Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN PERFORMANSI PENGEREMAN DINAMIS

PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA

Fahmi Hardiono, Syafruddin Hasan


Konsentrasi Arus Kuat, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail : coolfahmi1@gmail.com

ABSTRAK
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri, karena memiliki
banyak keuntungan diantaranya hargnya yang relatif murah, perawatan mudah serta
penggunaannya yang sederhana. Dalam Penggunaannya, adakalanya motor induksi tiga fasa
memerlukan pengereman. Pengereman dilakukan agar motor berhenti sesuai dengan letak dan
posisi yang dinginkan. Ada banyak cara pengereman yang bisa dilakukan untuk memberhentikan
motor induksi, salah satunya pengereman dinamis. Pengereman dinamis ini terdiri dari capacitor
self-exitation braking, DC inject braking, zero sequence braking dan magnetic braking.
Berdasarkan hasil pengujian dari keempat pengereman, metoda yang paling cepat untuk
melakukan pengereman pada motor iduksi 3 fasa pada simulasi matlab, yaitu dengan
menggunakan metoda pengereman DC inject dengan tegangan 10 Volt yaitu dalam waktu 2,58
detik sedangkan yang paling lama yaitu dengan metoda Capacitor Self-Exitation yaitu
membutuhkan waktu 7,94 detik dengan kapasitor berkapasitas 330u. Analisis pengereman
dilakukan menggunakan software Matlab.
Kata kunci : motor induksi tiga fasa, pengereman dinamis,DC inject,capacitor self excitation,zero
sequence.

1. Pendahuluan peralatan workshop seperti mesin-mesin bor,


grinda, crane, dan sebagainya.
Dalam kegiatan sehari-hari, penggunaan
motor sering sekali dilakukan untuk Dalam Penggunaannya, sebagian
mempermudah pekerjaan manusia, salah motor induksi tiga phasa memerlukan
satunya motor induksi. Motor Induksi pengereman. Pengereman dilakukan agar
merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang motor berhenti sesuai dengan letak dan
paling luas penggunaannya. Penamaannya posisi yang inginkan. Ada banyak cara
berasal dari kenyataan bahwa tegangan dan pengereman yang bisa dilakukan untuk
arus motor ini bukan diperoleh dari sumber memberhentikan motor induksi, salah
tertentu, tetapi merupakan tegangan dan arus satunya pengereman dinamis. Pada tugas
yang terinduksi sebagai akibat adanya akhir ini, akan dibahas bagaimana
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan perbandingan performasi pada pengereman
medan putar stator[1]. motor induksi 3 phasa. Pengereman dinamis
ini terdiri dari capacitor self-exitation
Motor induksi adalah salah satu jenis braking, DC inject braking, zero sequence
dari motor-motor listrik yang bekerja braking dan magnetic braking[2]. Keempat
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor jenis pengereman ini akan diterapkan pada
induksi memiliki sebuah sumber energi Simulink Matlab 2017B.
listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem
kelistrikan di sisi rotornya di induksikan
melalui celah udara dari stator dengan media 2. Dasar Teori
elektromagnet. Hal inilah yang 2.1 Motor Induksi
menyebabkannya diberi nama motor
Motor induksi merupakan motor
induksi. Adapun penggunaan motor induksi
listrik arus bolak balik (ac) yang paling
di industri ini adalah sebagai penggerak,
seperti untuk blower, kompresor, pompa, luas digunakan. Penamaannya berasal
penggerak utama proses produksi atau mill, dari kenyataan bahwa motor ini bekerja

1
berdasarkan induksi medan magnet induksi berupa kerangka berbentuk silinder
stator ke statornya, dimana arus rotor yang tersusun atas lapisan-lapisan baja tipis,
motor ini bukan diperoleh dari sumber dengan kumparan stator terdistribusi pada
tertentu, tetapi merupakan arus yang alur-alur disekeliling kerangka, dan dicatu
tegangan tiga fasa.
terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor b. Celah
dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus Celah udara pada motor induksi
stator.Motor induksi sangat banyak menyebabkan faktor daya motor induksi
digunakan di dalam kehidupan sehari- menjadi rendah karena adanya celah udara
hari baik di industri maupun di rumah memperbesar magnetisasi yang diperlukan
tangga. untuk menimbulkan fluks di celah udara,
dimana arus terbelakang (lagging) terhadap
2.2 Prinsip Kerja Motor Induksi tegangan yang diberikan. Untuk
Motor induksi bekerja berdasarkan memperbaikinya, celah udara dapat dibuat
induksi elektromagnetik dari kumparan kecil, tetapi tidak boleh terlalu kecil karena
stator kepada kumparan rotornya. Garis- dapat memperbesar kebisingan dan rugi-rugi
garis gaya fluks yang diinduksikan dari permukaan gigi-gigi dan dapat menghalangi
kumparan stator akan memotong kumparan motor untuk berputar dengan kecepatan
rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau yang normal.
tegangan induksi dan karena penghantar
c. Rotor
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang
tertutup, maka akan mengalir arus pada
Merupakan bagian yang bergerak
kumparan rotor.Penghantar (kumparan)
akibat adanya induksi magnet dari kumparan
rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis
stator yang diinduksikan kepada kumparan
gaya fluks yang berasal dari kumparan stator
rotor. Berdasarkan bentuk konstruksi
sehingga kumparan rotor akan mengalami
rotornya, maka motor induksi dapat dibagi
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
menjadi dua jenis, yaitu:
cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi a) Motor induksi dengan rotor sangkar
stator. Pada rangka stator terdapat kumparan
stator yang ditempatkan pada slot-slotnya (squirrel cage).
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu.
Jumlah kutup ini menentukan kecepatan Bagian mesin yang berputar bebas dan
berputarnya medan stator yang terjadi yang letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi
diinduksikan ke rotornya. Makin besar laminasi yang mempunayi slot dengan
jumlah kutup akan mengakibatkan makin batang alumunium / tembaga yang
kecilnya kecepatan putar medan stator dan dihubungkan singkat pada ujungnya.
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan Gambar 1 merupakan gambar dari rotor
putar ini disebut kecepatan sinkron. sangkar dan bagiannya.
2.3 Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya
mempunyai 3 bagian penting sebagai
berikut:

a. Stator
Gambar 1 Rotor sangkar tupai
Merupakan bagian yang diam dan
mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik b) Motor induksi dengan rotor belitan
kepada kumparan rotornya. Stator motor

2
(wound rotor). cukup efektif untuk diterapkan pada motor
induksi tiga fasa. Pengereman yang
Kumparan rotor motor induksi rotor dilakukan dengan melepaskan jangkar yang
belitan mirip kumparan statornya, berputar dari sumber tegangan dan
terdistribusi pada alur-alur rotor, dan memasangkan tahanan pada terminal
tersusun atas lapisan-lapisan baja tipis untuk jangkar.
mengurangi rugi-rugi arus pusar. Rotor
belitan biasanya lebih mahal daripada rotor Pengereman dinamis adalah proses dimana
sangkar karena diperlukan perawatan ekstra energi kinetis dari motor didisipasikan ke
pada brush dan slip ring nya.Gambar 2 internal atau eksternal resistor menjadi panas
merupakan gambar dari rotor sangkar dan setelah motor diputus dari sumbernya.
belitan. Pengereman dinamis (pengereman secara
elektrik) banyak digunakan pada industri
dimana pengereman dilakukan tanpa
menggunakan rem mekanis dan tidak terjadi
rugi rugi mekanis. Pada pengereman
dinamis, stator tidak di catu daya ketika
dilakukan pengereman. Meskipun tidak
dilakukan catu daya, motor tetap berputar
karena terdapat inersia dan terdapat medan
sisa yang masih bekerja. Ketika stator tidak
memiliki catu daya terdapat medan sisa
dapat dimanfaatkan untuk membuat medan
Gambar 2 Konstruksi mesin induksi yang berlawanan arah, ataupun dapat diserap
dengan menggunakan kapasitor, selain itu
penegereman juga dapat dibuat dengan
2.4 Pengereman Dinamis menambahkan medan statis dengan masukan
DC, Teknik tersebut dinamakan teknik
Pengereman adalah suatu kondisi untuk pengereman dinamis. Pengereman dinamis
mengurangi kecepatan dari keadaan running memiliki berbagai macam metoda, yaitu
ke suatu keadaan steady state lainnya yang Capacitor Self Exitation, Magnetic Braking,
lebih rendah, dalam hal ini juga termasuk DC Injection Braking, dan Zero Sequence
kondisi berhenti. Pada pengereman motor Braking[4].
induksi tiga phasa harus dipilih cara
pengereman yang baik, yaitu pengereman  Pengereman dengan Eksitasi Kapasitor
tidak mengakibatkan kerusakan - kerusakan (Capacitor Self Exitation)
pada mesin,rugi-rugi panas akibat Dalam Pengereman dinamis metoda
pengereman ditekan sekecil-kecilnya Capacitor selfexitation, Pengereman
sehingga tidak merusak mesin,serta dapat diperoleh ketika sumber yang mencatu
dijalankan dan dihentikan sesuai dengan motor dilepas dan rotor masih bergerak
jadwal operasi yang diinginkan. karena terdapat momen inersia dari motor
yang membuat motor tidak dapat berhenti
Tujuan pengereman tidak terbatas untuk seketika. Ketika rotor bergerak tanpa catu
menghentikan perputaran mesin secara cepat daya di stator, electrical magnetic force akan
tetapi juga untuk menjaga agar perputaran diinduksikan ke stator karena saat ini motor
mesin tidak melebihi putaran yang bekerja sebagai generator. Eksitasi diperoleh
diizinkan. Sehingga dapat disimpulkan, ketika saturasi magnetis membatasi
pengereman merupakan suatu kerja dari electrical magnetic force yang diinduksikan
gaya yang menghasilkan perlambatan atau ke stator, apabila kapasitor yang nilainya
penghentian. Ada beberapa sistem yang sesuai dihubungkan diantara dua terminal
digunakan untuk pengereman motor induksi, stator dan satu terminal stator dibiarkan
diantaranya pengereman dinamis. terbuka, maka capacitor selexitation
diperoleh dan akan membuat pengereman
Pengereman secara dinamis merupakan
lebih cepat karena kapasitor akan
salah satu metode pengereman elektrik yang

3
menyimpan energi yang terbentuk dari rotor. pengereman. Efektifitas magnetic braking
Pengereman hanya dapat terjadi ketika rotor dipengaruhi oleh saturasi magnetis dari
dalam keadaan bergerak, sedangkan ketika bahan konduktor stator. Gambar 4
diam, pada motor tidak terdapat torsi merupakan rangkaian dari pengereman
pengereman. Gambar 3 adalah gambar magnetis.
rangkaian dari braking Capacitor self-
exitation[2].

Gambar 4 Rangkaian Magnetic Braking

 Pengereman Injeksi Arus DC (DC Inject


Braking)
Gambar 3 Rangkaian Capacitor Self Dalam pengereman DC Inject,
pengereman diperoleh ketika sumber arus
Exitation
searah dihubungkan diantara dua stator
ketika sumber yang mencatu motor dilepas.
 Pengereman Magnetik (Magnetic Arus searah ini membentuk medan stasioner
Braking) pada stator yang jumlah kutubnya sama
Dalam metoda Pengereman Magnetic dengan jumlah kutub dari motor, misal
Braking, Pengereman diperoleh ketika dua motor induksi 3-fasa 4- kutub, juga
atau tiga terminal dihubung singkat sesaat menghasilkan 4- kutub DC, walaupun hanya
setelah sumber AC dilepas dari motor, dua terminal motor yang dihubungkan
Penggunaan magnetic braking juga dinilai dengan sumber DC[2]. Ketika rotor bergerak
lebih aman dalam proses operasi karena melalui medan statis, maka tegangan AC
pengereman ini tidak membutuhkan input akan terinduksi pada rotor, tegangan tersebut
energi dari luar (AC atau DC) karena satu menghasilkan arus AC yang menyebabkan
satunya yang bekerja pada pengereman ini rugi rugi I2R yang akan didisipasikan karena
berasal dari energi yang dikeluarkan oleh masih terdapat energi kinetik tersimpan pada
rotor yang berputar karena energi kinetik, benda yang bergerak (rotor), motor akan
sehingga pada pengereman ini panas yang berhenti bergerak ketika semua energi
dihasilkan lebih kecil[2]. magnetic braking kinetik pada rotor sudah habis didisipasikan
bekerja karena adanya arus induksi dan menjadi panas. Keunggulan dari
hukum Lenz dimana hukum lenz berbunyi pengereman dengan DC Inject adalah
“Arus induksi mengalir pada penghantar menghasilkan panas yang jauh lebih kecil
atau kumparan dengan arah berlawanan daripada pengereman plugging, dimana nilai
dengan gerakan yang menghasilkannya” dari panas hanya sejumlah energi kinetik
atau “medan magnet yang ditimbulkannya yang terdapat pada rotor, tidak tiga kali
melawan perubahan fluks magnet yang lipatnya, selain itu DC Inject efektif pada
menimbulkannya”. Ketika terdapat medan kecepatan rendah. Pada pengereman DC
putar sisa setelah catu daya dilepas, medan Inject semakin kecil arus DC yang dipakai
sisa mengenai rangkaian tertutup yang semakin lama waktu pengereman, namun
nantinya kaan membuat medan yang nilai arus DC dapat diperbesar yang
arahnya berlawanan. Hal tersebut membuat mempercepat pengereman tanpa
kecepatan rotor berkurang karena dilawan menghasilkan suhu yang terlalu tinggi pada
oleh medan magnet yang terbentuk. stator. Gambar 5 merupakan rangkaian dari
Pengereman hanya dapat terjadi ketika rotor pengereman DC Inject.
dalam keadaan bergerak, sedangkan ketika
diam, pada motor tidak terdapat torsi

4
(√ )
2
2
3 I .x
T b maks= 3 dc m (3)
ω s .2 ( x m . x ' 2 )
dimana :

T b maks = Torsi pengereman dinamik


maksimal (N.m)
Gambar 5 Rangkaian DC Injection Braking
I ac = Arus pengereman Capacitor self-
Ketika melakukan pengereman akan timbul exitation (A)
torsi pengereman yang berlawanan arah
dengan torsi yang dibangkitkan oleh motor.
I dc = Arus pengereman DC Inject (A)
Torsi pengereman dinamik dapat dihitung
xm = Reaktansi magnetik (Ω)
dengan mengetahui nilai arus eksitasi ac dari
kapasitor dan arus injeksi dc dari sumber dc.
x'2 = Reaktansi rotor (Ω)
Nilai arus pengereman bergantung pada tipe
hubungan kapasitor dan sumber dc pada ωs = Kecepatan sudut sinkron (rad/s)
stator motor induksi tiga fasa. Gambar 5
merupakan gambar tipe hubungan metode  Pengereman Bertingkat (Zero Sequence
pengereman dinamik. Braking)

Pada pengereman Zero Sequence


Braking, pengereman diperoleh ketika ketiga
terminal stator dihubungkan secara seri lalu
dicatu degnan arus AC atau DC. Arus AC
atau DC akan menghasilkan medan statis
dalam gulungan stator yang nantinya akan
melawan rotasi rotor yang masih bergerak.
Pengereman ini disebut zero sequence
karena arus yang mengalir pada stator ketika
Gambar 6 Tipe hubungan metode pengereman meiliki sudut fasa yang sama
pengereman dinamik pada motor induksi (co-phasal). Medan yang terbentuk akibat
tiga fasa adanya arus pada zero sequence braking ini
memiliki kutub yang jumlahnya tiga kali
Hubungan arus ac dan arus dc pada tipe lipat dari jumlah kutub mesin yang
hubungan sesuai Gambar 6 adalah sebagai sebenarnya. Pengereman dinamis dengan
berikut [11] : Zero- sequence tidak dapat mengubah energi


kinetik rotor menjadi energi listrik yang
I ac= 2 I dc (1) dapat dipakai kembali tidak seperti
3 pengereman DC Inject biasa. Gambar
rangkaian dari pengereman dinamis Zero-
Torsi pengereman dinamik pada motor
sequence dapat ditunjukkan pada Gambar 7.
induksi tiga fasa dapat dihitung dengan
persamaan berikut [11] :

3 ( I ac. x m )2
T b maks= (2)
ω s .2 ( x m . x ' 2 )

5
Gambar 7 Rangkaian Zero Sequence Pada rumus diatas tidak terdapat beban
sehingga torsi beban (TL) dianggap nol,
Braking sehingga torsi yang bekerja pada
pengereman adalah torsi mekanis pada
motor saja. Apabila ω 1−ω 0disingkat
menjadi ∆ n yang menunjukkan selisih
t
2.5 Perhitungan Torsi kecepatan ketika pengukuran dan
∆t
Ketika rotor bergerak setelah sumber menunjukkan waktu pengereman, serta
dilepas, terdapat energi kinetik yang masih 30
keceptan di kalikan atau 9,55 untuk
bekerja karena terdapat momen inersia dari π
motor yang nantinya akan didisipasikan mengkonversi dari radian ke rpm maka
sehingga rotor dapat berhenti, Dengan diperoleh rumus dengan persamaan 2.10.
menggunakan persamaan 2.5, energi kinetik
rotor yang didisipasikan ketika
menggunakan metoda pengereman dinamis
apapun dapat ditulis sebagai berikut : ∆n×J
T= (9)
9 ,55 × ∆ t

-3 2
Tetapi dalam keadaan berbeban pada
Ek=5,48 × 10 × J × n percobaan ini, nilai beban yang diberikan
(4) pada motor adalah 4 Nm sehingga dapat
dihitung nilai rata - rata torsi
pengeremannya dengan menggunakan
Sedangkan nilai rata - rata torsi persamaan 2.11.
pengeremannya dapat dihitung dengan
penurunan rumus dapat dilihat pada ∆ n× J
T m (t )−T L ( t ) + β= (10)
persamaan 5 hingga 8 : 9 , 55 ×∆ t
dω Dimana β merupakan koefisien gesek motor
J =T m ( t )−T L ( t ) (5)
dt induksi yang nilainya pada simulasi ini
sebesar 0,0015 Nms.

dt=J (6)
T m ( t )−T L ( t )
ω1

t=J ∫ (7) 3 Metode Penelitian
ω0 T m ( t ) −T L ( t )
Tahapan yang dilakukan untuk
tercapainya tujuan penelitian, dilakukan
J (ω1−ω 0 ) sesuai dengan diagram alur yang terdapat
t= (8)
T m ( t )−T L (t) pada Gambar 7.

Dimana :

J = Momen Inersia (kg.m2)

ω0 = Kecepatan Awal (Rad)

ω1 = Kecepatan Akhir (Rad)

Tm = Torsi Mekanis (N.m)

TL = Torsi Beban (N.m)

t = Waktu berhenti (detik)

6
Gambar 10 Rangkaian simulasi capacitor
excitation Braking(Berbeban)

Pada simulasi Capacitor Self-Exitation


Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Braking, tidak semua nilai kapasitor dapat
digunakan untuk pengereman, melainkan
ada range nilai tertentu yang dapat
menyebapkan proses pengereman pada
motor yang digunakan pada penelitian ini,
dengan metoda trial and error diketahui
nilai kapasitor yang dapat dipakai dalam
penelitian antara 18uF hingga 3000uF.
4 Simulasi dengan Matlab
Berikut merupakan rangkaian
matlab untuk percobaan masing-masing
pengereman

Gambar 11 Rangkaian Magnetic


Braking(tanpa beban)

Gambar 9 Rangkaian simulasi capacitor


excitation braking(tanpa beban)

7
Gambar 12 Rangkaian simulasi Magnetic
Braking(Berbeban)

Pada simulasi magnetic braking, ketika Gambar 14 Rangkaian simulasi DC


sumber lepas dari motor, fasa R, S dan T Inject Braking(Berbeban)
dihubung singkatkan sehingga terbentuk
rangkaian tertutup pada stator motor.

Gambar 15 Rangkaian simulasi Zero


Sequence Braking(tanpa beban)
Gambar 13 Rangkaian simulasi DC
Inject Braking(tanpa beban)

Gambar 16 Rangkaian simulasi Zero


Sequence Braking(Berbeban)

8
14
5. Hasil Dan Analisa 12
Pengujian ini dilakukan dengan 10

Waktu Berhenti (Detik)


menggunakan sumber 3fasa dengan 8
Tidak
menggunakan humpden dengan tegangan 6 Berbeban
yang tetap untuk setiap metoda pengereman, Berbeban
4
motor yang digunakan adalah motor induksi
3 fasa bertenaga 1hp dengan kecepatan 2
maksimal 1500 rpm dan beban 4Nm yang 0
berupa torsi pada motor. Dengan kondisi Pengujian Tanpa
Pengereman
sumber dan karakteristik motor yang sama
nantinya akan diketahui perbedaan performa Gambar 19 Grafik perbandingan hasil
pengereman dan dapat diketahui simulasi tanpa metode pengereman
karakteristik pengereman dari hasil simulasi.
4.2 Pengujian Capacitor Self Exitation
4.1 Pengujian Tanpa Pengereman Braking
Pengujian tanpa pengereman bertujuan Pengujian pengereman Capacitor self-
untuk mengetahui lama berhenti dari motor exitation bertujuan untuk mengetahui
dari kecepatan penuh hingga berhenti yang pengaruh penggunaan kapasitor untuk
nantinya akan menjadi dasar untuk melakukan pengereman pada motor induksi
mengetahui apakah dengan rangkaian 3 fasa Ketika sumber dilepas dari motor,
pengereman dapat mempengaruhi lama pada pengujian ini kapasitor yang digunakan
berhenti dari rotor. yaitu kapasitor AC non-polar dengan
kapasitas 25uF 400V, pada pengujian
kapasitor polar
tidak dapat digunakan meskipun
kapasitasnya lebih besar daripada kapasitor
AC.

Gambar 17 Hasil simulasi tanpa metode


pengereman(tanpa beban)

Gambar 20 Hasil simulasi Capacitor Self


Exitation Braking(tanpa beban)

Gambar 18 Hasil simulasi tanpa metode


pengereman(berbeban)

9
Gambar 21 Hasil simulasi Capacitor Self
Exitation Braking(berbeban)

12
10
8
Waktu Berhenti (Detik)

6
4
2 Tanpa Beban
0 Berbeban
an n
tio
em ta
er E xi
ng f -
Pe el
np
a rS
ito
Ta c
pa
Ca

Gambar 22 Grafik perbandingan hasil


simulasi tanpa metode pengereman dan Gambar 24 Hasil simulasi Magnetic
Capacitor Self Exitation Braking(berbeban)

Pada pengujian Capacitor Self 12


Exitation,dapat dilihat bahwa hasil simulasi
10
pada Matlab antara pengujian dalam

Waktu Pengereman (Detik)


keadaan tanpa beban dan berbeban tampak 8
jelas berbeda, dimana perbedaan 0,887 detik 6 Tanpa Beban
disebabkan oleh beban, dimana dikarenakan Berbeban
4
adanya beban waktu berhenti motor sudah
jelas akan lebih cepat. 2

0
4.3 Pengujian Magnetic Braking Tanpa
Pengere-
Magnetic
Braking
Pengujian pengereman Magnetic man

bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gambar 25 Grafik perbandingan hasil


pengereman motor induksi 3 fasa dimana simulasi tanpa metode pengereman dan
sumber dilepas dari motor terminal U1, V1 Magnetic Braking
dan W1 (fasa R,S dan T) dihubung singkat
dalam kondisi hubung bintang yang berarti Pada gambar 25 dapat dilihat bahwa
U2, V2 dan W2 dalam kondisi hubung Hasil dari simulasi menggunakan Simulink
singkat juga. pada pengujian ini tidak Matlab 2017B pengereman magnetis dalam
menggunakan komponen maupun input daya keadaan tanpa beban dan berbban memiliki
tambahan, hanya dilakukan konfigurasi nilai perbedaan waktu pengereman sebesar S
rangkaian. detik hal tersebut disebabkan oleh beban
yang membuat pengereman magnetis dalam
keadaan berbeban lebih cepat.

4.4 Pengujian DC Inject Braking


Pengujian pengereman DC Inject
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan arus searah yang dihubungkan
ke dua terminal dari motor untuk melakukan
pengereman pada motor induksi 3 fasa
sesaat setelah sumber 3 fasa dilepas dari
motor.

Gambar 23 Hasil simulasi Magnetic


Braking(tanpa beban)

10
Gambar 28 Hasil simulasi DC Inject
Braking(tanpa beban) 10V

Gambar 26 Hasil simulasi DC Inject


Braking(tanpa beban) 5V

4 Gambar 29 Hasil simulasi DC Inject


Braking(berbeban) 10V
3
Arus Searah (A)

2 Gambar 30 Grafik perbandingan hasil


Tanpa Beban simulasi DC Inject Braking dengan
1 tegangan DC 5 dan 10 Volt
Berbeban
0
5 10 Dari Gambar 30 dapat diketahui bahwa
Tegangan DC (V) semakin besar arus searah yang digunakan
untuk melakukan pengereman semakin cepat
waktu pengereman, jadi hubungan antara
waktu pengereman dan arus yang digunakan
berbanding terbalik.Begitu juga dengan
factor adanya beban, Ketika diberi beban,
maka waktu berhenti juga akan menjadi
lebih cepat.

4.5 Pengujian Zero Sequence Braking


Pengujian pengereman Zero Sequence
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan arus searah yang dihubungkan
ke terminal rotor dimana konfigurasinya
dibuat agar fasa R, S dan T dapat disupply
olej sumber DC sehingga memiliki nilai arus
Gambar 27 Hasil simulasi DC Inject yang sama pada setiap fasa, sumber arus
Braking(berbeban) 5V Searah dicatukan ke rotor dari motor untuk
melakukan pengereman pada motor induksi
3 fasa sesaat setelah sumber 3 fasa dilepas
dari motor.

11
Gambar 31 Hasil simulasi Zero Gambar 34 Hasil simulasi Zero
Sequence Braking(tanpa beban) 5V Sequence Braking(berbeban) 10V

3.5
3
2.5
2

Arus Searah (A)


1.5
1 Tanpa Beban
0.5 Berbeban
0
5 10
Tegangan (V)

Gambar 35 Grafik perbandingan hasil


simulasi Zero Sequence Braking dengan
tegangan DC 5 dan 10 Volt
Gambar 32 Hasil simulasi Zero
Sequence Braking(berbeban) 5V Dari Gambar 35 dapat diketahui bahwa
semakin besar arus searah yang digunakan
untuk melakukan pengereman semakin cepat
waktu pengereman, jadi hubungan antara
waktu pengereman dan arus yang digunakan
berbanding terbalik.Begitu juga dengan
factor adanya beban, Ketika diberi beban,
maka waktu berhenti juga akan menjadi
lebih cepat.

5. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis yang
sudah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Gambar 33 Hasil simulasi Zero 1. Pada metoda pengereman Capacitor
Sequence Braking(tanpa beban) 10V Self-Exitation hanya nilai-nilai
kapasitor tertentu yang dapat
digunakan, pada motor yang
digunakan pada pengujian kapasitor
yang dapat bekerja yaitu kapasitor
dengan kapasitas 300uF – 18uF.
Pengereman dengan metoda ini
efektif pada kecepatan tinggi

12
2. Pada metoda pengereman magnetis,
tidak dibutuhkan peralatan tambahan Daftar Pustaka
ataupun masukan sumber dari luar,
hanya dilakukan hubung singkat [1] Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga
pada ketiga rangkaian stator untuk Listrik dan ELektronika Daya.
membentuk rangkaian tertutup, Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
pengereman ini efektif pada Utama.
kecepatan tinggi [2] Rishabh Singh, Umashankar. S, D.
3. Pada metoda Pengereman DC inject Vijaykumar. “Dynamic braking of
dan Zero Sequence Braking, induction motor – Analysis of
dibutuhkan input Arus Searah utnuk conventional methods and an
melakukan pengereman, semakin efficient multistage braking
besar nilai arus searah, yang model”. VIT University. Vellore,
digunakan pada pengereman, India. 2005.
semakin cepat motor berhenti, [3] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., A
metoda ini bekerja efektif pada Text Book of Electrical Technology
kecepatan rendah. Volume II, New Delhi : S.Chand
4. Dari keempat pengereman, metoda and Company Ltd., 2001
yang paling efektif untuk melakukan [4] P.L. Rongmei, Shimi S.L, Dr. S.
pengereman pada motor iduksi 3 Chatterji, Vinod K.Sharma. “A
fasa pada simulasi matlab, yaitu Novel Fast Braking System for
dengan menggunakan metoda Induction Motor”, International
pengereman DC inject dengan arus Journal of Engineering and
0,43 Ampere yaitu hanya Innovative Technology (IJEIT)
membutuhkan waktu 2,58 detik Volume 1, Issue 6, June 2012.
sedangkan yang paling lama yaitu [5] Wildi, Theodore. “Electrical
dengan metoda Capacitor Self- Machines, Drives, and Power
Exitation yaitu membutuhkan waktu System”, Prentice Hall Inc, New
7,94 detik dengan kapasitor Jersey. 2002..
berkapasitas 330uF [6] El-Sharkawi, Mohamed.
5. Ketika pengereman menggunakan “Fundamentals of Electric Drives”
beban, waktu pengereman University of washington. USA
seharusnya lebih lama karena [7] De, NK. Sen, PK. “Electrical
pengaruh momen inersia yang drives”, Eastern Economy edition.
semakin besar, namun pada saat [8] Grantham,C. “ Zero-sequence
simulasi dengan matlab waktu dynamic braking braking and
pengereman untuk semua metoda parameter determination” IEE
lebih cepat hal tersebut dikarenakan proceedings, vol. 130, pt. b, no. 6,
gaya gesek yang parameternya tidak november. 1983
dapat diketahui. [9] Say M G. “Alternating Current
Machines”. Great Britain. 1976
[10] Sreenivasa S. Murthy, Gunnar J.
5.2 Saran Berg, Chandra S. Jha, Ajay K.
Tandon “ A Novel Method of
Dari hasil analisa serta pembahasan pada
Multistage Dynamic Braking of
penelitian ini, maka penulis memberikan
Three-Phase Induction Motors”.
saran sebagai berikut:
ieee transactions on industry
1. Metode pengereman yang
applications, vol. ia-20. 1984.
disimulasikan dapat digunakan
secara bertingkat untuk
[11] Chilikin M. “Electric Drive” Mir
mempercepat proses pengereman.
Publisher. Moscow. 1970.
2. Pengereman dapat dikembangkan
[12] Fitzgerald, A, E. “Electrical
dimana menggabungkan dua atau 3
Machinery”, University of Aston.
metoda untuk melakukan sekali
Birmingham.
pengereman dengan menggunakan
bantuan PLC, atau dinamakan
multistage braking.

13

Anda mungkin juga menyukai