Anda di halaman 1dari 15

Lembaga Pendidikan Papua

 DEPDIKNAS
 Dikjar Papua
 Jubi
 LIPI
 PT
 Yulianus Kuayo

 Posts (RSS)
 Comments (RSS)
 Sorotan Khusus (68)
 Liputan Umum (39)
 Masalah Guru (32)
 Mengubah Sekolah (20)
 Kebijakan Pendidikan (18)
 Liputan (18)
 Kebudayaan (17)
 Bantuan Pendidikan (15)
 Mata Air Kehidupan (14)
 Fasilitas Pendidikan (13)
 Ekonomi Rakyat (12)
 Pendidikan Anak Usia Dini (11)
 Membaca dan Menulis (10)
 Prestasi Mutiara Hitam (10)
 Gagasan Liar Pendidikan (9)
 Korupsi Dana Pendidikan (7)
 Pendidikan Rakyat (7)
 Pengetahuan Umum (7)
 Profil (6)
 Liputan Pendidikan (5)
 Siswa Bicara (5)
 Cerita Rakyat Papua (4)
 Liputan Kegiatan KPP (4)
 Pendidikan Tinggi (4)
 Resensi Buku (4)
 Tokoh dan Gagasannya (4)
 Iptek (3)
 Papua dalam Sastra (2)
 Persamaan Gender (2)
 Psikologi Pembelajar (2)
 Kekerasan Pendidikan (1)
 Potret (1)

 ► 2010 (49)
o ► 10/31 - 11/07 (1)
 MAHASISWA SUKU MEE DI YOGYAKARTA MENAMPILKAN
TARIA...
o ► 09/26 - 10/03 (1)
 Harmoni Kehidupan
o ► 09/12 - 09/19 (1)
 Ketua IKAAL Bertemu Uskup Mimika: Uskup Akan Hadi...
o ► 09/05 - 09/12 (1)
 Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang Berdasarkan...
o ► 08/29 - 09/05 (3)
 ”Hari masih pagi ketika seisi rumah telah sibuk“
 LMA Mee Tolak MoU Pendirian PLTA di Urumka
 Ketajaman Otak pun Bisa Dilatih
o ► 08/22 - 08/29 (2)
 Di Deiyai, Kolera ‘Makan’ 230 Orang
 Food Estate dan Masyarakat Adat
o ► 08/08 - 08/15 (1)
 Di Tempat Sampah Mereka Mencari Nafkah
o ► 08/01 - 08/08 (1)
 Cyntia Warwe: Poligami untuk Generasi, Mengapa Tid...
o ► 07/25 - 08/01 (5)
 Waghete: Perjalanan Panjang ke Masa Depan (Habis)
 Waghete: Perjalanan Panjang ke Masa Depan (Bagian ...
 Waghete: Perjalanan Panjang ke Masa Depan (Bagian ...
 Waghete: Perjalanan Panjang ke Masa Depan (Bagian ...
 FKMKP Gelar RUA: Ada Lima Gol untuk Mencapai Tujua...
o ► 07/18 - 07/25 (4)
 45 Persen Mahasiswi Uncen Pernah Aborsi
 Camkan: Miras bukan Budaya Papua
 Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai Jawa-Bali Menuntut J...
 Ruben Magai Siap Satukan Pemuda Papua
o ► 07/11 - 07/18 (6)
 Berita Foto: Saat Kebersamaan "Tim Diskusi Iyoo/I...
 Mana Duluan, Ayam atau Telur? Ini Jawabnya!
 Pendataan dan Pemetaan Pendidikan di Papua Agenda...
 Pendidikan Ibu Adalah Kesuksesan Anak
 Diperkirakan 41% Siswa Usia Sekolah (0-19Thn) di N...
 Guru Adalah Jantung Sekolah
o ► 06/20 - 06/27 (3)
 Apa Kabar Sarjana Papua?
 Perguruan Tinggi dan Korupsi: Catatan untuk PT di ...
 Gerakan Perubahan Mahasiswa dan Pendidikan Tinggi:...
o ► 05/30 - 06/06 (2)
 Profesionalita Kepemimpinan Pendidikan
 Merajut Pendidikan Berkualitas
o ► 05/23 - 05/30 (1)
 Guru Harus Memahami Budaya Papua
o ► 05/09 - 05/16 (1)
 Perguruan Tinggi sebagai Pusat Refleksi Masyarakat...
o ► 05/02 - 05/09 (7)
 Uncen Bertanggung Jawab atas Gagalnya Otsus
 Honor Guru Relawan di Mamberamo Raya “Kabur”
 Mahasiswi Asal Kaimana (Papua) Ditemukan Tak Berny...
 Mama Yosepha Alomang: Hargai Perempuan dan Tanah P...
 Kesewenangan Versus Keadilan
 PT dan Mahasiswa Papua
 Mahasiswa Papua Ikut Diklat Jurnalistik di LPJB
o ► 04/11 - 04/18 (1)
 Gereja Berperan dalam Reformasi Pendidikan di Papu...
o ► 04/04 - 04/11 (3)
 Lowongan Wartawan di Tabloid Jubi
 Majalah Selangkah Edisi Pendidikan Tinggi: Pesan S...
 Pemuda Katolik Akan Hadir di 12 Kabupaten
o ► 02/28 - 03/07 (1)
 Adhi Luhur Adakan Semiloka “Peran Guru dalam Penda...
o ► 02/21 - 02/28 (1)
 Beasiswa S-1 Misereor
o ► 01/31 - 02/07 (1)
 Negara Dengan Kualitas Pendidikan Terbaik di Dunia...
o ► 01/03 - 01/10 (2)
 Wakil Menteri Pendidikan: Fasli Jalal, Si Dokter C...
 Yang Menjanjikan di Tahun 2010 : Beasiswa Kuliah s...

 ► 2009 (83)
o ► 12/06 - 12/13 (1)
 Dari Pertemuan LPP: Kita Semakin Menjadi Manusia ...
o ► 11/29 - 12/06 (1)
o ► 11/22 - 11/29 (2)
o ► 10/25 - 11/01 (2)
o ► 10/18 - 10/25 (1)
o ► 10/04 - 10/11 (2)
o ► 09/13 - 09/20 (5)
o ► 09/06 - 09/13 (1)
o ► 08/16 - 08/23 (1)
o ► 08/02 - 08/09 (1)
o ► 07/19 - 07/26 (1)
o ► 07/05 - 07/12 (1)
o ► 06/28 - 07/05 (2)
o ► 06/14 - 06/21 (1)
o ► 05/31 - 06/07 (1)
o ► 05/17 - 05/24 (3)
o ► 05/10 - 05/17 (9)
o ► 05/03 - 05/10 (7)
o ► 04/26 - 05/03 (2)
o ► 04/19 - 04/26 (6)
o ► 04/12 - 04/19 (1)
o ► 03/29 - 04/05 (1)
o ► 03/22 - 03/29 (3)
o ► 03/08 - 03/15 (4)
o ► 03/01 - 03/08 (1)
o ► 02/15 - 02/22 (2)
o ► 02/01 - 02/08 (6)
o ► 01/25 - 02/01 (9)
o ► 01/18 - 01/25 (2)
o ► 01/04 - 01/11 (4)

 ▼ 2008 (155)
o ► 12/28 - 01/04 (4)
o ► 12/21 - 12/28 (3)
o ► 12/14 - 12/21 (2)
o ► 12/07 - 12/14 (6)
o ► 11/30 - 12/07 (1)
o ► 11/23 - 11/30 (5)
o ► 11/16 - 11/23 (3)
o ► 11/09 - 11/16 (19)
o ► 10/05 - 10/12 (1)
o ► 07/27 - 08/03 (5)
o ► 07/13 - 07/20 (3)
o ► 07/06 - 07/13 (2)
o ► 06/29 - 07/06 (8)
o ► 06/22 - 06/29 (3)
o ► 06/15 - 06/22 (8)
o ► 06/08 - 06/15 (4)
o ► 06/01 - 06/08 (4)
o ► 05/25 - 06/01 (8)
o ► 05/18 - 05/25 (8)
o ► 05/11 - 05/18 (7)
o ► 05/04 - 05/11 (7)
o ► 04/27 - 05/04 (3)
o ► 04/20 - 04/27 (6)
o ► 04/13 - 04/20 (1)
o ► 04/06 - 04/13 (2)
o ► 03/30 - 04/06 (1)
o ▼ 03/23 - 03/30 (7)
 APBD Papua 2008 Abaikan Pendidikan
 APBD Papua 2008 Abaikan Pendidikan Dan Kesehatan
 Pemkab Tolikara Alokasikan Rp 21 M Untuk Pendidika...
 8 Kasus Korupsi Daerah Akan Dilaporkan ke KPK
 BIMBINGAN DAN KONSELING JUGA SEBUAH VITAMIN JIWA ...
 Jumat Agung: Drama Penyaliban Di Nabire Semarak
 YABIMU dan YAPKEMA Studi Banding ke Serui
o ► 03/02 - 03/09 (4)
o ► 02/24 - 03/02 (4)
o ► 02/17 - 02/24 (1)
o ► 02/10 - 02/17 (3)
o ► 02/03 - 02/10 (4)
o ► 01/20 - 01/27 (2)
o ► 01/13 - 01/20 (6)

 ► 2007 (89)
o ► 12/02 - 12/09 (2)
o ► 11/25 - 12/02 (5)
o ► 11/11 - 11/18 (19)
o ► 11/04 - 11/11 (10)
o ► 10/21 - 10/28 (1)
o ► 10/07 - 10/14 (2)
o ► 09/16 - 09/23 (20)
o ► 09/02 - 09/09 (8)
o ► 08/19 - 08/26 (3)
o ► 08/05 - 08/12 (2)
o ► 07/29 - 08/05 (17)

APBD Papua 2008 Abaikan Pendidikan Dan Kesehatan


Jumat, Maret 28, 2008
JUBI - Meski ditetapkan sebagai program prioritas, pendidikan dan kesehatan ternyata tidak
benar benar menjadi prioritas dalam pembagian Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah
(APBD) Papua Tahun 2008.Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Provinsi Papua tahun 2006 – 2011, yang setiap tahunnya dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), Selama otonomi khusus berjalan penggunaannya harus segera
diarahkan terutama untuk meningkatkan pelayanan publik kepada penduduk di distrik-distrik dan
kampung-kampung yang berikut dituangkan dalam Program RESPEK.

Penyaluran dana langsung ke tingkat distrik dan kampung dalam bentuk Block Grant menjadi
salah satu pilihan strategis dalam mengembangkan prakarsa dan swadaya masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan apa yang mereka rasakan sehingga memberikan
manfaat langsung bagi orang asli Papua. Hasil kajian Institute for Civil Strengthening (ICS)
Papua,m anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Tahun 2008
mengabaikan pendidikan. “Untuk tahun 2008, pendidikan hanya mendapat anggaran sebesar
Rp.228,72 miliar atau 4,19 persen dari total APBD Papua 2008 sebesar Rp. 5.45 trilyun atau 6,37
persen dari dana otsus 2008 yang sebesar Rp. 3,59 trilyun,” kata Budi Setyanto, dari di ruang
kerjanya kamis, 17 Januari lalu.

Menurut hasil kajian ICS Papua baik mengacu pada ketentua UUD 1945 maupun UU Sistem
Pendidikan Nasional yang menetapkan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBD,
maka alokasi anggaran pendidikan dalam ABD Papua 2008 seharusnya minimal Rp. 1,09 trilyun,
“Saya bisa menegaskan bahwa APBD Papua 2008 telah melanggar UUD 1945 dan UU sistem
pendidikan Nasional,” tegas Budi,Menurutnya,selain anggaran kecil, penggunaan dana
pendidikan juga ternyata tidak proporsional dan cenderung tidak tepat sasaran.

Dari pos anggaran publik sebesar Rp. 204,36 miliar, sebagian besar (Rp. 117,88 miliar atau
57,68 persen) habis digunakan untuk membayar honor, intensif, perjalanan dinas, makan minum
pegawai dan belanja pegawai. Dan yang terbesar terjadi di Dinas Pendidikan Dan Pengajaran
yaitu sebesar Rp.116,84 miliar atau 64 persen dari total alokassi sebesar Rp. 185,84
miliar.Dengan demikian anggaran pendidikan yang diperkirakan dapat dirasakan manfaatnya
oleh publik hanya sekitar Rp. 86,48 miliar atau setara dengan APBD 2008 atau 2,41 dari dana
otsus 2008,” ujar Budi.

Dana tersebut antara lain adalah untuk pengadaan buku buku dan alat tulis siswa Rp. 1,09 miliar,
pelaksanaan ujian nasional SMP dan SMA Rp. 4,55 miliar, pembangunan sekolah Rp. 3,97
miliar, peningkatan kemampuan bahasa inggris siswa SMK Rp. 493,14 juta, pembangunan
gedung auditorium UNCEN Rp. 4 miliar, pembangunan gedung fakultas hukum UNCEN
(universitas cenderawasih), pembangunan gedung fakultas teknik UNIPA Manokwari RP. 2
miliar, pembangunan asrama SMU 3 Bumi Perkemahan Jayapura Rp. 1 miliar, Beasiswa eksata
dan kedokteran Rp. 9,44 miliar, beasiswa berbakat dan berprestasi Rp. 625,75 juta dan lainnya.
Menurut Budi, anggaran pendidikan Papua 2008 sama sekali tidak memperhatikan peraturan
perundang undangan yang berlaku, baik UUD 1945, UU Sistem pendidikan Nasional. “Padahal
menurut UU No. 17 tahun 2006 tentang keuangan Negara,PP No. 58 tahun 2005 tentang
pedoman penyusunan APBD 2008, bahwa prinsip penyusunan APBD adalah tidak bertentangan
dengan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi,” kata Budi.
Anggaran Kesehatan Pejabat Spektakuler Hal yang sama juga terjadi pada anggaran kesehatan,
untuk tahun 2008, bidang kesehatan memperoleh dana sebesar Rp. 268, 83 miliar atau 4,93
persen dari APBD Papua 2008 senilai Rp. 5,45 trilyun. ”Jika mengacu pada standart WHO yang
menetapkan anggaran kesehatan kesehatan 15 persen dari belanja daerah, maka anggaran
kesehatan di Papua pada APBD 2008 seharusnya Rp. 817,36 miliar,”kata Budi.Jika alokasi
kesehatan bagi orang Papua menggunakan standart unit cost kesehatan bagi orang miskin sebesar
Rp. 12.000 per bulan atau Rp. 144.000 pertahun, maka biaya yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan masyarakat Papua dengan penduduk 1.956.845 jiwa adalah Rp. 281,79 miliar.

Anggaran kesehatan dalam APBD Papua 2008 yang berjumlah Rp. 268.83 miliar jika
diasumsikan dibagi rata kepada seluruh penduduk Papua, maka tiap orang mendapatkan rata rata
Rp.137.000 pertahun atau Rp. 11.000 per bulan, “Bisa dibayangkan kira-kira obat apa yang bisa
dibeli dengan harga Rp. 11.000 dan untuk menyembuhkan penyakit apa?”` tanya Budi.
Anggaran ini akan semakin tidak adil jika kita bandingkan dengan anggaran kesehatan pejabat
pejabat Daerah. Biaya kesehatan gubernur dan wakil gubernur dalam APBD 2008 masing
masing sebesar Rp. 150 juta/tahun atau Rp. 12,5 juta perbulan, sedangkan tiap anggota DPRP
memperoleh Rp. 48 juta per tahun atau Rp. 4 juta perbulan. “Sungguh tidak rasional dan bisa
dikategorikan sebagai pemborosan anggaran daerah, karena standar kesehatan pejabat sesuai
dengan PP 58 tahun 2005 yang paling mahal sebesar Rp. 20 juta per tahun,” lanjut Budi.

Bisa menghemat kurang lebih Rp. 1,828 miliar yang dapat digunakan untuk membiayai program
kesehatan yang lain.Untuk itu, ICS Papua meminta pemerintah Provinsi, DPRP dan menteri
Dalam Negeri untuk membahas dan mengevaluasi kembali APBD Papua 2008, dan memberikan
anggaran pendidikan secara proporsional dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku,
ICS juga meminta semua elemen masyarakat Papua (dewan adat, tokoh masyarakat, stakeholder
pendidikan, warga kampus dan masyarakat umum) untuk bersama-sama melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan APBD Papua 2008, dan meminta Gubernur untuk konsisten dengan visi
dan misi dalam melaksanakan APBD.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala Democratic Centre Universitas cenderawasih, Mohammad
Abud Musa’ad saat membawa materi, Sabtu 19 Januari lalu. “Hal yang satu satunya terjadi di
Indonesia terjadi di Papua adalah APBD Provinsi Papua dapat dialokasikan pembangunan di
provinsi lain? Padahal Provinsi di Batasi dengan batas teritorial yang jelas sesuai dengan UU,”
ujarnya.

Menurutnya pembangunan selama ini lebih pada dimensi simbolik dan tidak dilihat secara
konfrehensif.Contoh sederhana, misalkan dalam hal regulasi. Selama 6 tahun implementasi otsus
Papua, Pemerintah Provinsi Papua hanya menetapkan 4 Perdasi dan 1 Perdasus dari 17 Perdasi
dan 11 Perdasus yang diamanatkan oleh Otsus. ”Saya berani katakan bahwa DPR Papua adalah
DPR Daerah yang paling terburuk di Indonesia,” ujar Musa’ad.Ketua Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bapeda) Provinsi Papua, Alex Rumaseb mengakui belum rapinya sistem
birokrasi menyebabkan banyak program yang tumpang tindih antara program provinsi dan
kabupaten yang menyebabkan masyarakat belum merasakan otsus.

“Aliran dana yang dikeluarkan tidak begitu jelas bagi kami, karena ada beberapa aliran dana
yang langsung ke kabupaten dan tidak melalui Provinsi dan menyebabkan penganggaran menjadi
tumpang tindih. Itu sebabnya kami sedang melakukan sinkronisasi antar instansi, juga dengan
pemerintah Kota dan Kabupaten,”ujar Aleks.

Peranan dana otsus dalam pembangunan Papua sangat besar, selama kurun waktu 2002 -2005,
otsus memberi sumbangan rata rata60,72 persen.Dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 71, 85
persen. Sangat disayangkan jika orang setiap orang Papua terus menerus mengatakan belum
mendapatkannya. Peranan dana otsus dalam pembangunan Papua sangat besar, selama kurun
waktu 2002 -2005, otsus memberi sumbangan rata rata 60,72 persen dan pada tahun 2006
meningkat menjadi 71, 85 pesen. Sebab itu pelaksanaan pembangunan yang dilakukan benar
benar harus dikawal dengan baik oleh pemerintah. (Angel Flassy)
--------------------------------------
Sumber:http://www.fokerlsmpapua.org/artikel/trend/artikel.php?aid=3670

Diposkan oleh Lembaga Pendidikan Papua    

Label: Sorotan Khusus

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh
LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta
dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email: hansprie@gmail.com, Nomor HP:
081574768313. Yogyakarta dan sekitarnya hubungi Mateus Auwe, nomor HP:
081392188632/Dorce Pekey, nomor HP: 085279204099. Papua hubungi: Longginus Pekey,
nomor HP: 081383763630. Email: selangkah_kpp@yahoo.com/ Yermias Degei, nomor
HP:085354007469

 BUKU PELAJARAN

Get Recent Comment Widget Bang NgangaN commented on harmoni kehidupan: “kunjungan perdana,
mmm salam…”

yuliuskebadabi'blog commented on cyntia warwe poligami untuk generasi: “kakku terimaksih


ilmunya, namun…”

Anonymous commented on tingginya buta aksara di papua gagalnya: “kondisi ini


mengambarkan bahwa…”

Uwaamuto M. A. commented on tiga masalah membelenggu ekonomi rakyat: “Pemerintah


harus berani mengambil…”

Auki G. T. commented on oktovianus pogaumasih sma tapi jadi: “saya mengenal okto
pertamakali dalam…”
Anonymous commented on waghete perjalanan panjang ke masa: “Cerita ini membuatku
terhanyut ke tanah…”

 
Lembaga Pendidikan Papua
LPP pada awalnya adalah sekelompok mahasiswa asal Papua di Yogyakarta yang peduli
dengan masalah pendidikan, kebudayaan, kesetaraan gender, dan masalah lainnya di
tanah Papua. Sekelompok mahasiswa Papua ini kemudian membentuk sebuah komunitas
dengan nama Komunitas Pendidikan Papua (KPP) pada 26 April 2003 di Yogyakarta.
Diskusi-diskusi intensif tentang persoalan-persoalan pendidikan, kebudayaan, kesetaraan
gender, dan masalah lainnya di tanah Papua adalah hal pokok yang melatarbelakangi
pembentukan KPP. Akhirnya, pada awal tahun 2009 (1 Januari) para anggota mendirikan
sebuah lembaga dengan nama Lembaga Pendidikan Papua. Lembaga ini berkedudukan di
Papua, tepatnya di Kabupaten Nabire.
Lihat profil lengkapku

Mendukung Gerakan "One People, One Book, One Heart for Papua" yang di Lakukan oleh
LPP. Kami kumpulkan buku baru dan bekas untuk bangun perpustakaan di Papua. Di Jakarta
dan sekitarnya hubungi Johanes Supriyono, email: hansprie@gmail.com, Nomor HP:
081574768313. Yogyakarta dan sekitarnya hubungi Mateus Auwe, nomor HP:
081392188632/Dorce Pekey, nomor HP: 085279204099. Papua hubungi: Longginus Pekey,
nomor HP: 081383763630. Email: selangkah_kpp@yahoo.com dan Yermias Degei, nomor HP:
085354007469.
"Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.Orang-orang yang
masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan."

Setelah dikabarkan hilang sejak Rabu Malam (28/07), Jenazah Ardiansyah Matra'is, wartawan
yang pernah bekerja sebagai kontributor ANTV, jurnalis di Tabloid Jubi dan Merauke TV pagi
ini ditemukan hanyut terbawa air sungai disekitar Gudang Arang, Merauke. Belum diketahui
penyebab almarhum meninggal. Selamat Jalan Kawan! Beristirahatlah dengan tenang!

"Pendidikan dasar bagi masyarakat Papua khususnya yang tinggal di pedalaman sangat minim.
Kadang ada daerah yang tidak ada Sekolah Dasar (SD) dan guru. Bahkan ada siswa dinyatakan
lulus SD tetapi tidak bisa membaca dan menulis,"kata anggota DPRD Kabupaten Yahukimo,
Papua, Didimus Yahuli.

 Artikel Pengembangan Diri


 Belajar dari Pembelajar
 Audio Pengembangan Diri
 Esai Pengembangan Diri

 UU OTSUS PAPUA

... tetapi mungkin memang harus begitu di bawah cahaya wajah-MU.

ARTIKEL LEPAS
 Tanah Ini Saya Punya Tubuh
 Tanah dan Masa Depan Masyarakat Adat Papua
 Perguruan Tinggi dan Korupsi: Catatan untuk PT di Tanah Papua
 Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pengajar: Agenda Mendesak Pembangunan
Pendidikan di Tanah Papua
 Pendidikan (Papua), Mencerdaskan Kehidupan Bangsa?
 Otonomi Khusus vs Pemekaran di Papua
 Otonomi Khusus dan Rendahnya Tingkat Kepuasan Sosial
 Nilai Pedagogis Paulo Freire dan Masa Depan Pendidikan Papua
 Mengagas Sekolah yang Menyenangkan
 Mempertimbangkan Arah Sejarah Kita
 Membangun Guru, Membangun Papua
 Gerakan Perubahan Mahasiswa dan Pendidikan Tinggi: Catatan untuk Mahasiswa Papua
 Dampak Kegagalan Otsus Papua
 63 Tahun Indonesia: Papua Merdeka?

POTRET
Visitors
Pengikut
BEASISWA
 sampoernafoundation
 beasiswas.blogspot
 beasiswa.us
 beasiswa.ptkpt
 beasiswas.blogs

 
Copyright © Lembaga Pendidikan Papua/LPP Blog || Created By: AMEN

Anda mungkin juga menyukai