2 Sarana dan Fasilitas ........................................................ 12


v
2.4 Tugas Workshop Maintenance Execution ................................. 13

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 18

3.1 Definisi Pompa .......................................................................... 18

3.2 Klasifikasi Pompa ..................................................................... 18

3.3 Bantalan (Bearing) .................................................................... 25

3.4 Pola Pemeliharaan Pompa Sentrifugal ...................................... 29

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 31

4.1 Data Pompa ............................................................................... 31

4.2 Kronologi .................................................................................. 31

4.3 Pembahasan ............................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 38

5.1 Kesimpulan................................................................................ 38

5.2 Saran ........................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman:

1. Data Pompa ...................................................................................... 31

2. Analisa Kerusakan ........................................................................... 33

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman:

1. Organization Structure RU III Plaju .............................................. 8

2. Organization Stucture Maintenance Execution ............................. 9

3. Workshop Maintenance Execution ................................................. 10

4. Prosedur Perbaikan Equipment ...................................................... 11

5. Klasifikasi Pompa .......................................................................... 19

6. Pompa Sentrifugal .......................................................................... 21

7. Elemen Bantalan Gelinding ........................................................... 24

8. Sket Komponen-komponen Bantalan Gelinding ........................... 24

9. Seri Bantalan Gelinding NTN ........................................................ 25

10. Nomor Seri Bantalan .................................................................... 25

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang perminyakan baik dalam kegiatan explorasi, pengolahan maupun
pemasaran. Diantara ketiga kegiatan tersebut saling berhubungan erat satu sama
lainnya guna menunjang kebutuhan minyak bagi seluruh rakyat Indonesia.
Diantara ketiga kegiatan tersebut pengolahan merupakan kegiatan yang
sangat penting didalam kegiatan mengolah minyak mentah (Crude Oil) dari hasil
pengeboran hingga mendapat produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM)
maupun Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) yang siap dipasarkan. Salah satu unit
pengolahan yang ada di Sumatera Selatan adalah Refinery Unit III.
Dalam kegiatan operasinya Refinery Unit III didukung oleh banyak
peralatan-peralatan, baik berupa peralatan Rotating, Stasionary, Instrument,
Listrik dan peralatan pendukung lainnnya. Dalam suatu industri terutama yang
berorientasi pada profit (profit oriented) akan sangat memperhatikan masalah
kualitas hasil, kehandalan operasi, efisiensi operasi dan lindungan lingkungan
yang erat kaitannya dengan pemeliharaan dan perawatan alat-alat industri itu
sendiri, baik yang termasuk peralatan yang bergerak (Rotating Equipment)
maupun peralatan yang tidak bergerak (Non Rotating Equipment). Peralatan yang
tidak bergerak antara lain : Furnace, Column, Cooler, Condenser dan sebagainya.
Sedangkan peralatan yang bergerak antara lain : Pompa, Compressor, Turbin,
Motor Diesel dan sebagainya.
Pertamina tidak hanya mempunyai kilang BBM tetapi juga mempunyai
Kilang Petro Kimia. Proses produksi di kilang tidak akan dapat berjalan jika tidak
ada sarana pendukung atau utilities seperti penyedia supply listrik, air, steam dan
lain-lain.
Dan salah satu contoh peralatan yang penting didalam mendukung jalannya
operasional pada kilang Pertamina Refinery Unit III adalah P-6 RPA II yang
menghembuskan air. Tetapi pada operasionalnya mengalami kerusakan pada
1
penurunan peforma. Mengingat pentingnya fungsi P-6 RPA II tersebut pada
proses pengolahan powder untuk kebutuhan kilang maka penulis mengambil judul
pengalaman lapangan industri:
“Analisa Kerusakan dan Perbaikan P-6 RPA II Di PT. Pertamina RU III Plaju”.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Pengalaman Lapangan Industri ini adalah :
1. Penulis dapat memahami dan menganalisa penyebab kerusakan pada P-6
RPA II.
2. Penulis dapat mengetahui cara perbaikan dan solusi pompa tersebut agar
pompa tersebut bekerja kembali seperti semula serta kinerja lebih efektif
dan efisien.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan Pengenalan Lapangan Industri ini penulis membatasi
pokok permasalahan mengenai:
1. Penyebab kerusakan pada P-6 RPA II
2. Langkah perbaikan pada P-6 RPA II

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam pelaksanaannya, penulis berharap dapat penelitian ini diharapkan

bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai perbaikan

P-6 RPA II untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Politeknik

Negeri Sriwijaya.

1.5 Waktu dan pelaksanaan


Kerja praktek ini dilaksanakan selama empat puluh lima hari, mulai
tanggal 21 Februari 2021 – 21 Maret 2021. Yang bertempat di PT. Pertamina RU
III Plaju.

2
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat


Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh
tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki enam unit
pengolahan yang tersebar di enam daerah Indonesia, yang salah satunya yaitu
Refinery Unit (RU) III Plaju yang berada di Sumatera Selatan.
Daerah operasi RU III Plaju meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai
Gerong, dimana diantara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong dipisahkan
oleh sebuah sungai yaitu sungai komering. Kilang RU III Plaju dan Sungai
Gerong mengolah bahan baku minyak mentah yang berasal dari daerah Sumatera
Bagian Selatan dan sebagian lagi dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan
produksi kapasitas 145,60 MBSD.
Kilang minyak Plaju yang terletak di sebelah Sungai Musi dan sebelah Barat
Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda dengan
nama Bataafsche Petroleum Maatshappij (BPM). Tujuan dari pembangunan
adalah untuk mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi.
Tahun 1957, kilang ini diteruskan pengelolaannya oleh PT. SHELL Indonesia,
yaitu perusahaan minyak Inggris dan pada tahun 1965 kilang ini diambil alih oleh
pemerintah Indonesia. Kapasitas dari kilang Plaju ini adalah sebanyak 100
MBSD.
Kilang minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan
Sungai Komering dibangun oleh perusahaan minyak Amerika ESSO
(STANVAC) pada tahun 1920. Kilang ini baru dibeli oleh Pertamina pada tahun
1970, dengan kapasitas produksi 70 MBSD.
Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena
lokasinya berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya
dibangun beberapa unit proses antara lain :
3
1. Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000
ton/tahun.
2. Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan
mengolah gas propylene menjadi biji plastik (polytam pellet), dengan
kapasitas produksi 20.000 ton/tahun.
3. Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan
IV yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan
pembangunan HVU kapasitas 54 MBSD.
4. Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik
Center (PAC) yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat polyester di
dalam negeri dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun.
5. Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas
produksi 75.000 ton.
6. Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit (VDU) di Sungai Gerong
dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari.
7. Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA
kapasitasnya di tingkatkan menjadi 225.000 ton/tahun.
8. Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000 ton/tahun dan
Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD.

Usaha pengembangan Kilang ini bertujuan untuk meningkatkan produksi


tanpa melupakan mutu yang baik. Selain dari pada itu Pertamina RU III juga
mengadakan Restrukturisasi.
Tujuan Restrukturisasi yang dilakukan di Pertamina RU III adalah suatu
tindakan proaktif dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi era
persaingan global dalam aspek industrialisasi. Hal ini juga untuk merubah budaya
kerja sesuai dengan konsep pola usaha Strategi Business Unit (SBU). Pola usaha
sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah menjadi Profit Center yaitu
kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan aset-aset yang ada untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pola usaha strategi SBU ini di
4
Pertamina RU III Plaju, mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober 1998. Dengan
adanya program ini dan kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value
Creation sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun pertama.
Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja
hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak perbaikan-
perbaikan secara menyeluruh.

2.2 Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi Pertamina RU III yang merupakan salah satu unit proses
produksi dalam jajaran Direktorat Pengolahan Pertamina, yaitu memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak dalam negeri
sehingga menghasilkan devisa bagi negara.
Pertamina Refinery Unit III mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi
bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk
melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut :

2.2.1 Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM)


Dalam pengolahan BBM terdapat dua proses yaitu :
1. Primary Processing
Tujuan utamanya adalah memisahkan minyak mentah (crude oil) menjadi
fraksi-fraksi produk bahan bakar minyak.
2. Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak mentah
(crude oil) yang merupakan produk bawah dan produk gas/ringan dari
proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar minyak yang lebih
banyak dengan tidak melupakan spesikasi dari produk serta untuk
memproduksi LPG yang dibutuhkan konsumen.

Adapun produk-produk dari hasil pengolahan minyak mentah atau crude


oil di Kilang Pertamina RU III adalah sebagai berikut :
1. Produk BBM (bahan Bakar Minyak)
5
• Avigas (Aviation Gasoline), digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor

• Avtur (Aviation Turbine Fuel), digunakan sebagai bahan bakar pesawat


terbang bermesin turbo (pesawat jet)
• Premium, digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bilangan oktan 88
• Kerosine, digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah tangga
• Solar (ADO), digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan
mesin diesel
• Diesel (IDO), untuk keperluan industri
• Fuel Oil
• Pertamax, untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan bilangan oktan
sebesar 92
2. Produk Non BBM
• LPG (Liquid Petroleum Gas), digunakan untuk bahan bakar keperluan
rumah tangga.
• Pelarut (Solvent), seperti SBPX,LAWS dan BGO. Digunakan sebagai
pelarut dalam industri.
• LSWR (Low Sulfur Waxy Residue)
• Musi Cool
• Musi Green

2.2.2 Kilang Petro Kimia


Kilang Petro Kimia di Pertamina RU III terdapat dua kilang yaitu :
1. Kilang Polypropyline
Kilang Polypropyline menghasilkan Polytam sebagai bahan baku plastik.
Produk yang dihasilkan di Kilang Petrokimia adalah :
• Polytam Pellet

6
2. Kilang TA / PTA
Kilang TA / PTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid tetapi
pada tahun 2006 kilang ini stop idle karena harga bahan bakunya lebih
mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini (biaya
operasionalnya tinggi). Jadi untuk menghindari kerugian yang lebih besar
maka kilang ini di stop idle hingga saat ini.

2.3 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan
agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.
Pertamina RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager (GM)
yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan Kepala Bagian sebagai berikut:
• Production Manager
• Refinery Planning & Optimization Manager
• Maintenance Planning & support Manager
• Maintenance Execution Manager
• Engineering & Development Manager
• Reliability Manager
• Procurement Manager
• HSE Manager
• Coordinator OPI
• General Affairs Manager

7
Gambar 1
Organization Structure Refinery Unit III Plaju

GM REFINERY UNIT
III

Secretary

SMOM

Refinery planning Maintenance Maintenance TA


Production
manager & execution
planning &
optimization manager
support manager

Engineering Coordinator General


Reliability Procurement
& T manager HSE opi affairs
manager
development manager manager

Sumber : PT. Pertamina RU III 2020

Sistem pemeliharaan di kilang Pertamina RU III dilaksanakan oleh


Maintenance Excecution yang mempunyai tugas menunjang operasi Kilang
Pertamina RU III, bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penyediaan suku
cadang, rancang bangun, engineering dan pemeliharaan alat-alat yang ada di
dalam suatu Kilang. Fungsi Maintenance Execution adalah salah satu fungsi di
PERTAMINA RU III yang bertugas memelihara kilang baik itu kilang BBM
maupun kilang NBBM yang mempunyai luas area pemeliharaan sekitar 350 ha.

8
Fungsi Maintenance Execution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri
dari:
1. Bagian (Workshop) mempabrikasi, merekondisi, mengganti, menginstall,
suatu peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan dilapangan atau lebih
efektif dan efisien dila dilakukan di Workshop.
2. Fungsi Pemeliharaan I (Maintenace Area I) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang CD & GP
Plaju.
3. Fungsi Pemeliharaan II (Maintenace Area II) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Non BBM
Petrokimia Polypropilene, dan UTL .
4. Fungsi Pemeliharaan III (Maintenace Area III) yang mempunyai tugas untuk
memelihara,merawat dan memperbaiki fungsi peralatan area CDL dan UTL
kilang Sungai Gerong.
5. Fungsi Maitenance Area IV yg mempunyai tugas untuk memelihara, merawat
dan memperbaiki fungsi peralatan area Oil Movement kilang Plaju dan Sungai
Gerong
6. Fungsi Fasum (General Maintenace) yang mempunyai tugas untuk
memelihara dan memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ad disekitar
kilang.
Gambar 2
Organization Structure Maintenance Execution

GM REFINERY UNIT
III


M
SMOM


M
MANAGER
MAINTENANCE
EXECUTION

9
MAINTE MAINTENAN MAINTENANCE WORKSHOP GENERAL
NANCE CE AREA II AREA III SECTION SECTION MAINTENA
AREA I SECTION HEAD HEAD NCE
SECTION HEAD SECTION
HEAD SECTION HEAD
HEAD
Sumber : PT. Pertamina RU III 2020

2.3.1 Workshop Maintenance Execution


Gambar 3
Organization Structure Workshop-Maintenance Execution

Manager
Maintenance Execution

Section Head
Workshop

Senior Supervisor Supervisor Supervisor Senior


Shift Supervisor
Mechanical Calibr. Sertif & HV. Equip & RIG Supervisor
Maintenance
Workshop Tools Workshop Elect &
Ints
Workshop
Technician Technician
Maintenance HV EOP &
Shift Technician
Transport
Calibr. Sertif
Maint
Workshop Technician
Electrical
Technician W/S
Technician
Rigging
Stationery Scaff
Technician
W/S
Master Tools &
Fornt Desk Technician
Technician Instrument
RE W/S W/S

Sumber : PT. Pertamina RU III 2020

Penulis melaksanakan On The Job Training di Workshop, tugas pokok dari


bagian ini adalah melakukan perbaikan terhadap alat yang tidak dapat diperbaiki
10
di lapangan dan akan lebih effektif apabila dikerjakan di Workshop. Dalam
melaksanakan tugas, Workshop berhubungan langsung dengan bagian yang lain
seperti Maintenance Area l,ll dan lll, Planing & Schedulling, Mainenance
Planning & Schedulling , dan Procurement.

Gambar 4
Prosedur Perbaikan Equipment

Sumber : PT. Pertamina RU III 2020

Prosedur perbaikan suatu alat/equipment yang rusak seperti terlihat pada


flow chart diatas, misalnya suatu peralatan kilang (pompa) rusak maka pihak MA
akan memperbaikinya di lapangan dan apabila peralatan yang rusak tersebut tidak
dapat diperbaiki di lapangan atau akan lebih efektif jika dikerjakan di Workshop
maka pihak MA akan membawanya ke Workshop dengan catatan tidak dapat lagi
ditanggulangi langsung di lapangan oleh bagian MA. Lalu di Workshop, peralatan
11
tersebut didaftarkan terlebih dahulu ke Front Desk untuk mendapatkan
registration card lalu dibawa ke area kerja pompa. Di area kerja pompa, pompa
tersebut dibongkar dan kemudian diperiksa kerusakannya bersama dengan bagian
rotating equipment engineering MPS. Fungsi dari rotating equipment engineering
MPS dalam kegiatan pemeriksaan kerusakan pompa adalah untuk membuat
rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan dan mencatat komponen pompa
yang rusak yang perlu diganti. Kemudian rotating equipment engineering MPS
memberikan rekomendasi komponen – komponen yang harus diganti dengan yang
baru kepada bagian planning schedulling agar dapat dibuatkan job plant nya. Lalu
job plant tersebut diproses oleh bagian Procurement untuk melakukan pembelian
terhadap komponen tersebut. Sambil menunggu barang datang, di bengkel, pompa
tersebut dibersihkan dan dicat ulang. Setelah barang yang dibeli tiba di bagian
Procurement maka bagian rotating equipment engineering MPS melakukan
pemeriksaan terhadap barang tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
yang dipesan. Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk
kemudian dipasang di pompa hingga selesai dan setelah selesai diperbaiki maka
akan diperiksa hasilnya kemudian oleh rotating engineering MPS dan dilakukan
Hydrotest. Kemudian setelah selesai di inspeksi dan hasilnya bagus maka
peralatan tersebut dilaporkan ke Front Desk untuk dibuat rekaman mutunya yang
kemudian akan diserahkan kembali kepada bagian MA yang mengirimkan
peralatan tersebut untuk kemudian dipasang kembali disite.

2.3.2 Sarana Dan Fasilitas Workshop Maintenance Execution


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di Bengkel didukung dengan
sarana dan fasilitas yang memadai. Sarana dan fasilitas yang ada di Bengkel
PT.Pertamina RU III Plaju yaitu :
1. Mechanical Workshop
a. Rotating
Pompa dan Bubut: Mesin-mesin bubut, gerinda, boring, balancing,
sekrap, CNC machine dan lain-lain.
b. Non Rotating
12
• Las, Kontruksi dan Bundle: Mesin las, rolling, gerinda dan lain-
lain
• Fitting: Mesin Lapping, pneumatic lapping dan lain-lain.
2. Listrik & Instrumentasi
a. Listrik: Rewinding & O/H, Motor, Trafo, Mesin-mesin Listrik dan
lain-lain.
b. Instrumentasi: Elektronika Pneumatic dan lain-lain.

3. Tool & Kalibrasi


a. Calibration Sertification
b. Master tools & Front Desk
4. Maintenance SS
a. Shift Tech: Spesial Tool dan alat yang bersifat umum
5. Heavy Equipment & Rigging
a. Heavy Equipment: Alat transportasi dan alat angkat.
b. Rigging: Scaff Holding, Alat keselamatan kerja.

2.4 Tugas Workshop Maintenance Execution


Tugas pokok seksi ini adalah melakukan perbaikan yang tidak dapat
dilakukan dilapangan. Suatu alat dan bahan yang rusak dapat diperbaiki untuk
kembali kepada kondisi seperti semula. Baik dengan cara perbaikan ataupun
penggantian suku cadang, yang tidak dapat di perbaiki dan melihat segi
ekonomisnya.
Workshop terdiri dari dua seksi, yaitu :
1. Seksi Workshop Plaju
Tugas pokok dari Workshop Plaju adalah merawat dan memperbaiki
peralatan penunjang operasi kilang dan non kilang yang meliputi:
• Perbaikan dan pemeliharaan
• Permintaan anggaran untuk perbaikan dan pemeliharaan
• Permintaan dan pengadaan spare part/suku cadang

13
Adapun peralatan penunjang yang dipergunakan terbagi atas:
a. Alat Berat
Menangani perbaikan alat berat yang memakai motor baker torak yang
rerdiri dari motor disel. Jenis – jenis alat berat antar lain:
• Bulldozer
• Crane
• Froklift

• Play Leader
• Road Roller

b. Alat Ringan
Misalnya:
• Prime Movel peralatan kilang yang memakai motor baker torak,
seperti motor penggerak pompa air, dan lain sebagainya
• Mesin las disel
• Air compressor
2. Seksi Workshop Sungai Gerong
Tugas dari Workshop Sungai Gerong adalah memperbaiki atau bahkan
membuat spare part, tools atau komponen tertentu yang dibutuhkan oleh
kilang maupun untuk non kilang. Workshop Sungai Gerong terdiri dari lima
seksi, yaitu :

a. Seksi Las
Pengelasan merupakan bagian teknologi mekanik yang cukup berperan
didalam lingkungan perkilangan, karena banyaknya penyambungan dan
konstruksi yang harus dikerjakan dengan las. Seperti, penyambungan
pipa, tangki, HE (Heat Exchanger), boiler, dan perbaikan pompa.
Defenisi dari pengelasan adalah proses penyambungan dua bua metal
atau lebih ataupun dengan penambahan metal lain dengan cara
pemanasan. Macam-macam pengelasan yang terdapat dibengkel las:
14
• Las listrik
• Las asetilen/karbit
• Las argone
Dibengkel las juga dilakukan pekerjaan-pakerjaan seperti berikut:
• Penyetelan pipa
• Penyetelan kontruksi ringan
• Pemotongan benda dengan propane dan oksigen
• Pemotongan benda dengan plasma cutting
b. Seksi Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
ataupun fluida dari suatu tempat ketempat yang lain, melalui suatu
media pipa (saluran) dengan cara menambah energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Berdasarkan cara
pemindahan dan pemberian energi pada cairan, pompa dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
• Pompa pemindahan positif
• Pompa pemindahan negative

Dibengkel pompa ini bertugas untuk memperbaiki pompa-pompa yang


telah habis masa waktu pakainya ataupun karena kerusakan yang
dialami pompa. Salah satu tugas dibengkel pompa antara lain:
• Membuat suku cadang yang rusak jika keekonomisannya
terjamin
• Menjaga agar suatu alat yang diperbaiki menjadi tahan lama
• Membuat suatu cara perbaikan dengan melihat
keekonomisannya
• Mengganti suku cadang dengan yang asli jika tidak mungkin
untuk dikerjakan/dibuat.
c. Seksi Bundle
Bundle atau Heat Exchange banyak sekal dipergunakan pada industri
peminyakan (kilang minyak) disamping alat penunjang lain, seperti:
15
• Dapur
• Vessel
• Tower
• Tangki penimbunan, serta
• Penunjang lainnya

Bundle adalah alat transfer panas alat pemindah panas akan terjadi jika
antara sumber panas dan penerima panas ada selisih temperature. Pada
suatu proses produksi sangat diperlukan untuk menetapkan setiap aliran
fluida pada temperatur dan kondisi yang tetap dan mantap. Ada kalanya
temperatur (panas) harus dipetahankan sedemikian rupa, sehingga panas
tidak terbuang percuma, maka alat tersebut diberi suatu lapisan yang
disebut isolator.
Hal ini dimaksud agar panas tidak terbuang percuma dan suhu yang
rendah dapat memungkinkan operator bekerja dilingkungan alat
tersebut. Bila suatu exchanger memerlukan perbaikan atau
pembersuhan dapat dilakukan dengan cara:
• Pada waktu operasi dapat dilakukan dengan cara aliran balik
(back wash)
• Pergantian tube dilakukan bila bocoran tube sudah melebihi dari
10% dari jumlah tube

Setelah bundle selesai diperbaiki dilakukan pengelasan. Pengelasan ini


dilaksanakan dengan hydraulic test, baik tube side maupun shell side.
Tekanan air harus ditahan minimal 30 menit pada pressure yang telah
ditentukan.
d. Seksi Bubut/Fitting
Pada bengkel ini pekerjaan yang dilaksanakan adalah pembuatan suku
cadang yang dapat dikerjakan dibangku kerja mesin bubut. Pekerjaan
dilaksanakan berdasarkan W.O yang masuk dari masing-masing bgian
dimana sebelum W.O tersebut pada bagian REN dan setelah itu baru

16
dikirim kebengkel bubut. Berikut peralatan dan mesin-mesin yang
dipakai dibengkel bubut, diantaranya :
• Mesin bubut
• Mesin freis
• Mesin bor
• Mesin sney pipa

e. Seksi Kontruksi
Pada bengkel kontruksi tugas utamanya adalah mengerjakan dan
membuat pekerjaan kontruksi yang diberikan oleh bagian lain yang
untuk keperluan kilang ataupun non kilang. Setelah W.O diterima oleh
BEN kontruksi, dilakukan perhitungan dan pengukuran yang akurat dan
tepat, maka dilakukan pengeboran material dan kebutuhan yang
diperlukan didalam pengerjaan suatu W.O kebagian logostic. Setelah
material yang dibutuhkan dating barulah dilaksanakan pekerjaan
kontruksi. Pada Ben Kontruksi mesin-mesin dan pengerjaan yang dapat
dilakukan antara lain adalah:
• Pengerjaan pengerolan pelat
• Pekerjaan pengeboran
• Pekerjaan bending
• Pekerjaan pengelasan
• Pekerjaan pemotongan dengan lampu potong dan mesin potong
• Pekerjaan pengecoran tanur/rendah
• Pekerjaan pemanasan
Selain untuk kebutuhan kilang, Ben Kontruksi juga mengerjakan untuk
kebutuhan non kilang dari bagian-bagian seperti jasa-jasa, rumah sakit,
perkampungan dan lain-lain.

17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Pompa


Pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan untuk memindahkan zat
cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang sifat hanya
mengalir dari suatu tempat ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Atas dasar
kenyataan tersebut maka pompa harus mampu membangkitkan tekanan fluida
sehingga sehingga dapat mengalir atau berpindah. Fluida yang dipindahkan adalah
fluida incompresibel atau fluida yang tidak dapat dimampatkan. Dalam kondisi
tertentu pompa dapat digunakan untuk memindahkan zat padat yang berbentuk
bubukan atau tepung.
Maka dari itu dapat disimpulkan pompa adalah suatu alat/ pesawat yang
digunakan untuk memindahkan fluida cair (liquid) dari suatu tempat yang rendah
ke tempat lain yang lebih tingi melalui suatu sistem perpipaan, atau dari suatu
tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi, atau dari satu
tempat ke tempat lain yang jauh serta untuk mengatasi tahanan hidrolisnya.

3.2 Klasifikasi Pompa


Pompa bekerja karena adanya perbedaan tekanan antara sisi masuk
dan sisi keluar oleh elemen bergerak pada pompa seperti piston, plunger, lobe,
impeler dan lain-lain. Berdasarkan kepada mekanisme konversi energinya, pompa

18
secara umum diklasifikasikan menjadi dua kelompok seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :

Gambar 5
Klasifikasi Pompa

Sumber : Google

1. Pompa Perpindahan Positif


Pompa perpindahan positif (positive displacement pump) sering disebut juga
dengan pompa tekanan statik adalah pompa yang mengalirkan zat cair dengan
kapasitas atau debit tetap terhadap perubahan/variasi tekanan atau head, dan
fluida berpindah karena menerima dorongan/desakan. Pompa perpindahan
positif umumnya terdiri dari rumah pompa yang diam dan mempunyai elemen
yang bergerak seperti roda gigi, baling-baling, piston, plunyer, membran,
ulir/sekrup dan lain-lain.
Pada pompa positive displacement perpindahan zat cair dari suatu tempat ke
tempat lain disebabkan perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan
19
oleh gerakan elemen pompa yaitu maju-mundur (bolak-balik) atau berputar
(rotari). Dengan perubahan volume tersebut maka zat cair pada bagian keluar
(discharge) mempunyai tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian
masuk (suction) dan konsekuensinya kapasitas yang dihasilkan sesuai volume
yang dipindahkan. Pompa perpindahan positip umumnya terdiri dari rumah
pompa yang diam dan mempunyai elemen yang bergerak seperti roda gigi,
baling-baling, piston, plunger, membran, ulir/sekrup dan lain-lain. Contoh jenis
pompa perpindahan positif:

a. Pompa Bolak-balik (Resiprok)


Pompa bolak-balik atau resiprok adalah pompa yang mengubah energi
mekanis poros dari penggerak pompa menjadi energi aliran dari zat cair yang
dipindahkan dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik dalam
silinder. Pompa bolak-balik umumnya digunakan untuk pemompaan cairan
kental dan sumur minyak. Contoh dari Pompa Bolak-balik adalah:
• Pompa Torak/Piston
• Pompa Plunyer
• Pompa Diafragma/Membran

b. Pompa Berputar (Rotari)


Pompa rotari merupakan pompa dimana energi dari mesin penggerak
ditransmisikan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah
pompa (casing). Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus dengan
kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Pada seluruh pompa jenis perpindahan
positif termasuk pompa rotari, jika pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan
naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak pompa. Contoh
Pompa Rotari:
• Pompa roda gigi (gear pump)
• Pompa ulir/sekrup (screw pump)
• Pompa vane (vane pump)

20
• Pompa lobe (lobe pump)

2. Pompa Dinamik
Pompa Dinamik adalah pompa yang mengalirkan zat cair dengan kapasitas
atau debit bervariasi bergantung pada tekanan atau head, dan fluida berpindah
karena kecepatan/perubahan aliran. Pompa jenis ini menambahkan energi fluida
dengan menaikkan kecepatannya, yang selanjutnya mengubahnya menjadi energi
tekan dengan melewatkannya pada sebuah saluran yang meluas. Pompa ini terbagi
menjadi beberapa jenis:
a. Pompa yang berputar (Sentrifugal)
• Pompa Radial
• Pompa Aksial
• Pompa Aliran Campur (mixed flow)
b. Pompa yang tak berputar
• Pompa Jet dan
• Pompa Hidram.

Gambar 6
Pompa Sentrifugal Vertical

21
Pompa vertikal juga dikenal sebagai pompa turbin dalam. Pompa vertikal
adalah aliran campuran, atau pompa sentrifugal vertikal sumbu yang mencakup
tahapan impeler berputar & mangkuk stasioner untuk memproses baling-baling
pemandu. Pompa vertikal digunakan di mana pun tingkat pemompaan air l
berada di bawah batas pompa sentrifugal volute. Pompa vertikal ini mahal dan
lebih rumit untuk dipasang dan diperbarui. Perancangan head tekanan terutama
tergantung pada panjang impeller serta kecepatan putarannya. Head tekanan
yang dirancang dengan impeler tunggal tidak bisa menjadi besar. Karena kepala
tambahan dapat dicapai dengan memasukkan panggung tambahan, atau bowl
assemblies. Prinsip kerja pompa vertikal adalah, mereka biasanya bekerja
dengan mesin diesel atau listrik AC motor induksi seluruh sudut drive yang
tepat. Bagian terakhir dari pompa ini dapat dirancang dengan impeller
pemintalan minimal. Ini dapat dihubungkan ke poros melalui air sumur ke
dalam mangkuk atau casing diffuser.Beberapa impeler dapat digunakan dengan
berbagai konfigurasi di atas poros yang sama untuk menghasilkan tekanan
tinggi. Ini akan diperlukan untuk sumur dalam di permukaan bumi.Pompa
22
vertikal ini bekerja setiap kali air mengalir melalui pompa di dasar seluruh bel
isap dan bentuknya seperti bagian bel. Setelah itu, ia bergerak ke pendorong
tahap utama untuk meningkatkan kecepatan air. Kemudian air mengalir ke
mangkuk diffuser segera di atas impeller, di mana energi berkecepatan tinggi ini
dapat diubah menjadi tekanan tinggi.Cairan dari mangkuk juga memasok ke
impeller sekunder yang dapat ditempatkan langsung di atas mangkuk. Jadi
metode ini berlanjut sepanjang fase pompa. Setelah pasokan air menjauh dari
mangkuk diffuser sebelumnya, kemudian mengalir selama pipa kolom vertikal
panjang ketika mengalir dari sumur bor ke arah luar.Poros berputar di dalam
kolom dapat didukung pada interval 3 atau 5 langkah melalui bushing lengan.
Ini ditempatkan di dalam kolom & diminyaki oleh air yang mengalir
melewatinya. Kepala pelepasan pompa akan terletak di permukaan pompa ini
yang memungkinkan aliran air untuk mengubah arah, ke arah pipa pembuangan.
Motor AC dorong tinggi vertikal ditempatkan di bagian atas kepala pelepasan.

Bearing

Sumber : Google

23
Keterangan:
• Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.

• Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
• Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
• Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
• Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
• Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
• Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
• Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga

24
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
• Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
• Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar
dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
• Mechanical Seal
seal mekanik yang dapat bergerak, yaitu seal yang menghubungkan bagian
diam (stasionary) dengan bagian berputar (rotary). Mechanical seal terdiri
dari dua bagian, satu bagian dipasang pada bagian diam (stasionary) dan
satu lagi terpasang pada bagian bergerak (rotary).

Macam-macam pompa :
• Pompa Sentrifugal
• Pompa Displacement

3.3 Bantalan (Bearing)


Bantalan sebagai pendukung gerakan poros, sangat besar perannya dalam
operasi kerja pompa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap
desain pompa memiliki spesifikasi dalam bentuk dan posisi masing-masing
komponen. Demikian juga halnya dengan bantalan, banyak sekali desain pompa
yang meletakkan bantalan pada berbagai posisi, hal ini disesuaikan dengan fungsi
utamanya yaitu mendukung gerakan relatif poros.
1. Bantalan Gelinding dan Elemennya
Bantalan digunakan untuk mendukung gerakan relatif diantara komponen
mesin dan memungkinkan berbagai posisi pada masing-masing komponen
25
tersebut. Bearing atau bantalan gelinding adalah salah satu jenis bantalan
yang memungkinkan gerakan relatif secara radial pada sumbu geraknya.
Elemennya terdiri dari rolling element, pemisah / pemegang bola (cage),
inner ring, outer ring.

Gambar 7
Elemen Bantalan gelinding

Lintasan Luar
Pemegang Bola
Outter Ring

Lintasan
Dalam
Rolling
Element

Inner
Ring
Sumber : Google

Gambar 8
Sket Komponen-komponen Bantalan gelinding

26
Sumber : Google

Material bola pada umumnya menggunakan paduan kromiun dengan baja


karbon tinggi, dengan proses pengerasan baja. Untuk pemisah digunakan
material jenis baja karbon rendah dengan proses stamping. Bantalan
gelinding dibuat dalam berbagai jenis dan ukuran. Bantalan satu-baris
radial misalnya, dibuat dalam 4 seri, yaitu extra light, light, medium light
dan heavy. Seri heavy ditunjukkan dengan angka 400.

Gambar 9
Seri bantalan gelinding NTN (NTN Application Note)

Sumber : Google

Sebagian besar pabrik manufaktur menggunakan sistem penomoran dan


melakukan penentuan bahwa, 2 digit terakhir dikali 5 menunjukkan ukuran
bore (diameter dalam) dalam satuan mm. Digit ke-tiga dari kanan
menunjukkan nomor seri bantalan.

Gambar 10
Nomor seri Bantalan (NTN Application Note)

27
Sumber : Google

Jadi, bantalan dengan seri 6305 berarti bantalan tersebut adalah jenis
bantalan untuk beban medium (3) dengan ukuran diameter dalam 25 mm,
diameter luar mulai dari 60 mm dan merupakan jenis Deep groove
ballbearing. Digit lainnya merupakan tambahan dari masing-masing
manufakturuntuk nomor katalog.
Apabila jenis bantalan yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan
rancangannya, maka akan mengakibatkan kerusakan. Beberapa penyebab
kerusakan bantalan diantaranya adalah keretakan bantalan, keausan,
pemasangan yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak cocok, kerusakan
dalam pembuatan komponen, diameter bola yang tidak sama. Dan getaran
yang timbul tentu saja disebabkan oleh adanya gaya kontak pada
kerusakan tersebut. Pada bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan sama
pada setiap bola dan pada setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola
terdapat kerusakan maka besarnya gaya kontak tidak lagi seragam. Hal
inilah yang menimbulkan getaran yang tidak beraturan.

2. Jenis Kerusakan Bantalan


Cacat pada bantalan bola dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu
cacat lokal dan cacat terdistribusi.
Jenis cacat yang termasuk dalam cacat lokal adalah adanya goresan,
keausan ataupun pecah pada lintasan dalam, lintasan luar dan bola. Sinyal
yang dibangkitkan karena cacat lokal ini berupa impuls, yaitu pada saat
elemen rotasi bersentuhan dengan cacat lokal tersebut.
• Cacat Lokal pada Lintasan Dalam (Inner Race)
• Cacat Lokal pada Lintasan Luar (Outer Race)
• Cacat Lokal pada Bola (Rolling Element)
28
• Cacat Lokal pada Pemisah (Cage)

3.4 Pola Pemeliharaan Pompa Sentrifugal


Jenis-jenis pemeliharaan pompa sentrifugal dapat dikelompokkan antara
lain:
1. Preventive maintenance
Pemeliharaan ini merupakan salah satu alternatif untuk menjaga agar
peralatan tetap beroperasi karena perawatan ini sengaja dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan terhadap suatu peralatan.
Agar pemeliharaan dapat berhasil dengan baik, maka harus dilakukan
kegiatan antara lain :
• Mencatat hasil pemeriksaan dan pemeliharaan
• Menciptakan hubungan yang baik dan opini yang sinkron antara
pihak operasi dan pihak pemeliharaan
• Administrasi pemeliharaan yang baik meliputi surat-surat yang
diperlukan dalam melakukan pekerjaan
• Berpedoman selalu dengan Standard Operational Procedure
(SOP) yang telah di tetapkan
• Melakukan komunikasi yang baik sesama pekerja.

2. Predictive Maintenance
Metode pmeliharaan ini tidak berdasarkan time based ataupun running
hours, melainkan berdasarkan kondisi aktual dari suatu peralatan.
3. Break Down Maintenance
Pada Breakdown Maintenance tidak ada aksi yang diambil terhadap suatu
peralatan yang sedang beroperasi sampai pada komponen peralatan
tersebut mengalami kegagalan atau penurunan performance.

29
4. Overhaul
Pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan melepas bagian pompa
untuk di cek kondisinya apakah masih layak pakai atau tidak, jika memang
terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan ataupun penggantian.

5. Troubleshooting
Suatu metode untuk menemukan penyebab kerusakan dan cara
memperbaikinya.
Petunjuk troubleshooting yang baik adalah :
• Menggunakan pikiran yang jernih dan pendekatan logika
• Mengenal prinsip kerja alat
• Bekerja dengan cepat dan hati-hati agar volume pekerjaan dapat
diselesaikan secara cepat, tepat, selamat, efektif dan efisien.

30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Data Pompa


Tabel 1
Data Pompa
Manufacture KSB
Tag No. P-6 RPA II
Type of Pump B 24/B2
Service RAW Water
Volume/H 1816 m3/H
Rpm 2980
7322 BECB M
No. Bearing
6226 C3

4.2. Kronologi
1. Pada Tanggal 26 Februari 2021 di cek di site karena ada laporan pompa
tersebut terjadi penurunan performa dan vibrasi tinggi
2. Kemudian pada tanggal 1 Maret 2021 pompa di stop operasinya karena
mengalami penyumbatan pada pompa dan banyak material yang mengalami
korosi.
3. Selanjutnya pada tanggal 4 Maret 2021 pompa di bongkar di site dan di bawa
ke workshop.
4. Pada tanggal 8 Maret 2021, pompa di bongkar workshop.

31
4.3. Pembahasan
A. Langkah Bongkar Pompa/Disassembly
Overhoul Pompa yaitu pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan
melepas bagian pompa untuk di check kondisinya apakah masih layak pakai
atau tidak, jika memang terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan
ataupun penggantian. Adapun langkah-langkahnya:
1) Membuka Coupling
2) Melepaskan Bearing Housing
3) Melepaskan Head Casing dari Upper Column
4) Melepaskan Sleeve Coupling Upper
5) Melepaskan Spider Upper
6) Melepaskan Upper Column dari Middle Column
7) Melepaskan Sleeve Coupling Middle
8) Melepaskan Spider Middle
9) Melepaskan Middle dari Lower Column
10) Melepaskan Sleeve Coupling Lower
11) Melepaskan Spider Lower
12) Melepaskan Lower Column dari Intermediate
13) Melepaskan Intermediate dari Bowl Stage 1
14) Membuka Suction Bowl
15) Melepaskan Lock Nut Impeller
16) Melepaskan Bowl Stage 1
17) Melepaskan Impeller Stage 1
18) Melepaskan Bowl Stage 2
19) Melepaskan Impeller Stage 2
20) Membersihkan semua part.

32
B. Pemeriksaan dan Analisa Kerusakan
Setelah dilakukan pembongkaran dan pemeriksaan pompa di workshop,
maka di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Analisa Kerusakan
No. Gambar Keterangan
1.
• Impeller stage 1
dan stage 2
mengalami
pitting corosion.

2. • Driver Shaft
mengalami
necking pada
dudukan Shaft
Sleeve.
• Pump dan
Intermediate
Shaft penuh
dengan lumpur.

3.
• Suction Bell
mengalami
pitting corossion
pada inside dan
outside area.

4. • Spider Bearing
mengalami

33
korosi.

5. • Bearing Sleeve
mengalami
macet
• Bearing
mengalami
overheat
• Grease hitam
dan kering.

C. Langkah Perbaikan
1. Langkah Perbaikan Jangka Pendek
a. Melakukan Fabrikasi drive shaft menggunakan AISI 431 atau equivalent
sesuai dimensi desain
b. Melakukan pemeriksaan run out pada intermediate dan pump shaft dengan
toleransi maksimum 0,08 mm TIR. Apabila kondisinya melebihi toleransi
maka dilakukan perbaikan dengan metode bow correction.
c. Melakukan pemeriksan clearance wearing ring 1 dan 2 stage dengan
toleransi 0.45 s/d 0.66 mm.
d. Melakukan abrasive blasting pada surface area impeller, internal side bowl
casing,suction bell dan bearing spider dengan standard NACE 02/SSPC
(Near White Metal) dengan tujuan membentuk angular profil sebesar 75-125
mikron (3-5 mil)
e. Setelah melakukan abrasive blasting, coating menggunakan material
ceramic coating yang tahan terhadap erosion corrosion.

34
f. Melakukan fabrikasi bearing sleeve menggunakan material AISI 431 atau
equivalent sesuai dimensi desain (drawing terlampir)
g. Melakukan rebushing pada inside bearing housing.
h. Melakukan fabrikasi interstage bushing menggunakan material Vesconite
Hilube, dengan assembly CA = 0.05mm + [0.02 x ½ (ID Housing – OD
shaft).
i. Melakukan pergantian material sebagai berikut:
• Angular contact ball bearing 7322BECBM sebanyak 2 pcs
• Deep grove ball bearing 6226 C3 sebanyak 1 pcs
• O ring 485 x 4 (NBR 80) sebanyak 3 pcs
• O ring 420 x 4 (NBR 80) sebanyak 7 pcs
• ring 335 x 4 (NBR 80) sebanyak 1 pcs
j. Melakukan balancing, sesuai API 610.
• Proses balancing rotor untuk menyeimbangkan putaran rotor pada pompa
sehingga pada saat running tidak terjadi unbalance. Adapun perhitungan
untuk batasan unbalance yang diizinkan berdasarkan API 610:

𝐾𝑊 12700 .𝑤 6350 .𝑤
𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 = = 𝑈𝑚𝑎𝑥 =
𝑛 2𝑛 𝑛

Keterangan:
𝑈𝑚𝑎𝑥 = Batasan unbalance yang dizinkan (g.mm)
K = Konstanta
(Untuk n > 3600 rpm, K = 6350 ; untun n < 3600 rpm, K = 12700)
W = Beban masing-masing journal / bearing mesin balancing (kg).
Untuk two plane balancing, bila beban pada masing-masing journal tidak
diketahui, maka diasumsikan beban pada masing-masing journal.
n = Putaran operasional (rpm)

Data pompa P-6 RPA II yang akan di balancing :


✓ Berat (W) = 50 kg
✓ Putaran (n) = 2980 rpm
35
Maka,
12700 .𝑤 12700 . 25
𝑈𝑚𝑎𝑥 = 𝑈𝑚𝑎𝑥 =
2𝑛 2 . 2980

= 53,271 (g.mm)

Gambar 4.1

Sumber : Dokumentasi

2. Langkah Perbaikan Jangka Panjang


a. Melakukan fabrikasi impeller 1 dan 2 stage menggunakan material Cast
copper alloy sesuai dimensi desain.
b. Melakukan fabrikasi suction bell menggunakan material Cast Iron sesuai
dimensi desain.
c. Melakukan fabrikasi bowl 1 dan 2 stage menggunakan material Cast Iron
sesuai dimensi desain
d. Agar dilakukan pengerukan, cleaning dan perbaikan dinding sump pit
RPA-6 sehingga lumpur dan sampah yang terhisap ke dalam pompa
dapat diminimalisir.
e. Melakukan PM untuk :
• penggantian gland packing per enam bulan
• Regreasing bearing dengan material high quality lithium soap bearing
grease yang memiliki stabilitas bagus pada temperature tinggi (SKF
LGHP 2 or equivalent) per tiga bulan.
36
D. Langkah Pemasangan/Penginstalan
1. Memasang Impeller stage 2
2. Memasang Bowl stage 2
3. Memasang Impeller stage 1
4. Memasang Bowl stage 1
5. Memasang Lock Nut Impeller
6. Memasang Suction Bowl
7. Memasang Intermediate ke Bowl Stage 1
8. Memasang Lower Column ke Intermediate
9. Memasang Spider Lower
10. Memasang Sleeve Coupling Lower
11. Memasang Middle Column ke Lower Column
12. Memasang Spider Middle
13. Memasang Sleeve Coupling Middle
14. Memasang Upper Column ke Middle Column
15. Memasang Spider Upper
16. Memasang Sleeve Coupling Upper
17. Memasang Head Casing ke Upper Column
18. Memasang Bearing Housing
19. Memasang Coupling

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pompa mengalami penurunan performa dikarenakan
oleh adanya penyumbatan pada strainer dan kondisi impeller yang korosif dan
abrasif, maka dilakukan pembersihan pada strainer dan dilakukan fabrikasi pada
impeller menggunakan coating dan cast copper alloy.Kemudian penyebab high
vibrasi dikarenakan overclearance pada bearing bush pompa yg ter erosi karena
gesekan antara shaft dan bearing bush, maka dilakukan perbaikan dengan
fabrikasi baru shaft dan bearing bush dengan clearance sesuai standar mengacu
pada standar API 610 untuk pump area oil and gas industry.

5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan setelah melakukan analisa dan pembahasan yaitu:
1. Pelajari secara teliti baik dari buku paduan pedoman tentang cara melakukan
perbaikan itu ataupun dari instruktur/pendamping dari pihak worksop
sehingga kita mengerti dan memahami dari bagian-bagian pompa, cara
kerja, pemeliharaan, sampai ke perbaikan pompa itu sendiri. Ikuti peraturan
yang ada di workhop, jangan sampai perbuatan kita merugikan kita dan
merugikan orang lain.
2. Jalin komunikasi yang baik antar sesama pekerja karena dalam dunia kerja
bekerja team, bukan perorangan. Sehingga komukasi yang baik sangat
penting dalam dunia kerja. Untuk para pemula sebelum melakukan sesuatu
harus seizin instruktur/pembimbing dan tanyakan bila ada permasalahan
yang belum di mengerti.

38
DAFTAR PUSTAKA

Sularso dan Tahara, Haruo. 2010. Pompa dan Kompressor. Jakarta: PT.
Pradynya Paramita.
Mahmudi, Ali. 2014. Pompa dan Kompressor. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung.
Memorandum. 2020. Rekomendasi Perbaikan Pompa P6-RPA II.
Palembang: PT. Pertamina RU III

39
PROSES PEMASANGAN POMPA 6 RPA II

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai