Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Optika merupakan bagian dari ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Dalam optika
dipelajari sifat-sifat cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya. Terdapat dua
cabang optika, yakni optika geometri dan optika fisis. Dalam optika geometri dipelajari sifat
pemantulan dan pembiasan cahaya, sedangkan dalam optika fisis dipelajari sifat-sifat
interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.

Aplikasi dari optika ini telah melahirkan berbagai alat yang digunakan dalam bidang-
bidang tertentu untuk membantu aktivitas manusia. Misalnya dalam bidang astronomi digunakan
teropong bintang untuk mengamati objek-objek yang berada di luar angkasa. Sedangkan dalam
bidang fotografi digunakan kamera dalam pengambilan gambar benda-benda nyata. Dalam
bidang kedokteran, mikroskop digunakan sebagai alat untuk melihat objek-objek yang sangat
kecil seperti bakteri, virus, sel darah dan lain sebagainya. Selain itu juga masih terdapat berbagai
alat yang dikonstruksi dengan prinsip kerja optik lainnya seperti kaca spion pada kendaraan dan
kaca pembesar. Bahkan sebenarnya mata yang selalu kita pergunakan sebagai indra penglihatan
dalam kehidupan kita, menggunakan prinsip kerja optik dalam menjalankan fungsinya.
Berdasarkan uraian tersebut, pengetahuan tentang optika khususnya aplikasi dari optika
itu sendiri sangat penting dimiliki terutama oleh orang-orang yang bergelut dalam dunia fisika.

Instrumentasi optik merupakan salah satu bagian dari cabang instrumentasi di fisika.
Komponen-komponen dasar dalam instrumentasi optik antara lain lensa, prisma, cermin,
pembagi berkas, filter. Sedangkan elemen-elemen instrumentasi optik terdiri atas sumber cahaya,
photodetektor, media transmisi, dan piranti display. Beberapa contoh instrumentasi optik antara
lain mata makhluk hidup, sistem kamera, mikroskop, teleskop, OHP. Pengintegrasian
instumentasi optik dengan sistem elektronik banyak dijumpai dilingkungan kita, dan sangat
membantu dalam kehidupan sehari-hari. Sistem seperti ini sangat mudah kita jumpai di
lingkungan kita, seperti automatic light meter dan automatic focus control pada kamera yang
Instrumentasi Optik 1
digunakan untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk serta untuk mengatur
kontras/ketajaman citra, sistem bar code yang banyak digunakan dibidang bisnis untuk
membaca kode-kode garis pada produk industri, mesin scanner, video disk player, CD-player,
mouse komputer, faksimili, mesin fotokopi. Gambar 3 menunjukkan skema dari VCD player
yang menggunakan sistem optik dan elektronik, yang umumnya disebut dengan sistem
optoelektronika.

1.2. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas
mengenai instrumentasi optik. Secara khusus, akan dibahas fiber optikal dan bagiannya,
sensor fiber optic , optical time domain reflectometer, sensor serat optic terdistribusi ,
pengukuran parameter fisika dengan sensor fiber optic, analisis berkas gauustian dan sinar
laser, polarimeter dan kegunananya , interperometer dan jenis-jenisnya dan membahas
semua topis secara objektif dan menyeluruh.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fiber optic dan menjelaskan bagian-bagiannya ?
2. Apa yang dimaksud dengan sensor fiber optic ?
3. Apa yang dimaksud dengan optical time domain reflectometer atau yang di singkat
(OTDR)?
4. Apa yang dimaksud dengan sensor serat optic terdistribusi?
5. Bagaimana pengukurab parameter fisika dengan menggunakan sensor fiber optik?
6. Bagaimana cara analisis berkas gauusian dan sinar laser?
7. Apa yang dimaksud dengan polarimeter dan bagaimana kegunaannya?
8. Apa yang dimaksud dengan interperometer dan menyebutkan jenis-jenisnya?

1.4. MANFAAT
Penulisan ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang bagian-
bagian dari instrimentasi optikal.

Instrumentasi Optik 2
BAB II
ISI
2.1 Instrumentasi Optik

Instrumentasi optic merupakan salah satu bagian dari cabang instrumentasi di fisika.
Komponen-komponen dasar dalam instrumentasi optik antara lain lensa, prisma, cermin,
pembagi berkas, filter. Sedangkan elemen-elemen instrumentasi optik terdiri atas sumber cahaya,
photodetektor, media transmisi, dan piranti display. Beberapa contoh instrumentasi optik antara
lain mata makhluk hidup, sistem kamera, mikroskop, teleskop, OHP. Pengintegrasian
instumentasi optik dengan sistem elektronik banyak dijumpai dilingkungan kita, dan sangat
membantu dalam kehidupan sehari-hari. Sistem seperti ini sangat mudah kita jumpai di
lingkungan kita, seperti automatic light meter dan automatic focus control pada kamera yang
digunakan untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk serta untuk mengatur
kontras/ketajaman citra, sistem bar code yang banyak digunakan dibidang bisnis untuk
membaca kode-kode garis pada produk industri, mesin scanner, video disk player, CD-player,
mouse komputer, faksimili, mesin fotokopi. Gambar 3 menunjukkan skema dari VCD player
yang menggunakan sistem optik dan elektronik, yang umumnya disebut dengan sistem
optoelektronika.

2.2 Fiber Optikal Dan Bagiananya

Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar
rambut manusia. dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah
tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa
sinar dalam jarak yang sangat jauh.

Serat optic(Fiber Optik) adalah salurantransmisi atau sejenis kabel yang terbuat darikaca
atauplastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED

Instrumentasi Optik 3
Kabel ini berdiameter lebihkurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalamserat optik tidak
keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara,karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisiserat optik sangat tinggi sehingga
sangat bagus digunakan sebagai salurankomunikasi.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkanpelemahan


(attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur(bandwidth) yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan datamenjadi lebih banyak dan cepat dibandingan
dengan penggunaan kabelkonvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan
terutamadalam aplikasi sistemtelekomunikasi

Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang
merambat didalamnya.Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan
penyusungelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserapoleh serat
optik.Fiber optic merupakan media yang paling canggih dalam hal pengiriman data. Kabel
FO(fiber optic cable ) terbuat dari bahan kaca yang dibungkus kulit pelindung yang berfungsi
sebagai protektor bahan kaca FO yang rapuh.

Sejarah Singkat Fiber Optik dan bagian-bagiannya

Kira-kira lebih dari 20 tahun yang lalu, kabel serat optik (Fiber Optic) telah mengambil
alih dan mengubah wajah teknologi industri telepon jarak jauh maupun industri automasi dengan
pengontrolan jarak jauh. Serat optik juga memberikan peranan besar membuat Internet dapat
digunakan di seluruh dunia.

Ketika serat optik menggantikan tembaga (copper) sebagai long distance calls maupun
internet traffic yang secara tidak langsung berdampak pada penurunan biaya produksi. Untuk
memahami bagaimana sebuah kabel serat optik bekerja, sebagai contoh coba bayangkan sebuah
sedotan plastik atau pipa plastik panjang fleksible berukuran besar. Bayangkan pipa tersebut
mempunyai panjang seratus meter dan anda melihat kedalam dari salah satu sisi pipa. Seratus
meter di sebelah sana seorang teman menghidupkan lampu senter dan diarahkan kedalam pipa.

Instrumentasi Optik 4
dikarenakan bagian dalam pipa terbuat dari bahan kaca sempurna, maka cahaya senter akan di
refleksikan pada sisi yang lain meskipun bentuk pipa bengkok atau terpilin masih dapat
terlihatpantulan cahaya tersebut pada sisi ujungnya. Jika misalnya seorang teman anda
menyalakan cahaya senter hidup dan mati seperti kode morse, maka anda dan teman anda dapat
berkomunikasi melalui pipa tersebut. Seperti itulah prinsip dasar dari serat optik atau yang biasa
dikenal dengan nama fiber optic cable.

 Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana
pengiriman sinar dilakukan.
 Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar
kembali ke dalam inti(core).
 Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.

Jenis-jenis Fiber Optik

1. Fiber Optik Single Mode


Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi
mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer)

Instrumentasi Optik 5
2. Fiber Optik Multi Mode
Mempunyai inti yang lebih besar(berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi
mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)

Cara Kerja Fiber Optik


Sebuah kabel fiber optik terbuat dari serat kaca murni, sehingga meskipun kabel
mempunyai panjang sampai beratus2 meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung
lainnya. Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal
rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating) dengan
melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah cermin disekitar serat
kaca.
Cermin ini menghasilkan total internal reflection (refleksi total pada bagian dalam serat
kaca).sama seperti jika kita berada pada ruangan gelap dengan sebuah jendela kaca, kemudian
anda mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus dengan kaca , maka cahaya senter akan
tembus ke luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya senter tersebut diarahkan (ke jendela berkaca)
dengan sudut yang rendah (hampir paralel dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan
berfungsi menjadi cermin yg akan memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan. demikian pada
serat optik, cahaya berjalan melalui serat kaca pada sudut yang rendah.

Instrumentasi Optik 6
Untuk mengirimkan percakapan-percakapan telepon melalui serat optik, suara analog di
rubah menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel on/off untuk
mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optik Modern dengan single laser bisa
mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali
/second.
System terbaru laser transmitter dapat mentransmitkan warna2 yang berbeda untuk
mengirimkan beragam sinyal digital dalam fiber optik yang sama.

Kabel fiber optik modern dapat membawa sinyal digital dengan jarak kurang lebih 60 mil
(sekitar 100 Km). Pada jalur distribusi jarak jauh biasanya terdapat peralatan tambahan
(equipment hut) setiap 40-60 mil,yang berfungsi pick-up equipment yang akan menampung,
menguatkan sinyal, dan kemudian me- retransmit-kan sinyal ke equipment selanjutnya.

Instrumentasi Optik 7
Keuntungan Serat Optik(Fiber Optik)
1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas
informasi yang sangat besar dengankecepatan transmisi mencapaigigabit -perdetik dan
menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih
tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Imun,kekebalan terhadap gangguanelektromagnetik dan gangguan gelombang radio
5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
6. Tidak berkarat
Kode warna pada kabel serat optik(Fiber Optik)
Selubung luar.

Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar ( jacket ) kabel serat optik jenis Patch
Cord adalah sebagai berikut:

2.3 Sensor Fiber Optic

Sensor serat optik adalah jenis sensor optik yang menggunakan serat optik dalam
mekanisme penginderaan atau pendeteksian, baik sebagai komponen aktif sensor maupun
sekedar sebagai pemandu gelombang saja. Sistem sensor optik di lengkapi dengan paling tidak
Instrumentasi Optik 8
tiga komponen utama, yaitu komponen optoelektronik, link optik dan probe. Komponen
optoelektronika meliputi sumber cahaya, detektor optik dan pengolah sinyal. Link optik berupa
gelombang serat optik yang berfungsi memandu cahaya ke atau dari bagian penginderaan.
Sedangkan probe adalah bagian sensing atau transducing, baik pada bagian di dalam serat optik
atau di luar serat optik, yang bertindak sebagai transduser dan berinteraksi langsung dengan
obyek atau besaran yang diukur.
Sensor serat optik didasarkan pada mekanisme modulasi gelombang cahaya dari suatu
sumber seperti LED, diode laser, atau yang lainnya. Kuantitas optik yang dimodulasi dapat
berupa intensitas atau amplitudo, panjang gelombang, fase gelombang dan polarisasi gelombang
optik tersebut. Modulasi ini dapat terjadi di luar maupun di dalam serat optic .
Konfigurasi sistem serat optik digambarkan dengan skema pada Gambar 6. Sumber cahaya
dilewatkan melalui salah satu ujung serat optic menuju daerah modulasi cahaya, modulator atau
transduser, selanjutnya diteruskan ke ujung lain serat optik dimana terdapat detektor cahaya, atau
dapat juga setelah termodulasi, cahaya tersebut dikembalikan melalui serat optik yang sama
menuju detektor. Cahaya tersebut dimodulasi oleh besaranbesaran medium yang diukur, yaitu
besaran kimia, biologi atau fisika, sebagai besaran yang akan dideteksi. Besaran–besaran kimia
yang dapat dideteksi seperti pH, konsentrasi larutan atau jenis ion maupun konsentrasi gas atau
uap kimia. Besaran-bsaran biologi seperti jenis dan populasi bakteri atau mikroorganisme
lainnya ataupun komponen–komponen biokimia seperti glukosa hingga DNA. Sedangkan
besaran-besaran fisika yang dapat dideteksi meliputi suhu, tekanan, strain, perpindahan,
percepatan, arus listrik dan sebagainya. skema sistem sensor serat optik dapat digambarkan
sebagai berikut :

Instrumentasi Optik 9
Modulasi dalam sensor serat optik dapat dirancang dengan konfigurasi yang berbeda,
bergantung pada besaran optik yang dimodulasi dapat berupa intensitas, panjang gelombang,
fasa atau polarisasi gelombang. Misalnya, untuk sensor serat optik berdasarkan modulasi fasa
dapat dilakukan dengan konfigurasi interferometrik, sedangkan untuk modulasi panjang
gelombang dapat dilakukan melalui pelapisan material sensitif di ujung serat optik. Modulasi
intensitas yang paling banyak dikembangkan dapat dilakukan melalui mekanisme cladding.
Sensor serat optik termodulasi intensitas dengan mengukur intensitas transmisi atau absorbsi
yang terjadi baik di luar maupun di dalam serat optik, sedangkan sensor serat optik termodulasi
panjang gelombang atau fasa didasarkan pada pergeseran fasa gelombang optik di dalam atau
diluar serat optik ketika mendapat gangguan dari luar

Penjelasan untuk jenis sensor serat optik dijelaskan sebagai berikut:

a) Sensor Serat optik Ekstrinsik


Pada tipe sensor serat optik ekstrinsik, serat optik hanya berfungsi sebagai pandu
gelombang saja atau penghubung (link) cahaya ke system sensing eksternal, dengan demikian
tidak ada modifikasi pada struktur serat optik untuk fungsi sensing. Proses sensing terjadi di luar
serat optik, seperti pada Gambar (9.a), jadi bagian penginderaan berada di luar serat optik. Dalam
Instrumentasi Optik 10
proses sensing, cahaya sempat keluar dari serat optik kemudian termodulasi oleh besaran yang
diukur pada bagian penginderaan yang selanjutnya diteruskan menuju detektor cahaya, tahap
akhir adalah dimodulasi untuk mendapatkan informasi kuantitas yang diukur.

b). Sensor Serat optik Intrinsik


Pada sensor serat optik intrinsik, serat optik disamping sebagai pemandu cahaya juga sekaligus
berperan dalam proses penginderaan, dimana terdapat bagian serat optik yang berfungsi sebagai
komponen pengindera, baik cladding atau intinya, seperti ditunjukan pada Gambar 9 (b). Pada
sensor tipe ini cahaya tidak pernah meninggalkan serat optik dalam proses penginderaan, jadi
proses modulasi terjadi di dalam serat optik, dengan demikian ada bagian serat optik berperan
aktif sebagai fungsi sensing (sensing function).

ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan tipe sensor serat optik intrinsik,
yaitu dengan atau tanpa memodifikasi struktur serat optik (cladding atau inti). Sebagai contoh
dengan memodifikasi inti serat optik membentuk kisi Bragg (Fiber Bragg Gratting, FBG) atau
memodifikasi cladding dengan material sensitif
untuk membangkitkan fenomena optik yang diinginkan seperti medan evanescent atau resonansi
Plasmon permukaan (SPR). Sensor serat optic intrinsik juga dapat dilakukan melalui prinsip
microbending dan macrobending pada serat optik, biasanya diaplikasikan sebagai sensor fisis
seperti sensor strain, tekanan, dan sebagainya. Selain itu sensor intrinsik juga dapat
memanfaatkan sifat aktif inti serat optik.

Instrumentasi Optik 11
2.4 Optical Time Domain Reflectometer
Optical time domain reflector adalah intrumen dengan metode adaptasi dari suatu
penentuan karakteristik serat optic sebagai fungsi jarak. Penentuan performansi serat optic
ini melalui cara pengiriman pulsa cahaya ke serat optic dan menunggu energy cahaya
tersebut di pantulkan kembali. Sinyal Rayleigh scattering merupakan sinyal yang bergetar
karena adanya fluktuasi indeks bias dalam core serat optic atau pemantulan ulang yang
disebabkan adanya diskontinyu dapa serat optic . OTDR menangkap sinyal backscattered
dari ujung optic . system ini memungkinkan pengukuran amplitude dan time delay dari
sinyal yang dipantulkan , juga posiosi dimana terjadinya kerusakan tersebut.

Pada system OTDR , transmitter dan receiver berada pada stu tempat sehingga jarak
yanag di tempuh oleh sinyal adalah sejauh 2l, sehingga persamaannya menjadi sebagai
berikut :

𝑑𝐸𝑅 (2𝑙) = 𝛼𝑐 𝐸0 exp[−(𝛼𝑠 + 𝛼𝑐 + 𝛼𝑠′ + 𝛼𝑐′ )𝑙]𝑑𝑙…………………………… 4

𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑂𝑇𝐷𝑅 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑢𝑡

1
𝑃(𝑡) = 2 𝑐 𝛼𝑐 𝐸0 exp(−𝛼𝑐𝑡)………………………………………………….. 5
1
𝑃(2𝑙) = 2 𝑐 𝛼𝑐 𝐸0 exp(−2𝛼𝑙)……………………………………………….... 6

Persamaan 5 berdasrkan fungsi waktu sedangkan persamaan 6 berdasarkan panjang serat optic

2.5 Sensor Serat Optic Terdistribusi

Dalam rangka untuk mengetahui prinsip dasar kerja sendor optic terdistribusi , diperlukan
konstruksi model yang merangkul semua kemungkinan bentuk dari system sensor erat optic
terdistribusi ini . parameter system yang diperlukan untuk kontruksi model sensor optic
terdistribusi yang akan dibangun. Parameter karakteristik utama unutk penyusunan sensor serat
optic terdistribusi mungkin dapat didefenisikan sebagai berikut . pertama adalah resolusi special

Instrumentasi Optik 12
(𝛿𝑙) . kedua adalah panjang jalur serat (L) . ketiga adalah sensitivitas (S). keempat adalah
bandwidth pengukuran (B). kelima adalah bandwidth system W . keenam adalah level noise .
ketujuh adalah dinamik (D) dan terakhir adalah property serat . pada dasarnya distributed fiber
optical sensor terbagi menjadi 2 tipe: intrinsic distributed sensor dan quasii distributed sensor.
Perbedaan mencolok dari intrinsic dan quasi adalah dari keadaan serat optic itu sendiri , intrinsic
distributed sensor tidak perlu tambahan peralatan lainnya sedangakan quasi distributed sensor
menggunakan penambahan peralatan eksternal untuk menambah luasan kapabilitas pengukuran .

Intrinsic distributed sensor efektif digunakan untuk aplikasi pemantauan satu besaran
pengukuran pada banyak titik lokasi pengukuran sepanjang serat optic. Aplikasi tersebuat separti
pengukuran dan pemantauan stain pada bangunan, jembatan , bendungan , pesawat terbang dan
kapal laut, pengukuran temperature berkelanjutan pada system pembangkit listrik , pendeteksian
bocor pada system perapian.

Pada sensor pabrikasi material komposit untuk smart structure dan untuk analisa
pemantauan fiber optic network. Intrinsic distributed fiber optical sensor terbagi lagi menjadi
beberapa macam tergantung paada prinsip yang digunakan. Pertama yaitu berbasis pada optical
time domain reflectometer , kedua berdasarkan oprical frequency domain reflector terbagi lagi
menjadi beberapa macam, pertama dengan menggunakan prinsip hamburan Rayleigh , kedua
berdasarkan hamburan raman dan ketiga berdasarkan hamburan brillouin.

2.6 Pengukuran Parameter Fisika Dengan Sensor Fiber Optic


Perkembangan serat optic yang pesat menyebabkan aplikasi serat optic saat ini tidak hanya
dimanfaatkan sebagai media transmisi tetapi juga sebagai sensor. Serat optic dapat diaplikasikan
sebagai sensor untuk pemngukuran baragam parameter seperti pergeseran , suhu, tekanan,
kelembaban, jalu aliran fluida, laju rotasi, konsentrasi suatu zat , medan magnetic, serta analisis
kimia. Keunggulan serat optic sebagai suatu sensor antara lain adalah tidak kontak langsung
dengan objek pengukuiran , tidak menggunakan listrik sebgai isyarat, akurasi pengukuran yang
tinggi , relative kebal terhadap induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh,
dapat dihubungkan dengan system komunikasi data melalui perangkat antar muka (interf ace)

Instrumentasi Optik 13
serta dimensi yang kecil dan ringan . prinsip kerja dari serat optic sebagai sensor berbasis
modulasi intensitas, modulasi panjang gelombang dan modulasi fase cahay sebagai syarat.

Pemanfaatan mempunyai serat optic sebagai sensor getaran telah banyak dilakukan dengan
beragam teknik, terutama yang banyak dilakukan adalah dnegna ternik interferometri
memanfaatkan interferometer micherlson maupun fabry perot dengan akurasi yang tinggi tetapi
sulit dilakukan kesulitan utama adalah penggunaan serat optic mode tunggal (single mode)
segabai bagian utama fabrikasi sensor .

2.7 Analisis Berkas Gauustian Dan Sinar Laser

Laser mempunyai berkas keluaran berbentuk Gaussian , sehingga analisis perubahan daya
optic pada port sensing akibat pergeseran cermin dilakukan menggunakan pendekatan berkas
gaussian. Besarnya daya optic yang diterima oleh bidang lingkarang dengan jari-jari 𝜌𝑎 tegak
lurus terhadap sumbu berkas Gaussian dinyatakan melalui persamaan 1

𝑎2𝜌
𝑃 = 𝑃0 [1 − exp(W2(z))] …………………………………………………………. 1

Sedangkan P0 dan W(z) masing-masing menyatakan daya optic total dengan jari-jari
berkas Gaussian. Sedangkan z menyatakan posisi bidang lingkaran penerima berkas terhadap
sumber, dalam hal ini port sensing sebagai pengumpan berkas. Karena port sensing berperan
sebagai pengumpan sekaligus bidnag penerima berkas pantulan dari cermin , maka posisi
pengumpan terhadap penerima berkas menjadi 2 z . hubungan antara jari-jari berkas (W)
terhadap pergeseran cermin(z), digunakan bantuan geometri dengan metode bayangan sperti
diperlihatkan gambar. Melalui asumsi bahwa sinar paraxial yang merupakan bentuk berkas
sesungguhnya berhimpit dengan selubung kerucut berkas pendekatan, maka dari geometri yang
diperlihatkan pada gambar, diperoleh hubungan seperti yang ditunjukkan persamaan 2.

𝑊 = 2𝑧 𝑡𝑎𝑛 (𝜃) + 𝜌𝑎 …………………………………………………………… 2

Instrumentasi Optik 14
Subtitusi persamaan 1 ke persamaan 2

2
𝑃 = 𝑃𝑜 [1 − exp ((𝑐𝑧+1)2 )]………………………………………………………3

𝑡𝑎𝑛(𝜃)
Dengan 𝑐 = 4𝑧 , d adalah diameter core serat port optic sensing, sedangkan sudut
𝑑

berkaitan dengan tingkap numeric serat optic dengan hubungan (𝜃) = 𝑎𝑟𝑐 sin(𝑁𝐴).

2.8 Polarimeter Dan Kegunananya

Polarisasi oleh refleksi telah ditemukan pada 1808 oleh Etienne malus (1775-1812). Malus,
yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda bekerja pada saat bekerja pada teori efek,
mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela yang dekat jendela, melalui
kristal dari Islandia Spar. Seperti dia diputar kristal, kedua gambar matahari bergantian menjadi
lebih kuat dan lebih lemah, tetapi tidak pernah ada pemadaman lengkap. Hampir sekaligus dia
berulang percobaan dikontrol kondisi dibawah, dan menemukan bahwa sudut yang lengkap
pemadaman yang tercermin ray adalah untuk memperoleh air dan kaca. Polarimeter adalah
perangkat untuk belajar yang transparan sampel antara crossed polarizing perangkat. Jean-
Baptiste Biot (1774-1862) mengembangkan polarimeter di sebelah kanan, yang dibuat oleh
Soliel / ca Duboscq Paris. 1850. 1850,

Polarizer yang di sisi kanan menggunakan satu piring, dari kaca, sementara di sebelah kiri
analyzer menggunakan timbunan dari kaca piring. Sampel dilaksanakan antara kedua perangkat.
Ini adalah aparat di Dartmouth College. Pada Polarimeter terdapat polarisator dan analisator.

Instrumentasi Optik 15
Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan anlisator adalah
Polaroid yang dapat menganalisa/ mempolarisasikan cahaya. Polarimeter adalah dasar ilmiah alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini, walaupun ini istilah yang jarang digunakan
untuk menjelaskan sebuah polarimetry proses yang dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan
di polarimetric sintetis kecepatan rana radar. Polarimetry film yang tipis dan permukaan yang
umum dikenal sebagai ellipsometry.

Polarimeter dapat digunakan untuk mengukur berbagai sifat optis suatu material, termasuk
bias-ganda linier, bias-ganda lingkar (juga mengenal sebagai putar optis atau dispersi putar
berhubung dengan mata), dikroisme linier, dikroisme lingkar dan menyebar. Apabila cahaya
melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau dipadamkan sehingga
cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai bidang getar Polarimeter.
Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar polarisator akan dipadamkan dan
yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang getar analisator.

Polarimetry adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi dari garis gelombang,
terutama electromagnetic gelombang, seperti gelombang radio atau cahaya.. Polarimetry
biasanya dilakukan pada gelombang electromagnetic yang telah melalui perjalanan atau telah
tercermin, refracted, atau diffracted oleh beberapa bahan untuk menggambarkan bahwa objek.

Polarimeter menjadi penafsiran dan pengukuran dari polarisasi gelombang transversal,


paling khususnya gelombang elektromagnetis, seperti gelombang cahaya atau radio. secara khas
Polarimeter dilaksanakan pada atas gelombang elektromagnetis yang sudah menempuh
perjalanan melalui/sampai atau telah dicerminkan, membelokkan, atau diffracted oleh beberapa
material dalam rangka menandai obyek itu.

Beberapa arkais dan dalam beberapa saat ini digunakan. Yang paling sensitif polarimeters
didasarkan pada interferometers, sedangkan lebih konvensional polarimeters adalah berdasarkan
perjanjian yang polarizing filter, gelombang piring atau perangkat lain. uatu Polarimeter menjadi
instrumen yang ilmiah yang basis dasar dulu membuat pengukuran ini, walaupun istilah ini
jarang digunakan untuk menguraikan suatu proses Polarimeter yang dilakukan oleh suatu

Instrumentasi Optik 16
komputer, seperti dilakukan dalam lobang bidik kamera radar buatan polarimetric.

Untuk mengukur ini berbagai kekayaan, di sana telah menjadi banyak perancangan
Polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa di dalam penggunaan sekarang. Yang paling sensitip
Polarimeter didasarkan pada meter interferensi, sedang lebih konvensional Polarimeter
didasarkan pada pengaturan polarising saringan, lempeng gelombang atau alat lain.

Polarimetry dapat digunakan untuk mengukur berbagai properti optic dari bahan,
termasuk linear birefringence, surat edaran birefringence (juga dikenal sebagai optik rotasi optik
atau rotary pertebaran), linear dichroism, surat edaran dichroism dan penghamburan. Apabila
diketahui besar sudut putar bidang polarisasi oleh larutan yang diperiksa maka kadar/konsentrasi
zat optis aktif dalam larutan yang dipergunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

2.9 Interperometer Dan Jenis-Jenisnya

Interferometer merupakan alat optik yang disusun berdasarkan peristiwa interferensi gelombang
cahaya, dikaitkan dengan pola frinji yang terbentuk akibat adanya perbedaan lintasan optik dari cahaya yang
berinteferensi. Frekuensi gelombang cahaya memilik orde = 1015 Hz menyebabkan retina mata tidak
mampu menangkap hasil interferensi gelombang cahaya tersebut, sehingga harus diupayakan supaya pola
interferensi dapat diamati. Hasil interferensi gelombang tersebut. Hasil interferensi gelombang cahaya
berupa pola gelap terang yang dapat diamati. Pola terang menandakan intensitas maksimum yang
merupakan akibat dari interferensi yang saling memperkuat dan pola gelap menandakan intensitas
minimum yang diakibatkan oleh interferensi yang salin melemahkan.

Instrumentasi Optik 17
Interferometer Mach-Zhender merupakan salah satu jenis Interferometer yang telah berhasil
dikembangkan untuk keperluan eksperimen dibidang optikal yang didasarkan pada prinsip interferensi
gelombang cahaya. Prinsip kerja Interferometer Mach -Zhender didasarkan pada seberkas
cahaya yang terbelah menjadi dua berkas yang selanjutnya dipadukan lagi yang hasil
perpaduannya dapat ditangkap oleh detektor (layar) sebagai interferensi optikal. Beberapa manfaat dari
Interferometer Mach-"Zender antara lain dapat digunakan untuk menentukan pergantian fase yang
disebabkan oleh obyek kecil yang pengukur kecepatan suara disamping itu dapat juga digunakan untuk
menyelidiki sifat-sifat bahan tembus cahaya dengan cara menempatkan bahan tersebut pada salah
satu lengannya.

Interferometer Michelson adalah salah satu jenis dari interferometer, yaitu suatu alat yang
digunakan untuk menghasilkan suatu pola interferensi. Interferometer Michelson merupakan alat
yang paling umum digunakan dalam mengukur pola interferensi untuk bidang optik yang
ditemukan oleh Albert Abraham Michelson. Sebuah pola interferensi dihasilkan dengan
membagi seberkas cahaya menggunakan sebuah alat yang bernama pembagi sinar (beam
splitter). Interferensi terjadi ketika dua buah cahaya yang telah dibagi digabungkan kembali.
Seperti halnya celah ganda Young, interferometer Michelson mengambil cahaya monokromatik
yang berasal dari sebuah sumber tunggal dan membaginya ke dalam dua gelombang yang
mengikuti lintasan-lintasan yang berbeda. Interferometer ini digunakan oleh Michelson untuk
percobaan Michelson-Morley bersama dengan Edward Morley.[1] Dalam satu versi percobaan
Michelson-Morley, interferometer menggunakan cahaya bintang sebagai sumber cahaya. Cahaya
bintang adalah cahaya yang memiliki koherensi temporal, namun titik sumber cahaya itu
memiliki koherensi spasial dan akan menghasilkan sebuah pola interferensi.

Instrumentasi Optik 18
Sebuah interferometer Michelson terdiri dari dua buah cermin yaitu M1 dan M2. Sumber
cahaya S memancarkan cahaya monokromatik yang kemudian dibagi oleh pembagi sinar (beam
splitter) M di titik C, di mana pembagi sinar (beam splitter) ini berupa cermin setengah-perak. M
bersifat setengah reflektif, sehingga berkas cahaya ada yang dipantulkan dan ada yang
diteruskan. Berkas yang dipantulkan menuju ke titik A sehingga terpantul kembali oleh M1 dan
berkas yang diteruskan menuju ke titik B sehingga terpantul oleh M2. Kedua berkas tersebut
bersatu kembali di titik C' sehingga terbentuk pola interferensi yang terlihat oleh pengamat di
titik E (detektor).

Aplikasi yang paling terkenal dari interferometer Michelson adalah percobaan Michelson-
Morley yang memberikan bukti untuk relativitas khusus. Namun interferometer Michelson dapat
pula digunakan untuk berbagai macam aplikasi yang berbeda.

Interferometer Michelson telah digunakan untuk mendeteksi gelombang gravitasi sebagai


inti spektroskopi transformasi Fourier. Ada pula beberapa aplikasi menarik sebagai instrumen
"nulling" yang digunakan untuk mendeteksi planet di sekitar bintang-bintang terdekat.

Sebuah aplikasi lebih lanjut untuk menghasilkan interferometer delay line yang mengubah
modulasi fase ke modulasi amplitudo di jaringan DWDM. Interferometri astronomi pada
prinsipnya menggunakan interferometer Michelson (dan kadang-kadang jenis lain).

Aplikasi lain dari interferometer Michelson adalah pada OCT (optical coherence
tomography) yang merupakan teknik pencitraan medis.

Interferensi Mach Zhender


Interferensi optikal adalah interaksi antara dua atau lebih gelombang cahaya yang resultanya
bervariasi terhadap komponen pembentuknya. Pada interferensi berlaku prinsip superposisi, dan
menghasilkan pita cahaya terang dan gelap yang disebut frinji. Pita terang terjadi ketika sejumlah
gelombang bersama-sama menghasilkan intensitas maksimum dan disebut interferensi konstruktif.
Sebaliknya pita gelap terjadi bila sejumlah gelombang cahaya menghasilkan intensitas minimum yang
disebut interferensi destruktif. Secara keseluruhan distribusi frinji yang dihasilkan dari fenomena
interferensi. dikenal dengan pola interferensi. Pola interferensi ini terbentuk bila dua atau lebih
gelombang berasal dari sumber yang sama.

Instrumentasi Optik 19
Prinsip Kerja Interferometer.
Penggambaran secara sederhana dari kerja interferometer adalah sebagai berikut.
1. Kecepatan cahaya di udara mendekati kecepatan cahaya di vakum yaitu c.
2. Dalam bentuk indeks refraksi n=c/v dimana v adalah keceptan cahaya di medium, indeks refraksi di
udara adalah 1.
3. indeks refraksinya adalah antara 1,5 atau lebih.
4. Ketika pancaran cahaya menumbuk permukaan dan material di sisi lain dari permukaan memiliki
indeks refraksi yang lebih tinggi kemudian pancaran sinar yang direfleksikan diganti dalam fasenya
dengan tepat 1,5 dari panjang gelombang.
5. Indeks refraksi dari sebuah cermin yang benar dapat mencapai tak hingga. Cahaya direfleksikan oleh
cermin dengan fasenya diubah oleh1,5 panjang gelombang.
6. Ketika pancaran cahaya menumbuk pada permukaan dan material di sisi lain memiliki indeks refraksi
yang lebih rendah, cahaya direfleksikan tidak terjadi perubahan fase.
7. Ketika cahaya berpindah dari medium satu ke medium lain arahnya berubah bergantung pada tapi
tidak terjadi perubahan fase pada permukaan dua medium.
8. Ketika cahaya bergerak dari satu medium, seperti piring kaca fasenya akan bergantung pada jumlah
indeks refraksi dari medium dan bagian panjang dari cahaya pada medium.
Skema sederhana perlengkapan interferometer seperti gambar di bawah ini:

sinar dari Source (sumber cahaya) melewati collimated beam menuju beam splitter menjadi dua yaitu
sinar yang direfleksikan dan sinar yang ditransmisikan (diteruskan).
Jalannya sinar yang direfleksikan (dipantulkan) :
1. Direfleksikan oleh depan bagian beam spiltter pertama memberikan perubahan fae 1,5 panjang
gelombang.
2. Direfleksikan oleh bagian atas cermin kiri memberikan perubahan fase yang lebih lanjut pada 1,5
panjang gelombang

Instrumentasi Optik 20
3. Diteruskan melalui beam splitter bagian atas kanan memberikan perubahan fase yang konstan.
Jalannya sinar yang ditransmisikan (diteruskan) :
1. Ditransmisikan melalui beam splitter kiri bagian bawah memberikan perubahan fase yang
konstan.
2. Direfleksikan oleh depan pada cermin kiri bawah memberikan perubahan fase pada 1.5 panjang
gelombang.
3. Direfleksikan oleh depan beam splitter yang kedua memberikan perubahan fase pada 1,5 panjang
gelombang.
Pada intinya sinar masuk detektor pertama melalui dua bagian dalam fase. Sehingga didapatkan
interferensi yang konstruktif untuk cahaya yang memasuki detektor pertama
Untuk cahaya yang melalui detektor kedua prosesnya adalah:
Jalannya sinar direfleksikan (dipantulkan ):
1. Direfleksikan oleh depan pada beam splitter pertama yang memberikan perubahan fase pada 1,5
panjang gelombang.
2. Direfleksikan oleh bawah cermin kir yang memberikan perubahan fase lebih lanjut pada 1,5
panjang gelombang
3. Ditransmisikan melalui beam splitter kedua yang memberikan perubahan fase yang konstan
4. Direfleksikan oleh permukaan bagian dalam pada beam splitter bagian 2 yang tidakmemberikan
perubahan fase
5. Ditransmisikan melalui beam splitter pada waktu kedua yang memberikan sebuah penambahan
perubahan fase yang konstan.
Jalannya sinar yang ditransmisikan (diteruskan ) :
1. Ditransmisikan melalui bagian bawah beam splitter kiri yang memberikan perubaha fase konstan.
2. Direfleksikan oleh depan pada cermin kiri bagian bawah yang memberikan perubahan fase 1,5
panjang gelombang.
3. Ditransmisikan melalui beam splitter kedua yang memberikan perubahan fase yang konstan
Sehingga akan didapakan perbedaan total antara sinar yang direfleksikan (dipantulkan ) dan transmisikan
( diteruskan ), dan akan terjadi interferensi destruktif, tidak ada cahaya yang sampai di detektor kedua.

Instrumentasi Optik 21
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Serat optik adalah suatu pemandu gelombang cahaya yang berupa suatu kabel tembus
pandang , yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian yaitu :
bagian tengah disebut core dan bagian luar yang disebut cladding
2. Interferometer mach-zehnder dinamakan sesuai dengan nama penemunya merupakan
alat yang digunakan untuk menentukan pergeseran fasa yag disebabkan oleh sampel
kecil yang ditempatkan pada slah satu dari dua jalur sinar sejajar dari sumber cahaya
yang koheren .
3. Interferometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui pola-pola interferensi
suatu gelombang. Interferoimeter juga merupakan alat yang mampu menentukan
panjang gelombang sinar koheren.

3.2.SARAN

Jika ada saran atau kritikan dari pembaca , penulis mengharapkan kritikan dan saran
tersebut.

1. Sebaiknya mahasiswa mampu memahami konsep dasar optik dan sistem kerja instrumen
optik agar dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam perancangan alat atau
instrumen optik sederhana.

2. Kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, alangkah baiknya diperbaiki dan dilengkapi
bersama dalam sebuah diskusi kelas.

3. Hasil perbaikan sebaiknya dijadikan referensi untuk kepentingan lain dalam perkuliahan
optik.

Instrumentasi Optik 22
Daftar Pustaka

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nurachmandani, Setya, dkk. 2009. Fisika 1. Jakarta: : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.(PDF)

Saripudin, Aip, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.(PDF)

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Instrumentasi Optik 23

Anda mungkin juga menyukai