Anda di halaman 1dari 15

GENERATOR ARUS SEARAH

Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah energi

mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda

dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya.

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus

searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas

dan generator berpenguatan sendiri. Secara terperinci ada lima tipe generator DC:

1. Generator DC eksitasi terpisah. Pada generator tipe ini, fluks medan didapatkan

dari sumber daya yang terpisah dari generator.

2. Generator DC shunt. Pada generator shunt, fluks medan didapatkan dengan

menghubungkan rangkaian medan secara langsung pada terminal generator.

3. Generator DC seri. Pada generator DC seri fluks medan dihasilkan dengan

menghubungkan rangkaian medan secara seri dengan kumparan jangkar

generator.

4. Generator DC kompon kumulatif. Generator tipe ini mempunyai medan seri dan

shunt dan efeknya saling menambahkan.

5. Generator DC kompon diferensial. Generator tipe ini mempunyai medan shunt

dan seri tetapi efeknya saling mengurangi.

Karakteristik generator DC ditunjukkan oleh tegangan rating daya, efisiensi

dan regulasi tegangan. Regulasi tegangan didefinisikan oleh persamaan:

Vnl  V
VR 
fl 100%
V fl

Dimana, Vnl adalah tegangan teminal generator pada kondisi tanpa beban dan Vfl

adalah tegangan terminal generator pada kondisi beban penuh.


Tegangan Induksi

Tegangan induksi Ea pada generator sebanding dengan fluks pada generator

dan kecepatan putaran generator, diberikan oleh persamaan:

Ea  cn

dimana c = konstanta

n = kecepatan putaran

 = fluks medan

Arus medan pada generator menghasilkan magnetomotive force (mmf) yang

diberikan oleh persamaan  = NF IF. Mmf ini menghasilkan fluks pada mesin sesuai

dengan kurva magnetisasi. Oleh karena arus medan adalah sebanding dengan mmf

dan Ea sebanding dengan fluks, maka dapat dibuat kurva magnetisasi generator

sebagai fungsi Ea terhadap arus medan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kurva magnetisasi generator

Kebanyakan generator dan motor didesain untuk beroperasi di dekat titik

saturasi pada kurva magnetisasi. implikasinya adalah Kenaikan arus yang besar

diperlukan untuk mendapatkan sedikit kenaikan Ea ketika generator beroperasi

mendekati beban penuh.


Generator DC Eksitasi Terpisah (Berpenguatan Bebas)

Generator DC eksitasi terpisah merupakan generator yang mana arus

medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Rangkaian ekuivalen generator DC

eksitasi terpisah diperlihatkan pada gambar. Tegangan searah yang dipasangkan pada

kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan

menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada

generator.

Gambar 4.2 Rangkaian ekuivalen generator DC eksitasi terpisah

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator,

maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:

V f = If R f

E a = V t + Ia R a

Atau V t = E a – Ia R a

Persamaan diatas merupakan persamaan karakteristik terminal generator eksitasi

terpisah. Oleh karena tegangan Ea tidak tergantung pada Ia maka karakteristik

terminal generator eksitasi terpisah adalah berupa garis lurus sebagaimana

ditunjukkan pada gambar. Ketika beban yang disuplai generator naik maka arus

jangkar Ia naik dan drop Ia Ra naik sehingga tegangan terminal generator akan jatuh.
Gambar 4.3 Karakteristik terminal generator DC eksitasi terpisah

Tegangan terminal generator DC eksitasi terpisah dapat diatur dengan mengubah

tegangan Ea. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengubah kecepatan putaran. Jika kecepatan putaran naik, maka tegangan induksi

Ea akan naik sehingga tegangan terminal Vt akan naik juga.

2. Mengubah arus medan. Jika tahanan medan Rf diturunkan, arus medan dan fluks

akan naik. Kenaikan fluks menyebabkan Ea naik sehingga tegangan terminalpun

menjadi naik

Generator Berpenguatan Sendiri

Generator ini terdiri atas generator DC shunt, generator DC seri dan generator DC

kompon kumulatif dan generator DC kompon diferensial.

Generator DC Shunt

Generator DC shunt merupakan generator DC yang menyuplai arus medan sendiri

dengan menghubungkan kumparan medan secara langsung pada terminal generator.

Rangkaian ekuivalen generator DC shunt diperlihatkan pada gambar.


Gambar 4.4 Rangkaian ekuivalen generator DC shunt

Arus jangkar menyuplai rangkaian medan dan beban yang terhubung ke generator.

Ia = If + IL

Untuk generator DC shunt berlaku hubungan:

V t = If R f

V t = E a – Ia R a

Karakteristik terminal generator DC shunt berbeda dengan generator DC eksitasi

terpisah oleh karena besar arus medannya tergantung pada tegangan terminal. Ketika

beban pada generator dinaikan arus saluran IL akan naik sehingga arus jangkar Ia = IL

+ If juga naik. Kenaikkan Ia menyebabkan kenaikan drop tegangan pada resistansi

jangkar Ia Ra, sehingga tegangan terminal akan turun. Ketika tegangan terminal turun

arus medan pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga

nilai Ea turun yang menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh.

Karakteristik terminal generator DC shunt diperlihatkan pada gambar 4.5.


Gambar 4.5 Karakteristik generator DC shunt

Kelebihan generator DC shunt tidak memerlukan suplai daya eksternal untuk

rangkaian medan sebagaimana pada generator eksitasi terpisah. Di sisi lain generator

DC shunt mempunyai regulasi tegangan lebih buruk dari generator DC eksitasi

terpisah.

Sebagaimana pada generator eksitasi terpisah pengaturan tegangan generator DC

shunt dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Mengubah kecepatan putaran generator

2. Mengubah resistor medan generator, sehingga arus medan berubah

Generator DC Seri

Generator DC seri merupakan generator dimana kumparan medannya dihubungkan

seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena kumparan jangkar menarik arus lebih

besar daripada medan shunt, maka medan seri pada generator hanya memiliki sangat

sedikit lilitan dan kawat yang digunakan akan lebih tipis daripada kawat pada medan

shunt. Hal ini disebabkan karena mmf yang diberikan oleh persamaan  = N I

sehingga mmf yang sama dapat dihasilkan dari sedikit lilitan dengan arus besar yang

mengalir. Kemudian karena arus beban penuh mengalir pada kumparan medan, maka

kumparan di desain memiliki resistansi sekecil mungkin.


Rangkaian ekuivalen generator DC seri diperlihatkan pada gambar 4.6. Dalam hal ini

arus jangkar, arus medan dan arus saluran mempunyai nilai yang sama. Persamaan

tegangan terminal untuk generator DC seri adalah:

V t = E a - Ia ( R a + R S )

Dimana RS adalah tahanan kumparan medan seri.

Gambar 4.6 Rangkaian ekuivalen generator DC seri

Pada kondisi tanpa beban arus medan tidak mengalir sehingga nilai Vt

berkurang menjadi sangat kecil yang dipengaruhi oleh fluks residu pada mesin. Ketika

beban naik arus medan meningkat sehingga Ea akan naik dengan cepat. Nilai drop

Ia(Ra+RS) juga ikut naik, akan tetapi pada permulaan kenaikkan Ea lebih tajam

daripada kenaikkan drop Ia(Ra+RS) sehingga nilai Vt akan naik. Setelah mesin

mencapai saturasi nilai Ea menjadi hampir tetap. Pada kondisi ini drop resistif menjadi

lebih dominan dan nilai Vt mulai jatuh. Karakteristik generator DC seri diperlihatkan

pada gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7 Karakteristik generator DC seri


Generator DC Kompon Kumulatif

Ganerator DC kompon kumulatif merupakan generator DC dengan kumparan

seri dan shunt yang dihubungkan sedemikian hingga mmf dari kedua medan saling

menambahkan. Rangkaian ekuivalen generator DC kompon kumulatif diperlihatkan

pada gambar 4.8.

(a)

(b)

Gambar 4.8 Rangkaian ekuivalen generator DC kompon kumulatif

(a) Kompon kumulatif panjang (b) Kompon kumulatif pendek

Tanda titik (dot) yang muncul pada kedua kumparan medan mempunyai arti yang

sama dengan tanda dot pada trafo yaitu arus yang mengalir masuk ke tanda dot

menghasilkan mmf positif. Jadi total mmf pada mesin adalah

net = SH + SE - AR

Susunan generator DC kompon kumulatif dapat berupa kompon panjang dan

kompon pendek. Hubungan antara tegangan dan arus pada generator DC kompon

panjang adalah:

Ia If IL
Vt  E a  I a R a  R S 
V
I  t
f
Rf
Cara lain untuk mendapatkan generator DC kompon kumulatif adalah dengan

hubungan kompon pendek dimana medan seri berada di sebelah luar rangkaian medan

shunt. Untuk generator kompon pendek berlaku hubungan:

Ia = IfSE + IfSH = IL + If2

Vt = Ea – (IL RS + Ia Ra )

Karakteristik terminal generator DC kompon kumulatif diperlihatkan pada

gambar 4.9.

Gambar 4.9 Karakteristik terminal generator DC kompon kumulatif

Kenaikkan beban menyebabkan arus beban IL naik sehingga Ia juga naik. Pada kondisi

ini dua efek terjadi pada generator:

1. Ketika Ia naik, drop tegangan Ia(Ra+Rs) juga naik menyebabkan penurunan

tegangan terminal.

2. Saat Ia naik, mmf medan seri juga naik sehingga mmf total akan naik dan fluks

pada generator bertambah. Kenaikan fluks pada generator akan menaikkan Ea

menjadikan tegangan terminal Vt menjadi naik.

Kedua efek tersebut saling berlawanan, yang satu menyebabkan kenaikkan V t,

yang kedua menyebabkan penurunan Vt. Efek yang lebih dominan dipengaruhi oleh

berapa banyak jumlah kumparan medan seri pada mesin. Jika jumlah kumparan seri

sedikit, maka efek drop tegangan resistif lebih dominan. Tegangan terminal jatuh
sebagaimana pada generator DC shunt. Tipe konstruksi ini dimana tegangan terminal

beban penuh lebih rendah dari tegangan terminal tanpa beban dinamakan “under

compounded”.

Jika jumlah kumparan lebih banyak, pada mulanya penguatan fluks medan

lebih dominan dan tegangan terminal naik ketika dibebani akan tetapi jika beban terus

naik, motor mencapai saturasi dan drop resistif akan menjadi lebih besar daripada

efek kenaikkan fluks. Tegangan terminal partama-tama naik kemudian turun ketika

beban dinaikkan. Jika tegangan Vt pada kondisi tanpa beban sama dengan Vt pada

beban penuh, maka generator dinamakan “flat compounded”.

Jika jumlah kumparan seri ditambahkan lagi lebih banyak, maka efek

penguatan fluks akan dominan untuk waktu yang lebih lama sebelum drop resistif

berbalik lebih dominan. Ini menghasilkan karakteristik dengan tegangan terminal

beban penuh lebih besar dari tegangan terminal tanpa beban. Jika Vt pada beban

penuh diatas Vt tanpa beban generator dinamakan “over compunded”.

Pengaturan kecepatan pada generator DC kompon kumulatif dilakukan dengan

teknik yang sama sebagaimana pada generator DC shunt yaitu dengan mengubah

kecepatan putaran dan mengubah arus medan.

Generator DC Kompon Diferensial

Generator DC kompon diferansial adalah Generator yang mempunyai medan

shunt dan seri akan tetapi mmf nya saling mengurangi satu sama lain. Rangkaian

ekuivalen generator DC diferensial diperlihatkan pada gambar 4.10. Dapat dilihat arus

jangkar mengalir keluar dari dot kumparan sedangkan arus medan shunt mengalir

masuk ke dot kumparan. Pada mesin ini mmf total adalah:

net = SH -SE -AR


Sebagaimana generator DC kompon kumulatif, generator DC kompon diferensial juga

dapat dihubungkan dalam hubungan panjang ataupun pendek.

Gambar 4.10 Rangkaian ekuivalen generator DC kompon diferensial

Pada generator DC kompon diferensial kenaikkan arus beban menimbulkan

efek sebagai berikut:

1. Ketika Ia naik, drop resistif Ia (Ra + Rs) juga akan naik menyebabkan penurunan

tegangan terminal Vt

2. Ketika Ia naik, mmf medan seri akan naik. Kenaikkan mmf medan seri akan

mengurangi mmf total pada generator, sehingga fluks pada generator akan

berkurang dan nilai Ea akan turun. Ini menyebabkan penurunan tegangan terminal

Vt lebih lanjut

Karakteristik terminal DC kompon diperlihatkan pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Karakteristik generator DC kompon diferensial


Pengaturan tegangan terminal generator DC kompon diferensial dapat dilakukan

dengan mengubah kecepatan putaran dan arus medan.

Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Berpenguatan Sendiri

Di sini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt

dalam keadaan tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan, timbul suatu fluks residu

yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan

dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi

ini mengalirkan arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang

memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses ini terus berlangsung hingga

dicapai tegangan yang stabil. Proses pembangkitan tegangan induksi ini ditunjukkan

pada gambar

Gambar 4.12 Pembangitan tegangan induksi pada generator berpenguatan sendri

Garis lengkung pada gambar menggambarkan kurva magnetisasi untuk suatu

generator berpenguatan sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis lurus

menyatakan persamaan tegangan kumparan medan dengan tahanan Rf. Oa adalah

tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus pada

kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini, tegangan induksi

membesar menjadi Oc (akibat bertambahnya fluks). Selanjutnya tegangan Oc


memperkuat arus medan, yaitu menjadi sebesar Od. Dengan demikian proses

penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil yaitu pada

titik X (perpotongan antara kurva pemagnetan dengan garis tahanan medan). Jika

tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil.

Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.

Ketika generator distart akan tetapi tidak dibangkitkan tegangan, maka ada

beberapa kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembangkitan tegangan yaitu:

1. Tidak ada fluks magnet residu pada generator. Jika fluks residu res = 0 maka Ea =

0 dan tegangan induksi tidak akan dapat dibangkitkan

2. Arah putaran generator terbalik atau hubungan kumparan medan dibalik. Pada

kasus ini fluks residu menghasilkan E a. Akan tetapi Ea menghasilkan fluks yang

melawan fluks residu sehingga fluks justru akan berkurang.

3. Nilai resitansi medan lebih besar dari nilai “resistansi kritis”.

REAKSI JANGKAR

Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban dapat

digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 4.13 Fluks pada konduktor jangkar

Fluks ini merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbulah arus jangkar.

Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan medan,

fluks ini digambarkan seperti pada gambar 4.13b.

Perhatikan konduktor yang terletak pada daerah ac. Ternyata fluks yang ditimbulkan

oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang

terjadi di sini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor yang terletak

pada daerah bd. Ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks

utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang tejadi disini bertambah. Fluks total

dimana generator dalam keadaan bebeban adalah jumlah vektoris kedua fluks.

Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut

dapat digambarkan seperti pada gambar 4.14:

Gambar 4.14 Reaksi jangkar

Gambar 4.15
Karena operasi suatu generator arus searah selalu berada pada daerah jenuh.

Pengurangan fluks di suatu konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks pada

konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut misalnya

fluks Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi jangkar.

Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan pengurangan
kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac dan bd masing-

masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat pada gambar 4.15,

pertambahan fluks pada konduktor bd hanyalah sebesar xy, sedangkan berkurangnya

fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar daripada xy.

Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar akibat

adanya reaktansi jangkar akan selalu berkurang harganya. Berkurangnya fluks ini

dinamakan pendemagnetan.

Anda mungkin juga menyukai