A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggambarkan rangkaian pengoperasian generator dc penguat
shunt
2. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian pengoperasian generator dc penguat shunt
3. Mahasiswa memahami karakteristik generator dc penguat shunt
4. Mahasiswa memahami cara kerja generator dc penguat shunt
BAB II
TEORI DASAR
II.1 Pendahuluan
Motor arus searah digunakan untuk mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga
mekanis (putaran). Sedangkan generator arus searah sebaliknya merubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik arus searah. Pada dasarnya konstruksi dari motor arus searah dan
generator arus searah adalah sama.
Pada mesin arus searah dapat dijumpai kotak terminal. Pemberian notasi pada tiap
terminal sesuai dengan standar yang dipakai. Beberapa notasi yang ada terdapat pada tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1 Daftar notasi pada terminal kumparan mesin arus searah
Bagian mesin Vermet 2901 VDE 0570/7.57
Kumparan jangkar B-b A–B
Kumparan shunt F–f C–D
Kumparan medan seri S-s E–F
Kumparan kutub bantu C–c G–H
Kumparan Kompensasi K–k G–H
Kumparan medan J-K
terpisah
II.2 Referensi
Generator penguat shunt
Pada generator penguat shunt, kumparan medan dihubungkan paralel dengan jangkar.
n = nominal
Eg
n<nominal
Ish
Gambar 2.2 Karakteristik
beban nol generator dc
penguat shunt
Ish
Gambar 2.2 Karakteristik berbeban
generator dc penguat shunt
Eg
I beban
Gambar 2.3 Karakteristik luar generator dc penguat shunt
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik.
Mesin listrik dapat berupa generator dan motor dan berdasarkan arah arusnya mesin listrik
terbagi atas mesin listrik arus searah dan mesin listrik arus bolak-balik.
Macam-macam Generator :
Menggunakan system penguatan tanpa sikat pada generator ac kecil yang dipasangkan
pada poros yang sama seperti generator utama, digunakan sebagai penguat. Penguat ac
mempunyai jangkar putar. Output jangkar disearahkan dengan diode solid state yang juga di
pasang pada poros utama. Output yang disearahkan dari penguat ac dimasukkan langsung
dengan menggunakan hubungan yang diisolasi sepanjang poros pada medan generator sinkron
yang berputar.
Medan penguat ac adalah tetap dan disuplai dari sumber dc yang terpisah. Akibatnya,
output penguat ac dan tegangan yang dibangkitkan dari generator sinkron yang dikontrol
dengan mengubah kekuatan medan dari penguat ac melalui pengaturan rheostat medan.
Dimana :
System satu fase digunakan untuk tuntutan daya kecil hampir semua system
pembangkitan dan distribusi yang digunakan oleh utility daya adalah tiga fase.
Tiga perangkat kumparan stator dari alternator tiga fase dapat dihubungkan dalam wye
( disebut juga bintang ) atau bentuk delta. Gambar 6-7 menunjukan altenator hubungan wye.
System bintang tiga fase empat kawat adalah sangat umum dan merupakan system standar yang
diberikan oleh utility daya pada pelanggan komersial dan industri. System ini sangat ideal
karena utility daya dapat memberikan daya satu fase atau tiga fase pada system empat kawat
itu.
Pada altenator tiga fase yang dihubungkan bintang, tegangan fase ke netral sama dengan
tegangan yang dibangkitkan pada tiap kumparan. Tegangan fase ke fase diperoleh dengan
mengalihkan tegangan fase ke netral dengan 1,73 karena kumparan – kumparan disusun
letaknya 120° listrik satu sama lain. Dengan beban tiga fase yang dihubungkan pada alternator,
arus pada lin sama dengan arus pada lilitan kumparan ( fase ).
Pada system tiga fase hubungan delta, tegangan yang diukur antara setiap dual in sama dengan
tegangan yang dibangkitkan pada lilitan kumparan.
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
3. Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan
tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari
bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang
induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan
jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap
kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah
kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub
utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi
jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n,
tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis
netral akan melemahkan tegangan nominal generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole
atau kutub bantu).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub
utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan
komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan
pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat
berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus
digeser sesuai dengan pergeseran garis netral.
Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan
penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan
kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara maupun
kutub selatan, Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
Generator Shunt
Ciri utama generator shunt adalah kumparan penguat medan dipasang paralel terhadap
kumparan jangkar.
Tahanan rangkaian penguat terlalu besar. Hal ini terjadi misalnya pada hubungan
terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu
besar atau komutator kotor. Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel
dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus
eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi
shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat
sampai mencapai tegangan nominalnya.
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan
ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor
terhubungsingkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut.
Pada generator shunt , arus medandisuplai dari tegangan jangkar mesin. Arus jangkar
Ia yang dihasilkan adalah, Ia = If + IL
Oleh karena generator shunt ini termasuk generator berpenguat sendiri yang artinya
bahwa arus medan disuplai dari jangkar mesin itu sendiri maka harus ada tegangan awal pada
generator tersebut sebelum diputar oleh prime mover (penggerak mula). Tegangan awal ini
dihasilkan akibat adanya fluks sisa (residual flux) didalam kutub generator. Sehingga tegangan
awalnya sebesar :
Tegangan kecil yang dibangkitkan tersebut akan menghasilkan arus kecil di kumparan
jangkar. Arus ini akan menghasilkan magnetomotive force kutub (mmf).yang akan terus
bertambah seiring dengan berputarnya generator sehingga tegangan terminal mencapai
nominalnya.
Gambar . Terbangkitnya tegangan pada generator shunt
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gagalnya pembangkitan tegangan generator
shunt dikarenakan :
Ø Pengaturan tahanan medan pada nilai yang lebih besar dari resistor kritisnya.
Karakteristik tegangan terminal dan pengaturan tegangan generator DC Shunt sama dengan
generator exitasi terpisah.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
BAB V
LANGKAH KERJA
5.1 Percobaan tanpa beban
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan
2. Membuat rangkaian pengoperasian motor dc tanpa beban sesuai gambar rangkaian.
3. Memasang alat ukur, mengoperasikan motor penguat shunt dengan memberikan tegangan
masukan hingga kecepatan putar nominal terpenuhi.
4. Mencatat semua parameter sesuai dengan tujuan percobaan
5.2 Percobaan berbeban
1. Menghubungkan motor dengan generator.
2. Mencatat semua parameter pembebanan motor dc penguat shunt sesuai dengan tujuan percobaan
Pengukuran Perhitungan
No Eg (Volt) If (A) n (rpm) Pin motor T (Nm)
(Watt)
1
2
3
4
Berbeban
Pengukuran Perhitungan
No Eg If n Pin Pout IL (A) T (Nm)
(Volt) (A) (rpm) motor generator
(Watt) (W)
1
2
3
4
BAB VI
TUGAS DAN PERTANYAAN