A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mencatat data spesifikasi generator dc seri dan notasi terminal ujung
lilitannya;
2. Menggambarkan diagram rangkain generator dc seri;
3. Menghubungkan dan mengoperasikan torsi meter sebagai motor dan mesin dc
sebagai generator seri;
4. Menjelaskan bahwa tegangan generator naik apabila bebannya dinaikkan;
5. Menghubungkan dan mengoperasikan mesin dc sebagai generator seri untuk
menentukan karakteristik luarnya;
6. Mengukur tegangan generator pada setiap kenaikan beban;
7. Menghitung daya listrik yang dikirimkan;
8. Menggambarkan karakteristik luar generator seri;
9. Menjelaskan pengaruh saturasi magnet dan drop tegangan pada liltian.
B. DASAR TEORI
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus
DC/ arus searah.1
Dipandang dari sisi suplai arus, secara umum mesin DC dapat dibedakan menjadi2:
- Generator DC → mensuplai daya ke luar
- Motor DC → disuplai daya dari luar
1
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html
2
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Mesin_DC_Materi_Kuliah.pdf
(shunt) (seri)
Dari masing-masing jenis sambungan tersebut, jika ditunjau dari arah garis gaya yang
dihasilkan oleh masing-masing lilitan penguat, dikenal generator kompon bantu
(kompon lebih ) dan generator kompon lawan (kompon kurang). Disebut generator
kompon bantu jika Φsh dan Φs saling memperkuat, dan disebut generator kompon
lawan jika Φsh dan Φs saling memperlemah.
Generator kompon terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Generator Kompon Panjang Disebut generator kompon panjang apabila
lilitan penguat magnit seri berada dalam rangkaian jangkar.
2. Generator Kompon Pendek Disebut generator kompon pendek apabila
lilitan penguat magnit seri berada dalam rangkaian beban.
Pembangkitan Tegangan di Generator yang Self-Excited (Eksitasi-
Sendiri)
(i) Generator Shunt
Mempertimbangkan generator shunt. Ketika generator dijalankan pada
kecepatan konstan, beberapa emf akan dihasilkan karena ada magnet sisa di kutub
utama.[1] E.m.f. kecil ini mengedarkan arus medan yang pada gilirannya
menghasilkan fluks tambahan memperkuat fluks sisa yang asli (kolom yang
disediakan koneksi belitan yang benar). Proses ini berlanjut dan generator
membangun tegangan yang dihasilkan secara normal mengikuti OCC seperti
ditunjukkan pada Gambar. (3.4) (i).
Hambatan medan dapat diwakili oleh garis lurus melewati titik asal seperti
ditunjukkan pada Gambar. (3.4) (ii). Kedua kurva dapat ditunjukkan pada diagram
yang sama karena mereka memiliki ordinat yang sama [Lihat Gambar. 3.4 (iii)].
Karena sirkuit medan bersifat induktif, ada penundaan dalam peningkatan arus
saat menutup peralihan rangkaian medan. Laju ketika arus meningkat tergantung pada
tegangan yang tersedia untuk meningkatkan itu. Misalkan pada setiap saat, arus
medan adalah i (= OA) dan meningkat pada laju di / dt. kemudian,
→ Perlu dicatat bahwa generator shunt akan membangkitkan tegangan hanya jika
resistan untai medan kurang dari resistan medan kritis.
Gambar 3.5
3.7 Resistan Kritis untuk Generator Seri
Gambar. (3.6) menunjukkan tegangan yang dibangkitkan dalam generator
seri. Berikut R1, R2 dll. merupakan resistan total untai (hambatan beban dan gulungan
resistan medan). Jika resistan untai total adalah R1, maka generator seri akan
membangkitkan sebuah tegangan OL.
Garis OC bersinggungan dengan O.C.C. dan mewakili resistan kritis RC untuk
generator seri. Jika resistansi total dari rangkaian tersebut lebih dari RC (katakanlah
garis OD), generator akan gagal untuk membangkitkan tegangan. Perhatikan bahwa
Gambar. (3.6) mirip dengan Gambar. (3.5) dengan perbedaan sebagai berikut:
(i) Pada Gambar. (3,5), R1, R2 dll. mewakili resistan untai medan keseluruhan.
Namun, R1, R2 dll pada Gambar. (3.6) merupakan resistan untai total (hambatan
beban dan medan seri belitan resistan dll).
(ii) Dalam Gambar (3,5), arus medan saja digambarkan sepanjang sumbu-X. Namun,
pada Gambar. (3.6) arus beban IL digambarkan di sepanjang sumbu-Y. Perhatikan
bahwa dalam generator seri, arus medan = beban IL arus.
Gambar 3.6
Gambar 3.7
(i) O.C.C
Kurva 1 menunjukkan karakteristik untai terbuka (OCC) dari generator seri.
Hal ini dapat diperoleh secara eksperimental dengan mencabut gulungan medan dari
mesin dan mengeksitasi menggunakan sumber DC terpisah seperti yang dibahas di
Sec 3.2.
(ii) Karakteristik Internal
Kurva 2 menunjukkan karakteristik total atau karakteristik internal generator
seri. Ini memberikan hubungan antara emf E yang dihasilkan pada beban dan arus
jangkar. Karena reaksi jangkar, fluks dalam mesin akan lebih kecil daripada fluks
tanpa beban. Oleh karena itu, e.m.f. E yang dihasilkan pada kondisi beban akan
kurang dari emf yang E0 yang dihasilkan pada kondisi tanpa beban. Akibatnya, kurva
karakteristik internal terletak di bawah kurva OCC; perbedaan diantara keduanya
mewakili efek reaksi jangkar [Lihat Gambar. 3.7 (ii)].
V=E- ( + )
Oleh karena itu, kurva karakteristik eksternal akan terletak di bawah kurva
karakteristik internal dengan jumlah yang sama dengan penurunan Ohmic [yaitu, (
+ ) dalam mesin seperti ditunjukkan pada Gambar. (3.7) (ii).
Gambar 3.8
Karakteristik internal dan eksternal DC seri generator dapat diplot satu sama
lain seperti ditunjukkan pada Gambar. (3.8). Misalkan kita diberi karakteristik
internal generator. Biarkan OC garis mewakili resistan dari seluruh mesin yaitu +
. Jika arus beban adalah OB, maka drop tegangan pada mesin adalah AB, yaitu:
(i) O.C.C.
O.C.C. dari generator shunt mirip bentuknya dengan generator seri seperti
ditunjukkan pada Gambar. (3.9) (ii). Garis OA merupakan resistan untai medan shunt.
Ketika generator dijalankan pada kecepatan normal, akan membangkitkan sebuah
tegangan OM. Pada saat tanpa beban, tegangan terminal generator akan konstan (=
OM) yang diwakili oleh garis putus-putus horisontal MC.
Gambar 3.9
(iii) Kurva 2 menunjukkan karakteristik eksternal generator shunt. Ini memberikan
hubungan antara terminal tegangan V dan arus beban IL.
V=E- =E-( + )
Oleh karena itu, kurva karakteristik eksternal akan terletak di bawah kurva
karakteristik internal dengan jumlah yang sama dengan penurunan sirkuit jangkar
[yaitu, (IL + Ish) Ra] seperti ditunjukkan pada Gambar. (3.9) (ii).
Catatan. Ini dapat dilihat dari karakteristik eksternal yang berubah dalam tegangan
terminal mulai tanpa beban sampai beban penuh adalah kecil. Tegangan
terminal dapat selalu dipertahankan konstan dengan menyesuaikan rheostat
medan R secara otomatis.
C. Bahan Praktikum
Adapun peralatan yang digunakan antara lain :
1. Mesin listrik 2 buah
2. Multimeter 2 buah
3. Beban geser 2 buah
4. Tachometer 1 buah
5. Power pack 1 buah
6. Kabel penghubung secukupnya
D. Rangkaian praktikum
Adapun gambar rangkaian pada praktikum ini adalah sebaga berikut.
E. Prosedur Praktikum.
1. Melihat name plate mesin dc, kemudian mencatat data spesifikasi untuk
generator dc seri. Menuliskan dan memberikan notasi terminal lilitannya.
2. Melengkapi diagram rangkaian pada lembar kerja sesuai dengan referensi
pada sub-bab 4.3.
3. Menghubungkan torsi meter sebagai motor dan mesin dc sebagai generator
seri sesuai dengan diagram rangkaian.
4. Sebelum dioperasikan, pengajar harus memeriksa hubungannya. Mengatur
resistor beban maksimum 100%. Dan sakelar S dalam posisi OFF.
5. Memutar sakelar tegangan dc tetap pada posisi ON dan mengatur rheostat
shunt dari torsi meter sehingga diperolej arus eksitasi maksimum.
6. Menempatkan pengatur tegangan dc variable sampai nol dan putar sakelar
tegangan dc pada posisi ON. Kemudian menaikkan tegangan rotornya sampai
220 V. Mesin berputar dengan kecepatan kira-kira 1500 rpm.
7. Mengatur rheostat shunt dari torsi meter sehingga kecepatannya menjadi 2000
rpm. Kemudian menjaga kecepatan ini agar tetap konstan selama percobaan
berlangsung.
8. Mengatur load resistor untuk menghasilkan arus jangkar sesuai dengan nilai-
nilai seperti yang diberikan pada table. Kemudian mengukur tegangan
generator dan memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam table.
F. Data Percobaan
Adapun data hasil praktikum yang telah diperoleh dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3.1. Menggunakan beban
G. Analisa
10 Po
5
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Grafik 3.1. Hubungan antara Arus beban terhadap tegangan keluaran dan daya
keluaran dengan kecepatan putar 1000 rpm
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa kecepatan motor dijaga konstan. Dan
juga kita dapat melihat bahwa arus beban sebanding dengan arus jangkar dan arus
medan. Semakin besar arus medan, maka semakin besar pula tegangan keluaran dan
daya yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan pada generator dc penguat seri, besar
kecilnya tegangan dan daya yang dihasilkan tergantung pula pada besarnya beban
yang diberikan. Kemudian Generator tidak akan menghasilkan tegangan meskipun
kecepetan putarnya diubah-ubah apabila jika tidak diberikan beban atau beban = 0.
Analisa ini dapat kita lihat pada grafik 3.2. dibawah ini.
0.06
0.04
Vg
0.02
0
0 200 400 600 800 1000 1200
http://innow.files.wordpress.com/2009/04/job1-generator.doc
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/presentasittkelompok1.
pdf
http://mazkunto.staff.gunadarma.ac.id/files/43355/BAB+3+Mesin+DC+%28Karakter
istik+Generator+Dc%29.Pdf
http://www.dostoc.com/docs/17291496/Generator-DC
.Job_Sheet : Dra. Nunung Suryati M. Ed, Pusat pengembangan pendidikan
Politeknik, 1996 : Petumjuk kerja laboratorium mesin listrik 1.