Anda di halaman 1dari 20

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kerja Motor Listrik

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama :

3.1.1 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya


3.1.2 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
3.1.3 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
3.1.4 Motor-motor memiliki beberapa looppada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang


dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/ torquesesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya
dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004)
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak
bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary
kilns, dan pompa displacementkonstan.

2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang


bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variable
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torquebervariasi sebagai kwadrat
kecepatan).

13
3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk
beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

Gambar 4 : Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.

3.2 Jenis-Jenis Motor Listrik

Gambar 5 : Klasifikasi Motor Listrik

14
3.2.1 Motor DC/Arus Searah

Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus


langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan
pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi
atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Gambar 4 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen


utama:

1. Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub


magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC
memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan
bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki
dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari
luar sebagai penyedia struktur medan.

2. Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

3. Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.


Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo.
Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.

15
Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan
dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat
dikendalikan dengan mengatur:

1. Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan


kecepatan.
2. Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada
umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah,
penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling
mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya
untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko
percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor
AC.

Gambar 6 : Motor DC

3.2.2 Motor AC/Arus Bolak-Balik


Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor
listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor"
seperti ditunjukkan dalam Gambar 4. Stator merupakan komponen listrik
statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as
motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa

16
kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian
ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor
induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena
kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup
murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan
juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua
kali motor DC).

Berikut adalah jenis-jenis motor AC / Arus bolak balik :


1. Motor sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan
tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah
(DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah,
dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan
beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan
generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya
sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan
banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah :
a. Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang
sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan
sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki
magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk
mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
lainnya.
b. Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding
dengan frekwensi yang dipasok.

17
Gambar 7 : Motor Sinkron
2. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum
digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat
langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama :


a. Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
1) Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang
tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek.
2) Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan
ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub
stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan
ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang
dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel
padanya.
b. Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat.

18
3.3 Komponen – Komponen Yang Di Motor Listrik

Gambar 8 : Komponen Motor Listrik

3.3.1 Stator Coil/Armature Coil


Stator merupakan sebuah lilitan tembaga statis yang mengelilingi
poros utama, dimana nantinya akan berfungsi sebagai pembangkit
medan magnet diarea rotor.

3.3.2 Rotor Coil/Komutator

Rotor coil, pada bagian ini memang hampir sama dengan stator.
Hanya untuk rotor coil merupakan sebuah lilitan tembaga bersifat
dinamis, pasalnya lilitanya menempel dengan main shaft atau poros
utama. Jika startor coil akan semakin cepat putarannya jika semakin
banyak juga lilitannya. Sedangkan untuk ujung lilitan dari startor coil
akan terhubung dengan rotor lain pada ujung poros utamanya.

3.3.3 Main Shaft

Main Shaft atau sering disebut juga dengan poros utama memang
menjadi salah satu komponen motor listrik paling penting. Pasalnya

19
komponen ini merupakan sebuah loga memanjang dan dijadikan tempat
untuk menempel beberapa komponen lainnya.

Untuk penggunaan bahab dari poros utama biasanya menggunakan


material alumuniumu, karena bahan ini anti karat. Sehingga akan awet
dan tahan lama, selain itu juga memiliki kualitas tahan dengan suhu
panas.

3.3.4 Motor Housing

Motor Housing merupakan salah satu komponen paling luar,


dimana akan berfungsi sebagai pelindung semua komponen electric
motor. Mungkin banyak orang yang menyebutkan sebagai rumahnya,
karena berfungsi melindung bagian didalamnya.

3.3.5 Brush

Brush merupakan sebuah sikat tembaga sebagi penghubung sunber


arus listrik dengan rotor coil. Brush akan menempel pada rotor kecil
yang terletak di ujung rotor utama, lalu gesekan terjadi akan didukung
pegas untuk menekan brush.

3.3.6 Bearing

Bearing salah satu komponen memiliki fungsi sebagai bantalan


agar putaran berjalan dengan mulus, pada umumnya komponen ini
berbahan alumunium seperti poros utama. Penggunaaan bahan ini
karena alumunium memiliki gaya gesek terbilang ringan, alhasil tak
menghambat putaran pada motor.

3.3.7 Drive Pulley

Drive Pulley, komponen ini memiliki fungsi untuk mengirim


putaran motor ke komponen lainnya. Untuk bentuknya, biasanya
berbebntuk seperti gear atau pulley sesuai dengan jenisnya.

20
3.4 Faktor-Faktor Kerusakan Motor Listrik
Ada beberapa faktor yang menyebakan rusaknya sebuah motor
listrik. Kebanyakan kerusakan motor listrik disebabkan oleh beberapa faktor
seperti:
3.4.1 Bearing, setting bearing, dan komponen lain harus sesuai dengan
standar.
3.4.2 Pemilihan pelumas harus sesuai spesifikasi, penggantian atau
penambahan dilakukan dan terjadwal dengan baik.
3.4.3 Panas berlebihan (over-heating), misalnya dengan memilih motor
terlalu kecil, sehingga motor harus menderita over-current, berarti
kondisi operasinya lebih panas, tetapi jika memilih motor terlalu besar
berakibat pemakaian listrik tidak efisien berarti pemborosan. Kotor
misalnya debu atau kotoran yang terakumulasi akan merusak
komponen listrik maupun mekanical. Umumnya terakumulasi pada
permukaan badan motor, saluran pendinginan, fin, fan mengakibatkan
pendinginan terganggu.
3.4.4 Lembab, misalnya lembab atau embun juga merusak komponen listrik
dan mekanikal, yang mengakibatkan pengkaratan pada poros, bearing,
rotor, stator, laminasi. Jika penetrasi ke isolasi mengkaibatkan
degradasi isolasi dan rusak.
3.4.5 Vibrasi merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami
masalah, sumber vibrasi dapat dari motor atau dari mesin yang
digerakan (load) bahkan mungkin juga dari keduanya. Penyebabnya
adalah misalignment motor terhadap load (mesin yang digerakkan),
kendor pada fondasinya motor atau load, kondisi soft-foot pada
fondasinya motor atau load, rotor unbalance, bearing rusak
menyebabkan poros berputar tidak sentris, akumulasi karat atau
kotoran pada komponen putar (rotor).
3.4.6 Kotor, debu atau kotoran yang terakumulasi akan merusak komponen
listrik maupun mecanical. Umumnya terakumulasi pada permukaan
badan motor, saluran pendinginan, fin, fan mengakibatkan

21
pendinginan terganggu dan panas motor berlebih. kotoran debu masuk
dan terkumpul kedalam winding menimbulkan kerusakan isolasi atau
winding.
3.4.7 Kualitas supply listrik sangat menentukan umur motor listrik.
1. Voltage sering naik turun melebihi harga toleransi, under atau over
voltage dapat menimbulakan over heating didalam winding,
berakibat umur motor menjadi pendek.
2. Voltage 3 phase tidak seimbang melebihi harga toleransi, sering
terjadi sebagai sebab kerusakan winding.

3.5 Kerusakan Komponen Pada Motor Listrik


3.5.1 Rotor motor induksi jenis squirel cage tidak mudah rusak karena
bentuknya yang kompak, kerusakan mekanis bisa terjadi terutama
akibat dari kerusakan bearing yang parah sehingga rotor berputar
bersentuhan dengan stator.
3.5.2 Shaft atau kopling akibat dari misalignment yang sangat exsesive, atau
terlambat mengganti atau menambah grease, atau juga kopling
mengalami overload.
3.5.3 Eksternal, faktor kerusakan dari luar cukup banyak, yaitu temperatur
ruang terlalu tinggi atau lembab, kurang ventilasi ruang, misalignment,
menyetel belt terlalu kencang, dan Stator winding. Kerusakan normal
rotor tentunya karena umur atau aging, isolasi akan mengalami
deterioration.

3.6 Perawatan

Perawatan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga


fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian
atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan opcrasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan (Sofyan
Assauri, 1980:88). Sedangkan (A.S Corder, 1976:1) perawatan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang

22
dalam, atau memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima.
Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila sistem mulai mengalami
gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. Dengan mengacu pada
pengertian perawatan tersebut maka semua tugas-tugas atau kegiatan daripada
bagian perawatan dapat digolongkan kedalam salah satu dari lima tugas
pokok yang berikut: (Sofyan Assauri, 1980: 93-95)
1. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala (routine schedule check ) bangunan dan peralatan pabrik sesuai
dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap
peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil
pengecekan atau pemeriksaan tersebut.
2. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru
dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen
peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap
kemungkinan pengembangan tersebut
3. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya,
yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan.
4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan perawatan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan perawatan, komponen atau spareparts yang dibutuhkan, progress
report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan
perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau spareparts
yang tersedia dibagian perawatan.
5. Pemeliharaan lingkungan (House Keeping)
Kegiatan pemeliharaan lingkungan merupakan kegiatan unluk menjaga
agar lingkungan atau ruang tetap terpelihara dan terjaga kebersihannya.

23
Tujuan dilakukannya kegiatan perawatan yang utama dapat didefinisikan
dengan jelas sebagai berikut: (Corder, 1976: 3)
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu
tempat kerja, bangunan dan isinya).
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi atau jasa dan mendapatkan laba investasi (return of
investment) maksimum yang mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

1. Meningkatkan perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin
yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan
usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi
motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh,
pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan
pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada
motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga
memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh,
suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan
kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis
karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan.

2. Perawatan yang baik akan meliputi


Berikut Perawatan yang baik meliputi :
a. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan
rumahnya (untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk
kotoran atau debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin
pendinginan motor).

24
b. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak
kelebihan atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari
pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang
digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.
c. Pemberian pelumas secara teratur. Pihak pembuat biasanya memberi
rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang
tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah
diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga
menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang berlebihan
dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan
isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko
kebakaran.
d. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan
peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat
mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus,
mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang
digerakkan. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak
terminal dan pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada
motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan
kekencangnya.

e. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin


motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi
kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama:
untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10℃ diatas suhu puncak
yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat,
diperkirakan separuhnya.

25
3.6.1 Jenis – Jenis Perawatan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua
pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan
dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan
istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki
kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan,


dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).

2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).

Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar 9 : Skematik Pembagian Perawatan

3.6.2 Bentuk-bentuk perawatan


1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)

Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah


terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif).Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk
inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan
atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

26
2. Perawatan Korektif

Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki


dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar
yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-
peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan

Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau


peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada
peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses
produksi.
4. Perawatan Prediktif

Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya


perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari
sistem peralatan.

Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca


indra atau alat-alat monitor yang canggih.
1. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)

Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan,


dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-
alat dan tenaga kerjanya.
2. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)

Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi


kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas,


terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap
merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:

1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of


maintenance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan

27
tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih
murah dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya
adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak
dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak
memungkinkan lagi diperbaiki.

2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)


Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan
peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama
untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar
yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah
menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu
memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

3.6.3 Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:


1. Availability:
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.

2. Downtime:
Periode waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipaiaki/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadapt standar yang ditunjuk.
4. Facilitu Register:
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management :
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.

28
6. Maintenance schedule:
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
Bersama.

7. Maintenance Planning:
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas
atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar dapat diterima.

9. Test:

Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat


diterima.

10. User:

Pemakai peralatan/fasilitas
11. Owner:
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:

Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,


pabrik- pabrik dan bangunan-bangunan.

13. Trip:

Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).


14. Shut-in:

Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).


15. Shut-down:

Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

29
3.6.4 Strategi perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan
produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara
cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama
berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga
perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-


kesulitan diantaranya:

1. Tenaga kerja yang terampil

2. Ahli teknik yang berpengalaman

3. Instrumentasi yang cukup mendukung

4. Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan

5. Umur peralatan/mesin produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:


1. Tingkat kapasitas pemakaian mesin

2. Kesiapan suku cadang

3. Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat

4. Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

3.6.5 Perawatan dan perbaikan motor listrik


Tujuan Perawatan dan Perbaikan Motor Listrik adalah agar peralatan
mencapai umur maksimum daripada mengganti dengan yang baru. Berikut
adalah macam- macam perawatan dan perbaikan pada motor listrik :
1. Current Check
Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor
keadaan motor dengan melakukan pengecekan atas arus listrik yang
bekerja pada motor. Pastikan arus listrik yang bekerja pada motor masih
dibawah arus maksimal yang tertera pada nameplate motor, atau juga

30
kita dapat melakukan perhitungan:
I max = P / V . cos phi . 1.7

Jika arus kerja motor masih dibawah arus max yang tertera pada
nameplate atau hasil perhitungan maka motor masih dalam keadaan baik.

2. Insulation Resistance Check


Jika motor dalam keadaan mati (standby) kita dapat melakukakan
pengecekan berapa tahanan isolasi yang ada pada motor sekarang
dengan menggunakan insulation tester atau lebih dikenal dengan
megger. Ukur tahanan isolasi tiap phasa terhadap ground jika tahanan
isolasinya lebih dari 5 Mega Ohm artinya motor dalam keadaan baik
karena jika lebih kecil dari 1 mega Ohm artinya keadaan lilitan terhadap
ground lembab dan bisa mengakibatkan short ciruit ketika motor
dijalankan.

Gambar 10 : Megger

31
3. Temperature Check
Pada nameplate motor selalu tertera insulation class yang
menerangkan tentang ketahanan isolasi motor terhadap suhu kerja.
Pengecekan ini bisa kita lakukan dengan visual check atau akan lebih
akurat jika kita menggunakan temperature gun. Pengecekan suhu ini
dilakukan untuk memastikan agar motor tidak mengalami overheating
saat dijalankan.
4. Repairation
Lalu langkah apa yang dapat kita lakukan jika terjadi kerusakan
terhadap motor artinya motor tersebut mati total dan tidak dapat
dijalankan. Pada dasarnya sesuai dengan prinsip kerja motor bahwa
gerakan pada motor dihasilkan dari induksi elektromagnetik yang terjadi
sehingga jika tidak terjadi putaran hal pertama yang perku kita periksa
adalah apakah lilitan pada motor yang menghasilkan induksi
elektromagnetik itu dalam kondisi baik atau tidak.

32

Anda mungkin juga menyukai