Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG SENSOR CAHAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukuran II


Semester Ganjil Tahun Akademik 2018/2019
Dosen Pembina:
Muhammad Fahmi Hakim S.T. M.T.

Oleh :
Deny
Dinar Safa Nabila 1731120086
Siti Masadah Salafia 1731120087
DIII TEKNIK LISTRIK 2E

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
MALANG
DESEMBER 2018

1
2
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Sensor Cahaya ............................................................................ 6
2.2 Jenis-jenis sensor cahaya .............................................................................. 6
BAB 3. PENUTUP ........................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21
Gambar 1 ......................................................................................................................... 6
Gambar 2 .......................................................................................................................... 8
Gambar 3 ......................................................................................................................... 9
Gambar 4 ......................................................................................................................... 10
Gamabr 5 ......................................................................................................................... 12
Gambar 6 ......................................................................................................................... 13
Gambar 7 ......................................................................................................................... 17
Gambar 8 ......................................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi terus ikut
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan waktu.Perkembangan ini terjadi
karena kebutuhan manusia semakin beragam.Ilmu dan teknologi yang dikembangkan
untuk memudahkan pekerjaan mereka, agar lebih lebih mudah dan fisien, semua barang –
barang kebutuhan diciptakan semakin canggih, misalnya dapat bekerja secara
otomatis.teknologi yang mendukung perkembangan alat – alat yang dapat berfungsi secara
otomatis adalah sensor.
Kebutuhan sensor dalam perkembangan industri sangat berpengaruh. Sensor dan
transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah
sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran
masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran
fisika, kimia, mekanis dan sebagainya.Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem
pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran
yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat
yang disebut transducer.
Ada bermacam – macam jenis sensor. Yang akan dibahas disini adalah sensor cahaya.
Dimana pada perkembangannya sensor kecepatan dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia.Salah satu contohnya adalah sebagai alat LDR untuk menyalakan lampu. Berikut
akan dibahas mengenai sensor cahaya, jenis – jenisnya, cara kerjanya dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari – hari.
Pengertian Sensor adalah transducer yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak,
panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik.Sensor
sendiri adalah komponen penting pada berbagai peralatan.Sensor juga berfungsi sebagai
alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui magnitude.
Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin traducere Bentuk
perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah suatu energi kedalam bentuk
energi lain. Energi yang diolah bertujuan untuk menunjang daripada kinerja piranti yang
menggunakan sensor itu sendiri. Sensor sendiri sering digunakan dalam proses pendeteksi
untuk proses pengukuran.

4
Dari pengertian sensor yang telah dijabarkan diatas wajar jika alat tersebut menjadi alat
yang banyak diminati oleh berbagai pabrikan elektronik.Dapat diambil kesimpulan bahwa
sensor memiliki banyak andil pada berbagai teknologi.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni:
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.
2. Tidak tergantung temperatur
Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali
sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang ada
dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai nilai
akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.Sensor harus dapat berubah
cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensortersebut berubah.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat
1. Bagaimanakah pengertian Sensor cahaya?
2. Bagaimanakah pengertian tipe-tipe sensor cahaya serta fungsinya?

5
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Sensor Cahaya


Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan perubahan
besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
cahayatersebut.Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada penerima
remote televisi dan pada lampu penerangan jalan otomatis.

Sensor Cahaya. Gambar 1

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui magnitude
tertentu. Sensor merupakan jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis,panas,sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
memegang peranan penting dalam mengendalikan proses pabrikasi modern. (Petruzella,
2001 : 157) Sensor yang sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik salah
satunya adalah sensor cahaya (LDR).

Sensor cahaya adalah alat yang digunakan dalam bidang elektronika yang berfungsi
untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Sensor cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai
resistansi LDR akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Jika
LDR tidak terkena cahaya maka nilai tahanan akan menjadi besar (sekitar 10MΩ) dan jika
terkena cahaya nilai tahanan akan menjadi kecil (sekitar 1kΩ). (Novianty,Lubis,& Tony,
2012 : 1).

6
Cara kerja dari sensor ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron,
umumnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor ini mempunyai kegunaan
yang sangat luas salah satu yaitu sebagai pendeteksi cahaya pada tirai otomatis. Beberapa
komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light
Dependent Resistor), Photodiode, dan Photo Transistor.

Salah satu komponen yang menggunakan sensor adalah LDR (Light Dependent
Resistor), adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat
berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada
penambahan intensitas cahaya yang mengenainya. Pada dasarnya komponen ini
merupakan suatu resistor yang memiliki nilai hambatan bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor
beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya
memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan
menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi.
Elektron bebas yang dihasilkan dan pasangan lubangnya akan mengalirkan listrik,
sehingga menurunkan resistansinya.

Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor ,


secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak (junction) base-
collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga dapat digunakan
menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor merupakan sebuah
benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto
transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan photodiode / foto diode,
dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal digital.
Photo Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya, bedanya pada Photo Transistor
dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan PN.(sumber: komponenelektronika.biz)

II.2 Jenis-Jenis Sensor Cahaya


Dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat dibedakan kedalam
2 tipe yaitu :
 Sensor cahaya tipe fotovoltaik
 Sensor cahaya tipe fotokonduktif

7
Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut, maka sensor
cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe sebagai berikut :
 Sensor cahaya infra merah
 Sensor cahaya ultraviolet

a). Sensor Cahaya Tipe Fotovoltaik


Sensor cahaya tipe fotovolataik adalah sensor cahaya yang dapat memberikan
perubahan tegangan pada output sensor cahaya tersebut apabila sensor tersebut menerima
intensitas cahaya. Salah satu contoh sensor cahaya tipe fotovoltaik adalah solar cell atau
sel surya.

\
Solar Cell. Gambar 2

Sensor cahaya tipe photovoltaic adalah alat sensor sinar yang mengubah energi
sinar langsung menjadi energi listrik.Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah
sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan
P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan
DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Berikut konstruksi dari
sensor cahaya tipe fotovoltaik.
Fotovoltaik (PV) adalah sektor teknologi dan penelitian yang berhubungan dengan
aplikasi panel surya untuk energi dengan mengubah sinar Mataharimenjadi listrik. Karena
permintaan yang terus meningkat terhadap sumber energi bersih,
pembuatan panelsurya dan kumpulan fotovoltaik telah meluas secara dramatis dalam
beberapa tahun belakangan ini.
Produksi fotovoltaik telah berlipat setiap dua tahun, meningkat rata-rata 48 persen
tiap tahun sejak 2002, menjadikannya teknologi energi dengan pertumbuhan tercepat di
dunia.Pada akhir 2007, menurut data awal, produksi global mencapai

8
12.400 megawatt. Secara kasar, 90% dari kapasitas generator ini meliputi sistem listrik
terikat. Pemasangan seperti ini dilakukan di atas tanah (dan kadang-kadang digabungkan
dengan pertanian dan penggarapan) atau dibangun di atap atau dinding bangunan, dikenal
sebagai Building Integrated Photovoltaic atau BIPV.
Efek sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya elektron yang disebabkan adanya
cahaya yang mengenai logam.Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem
periodik unsur-unsur seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah
melepaskan elektron valensinya.Selain karena reaksi redoks, elektron valensilogam-logam
tersebut juga mudah lepas olehadanya cahaya yang mengenai permukaan logam
tersebut.Diantara logam-logam diatas Cessium adalah logam yang paling mudah
melepaskan elektronnya.
Tegangan yang dihasilan oleh sensor fotovoltaik adalah sebanding dengan
frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin ke arah warna
cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan
berpengaruh terhadap arus listrik. Bila fotovoltaik diberi beban maka arus listrik dapat
dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.

Konstruksi Solar Cell. Gambar 3

b). Sensor Cahaya Fotokonduktif


Sensor cahaya tipe fotokonduktif akan memberikan perubahan resistansi pada
terminal outputnya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang
diterimanya.Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan

9
konduktivitas.Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau
cadmium sulfide.Sensor jenis foto konduktif bekerja atas dasar perubahan nilai resistansi
akibat intensitas cahaya matahari.Sel-sel fotokonduktif (photoconductive cell), juga
disebut tahanan cahaya (photo resistor) atau tahanan yang bergantung cahaya yang bisa
dikenal dgn LDR (light dependent resistor), dipakai luas dalam industri dan penerapan
pengontrloan di laboratorium. Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila intensitas cahaya yang mengenai
permukaan alat ini kurang (gelap) maka tahanan/nilai resistansi alat menjadi tinggi. Ketika
permukaan terkena intensitas tinggi (terang) maka nilai tahanan turun pada tingkat harga
yang rendah.
Tipe-tipe Fotoconductiv Sensor cahaya tipe ini ada beberapa jenis diantaranya
adalah :
a. LDR (Light Depending Resistor)
b. Photo Transistor
c. Dioda
a) LDR (Light Depending Resistor)

Konstruksi LDR. Gambar 4

LDR (Light Dependent Resistor)adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal


output, dimana kedua terminal output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Dimana nilai resistansi kedua terminal
output LDR akan semakin rendah apabila intensitas cahya yang diterima oleh LDR

10
semakin tinggi.LDR ialah jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh
cahaya.Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang
nilainya menjadi semakin kecil.LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang
biasa digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.Light
Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah
elekrtroda pada permukaannya.
Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam keadaan
terang sebesar 1 k atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti cadmium
sulfide.Dengan bahan ini energy dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat.Artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan.
LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan LDR.
Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada
situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastis. Sensor ini akan berubah nilai
hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya
Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron
untuk mengangkut muatan elektrit.Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada
saat gelap atau cahaya redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas
dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor
yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang.
Penerapan laindari sensor LDR ini ialah alarm Pencuri.
Misalnya untuk rangkaian system alarm cahaya (menggunakan LDR) yang aktif
ketika terdapat cahaya. Ketika kita akan mengatur kepekaan LDR (Light Dependent
Resistor) dalam suatu rangkaian maka kita perlu menggunakan potensiometer. Kita atur
letaknya agar ketika mendapat cahaya maka buzzer atau bell akan berbunyi dan ketika
tidak mendapat cahaya maka buzzer atau bell tidak akan berbunyi.

11
b) Photo Transistor

Photo Transistor. Gambar 5

Photo transistor memiliki resistansi antara kaki kolektor dan emitor dapat berubah
sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Photo transistormemiliki 2 terminal output
dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai resistansi emeitor dan kolektro tersebut
akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterim photo transistor semnakin
tinggi.
Photo Transistor adalah Transistor yang dapat mengubah energi cahaya menjadi
listrik dan memiliki penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang terintegrasi ini
menjadikan sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor terhadap cahaya jauh lebih baik
dari komponen pendeteksi cahaya lainnya seperti Photo Diode ataupun Photo Resistor.
Cahaya yang diterima oleh Photo Transistor akan menimbulkan arus pada daerah basis-
nya dan menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali bahkan beberapa ribu
kali. Photo Transistor juga merupakan komponen elektronika yang digolongkan sebagai
Transduser.
Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya sehingga
memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding dengan Transistor
normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada awalnya terbuat dari bahan
semikonduktor seperti Silikon dan Germanium yang membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih banyak
menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang tergolong dalam
kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk struktur Hetero-junction yang
memberikan efisiensi konversi lebih tinggi.Yang dimaksud dengan Hetero-junction atau

12
Heterostructure adalah Struktur yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi
persimpangan PN.

Konstruksi Photo Transistor. Gambar 6

Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area
dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area
dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya. Berikut ini adalah bentuk dan simbol
Photo Transistor (Transistor Foto).
Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan Transistor
normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor dikalikan untuk memberikan
arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo Transistor, arus Basis dikendalikan oleh
jumlah cahaya atau inframerah yang diterimanya.Oleh karena itu, pada umumnya secara
fisik Photo Transistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan
terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi cahaya.
Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor menerima intensitas
cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor akan semakin besar.

c) Photo Dioda

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya
yang jatuh pada dioda berubahubah intensitasnya.Dalam gelap nilai tahanannya sangat
besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir.Semakin kuat cahaya yang jatuh pada
dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar. Jika

13
photodiode p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan
kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah
silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide
(InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS). Bahan-
bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang,
misalnya: 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.
Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya
yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi diode foto mulai
dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera
serta beberapa peralatan di bidang medis.Alat yang mirip dengan Dioda foto
adalah Transistor foto (Phototransistor).Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis
transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima
cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada
junction ini di-injeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun
demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada
Dioda-Foto.
Photo dioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun
dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi
intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photo dioda
mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan
photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo dioda akan turun
seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.

Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
diode pekacahaya. Hal ini disebabkan karena electron yang ditimbulkan oleh foton cahaya
padajunction ini diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian kolektornya. Namun
demikian,waktu respon dari transistor foto secara umum akan lebih lambat dari pada dioda
peka cahaya.Jika photo dioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke
rangkaian pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodiode akan bersifat

14
sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus
yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon (Si), atau Galium
Arsenida, dan yang lain adalah Insb, InAs, PbSe. Material-material ini meyerap cahaya
dengan karakteristik panjang gelombang mencangkup: 2500 Å – 11000 Å untuk silicon,
8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya)
dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan
sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole
adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron.
Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon (
Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini
menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 Å – 11000 Å
untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi
dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan
menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di
mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron.
Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak
muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk
mengumpulkan photon – menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan)
mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :
a. Cahaya yang diserap oleh photodiode
b. Terjadinya pergeseran foton
c. Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi
d. Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber
d. Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian

Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan
nilai resistansinya akan menjadi kecil.Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai
resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga.besarnya tegangan atau arus
listrik yang dihasilkan oleh photodiode tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan
oleh infrared

15
Photodioda digunakan sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan
oleh Infrared. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda
tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh infrared
Setiap warna bisa disusun dari warna dasar.Untuk cahaya, warna dasar
penyusunnya adalah warna Merah, Hijau dan Biru, atau lebih dikenal dengan istilah RGB
(Red-Green-Blue).
c) Sensor Cahaya Infra Merah
Sensor cahaya infra merah adalah sensor cahaya yang hanya akan merespon
perubahan cahaya inframerah. Sensor cahaya infra merah pada umumnya berupa photo
ttransistor atau photo dioda. Dimana apabila sensor cahaya infra merah ini menerima
pancaran cahaya infra merah maka pada terminal outputnya akan memberikan perubahan
resistansi. Akan tetapi ada juga sensor cahaya yang telah dibuat dalam bentuk chip IC
penerima sensor infra merah seperti yang digunakan pada penerima remote televisi.
Dimana chip IC sensor infra merah ini akan memberikan perubahan tegangan output
apabila IC sensor infra merah ini menerima pancaran cahaya infra merah. Berikut adalah
bentuk dari IC sensor infra merah tersebut.
Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang
dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR).Sensor infra merah atau detektor
infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR
Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor
inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP

Dioda Inframerah. Gambar 7

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah
output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah

16
TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur
utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya
rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor
inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah
penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima
langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah
(TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0.
Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor
inframerah (TSOP) akan berlogika 1.
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media
untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra
merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah
tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini
dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan,
otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra merah
yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan
melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto
transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar
inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Pada rangkaian pemancar hanya pengaturan supaya led infra merah menyala dan
tidak kekurangan atau kelebihan daya, oleh karena itu gunakan resistor 680 ohm. Pada
rangkaian penerima foto transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna merasakan
adanya perubahan intensitas cahaya infra merah. Pada saat cahaya infra merah belum
mengenai foto transistor, maka foto transistor bersifat sebagai saklar terbuka sehingga
transistor berada pada posisi cut off (terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka
sesuai dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor emitor sama dengan
tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian
counter menghitung secara tidak teratur dan jika kita tidak meredamnya, bouncing
keluaran tersebut ke input couinter. Untuk meredam bouncing serta memperjelas logika
sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan penyulut schmitt trigger.
Penyulut Schmitt trigger ini sangat berguna bagi anda yang berhubungan dengan rangkaian
digital, misal penggunaan pada peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada
bagian input rangkaian digital.

17
Rangkaian counter yang digunakan disini adalah menggunakan IC 4026 (Decade
Counter) salah satu IC dari keluarga CMOS. IC counter ini akan mencacah apabila
mendapatkan input clock berubah dari logika rendah ke tinggi. IC ini juga langsung bisa
hubungkan ke seven segment karena keluarannya memang dirancang untuk seven
segment. Jadi tidak perlu menggunakan IC decoder sebagai pengubah nilai biner menjadi
nilai 7-segment.Untuk mengatur kepekaan sensor bisa memutar potensio VR1 pada titik
kritis, atau jika diperlukan bisa mengganti R2 dengan nilai yang lebih sesuai.

d) Sensor Cahaya Ultraviolet

Sensor Ultraviolet. Gamabar 8

Sensor cahaya ultraviolet merupakan sensor cahaya yang hanya merespon


perubahan intensitas cahaya ultraviolet yang mengenainya. Seonsor cahaya ultraviolet ini
akan memberikan perubahan besaran listrik pada terminal outputnya pada saat menerima
perubahan intensitas pancaran cahaya ultraviolet. Sensor cahaya yang populer salah
satunya UVtron. Modul sensor cahaya UVtron akan memberikan perubahan tegangan
output pada saat sensor UVtron menerima perubahan intensitas cahaya ultraviolet. Berikut
adalah bentuk modul sensor cahaya UVtron.
Sensor UVTron Flame Detector memberikan sinyal aktif apabila mendeteksi
adannya sinyal ultraviolet. UVTron dapat menemukan nyala api dalam jarak 5 meter dari
sumber dan alat ini beroprasi dalam jangkauan spektruml 185 sampai dengan 160 nm. Alat
ini terdiri dari 2 paket yaitu:
1. Hamamatsu R2868 Flame (UV) Sensor
2. UVTron C3704 Rangkaian driver
UVTron adalah suatu device yang sangat sederhana. Ketika katoda diarahkan pada
sinar ultraviolet, photoelektron dipancarkan dari katode secara efek photoelectric dan

18
kemudian dipercepat ke arah anoda dengan medan elektrik. Ketika tegangan yang
diterapkan menjadi lebih tinggi dan medan elektrik bertambah kuat, energi kinetik dari
elektron menjadi cukup besar untuk mengionisasikan molekul-molekul gas yang terdapat
pada tabung dengan cara dibenturkan.
Elektron-elektron yang dihasilkan dari ionisasi dipercepat, sehingga
memungkinkannya untuk mengionisasi molekul-molekul lain sebelum mencapai anoda.
Pada sisi lain, ion positive dipercepat ke arah katode dan menabrak sehingga
membangkitkan elektron-elektron kedua. Proses ini menyebabkan arus yang besar antara
elektroda-elektroda dan saat proses pelepasan berlangsung. Pelepasan yang pertama
terjadi, tabung terisi dengan electron-elektron dan ion-ion.Tegangan turun atau jatuh
antara katoda dan anoda dengan cepat. Status ini akan terjadi tanpa menurunkan tegangan
anode sampai di bawah titik jenuh.
Rangkaian pengarah menciptakan perbedaan tegangan yang diperlukan pada
tabung untuk mengijinkan proses peluruhan ketika terkena sinar ultraviolet. Kemudian
rangkaian mengamati arus keluaran dari tabung dan ketika proses peluruhan terjadi,
tegangan pada anode dikurangi oleh rangkaian untuk mengijinkan bola lampu mengulang
lagi atau mereset. Tiap waktu proses peluruhan dan pelepasan terjadi, sinyal dibangkitkan
dengan sirkuit atau rangkaian dengan beberapa pengaruh untuk latar belakang. Gambar
berikut menunjukkan jangkauan sensor pada posisi tidur.
Posisi dari tabung Uvtron mempengaruhi jarak dari jangkauan pendeteksian
sinar.Dengan posisi berdiri jangkauan lebih jauh tetapi jangkauan luasan daerah lebih
sempit hal ini berkebalikan dengan posisi tidur sehingga posisi dari tabung harus
disesuaikan dengan kebutuhan.Gambar berikut menunjukkan jangkauan sensor posisi
berdiri.

19
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa,

a). Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau
sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi
fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Sensor yang sering
digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik salah satunya adalah sensor cahaya
(LDR). Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima
oleh sensor cahaya tersebut. Sensor cahaya adalah alat yang digunakan dalam bidang
elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.
Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang
peka terhadap cahaya
b). Apabila dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat
dibedakan kedalam 2 tipe yaitu Sensor cahaya tipe fotovoltaik dan Sensor cahaya tipe
fotokonduktif. Sensor cahaya tipe fotovoltatik yaitu sensor sinar yang mengubah energi
sinar langsung menjadi energi listrik Sensor cahaya tipe foto konduktif yaitu
memberikan perubahan resistansi pada terminal outputnya sesuai dengan perubahan
intensitas cahaya yang diterimanya.Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya
menjadi perubahan konduktivitas. Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima
sensor cahaya tersebut, maka sensor cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe yaitu
Sensor cahaya infra merah dan Sensor cahaya ultraviolet.

20

Anda mungkin juga menyukai