Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Vivaldi K.

NIM : 1520301029

Kelas : IOI 2.2

Motor Sinkron

A. Definisi.
Motor sinkron adalah motor arus bolak-balik (AC) yang bekerja dengan penggerak mula
sebagai pemutar awal pada rotornya hingga kecepatan putar sama dengan kecepatan putar kutub
khayal pada statornya. Pada keadaan ini motor pemutar akan mati, sehingga putaran motor pada
motor sinkron terjadi akibat gaya tarik-menarik magnetic antara kutub-kutub khayal yang
berputar di dalam stator.

(Konstruksi Motor Sinkron)

(Gambar Motor Sinkron)


 Motor Sinkron terdiri dari :
 Rangka stator (Housing)
Terbuat dari besi tuang. Rangka motor merupakan rumah dari bagian motor-
motor yang lain.
STATOR : bagian yang diam, terdiri dari belitan-belitan stator. Pada saat belitan
stator tersebut diberi aliran listrik maka akan menghasilkan fluks magnet stator (
medan putar).
ROTOR : Bagian yang berputar, terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet
dan slip ring/sikat. Slip ring/sikat berfungsi untuk memasukan listrik DC pada
belitan penguat sehingga timbul kutub magnet pada rotor.

 Cincin Geser / Slip ring.


Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan
menggunakan bahan isolasi. Jumlah slip ring ada 2 buah yang masing-masing
dapat menggeser sikat arang positif dan negatif, berguna untuk mengalirkan arus
penguat magnet pada rotor.

.
B. Prinsip kerja motor sinkron
Mula-mula lilitan stator pada motor sinkron diberi arus dengan tegangan 3 phasa
sehingga akan membangkitkan medan magnet putar. Walaupun sudah ada medan magnet putar
pada stator, akan tetapi medan magnet tersebut tidak dapat menginduksi rotor karena adanya
perbedaan kecepatan putar antara rotor dan stator. Agar rotor dapat terinduksi oleh medan
magnet stator dan terjadi gaya tarik atau kopel antara stator dan rotor maka rotor dipicu
gerakannya agar dapat berputar mendekati kecepatan sinkron dari stator.

Beberapa cara untuk menstart motor sinkron agar putarannya mencapai kecepatan adalah
dengan menggunakan motor induksi pembantu kecil yang dipasangkan sementara pada rotor
sampai rotor mencapai kecepatan sinkron. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan lilitan
sangkar tupai yang ditanamkan pada muka kutub motor. Akan tetapi cara yang paling sering
digunakan adalah dengan menggunakan lilitan sangkar tupai yang ditanamkan pada muka kutub
rotor. Jadi motor distart seperti motor induksi dan dipercepat mendekati kecepatan sinkron. Pada
saat yang tepat, arus medan DC dikenakan pada rotor dan motor menuju ke sinkronisme dimana
kecepatan putar rotor sama dengan stator.

Besarnya gaya tarik atau kopel yang dihasilkan oleh motor ketika menuju ke sinkronisme
disebut kopel masuk/pull in torque. Besarnya kopel tarik yang dihasilkan oleh motor sinkron
bervariasi tergantung dari pemakaian motor tersebut. Selama periode start, jika rotor diam atau
mempunyai kecepatan yang kurang dari kecepatan sinkron, maka medan magnet putar cepat
memotong medan magnet DC dan menginduksi GGL medan magnet DC. Karena kumparannya
memiliki banyak lilitan, maka GGL induksinya pun semakin besar. GGL induksi yang besar ini
akan membahayakan motor karena motor dapat terbakar. Untuk mengatasinya dapat diatasi
dengan cara menghubung-singkatkan lilitan melalui resistor pengosong medan. Resistor ini dapat
dilepas saat motor mendekati kepesatan sinkronnya.

Motor Sinkron berkepesatan rendah yang dilengkapi dengan lilitan sangkar tupai distart
pada tegangan penuh. Sedangkan motor sinkron yang berkepesatan tinggi distart pada tegangan
tidak penuh dengan menggunakan auto-transformator. Dalam start motor sinkron, kontaktor
saluran memberikan energy pada lilitan stator, kemudian menghubung-singkatkan lilitan magnet
melalui resistor pengosong medan selama waktu start dan akan membuka setelah motor
mendekati kepesatan sinkron. Setelah motor mempercepat sampai 95% dari kecepatan
sinkronnya, penyinkron dalam pen-start memberi energy pada medan motor. Alat pelindung
pada pen-start motor sinkron akan memutus catu daya jika lilitan sankar tupai menjadi panas
karena waktu pen-startan yang terlalu lama dan jika motor harus dikeluarkan dari sinkronisme
dan terus berjalan sebagai motor induksi. Setelah terjadi gaya tarik atau kopel antara rotor dan
stator maka motor sinkron dapat berputar. Jika motor stator menerima beban berlebih, maka
sudut kopel akan semakin besar dan tidak akan lagi terbentuk kopel atau gaya tarik antara stator
dan rotor akibatnya putaran motor sinkron langsung terhenti.

Aplikasi/Kegunaan :

 Generator
 Penggilingan Karet
 Penggilingan Bubur Kayu
 Pompa-poma Sentrifugal
 Motor pada Kompresor

Keuntungan :

 Daya Motor Sinkron lebih baik sehingga efisiensi energy sangat besar.
 Putaran tidak berkurang meskipun bebam bertambah.
 Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga akan lebih aman.
 Dapat memperbaiki motor daya.
 Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan.

Kerugian :

 Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.


 Tidak mampu menstart sendiri.
 Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.

Anda mungkin juga menyukai