Anda di halaman 1dari 15

1

HAKIKAT CAHAYA
Teori Gelombang Elektromagnetik
Hampir setiap saat kita melihat cahaya. Apakah cahaya itu?, sudah sejak Teori ini dikemukakan oleh James Clerk Maxwell. Teorinya menyatakan
sekolah dasar kita telah mengenal sumber cahaya utama bagi kehidupan di bahwa cahaya merupakan salah satu dari gelombang elektromagnetik. Dari
bumi yaitu cahaya yang berasal dari matahari. Sumber cahaya lainnya 4 buah persamaan yang dibuat oleh Maxwell didapatkan bahwa kelajuan
adalah nyala bola lampu akibat berpijarnya filamen dalam bola lampu. dari gelombang elektromagnetik sebesar
1
Pengkajian mengenai sifat cahaya telah dilakukan sejak dahulu kala, yaitu c (1)
sekitar abad ke-15 sebelum masehi, para filusuf dari bangsa Yunani seperti  0 0
Socrates dan Plato membuat spekulasi yaitu cahaya dipancarkan oleh dimana  0 adalah permeabilitas vakum dan  0 adalah permitivitas
mata. Mereka mempercayai bahwa benda-benda yang dilihat memantulkan vakum. Dengan memasukkan nilai  0 dan  0 didapatkan kelajuan
cahaya dari mata dan kemudian ditangkap lagi oleh mata, sehingga kita gelombang elektromagnetik adalah c  2,99792  10 8 m/s. Nilai ini sama
dapat melihat benda tersebut. dengan kelajuan cahaya.
Beberapa pendapat mengenai cahaya. Teori Partikel Cahaya
Teori partikel cahaya dikemukan lagi oleh Albert Einstein yang digunakan
Teori Implus Cahaya dalam menjelaskan peristiwa efek fotolistrik. Partikel dari cahaya disebut
Teori ini dikemukakan oleh Rene Descartes. Teorinya menyatakan bahwa sebagai foton (photon). Energi dari partikel cahaya ini berbanding lurus
cahaya mirip dengan suatu implus (gangguan) mekanik yang merambat dengan frekuensi dari warna cahaya.
dengan cepat dari satu tempat ke tempat lainnya. Rene Descartes
menjelaskan sifat pemantulan cahaya pada bidang batas antara dua Dari beberapa teori yang telah disebutkan di atas terlihat bahwa terdapat
medium seperti pemantulan bola tenis dengan pantulan elastik sempurna. dua pandangan terhadap cahaya yaitu pandangan cahaya sebagai partikel
dan cahaya sebagai gelombang. Hal ini memperlihatkan adanya dualisme
Teori Partikel Cahaya mengenai cahaya dan hal ini masih digunakan sampai sekarang.
Teori ini dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Teorinya menyatakan Pada abad ke-17, Decrates dan Newton menganggap bahwa cahaya
bahwa cahaya disusun oleh partikel-partikel yang memiliki kelajuan yang merupakan suatu aliran dari partikel, sedangkan Huygen mengemukakan
tinggi. Kelajuan dari partikel dapat berubah ketika memasuki suatu bahwa cahaya adalah gangguan pada sebuah medium yang disebut “eter”.
medium. Huygen memperlihatkan ketika dua berkas cahaya saling berpotongan
tidak terjadi tumbukan antar berkas cahaya tersebut, hal ini tidak sesuai
Teori Gelombang Cahaya dengan teori yang dikembangkan oleh Descrates dan Newton.
Teori ini dikemukakan oleh Christian Huygens. Teorinya menyatakan Berkas Cahaya
bahwa cahaya merupakan suatu gelombang. Teori mengenai gelombang Cahaya yang berasal dari sebuah proyektor, atau sinar matahari yang
cahaya yang dikembangkan oleh Huygens menghasilkan suatu prinsip melewati sebuah lubang bergerak dalam sebuah garis lurus. Penjalaran
yang dikenal dengan nama Prinsip Huygens. Bunyi dari prinsip Huygens cahaya seperti ini disebut sebagai berkas cahaya (ray of light). Berkas
adalah “setiap titik pada bidang gelombang primer (utama) bertindak cahaya ekivalen dengan sebuah anak panah dari cahaya dan digambarkan
sebagai sumber anak gelombang sekunder yang kemudian berkembang sebagai lintasan panjang. Berkas cahaya digambarkan tegak lurus terhadap
dengan kelajuan dan frekuensi yang sama dengan gelombang utamanya”.
2
muka gelombang. Dalam medium yang homogen, berkas sinar berupa Jika permukaan bendanya kasar maka sinar yang dipantulkan dengan arah
garis lurus. Fakta ini digunakan oleh matematikawan Euclid dan astronom yang acak (random), pemantulan ini disebut pemantulan difusi (diffuse
Ptolemy untuk menggunakan prinsip-prinsip geometri dalam menganalisis reflection).
masalah dalam optika. Optik Geometri adalah ilmu yang mempelajari Jika permukaan bendanya halus maka pantulan sinar dengan arah yang
kelakuan dari berkas sinar lurus pada permukaan antara dua medium sama. Pemantulan ini disebut pemantulan specular (specular reflection).
dengan menggunakan geometri sederhana. Kedua jenis pemantulan ini dapat dilihat pada gambar 2.
Telah diketahui bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,
secara umum gelombang tidak menjalar dalam garis lurus. Sebagai contoh,
gelombang air yang melewati sebuah celah kecil yang ada pada sebuah
penghalang, seperti pada gambar 1, terlihat bahwa gelombang menyebar
setelah melewati celah tersebut. Gejala ini disebut difraksi. Gejala difraksi
terjadi jika lebar celah mendekati nilai panjang gelombang, sedangkan
ketika lebar celah jauh lebih besar dari panjang gelombang maka gejala
difraksi tidak terjadi.
Difusi Spekular
Gambar 2. (a) Pada pemantulan difusi oleh permukaan kasar, arah berkas
dipantulkan ke segala arah. (b) Pada pemantulan oleh permukaan halus, arah
berkas dipantulkan ke arah yang sama.

Hukum pemantulan
Misalkan sebuah berkas diarahkan pada permukaan datar, seperti pada
gambar 3. Arah dari berkas cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh
hukum pemantulan, yang diketahui oleh Pahlawan dari Alexandria pada
abad ke-2 SM.
d=λ d >> λ Hukum pemantulan menyatakan bahwa :
Gambar 1. Gelombang dengan panjang gelombang  yang melewati celah Sudut sinar datang  , sama dengan sudut pantul  ' .
berukuran d . Ketika d   , gelombang menyebar setelah melewati celah. Sudut tersebut diukur dari garis normal pada bidang. Sekitar tahun 1.000
Ketika d   , gelombang melewati celah dengan arah yang tetap. M, seorang ahli dari Arab bernama Alhazen menyatakan bahwa sinar
datang, garis normal dan sinar pantul berada pada satu bidang yang sama,
Pemantulan (Reflection) yang disebut sebagai bidang pantul.
Misalkan berkas sinar sejajar diarahkan dengan membentuk sudut terhadap
batas antar dua benda, misalnya gelas dan udara. Secara umum, berkas
cahaya akan dipantulkan,dan dalam keadaan diam ditransmisikan atau
diserap.
3
Latihan
1. Buktikan bahwa ketika sebuah cermin datar diputar sebesar  ,
maka berkas pantulannya sebesar 2 .
2. Dua buah cermin datar diletakkan dengan sudut 90 0 satu sama
θ θ' lainnya. Buktikanlah bahwa setelah dua pantulan dikembalikan
dalam arah yang berlawanan dengan arah datangnya sinar.
3. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah cermin yang
Gambar 3. Berdasarkan hukum pemantulan, sudut sinar datang  membentuk sudut 600. Berapa banyak bayangan yang terbentuk?.
sama besar dengan sudut pantul  ' . Gambarkanlah posisi dan orientasi dari bayangan benda tersebut.
4. Tentukanlah sudut pantul dari berkas sinar yang menuju ke dua
Contoh buah cermin datar yang disusun membentuk sudut 1000. Sudut
Dua buah cermin M1 dan M2 diletakkan bersinggungan dengan sudut 1200 datang sinar ke cermin pertama sebesar 600 diukur dari garis
seperti yang diperlihatkan oleh gambar 4. Sebuah berkas sinar datang normal pada cermin pertama.
dengan sudut 500 yang tegak lurus pada M1. Gambarkanlah perjalanan
sinar tersebut.
Jawab
Prinsip Huygen
Pada tahun 1678, C. Huygen mengemukakan sebuah prinsip yang sangat
Dengan mengacu pada hukum pemantulan, sudut pantul pada M1 juga
berguna dalam memprediksi penjalaran/perambatan muka gelombang.
bernilai 500, sehingga sudut dari sinar pantul dengan permukaan M1
Beliau mengemukakan bahwa ketika sebuah pulsa cahaya dipancarkan
sebesar 90 0  50 0  40 0 . Pada segitiga ABC, sudut C adalah
dari sebuah sumber, partikel-partikel “eter” yang berada di dekat sumber
180 0  40 0  120 0  20 0 . Sudut sinar datang untuk M2 adalah akan bergerak. Perambatan cahaya disebabkan oleh pergerakan partikel-
90 0  20 0  70 0 , sehingga sudut sinar pantul pada M2 juga bernilai 70 0 . partikel eter yang saling berkomunikasi gerak tersebut, sehingga setiap
partikel merupakan sumber gelombang sekunder.
Dalam pernyataan modern, prinsip Huygen mengenai muka gelombang
adalah
Setiap titik pada muka gelombang bertindak sebagai sumber gelombang
sekunder.
C

Pembiasan (Refraction)
Pada saat sebuah benda dimasukkan ke dalam air maka akan terlihat benda
tersebut akan bengkok dan ketika sebuah lensa pembesar diarahkan pada
A B sinar matahari akan terjadi pemfokusan sinar matahari tersebut sehingga
Gambar 4. Berkas sinar oleh dua buah cermin, yang mengikuti hukum pemantulan.
dapat membakar sebuah kertas atau pada saat sebuah berkas sinar putih
yang menuju ke sebuah prisma akan menghasilkan spektrum cahaya yang
sangat indah. Fenomena fisis ini dikenal dengan nama pembiasan
(refraction), yang membelokkan berkas sinar pada daerah batas antara dua
medium. Pada gambar 5 memperlihatkan arah sinar datang yang dikenal
4
dengan nama sudut sinar datang  i serta arah sinar bias yang dikenal Misalkan 1   2 maka v1  v 2 . Oleh karena itu berkas sinar dibelokkan
dengan nama sudut sinar bias  r , dimana keduanya diukur dari garis ke arah (mendekati) garis normal ketika berkas sinar masuk ke dalam
normal pada daerah batas. sebuah medium kecepatan gelombang lebih kecil.

θ1 n1 θ1B n1
A B’

n2 n2
θ2 A’ θ2

Gambar 5. Sudut datang  1 dan sudut bias  2 yang dihubungkan oleh hukum Snell. Gambar 6. Pembiasan dijelaskan dengan menggunakan prinsip Huygen. Laju cahaya
dalam medium lebih kecil di dalam medium untuk indeks bias yang besar.
Arah sinar memiliki hubungan n1 sin  1  n 2 sin  2 .
Persamaan (2) sering digambarkan dalam besaran indek bias (refractive
Sekitar abad ke-3 SM, Ptolemy mengukur sudut untuk daerah batas antara index) untuk setiap medium. Indeks bias (n) sebuah medium adalah
udan dan air dan menghitung perbandingan antara  i  r yang perbandingan laju cahaya pada vakum (c) terhadap laju cahaya di dalam
menghasilkan nilai yang tetap, tetapi hasilnya tidak benar. Hubungan yang medium (v).
tepat antara sudut datang dan sudut bias secara eksperimen ditemukan c
sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell, seorang matematikawan n (3)
v
Belanda. Beliau menggunakan perbandingan antara nilai sin antara sudut Jika persamaan (2) ditulis ulang dalam indeks bias didapatkan bentuk
sinar datang terhadap sudut sinar bias, yaitu sin  i sin  2 bernilai konstan. hukum snell.
Pada tahun 1678 menurunkan hasil dari Snell. Misalkan laju cahaya pada n1 sin  1  n2 sin  2 (4)
kedua medium adalah v1 dan v 2 , dengan v1  v 2 . Pada gambar 6 sudut Ketika 2n  n 1 maka  2   1 , yaitu ketika berkas sinar masuk ke dalam
yang dibentuk pada bidang batas oleh sinar datang dan bias adalah  1 dan medium yang memiliki indeks bias yang besar maka dibengkokkan ke
 2 . Pada selang waktu yang singkat t , gelombang dari titik B dengan arah garis normal.
muka gelombang AB bergerak dengan jarak v1t menuju ke titik B’,
dimana BB'  v1t  AB' sin 1 . Pada saat gelombang dari A bergerak
Frekuensi dari gelombang yang ditentukan dari sumber memiliki nilai
sejauh v 2 t menuju ke titik A’ di medium kedua, dimana
yang sama untuk kedua medium, tetapi panjang gelombang dari
AA'  v 2 t  AB' sin  2 . Muka gelombang baru, A' B ' merupakan tangen
gelombang berubah nilai untuk kedua medium, yaitu
untuk gelombang dari muka gelombang AB . Rasio BB ' AA' yaitu 
sin  1 v1 n  0 (5)
 (2) n
sin  2 v 2
5
dimana  n merupakan panjang gelombang pada medium,  0 adalah sudut bias, (b) panjang gelombang di dalam gelas, (c) laju cahaya dalam
panjang gelombang di udara, dan n adalah indeks bias medium. gelas.
Gambar 7 memperlihatkan bahwa pada medium panajng gelombang Jawab
cahaya lebih pendek dibandingkan panjang gelombang cahaya di udara. (a) Dengan menggunakan persamaan 4, n1 sin  1  n2 sin  2
1 sin 35 0  1,6 sin  2
sin 35 0
λn sin  2   0,358   2  210
1,6
(b) Panjang gelombang cahaya dalam gelas
0 600 nm
n    355 nm
λ0 n 1,6
(c) Laju cahaya dalam gelas
Gambar 7. Panjang gelombang cahaya di dalam sebuah medium lebih pendek c 3  10 8
dibandingkan panjang gelombang pada vakum. v   1,88  10 8 m/s.
n 1,6
Fenomena pembiasan ini dapat menjelaskan mengapa posisi matahari Latihan
tidak sesuai yang orang lihat di atas langit, hal ini disebabkan lapisan 1. Cahaya yang memiliki panjang gelombang 450 nm di dalam air
atmosfir memiliki indeks bias yang berbeda yaitu semakin ke atas nilai dengan indeks bias 1,33 sedangkan untuk medium lain panjang
indeks bias semakin mengecil yang bersesuaian dengan berkurangnya gelombangnya adalah 400 nm. (a) tentukanlah indeks bias dari
rapat jenis udara. Fenomena lainnya adalah terjadinya peristiwa medium tersebut, (b) berapakah laju cahaya dalam medium.
fatamorgana. 2. Ketika sebuah berkas sinar di udara menuju ke sebuah benda yang
memiliki indeks bias 1,4 memiliki sudut bias 320, berapakah sudut
Tabel 1. Beberapa nilai indeks bias antara sudut pantul dan sudut biasnya.
Medium Indeks Bias Medium Indeks Bias 3. Cahaya bergerak dari udara (n = 1) menuju permukaan datar
Vakum 1 Gelas 1,52 dengan indeks bias n  1,52 . Tentukanlah sudut datang sehingga
Udara (STP) 1,000029 Natrium Clorida 1,54 sudut pantul dan sudut biasnya saling tegak lurus.
0 4. Sekitar 150 SM, Claudius Ptolemy mempublikasikan sebuah tabel
Air (20 C) 1,33 Polystiren 1,55
sudut datang dan bias untuk batas udara-air
Aseton 1,36 Karbon disulfida 1,63
i : 10 20 30 40 50 60 70 80
Etil Alkohol 1,36 Gelas Flinta 1,65
r : 8 15,5 22,5 29 35 40,5 45,5 50
Larutan gula 30% 1,38 Sapir 1,77
Ptolemy menyimpulkan bahwa i r bernilai konstan yang ternyata
Kristal 1,46 Intan 2,42 hal ini tidak benar. Gambarkanlah grafik sin i versus sin r untuk
Contoh memprediksi nilai indeks bias medium tersebut.
Berkas cahaya memiliki panjang gelombang 600 nm di udara membentuk
sudut 530 terhadap normal menuju ke sebuah gelas flinta yang memiliki
indeks bias 1,6. Asumsikan indeks bias udara adalah 1. Tentukanlah (a) Pemantulan Internal Total
6
Gambar 8 memperlihatkan batas antar dua media yang memiliki indeks mengalami pemantulan internal total ketika medium tersebut
bias n1 dan n2 dimana n2  n1 . Sebuah berkas sinar menuju ke daerah dimasukkan ke dalam air yang berindeks bias 1,33, ternyata besar
batas berasal dari medium yang memiliki indeks bias terbesar sehingga sudut kritisnya adalah 680, tentukanlah laju cahaya dalam medium
pembiasan menjauhi garis normal. Untuk sudut datang yang kecil, tersebut
peristiwa pemantulan dan pembiasan terjadi secara bersamaan.
Selanjutnya untuk sudut datang kritis  c  , sudut sinar pantul sejajar Prisma dan Dispersi
dengan permukaan batas medium. Untuk besar sudut datang yang lebih Secara umum, indeks bias dari medium merupakan fungsi dari panjang
dari sudut kritis, sinar akan dipantulkan sempurna ke medium yang gelombang. Gambar 9 memperlihatkan variasi dari indeks bias sebuah
memiliki indeks bias terbesar. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan gelas terhadap cahaya tampak (400 – 700 nm). Setiap warna memiliki
pemantulan internal total (total internal refection) dan pertama kali mewakili panjang gelombang yang berbeda. Sinar merah adalah warna
diteliti oleh Kepler pada tahun 1604. Nilai dari sudut kritis  c ditentukan yang memiliki panjang gelombang terbesar dan memiliki indeks bias
terkecil dibandingkan sinar ungu yang memiliki panjang gelombang
dengan menggunakan hukum Snell dengan mengambil  2   c dan
terpendek.
1  90 0 sehingga didapatkan
n 2 sin  c  n1 (6)
Jika medium dengna indeks bias terkecil adalah udara maka nilai n1  1 . n
Lalu untuk air  n  1,33 maka didapatkan  c  48,5 0 , untuk gelas 1,52
 n  1,5 didapatkan  c  42 0 .
1,5

1,48
n1
400 700 λ
n2 θc
Gambar 9. Kurva tipe dispersi. Indeks bias meningkat, panjang gelombang
meningkat.

Ketika seberkas cahaya putih yang merupakan campuran dari seluruh


Gambar 8. Cahaya berasal dari sumber yang berada pada medium yang memiliki indeks panjang gelombang cahaya tampak diarahkan membentuk sudut pada dua
bias besar menuju ke medium dengan indeks bias lebih kecil. Ketika sudut datang sinar buah gelas yang disusun sejajar, berkas sinar akan diteruskan oleh gelas
berada dinilai kritis maka terjadilah pemantulan internal total. kedua secara sejajar terhadap sudut datang berkas sinar, seperti yang
perlihatkan oleh gambar 10.
Pemantulan internal total memiliki banyak kegunaan diantaranya adalah
dalam teropong prisma dan pada serat optik.

Latihan
1. Sebuah berkas menjalar dalam medium yang transparan
7
Cahaya putih

Sumber
Kalimator
Teleskop

biru merah
hijua

Gambar 10. Jika berkas yang merupakan tumpang tindih dari berbagai warna Gambar 12. Sebuah spektroskopi prisma. Cahaya dari sebuah sumber S
melewati sebuah medium transparan yang tipis, akan muncul berbagai warna kemudian dijadikan sebuah berkas sinar sejajar oleh sebuah Collimator C.
yang sejajar dengan sinar datang. Cahaya yang terdispersi diteliti oleh sebuah teleskop.

Untuk sisi yang tidak sejajar seperti prisma segitiga menyebabkan Ketika berkas sinar melewati prisma dan menghasilkan berkas sinar
meningkatnya sudut pisah antara warna dan menyebabkan munculnya dengan panjang gelombang yang bervarisi dan berkas ini dilihat melalui
berkas cahaya yang tidak sejajar dengan sinar datangs seperti yang sebuah teleskop. Sumber cahaya dapat berupa pijaran dari garam atau
diperlihatkan oleh gambar 11. Setiap panjang gelombang memiliki sudut pelepasan muatan yang melalui sebuah gas dengan tekanan rendah.
deviasi    sendiri-sendiri yang relatif terhadap sinar aslinya. Spektrum yang diemisikan (dipancarkan) oleh unsur yang mengandung
deretan panajng gelombang yang diteliti melalui teleskop sebagai garis
berwarna. Spektrum garis dari setiap unsur merupakan ciri khas dari unsur
tersebut.
δ Penentuan Sudut Deviasi Minimum
Gambar 13 memperlihatkan sebuah berkas sinar dengan sebuah panjang
gelombang menuju ke sebuah prisma. Sudut deviasi    bergantung pada
sudut datang sinar yang mengenai permukaan prisma. Pada gambar dapat
terlihat bahwa nilai minimum dari sudut deviasi terjadi ketika berkas sinar
melewati prisma secara simetri. Hal ini terjadi ketika sudut munculnya
Gambar 11. Sebuah prisma segitiga menyebarkan cahaya putih yang merupakan sinar sama dengan sudut datang sinar.
campuran dari seluruh warna, dan menghasilkan berkas cahaya yang terdispersi.
Sudut puncak prisma sebesar  . Di setiap permukaan arah sinar
Sudut  yang disebut sudut deviasi bergantung pada warna cahaya.
mengalami perubahan sebesar  i  r  dan total deviasi adalah
Sebuah prisma spektroskopi seperti gambar 12 merupakan sebuah alat  min  2 i  r  (7)
yang digunakan untuk menganalisis cahaya yang dihasilkan oleh berbagai
sumber. Cahaya berasal dari sebuah sumber S, melewati sebuah celah tipis
di dalam sebuah collimator (yang berguna membuat sebuah berkas sinar
sejajar) terhadap lensa.
8
Φ dan timah) yang mengkilap. Suku bangsa China juga telah membuat
cermin sekitar tahun 400 SM. Terdapat sebuah cerita mengenai
Archimedes yagn menggunakan cermin untuk membuat kebakaran pada
P δ
i
Q
i
pasukan roma di Syracuse (212 SM), yang kemudian dibuktikan oleh oleh
r r sejarawan yunani I. Sakkas pada tahun 1973 yaitu dengan membuaat
Φ barisan tentara yang memegang cermin dan kemudian diarahkan ke sebuah
R
perahu dan perahu tersebut terbakar. Cermin modern terbuat dari
penguapan aluminium yang masuk ke dalam permukaan yang halus.
Gambar 13. Sudut deviasi minimum dari sebuah berkas yang melewati prisma
secara simetri.

Karena sudut antara garis normal, PR dan QR untuk setiap permukaan


adalah sama. Menurut segitiga PQR didapatkan bahwa sudut   2r .
Dengan menggunakan hukum Snell bahwa sin i  n sin r , dimana S S’
i  12  min  r , sehingga n  sin i sin r menjadi
    min 
sin 
 2 
n (8)
 
  Gambar 14. Cahaya yang menyebar dari benda nyata dan muncul menyebar dari
2
benda maya.
Latihan
1. Sebuah prisma yang memiliki sudut puncak 600 memiliki sudut Gambar 14, memperlihatkan sebuah kerucut berkas cahaya dari sebuah
devisi minimum sebesar 410, tentukanlah laju cahaya dalam prisma titik sumber S dan kemudian dipantulkan oleh sebuah cermin datar. S
tersebut. disebut sebagai benda nyata sebab berkas sinar muncul dari titik tersebut.
2. Sebuah prisma (n = 1,6) mempunyai sudut puncak 600 tentukanlah Ketika cahaya pantulan dari cermin datar diteruskan ke arah belakang
sudut deviasi minimum dari prisma jika dimasukkan prisma cermin, berkas cahaya tersebut akan berkumpul pada titik S’. S’
dimasukkan dalam air. digambarkan sebagai sumber cahaya pantulan. S’ disebut bayangan dari S
3. Besaran Daya Dispersi sebuah medium didefinisikan sebagai di dalam cermin. Sebuah bayangan nyata, berasal dari berkas cahaya
 nbiru  nmerah   nkuning  1 . Hitunglah besaran daya dispersi dari yang dipantulkan atau dibiaskan. Sebuah bayangan maya berasal dari
n merah  1,611 , n kuning  1,620 dan nbiru  1,633 . sumber S’. Bayangan maya tidak dapat ditampilkan pada layar.

Bayangan yang dibentuk oleh Cermin Datar


Tulisan awal yang menceritakan mengenai cermin tertulis pada buku
Exodus 38.8 (sekitar 1200 SM) dan Job 35.18 (sekitar 600 SM). Cermin
yang dalam tulisan itu terbuat dari perunggu (campuran antara tembanga
9
gambar 16a. Sinar sejajar dipantulkan oleh cermin cembung dengan cara
tersebar dari sebuah titik fokus F yang berada dibelakang cermin
cembung, seperti pada gambar 16b. Dikarenakan berkas sinar tidak secara
nyata melalui titik tersebut, maka titik ini disebut titik fokus maya. Dalam
kasus lain, jarak antara cermin menuju titik fokus disebut panjang fokus,
A f.
f
f
O p I
q
Gambar 15. Berkas sinar yang digunakan untuk membentuk bayangan sebuah
anak panah pada cermin datar. Jarak benda p sama dengan jarak bayangan q.

Bayangan benda oleh sebuah cermin datar diilustrasikan pada gambar 15.
Berkas sinar menyebar ke segala arah dari setiap titik pada benda, tetapi
disini hanya digambarkan oleh dua buah kerucut kecil. Setiap titik pda
benda berhubungan dengan titik bayangan. Misalkan ditinjau titik pada (a) (b)
bagian pangkal dan ujung dari sebuah panah. Jarak benda terhadap cermin
adalah p dan jarak benda terhadap cermin adalah q . OMA dan IMA Gambar 16. (a) Setelah pemantulan oleh cermin cekung, cahaya sejajar menuju
merupakan segitiga siku-siku. Berdasarkan hukum pemantulan bahwa sumbu pusat dan berkumpul pada sebuah titik. (b) Setelah pemantulan oleh
sudut OAM dan IAM mempunyai nilai yang sama, sehingga segitiga OAM cermin cekung, cahaya sejajar dipantulkan dari sebuah titik fokus maya.
dan IAM adalah kongruen (sama dan sebangun), yang berarti p  q yaitu
jarak benda sama dengan jarak bayangan. Bayangan pada cermin datar Secara umum, sinar sejajar dipantulkan oelh cermin cekung memotong
memiliki ukuran yang sama dengan benda. Pantulan pada sebuah cermin sumbu utama pada titik yang berbeda, seperti pada gambar 17. Akibatnya,
datar menukarkan arah kanan dan kiri. bayangan yagn berasal dari jarak yang jauh akan tampak buram (blur).
Gejala ini disebut sebagai aberasi lengkung (penyimpangan lengkung),
yang merupakan konsekuensi dari bentuk geometri dari cermin.
Cermin Lengkung
Pada bagian ini akan dibahas pembentukan bayangan oleh cermin yang
memiliki permukaan yang melengkung. Pada cermin cekung (Konkaf),
bagian tengah dari permukaan pantul agak masuk ke dalam, sedangkan
cermin cembung (konveks), bagian tengah permukaan pantul agak
menjorok ke luar.
Ketika berkas sinar menuju ke cermin lengkung, akan dipantulkan
menurut hukum pemantulan. Dalam pendekatan paraksial, sinar sejajar Gambar 17. Ketika sinar sejajar dipantulkan pada titik yang berbeda oleh cermin
lengkung.
dipantulkan oleh cermin cekung dengan cara terkumpul di depan cermin,
titik kumpul berkas sinar tersebut disebut titik fokus nyata F, seperti pada
10
Terdapat hubungan sederhana antara panjang fokus dan jari-jari dari prinsip berkas sinar berikut ini yang dapat menentukan lokasi
kelengkungan dari cermin lengkung. Pada gambar 18, C adalah pusat terjadinya bayangan benda.
kelengkungan dan R adalah jari-jari kelengkungan dari cermin cekung. 1. Berkas sinar yang menuju jari-jari cermin dipantulkan kembali.
Sebuah berkas sinar menuju ke titik P yang memiliki jarak h di atas sumbu 2. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
utama, dan membentuk sudut  menuju garis radial CP. Disebabkan CP 3. Berkas sinar yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
tegak lurus (normal) terhadap permukaan cermin, pantulan juga utama.
membentuk sudut  terhadap CP. Sudut luar PFA merupakan jumlahan 4. Berkas sinar yang menuju pusat kelengkungan cermin dipantulkan
dari dua buah sudut dalam FCP dan CPF. Karena semua sudut dengan besar sudut yang sama dengan sudut sinar datang.
diasumsikan bernilai kecil , maka digunakan pendekatan tan    ;
sehingga didapatkan   h R dan 2  h f , yang berarti Setiap sinar yang disebut di atas digambarkan pada gambar 19. Catatan
R untuk cermin cembung (gambar 19b.) berkas sinar diekstrapolasi
f 
2 (dilanjutkan) di depan atau di belakang cermin.
Panjang fokus f yang merupakan setengah dari jari-jari kelengkungan
cermin R pertama kali dijelaskan oleh G. Della Porta pada tahun 1591.
P
(2) (2)
 (4) (1)

 h (1) (3) (3)

 C F (4) F C
C  F
f

R Gambar 19. Berkas sinar utama yang digunakan untuk membentuk sebuah
bayangan (a) cermin cekung, (b) cermin cembung. Hanya diperlukan 2 berkas
sinar untuk membentuk bayangan.
Formula Cermin
Gambar 18. Panjang fokus f merupakan setengah kali jari-jari kelengkungan R. Selain menggunakan diagram berkas sinar untuk menentukan letak
Diagram Berkas Sinar bayangan benda, ternyata dapat juga dibuat sebuah persamaan yang
Ketika sebuah benda yang berada pada jarak tak berhingga di depan menghubungkan jarak benda p, jarak bayangan q, serta panjang fokus.
sebuah cermin lengkung maka bayangan akan berada pada titik fokus Misalkan berkas sinar berasal dari sebuah benda yang diletakkan pada titik
cermin. Cara sederhana untuk menentukan tempat terjadinya bayangan O menuju cermin cekung, seperti gambar 20 yang membentuk bayangan
untuk lokasi benda yang sebarang ditemukan pada tahun 1735 oleh pada titik I. Setelah pemantulan melewati sumbu utama pada I. Untuk
Robert Smith. Untuk hasil yang baik, berkas sinar selalu digambarkan sudut kecil tan    didapatkan
jauh dari sumbu utamaatau dengan sudut yang besar. Selanjutnya, hasilnya h h h
dijelaskan dari diagram berkas sinar dengan menggunakan pendekatan   ;    ; 2   
p R q
paraksial. Bayangan nyata digambarkan oleh garis tebal sedangkan             
karena 2 2 didapatkan
bayangan maya digambarkan oleh garis putus-putus. Terdapat dua buah
11
h 2h h yI
  m
q R p yO
karena f  R 2, sehingga didapatkan
Dari gambar 21, terlihat bahwa tan   y O p  y I p . Sehingga
1 1 1
  y q
p q f m I 
yO p

  h

   yO 
C I C F
yI
q
q
R
p p
Gambar 20. Sebuah sinar yang berasal dari benda di titik O, membentuk
Gambar 21. Perbesaran linaer m didefinisikan sebagai perbandingan antara
bayangan pada titik I. Jarak benda p, jarak bayangan q membentuk hubungan tinggi bayangan dengan tinggi benda.
pada sebuah persamaan cermin.
Ketika m bernilai positif, sifat bayangan tegak, ketika m bernilai negatif,
Penjabaran untuk cermin cembung sama dengan cermin cekung dan sifat bayangan terbalik. Jika m  1 , bayangan bersifat diperbesar,
1 1 1 sedangkan jika m  1 , bayangan bersifat diperkecil.
hasilnya adalah    . Tanda negatif mengindikasikan bahwa Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung dapat bersifat tegak atau
p q f
bayangan dan jarak fokus adalah bersifat maya. Untuk memudahkan terbalik sedangkan bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung selalu
mengingat kedua persamaan tersebut, digunakanlah satu buah rumus bersifat maya, tegak dan diperkecil.
cermin dan aturan mengenai tanda yang digunakan
1 1 1 Contoh
  Sebuah benda yang tinggi 1,2 cm diletakkan sejauh 2 cm didepan cermin
p q f
Aturan tanda : p , q dan f positif (real) berada pada bagian kiri dan lengkung yang jari-jari kelengkungannya 8 cm. Tentukanlah posisi dan
negatif (maya) berada pada bagian kanan. (Cahaya berasal dari kiri). ukuran bayangan yang dihasilkan ketika cerminnya adalah (a) cermin
cekung, dan (b) cermin cembung.
Perbesaran Linear Jawab
Secara umum, ukuran dari bayangan tidak sama dengan ukuran benda. (a) Panjang fokus dari cermin adalah f  R 2  4 cm dan jarak benda
p  2 cm. Posisi bayangan didapatkan dengan menggunakan rumus
Perbesaran linear, m didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi
cermin
bayangan y I terhadap tinggi benda y O , yaitu
12
1 1 1 1 1 1 1 1
        q  4 cm.
menghasilkan bayangan dengan perbesaran 0,4. tentukanlah posisi
p q f q f p 4 2 benda.
Karena q bernilai negatif maka bayangan bersifat maya. 7. Sebuah benda diletakkan sejauh 22 cm dari sebuah cermin cekung
Ukuran bayangan, perbesaran linear yanga terjadi menghasilkan bayangan nyata dengna perbesaran -3,2 .
q 4 Tentukanlah panjang fokus.
m     2
p  2 
Karena m bernilai positif maka bayangan bersifat tegak. Lensa dan Alat Optik
Karena m  1 maka bayangan bersifat diperbesar. Lensa optik adalah salah satu contoh dari benda transparan, misalnya gelas
Tinggi bayangan yang memiliki permukaan berbentuk lengkung atau silinder. Kata lensa
y diturunkan dari bahasa latin untuk “lentil bean”.
m  I  y I  m  y O   21,2   2,4 cm.
yO
Lensa
(b) Untuk cermin cembung silahkan dikerjakan sendiri dengan Pada lensa konvergen, bagian tengah lensa lebih tebal dibandingkan
menggunakan panjang fokus yang bernilai negatif. bagian pinggir lensa, dan memyebabkan berkas sinar sejajar akan
difokuskan pada titik fokus nyata. Pada lensa divergen, bagian tengah
Latihan lensa lebih tipis dibandingkan bagian pinggirnya, dan akan menyebarkan
1. Sebuah cermin cekung memiliki jari-jari kelengkungan sebesar 40 sinar sejajar seolah-olah berasal dari titik fokus maya. Gambar kedua jenis
cm. Tentukanlah letak bayangan dan perbesaran untuk benda yang lensa dapat dilihat pada gambar 21.
diletakkan pada (a) 15 cm, (b) 60. Gambarkanlah diagram berkas Pada penbahasan mengenai lensa dibatasi pada lensa tipis yaitu
sinarnya untuk setiap kasus. ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan diameter lensa. Hal ini
2. Sebuah cermin cembung yang memiliki jari-jari kelengkungan mengakibatkan ditiadakannya pergeseran berkas sinar yang bergantung
sebesar 40 cm. Hitunglah posisi bayangan dan perbesaran linear pada sudut datang berkas sinar, hal ini dapat dilihat pada gambar 22.
untuk setiap posisi benda berikut (a) 15 cm dan (b) 40 cm. Setiap warna dari berkas sinar memiliki titik fokus yang berbeda, hal ini
Gambarkanlah diagram berkas sinar untuk setiap kasus. disebut sebagai aberasi kromatik, yang dapat diperbaiki dengan sebuah
3. Sebuah benda yang tingginya 2 cm dan posisinya 40 cm dari lensa divergen yang dibuat dengan bahan yang memiliki sifat dispersi
cermin lengkungan. Bayangan bersifat tegak dengan tinggi 3,6 cm. yang berbeda. Pada kasus cermin lengkung, hal ini disebut dengan aberasi
(a) Tentukanlah jenis cerminnya, (b) Posisi bayangan, (c) spheris, yaitu berkas sinar monokromatis akan dibiaskan tidak pada satu
berapakah panjang fokus cermin tersebut. titik fokus yang unik. Efek ini dapat diabaikan ketika dipilih berkas sinar
4. Sebuah benda berada 60 cm di depan sebuah cermin cekung. yang dekat dengan sumbu utama lensa, sehingga berkas sinar akan
Ukuran bayangan nyata sebesar 40% dari benda aslinya. dibiaskan pada satu titik fokus.
Tentukanlah jaari-jari kelengkunga cermin tersebut.
5. Sebuah bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung yang
memiliki panjang fokus sebesar 30 cm dan perbesarannya 2,5.
tentukanlah posisi benda sehingga bayangan bersifat (a) tegak, (b)
terbalik. Gambarkanlah diagram berkas sinarnya.
6. Sebuah cermin cekung memiliki panjang fokus 30 cm
13

yO 

F  F  yI
F
F
p q
(a) (b) f
Gambar 21. (a) Sebuah lensa konvergen yang menfokuskan berkas sinar sejajar
sumbu utama pada titik fokus nyata. (b) Untuk lensa divergen, titik fokus bersifat
Gambar 23. Berkas sinar yang digunakan untuk menentukan posisi bayangan
maya.
pada lensa konvergen.


yO 
(a) (b) yI
p
Gambar 22. Pada pendekatan lensa tipis, pergeseran berkas sinar ditiadakan (a) q
dan diasumsikan bahwa berkas sinar yang melewati pusat lensa tidak dibiaskan
(b). f

Diagram Berkas Sinar Gambar 24. Berkas sinar yang digunakan untuk menentukan posisi bayangan
Diagaram berkas sinar sangat berguna untuk menentukan letak bayangan pada lensa divergen.
yang dibentuk oleh sebuah lensa.
1. Berkas sinar yang melalui pusat lensa tidak dibiaskan. Rumus Lensa Tipis
2. Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik Dalam kasus lensa tipis, jarak benda p , jarak bayangan q dan jarak
fokus. fokus f . Diasumsikan bahwa seluruh berkas sinar sejajar dan pendekatan
tan    . Dari gambar 23, terlihat bahwa untuk lensa konvergen
3. Berkas sinar yang menuju, atau berasal dari titik fokus muncul
y0 y y yI
sejajar sumbu utama.   I ;  O 
Ketiga berkas sinar digambarkan pada gambar 23 dan 24. p q f q f
Selanjutnya, y I y O  q p   q  f  f . Dari persamaan ini didapatkan
1 p 1 q  1 f . Dari gambar 24, terlihat bahwa untuk lensa divergen
y y y y  yI
 0  I ;  O  O
p q f q
14
Penulisan y I y O didapatkan 1 p  1 q   1 f . 1 1 1
   q  9,75
Sehingga secara umum rumus untuk lensa tipis adalah 25 q 16
1 1 1 Perbesaran
 
p q f q 9,75
m   0,39
Perjanjian Tanda (Lensa). p bernilai positif (nyata) benda berada di p 25
sebelah kiri, bernilai negatif (maya) benda berada di sebelah kanan. q Tinggi bayangan adalah  0,8 0,39  0,31 cm. Sifat bayangan adalah
bernilai positif ketika bayangan berada pada sisi kanan, bernilai negatif maya, tegak dan diperkecil.
bayangan berada di sisi kiri. f bernilai positif untuk lensa konvergen dan
bernilai negatif untuk lensa divergen. Contoh. Sebuah lensa konvergen dengan panjang fokus 4 cm
diletakkan 12 cm di depan sebuah lensa divergen dengan panjang
Sama dengan kasus cermin, perbesaran transversal atau pembesaran linear fokus 2 cm. Sebuah benda diletakkan di depan lensa konvergen sejauh
didefinisikan sebagai perbadingan antara tinggi bayangan terhadap tinggi 8 cm. Tentukanlah posisi akhir bayangan, (b) perbesaran akhir
benda. Dari gambar 23 dan 24 terlihat bahwa bayangan.
y q Jawab.
m I  (a). Langkah awal adalah menghitung letak bayangan yang dihasilkan
yO p
oleh lensa konvergen
Tanda negatif menyatakan bahwa bayangan benda terbalik ketika kedua 1 1 1
nilai p dan q memiliki tanda yang sama.    q  8 cm.
8 q 4

Contoh. (a) Sebuah benda diletakkan sejauh 16 cm di depan sebuah lensa Kemudian bayangan oleh lensa konvergen dijadikan benda oleh lensa
konvergen yang memiliki panjang fokus 12 cm. Tentukanlah letak kedua (lensa divergen). Jarak benda oleh lensa konvergen adalah
bayangan dan perbesaran benda. (b) Sebuah benda yang tingginya 0,8 cm
12  8  4 cm
1 1 1
diletakkan sejauh 25 cm di depan lensa divergen yang memiliki panjang     q  1,33 cm.
4 q 2
fokus 16 cm. Tentukanlah jarak bayangan dan tinggi bayangan.
Jawab. Tanda negatif menyatakan bahwa bayangan bersifat maya, yaitu berada di
(a) Dengan menggunakan rumus lensa sebelah kiri lensa kedua (lensa divergen).
1 1 1 (b) Perbesaran total oleh kedua lensa adalah
   q  48
16 q 12  8  1,33  1
m  m1 m2     
Jarak bayangan adalah 48 cm di belakang lensa.  8  4  3
Perbesaranya adalah Sifat bayangan adalah maya, terbalik dan diperkecil.
48
m  3
16
Bayangan bersifat nyata (q positif), terbalik (m negatif), dan Latihan
perbesarnya adalah 3 kali. 1 Sebuah benda berukuran 2 m diletakkan 4 m di depan sebuah lensa
(b) Dengan menggunakan rumus lensa konvergen. Berapakah ukuran bayangan pada sebuah layar ketika
fokus lensa adalah (a) 5 cm dan (b) 20 cm.
15
2 Berapakah ukuran dari bayangan yang dihasilkan oleh sebuah lensa bergantung pada sudut pandang mata. Hal ini terukur oleh seberapa besar
konvergen yang mempunyai panjang fokus sebesar 2 m yang retina menstimulasi bayanga benda tersebut. Untuk mengetahui secara
digunakan untuk mengambil gambar dari (a) bulan dan (b) matahari. detail sebuah benda, benda tersebut seharusnya diletakkan sedekat
3 Sebuah benda yang berukuran 1 cm diproyeksikan pada sebuah layar mungkin dengan mata. Jarak terdekat benda terhadap mata sehingga mata
yang berada 2 m dari sebuah lensa tipis dan membentuk bayangan merasa nyaman untuk melihat benda tersebut disebut jarak terkecil
sebebsar 5 cm. (a) Tentukanlah letak benda dan (b) tentukanlah pandangan terang (least distance of distinct vision) dan untuk mata normal
panjang fokus lensa tersebut. jarak terkecil ini adalah 25 cm. Untuk anak-anak jarak ini berkisar sekitar
4 Sebuah lensa membentuk bayangan maya, diperbesar empat kali dan 10 cm, sedangkan untuk orang lanjut usia jarak ini bertambah besar.
berada pada jarak 16 di depan sebuah lensa (pada sisi yang sama Berdasarkan data tersebut, maka yang dijadikan nilai acuan adalah 25 cm
dengan posisi benda), (a) tentukanlah posisi benda dan (b) panjang sebagai jarak terdekat dengan mata sehingga benda dapat terlihat dengan
fokus lensa. baik. Posisi ini juga bergantung pada resolusi maksimum dari retina. Dari
5 Sebuah lensa membentuk bayangan nyata, pembesaranya sepertiga gambar 25, terlihat bahwa
ukruan aslinya dan terletak pada 6 cm di belakang lensa (tidak yO
 25 
berada pada sisi yang sama dengan benda). (a) Tentukanlah posisi 0,25
benda dan (b)tentukanlah panjang fokus lensa. dimana y O dinyatakan dalam meter.
6 Sebuah slide dengan ukuran 36 mm diproyeksikan pada sebuah Gambar 26, memperlihatkan bahwa ketika sebuah benda diletakkan sangat
layar. Tentukanlah lensa yang diperlukan untuk mendapatkan dekat pada lensa konvergen yaitu kurang dari jarak fokus, maka bayangan
gambar sebesar 2 meter dan berada 7 meter dari lensa. yang dihasilkan bersifat tegak, maya dan diperbesar. Sudut perbesaran
7 Sebuah kamera terdiri dari sebuah lensa konvergen dengan panjang
oleh benda adalah   y I q  y O p . Perbesaran anguler, M oleh lensa
fokus 50 mm. Berapa jauh lensa dari film ketika digunakan untuk
tunggal disebut sebagai perbesaran sederhana, yang didefinisikan sebagai
memotret benda yang berada pada (a) 2 meter dari lensa, (b) 0,5 m
perbandingan antara besar sudut terhadap bayangan yagn dihasilkan olegh
dari lensa.
lensa, yaitu
8 Lensa konvergen memiliki panjang fokus sebesar 15 cm.

Tentukanlah dua posisi benda sehingga ukuran bayangannya M 
menjadi 2 kali dari ukuran benda.  25
9 Sebuah lensa konvergen  f  10 cm  dipisahkan sejauh 10 cm dari Dengan memasukkan nilai  25 dan  didapatkan
sebuah lensa divergen  f  15 cm  . Sebuah benda dengan ukuran M 
0,25
20 cm diletakkan di depan lensa yang pertama. Tentukanlah posisi p
bayangan akhir oleh kedua lensa. dimana p dalam satuan meter.
10 Dua buah lensa konvergen yang titik fokusnya masing-masing 10
cm dan 20 cm. Sebuah benda diletakkan 12 cm di depan lensa
dengan fokus 10 cm. Tentukanlah posisi bayangan oleh kedua lensa.
Alat Optik
Kaca Pembesar
Sebuah benda kecil yang diletakkan di tangan dapat terlihat sebesar bulan.
Alasan untuk kejadian tersebut adalah ukuran nyata dari sebuah benda

Anda mungkin juga menyukai