Anda di halaman 1dari 18

Politeknik Transportasi Darat Bali

Program Studi D-III Teknologi Otomotif


Mata Kulaih Kelistrikan Dan Elektronika Dasar
Induktor & Kemagnetan:
Dasar Mesin Listrik
(Bagian IV)

1. Mesin Listrik
Mesin–mesin listrik DC sangat dikenal karena pemakaiannya yang beraneka ragam.
Dengan melakukan berbagai penggabungan lilitan medan magnet yang dipasang
secara terpisah maupun sendiri (shunt, seri dan kompon), dapat dirancang suatu
mesin listrik yang menampilkan karakteristik volt-amper atau kecepatan momen yang
bermacam-macam bagi penggunaan dinamik maupun yang konstan. Mesin sering
digunakan pada pemakaian yang memerlukan rentang kecepatan yang lebar atau
pengaturan yang cermat pada keluarannya. Mesin- Mesin listrik dapat dikelompokkan
menjadi dua macam , yakni generator dan motor. Generator Listrik adalah mesin (alat)
yang berfungsi mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik, sedangkan motor
listrik memiliki fungsi sebaliknya yaitu mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
mekanik.
1.1 Generator DC
Generator adalah suatu mesin (alat) yang berfungsi mengubah tenaga
mekanik menjadi tenaga listrik, yang diperoleh melalui prinsip percobaan Farady,
yang menyatakan bahwa suatu penghantar yang berada pada sejumlah garis-garis
gaya magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan
menghasilkan gaya gerak gaya listrik (ggl) induksi.

Konstruksi Generator DC
1) Rangka Stator, dibuat dari besi tuang. Rangka stator merupakan rumah dari
bagian-bagian lain dalam generator. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
untuk mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.
2) Belitan/ Kutub Magnet /stator , berfungsi sebagai tempat terjadinya fluks
magnet. Untuk generator dengan kapasitas kecil digunakan magnet permanen,
dan untuk generator kapasitas besar digunakan magnet buatan
(elektromagnetik).
3) Rotor/angker, merupakan bagian yang berputar. Pada Genenrator DC jangkar
yang digunakanbiasanya berbentuk silinder yang pada bagian permukaannya
diberi alur-alur sebagai tempat kawat-kawat lilitan. Bahan yang digunakan
untuk pembuatan jangkar (angker) dari bahan ferromagnetic yang dibuat
berlapis-lapis.
4) Sikat Arang, berfungsi sebagai penghubung aliran arus listrik dari lilitan
jangkar dengan beban. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sikat-sikat
dari arang.
5) Kawat Lilitan/beliatn kutub magnet, adalah tempat terbentuknya ggl induksi.
Dalam satu alur terdiri atas beberapa kawat yang disebut dengan kumparan.
Antara kumparan satu dengan lainnya dihubungkan secara seri.
6) Komutator, digunakan sebagai penyearah (komutasi). Komutator pada
prinsipnya mempunyai bentuk yang sama dengan cincin yang dibelah menjadi
dua yang dipisahkan dengan bahan penyekat. Masing-masing komutator
dihubungkan dengan sisi kumparan tempat terjadinya ggl induksi.
7) Terminal, muara ggl listrik, tempat menyalirkan listrik DC.

G
=
zb

Gambar 1. a. Konstrusksi Generator DC

z
b. Simbol Generator DC
contoh generator DC pada kehidupan sehari- hari adalah dinamo sepeda yang
merubah putaran roda sepeda menjadi energi lisrik yang digunakan sebagai lampu
penerangan sepeda

Gambar 2. Generator DC pada dinamo sepeda

Prinsip Generator DC
Generator adalah suatu alat yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik. Jika sebatang penghantar digerakkan di antara kutub-kutub magnit maka
pada penghantar tersebut akan terjadi suatu GGL (Gaya Gerak Listrik). Arah GGL
pada generator ditentukan dengan kaidah tangan kanan, yaitu: Bila tangan kanan
dipampangkan sedemikian rupa hingga garis-garis fluks magnetic jatuh pada
telapak tangan dan ibu jari menunjuk kea rah gerakan (penyebab) maka jari-jari
yang lain akan menunjukkan arah GEM dan itulah arah arus induksi (akibat).
Adapun ilustrasi kaidah tangan kanan ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 3. Kaidah Tangan Kanan

Pada gambar di bawah ini, diperlihatkan sebuah lingkaran kawat a-b-c-d


diputar diantara dua kutub magnit yang sisi a - b dan c - d akan memotong garis
gaya sehingga dalam kawat tersebut akan terjadi aliran induksi. Sesuai dengan
kaidah tangan kanan maka garis gaya yang arahnya dari kiri ke kanan akan
memotong dari bawah ke atas, sehingga aliran arus induksi akan mengalisr dari
a ke b. Bagian c - d memotong garis gaya dari atas ke bawah sehingga arus
induksi mengalis dari c ke d. Aliran arus induksi dalam kedua kawat akan
memperkuat. Apabila kumparan melakukan setengah putaran, a-b memotong
garis gaya dari atas ke bawah sehingga ggl yang ditimbulkan akan berlawanan
arahnya.
Gambar 4. Ilustrasi kawat pada generator DC

Besaran GGL yang selalu berubah-ubah maka tegangan juga berubah-ubah


secara periodik atau disebut tegangan bolak-balik dan arus yang mengalir disebut
arus bolak-balik. Untuk lebih sejalanya perhatikan gambar berikut.

Gambar 5. Ilustrasi kawat pada generator DC

Melalui gambar diatas dapat diketahui bahwa lama waktu untuk satu putaran
disebut periode (T) dan jumlah periode dalam satu detik disebut frequensi. Untuk
mendapatkan aliran arus dari kumparan yang berputar digunakan cincin tembaga.
Pada cincin ini ditempatkan sekat/brostel yang dapat dihubungkan dengan
rangkaian luar (gambar 5). Agar menghasilkan tegangan searah dapat dicapai
dengan mengganti kedua gelang (gambar 5) dengan dua bentuk belahan,
sehingga dengan demikian arah tegangan akan ditukar pada saat kumparan
melewati posisi mendatarnya, yaitu pada saat tegangan induksi sedang nol. Bila
listrik dihubungkan pada sekat-sekat, arus searah akan mengalir pada rangkaian
luar, akan tetapi arus bolak-balik tetap mengalir dalam lingkaran kumparan.
Pembalik arus seperti itu dinamakan komutator. Dalam bentuk yang sederhana
komutator terdiri dari sebuah gelang yang terpotong yang kedua belahan tersekat
satu sama lainnya yang masing-masing dihubungkan dengan ujung-ujung
kumparan seperti yang ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 6. Ilustrasi komutator bentuk belahan

Jenis-Jenis Generator DC.


Generator DC dikelompokkan dalam berbagai macam jenisnya yang
dibedakan oleh rangkaian penguat magnet yang digunakan. Ditinjau dari sumber
arus penguat magnet, dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni (a) generator
penguat terpisah, dan (b) generator penguat sendiri.
a) Generator penguat terpisah
Generator dengan sumber arus penguat magnet diperoleh dari sumber
listrik lain (di luar).
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik seperti pada gambar 6a
2. Magnet permanent / magnet tetap seperti pada gambar 6b

Gambar 7. Gambar skema generator

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik
atau magnet permanen. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar
yang dimasukkan melalui belitan F1-F2. Penguat dengan magnet permanen
menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor A1-
A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

b) Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2) seperti yang ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 8. Gambar skema generator shunt


Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada
medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah,
dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai
dicapai tegangan nominalnya.
Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh
tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat
shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai
tegangan nominalnya.

c) Generator Kompon
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2) seperti yang ditunjukan pada gambar berikut. Generator
kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama.
Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan
penguat seri dimana pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan
belitan shunt. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada
Gambar dibawah

Gambar 9. Gambar skema generator kompon

1.2 Generator AC
Generator AC atau arus bolak-balik (juga disebut generator sinkron atau
alternator) adalah sumber utama dari semua energi listrik yang kita pakai.
Generator AC memerlukan energi mekanis putaran dalam pengoperasiannya bila
ditinjau dari fasa listrik generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Generator 1 fasa dan generator 3 fasa.

Konstruksi Generator AC
Secara konstruksi generator AC memiliki kemiripan dengan generator DC
namun dibagi menjadi dua bagian utama yaitu stator (bagian yang tidak
berputar) dan rotor (bagian yang berputar). Berikut ini adalah gambar konstruksi
generator arus bolak balik .

G

zb
Gambar 10. a. Konstruksi Generator AC
z
b. Simbol Generator AC.

adapun bagian-bagian konstruksi diuraikan sebagia berikut.

• Stator. Merupakan bagian yang tidak berputar (tetap/diam) yang


mengeluarkan tegangan bolak-balik. Stator terdiri dari badan
generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian
dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti
Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan
terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Berikut ini adalah
gambar dari stator :

Gambar 11. Bagian-bagian stator


• Rotor. Jika lilitan stator berfungsi untuk menghasilkan lilitan tegangan,
maka stator adalah bagian yang berputar yang menghasilkan medan
magnit dan medan mganit tersebut diinduksikan ke stator. Rotor dapat
berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama
rata (rotor silinder). Berikut adalah gambar rotor dari generator arus
bolak-balik :

Gambar 12. Bagian-bagian Rotor

Prinsip Kerja Generator AC


Prinsip kerja generator AC/sinkron berdasarkan induksi elektromegnetik.
Setelah rotor diputarkan oleh penggerak mula (prime over) dengan demikian
kutub-kutub yang ada pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh
tegangan searah maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnit (garis-
garis gaya magnit) yang berputar kecepatannya sama dengan putaran kutub.
Berdasarkan Hukum Faraday apabila lilitan penghantar atau konduktor diputar
memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau lilitan yang diam dipotong oleh
garis-garis gaya magnit yang berputar maka pada penghantar tersebut timbul
EMF (Electro Motive Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi.
Ggl yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak-balik,
diilustrasikan pada gambar 13, dimana Arus yang mengalir pada penghantar
jangkar karena beban tersebut akan membangkitkan medan yang berlawanan
atau mengurangi medan utama sehingga tegangan terminal turun, hal ini disebut
reaksi jangkar.
Dalam menentukan arah arus dan tegangan (GGL atau EMF) yang timbul pada
penghantar pada setiap detik berlaku Hukum tangan kanan Fleming seperti yang
ditunjukan pada gambar 14
Gambar 13. Ilustrasi prinsip kerja generator AC

Gambar 14. Ilustrasi prinsip kerja generator AC

Dimana :

• Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran penghantar.


• Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit dari kutub utara ke
kutub selatan.
• Jaritengah menyatakan arah arus dan tegangan.

Ketiga arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar
diatas. Garis-garis gaya magnit yang berputar tersebut akan memotong kumparan
jangkar yang ada pada stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut timbul
ggl (gaya gerak listrik) atau emf (electro motive force) atau tegangan induksi.
2.1 Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat
bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di
industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut
stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan
magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap
setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari
arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai
nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik
arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor
paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara
kutub-kutub magnet permanen.

M
=
M

Gambar 15. Simbol dan Ilustrasi Motor DC

Melalui ilustrasi diatas dapat dilihat suplai tegangan DC dari baterai atau
sumber DC menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen
yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas
disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang
berputar di antara medan magnet.

Prinsip Kerja Motor DC


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor
seperti ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 16. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks
di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol
mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis
fluks. Gambar 17 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor
berubah arah karena bentuk U. Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut
angker dinamo.

Gambar 17. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor U


Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi
dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung
melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat
berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Gambar 18. Ilustrasi Prinsip kerja motor DC


Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna,
maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang
disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang
dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.

Jenis-jenis Motor DC
Pada dasarnya, semua Motor DC diklasifikasikan menjadi 2 Jenis utama
berdasarkan hubungan Kumparan Medan dan Kumparan Angkernya, kedua jenis
Motor DC tersebut adalah Motor DC sumber daya terpisah atau Separately Excited
DC Motor dan Motor DC sumber daya sendiri atau Self Exited DC Motor. Motor DC
sumber daya sendiri ini dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis yaitu Shunt Wound
Motor DC, Series Wound Motor DC dan Compound Wound Motor DC. Untuk jenis
dan bentuk motor DC dapat dilihat pada Tabel Berikut ini.

Tabel 1. Simbol dan Bentuk berbagai Jenis Motor DC

Motor DC Motor DC Sumber Daya Sendiri


Sumber Daya Terpisah Motor DC Shunt Motor DC Seri Motor DC Kompon
(Separately Excited DC
Motor)

a) Separately Excited Motor DC


Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk
kumparan medan (field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk
kumparan angker (armature coil) pada rotor seperti terlihat pada gambar diatas.
Karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber daya tambahan
untuk pasokan arus listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal sehingga
jarang digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di
laboratorium untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.

b) Separately Excited Motor DC


Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini,
kumparan medan (field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun
kombinasi seri-paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC
Sumber Daya Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3 jenis Motor DC yaitu Shunt DC
Motor, Series DC Motor dan Compound DC Motor.

Motor DC tipe Shunt


Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya
dihubungkan secara paralel dengan kumparan angker (armature winding).
Motor DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor DC yang sering digunakan, hal
ini dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan
meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila
mencapai torsi (torque) tertentu). Karena Kumparan Medan dan Kumparan
Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik merupakan
penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang melalui
kumparan angker.
Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah
resistor/tahanan secara seri dengan kumparan medan ataupun seri dengan
kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri
dengan kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang, sedangkan
apabila resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan
angker maka kecepatannya akan bertambah.

Motor DC tipe Seri (Series DC Motor)


Motor DC tipe Seri atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Series DC
Motor ini adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri
dengan kumparan angker (armature winding). Dengan hubungan seri tersebut,
arus listrik pada kumparan medan adalah sama dengan arus listrik pada
kumparan angker. Kecepatan pada Motor DC tipe seri ini akan berkurang
seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC tersebut.
Motor DC jenis ini tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang terpasang
karena akan berputar cepat tanpa terkendali.

Motor DC tipe Kompon


Compound DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan
Motor DC jenis Shunt dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan
ini, Terdapat dua Kumparan Medan (Field Winding) yang masing-masing
dihubungkan secara paralel dan Seri dengan Kumparan Angker (Armature
Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut, Motor DC
jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang
memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik Shunt DC Motor yang
berkecepatan hampir konstan.
2.2 Motor AC
Motor arus bolak-balik (Motor AC) berfungsi merubah energi listrik berupa
arus bolak balik menjadi energi mekanik/gerak(putar) dengan menggunakan arus
listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor
AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat
dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali
kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Seperti motor DC pada motor AC, arus dilewatkan melalui kumparan,
menghasilkan torsi pada kumparan namun dengan frekuensi gelombang sinus
bolak balik. Untuk simbol dan ilustrasi motor DC dapat dilihat pada gambar berikut.

M
~

Gambar 19. Simbol dan Ilustrasi Motor AC

Jenis – jenis Motor AC


a) Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang
sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan
ke sumber daya AC. Prinsip Kerja Motor Induksi adalah Motor induksi
bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan
medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron
disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang
berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor
berputar. Motor induksi memiliki dua komponen utama yaitu Rotor dan Stator
seperti yang ditunjukan pada gambar 20.
o Rotor Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
▪ Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang
tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek
▪ Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan
ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub
stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan
ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang
pada batang as dengan sikat yang menempel.
o Stator Motor induksi menggunakan dua jenis rotor: Stator dibuat dari
sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga
fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu.
Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat

Gambar 20. Konstruksi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu:


Motor induksi satu fasa.
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator beroperasi dengan
pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor sangkar tupai dan
memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini
motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering
pakaian dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. Bentuk secara
umum Motor Induksi 3 fasa ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 21. Motor Induksi 1 fasa

Motor induksi tiga fasa. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi jenis rotor sangkar tupai atau rotor lilitan dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70 % motor di industri
menggunakan jenis ini sebagai contoh, pompa ukuran besar,
kompresor, belt conveyor dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.

Gambar 22. Motor Induksi 3 fasa

b) Motor Sinkron
Motor induksi Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan
tetap pada sistem dengan frekuensi tertentu serta memerlukan arus searah
(DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang rendah, dan
oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor.
Bentuk motor sinkron secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 23. Motor Sinkron

Struktur Motor sinkron terdiri dari Stator dan Rotor.


o Rotor Motor Sinkron dengan motor Induksi dimana rotor mesin
sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini memungkinka sebab medan magnit rotor tidak
lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-
excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan meda magnet lainnya.
o Stator Motor sinkron memiliki pronsip yang sama dengan stator pada
umumnya dimana stator menghasilkan medan magnet berputar yang
sebanding dengan frekuensi yang dipasok.
Prinsip Kerja Motor Sinkron
Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana keduanya
mempunyai belitan stator yang menghasilkan medan putar. Tidak seperti
motor induksi, motor sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di
luar mesin dan karenanya membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk
memberikan arus kepada rotor. Pada motor sinkron, rotor terkunci dengan
medan putar dan berputar dengan kecepatan sinkron. Jika motor sinkron
dibebani ke titik dimana rotor ditarik keluar dari keserempakannya dengan
medan putar, maka tidak ada torque yang dihasilkan, dan motor akan
berhenti.
Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena torsi hanya akan muncul
ketika motor bekerja pada kecepatan sinkron, karenanya motor memerlukan
peralatan untuk membawanya kepada kecepatan sinkron. Motor sinkron
menggunakan rotor belitan dimana kumparan ditempatkan pada slot rotor dan
Slipring serta sikat digunakan untuk mensuplai arus kepada rotor.

Sebagai bahan ringkasan materi berikut diuraikan perbandingan antara motor listrik
DC dan AC baik dari keuntungan, kekurangan, Aplikasi dan perbedaan umum, yang
ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 2. Perbandingan Motor AC dan DC


Kelebihan Kekurangan Aplikasi/Penggunaan Perbedaan
Motor • Torsi dan • Membutuhkan • Penggerak Kerata Listrik • Perbedaan motor AC dan motor
kecepatannya mudah perawatan yang ekstra (KRL) DC yang paling utama adalah
DC dikendalikan • Lebih besar dan lebih • Starter mesin mobil motor DC memiliki komutator
• Torsi awalnya besar mahal (jika • Mesin Derek sedangkan motor AC pada
• Performansinya dibandingkan dengan • Mobil listrik umumnya tidak.
mendekati linier motor AC induksi) • Mesin bubut • Biasanya motor AC
• Sistem kontrolnya • Tidak cocok untuk • Katrol menggunakan slippring.
murah dan sederhana aplikasi kecepatan • Drills komutator disini berfungsi
• Cocok untuk aplikasi tinggi sebagai jembatan arus antara
motor servo karena • Tidak cocok untuk supply dengan rotor. seperti
respon dinamiknya aplikasi berdaya besar namanya DC = Direct Current,
yang baik • Tidak cocok digunakan jadi timbulnya arus pada rotor
• Untuk aplikasi berdaya pada kondisi adalah langsung diperoleh dari
rendah, motor DC lebih lingkungan yang cepat sumber.
murah dari motor AC berdebu • Supply motor AC dengan sumber
• Pengendalian • Konversi arus ac AC ( Alternating Current
kecepatan yang tidak menjadi dc ) sedangkan motor DC di supply
mempengaruhi memerlukan biaya dengan sumber DC ( Direct
pasokan daya yang mahal Current ).
• Motor AC biasanya digunakan
Motor • Konnstruksi sangat • Kecepatan tidak mudah • Lift untuk torsi rendah ( misal motor,
kuat dan sederhana dikontrol/dikendalikan • Elevator pompa, kompresor dll )
AC • Harga relatif lebih • Power faktor rendah • Escalator sedangkan motor DC untuk
murah dan pada beban ringan • Conveyour penyalaan torsi tinggi ( misal
kehandalannya tinggi • Arus start besar • Pompa derek, katrol, Mesin bubut, Drills
• Effesiensi realatif tinggi • Agitator dll ).
pada keadaan normal, • Peralatan rumah tangga • Kecepatan motor AC lebih sulit
gesekan kecil (Kipas angin, Mesin cuci, dikendalikan ( perlu inverter ) jika
• Biaya pemeliharaan pompa air dll) kecepatan menurun pasokan
murah daya juga menurun. Sedangkan
• Secara fisik memiliki motor DC lebih mudah
ukuran yang lebih kecil dikendalikan tanpa
dengan hp/daya yang mempengaruhi kualitas pasokan
sama daya (pengaturan tegangan dan
arus medan (gulungan shunt))

Anda mungkin juga menyukai