Anda di halaman 1dari 6

Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M.

Facta, M Anantha BP)

PENGEREMAN DINAMIK PADA


MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P


a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id, facta@elektro.ft.undip.ac.id
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Abstrak yang terpasang pada poros rotor. Pada pengereman ini


energi putar dari rotor dikurangi dengan cara menekan
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan
oleh dunia industri karena memiliki beberapa
poros rotor menggunakan sepatu rem. Pengereman
keuntungan antara lain motor ini sederhana, murah secara mekanik membutuhkan jadwal pemeliharaan
dan mudah pemeliharaannya. Pada penggunaan teratur karena terdapat rugi – rugi mekanis seperti
motor induksi sering dibutuhkan proses gesekan yang menimbulkan panas dan menghasilkan
menghentikan putaran motor dengan cepat, debu akibat gesekan. Pengereman untuk menghentikan
terutama aplikasi untuk konveyor. Untuk putaran motor induksi dapat dirancang secara dinamik,
menghentikan putaran rotor, torsi pengereman yaitu menggunakan sistem pengereman yang dilakukan
diperlukan yang dapat dihasilkan secara mekanik dengan membuat medan magnetik motor stasioner.
maupun secara elektrik. Keadaan tersebut dilaksanakan dengan menginjeksikan
Pengereman untuk menghentikan putaran arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga fasa
motor induksi dapat dirancang secara dinamik, setelah hubungan kumparan stator dilepaskan dari
yaitu sistem pengereman yang dilakukan dengan sumber tegangan suplai AC. Metode pengereman
membuat medan magnetik motor stasioner. dinamik (dynamic braking) memiliki keuntungan antara
Keadaan tersebut dilaksanakan dengan lain kemudahan pengaturan kecepatan pengereman
menginjeksikan arus DC pada kumparan stator terhadap motor induksi tiga fasa.
motor induksi tiga fasa setelah hubungan kumparan
stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. II. DASAR TEORI
Metode pengereman dinamik memiliki
2.1 Motor Induksi [1,3]
keuntungan antara lain kemudahan
pengaturan kecepatan pengereman
Pada motor induksi arus rotor bukan diperoleh dari
terhadap motor induksi tiga fasa dan sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
kerugian mekanis dapat dikurangi. sebagai akibat perbedaan relatif antara putaran rotor
Dengan mengaplikasikan pengereman dengan medan putar yang dihasilkan oleh stator.
dinamik pada motor induksi tiga fasa 2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa[1,3]
didapatkan hasil proses menghentikan Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen
putaran motor induksi lebih cepat dasar yaitu stator dan rotor, bagian
dibandingkan tanpa pengereman rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara
dinamik yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm
sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
I. PENDAHULUAN berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor
oleh dunia industri karena memiliki beberapa induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang
keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai
dalam pengendalian motor–motor induksi tiga fasa (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana
yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam
(20% hingga 40%) dibandingkan motor arus yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor
searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh
relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi cincin sehingga membuat batangan logam terhubung
tiga fasa lebih hemat. singkat dengan batangan logam yang lain.
Pengereman pada motor induksi tiga fasa,
secara umum masih menggunakan metoda yang 2.3 Beban Motor Induksi Tiga Fasa
sederhana, dengan cara pengereman mekanik
Dalam melaksanakan pengujian pengereman
dimana torsi pengereman dihasilkan oleh peralatan
dinamik digunakan dinamometer DC (generator-motor
pengereman yang berupa sepatu rem dan drum

1
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5

arus searah) sebagai beban motor induksi. berlawanan untuk menjadikan stasioner terhadap stator.
Dinamometer DC dalam percobaan berfungsi Interaksi medan resultan dan gerak gaya magnet rotor
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi akan mengembangkan torsi yang berlawanan dengan
listrik. torsi motor sehingga pengereman terjadi. Torsi
pengereman yang dihasilkan tergantung pada besarnya
arus injeksi DC pada belitan stator, karena torsi
2.4 Pengereman pada Motor listrik[6,8,10,14]
pengereman sebanding dengan arus injeksi. Sedangkan
Pengereman secara elektrik, torsi
nilai tahanan (R) berpengaruh pada nilai kecepatan torsi
pengereman dihasilkan berdasarkan nilai arus
pengereman terjadi. Semakin kecil nilai tahanan (R),
injeksi yang diberikan pada belitan stator.
semakin cepat torsi pengereman terjadi.
Pada pengereman secara elektrik energi
putaran rotor diubah menjadi energi elektrik yang
kemudian dikembalikan ke suplai daya, atau 2.6 Penyearah Penuh Satu Fasa
dengan memberikan suatu medan magnet stasioner Penyearah yang dipakai pada alat ini adalah
pada stator sehingga putaran rotor akan berkurang penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
dengan sendirinya, pengereman secara elektrik transformator step down dan mempunyai keluaran
lebih halus dan tidak ada hentakan yang terjadi. tegangan DC positif. Rangkaian penyearah gelombang
Pengereman secara elektrik tidak dapat penuh dengan menggunakan transformator step down
menghasilkan torsi untuk menahan beban dalam dapat dilihat pada gambar 2.2.
keadaan sudah berhenti dan membutuhkan sumber Pada saat setengah siklus positif dioda D2 dan D3
energi listrik untuk mengoperasikannya. akan konduksi untuk menghasilkan satu siklus positif
dan pada siklus negatip dioda D4 dan D1 akan konduksi
2.5 Pengereman Dinamik untuk menghasilkan satu siklus negatif.
N 1 N 2
Pengereman dinamik digunakan untuk 220 v
D 1 D 2
menghentikan putaran rotor motor induksi. VA C + +
Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan D 3 D 4
0 v VDC
AC menjadi tegangan DC dalam waktu yang
sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari
pengereman tergantung pada besar arus DC yang
diinjeksikan pada belitan stator. Pada gambar 2.1. Gambar 2.2 Penyearah gelombang penuh
menunjukkan bentuk rangkaian pengereman
dengan injeksi arus searah pada motor induksi tiga
fasa. III. PENGUJIAN
Blok diagram pengujian seperti tampak pada
gambar dibawah ini.

K1

SUPLAI AC PANEL KONTROL MOTOR INDUKSI GENERATOR DC BEBAN


TIGA FASA TIGA PHASA
K2
Trafo
Step Down
Penyearah

Stator
M
3~ Motor

Gambar 2.1 Pengereman dinamis dengan injeksi arus searah SU PLAIAC TRAFO STEPDOW N PENYEARAH
SATU FASA PENUH SATU FASA
pada motor induksi tiga fasa.
Gambar 3.1 Diagram blok
Arus searah yang diinjeksikan pada
kumparan stator akan mengembangkan medan
3.1. Pengujian Lama Waktu Berhenti Motor Induksi
stasioner untuk menurunkan tegangan pada rotor.
Oleh karena kumparan rotor terhubung singkat, Tiga Fasa tanpa Pengereman Dinamik
arus yang mengalir menghasilkan medan magnet. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama
Medan magnet akan berputar dengan kecepatan waktu berhenti motor induksi tiga fasa tanpa pengereman
yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang dinamik. Hasil pengujian ini untuk mengetahui selisih

2
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP)

lama waktu berhenti dengan dan tanpa 3


pengereman dinamik. Gambar rangkaian 1 Konfigurasi A Idc = Iac
penghentian motor induksi tiga fasa tanpa 2
pengereman dinamik diperlihatkan pada gambar 2 Konfigurasi B Idc = 2 Iac
3.2. 3
3 Konfigurasi C Idc = Iac
2
2
4 Konfigurasi D Idc = Iac
M C B 3 F asa
M C B 1 F a sa 3
3Iac
K o n ta k U ta m a N O
K o n ta k to r 1
5 Konfigurasi E Idc =
K o n ta k N C T im e r 1
2 2
3Iac
P u s h B u tto n N C 1 6 Konfigurasi F Idc =
2 2
K o n ta k B a n tu N O
TO LR PB N O 1 K o n ta k to r 2
K o n ta k B a n tu N O
K o n ta k to r 1 3.3. Pengujian Lama Waktu Berhenti Motor Induksi
K o n ta k B a n tu N C K o n ta k B a n tu N C
Tiga Fasa dengan Pengereman Dinamik
K o n ta k to r 1 K o n ta k to r 2
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama
M waktu berhenti motor induksi tiga fasa dengan
M o to r In d u k s i
T ig a F a sa
pengereman dinamik. Hasil percobaan ini untuk
K o n ta k to r1 P ilo t L a m p K 2 T1 R 1
mengetahui selisih lama waktu berhenti dengan dan
Gambar 3.2 Rangkaian penghentian motor induksi tiga fasa tanpa pengereman dinamik. Gambar rangkaian
tanpa pengereman dinamik penghentian motor induksi tiga fasa dengan pengereman
dinamik untuk keenam konfigurasi hubungan belitan
3.2. Perhitungan Besar Arus Injeksi DC untuk stator diperlihatkan pada gambar 3.3.
Pengereman Dinamik pada Motor Induksi
Tiga Fasa
T ra fo S te p D o w n M C B S a tu F a s a
Sebelum melaksanakan pengujian M C B T ig a F a sa

K o n ta k U ta m a N 0
pengereman dinamik terlebih dahulu melakukan K o n ta k to r 1

K o n ta k N C T im e r 1

perhitungan besar arus injeksi sesuai rumus pada


masing-masing konfigurasi dibawah ini. P e n y ea ra h
P u s h B u tto n 1 N C

TO LR P u s h B u tto n 1 N 0 K o n ta k N O K o n ta k to r 2
IDC I DC IDC
K o n ta k N O K o n ta k to r 1

2/3 1/3 K o n ta k N C K o n ta k to r 1 K o n ta k N C K o n ta k to r 2

STATOR

STATOR
STATOR M
1/3
(b) (c) M o to r In d u k si
(a)
T ig a F a s a
K 1 P ilo t L a m p K2 T1 R1
I DC I DC

1/2
STATOR
STATOR I DC Gambar 3.4 Rangkaian penghentian motor induksi tiga fasa dengan
1/2 STATOR
pengereman dinamik pada salah satu konfigurasi
(d) (e) (f)

Gambar 3.3 Konfigurasi hubungan belitan stator untuk


pengereman dinamik
IV. HASIL PENGUJIAN.
Pada rangkaian pengereman dinamik untuk 4.1 Lama Waktu Berhenti Motor Induksi Tiga Fasa
keenam konfigurasi rumus arus injeksi Idc tanpa Pengereman Dinamik pada Variasi
ditabulasikan pada tabel 3.1. Tegangan 110, 220, 380 Volt Beban Lampu 75
Tabel 3.1 Rumus arus injeksi DC pada keenam konfigurasi dan 150 Watt
hubungan belitan stator untuk pengereman dinamis
Pada pengujian untuk mengetahui waktu berhenti
motor induksi tiga fasa tanpa pengereman dinamik untuk
N variasi tegangan 110, 220, 380 Volt beban lampu 75 dan
Uraian Rumus
o. 150 Watt pada keenam variasi hubungan belitan stator
hasilnya digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

3
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5

4.25 4.27
5

Besar Waktu Berhen ti d an Arus


Besar Waktu Berhenti dan Arus

5,4 5,55 5,6 4


6
2.33
5 3
4 2
3 1 0.91
2 1,31

1 0,38 0,57 0
0 110 220 Teg angan Belitan Stato r

110 220 380


Tegangan Belitan Stator
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)

Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)

Gambar 4.4 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus pada


Gambar 4.1 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban lampu
pada variasi hubungan belitan stator hubung bintang beban 150 Watt
lampu 75 Watt
Berdasarkan grafik 4.3 dan 4.4 dapat dianalisa
berdasarkan hasil percobaan untuk belitan stator hubung
Besar Waktu Berhenti dan Arus

5
4.04 4.3 4.38
bintang bahwa waktu rata-rata berhenti untuk beban
4

3
lampu 150 Watt lebih cepat dibanding beban lampu 75
2
1.32
Watt. Namun waktu berhenti rata-rata beban lampu 75
0.48 0.59
1

0
Watt dan 150 Watt cenderung semakin lama jika
110 220 380 tegangan cenderung naik.
Tegangan Belitan Stator
Berdasarkan grafik 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4 dapat
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere) dianalisa berdasarkan hasil percobaan untuk belitan
stator hubung bintang dan segitiga bahwa waktu rata-rata
Gambar 4.2 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus
berhenti cenderung sama pada masing-masing variasi
pada variasi hubungan belitan stator hubung bintang beban
lampu 150 Watt tegangan karena tanpa pengereman dinamik.
Berdasarkan grafik 4.1 dan 4.2 dapat 4.2 Lama Waktu Berhenti Motor Induksi Tiga Fasa
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk dengan Pengereman Dinamik pada Variasi
belitan stator hubung bintang bahwa waktu rata- Tegangan 110, 220, 380 Volt Beban Lampu 75
rata berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih dan 150 Watt
cepat dibanding beban lampu 75 Watt. Namun
waktu berhenti rata-rata beban lampu 75 Watt dan Pada pengujian untuk mengetahui waktu berhenti
150 Watt cenderung semakin lama jika tegangan motor induksi tiga fasa dengan pengereman dinamik
cenderung naik. untuk variasi tegangan 110, 220, 380 Volt beban lampu
75 dan 150 Watt pada keenam variasi hubungan belitan
stator hasilnya digambarkan dalam grafik sebagai
5.6 5.66
berikut :
Besar Wak tu Berhen ti dan Arus

6
5
4
3 2.29 5
Besar Waktu Berhenti dan Arus

2 4.07
1
0.87 4
3.15
0
3
110 220 Tegang an Belitan Stator
1.26 1.6
2
0.47 0.71
1
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
0
110 220 380
Gambar 4.3 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus Tegangan Belitan Stator
pada variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban
lampu 75 Watt Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)

Gambar 4.5 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus pada variasi
hubungan belitan stator hubung bintang beban lampu 75 Watt

4
Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP)

IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan sebagai
Besar Waktu Berhenti dan Arus
3.5
2.89
3
2.5 2.15
berikut :
1.61
2
1.5
1. Waktu berhenti motor induksi tanpa pengereman
0.96
1
0.5
0.6 0.72
dinamik semakin lama jika tegangan belitan stator
0 bertambah besar dan waktu berhenti berkurang jika
110 220 380
Tegangan Belitan Stator
beban lampu bertambah besar.
2. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
bintang konfigurasi A, B dan E dengan pengereman
Gambar 4.6 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus
dinamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan
pada variasi hubungan belitan stator hubung bintang beban belitan stator dan beban lampu bertambah besar .
lampu 150 Watt 3. Waktu berhenti motor induksi belitan stator hubung
Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 dapat segitiga konfigurasi C, D dan F dengan pengereman
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk belitan dinamik berkurang jika arus injeksi dc, tegangan
stator hubung bintang bahwa waktu rata-rata belitan stator dan beban lampu bertambah besar.
berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih cepat 4. Waktu berhenti motor induksi dengan pengereman
dibanding beban lampu 75 Watt walau arus injeksi dinamik berkurang dibandingkan tanpa pengereman
DC relatif sama. dinamik.
5. Pengereman dinamik konfigurasi A, B, E untuk
belitan stator hubung bintang cenderung mempunyai
Besar Waktu Berhenti dan Arus

2.84 2.54
3
2.5 karakteristik yang sama
2
1.5 1.27 1.02 6. Pengereman dinamik konfigurasi F untuk belitan
1
0.5 stator hubung segitiga cenderung mempunyai
0
110 220 Tegangan Belitan Stator
karakteristik yang lebih baik dibanding konfigurasi
C, D karena arus injeksi DC tidak terlalu besar tetapi
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
mempunyai waktu berhenti yang kecil.

Gambar 4.7 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus


DAFTAR PUSTAKA
pada variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban
lampu 75 Watt [1] Eugene C. Lister, Ir. Drs. Hanapi Gunawan, Mesin
Dan Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
[2] Fizgerald, Kingsley, Umans, Mesin - Mesin Listrik,
Besar Waktu Berhenti dan Arus

3 2.58

2.5 2.33 Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.


2
1.5 1.31 [3] Harten, P. Van, Instalasi Listrik Arus Kuat 3,
0.95

0.5
1
CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1978.
0 [4] I J Nagrath, D P kothari, Electric Machines, Tata
110 220 Tegangan Belitan Stator
McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1985.
[5] Kadir A, Mesin Tak Serempak, Djambatan,
Waktu Berhenti (Detik) Arus (Ampere)
Jakarta,1981.
Gambar 4.8 Grafik hubungan waktu berhenti dengan arus [6] M. Chilikin, Electric Drive, MIR Publisher, Moscow,
pada variasi hubungan belitan stator hubung segitiga beban 1970.
lampu 150 Watt [7] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and
Berdasarkan grafik 4.7 dan 4.8 dapat Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc, 1988.
dianalisa berdasarkan hasil pengujian untuk belitan [8] M. V. Deshpande, Electric Motors: Applications And
stator hubung bintang bahwa waktu rata-rata Control, A. H. Wheeler & Co.Ltd, India, 1990.
berhenti untuk beban lampu 150 Watt lebih cepat [9] ---, Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000.
dibanding beban lampu 75 Watt walau arus injeksi [10] P. C. Sen, Principles Of Electric Machines And
DC relatif sama. Power Electronics, Second Edition, John Wiley & Sons,
Berdasarkan grafik 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8 dapat USA, 1997.
dianalisa berdasarkan hasil percobaan untuk [11] Sumanto, MA, Motor Listrik Arus Bolak-Balik, Endi
belitan stator hubung bintang dan segitiga bahwa Offset, Yogyakarta, 1993.
waktu rata-rata berhenti cenderung semakin kecil [12] Team, Instalasi Listrik, TEDC, Bandung.
ketika tegangan dan arus injeksi DC semakin [13] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and
besar. Power Systems 3rd,Prentice Hall Inc, New Jersey, 1997.

5
Transmisi, Vol. 11, No. 1, Juni 2006 : 1 - 5

[14] Vedam Subrahmanyam, Electric Drives,


Concepts and Applications, Tata McGraw-Hill,
New Delhi, 1994.
[15] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika
Daya, Gramedia, Jakarta, 1995.

Anda mungkin juga menyukai