Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

Analisa Karakteristik Generator dan


Motor DC Syaoqi Muttaqin
(21060112130034
syaoqi muttaqin

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MOT OR DC
Fajar Nabila Adit ama

MESIN-MESIN LIST RIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS


Rizki Saput ra Sembiring

Mat erimot orlist rikdc1-140206020936-phpapp02


Dwi Budiant o
Analisa Karakteristik Generator dan Motor DC
Syaoqi Muttaqin (21060112130034)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Abstrak— Dalam dunia industri dikenal berbagai jenis motor, generator maupun bentuk – bentuk konversi
energi listrik yang diterapkan. Pada prinspnya tidak terlepas dari peranan berbagai instrumen-intrumen yang
bekerja dalam suatu sistim terintegrasi. Mesin DC adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari
dunia industri. Mesin DC dapat beroperasi sebagai motor maupun generator dengan fungsi membangkitkan
torsi yang akan menghasilkan putaran, dan dengan kata lain yang sebaliknya jika torsi dibangkitkan maka
energi listrik akan terbentuk. Pengubahan tenaga electromagnetic terjadi pada saat perubahan fluks yang
disebabkan oleh adanya gerak mekanis. Tegangan yang dibangkitkan pada lilitan secara mekanis melalui
medan magnetic, sehingga harga reluktansi berubah ubah sesuai putaran rotor. Model dan teknik analitis,
matematis adalah sangat penting pada analisa dan penerapan mesin DC. Dalam makalah ini penulis akan
memaparkan mengenai generator dan motor DC secara umum berdasarkan karakteristik masing-masing
mesin DC sesuai klasifikasinya.

Keywords— Generator DC, Motor DC

berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya


I. PENDAHULUAN
insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan
Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch).
alat listrik yang berputar dan dapat mengubah energi mekanis Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang
menjadi energi listrik (menggunakan Generator AC/DC) dan menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan
dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanis dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal
(menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara
mendistribusikan energi listrik dari satu rangkaian ke arah medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini
rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan diperlihatkan pada Gambar berikut ini:
tegangan yang bisa berubah-rubah dan dengan frekuensi yang
tetap melalui suatu medium berupa medan magnet atas dasar
prinsip Elektro Magnetis. Transformator itu di golongkan
menjadi mesin listrik statis sedangkan generator dan motor di
golongkan menjadi mesin listrik dinamis.

Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua


macam generator, yaitu generator DC dan generator AC.
Demikian pula dengan motor, terdapat motor DC dan motor
AC. Chapman (2005) mengungkapkan bahwa generator DC
merupakan mesin DC yang digunakan sebagai generator,
dimana berdasarkan cara pembangkitan medan flux nya dibagi Gambar 1. Mekanisme kerja motor DC
menjadi, generator penguat terisah, generator shunt, generator
seri, generator kompon cumulatively, dan generator kompon 2. Konstruksi Motor DC
differentially. Sedangkan motor DC secara umum yang Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri dari:
digunakan dibagi menjadi 5 yaitu motor DC penguat terpisah, 1. Belitan jangkar
motor DC magnet permanen, motor DC shunt, motor DC seri, 2. Belitan kutub bantu
dan motor DC gabungan/kompon. 3. Belitan Eksitansi/Belitan Medan
Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga komponen
II. PEMBAHASAN penting dalam motor DC yaitu:
2.1 MOTOR DC
1. Pengertian a. Kutub Medan
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub
elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor
mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub medan.

1
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan keluar dari
utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan
melintasi bukaan di antara kutub – kutub dari utara menuju arus rotor akan menghasilkan satu gaya F bekerja pada
selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks, kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah F
terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang
menerima listrik dari sumber daya luar sebagai penyedia berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang membawa
struktur medan. arus bergerak menjauhi sikat – arang dan dilepas dari sumber
b. Rotor suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat –
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini arang dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus
akan menjadi elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, menerus diproduksi sehingga rotor berputar secara kontinyu.
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan beban. (Sjatry, 2013).
Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara 4. Rangkaian Equivalent Motor DC
dan kutub selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, Dalam rangkaian equivalent motor DC, sirkit armature
arus berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan direpresentasikan oleh sumber tegangan ideal dan resistor
rotor. . Drop voltage brush direpresentasikan dengan suatu baterai
c. Komutator Sedangakan kumparan medan menghasilkan flux
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk magnetic pada generator direpresentasikan oleh inductor
membalikkan arah arus listrik dalam kumparan jangkar. dan resistor Sebuah resistor terpisah
Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara merepresentasikan resistor eksternal untuk mengatur besar
kumparan jangkar dan saluran daya. arus pada sirkit medan.
Rangkaian equivalent dari motor DC ditunjukkan sebagai
3. Prinsip Kerja Motor DC berikut :
Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet permanen
biasanya tersusun atas magnet permanen, kumparan jangkar,
dan sikat (brush). Medan magnet yang besarnya konstan
dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan komutator dan
sikat berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari sumber di
luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak sikat di
sepanjang sumbu netral dari komutator, yaitu sumbu dimana
medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini
dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari sikat ke
komutator tidak terjadi percikan api.
Gambar 3. Rangkaian Equivalent Motor DC
Dikarenakan drop voltage pada brush adalah sangat kecil
maka nilainya dapat diabaikan dan biasanya
digabungkan dengan maka rangkaian equivalent setelah
disederhanakan menjadi :

Gambar 4. Rangkaian Equivalent Motor DC


Tegangan internal yang dibangkitkan dalam mesin
diberikan oleh persamaan,
Gambar 2. Prinsip kerja motor DC Sedangkan torsi induksi yang ada dalam mesin
direpresentasikan dengan,
Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub U ke kutub
S. Sikat – arang menyentuh terminal kumparan rotor di bawah Arus medan pada dirumuskan sebagai berikut,
kutub. Bila sikat – arang dihubungkan pada satu sumber arus
serah di luar dengan tegangan V, maka satu arus I masuk ke

2
5. Klasifikasi Motor DC

1. Motor DC Penguat Terpisah (Separately Excited) dan


Motor DC Shunt
Motor DC penguat terpisah (separately excited) merupakan
motor DC yang sirkuit medannya disupplai oleh tegangan
konstan power supply yang terpisah dari motor itu sendiri.
Sedangkan motor DC shunt merupakan motor yang sirkit
medannya disupply dari terminal armature langsung yang Gambar 7. Grafik Karakteristik Terminal Motor DC Penguat
terhubung secara parallel. Dimana jika diasumsikan tegangan Terpisah
input sama, maka tidak ada perbedaan praktis pada kedua
motor ini. Hukum Kirchoff tegangan untuk (KVL) dari sirkit Grafik (a) disisi kiri menunjukkan respon motor terhadap
armature motor ini adalah : pembebanan dalam keadaan tanpa adanya reaksi jangkar /
armature reaction (AR). Adanya reaksi jangkar
mengakibatkan efek pelemahan flux yang mengakibatkan
Berikut adalah rangkaian equivalent dari motor DC berubahnya grafik respon motor seperti pada grafik (b).
penguat terpisah dan motor DC shunt : DImana kecepatan motor dinyatakan dengan persamaan :

Analisis Non-Linier:
Karena flux dan tegangan internal motor merupakan
fungsi non-linier dari magnetomotive force. Maka perubahan
magnetomotive force mesin akan mempunyai efek non linier
pada tegangan internal yang dibangkitkan motor. Contributor
utama magnetomotive force dalam mesin adalah arus medan
dan reaksi jangkar motor itu sendiri. Arus medan equivalent
motor karena reaksi jangkar direpresentasikan dengan,
Gambar 5. Rangkaian Equivalent Motor DC Penguat Terpisah

Nilai tegangan internal yang dibangkitkan dengan adanya


reaksi jangkar dapat ditentukan langsung dengan kurva
magnetisasi.

Gambar 6. Rangkaian Equivalent Motor DC Shunt Gambar 8. Kurva Magnetisasi versus


Karakteristik Terminal : Hal lain yang harus diperhatikan dalam analisis non-linier
Karakteristik terminal dari motor ini dinyatakan dalam plot adalah menentukan tegangan internal yang dibangkitkan
antara torsi versus kecepatan. Ketika beban pada ujung shaft ketika motor berputar tidak pada nilai ratingnya. Jika
motor naik, hingga kemudian melebihi , maka motor kecepatan motor diberikan dalam revolution per minute, maka
akan melambat. Karena motor melambat tegangan induksi tegangan internal yang dibangkitkan :
dalam mesin akan drop , yang mengakibatkan
arus amature meningkat . Dengan Hubungan antara tegangan internal yang dibangkitkan
meningkatnya arus armature, maka torsi induksi motor pun dengan kecepatan adalah,
akan meningkat dan akhirnya torsi motor akan
sama dengan torsi beban pada kecepatan yang lebih rendah.
Karakteristik terminal motor ini ditunjukkan sebagai berikut: Dimana dan adalah nilai referensi. Jika nilai referensi
diketahui dan nilai dapat dicari dengan hokum Kirchoff
maka dimungkinkan dapat dicari kecepatak actual motor .

3
Speed Control:
Ada dua cara umum untuk mengontrol kecepatan motor DC,
yaitu : (a) Memvariasikan nilai field resistance dan (b)
memvariasikan tegangan terminal yang diinputkan ke
armature. Serta cara yang tidak umum adalah (c) memasang
resistor secara seri pada sirkit armature.

(a) Memvariasikan nilai field resistance


1.Dengan meningkatkan nilai , maka menurun,
karena
2. Penurunan mengakibatkan flux menurun. Gambar 9. Grafik Efek Penambahan Resistor Secara Seri
3.Melemahnya flux, mengakibatkan melemah juga, Dengan Sirkit Armature
karena .
Ketika motor dioperasikan pada kedaan rating tegangan
4.Turunnya nilai , mengakibatkan naiknya nilai
terminal, daya dan arus medannya, maka motor tersebut
berputar pada kecepatan ratingnya yang disebut sebagai base
5. Naiknya nilai , meningkatkan nilai karena
speed. Dari ketiga metode control diatas, pada metode control
). Dimana penurunan 1% nilai
field resistance, semakin kecil arus medan pada motor shunt
dapat menghasilkan peningkatan arus armature hingga
atau penguat terpisah maka semakin cepat putarannya.
49%.
Semakin besar arus medan, maka semakin pelan
6. Naiknya , mengakibatkan , sehingga
putarannya.Field resistence control ini hanya dapat mengatur
kecepatan motor naik.
kecepatan diatas base speed, hal ini dikarenakan untuk
7. Meningkatnya kecepatan mengakibatkan naiknya
mengontrol kecepatan dibawah base speed, dihasilkan arus
lagi.
medan yang sangat besar yang dapat merusak kumparan
8. Meningkatnya mengakibatkan turun. medan. Pada metode control tegangan armature, semakin kecil
9. Turunnya menurunkan , hingga nilai tegangan armature semakin pelan putaran motor, semakin
pada kecepatan motor yang lebih tinggi. besar tegangan armature semakin cepat putaran motor.
Semua proses diatas akan berkebalikan jika nilai Metode ini hanya dapat mengontrol kecepatan dibawah base
diturunkan. speed, karena untuk mengontrol kecepatan diatas base speed
diperlukan tegangan armature yang besar yang dapat merusak
(b) Memvariasikan tegangan terminal yang diinputkan ke sirkir armature.
armature
1. Jika nilai dinaikkan akan meningkatkan nilai
2. Motor DC Magnet Permanen (PMDC)
karena .
Permanent-magnet DC motor (PMDC) merupakan motor
2. Meningkatnya , meningkatkan nilai karena
yang kutub – kutub nya merupakan magnet permanent. Motor
).
ini mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan
3. Meningkatnya , mengakibatkan ,
dengan motor DC shunt diantaranya adalah karena motor ini
sehingga keceaptan naik.
tidak memerlukan sirkit medan eksternal, maka motor ini
4. Naik nya kecepatan meningkatkan tidak memiliki rugi – rugi tembaga. Karena tidak adanya
5. Meningkatnya menurunkan lilitan medan yang dibutuhkan motor ini lebih kecil
6. Turunnya menurunkan , hingga nilai dibandingkan dengan motor DC shunt. Namun, PMDC
pada kecepatan motor yang lebih tinggi. memiliki beberapa kelemahan, yaitu bahwa PMDC tidak
Semua proses diatas akan berkebalikan jika nilai dapat menghasilkan kerapatan flux yang tinggi sehingga
diturunkan. PMDC memiliki torsi induksi per ampere yang lebih kecil
dibading dengan motor DC shunt dengan ukuran dan
(c) memasang resistor secara seri pada sirkit armature. konstruksi yang sama.
Pemasangan resistor secara seri dengan sirkit armature Selain itu, PMDC memiliki masalah utama resiko
berakibat operasi motor yang semakin lambat ketika dibebani. demagnetisasi yang terjadi pada magnet permanen. Hal ini
Metode ini adalah metode yang paling tidak efektif karena disebabkan karena pada PMDC kutub flux hanya merupakan
losses yang diakibatkan penambahan resistor ini sangat besar. flux residual dari permanent magnet. Jika arus pada armature
Hal ini sama seperti yang ditunjukan dalam persamaan, sangat besar, dapat menimbulkan resiko arus armature
mendemagnetisasi kutub magnet yang secara permanen
melemahkan dan mereorientasi flux residual pada magnet.
Serta ditunjukkan berdasarkan grafik hubungan tosi dan Oleh karena itu, bahan ferromagnetic harus digunakan karena
kecepatan sebagai berikut : memiliki rugi – rugi histerisis yang kecil. Material yang bagus
untuk kutub PMDC adalah material yang memiliki flux
residual yang besar dan secara simultan sebesar dengan

4
intensitas magnet coersive yang besar pula, seperti yang motor nol, kecepatan motor akan menjadi tidak terbatas.
ditunjukkan dalam kurva magnetisasi berikut: Namun pada kenyataanya torsi tidak akan benar – benar
menjadi nol, hal ini dikarenakan adanya rugi – rugi mekanis,
inti dan stray. Bagaimana pun, jika motor terhubung tanpa
beban, maka motor tersebut akan berputar sangat cepat hingga
dapat menimbulkan kerusakan serius pada motor itu sendiri.
Berikut karakteristik terminal motor DC seri dalam kurva
– :

Gambar 10. Kurva Magnetisasi


3. Motor DC Seri
Motor DC seri merupakan motor DC yang winding medan
nya memiliki sedikit jumlah turn / liltan yang terhubung seri Gambar 12. Kurva Karakteristik Motor DC Seri
dengan sirkit armature. Hukum Kirchoff untuk motor ini
adalah, Speed Control :
Hanya ada satu cara effisien yang dapat dilakukan untuk
Rangkaian equivalent dari motor DC seri di gambarkan melakukan pengontrolan keceaptan pada motor DC seri, yaitu
sebagai berikut : dengan cara mengatur tegangan terminal motor. Dengan
memperbesar tegangan terminal maka diperoleh peningkatan
kecepatan motor pada berapapun nilai torsi yang diberikan.
Kecepatan motor DC juga dapat dikontrol dengan
memasang resistor seri pada motor, namun cara ini cara yang
tidak efiisien. Hingga 40 tahun yang lalu cara pemasangan
resistor ini digunakan akibat belum adanya cara yang benar –
benar efektif untuk mengatur tegangan terminal. Barulah
semua berubah ketika solid – state control diperkenalkan.

4. Motor DC Penguat Gabungan (Compounded)


Gambar 11. Rangkaian Equivalent Motor DC Seri Motor DC penguat gabungan / kompon merupakan motor
DC yang memiliki penguatan yang terhubung secara parallel
Karakteristik Terminal: (shunt) dan seri. Berikut adalah rangkaian equivalent motor
Karakteristik terminal dari motor DC seri berbeda dengan DC kompon :
motor DC shunt. Dimana motor DC seri memiliki
karakteristik penurunan tajam pada kurva torsi-kecepatan, hal
ini diakibatkan bahwa flux berbanding lurus dengan arus
armature, saat beban pada motor naik, maka flux akan naik
juga, kenaikan flux ini lah yang akan mengurangi kecepatan
motor.
Torsi induksi yang dibangkitakan oleh motor ini
direpersentasikan sebagai berikut :
Karena flux pada motor ini berbanding lurus dengan arus
armature hingga keadaan saturasi logam tercapai, maka Gambar 13. Rangkaian Equivalent Motor DC Long Shunt
. Sehingga dapat dituliskan bahwa torsi induksi yang
dibangkitkan motor DC seri ini adalah,

Dengan mensubtitusikan persamaan torsi induksi diatas


kedalam persamaan hokum Kirchoff, maka diperoleh
kecepatan motor DC seri adalah sebagai berikut :

√ √
Dari persamaan diatas dapat dilihat adanya kerugian /
kelemahan pada motor DC seri, dimana ketika torsi induksi Gambar 14. Rangkaian Equivalent Motor DC Short Shunt

5
Arus yang mengalir masuk kedalam tanda dot menghasilkan Karakteristik Differentially Compounded :
magnetomotive force positive. Dalam rangkaian diatas, jika
Dalam motor DC differentially compounded,
arus mengalir kedalam dot pada kedua kumparan medan,
magnetomotive force penguat shunt dan seri saling
maka dihasilkan magnetomotive force yang saling
mengurangi satu sama lain. Hal ini berarti bahwa ketika beban
memperkuat, dimana keadaan ini disebur sebagai cumulative
naik, juga akan naik dan flux pada motor akan berkurang.
compounding. Sedangkan, jika arus mengalir kedalam dot
Tetapi dengan berkurangnya flux, maka kecepatan akan
pada satu kumparan dan keluar pada kumparan yang lain,
bertambah. Dengan bertambahnya kecepatan mengakibatkan
maka dihasilkan magnetomotive force yang saling
mengurangi, keadaan ini disebut sebagai differentially kenaikan lain pada beban, yang selanjutnya meningkatkan ,
compounded. Hukum Kirchoff untuk motor DC penguat kemudian menurunkan flux dan meningkatkan kecepatan
gabungan ini adalah, motor lagi. Sehingga hasilnya motor DC differentially
compounded adalah tidak stabil.
Arus pada motor DC penguat gabungan ini
direpresentasikan sebagai berikut : 2.2 GENERATOR DC
1. Definisi
Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC
merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC
Sedangkan net magnetomotive force dan arus medan efektif menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut Marwan (2007)
dalam motor ini adalah, Mesin DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator.
Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor
DC, yaitu motor penguat terpisah, dan motor penguat sendiri.
Motor penguat sendiri meliputi:motor seri, motor shunt dan
Dimana tanda positif pada persamaan diatas bersesuaian motor kompon yang merupakan kombinasi antara motor seri
dengan comulatively compounded sedangkan tanda negative dan motor shunt. Sedangkan generator pada dasarnya adalah
bersesuaian untuk keadaan differentially compounded. sama, tetapi yang sering digunakan adalah jenis generator
Karakteristik Cumulatively Compounded : terpisah.Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus
eksitasinya tidak tergantung dari sumber tegangan yang
Dalam motor DC cumulatively compounded terdapat mencatunya. Putaran jangkar akan turun jika momen torsinya
komponen flux yang konstan dan komponen lain yang naik.
proporsional terhadap arus armature. Sehingga motor ini
mempunyai torsi starting yang lebih tinggi disbanding motor 2. Konstruksi Generator DC
DC shunt namun lebih kecil dari motor DC seri. Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan
Motor ini merupakan penggabungan karakteristik bagus magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan
dari motor DC shunt dan motor DC seri, dimana mempunyai digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,
torsi starting ekstra seperti motor DC seri dan tidak overspeed penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta
seperti motor DC shunt. bagian rotor. Gambar berikut menunjukkan gambar potongan
Ketika beban motor ringan, medan penguat seri mempunyai melintang konstruksi generator DC.
efek yang kecil, sehingga motor seakan-akan mempunyai sifat
seperti motor DC shunt. Saat beban motor besar, flux dari
penguat seri menjadi sangat penting, hingga motor seakan –
akan mempunyai kurva torsi-keceapatan seperti motor DC seri.
Berikut adalah kurva perbandingan antara motor DC
comulatively compounded, shunt dan seri :

Gambar 16. Konstruksi generator DC


Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian
mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin
DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor,
belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor,
kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan
secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan
harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus
dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan
Gambar 15. Perbandingan Karakteristik
serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan

6
amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang. Voltage regulation dari generator DC didefinisikan sebagai
(Putra, 2013). berikut:
Belitan Generator Terdiri dari:
a. Belitan sangkar
b. Belitan Kutub bantu Dengan adalah tegangan terminal dalam keadaan tanpa
c. Belitan eksitansi beban dan adalah tegangan terminal dalam keadaan full
Arus beban mengalir melalui dua belitan yang pertama, load.
belitan ini mempunyai resistensi yang kecil. Sistem
pengukuran tahanan belitan jangkar ini ada beberapa metode
5. Klasifikasi Generator DC
pengukuran yang bisa dilakukan antara lain metode ohm
meter, volt, dan ampere meter, metode dinamis dan statis. 1. Generator DC Separately Excited
(Marwan, 2007). Generator DC separately excited merupakan generator arus
medannya disuplai sumber DC eksternal yang terpisah dari
3. Prinsip kerja generator itu sendiri. Berikut adalah rangkain equivalent
Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC itu generator DC seperately excited :
sendiri di hasilkan pembangkit listrik melalui induksi dengan
2 cara yaitu :
a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan
tegangan induksi bolak-balik.
b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan
tegangan DC.
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling medan magnet maka
akan menghasilkan perpotongan medan magnet pada lilitan
kawat pada rotor itu sendiri . rotor pada generator dc akan
menghasilkan tegangan bolak balik dan fungsi sebuah
komutator adalah sebagai penyearah tegangan itu sendiri
menjadi AC .Besarnya tegangan yang di hasilkan dari sebuah Gambar 19. Rangkain Equivalent Generator DC Separately
generator DC sebanding dengan perputaran yang di hasilkan Excited\
rotor. (Sabrina, 2013).
Dengan merupakan tegangan actual pada terminal
generator, dan arus merupakan arus yang mengalir ke
terminal. Sedangkan, tegangan internal yang dibangkitkan
adalah dan arus armature adalah . Dimana dalam
generator separately excited ini, . Hukum Kirchoff
untuk motor ini adalah,

Karakteristik Terminal:

Gambar 17. Prinsip Kerja generator


4. Rangkaian Equivalent
Seperti yang telah kita ketahui bahwa generator DC
merupakan motor DC yang dioperasikan sebagai generator.
Dimana semua generator memiliki sumber energy yang
Gambar 20. Grafik Karakteristik Terminal (a) Dengan Lilitan
mekanik yang disebut sebagai prime mover. Berikut adalah
Kompensator (b) Tanpa Lilitan Kompensator
rangkian equivalent generator DC :
Dalam generator separately excited dengan lilitan
kompensator, ketika beban pada generator naik, maka arus
akan naik, begitu juga . Dengan naik nya arus armature ,
maka drop voltage pun juga akan naik yang
mengakibatkan tegangan keluaran generator turun, dimana hal
ini diilustrasikan pada grafik (a).
Namun, pada generator tanpa kompensator winding,
kenaikan arus akan mengakibatkan meningkatkan efek
armature reaction yang akan melemahkan flux. Dengan
Gambar 18. Rangkain Equivalent Generator DC melemahnya flux maka akan menurunkan nilai ,

7
sehingga tegangan terminal turun. Hal ini ditunukkan pada Generator DC shunt merupakan generator yang mensuplai
grafik karakteristik terminal (b). arus medannya sendiri, dimana generator ini memiliki
rangkain pembangkit medannya yang terangkai secara paralle
Kontrol Tegangan Terminal: pada terminal mesin. Arus armature generator ini adalah,
Untuk mengontrol tegangan terminal generator , dapat
dilakukan dengan mengontrol tegangan internal yang Sedangkan hukum Kirchoff untuk generator ini,
dibangkitkan generator yaitu . Sesuai dengan hukum
Kirchoff motor ini, bahwa , maka jika
bertambah maka juga bertambah, jika berkurang Voltage Building Up:
maka juga berkurang. Karena , maka ada dua Karena generator ini mensuplai sendiri arus medannya,
cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol besar , yaitu: maka dalam keadaan starting awal tanpa beban, voltage
1. Mengubah kecepatan rotasi , jika meningkat maka buildup generator ini bergantung pada fulx residual pada
akan naik juga, sehingga kutub generator, dimana tegangan awal yang dibangkitkan
juga akan naik. generator ini adalah,
2. Mengubah besar arus medan , jika diturunkan
Ketika tegangan tersebut muncul diterminal, maka akan
maka nilai ⁄ akan meningkat. Sehingga
menyebabkan aliran arus ke kumparan medan generator. Arus
dalam generator pun akan meningkat yang mana akan ini menghasilkan magnetomotive force yang meningkatkan
meningkatkan nilai dengan demikian flux pada generator tersebut. Peningkatan flux mengakibatkan
pun juga akan naik. naiknya . Naiknya meningkatkan Ketika
naik maka ⁄ pun naik yang mana akan
Analisis Non-linier:
Karena tegangan internal yang dibangkitkan dalam meningkatkan flux, lalu meningkatkan dan seterusnya
generator merupakan fungsi non-linier dari magnetomotive hingga keadaan steady state tercapai. Voltage buildup pada
force, sehingga tidak dimungkin kan untuk menghitung nilai generator ini ditunjukkan sebagai berikut:
tersebut dari nilai arus medan yang diberikan. Oleh karena
itu digunakan lah kurva magnetisasi untuk menentukan
tegangan output sebenarnya dari tegangan input yang
diberikan. Dimana total magnetomotive force generator ini
akibat adanya armature reaction adalah,

Sedangakan arus medan equivalent yang akan menghasilkan


tegangan output sesuai dengan magnetomotive force yang ada
adalah,

Hubungan antara kecepatan generator yang terdapat dalam


grafik dengan kecepatan yang sesungguhnya
direpresentasikan sebagai berikut : Gambar 22. Voltage Buildup
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya voltage
buildup pada generator DC shunt, diantaranya:
2. Generator DC Shunt 1. Tidak adanya flux residual, sehingga , maka
Berikut adalah rangkaian equivalent dari generator DC shunt: tegangan tidak akan terbentuk. Untuk megatasi ini
dilakukan dengan metode flashing the field, yaitu
dengan mensuplai kumparan medan dengan sumber
DC eksternal yang akan meninggalkan sisa flux
residual, hingga kemudian proses normal dapat
dilakukan lagi.
2. Putaran generator terbalik atau koneksi terminal
medan terbalik, sehingga menghasilkan flux yang
berlawanan dengan flux residual, yang
mengakibatkan kegagalan voltage buildup. Untuk
mengatasi ini dilakukan dengan mengatasi
terbaliknya putaran generator dan membalik koneksi
terminal medan yang terbalik atau dengan flashing
the field pada polaritas magnet yang berlawanan.
Gambar 21. Rangkaian Equivalent Generator DC Shunt

8
3. Nilai field resistance terlalu besar dari nilai critical
resistance. Dimana secara normal voltage buildup
terjadi pada titik perpotongan antara kurva
magnetisasi dengan kurva resistansi. Sedangkan
critical resistnace merupakan titik parallel antara
kurva magnetisasi dengna kurva resistansi dimana
pada titik ini tegangan generator dapat berfluktuasi
hanya dengan perubahan sedikit nilai atau .
Sehingga ketika berada dibawah nilai critical
resistance maka keadaan steady-state berada pada
level residual saja dan tegangan tidak akan terbentuk.
Gambar 24. Analisis Generator DC Shunt dengan
Karakteristik Terminal: Kompensator Winding
Kerena arus medan pada generator ini sangat tergantung Jika terdapat armature rection pada generator DC shunt,
nilainya pada tegangan terminal, saat beban pada generator dimana armature rection akan menghasilkan demagnetisasi
naik, akan naik, dan begitu pula . Naik nya dalam generator yang bersamaan dengan adanya drop voltage
arus armature mengakibatkan naiknya drop voltage yang . Dengan mengasumsikan nilai arus armature diketahui,
mengakibatkan nilai tegangan terminal drop tegangan diketahui, dan tegangan terminal cukup kuat
turun. Ketika berkurang, arus medan juga akan berkurang. untuk mensuplai lilitan medan sesudah adanya pengurangan
Ini mengakibatkan penurunan pada yang mengakibatkan flux akibat armature reaction, untuk menetukan nilai tegangan
penurunan kembali pada . Kurva karakteristik terminal output generator dilakukan dengan membentuk segitiga yang
generator DC shunt adalah sebagai berikut: ujung - ujungnya dicocokan dengan kurva magnetisasi dan
resistasi, seperti yang diilustrikan dibawah ini:

Gambar 23. Karakteristik Terminal Generator DC Shunt


Voltage Control:
Gambar 25. Analisis Generator DC Shunt Tanpa Kompensator
Seperti halnya generator DC penguat terpisah, ada dua cara
Winding
untuk mengatur tegangan ouput dari generator DC shunt, yaitu:
1. Mengatur kecepatan shaft generator. 3. Generator DC Seri
2. Menggati nilai resistor generator , yang berarti Generator DC seri merupakan generator yang medannya
mengatur nilai arus medan. terangkain seri dengan armature nya. Dimana lilitan
medannya hanya terdiri dari sedikit turn saja. Hal ini
Analisis Generator DC Shunt : dikarenakan dan dalam generator ini arus armature
Anaisis pada generator DC shunt ini dilakukan dalam sama dengan arus yang ada pada liltan pembangkit medan,
keadaan mesin tanpa armature reaction dan mesin yang sehingga untuk membangkitkan medan yang sama seperti
memiliki armature reaction / tidak ada kompensator winding. generator DC shunt hanya diperlukan sedikit liltan saja.
Pada motor tanpa armature reaction, dalam keadaan tanpa Berikut adalah rangkaian equivalent generator DC seri :
beban, dan generator beroperasi pada tegangan
dimana kurva magnetisasi dan kurva resistansi berpotongan.
Dimana dari hukum Kirchoff, drop tegangan pada mesin ini
adalah .
Untuk menentukan besarnya nilai tegangan output sesuai
dengan beban yang diberikan pada generator DC shunt ini
adalah dengan cara meletakkan garis drop voltage agar
ujung – ujungnya cocok / fits dengan kurva magnetisasi dan
kurva resistansi. Yang dimana seluruh kemungkinan nilai
merupakan kurva magnetisasi, sedangkan seluruh
kemungkinan nilai tegangan terminal adalah kurva
Gambar 26. Rangkaian Equivalent Generator DC Seri
resistansi.

9
Hukum Kirchoff untuk generator DC seri ini adalah :

Karakteristik Terminal:
Dalam keadaan tanpa beban, bagaimana pun tidak ada arus
medan, sehingga nilainya kecil pada level residual flux
mesin saja. Dengan naiknya beban, arus medan akan naik juga,
dan naik dengan cepat. Drop voltage juga naik,
namun naik lebih cepat dari pada , sehingga
tetap naik. Setelah mesin mencapai saturasi kemudian
pun nilainya menjadi konstan. Pada keadaan ini resistive
drop menjadi efek utama yang mengakibatkan turun. Gambar 29. Rangkaian Equivalent Generator DC
Karakteristik terminal generator DC seri ini diberikan dalam Cumulatively Compounded Long-Shunt
kurva berikut : Karakteristik Terminal:
Ketika beban naik, maka arus pun akan naik yang mana
akan mengakibatkan kenaikan nilai arus armature . Naik nya
memberikan dua efek pada generator:
1. Naiknya akan meningkatkan drop voltage
, sehingga nilai akan turun.
2. Naiknya akan menambah nilai magnetomotive
force total sehingga naik dan pun juga akan
naik.
Kedua efek diatas adalah berlawanan, dimana efek paling
dominan pada generator tersebut bergantung pada banyaknya
Gambar 27. Karakteristik Terminal Generator DC Seri
jumlah lilitan kumparan medan seri yang ada. Ketika :
1. mempunyai jumlah yang kecil, sehingga efek
4. Generator DC Cumulatively Compounded resistive drop akan lebih dominan. Akibatnya,
Generator DC cumulatively compounded merupakan tagangan terminal saat beban penuh lebih kecil dari
generator DC yang memiliki baik kumparan medan seri pada saat beban nol. Keadaan ini disebut
maupun shunt yang magnetomotive force kedua kumparan ini undercompounded.
saling mempuerkuat atau menjumlahkan. Total 2. mempunyai jumlah yang sedikit lebih banyak,
magnetomotive force generator ini adalah, maka pada awalnya efek magnetomotive force yang
menaikkan akan lebih dominan hingga tercapai
Dimana adalah magnetomotive force shunt field, keadaan saturasi saat resistive drop kembali menjadi
adalah magnetomotive force series field dan adalah lebih dominan. Jika tegangan terminal saat keadaan
magnetomotive force armature. Arus medan efektif generator beban penuh sama dengan keadaan beban nol, maka
ini adalah, keadaan ini disebut flatcompounded.
3. mempunyai lilitan yang banyak, maka efek
magnetomotive force yang menaikkan tegangan
Sedangkan hubungan arus dan tegangan dalam generator terminal menjadi lebih lama mendominasi hingga
ini adalah, tercapai keadaan saturasi namun dengan nilai saat
beban penuh lebih tinggi dari saat beban nol.
Keadaan ini disebut sebagai overcompounded.
Karakteristik terminal generator ini ditunjukkan melalui
kurva sebagai berikut :
Berikut adalah rangkain equivalent nya:

Gambar 28. Rangkaian Equivalent Generator DC Gambar 30. Kurva Karakteristik Generator DC Cumulatively
Cumulatively Compounded Short-Shunt Compounded

10
Voltage Control:
Voltage control pada generator ini sama persis dengan
generator shunt, yaitu:
1. Mengubah kecapatan rotasi, dengan meningkatnya ,
maka akan menaikkan nilai , sehingga akan naik.
2. Mengatur arus medan dengan memperkecil atau
memperbesar nilai . Dengan naiknya arus medan
maka magnetomotive force total mesin akan naik
pula, sehingga akan menaikkan nilai , sehingga
pun juga akan naik.
Gambar 32. Kurva Karakteristik Generator DC Differentially
Compounded
5. Generator DC Differentially Compounded Voltage Control:
Merupakan generator DC yang memiliki baik kumparan Pengontrolan tegangan output generator DC ini dapat
medan shunt maupun seri yang magnetomortive forcenya dilakukan dengan dua cara yaitu :
saling mengurangi. Magnetomotive force total generator ini 1. Mengubah kecepatan rotasi .
adalah : 2. Mengubah nilai arus medan .

Dimana arus medan shunt equivalent akibat pengaruh dari III. PENUTUP
medan seri dan reaksi jangkar adalah : 3.1 Kesimpulan
Baik generator DC maupun motor DC menurut
klasifikasinya berdasarkan cara pembangkitan medan nya,
Maka total arus medan shunt efektif mesin ini adalah : memiliki karakteristik khas masing – masing seperti yang
telah dipaparkan diatas. Yang mana karakteristik tersebut
Berikut adalah rangkaian equivalent generator ini adalah harus diperhatikan untuk penerapan atau penggunaannya
sebagai berikut : dalam keperluan industri maupun keperluan yang lain.

REFERENSI

[1] Chapman, Stephen J (2005). Electric Machinary Fundamentals


– 4th ed, Australia, Mc Graw Hill.
[2] Fahmizal. (2012). Driver Motor DC pada Robot Beroda
dengan Konfigurasi H-BRIDGE MOSFET, (Online),
(http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-dc-adalah/, diakses 27
Desember 2014).
Gambar 31. Rangkaian Equivalent Generator DC Diffenetially [3] Genx, Dicky. (2009). Definisi Mesin Listrik. (Online).
Compounded Long-Shunt (http://nationalinks.blogspot.com/2009/07/definisi-mesin-
listrik.html, diakses 27 Desember 2014).
[4] Hage. (2009). Generator DC, (Online), (http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html, diakses 27
Karakteristik Terminal : Desember 2014).
[5] Hammers, H. (2013). Pengertian Tentang Mesin-Mesin Listrik.
Ketika beban naik, maka arus akan naik, sehingga arus
(Online). (http://handihammers.blogspot.com/2013/05/pengertian-
juga akan naik. Naiknya memberikan dua efek pada tentang-mesin-mesin-listrik.html, diakses 27 Desember 2014).
generator yaitu : [6] Hanief, I.R. (2013). Pengantar Elektronika. Motor DC,
1. Naiknya , mengakibatkan naiknya nilai drop voltage (Online),
, sehingga mengakibatkan turunnya ninlai (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211021isnarasyadhanief/2013/04/
tegangan terminal ) 27/motor-dc/, diakses 27 Desember 2014).
2. Naiknya , mengakibatkan naiknya magnetomotive [7] Prasetya, H.D. (2011). Generator Ac dan Dc, (Online),
force kumparan seri . Naiknya (http://www.scribd.com/doc/46409085/generator-AC-DC, diakses 27
Desember 2014).
mengakibatkan turun, sehingga
[8] Putra, A.S. (2013). Generator Ac And Dc, Miscellaneous
tegangan terminal pun akan turun. Subjects, & Preparing Equipments Specifications, (Online),
Karakteristik terminal generator ini ditunjukkan dalam kurva (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/,
sebagai berikut : diakses 27 Desember 2014).
[9] Sabrina. (2013). Sabrina News. Prinsip Kerja generator DC,
(Online), (http://sabrina-brinasworld.blogspot.com/2013/11/prinsip-
kerja-generator-dc.html, diakses 27 Desember 2014).

11

Anda mungkin juga menyukai