mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda
searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas
dan generator berpenguatan sendiri. Secara terperinci ada lima tipe generator DC:
1. Generator DC eksitasi terpisah. Pada generator tipe ini, fluks medan didapatkan
generator.
4. Generator DC kompon kumulatif. Generator tipe ini mempunyai medan seri dan
Vnl V
VR
fl 100%
V fl
Dimana, Vnl adalah tegangan teminal generator pada kondisi tanpa beban dan Vfl
Ea cn
dimana c = konstanta
n = kecepatan putaran
= fluks medan
diberikan oleh persamaan = NF IF. Mmf ini menghasilkan fluks pada mesin sesuai
dengan kurva magnetisasi. Oleh karena arus medan adalah sebanding dengan mmf
dan Ea sebanding dengan fluks, maka dapat dibuat kurva magnetisasi generator
sebagai fungsi Ea terhadap arus medan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.1.
saturasi pada kurva magnetisasi. implikasinya adalah Kenaikan arus yang besar
eksitasi terpisah diperlihatkan pada gambar. Tegangan searah yang dipasangkan pada
menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada
generator.
Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator,
V f = If R f
E a = V t + Ia R a
Atau V t = E a – Ia R a
ditunjukkan pada gambar. Ketika beban yang disuplai generator naik maka arus
jangkar Ia naik dan drop Ia Ra naik sehingga tegangan terminal generator akan jatuh.
Gambar 4.3 Karakteristik terminal generator DC eksitasi terpisah
1. Mengubah kecepatan putaran. Jika kecepatan putaran naik, maka tegangan induksi
2. Mengubah arus medan. Jika tahanan medan Rf diturunkan, arus medan dan fluks
menjadi naik
Generator ini terdiri atas generator DC shunt, generator DC seri dan generator DC
Generator DC Shunt
Arus jangkar menyuplai rangkaian medan dan beban yang terhubung ke generator.
Ia = If + IL
V t = If R f
V t = E a – Ia R a
terpisah oleh karena besar arus medannya tergantung pada tegangan terminal. Ketika
beban pada generator dinaikan arus saluran IL akan naik sehingga arus jangkar Ia = IL
jangkar Ia Ra, sehingga tegangan terminal akan turun. Ketika tegangan terminal turun
arus medan pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga
nilai Ea turun yang menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh.
rangkaian medan sebagaimana pada generator eksitasi terpisah. Di sisi lain generator
terpisah.
Generator DC Seri
seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena kumparan jangkar menarik arus lebih
besar daripada medan shunt, maka medan seri pada generator hanya memiliki sangat
sedikit lilitan dan kawat yang digunakan akan lebih tipis daripada kawat pada medan
shunt. Hal ini disebabkan karena mmf yang diberikan oleh persamaan = N I
sehingga mmf yang sama dapat dihasilkan dari sedikit lilitan dengan arus besar yang
mengalir. Kemudian karena arus beban penuh mengalir pada kumparan medan, maka
arus jangkar, arus medan dan arus saluran mempunyai nilai yang sama. Persamaan
V t = E a - Ia ( R a + R S )
Pada kondisi tanpa beban arus medan tidak mengalir sehingga nilai Vt
berkurang menjadi sangat kecil yang dipengaruhi oleh fluks residu pada mesin. Ketika
beban naik arus medan meningkat sehingga Ea akan naik dengan cepat. Nilai drop
Ia(Ra+RS) juga ikut naik, akan tetapi pada permulaan kenaikkan Ea lebih tajam
daripada kenaikkan drop Ia(Ra+RS) sehingga nilai Vt akan naik. Setelah mesin
mencapai saturasi nilai Ea menjadi hampir tetap. Pada kondisi ini drop resistif menjadi
lebih dominan dan nilai Vt mulai jatuh. Karakteristik generator DC seri diperlihatkan
seri dan shunt yang dihubungkan sedemikian hingga mmf dari kedua medan saling
(a)
(b)
Tanda titik (dot) yang muncul pada kedua kumparan medan mempunyai arti yang
sama dengan tanda dot pada trafo yaitu arus yang mengalir masuk ke tanda dot
kompon pendek. Hubungan antara tegangan dan arus pada generator DC kompon
panjang adalah:
Ia If IL
Vt E a I a R a R S
V
I t
f
Rf
Cara lain untuk mendapatkan generator DC kompon kumulatif adalah dengan
hubungan kompon pendek dimana medan seri berada di sebelah luar rangkaian medan
Vt = Ea – (IL RS + Ia Ra )
gambar 4.9.
Kenaikkan beban menyebabkan arus beban IL naik sehingga Ia juga naik. Pada kondisi
tegangan terminal.
2. Saat Ia naik, mmf medan seri juga naik sehingga mmf total akan naik dan fluks
yang kedua menyebabkan penurunan Vt. Efek yang lebih dominan dipengaruhi oleh
berapa banyak jumlah kumparan medan seri pada mesin. Jika jumlah kumparan seri
sedikit, maka efek drop tegangan resistif lebih dominan. Tegangan terminal jatuh
sebagaimana pada generator DC shunt. Tipe konstruksi ini dimana tegangan terminal
beban penuh lebih rendah dari tegangan terminal tanpa beban dinamakan “under
compounded”.
Jika jumlah kumparan lebih banyak, pada mulanya penguatan fluks medan
lebih dominan dan tegangan terminal naik ketika dibebani akan tetapi jika beban terus
naik, motor mencapai saturasi dan drop resistif akan menjadi lebih besar daripada
efek kenaikkan fluks. Tegangan terminal partama-tama naik kemudian turun ketika
beban dinaikkan. Jika tegangan Vt pada kondisi tanpa beban sama dengan Vt pada
Jika jumlah kumparan seri ditambahkan lagi lebih banyak, maka efek
penguatan fluks akan dominan untuk waktu yang lebih lama sebelum drop resistif
beban penuh lebih besar dari tegangan terminal tanpa beban. Jika Vt pada beban
teknik yang sama sebagaimana pada generator DC shunt yaitu dengan mengubah
shunt dan seri akan tetapi mmf nya saling mengurangi satu sama lain. Rangkaian
ekuivalen generator DC diferensial diperlihatkan pada gambar 4.10. Dapat dilihat arus
jangkar mengalir keluar dari dot kumparan sedangkan arus medan shunt mengalir
1. Ketika Ia naik, drop resistif Ia (Ra + Rs) juga akan naik menyebabkan penurunan
tegangan terminal Vt
2. Ketika Ia naik, mmf medan seri akan naik. Kenaikkan mmf medan seri akan
mengurangi mmf total pada generator, sehingga fluks pada generator akan
berkurang dan nilai Ea akan turun. Ini menyebabkan penurunan tegangan terminal
Vt lebih lanjut
dalam keadaan tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan, timbul suatu fluks residu
yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan
dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi
ini mengalirkan arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang
memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses ini terus berlangsung hingga
dicapai tegangan yang stabil. Proses pembangkitan tegangan induksi ini ditunjukkan
pada gambar
generator berpenguatan sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis lurus
tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus pada
kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini, tegangan induksi
penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil yaitu pada
titik X (perpotongan antara kurva pemagnetan dengan garis tahanan medan). Jika
tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil.
Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.
Ketika generator distart akan tetapi tidak dibangkitkan tegangan, maka ada
1. Tidak ada fluks magnet residu pada generator. Jika fluks residu res = 0 maka Ea =
2. Arah putaran generator terbalik atau hubungan kumparan medan dibalik. Pada
kasus ini fluks residu menghasilkan E a. Akan tetapi Ea menghasilkan fluks yang
REAKSI JANGKAR
Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban dapat
Fluks ini merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbulah arus jangkar.
Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan medan,
Perhatikan konduktor yang terletak pada daerah ac. Ternyata fluks yang ditimbulkan
oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang
pada daerah bd. Ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks
utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang tejadi disini bertambah. Fluks total
dimana generator dalam keadaan bebeban adalah jumlah vektoris kedua fluks.
Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut
Gambar 4.15
Karena operasi suatu generator arus searah selalu berada pada daerah jenuh.
konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut misalnya
fluks Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi jangkar.
Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan pengurangan
kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac dan bd masing-
masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat pada gambar 4.15,
fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar daripada xy.
Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar akibat
adanya reaktansi jangkar akan selalu berkurang harganya. Berkurangnya fluks ini
dinamakan pendemagnetan.