PRAKTIKUM ELEKTRIK I
DISUSUN OLEH :
NIM : 1906030028
2021
SIMULASI MOTOR DC MENGGUNAKAN SOFTWARE PROTEUS
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjabarkan single line diagram menjadi wiring diagram
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian percobaan sesuai dengan jobsheet.
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada Motor DC terdapat jangkar dengan satu atau
lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan pada cincin belah (komutator). Dengan adanya
insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double
pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang
menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka
sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara orthogonal diantara arah
medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini diperlihatkan pada Gambar berikut ini :
Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet disekelilingnya. Pada saat
konduktor yang dialiri arus listrik yang ditempatkan pada suatu medan magnet maka konduktor
akan mengalami gaya mekanik, seperti diperlihatkan pada gambar:
Gambar 2 (a) menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus listrik menghasilkan
medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang dihasilkan oleh konduktor dapat
diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan kanan. Kuat medan tergantung pada besarnya
arus yang mengalir pada konduktor.
Sedangkan gambar 2 (b) menunjukkan sebuah medan magnet yang arah medan magnetnya
adalah dari kutub utara menuju kutub selatan. Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi
pembaca ditempatkan didalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2 (c) daerah di at as konduktor, medan yang ditimbulkan
konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama dengan medan utama. Hasilnya
adalah memperkuat medan atau menambah kerapatan fluks di atas konduktor dan melemahkan
medan atau mengurangi kerapatan fluksi di bawah konduktor.
Dalam keadaan ini, fluks di daerah atas konduktor yang kerapatannya bertambah akan
mengusahakan gaya ke bawah kepada konduktor, untuk mengurangi kerapatannya. Hal ini
menyebabkan konduktor mengalami gaya berupa dorongan ke arah bawah. Begitu juga halnya
jika arah arus dalam konduktor dibalik. Kerapatan fluks yang berada di bawah konduktor akan
bertambah sedangkan kerapatan fluks di atas konduktor berkurang. Sehingga konduktor akan
mendapatkan gaya tolak kearah atas.
Konduktor yang mengalirkan arus dalam medan magnet cenderung bergerak tegak lurus
terhadap medan.
Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini
Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan, mengalir arus medan If
pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga menghasilkan fluks magnet yang
arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan. Selanjutnya ketika kumparan jangkar
dihubungkan kesumber tegangan, pada kumparan jangkar mengalir arus jangkar Ia. Arus yang
mengalir pada konduktor-konduktor kumparan jangkar menimbulkan fluks magnet yang
melingkar. Fluks jangkar ini memotong fluks dari kutub medan, sehingga menyebabkan
perubahan kerapatan fluks dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar mengalami gaya
sehingga menimbulkan torsi.
Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar, merupakan akibat aksi
gabungan medan utama dan medan disekeliling konduktor. Gaya yang dihasilkan berbanding
lurus dengan besar fluks medan utama dan kuat medan di sekeliling konduktor. Medan di
sekeliling masing-masing konduktor jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang
mengalir pada konduktor tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri.
Gambar 4. Aturan Tangan Kiri Penentuan Arah Gerak Kawat Berarus
Besarnya gaya F=B× I ×l × sinθ, karena arus jangkar (I) tegak lurus dengan arah induksi
magnetik (B) maka besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar
yang ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah :
Dimana :
T =F × r ......................................................................................................................... (2.2)
Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar dari pada torsi beban maka motor akan berputar.
Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan :
T =K × ∅ × I a ................................................................................................................ (2.3)
P×Z
K= ......................................................................................................................... (2.4)
2 πa
Dimana :
T = Torsi (N-m)
K = Konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)
∅ = Fluks setiap kutub
Ia = Arus jangkar (A)
P = Jumlah kutub
Z = Jumlah konduktor
Motor DC jenis Compound menggunakan lilitan seri dan lilitan shunt, yang umumnya
digabung sehingga medan-medannya bertambah secara kumulatif. Hubungan dua lilitan ini
menghasilkan karakteristik pada motor medan shunt dan motor medan seri. Kecepatan motor
tersebut bervariasi lebih sedikit dibandingkan motor shunt, tetapi tidak sebanyak motor seri.
Motor DC jenis Compound juga mempunyai torsi starting yang agak besar. Jauh lebih besar
daripada motor jenis shunt, tapi lebih kecil dibandingkan jenis seri. Keistimewaan gabungan ini
membuat motor compound memberikan variasi penggunaan yang luas.
Pada motor majemuk (compound) medan seri dapat dihubungkan baik secara kumulatif,
sehingga arus gerak magnet (agm) ditambahkan pada agm yang berasal dari medan shunt-nya
atau secara differensial, sehingga berlawanan. Hubungan diferensial sangat jarang digunakan.
Suatu motor majemuk yang dihubungkan secara kumulatif mempunyai karakteristik kecepatan
beban yang terletak di tengah-tengah antara motor Shunt dan motor seri, dan turunnya
kecepatan menurut beban tergantung pada jumlah relatif dari amper-belitan pada medan shunt
dan medan seri. Motor tersebut tidak mempunyai kerugian berupa kecepatan beban ringan yang
sangat tinggi yang terdapat pada motor seri, tetapi sampai pada tingkatan tertentu masih
mempunyai keuntungan penguatan seri.
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan Kompon Pendek sebagai berikut
I L =I a+ I sh.................................................................................................................... (2.5)
P¿ =V t ∙ I L .................................................................................................................... (2.7)
Dimana :
Motor arus searah penguatan kompon panjang terdiri dari motor arus searah penguatan
kompon panjang kumulatif (bantu) dan motor arus searah penguatan kompon panjang
differensial (lawan). Pada motor arus searah penguatan kompon panjang, kumparan medan
serinya terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan terhubung paralel terhadap
kumparan medan shunt. Motor arus searah penguatan kompon panjang terbagi dua, yaitu
kompon panjang kumulatif (bantu) dan kompon panjang differensial (lawan). Pada motor arus
searah penguatan kompon panjang kumulatif, polaritas kedua kumparan medannya sama
sehingga fluks yang dihasilkan saling menguatkan. Sedangkan pada motor arus searah
penguatan kompon panjang differensial, polaritas kedua kumparan medannya saling berlawanan
sehingga fluks yang dihasilkan menjadi saling mengurangi. Rangkaian ekivale motor arus
searah penguatan kompon panjang ditunjukkan pada gambar di bawah
I L =I a+ I sh..................................................................................................................... (2.8)
P¿ =V t ∙ I L..................................................................................................................... (2.10)
V t =V sh........................................................................................................................... (2.11)
4. Driver Motor DC
Pengendalian kecepatan putar motor DC dapat dilakukan dengan mengatur besar tegangan
terminal motor. Metode lain yang biasa digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor DC
adalah dengan teknik modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM).
Teori H-Bridge MOSFET:
H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk
menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H-bridge karena bentuk rangkaiannya yang
menyerupai huruf H seperti gambar di bawah
Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P dan dua buah MOSFET kanal N.
Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya keempat MOSFET tersebut.
Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan
dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan
dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on
sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung
dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor terhubung dengan
kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak searah jarum jam. Jika MOSFET B
dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan motor akan
terhubung dengan kutub positif dari catu daya sedangkan sisi kiri motor akan terhubung dengan
kutub negatif dari catu daya. Maka motor akan bergerak berlawanan arah jarum jam.
No Uraian Materi
Satuan Vol Keterangan
A Bahan
1 Software Proteus
B Alat
Unit 1 -
1 Laptop/Personal Computer
2 Alat Tulis
V. Langkah Kerja
1. Bacalah modul dengan teliti, pelajari gambar pengawatan yang diberikan, kemudian
rangkailah menggunakan software PROTEUS.
2. Rangkai sesuai dengan wiring diagram yang ada di jobsheet
3. Periksalah rangkaian yang telah dibuat apakah telah benar
4. Jika rangkaian telah benar, tekan tombol run pada software PROTEUS
5. Berilah nilai “1” pada logic state sebelah kiri dari rangkaian
6. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat, dan jelaskan yang terjadi pada rangkian
7. Berilah nilai “0” pada logic state sebelah kiri dan nilai “1” pada logic state sebelah kanan
dari rangkaian
8. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat, dan jelaskan yang terjadi pada rangkaian
9. Berilah nilai “1” pada logic state sebelah kiri dan nilai “1” pada logic state sebelah kanan
dari rangkaian
10. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan jelaskan yang terjadi pada rangkaian
11. Gantilah keempat dioda dengan 4 buah resistor dengan nilai seimbang
12. Besarkan nilai resistor keempat resistor pada rangkaian ini
13. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat dan jelaskan yang terjadi pada rangkaian
14. Buatlah nilai keempat resistor menjadi tidak seimbang
15. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat, dan jelaskan yang terjadi pada rangkaian
16. Amati kerja keseluruhan sistem yang telah dibuat, dan jelaskan yang terjadi pada rangkaian
17. Matikan tombol run pada software PROTEUS
18. Tulis kesimpulan dari hasil percobaan ini
VI. Hasil Percobaan
Tegangan Arus
V Nilai R (Ω) Dioda Keterangan
Motor Motor
Sumber
R1 R2 R3 R4
U1 High (1) dan U2 Low (0)
maka arah putaran motor
0,332 V 0,665 A
akan searah jarum jam
V Tegangan Arus
Nilai R (Ω) Dioda Keterangan
Sumbe Motor Motor
r R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8
12 V - U1 High (1) dan
U2 Low (0) maka
0,334 V 0,665 A arah putaran motor
searah jarum jam
470 10 500 500 500
4700 100 5000
0 0 0 0 0 U1 Low (0) dan
U2 High (1) maka
8,01 V 0,665 A arah putaran motor
berlawanan jarum
jam
4700 470 100 10 5000 100 200 250 0,339 V 0,664 A U1 High (1) dan
0 0 0 0 U2 Low (0) maka
arah putaran motor
searah jarum jam
jam
U1 Low (0) dan
U2 High (1) maka
8,01 V 0,665 A arah putaran motor
berlawanan jarum
jam
Fungsi utama rangkaian H-Bridge adalah mengubah aliran arus sehingga arah putaran motor juga
berubah. Detail percobaan sebagai berikut :
a. Ketika input U1 High (1) dan U2 Low (0), Q1 dan Q3 aktif sehingga arus mengalir ke motor melalui
Q1 dan menuju Q3 yang menyebabkan motor berputar searah jarum jam
b. Ketika input U1 Low (0) dan U2 High (1), Q2 dan Q4 aktif sehingga arus mengalir ke motor melalui
Q2 dan menuju Q4 yang menyebabkan motor berputar berlawanan arah jarum jam
c. Ketika input kedua Logic State Low (0), maka motor tidak berputar karena tidak ada arus mengalir
d. Ketika input kedua Logic State High (1), motor juga tidak berputar tetapi akibat terbukanya Q2 dan
Q4 yang menyebabkan hubung singkat
U1 U2 Status Motor
0 0 Tidak Bergerak
1 0 Berputar searah jarum jam
0 1 Berputar berlawanan jarum jam
1 1 Berhenti
Percobaan kedua dengan mengganti semua Dioda menjadi Resistor juga menghasilkan arah
perputaran yang sama namun dengan nilai arus dan tegangan sedikit berbeda pada motor.
VIII. Kesimpulan
1. Arah putaran pada motor dipengaruhi oleh perubahan nilai input pada U1 dan U2 yang akan
mempengaruhi arah arus
2. Pengurangan jumlah dan pembalikan arah Dioda mempengaruhi kecepatan motor karena Dioda
berfungsi untuk menangani tegangan balik dari motor.
IX. Quiz
1. Prinsip kerja dari rangkaian/driver H-Bridge
Rangkaian H-Bridge adalah rangkaian elektronika untuk mengatur kerja dari motor listrik. Yakni
arah dan kecepatannya. Pada H-Bridge terdapat 4 switch yang digunakan untuk mengatur polaritas
yang akan diterima oleh motor sehingga arah putarnya dapat berubah
2. Rangkaian Optocoupler dan fungsinya
Rangkaian Optocoupler adalah rangkaian komponen semi konduktor yang berfungsi sebagai
penghubung berbasis cahaya optik. Berfungsi sebagai switch dan juga relay dengan penambahan
beberapa komponen lain.
X. Daftar Pustaka
Tim Laboratorium Teknik Tenaga Listrik, (2020). Modul Praktikum Elektrik I. Kupang :
Laboratorium Teknik Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro
Pengertian Optocoupler. (2020, March 9). Sinaupedia. Retrieved November 26, 2021, from
https://sinaupedia.com/pengertian-optocoupler/
Fahmizal. (2011, December 4). MOSFET kanal P. fahmizal_note. Retrieved November 26,
2021, from https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/mosfet-kanal-p/
diy ALC. (2017, September 12). Tutorial Cara Membuat Simulasi Driver Motor
Menggunakan Proteus Dijamin Jalan #12 [Video]. YouTube.
http://www.youtube.com/watch?v=jDEt7vRVVs0