Anda di halaman 1dari 38

MAINTENANCE AND REPAIR CLAMP FAN COOLING TOWER

PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN


PEMBANGKITAN KERAMASAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek pada Juru
san Teknik Mesin Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Sriwijaya

OLEH

M. ALFEZ ZERANO AKBAR

061840211636

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

MAINTENANCE CLAMP FAN COOLING TOWER


PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN
PEMBANGKITAN KERAMASAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek pada Juru
san Teknik Mesin Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Sriwijaya

Oleh

001
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SW


T karena atas limpahan rahmat, ridha, dan karuniaNya laporan Kerja Praktek dapa
t diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada N
abi Muhammad SAW yang selalu menjadi teladan bagi umatnya.
Adapun tujuan penuliasan laporan ini adalah memenuhi syarat dalam menyele
saikan Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Pel
aksanaan kerja praktek dimulai pada tanggal 1 Oktober 2021 sampai dengan tangg
al 1 November 2021 di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selata
n UPDK Keramasan.
Kegiatan Kerja Praktek diharapkan mampu membuat mahasiswa terjun ke du
nia kerja secara nyata dan memperoleh pengalaman, sehingga jangka panjangnya
mampu terjun dalam dunia kerja dengan profesional.
Kelancaran kegiatan Kerja Praktek tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada:
1. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Ir. Syairul Effendi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Poli
teknik Negeri Sriwijaya
3. Bapak Indra Gunawan, S.T., M.T., selaku Pembimbing Laporan Kerja Pr
aktik di Politeknik Negeri Sriwijaya
4. Bapak Irawan selaku Manajer ULPL PLN Keramasan.
5. Bapak Dedi Wahyudi dan Risko Ramadhan selaku Pembimbing Kerja Pr
aktik di Area PLTGU Unit 4 PT PLN Pembangkitan Keramasan Palemba
ng yang telah membimbing, menasehati serta memberikan masukan beru
pa saran maupun ide dalam kegiatan Kerja Praktik.
6. Bapak Taufik, selaku Spv. Administrasi PLN Keramasan.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan pegawai pada Jurusan Teknik Mesin Polite

iv
knik Negeri Sriwijaya Palembang yang telah memberikan bekal ilmu yan
g sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
8. Kedua Orang Tua, Saudara dan Keluarga Besar yang telah memberikan d
oa, dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis sehingga
penulis dapat meyelesaikan laporan dengan baik.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberika
n bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua piha
k yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini, Se
moga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia dan Rahmat-Nya kepada kita s
emua Aamiin.

Palembang, 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman Pernyataan Orisinalitas...........................Error! Bookmark not defined.


Halaman Pengesahan..............................................Error! Bookmark not defined.
Halaman Pernyataan Persetujuan Re-Publikasi.....Error! Bookmark not defined.
Abstrak...................................................................Error! Bookmark not defined.
Abstract..................................................................Error! Bookmark not defined.
Kata Pengantar.......................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar Isi..................................................................................................................2
Daftar Gambar........................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar Tabel............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN......................................Error! Bookmark not defined.


1.1 Latar Belakang.........................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah....................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Batasan Masalah......................................Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan......................................................Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat....................................................Error! Bookmark not defined.
1.6 Metodologi Penelitian..............................Error! Bookmark not defined.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan................Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................Error! Bookmark not defined.


2.1 Motion control..........................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Rotary Cutter sebagai Alat Pemotong Gipsum Error! Bookmark not def
ined.
2.3 Laserspeed sebagai Instrumen Pengukuran Panjang Suatu Bidang. Error!
Bookmark not defined.
2.3.1 Prinsip Kerja laserspeed[10]....................Error! Bookmark not defined.
2.4 Motor Servo.............................................Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............Error! Bookmark not defined.

2
3.1 Kerangka Tugas Akhir.............................Error! Bookmark not defined.
3.1.1 Studi Literatur..........................................Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Planning (Perencanaan)...........................Error! Bookmark not defined.
3.1.3 Pengembangan.........................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Blok Diagram...........................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Flowchart.................................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............Error! Bookmark not defined.


4.1 Data dan Perhitungan...............................Error! Bookmark not defined.
4.2 Analisa.....................................................Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................34


5.1 Kesimpulan..............................................................................................34
5.2 Saran........................................................................................................34

Daftar Pustaka........................................................................................................35

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya merupakan salah satu lembaga perguruan tinggi


vokasi dimana pendidikannya mengacu pada penguasaan keahlian praktikal pada
bidang tertentu. Pendidikan vokasi memiliki pengalaman lapangan yang baik kare
na memiliki lebih banyak mata kuliah praktek daripada teori. Hal ini menunjang l
ulusan perguruan tinggi vokasi lebih unggul mengatasi dan menanggulangi berbag
ai masalah di lapangan daripada lulusan perguruan tinggi non vokasi.

Praktek profesi adalah sebuah proses memperkenalkan siswa kepada dunia


kerja untuk menambah wawasan dan pengalaman. Mahasiswa harus mampu
mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya karena apa yang kita
dapatkan di perkuliahan tentunya masih belum cukup, karena mahasiswa
arsitektur perlu menunjukkan kreativitas yang dalam Menyelesaikan masalah.
Mahasiswa juga membutuhkan perbekalan, salah satunya akan langsung turun di
lapangan agar kami memahami sistem kerja.
Terdapat 3 fasilitas dalam pemilihan Pemagangan yaitu perusahaan,
konsultan dan kantor. Tentang pelaksanaan Magang penulis kali ini
berkesempatan menjalani praktik profesi di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pengendalian Pembangkitan Keramasan.
Penulis berkesempatan mengerjakan berbagai kegiatan yang berhubungan
dengan Teknik Mesin, seperti Maintenanc Clamp Fan Cooling Tower . Penulis
tertarik dengan bidang ini karena penulis ingin mengetahui sekaligus menambah
ilmu bagaimana cara merawat berbagai mesin dari awal sampai akhir agar mesin-
mesin tersebut berguna sesuai fungsinya secara efektif.
Dalam perawatan mesin ini dimulai dengan mengangkat dan melepaskan

4
baling-baling pada mesin fan cooling tower, lalu melepaskan baut pada baling-
baling dan mengganti clamp pada baling-baling tersebut,
Dengan mengerjakan perawatan pada mesin-mesin ini, penulis berharap m
ampu menambah wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan untuk di tera
pkan di tugas-tugas kuliah dan di dunia nyata nantinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanacara mengatasi kerusakan atau ganguan pada kerja clamp fan c


ooling tower sebagai alat pendingin mesin?

2. Bagaimana cara perawatan pada clamp fan cooling tower sebagai alat pen
dingin mesin?

1.3 Batasan Masalah

1. Membahas mengenai kinerja Clamp Fan Cooling Tower.

2. Membahas Perawatan mesin Clamp Fan Cooling Tower.

3. Menganalisa kinerja Clamp Fan Cooling Tower yang ada pada PT. PL
N (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Keramasan.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara kerja mesin Clamp Fan Cooling Tower sebagai
alat pendingin mesin

2. Untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam perawatan Clamp F


an Cooling Tower sebagai alat pendingin mesin

3. Untuk mengetahui perawatan Clamp Fan Cooling Tower sebagai alat


pendingin mesin

5
1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui cara kerja dan perawatan mesin Fan Cooling Tower serta
dapat membantu pengembangan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Program Studi
Sarjana Terapan Teknik Mesin sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah.

1.5.2 Bagi Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya mendapat umpan balik yang bermanfaat untuk


mengembangkan dan meningkatkan kualitas materi perkuliahan dan penyusunan k
urikulum sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

1.5.3 Bagi Perusahaan

Sarana untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dan Politeknik Ne


geri Sriwijaya dan membantu pekerjaan serta proyek perusahaan sehari-hari.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek ini dilaksanakan pada tempat dan waktu sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pemban


gkitan Keramasan.

Alamat Perusahaan : Komplek PLN Sektor, Jl. Keramasan, Kemang Agung,


Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan,
30146.

Waktu : 1 Oktober 2021 – 1 November 2021

1.7 Metode Penulisan

1.7.1 Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan


pelaksanaan kerja secara langsung dengan melakukan peninjauan lapangan, yaitu
melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti.

6
1.7.2 Metode Interview

Metode interview dilaksanakan dengan mengadakan tanya jawab secara lan


gsung dengan pembimbing lapangan dan pegawai lapangan.

1.7.3 Metode Literatur

Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari secara manual baik dari buk
u maupun mencari referensi jurnal di internet.

1.7.4 Metode Konsultasi

Metode konsultasi adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan k


onsultasi dengan pembimbing dan orang yang dianggap memiliki pengetahuan ter
hadap permasalahan yang dibahas guna memperbaiki kesalahan dalam pembuatan
laporan.

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan kerja praktek ini disusun demikian rupa sehingga diharapkan dapat
disajikan secara sistematis, penyusunan laporan kerja laporan praktek ini terdiri d
ari lima bab, masing-masing diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, bata
san masalah, tujuan penullisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistemati
ka penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Dalam bab ini dijelaskan secara umum mengenai sejarah singkat, visi dan misi, str
uktur organisasi, kerjasama dengan perusahaan, bidang keahlian dalam melakukan
layanan jasa dan lokasi pada PT PLN Persero.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

7
Pada bab ini dijelaskan tentang teori dasar berkaitan dengan pengupgradean
sistem mesin rotary cutter.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini akan diulas mengenai semua data yang didapat melalui sudut panda
ng dan teori yang digunakan serta dibahas secara rinci dan sistematis terkait rumu
san masalah dan tujuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan membahas kesimpulan dan saran mengenai alat yang m
enjadi objek penelitian penulisan ini.

8
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tentang Perusahaan

Pada tanggal 1 Januari 1975, setelah pembangunan dan uji coba operasi
PLTU unit 1 dan unit 2 selesai dilaksanakan, maka dibentuk satuan organisasi
dengan nama PLN Sektor Keramasan di bawah pengendalian Perum PLN
Wilayah IV Palembang, dengan wilayah kerja Sumatera Selatan, Jambi, dan
Bengkulu. Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1996, PLN Sektor Keramasan
berada di bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera
Bagian Selatan dengan nama PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor
Keramasan.

Sejalan kebijakan Direksi PT. PLN (Persero) untuk memisahkan pengelola


unit pembangkit dan penyaluran dalam satuan organisasi yang berbeda, yaitu PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dan PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Wilayah Sumatera, maka sejak tanggal 27
Januari 2005, PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel Sektor Keramasan berubah
menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan
Keramasan.

Penyediaan tenaga listrik untuk Kodya Palembang yang dilaksanakan oleh


PLN Pembangkitan Sektor Keramasan ini di dukung oleh Beberapa mesin
Pembangkitan yang terletak dibeberapa lokasi :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Pusat Listrik Tenaga Gas yang
terletak di Keramasan (PLTU&PLTG)

2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang terletak di Boom Baru/Sei juaro


(PLTG/PLTD)

3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas di Indralaya (PLTU/G) Ketiga

9
pusat pembangkitan tersebut dalam operasinya adalah saling mendukung dan
beroperasi selama 24 jam setiap hari.

Visi : Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan


Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.

Misi :

 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi p


ada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehi
dupan masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Moto : Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Maksud dan Tujuan Perseroan

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum


dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Tata Nilai PLN

Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:

1. AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan


2. KOMPETEN : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3. HARMONIS : Saling peduli dan menghargai perbedaan
4. LOYAL : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
5. ADAPTIF : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan
6. KOLABORATIF : Membangun kerjasama yang sinergis

Nama Pembangkit di Pusat Listrik Keramasan :

1. PLTU Keramasan

 Unit :2

 Output Capacity : 12.500 kW

 Main Fuel : Gas

 Initial Firing : HSD

 Tahun Operasi : 1974

 Merk Turbin : Yugoturbina

 Merk Generator : Rade Koncar

2. PLTG Wescan Keramasan

 Unit :2

 Output Capacity : 13.910 kW

 Main Fuel : Gas

 Tahun Operasi : 1976 (Unit 1)

1978 (Unit 2)

 Merk Turbin : Wescan

 Merk Generator : Westing House

3. PLTG Alshtom Keramasan Unit 3


 Unit :2

 Output Capacity : 13.910 kW

 Main Fuel : Gas

 Tahun Operasi : 1976 (Unit 1)

 Merk Turbin : Alsthom

 Merk Generator : Alsthom

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 1. Diagram Struktur Organisasi PT PLN Sumbagsel


Sumber : Google image, 2021

Untuk Mendukung pelaksanaan tugas-tugas pokok maka dibentuk struktur


organisasi menajemen sektor dibantu 3 Asisten Manager (ASMAN) yaitu :

1. ASMAN Operasi dan Pemeliharaan (OP-HAR). Bagian ini tugasnya


adalah :

 Menyiapkan kebutuhan untuk operasi pembangkit tenaga listrik


antara lain jadwal jaga, bahan bakar, dan sebagainya.
 Pengoperasian tenaga listrik dengan berdasarkan parameter
operasi.

 Mengatasi gangguan dalam operasi pembangkit tenaga listrik.

 Pembuatan laporan kerusakan dan data operasi.

 Pengurusan bahan bakar mulai dari persiapan, penerimaan,


penyaluran, dan administrasinya.

 Pemeliharaan bidang mesin.

 Pemeliharaan bidang listrik.

 Pemeliharaan bidang kontrol dan instrument.

 Pemeliharaan bidang alat bantu.

2. ASMAN Enjinering. Bagian ini tugasnya adalah :

 Perencanaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik.

 Perencanaan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik.

 Pengevaluasi pembangkit tenaga listrik.

 Pengendalian keandalan kinerja pembangkit tenaga listrik.

 Penyelenggaraan uji kimia.

3. ASMAN SDM & ADM. Bagian ini tugasnya adalah :

 Pelaksanaan tata usaha dan tata laksana kesekretariatan.

 Pelaksanaan tata usaha dan tata laksana kepegawaian.

 Pelaksanaan tata usaha dan tata laksana anggaran dan


keuangan.

 Pelaksanaan tata usaha dan tata laksana akuntansi.


 Pelaksanaan tata usaha dan tata laksana pergudangan dan
perbekalan.

2.3 Lokasi Kerja Praktek

PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Keramasan, t


erletak di Komplek PLN Sektor, Jl. Keramasan, Kemang Agung, Kecamatan Kert
apati, Kota Palembang, Sumatera Selatan, 30146.

Gambar 2. Lokasi PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan

Sumber : Google maps, 2021


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Cooling Tower

Cooling tower didefinisikan sebagai alat penukar panas yang berfungsi untuk
mendinginkan air melalui kontak langsung dengan udara yang menguapkan sebag
ian kecil air. Menara pendingin yang berjalan pada sistem pendingin udara biasan
ya menggunakan pompa sentrifugal untuk memindahkan air melalui menara. Kine
rja menara pendingin umumnya dinyatakan dalam jangkauan dan pendekatan, sep
erti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3. Proses pelepasan baling-baling fan cooling tower


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021
Gambar 4. Proses kerja perubahan suhu pada fan cooling tower
Sumber : Google images, 2021

Range adalah selisih suhu antara suhu air yang masuk ke menara pendingin d
an suhu air yang keluar dari menara pendingin atau selisih antara suhu air panas d
an suhu air dingin, sedangkan pendekatannya adalah selisih antara suhu air keluar
menara pendingin dan suhu bola basah dari saluran masuk atau perbedaan antara s
uhu air dingin dan suhu bola basah dari udara atmosfer.

Suhu udara umumnya diukur dengan menggunakan termometer standar yang


sering dikenal sebagai suhu bola kering (dry bulb temperature), sedangkan suhu b
ola basah (wet bulb temperature) adalah suhu di mana pada bola lampu diberikan
kain kasa basah, sehingga jika air menguap dari kain kasa dan suhu yang terbaca
pada termometer menjadi lebih rendah dari suhu bola kering.

Penguapan akan terjadi secara perlahan pada kelembaban tinggi dan suhu bol
a basah (Twb) identik dengan suhu bola kering (Tdb). Tetapi pada kelembaban re
ndah sebagian air menguap, sehingga suhu bola basah akan sangat berbeda denga
n suhu bola kering.

3.2 Fungsi Cooling Tower

Cooling tower umumnya bekerja untuk menyerap panas dari air dan menyedi
akan jumlah air yang relatif segar untuk digunakan kembali dalam suatu sistem pe
ndingin atau dengan kata lain menara pendingin bekerja untuk menurunkan suhu a
liran air dengan mengekstraksi panas dari menara pendingin. , air dan memancark
annya ke atmosfer. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air kali lebih ren
dah daripada peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, s
eperti radiator di mobil, dan dengan demikian lebih hemat biaya dan hemat energi.

3.3 Prinsip kerja Cooling Tower

Prinsip pengoperasian menara pendingin didasarkan pada pelepasan panas da


n perpindahan panas. Perpindahan panas pada menara pendingin terjadi dari air k
e udara. Menara pendingin menggunakan penguapan di mana sebagian air diuapk
an ke aliran udara bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfer, sehingga sisa air
didinginkan secara signifikan.

Gambar 5. Prinsip kerja cooling tower


Sumber : Google images, 2021

Prinsip pengoperasian menara pendingin dapat dilihat pada foto di atas. Air d
ari tangki/baskom dipompa ke pemanas untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar langsung bersentuhan dengan udara ambien yan
g dipaksa bergerak oleh pengaruh kipas atau blower yang dipasang di bagian atas
menara pendingin, kemudian mengalir ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena temperatur kon
densasi sangat rendah mendekati temperatur wet bulb udara. Air yang sudah turun
suhunya ditampung di bak/wastafel. Water make-up valve juga dipasang di menar
a pendingin untuk meningkatkan kapasitas air pendingin jika terjadi kebocoran air
saat proses pendinginan evaporatif sedang berlangsung.

3.4 Komponen mesin Cooling Tower

Gambar 6. komponen mesin cooling tower


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021

Secara umum pembangunan menara pendingin terdiri dari :

1. Fan

Kipas adalah bagian terpenting dari menara pendingin karena digunakan


untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara di menara untuk mend
inginkan air. Jika kipas gagal, kinerja menara pendingin tidak akan optimal.
Kipas angin digerakkan oleh motor listrik yang langsung dikopel dengan poro
s kipas.
Gambar 7. Baling baling fan cooling tower
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2021

2. Struktur Pendukung Cooling Tower

Struktur pendukung menara pendingin berfungsi untuk menopang menar


a pendingin agar dapat berdiri diam dan tegak. Rangka penyangga terbuat dari
baja

Gambar 8. Suktur pendukung cooling tower


Sumber : Google images, 2021

3. Casing Cooling Tower

Casing cooling tower harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segal
a cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng atau pl
astik.

Gambar 9. Casing cooling tower


Sumber : Google images, 2021

4. Pipa Sprinkler

Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air


secara merata pada cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat me
njadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang - lubang ke
cil untuk menyalurkan air.

Gambar 10. Pipa sprinkle


Sumber : Google images, 2021
5. Water Basin

Water Basin berfungsi sebagai reservoir sementara untuk air yang ja


tuh dari fill sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Baskom air terdiri
dari seng.

Gambar 11. Water basin


Sumber : Google images, 2021

6. Inlet Louver

Inlet louver bertindak sebagai titik masuknya udara melalui lubang yang
ada.Melalui inlet Anda akan melihat kualitas dan kuantitas air yang akan didi
stribusikan . inlet terbuat dari seng.

Gambar 12. Inlet louver


Sumber : Google images, 2021

7. Bahan pengisi
material bahan pengisi adalah bagian dari cooling tower yang berfungsi u
ntuk mencampur air yang jatuh dengan udara yang naik. Air masuk yang me
miliki suhu cukup tinggi (33 ° C) akan disemprotkan ke pengisi. Pada fille
r ini, air yang mengalir turun ke bak air bertukar panas dengan udara segar da
ri atmosfer yang suhunya (28 ° C). Oleh karena itu, muatan harus dapat meny
ebabkan kontak yang baik antara air dan udara agar memiliki laju perpindaha
n panas yang baik. Bahan pengisi harus kuat, ringan dan tahan terhadap agen
atmosfer.

Bahan pengisi ini berperan memecah air menjadi butiran tetesan air guna
memperluas permukaan pendinginan sehingga proses perpindahan panas dapa
t dilakukan seefisien mungkin. Bahan pengisi ini umumnya terdiri dari 2 jenis
lapisan yaitu :

a. 1st level packing

Pengisi lapisan atas yang memiliki celah sarang lebah yang lebih besar di
maksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Cairan yang akan didinginkan
pertama kali dimasukkan ke dalam lamela ini.

b. 2nd level packing

Pengisi yang lebih lembut untuk pendinginan tahap kedua. Pabrikan men
ara pendingin paket umumnya merancang bahan pengisi pada tahap ini menja
di lebih tebal sehingga dapat menampung kapasitas cairan lebih banyak.

8. Fill grid
Hampir seluruh cooling tower menggunakan fill grid (terbuat dari
plastik) untuk memfasilitasiperpindahan panasdengan memaksimalkan kontak
udara dan air.
Gambar 13. Fill grid
Sumber : Google images, 2021

9. Drift Eliminators
Perangkat ini menangkap tetes air. tetesan ini terperangkap dalam arus udara ,
mencegah menghilang ke atmosfer.

Gambar 14. Drift Eliminators


Sumber : Google images, 2021

10. Nozzle,

alat ini menyemprotkan air untuk membasahi fill grid. Distribusi air yang sera
gam pada puncak dari bahan pengisi sangat penting untuk mencapai pembasahan
yang benar di seluruh permukaan kisi-kisi pengisi.
Gambar 15. Nozzle
Sumber : Google images, 2021

3.5 Klasifikasi mesin Cooling Tower

Klasifikasi Cooling Tower umumnya pengklasifikasian dilakukan


berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya. Cooling tower dapat
diklasifikasikan atas tiga bagian, yaitu:

1. Wet cooling tower

Wet Cooling Tower

Air panas yang disemprotkan secara merata ke grid, lubang atau batang
horizontal di sisi menara pendingin disebut packing. Udara ditarik masuk dari
luar menara melalui kisi-kisi slot horizontal yang dipasang di sisi menara. Cel
ah ini biasanya miring ke bawah untuk mencegah kebocoran air. Ketika air d
an udara bertemu, panas dipindahkan dan air menjadi dingin. Air dingin terk
umpul di kolam atau bak di bagian bawah menara pendingin dan dari sana ma
suk ke kondensor atau dibuang ke luar sehingga udara panas dan lembab seka
rang keluar di bagian atas menara pendingin.

Wet cooling tower dibagi menjadi:

A. Natural Draft Cooling Tower

Natural draft cooling tower Gunakan kipas (kipas angin) bukan menara
Aliran udara hanya bergantung pada tekanan draft alami. Menara pendin
gin draft alami tidak memiliki bagian yang bergerak dan udara mengalir ke at
as karena perbedaan jenis massa udara ambien dan udara termal lembab di m
enara pendingin, yang memiliki suhu lebih tinggi daripada udara ambien.

a. Natural Draft Cooling tower Aliran Counterflow

Gambar 16 Natural Draft Cooling tower Aliran Counterflow


Sumber : Google images, 2021

b. Natural Draft Cooling tower Aliran Crossflow

Gambar 17. Natural Draft Cooling tower Aliran Crossflow


Sumber : Google images, 2021
2. Dry cooling tower
3. Wet - dry cooling tower

3.6 Jenis jenis mesin Cooling Tower

1. Menara pendingin force draft untuk menara pendingin

Prinsip kerja gaya dorong menara pendingin ini adalah udara dihembuskan k
e menara pendingin oleh kipas yang terletak di saluran masuk udara. Hal ini
dilakukan dalam kontak langsung dengan air yang jatuh.

2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan

Pada Menara Pendingin Counterflow Prinsip kerja ventilasi buang padam


enara pendingin adalah air masuk dari atas melalui apa yang disebut dengan fi
ller atau pengisi. Udara kemudian ditarik masuk dari satu atau sisi lain menar
a pendingin tunggal (melalui menara pendingin ganda). Sebuah kipas kemudi
an menggerakkan udara melalui pengisian melalui ventilasi di bagian atas me
nara.

3. Cooling tower induced draft dengan aliran melintang

Air panas masuk ke bagian atas menara melalui fill terlebih dahulu. Udar
a kemudian ditarik dari sisi menara dan melewati pengisi. Itu datang dalam ko
ntak la ngsung dengan pendinginan dan muncul tepat.

3.7 Beberapa istilah yang digunakan dalam cooling tower :

1. Drift

Tetesan air di udara meninggalkan menara pendingin. Drift droplet ini


sama dengan konsentrasi netto air yang masuk ke menara pendingin.
Kecepatan drift sengaja dikurangi dengan alat seperti baffle yang disebut
drift eliminator, aliran udara setelah keluar dari area fill and spray tower.

2. Blow out
Tetesan air biasanya keluar dari menara pendingin dengan berputar
melalui asupan udara luar. Itu juga bisa hilang tanpa memuntir karena
percikan air atau kabut. Alat seperti turbin angin, daun jendela, penutup
lumpur dan saluran air digunakan untuk membatasi kerugian ini.

3. Plume

Aliran udara yang keluar meninggalkan menara pendingin. Asap ini


muncul ketika air yang mengandung kondensat bersentuhan dengan
pendingin dan menguap.

4. Blow down

Bagian ini menyediakan sirkulasi air limbah untuk menjaga jumlah


padatan terlarut dan zat murni lainnya pada tingkat yang sesuai.

5. Leaching

Menghilangkan bahan kimia pengawet kayu dengan mencucinya padaair


yang mengalir melalui cooling tower berstruktur kayu.

6. Noise

Sorotan suara yang sangat keras dari menara pendingin dan nada yang
diberikan dari kejauhan. Kebisingan disebabkan oleh jatuhnya air, pergerakan
air di kipas, struktur dan pergerakan bilah kipas di motor, kotak roda gigi atau
sabuk penggerak.
BAB IV

PERAWATAN CLAMP FAN COOLING TOWER PADA PT PLN UNIT


KERAMASAN

4.1 Clamp fan cooling tower

Clamp Fan digunakan sebagai alat penjepit fan agar fan dapat digunakan dan
membuat kipas tetap bertahan pada girbox agar beroperasi dengan baik. Dan fan
bisa mentransfer ke udara dan dari menara pendingin untuk mentransfer panas ke
air yang melewatinya. Umumnya, clamp pada baling-baling digunakan di 8 titik
pada fan dan masing masing titik mempunyai 4 baut dari alumunium

Bahan Clamp fan yang biasa digunakan untuk fan pada PT PLN K adalah
Clamp, Blade Half 5/6000 alumunium Die Cast w/Powder Coat DWG 5131 Rev 6

4.2 Perwatan Clamp fan cooling tower

Seperti halnya dengan alat mesin yang lain , clamp pada kipas menara
pendingin sangat diperlukan untuk menjaga agar kipas tidak menggantung
dan berfungsi dengan baik , jika program perawatan dilakukan dengan benar
dan terjadwal .

Beirkut ini adalah cara kerja pergantian clamp pada fan cooling tower :

1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mematikan kipas menara


pendingin.
2. Periksa sudut bilah, ukur dengan penggaris, dan catat kemiringan dan
sudutnya untuk memastikannya pas seperti sebelumnya.

Gambar 18. Proses pemeriksaan baling-baling


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021

3. Periksa kekencangan baut pada clamp. Jika baut berkarat, yang kita
perlukan adalah cairan WD untuk menghilangkan karat dengan mudah

Gambar 19. Proses pemeriksaan baut pada clamp


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021
4. Lalu Kendurkan baut berkarat satu per satu di semua titik , bila masi
susah untuk di kendurkan maka gunakan cairan WD agar bagian
dalam baut yang karatan lebih licin dan mudah dilepas kan

Gambar 20. Proses pengenduran baut pada clamp


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021

5. Jika sudah terlepas ganti dengan clamp yang baru

Gambar 21. pergantian clamp


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021
6. Ganti baut pada masing masing sisi clamp

Gambar 22. Baut pada sisi clamp


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021

7. Hasil akhri dari pergantian clamp dan baut pada fan cooling tower.

Gambar 23. Hasil akhir pergantian clamp


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2021
4.3 Lingkup pemeliharaan clamp fan cooling tower

Seperti disebutkan sebelumnya,bahwa pemeliharaan sangat di perlukan,


baik itu dari pemeliharaan preventif atau kerusakan yang disebabkan oleh
kerusakan tak terduga selama operasi, sangat penting di mana operator tahu
kapan dan apa yang harus diperiksa saat melakukan pemeliharaan.
Berikut di bawah ini adalah pemeriksaan, durasi dan penjelasannya
perawatan :

JENIS PERAWATAN : Clamp Kipas

JANGKA PERAWATAN : Setiap 6 bulan sekali

LINGKUP PERAWATAN : Periksa kekencangan baut pengunci pada


bilah kipas dan bersihkan kipas. Jika
Clamp mengalami korosi ,maka harus
dibersihkan atau diganti dengan yang baru.

TINDAKAN PERAWATAN : Frekuensi dan cakupan perawatan yang


ada dapat dikatakan cukup baik dan
efisien, dan kegagalan sistem ini
kemungkinan besar disebabkan oleh
penuaan peralatan. Ini harus ditambahkan
ke ruang lingkup perawatan, yaitu
pemeriksaan. Dan bila alat sudah tidak
memungkin kan untuk digunakan maka
akan di ganti dengan yang baru.

4.4 Masalah pada clamp fan cooling tower

Berikut masalah yang dapat terjadi pada clamp fan cooling tower

A. Korosi

Korosi terjadi karena pH yang rendah, dan selain pH terdapat


beberapa jenis mikroorganisme korosif seperti bakteri nitrifikasi dan
bakteri pereduksi sulfat (SRB) yang dapat menghasilkan asam sulfat
(H2S). Bakteri ini memiliki kemampuan untuk mengubah ion sulfat
(SO4) menjadi asam sulfat (H2S), yang sangat korosif terhadap besi dan
bahan kimia. Bakteri ini hidup secara anaerob (tanpa udara).

B. Kerak

Kerak disebabkan oleh padatan terlarut dan zat anorganik yang


melebihi batas kendali. Semakin tebal kerak yang terbentuk dalam sistem
pendingin, maka efisiensi cooling tower akan semakin kecil dan bila
dibiarkan tanpa control maka saluranair pendingin akan menjadi buntu.

C. Lumpur

LumpurLumpur biasanya terbentuk dari endapan yang tidak dapat


membentuk kerak

D. Mikroba.

Secara umum,sistem berpendingin air menggunakan sirkulasi di


mana kontak dengan udara merupakan faktor utama dalam perpindahan
panas menghasilkan kontak yang sangat tinggi dengan spora alga di
udara, jamur, jamur dan bakteri (mikroorganisme). Kadang-kadang,
kotoran dan mikroba berinteraksi satu sama lain untuk membentuk
endapan tebal di permukaan kolam Tower.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat 4 unit fan cooling tower di PT.PLN (Persero) Unit Keramasan, dalam pr
oses perawatan dan perbaikan clamp fan cooling tower tahap pertama adalah dilakuka
n pengecekan secara berkala, apabila kinerja clamp sudah tidak opitmal maka dilakuk
an pergantian clamp pada fan cooling tower.hal pertama yang dilakukan adalah mema
tikan mesin cooling tower terlebih dahulu, lalu melepaskan baling baling fan cooling t
ower menggunakan crane, setelah itu melepas baut pada clamp dan mengganti clamp
dengan yang baru.

Unit PLTGU Keramasan bisa dikatakan baik karena pembangkit ini beroperasi
dalam jangka waktu yang baru, yaitu belum lebih dari dua tahun. Perawatan yang
cukup baik juga mendukung performance dari mesin PLTGU keramsan ini.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam kegiatan kerja pr


aktek ini. Salah satunya adalah dengan tidak diberikan arahan dengan jelas oleh karya
wan yang bertanggung jawab pada bidang tersebut, sehingga penulis tidak mengetahu
i dengan jelas apa saja yang harus dikerjakan selama kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai