Anda di halaman 1dari 15

Pemakaian Daya dan Torsi Motor DC

Brushless
Ado Sesar Briliawan, Anggita Harditta Sari, R.Dimas Bagus Suryaningrat, Tri Indra
Sukmawijaya, Wildan Irhami dan Djodi Antono
Jalan Mulawarman III No.4 Kramas Tembalang Semarang INDONESIA

Abstrak
Motor DC merupakan suatu mesin listrik berfungsi sebagai motor listrik apabila terjadi proses konversi
energi listrik menjadi energi mekanik di dalamnya. Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan
searah pada kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan
motor arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang mesin
produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.
Motor DC konvensional mempunyai sikat dan komutator mekanik. Menurut pembentukan jangkarnya,
motor DC dengan magnet permanen dapat dibagi menjadi tiga jenis perancangan jangkar, yaitu : motor inti besi,
motor dengan belitan permukaan dan motor kumparan bergerak.
Motor DC memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan Motor AC. Pada motor DC jika arus lewat pada
suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah
konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus
pada konduktor.
Keywords Motor DC, Motor DC Brushless, Pemakaian Daya dan Torsi, Daya, Torsi.

I.

PENDAHULUAN

A. Pengertian Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan
angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi
energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan
(GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik.
Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif
dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang
berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa
berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 1.1 Motor D.C Sederhana

Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen
yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo.
Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.

B. Prinsip Kerja Motor DC


Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang
melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konverter energi baik energi listrik menjadi energi
mekanik (motor) maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung
melalui medium medan magnet.
Energi yang akan diubah dari suatu sistem ke sistem yang lain, sementara akan tersimpan pada
medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainya. Dengan demikian, medan
magnet disini selain berfungsi sebagi tempat penyimpanan energi juga sekaligus proses perubahan energi,
dimana proses perubahan energi pada motor arus searah dapat digambarkan pada gambar 2.

Gambar 1.2 Proses Konversi Energi pada Motor DC

Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik
dapat dinyatakan sebagai berikut:

Energi listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output + energi yang diubah menjadi panas +
Energi yang tersimpan dalam medan magnet.
Kerja motor DC terjadi jika suatu lilitan jangkar dialiri arus listrik searah dengan arah i di dalam
medan magnet B, maka akan terbangkit gaya F[1] sebesar :

Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah saling
tegak lurus menunjukan masing masing arah , dan . Persamaan di atas merupakan prinsip dari sebuah motor
arus searah, dimana terjadi proses perubahan energi listrik menjadi energi mekanik. Bila jari-jari rotor adalah
r, maka torsi yang akan dibangkitkan adalah :

dimana :
l = panjang penghantar
r = jari jari rotor .

Gambar 1.3 Arah Gaya pada Motor DC

Pada saat gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak didalam medan magnet dan akan menimbulkan
gaya gerak listrik (GGL) yang merupakan reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses
konversi energi listrik menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih besar
dari gaya gerak listrik lawan[1]. Torsi akan memutar rotor bila yang terbangkit telah memiliki torsi lawan dari
motor dan beban.
Telah diketahui bahwa untuk motor arus searah dapat diturunkan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
Vt

= Tegangan jangkar (V)

Ea

= Gaya gerak listrik lawan (V)

Ia

= Arus Jangkar (A)

Ra

= Tahanan jangkar ()

= Putaran (RPM)

= Fluks / kutub

k
= Konstanta
Berdasarkan rumus diatas dapat diturunkan rumus kecepatan putar (n), yaitu :

Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan putaran (n) motor DC dapat diatur dengan
mengubah-ubah (fluksbesarnya Vt (tegangan jangkar), Ra (Tahanan Jangkar) ,dan magnet).
Terdapat banyak jenis motor yang digunakan sebagai plant untuk sistem kontrol industri. Salah satu
diantaranya adalah motor DC magnet permanent. Motor ini termasuk jenis motor DC penguat terpisah,
dimana fluks magnetnya tidak tergantung pada arus jangkarnya, sehingga fluks magnet konstan Jadi motor ini
tidak memerlukan sumber tegangan dari luar untuk membangkitkan fluks magnet.

II.

Pembahasan

2.1 Pengertian Motor DC Brushless


Brushless DC (BLDC) motor adalah pilihan ideal untuk aplikasi yang memerlukan keandalan yang
tinggi, efisiensi tinggi, dan tinggi power-to-volume rasio. Secara umum, motor BLDC dianggap motor
performa tinggi yang mampu memberikan jumlah besar torsi pada rentang kecepatan yang luas. BLDC motor
adalah turunan dari motor DC yang paling umum digunakan, DC disikat motor, dan mereka berbagi sama
torsi dan karakteristik kinerja kecepatan kurva. Perbedaan utama antara keduanya adalah penggunaan kuas.
BLDC motor tidak memiliki sikat (maka nama "Brushless DC") dan harus secara elektronik commutated.
2.2 Pemakaian Torsi pada Motor DC Brushless
Menentukan torsi dapat diketahui dengan mengetahui struktur kumparan yang sangat berpengaruh
terhadap torsi, tipe kumparan segitiga delta dan kumparan tipe star tentunya memiliki torsi yang berbeda.

Jumlah pole pair = semakin banyak jumlah pole pair akan memili torsi yang semakin besar. Lebar magnet
juga berpengaruh, yaitu semakin lebar magnet maka semakin kuat daya induksi magnet maka semakin besar
pula torsi motor BLDC.
Kemampuan kontroler juga berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan torsi yang besar diperlukan amper yang
besar pula, maka kontroler harus mensupport dan mampu mengalirkan arus yang besar.

1.

torsi motor BLDC itu tergantung pada speed BLDC motor paling dipengaruhi oleh :
1.

jumlah poles pair

2.

struktur kumparan

3.

resistansi kumparan

4.

kemampuan kontroller

Untuk kecepatan Jumlah pole pair = semakin sedikit jumlah pole pair maka semakin cepat putaran rpm
BLDC motor. Dalam jumlah pole pair yang sama maka BLDC yang memiliki resistansi kumparan lebih
rendah akan memiliki top speed rpm yang lebih tinggi.

2.

strutur kumparan sangat berpengaruh, tipe kumparan segitiga delta dan kumparan tipe star tentunya
memiliki torsi yang berbeda. Semakin banyak jumlah pole pair akan memiliki torsi yang semakin besar.
kemudian semakin lebar dan semakin kuat daya induksi magnet maka semakin besar pula torsi motor
Brushless.

3.

Dalam resistansi kumparan dan pole pair yang sama BLDC yang diberikan voltase yang lebih tinggi akan
memiliki top speed yang lebih tinggi. Hal ini juga sesuai hukum ohm i=v/r , apabila r tetap namun v
semakin besar, maka i akan semakin besar pula, sehingga bisa dikatakan daya motor BLDC juga akan
meningkat.

4.

Yang terakhir adalah kemampuan kontroller, untuk memenuhi kebutuhan torsi yang besar diperlukan
amper yang besar pula, maka kontroller harus support dan mampu mengalirkan arus yang besar.

2.3 Menentukan Daya Motor


Pada perencanaan dan perakitan go kart listrik ini, motor listrik yang dipilih adalah motor listrik
dengan kapasitas daya 1500 Watt, 48 Volt, 60 A. Alasan dipilihnya motor listrik dengan spesifikasi ini karena
motor ini memiliki daya dan tegangan yang cukup tinggi untuk menggerakkan sebuah go kart dengan beban
keseluruhan go kart bekisar antara 150 Kg 200 Kg. Hal ini diperlihatkan dengan data sheet motor dc
tersebut sebagai berikut :

Torque

Voltage

(Nm)

(V)

0
0
0,1
0
0,1
0,2
0,4
1
1,8
2,9
4,3
6,4
8,4
10,7
13,2
15,8
19,1
22
25,1
28,2
31,9
35,1
38,3
41,5
45,3
48,6
52
55,3
58,7
62,4
65,9
69,4
72,8
76,7
80,3
83,7
87,3

48,07
48,07
48,07
48,07
48,07
48,07
48,05
48,03
47,99
47,93
47,87
47,78
47,69
47,6
47,48
47,36
47,24
47,12
46,99
46,86
46,73
46,64
46,63
46,59
46,58
46,56
46,55
46,55
46,56
46,6
46,6
46,58
46,58
46,58
46,56
46,59
46,55

Bus
Current
(A)
4,443
4,424
4,412
4,429
4,49
4,633
5,016
5,931
7,437
9,322
11,69
14,75
18,06
21,79
25,94
30,53
35,06
39,14
44,2
48,64
53,19
55,48
55,72
55,75
55,29
54,76
54,12
53,32
52,97
51,87
51,57
52,43
52,75
53,02
53,21
53,81
54,45

RPM
744,6
744,7
744,4
744,5
744,5
743,7
743,1
740,3
735,9
730,9
724,8
714,4
705,4
695,6
685,3
674,4
658,9
647,5
636,1
625,1
610,4
592,9
546,6
500,7
447,7
410,8
376,6
343,7
311,6
264,7
235,3
213,1
189,1
157,1
137,1
108,2
91,2

Input

Output

Efficiency

Power

Power

(%)

213,6
212,7
212,1
212,9
215,8
222,7
241
284,9
356,9
446,8
559,8
704,9
861,4
1037
1231
1446
1656
1844
2077
2279
2485
2587
2598
2597
2575
2550
2519
2482
2466
2417
2403
2442
2457
2470
2477
2507
2534

5,56
5,56
5,56
0
5,56
16,68
33,34
77,5
143
224,1
330,6
475,4
622,4
780,3
948,1
1114
1315
1496
1674
1846
2035
2177
2191
2179
2122
2089
2050
1989
1915
1730
1624
1549
1442
1260
1153
948,3
834,1

2,6
2,6
2,6
0
2,5
7,4
13,8
27,2
40
50,1
59
67,4
72,2
75,2
76,9
77
79,4
81,1
80,5
80,9
81,9
84,1
84,3
83,8
82,4
81,9
81,3
80,1
77,6
71,5
67,5
63,4
58,6
51
46,5
37,8
32,9

speed(km/h)
53,6112
53,6184
53,5968
53,604
53,604
53,5464
53,5032
53,3016
52,9848
52,6248
52,1856
51,4368
50,7888
50,0832
49,3416
48,5568
47,4408
46,62
45,7992
45,0072
43,9488
42,6888
39,3552
36,0504
32,2344
29,5776
27,1152
24,7464
22,4352
19,0584
16,9416
15,3432
13,6152
11,3112
9,8712
7,7904
6,5664

Dari tabel data sheet motor DC di atas dapat dilihat bahwa efisiensi maksimum yang dapat diraih
motor ini ada di angka 84,3 % dengan torsi 38,3 Nm pada kecepatan 39,35 km/jam.
2.4 Menentukan Sumber Energi Listrik

Penentuan sumber energi listrik DC (Battery/accu) dapat diperoleh dengan mempertimbangkan dua
hal yang mendasar yaitu tegangan masukan motor dan kapsitas daya motor.
2.4.1

Berdasarkan Tegangan Motor

Direkomendasikan wajib memilih sumber tegangan yang sesuai dengan tegangan motor yang
dibutuhkan. Akan tetapi apabila pada dasarnya tegangan sumber tidak memenuhi/kurang besar dari tegangan
motor yang diminta, maka salah satu cara adalah membuat sumber tegangan menjadi lebih besar dengan
menyusun Battery secara seri hingga mencapai tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
Apabila Battery yang dimiliki mempunyai tegangan sebesar 12V sedangkan tegangan motor yang
diminta adalah sebesar 48V, salah satu cara untuk memperbesar tegangan yaitu dengan menyusun 4 buah
Battery 12V secara berurutan. Hasil perkalian antara jumlah Battery dengan besar tegangan Battery adalah
besar tegangan yang dibutuhkan oleh motor.

Gambar 2.4.1 : Penyusunan Battery/Accu Secara seri

2.4.2

Berdasarkan Daya Motor

Dengan mempertimbangkan besar kapasitas Battery (Ah) dapat menentukan durasi penggunaan
motor tersebut. Semakin besar kapasitas Battery maka semakin lama pula durasi motor yang digunakan,
namun apabila memperbanyak jumlah kapasitas Battery tidak menutup kemungkinan menambah jumlah
Battery yang menyebabkan berat bertambah. Untuk itu perlu dipertimbangkan agar memperoleh efisiensi
yang cukup.
Besar daya Battery adalah hasil perkalian antara tegangan Battery dengan kapasitas Battery. Apabila
diperoleh tegangan pada Battery 48V dan kapasitas Battery 45Ah, maka besar daya Battery sebesar 2160Wh.
Sedangkan durasi penggunaan motor dapat diperoleh dengan hasil pembagian antara besar daya Battery
dengan besar daya motor. Apabila besar daya motor 1500 W dan besar daya Battery 2160 Wh, maka lama
durasi penggunaan dalam keadaan beban nominal adalah 1,44 jam atau sekitar 86 menit.

2.4.3

Menentukan Top Speed dan Torsi Pada Motor BLDC

Speed motor BLDC paling dipengaruhi oleh jumlah poles pair & struktur kumparan, resistansi
kumparan, dan clock voltase 3 phase motor. Sedangkan torsi dipengaruhi oleh lebar magnet, kemampuan
kontroller, dan jumlah pole pair & struktur kumparan. Untuk melihat stator dan rotor dari motor BLDC bisa
dilihat pada gambar 2.4.3.1 dan 2.4.3.2.

Gambar 2.4.3.1 Stator BLDC

Gambar 2.4.3.2 Rotor BLDC


Menentukan speed adalah jumlah pole pair = semakin sedikit jumlah pole pair maka semakin cepat putaran
rpm BLDC motor. Dalam jumlah pole pair yang sama maka BLDC yang memiliki resistansi kumparan lebih

rendah akan memiliki top speed rpm yang lebih tinggi. Dalam resistansi kumparan dan pole pair yang sama
BLDC yang diberikan voltase yang lebih tinggi akan memiliki top speed yang lebih tinggi. Hal ini juga sesuai
hukum ohm I=V/R , apabila R tetap namun V semakin besar, maka I akan semakin besar pula, sehingga bisa
dikatakan daya motor BLDC juga akan meningkat.
Menentukan torsi adalah dengan mengetahui struktur kumparan yang sangat berpengaruh terhadap torsi, tipe
kumparan segitiga delta dan kumparan tipe star tentunya memiliki torsi yang berbeda.
Jumlah pole pair = semakin banyak jumlah pole pair akan memili torsi yang semakin besar. Lebar magnet
juga berpengaruh, yaitu semakin lebar magnet maka semakin kuat daya induksi magnet maka semakin besar
pula torsi motor BLDC.
Kemampuan kontroler juga berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan torsi yang besar diperlukan amper yang
besar pula, maka kontroler harus mensupport dan mampu mengalirkan arus yang besar.
Top speed dan torsi motor BLDC itu tergantung pada speed BLDC motor paling dipengaruhi oleh jumlah
poles pair & struktur kumparan, resistansi kumparan, dan clock voltase 3 phase motor. Sedangkan torsi
dipengaruhi oleh lebar magnet, kemampuan kontroller, dan jumlah pole pair & struktur kumparan.
Untuk kecepatan Jumlah pole pair = semakin sedikit jumlah pole pair maka semakin cepat putaran rpm
BLDC motor. Dalam jumlah pole pair yang sama maka BLDC yang memiliki resistansi kumparan lebih
rendah akan memiliki top speed rpm yang lebih tinggi.
Dalam resistansi kumparan dan pole pair yang sama BLDC yang diberikan voltase yang lebih tinggi akan
memiliki top speed yang lebih tinggi. Hal ini juga sesuai hukum ohm i=v/r , apabila r tetap namun v semakin
besar, maka i akan semakin besar pula, sehingga bisa dikatakan daya motor BLDC juga akan meningkat.
Sedangkan untuk torsi, strutur kumparan sangat berpengaruh, tipe kumparan segitiga delta dan kumparan tipe
star tentunya memiliki torsi yang berbeda. Semakin banyak jumlah pole pair akan memili torsi yang semakin
besar. kemudian semakin lebar dan semakin kuat daya induksi magnet maka semakin besar pula torsi BLDC
motor.
Yang terakhir adalah kemampuan kontroller, untuk memenuhi kebutuhan torsi yang besar diperlukan amper
yang besar pula, maka kontroller harus support dan mampu mengalirkan arus yang besar.
Untuk mendapatkan total "daya (Power)" yang dihasilkan, maka:
W = V x A (Watt = Volt x Ampere).

Jadi sebenarnya "Watt" tersebut adalah daya (power) yang dihasilkan oleh "tegangan" dan "arus" listrik untuk
menggerakkan motor.
Untuk analisa data kecepatan dengan frekuensi pada kondisi berbeban atau tanpa beban antara lain dengan
cara pengambilan data setiap 15 detik. Hasil yang diberikan selama 15 detik merupakan putaran elektrik.
2.5 METODOLOGI
2.5.1 Perancangan Axial Brushless DC Motor
Rancangan Axial Brushless DC Motor secara detail dari masing-masing tahapan sebagai berikut :
2.5.1.1 Penentuan Spesifikasi Motor
Untuk merancang sebuah motor Axial Coreless Brushless DC Motor, langkah pertama adalah menentukan
parameter motor sebagai target yang ingin dicapai.
Daya

= 500 watt

Tegangan operasional

= 48 Volt

Jumlah phasa

=3

Faktor daya (estimasi)

= 0,866

Efisiensi (estimasi )

= 0,9

Dari data target di atas kita bisa menghitung kebutuhan kebutuhan spesifikasi pendukungnya, baik secara
mekanik maupun elektrik.
2.5.1.2 Perhitungan Teoritis Daya
Perhitungan daya input Axial Coreless B rushless DC Motor adalah daya konsumsi dari motor listrik yang
melibatkan arus konsumsi motor listrik dan tegangan dari baterei. Maka secara teoritis adalah sebagai
berikut :
2.5.1.2.1 Perhitungan Teoritis Daya Input

Pinput =V . I =500 watt


Karena tegangan operasional yang dipakai adalah 48 volt, maka arus yang dipakai adalah 500 watt/ 48 volt=
10.41 ampere.

2.5.1.2.2 Perhitungan Teoritis Daya Output dan Torsi


Perhitungan daya output dengan menggunakan basic equation torsi motor listrik. Maka secara teoritis
adalah sebagai berikut :

10

Pinput =T =N ph E ph I ph=N ph N m N spp K w Bg n s I ph ( R 02Ri2 )


m

N ph N m N spp K w B g I ph ( R 02Ri2 )
3 x 40 x 5 x 7,56213 x 1,3 x 10,41 x 0,0920,06 2
485.8373086 watt

Untuk mencari torsi maksimum motor listrik, parameter yang kita perlukan adalah batasan kecepatan
putar maksimum pada motor listrik. Diasumsikan motor memiliki putaran tanpa beban sampai pada
1000 rpm, maka torsi maksimumnya sebagaimana basic equation torsi motor listrik maka secara teoritis
torsi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

=18.55733818 Nm

Putaran (rpm)

Power (watt)
1000
832.3
828.6
825.1
813.7
799.1
780.7
765.1
749.3
723.3
710.7
704.5
679.1
621.5
570.8
553.4
537.8
500
447.7
417.1
389.5
352.6
338.2
311
278
236
213
140
0

0
271.2422
275.9943
280.4405
294.5924
311.979
332.711
349.2573
365.0517
388.9304
399.5573
404.5599
423.4945
457.1422
476.0888
480.2885
483.0533
485.83
480.5145
472.4747
462.1016
443.608
434.9554
416.4127
390.0554
350.3884
325.7607
233.9757
0

Secara teoritis kenaikan daya beban akan

Torsi (Nm)
0
3.112066
3.180728
3.245678
3.457232
3.728169
4.069624
4.359119
4.652325
5.134815
5.368638
5.483693
5.95505
7.023952
7.96481
8.287707
8.577202
9.278669
10.24922
10.81707
11.32925
12.01402
12.28125
12.78601
13.3984
14.17781
14.60463
15.95931
18.55734

sebanding dengan kenaikan arus listrik


(tegangan tetap). Sebagaimana perhitungan
bahwa daya input maksimumnya motor akan
mengkonsumsi
digunakan

arus

kawat

10.41

A,

berlaminasi

maka
standart

American Wire Gauge (AWG) yaitu kawat


tembaga

berlaminasi

dengan

ukuran

diameter 1.1 mm.


2.5.1.2.3 Grafik sebaran Daya dan Torsi
Teoritis
Tabel Data sebaran Daya dan Torsi teoritis

11

Gambar 2.5.1.2.3 Grafik sebaran Daya, dan Torsi vs Rpm Axial Flux Permanent Magnet Coreless Brushless
DC Motor secara teoritis
Pada gambar 2.1 menunjukkan grafik hasil perhitungan teoritis dengan persamaan dasar motor listrik
dengan data pada tabel 2.1. Data tersebut mengacu pada spesifikasi motor yang menjadi target rancang dan
bangun Axial Flux Permanent Magnet Coreless Brushless DC Motor.

2.5.1.3 Inisialisasi Awal Dimensi motor


Untuk menyusun sebuah mesin listrik kita harus menentukan perkiraan dimensi/ukuran dari beberapa bagian
mesin tersebut sebagai acuan untuk perhitungan selanjutnya. Kebutuhan dimensi untuk motor axial flux

12

berbeda dengan motor induksi pada umumnya (motor induksi radial fluks) yaitu disesuaikan dengan
bentuknya.
2.5.2 Proses Pembuatan Motor
2.5.2.1 Proses Desain
Setelah spesifikasi motor Axial Flux Permanent Magnet Coreless Brushless D C Motor yang akan dibuat
sudah didapatkan maka proses desain dilakukan dengan software drawing. Berikut ini gambar susunan desain
motor listrik axial flux gambar 2.5.2.1 dan gambar bagian-bagian partnya pada gambar 2.5.2.2, gambar
2.5.2.3 dan 2.5.2.4.

Gambar 2.2 Gambar Susunan Desain Axial Flux Permanent Magnet Coreless Brushless DC Motor

Gambar 2.3 Gambar Part Velg Hub Motor

13

Gambar 2.4 Gambar Bagian Poros dan Stator Motor

Gambar 2.5 Gambar Part Casing dan Pattern Magnet Rot

14

15

Anda mungkin juga menyukai