SKRIPSI
NO : /TEKNIK MESIN/ 2019
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program S-1
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unjani
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
Oleh :
RYAN YULIAN NI NIM: 2111151009
Diterima Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Saya bersedia untuk menanggung secara pribdi, tanpa melibatka pihak Universitas
Jenderal Achmad Yani, segala bentuk tuntuan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam Karya Ilmiah saya ini.
Dibuat di : Cimahi
Pada Tanggal : Januari 2019
Yang menyatakan
Ryan Yulian
NIM : 2111151009
Segala puji syukur senantiasa terhaturkan kepada allah SWT yang sudah
mengaruniakan kepada kita rahmat, hidayah dan inayahnya, karena dengannya,
Tugas Akhir yang berjudul “Analisa” telah slesai hingga waktu yang ditentukan.
Butuh diketahui bahwa dengan segenap kelemahan, skripsi Tugas Akhir ini
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan dan kritikan yang konstruktif
amat penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi stiap pihak terutama
mereka para pembaca. Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dalam
penulis tugas akhir ini, mudah-mudahan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan rekan-rekan mahasiswa.
Ryan Yulian
NIM : 2111151009
ABSTRACT
Keywords: infeed depth, type of coolant, surface roughness and surface hardness
Contents
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
1.PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
DAFTAR SIMBOL
Selain pahat yang harus sesuai dengan benda kerja dalam proses
pemesinan cairan pendingin juga harus diperhatikan, karena cairan pendingin
memiliki fungsi sebagai pembersih atau pembawa geram, memperhalus benda
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan satu jenis pahat dan dua
jenis cairan, yang akan diteliti pengaruhnya terhadap kekasaran permukaan yang
dihasilkan dan kausan pahat atau life time. Dari kedua jenis cairan dan satu jenis
pahat diatas akan dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis cairan yang mana
yang dapat menghasilkan kekasaran permukaan (RA) yang paling baik terhadap
bahan material AISI 01 yang dikerasakan (±58 HRC), terutama pahat intan, di
mana pahat intan ini terbuat dari unsur carbon sehingga mempunyai reaktifitas
yang cukup tinggi tehadap besi, hal ini juga yang akan dianalisa secara khusus
pada penelitian ini.( Ida Bagus Puspa Indra, 2013)
Pada penelitian ini akan dilakukan eksprimen pada satu jenis pahat dan dua
jenis cairan yaitu : Coated carbida dan jenis cairan sintetik dan soluble oil yang
akan digunakan pada proses pembubutan matrial AISI 01 yang dikeraskan (± 58
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini pembahasan yang bersifat umum, seperti : latar belakang
Berisikan tentang teori dasar, yang terdiri dari teori-teori yang berhubungan
dengan pembahasan yang dilakukan pada judul tugas akhir ini, yang di
Pada metodologi penelitian dan tahap penelitian ini diuraikan secara rinci
alir yang akan dilakukan untuk proses pengujian bahan atau materi tugas
akhir, alat yang akan digunakan dalam proses pembuatan tugas akhir,
metoda pengambilan data atau metoda analisis, dan masalah yang dihadapi,
5. BAB V PENUTUP
Pada bab yang kelima membahas tentang kesimpulan dari bahasn yang
diambil, dan isi dari kesimpulan adalah menjawab tujuan pada sub bab I,
sehingga dapat menjadi titik acuan bagi penulis berikutnya yang akan
2. LANDASAN TEORI
perkakas dengan memanfaatkan gerakan relatif antara pahat dengan benda kerja
diinginkan. Pada proses ini tentu terdapat sisa dari pengerjaan produk yang biasa
disebut geram. Pahat dapat diklasifikasikan sebagai pahat bermata potong tunggal
(single point cutting tool) dan pahat bermata potong jamak (multiple point cutting
tool). Pahat dapat melakukan gerak potong (cutting) dan gerak makan (feeding).
Proses pemesinan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi besar yaitu proses
pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan benda kerja
atau pahat berputar, dan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja
permukaan datar tanpa memutar benda kerja. Klasifikasi yang pertama meliputi
proses bubut dan variasi proses yang dilakukan dengan menggunakan mesin bubut,
proses slot (sloting), proses menggergaji (sawing), dan proses pemotongan roda
pemesinan. Material dalam bentuk chip dipisahkan dari bahan benda kerja secara
mata potong. Jumlah pemotongan tepi, bentuk lekuk mata potong, dan posisi
Punch press
Drill Shapes workpiece
In one stroke
Creates hole
Serieng machine
Eniarges holes
with single point
cutter
Surface grinder
Grinder
geometri tertentu.
Mesin bubut mempunyai gerak utama berputar pada benda kerja yang
dicekam pada poros spindel dan pahat yang ditempatkan sedemikian rupa dengan
posisi kaku sehingga gerakan benda kerja terhadap pahat mampu mengubah bentuk
dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda tersebut dengan menggunakan
pahat penyayat, posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat
bergerak kekanan dan kekiri searah sumbu mesin bubut menyayat benda kerja
tersebut.
Proses bubut sesuai dengan definisi ASM International adalah proses
pemesinan konvensional untuk membentuk permukaan yang dilakukan oleh pahat
terhadap benda kerja yang berputar, penggunaan ini dirancang untuk memotong
bagian material yang tidak diinginkan sehingga benda kerja mencapai dimensi,
toleransi dan tingkat penyelesaian yang sesuai dengan rancangan teknisnya. Selain
itu juga fungsi mesin bubut adalah membentuk benda kerja sesuai dengan
spesifikasi geometri yang ditentukan, biasanya berpenampang silinder dan
umumnya terbuat dari bahan logam, sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan
dengan cara memotong atau membuang (removal) bagian dari benda kerja
menjadi geram dengan menggunakan pahat potong yang jenisnya lebih keras dari
benda kerja yang dipotong (Sumber: Rochim, 1993).
Keterangan :
1. Benda kerja :
2. Mesin bubut :
a. Kecepatan Potong
πdn
𝑉𝑐 = ; m/menit .........................................................................................( 1 )
1000
b. Kecepatan makan
Gerak makan, f (feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap
benda kerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah mm/rev. Gerak makan pula
ditentukan oleh kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk
didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan pahat potong sepanjang jarak kerja
c. Waktu pemotongan
Geram adalah potongan dari matrial yang terlepas dari benda kerja dari
pahat potong.
Dari ulasan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa selain dipilih cairan
pendingin harus juga dipakai dengan cara yang benar. Banyak cara yang
dipraktekan untuk mengefektifkan pemakian cairan pendngin sebagai berikut :
a) Manual
Bila mesin perkakas tidak dilengkapi dengan sistem pencairan pendingin,
misalnya mesin gurdi atau freis jenis “bangku” (benchdrilling/milling
machine), cairan pendingin hanya dipakai dengan secara terbatas. Pada
umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap, atau
freis dengan minyak pendingin. Selama hal ini dilkukan secara teratur dan
kecepatan potong tak begitu tinggi, umur pahat bisa sedikit diperlama.
Penggunaan alat sederhana penetes oli yang berupa botol dengan selang
berdiameter kecil akan lebih baik karena menjamin keteraturan penetesan
minyak. Penggunaan pelumas padat (gemuk/ vaselin, atau molybdenum-
disulfide) yang dioleskan pada lubang – lubang yang akan ditap akan
menaikan umur pahat pengulir (tapping-tool).
b) Dikucurkan/dibanjirkan (Flooding);
Sistem pendingin, yang terdiri atas pompa, saluran nozel, dan tangki,
dimiliki oleh hampir semua mesin perkakas. Satu atau beberapa nozel dengan
selang fleksibel diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada bidang
aktif pemotongan. Keseragaman pendinginan harus diusahakan bial perlu
dapat dibuat nozel khusus, (lihat gambar 2.5).
Gambar 2.7 Pemberian cairan pendingin dengan cara dibanjiri cairan pendingin
pada benda kerja
(Sumber: Widarto, 2008)
cairan pendingin
(Sumber: Widarto, 2008)
Gambar 2.10 Beram hasil pemotongan tersingkir karena ada aliran cairan
pendingin sehingga memudahkan dalam penanganan/ pembersihannya.
(Sumber: Widarto, 2008)
Cast Iron Dry Soluble Oil Mineral Lard Soluble Oil Dry Dry
Soluble Oil Mineral Lard Oil Mineral Lard- Soluble Oil Soluble Oil
Dry jet Oil Oil
Dry
Copper Dry Soluble Oil Lard Soluble Oil Soluble Oil Soluble Oil Lard Soluble Oil Dry
Soluble Oil or Oil Dry Mineral Lard Oil
Lard Oil Oil
Kerosene
Mineral Lard
Oil
Tool Steel Soluble Oil Soluble Oil Mineral Lard Soluble Oil Lard Oil Soluble Oil Lard
Sulfurized Oil Sulfurized Oil Oil Sulfurized Oil Oil
Mineral Lard Lard Oil Sulfurized Oil
Oil
Bakteri aerobik dan anaerobik bisa hidup dan berkembang biak dalam air
yang mengandung mineral dan minyak (proteleum, minyak nabati atau hewani).
Semakin tinggi jumlah kandungan mineral dan minyak ini maka kemungkinan
degradasi cairan karena bakteri semakin tinggi. Meskipun konsentrat dari emulsi
atau cairan sintetik telah diberi zat anti bakteri akan tetapi dalam jangka lama
cairan pendingin tetap akan terserang bakteri. Hal ini disebabkan oleh
penambahan air untuk mengencerkan cairan yang cenderung mengental, karena
airnya menguap atau kontaminasi dari berbagai sumber. Penambahan zat anti
bakteri pada cairan pendingin yang telah kotor dan bau tidak efektif karena zat ini
justru merangsang pertumbuhan bakteri lainnya. Keasaman air penambah bisa
menimbulkan masalah karena mineral yang terkandung di dalamnya akan
menambah konsentrasi mineral dalam cairan pendingin. Bakteri aerobik yang
sering menimbulkan masalah adalah bakteri Pseudominas Oleovorans dan
Peseudomonas.
Bakteri di atas sulit diberantas dan hampir selalu ada pada cairan pendingin.
Selain menggangu karena baunya, cairan pendingin yang telah terdegradasi ini
bisa menyebabkan iritasi (gatal-gatal) bagi operator mesin. Bakteri menghasilkan
produk asam yang menjadikan sumber penyebab korosi. Bakteri memakan
mineral yang sengaja ditambahkan untuk menaikkan daya lumas (surface active
additives). Akibatnya, semakin lama cairan ini semakin tidak efektif.
Cairan pendingin yang telah lama berada dalam tangki mesin cenderung
menguap dan meninggalkan residu yang makin lama makin bertumpuk. Air
penambah yang mempunyai keasaman tinggi akan menambah mineral sehingga
menaikkan residu. Dalam kasus ini tidak ada cara lain selain menggantikan
keseluruhan cairan pendingin yang telah terdegradas.
Air yang digunakan untuk membuat emulsi atau cairan pendingin perlu
diperiksa keasamannya. Jika air ini terlalu banyak mineralnya bila perlu harus
diganti. Untuk menurunkan keasaman (dengan mendestilasikan, “melunakkan”
dengan Zeolit atau Deionizer) jelas memerlukan ongkos, sementara cairan
pendingin yang dibuat atau yang selalu ditambahi air keasaman tinggi akan
memerlukan penggantian yang lebih sering dan ini akan menaikkan ongkos juga.
1. Kekasaan total Rt (μm) adalah jarak antara profil referensi dengan profil alas.
3. Kekasaran rata-rata aritmatik Ra (μm) adalah harga rata-rata aitmatik dari harga
absolut jarak antara profil terukur dengan profil tengah.
4. Kekasaran rata-rata kuadratik Rg (μm ) adalah akar dari jarak kuadrad rata-rata
antara profil terukur dengan profil tengah.
5. Kekasaran total rata-rata Rz (μm), merupakan jarak antara profil alas ke profil
terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata-rata profil alas ke profil
terukur pada lima lembah terendah
2. Profil Referensi / Puncak (Reference Profile) adalah garis puncak tertinggi dari
profil terukur pada panjang sampel yang diambil dalam pengukuran. Profil ini
digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteistik ketidakteraturan
bentuk dari suatu permukaan.
3. Profil Terukur (Measured Profile) adalah garis permukaan yang terukur. Profil
inilah yang dijadikan sebagai data untuk menganalisis karakteristik kekasaran
permukaan produk pemesinan.
4. Profile Dasar/ Alas (Root Profile) adalah profil referensi yang digeserkan
kebawah hingga tepat pada titik terendah pada profil terukur.
Proses
Selang (N) Harga Ra
pengerjaan
Flat and
cylindrical N1 – N4 0.025 – 0.2
lapping,
Superfinishing
Diamond N1 – N6 0.025 – 0.8
turning
Flat
cylindrical N1 – N8 0.025 – 3.2
grinding
Finishing N4 – N8 0.1 – 3.2
Face and
cylindrical
turning, N5 – N12 0.4 – 50
milling and
reaming
Drilling N7 – N10 1.6 – 12.5
Shapping,
planning,
N6 – N12 0.8 – 50
horizontal
milling
Sandcasting
N10 – N11 12.5 – 25
and forging
Extruding,
cold rolling, N6 – N8 0.8 – 3.2
drawing
Die casting N6 – N7 0.8 – 1.6
2.4 Pahat
Pahat merupakan alat yang dipasang pada suatu mesin perkakas dengan
fungsi memotong benda kerja atau mengubah benda kerja menjadi bentuk
geometri yang diinginkan. Pada proses pengerjaan logam (metal working) pahat
digunakan untuk memotong material-material keras (Kalpakjian,2009) sehingga
dalam aplikasi tersebut suatu pahat membutuhkan karakteristik sebagai berikut :
a. Hot hardness (keras pada temperatur tinggi) sehingga dengan sifat ini
kekerasan, kekuatan dan ketahanan aus dapat dipertahankan pada suhu yang
dihadapi saat proses pemesinan.
3.METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
Gambar 3.14 Mesin bubut Emco Maximat V13 (Lab. Produksi UNJANI)
Untuk dapat spesifikasi Teknik dari mesin bubut EMCO type Maximat
V13 pada gambar 3.13 adalah sebagai berikut,
Merk Mesin
Type
Sumber Daya
Motor
Putaran Spindle
3.2.2 Matrial
Matrial benda kerja yang digunakan adalah AISI ..... Berbentuk silinder
sebanyak 3 buah masing-masing ukuran panjang 660 mm dan berdiameter awal
30 mm kemudian dilakukan pemotongan untuk menghilangkan karat menjadi
diameter 28mm, ukuran matrial inilah yang akan digunakan pada proses
No Spesifikasi Keterangan
1 Jenis Matrial
2 Komposisi
3 Kekerasan awal
3.2.5 Rockwell
Rockwell merupakan metode pengujian untuk mencari nilai kekerasan
logam atau polimer. Pengujian ini menggunakan bola atau kerucut yang berfungsi
untuk menekan benda uji sehingga meninggalkan bekas berupa lekukan
(indentasi).