Metode Pembelajaran
Dimasa Pandemi Covid 19
Disusun Oleh:
Nuraminah 190604006
Mata Kuliah:
Perencanaan & Peng. Kurikulum (Magang 2)
Dosen Pengampuh:
Witri Ramadani, S. Pd, M. Pd. T
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Metode Pembelajaran
Dimasa Pandemi Covid 19 ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam bidang pembelajaran.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Nuraminah
NIM: 190604006
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai
perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsungdi antara pembukaan dan penutup yang
harus dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya
meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa. Sudjana dan Rivai mengatakan bahwa media pengajaran dapat meningkatkan proses
belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan & Peng. Kurikulum (Magang 2) yang
diberikan oleh dosen.
2. Untuk menggambarkan bagaimana Pentingnya Media Teknologi Pada Masa Pandemi.
3. Untuk menggambarkan bagaimana medel pembelajaran dimasa Pandemi covid 19.
4. Untuk mengetahui Masalah yang yang sering terjadi dalam media belajar online (daring).
6) Untuk mengetahui Dampak pandemi covid 19 terhadap dunia pendidikan
7) Untuk mengetahuinya Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam dunia pendidikan terkait
pandemi covid 19
2
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini semoga para pembaca dapat mengetahui mengenai
konsep model pembelajaran, model pembelajaran berdasarkan teori, pelaksanaan
pembelajaran yang efektif, mengetahui pendekatan metode pembelajaran yang tepat, dan
mengetahui proses pembelajaran bauran (Blended learning).
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Model pembelajaran dimasa pandemi covid 19
Tiga di antara model pembelajaran di masa pandemi yakni, daring, luring dan home
visit. Pertama, berbicara daring atau dalam jaringan (pembelajaran jarak jauh) sekiranya
sudah menjadi hal biasa jika ditarik mundur 3 bulan ke belakang.
Survei yang dilakukan KPAI menyatakan bahwa 76 persen siswa tidak senang
belajar jarak jauh, kemudian 76 persen siswa mengatakan beban yang ditugaskan merasa
berat, ditambah lagi 42 persen tidak memiliki kuota dan alat teknologi seperti HP, dan
kesulitan menggunakan aplikasi video serta kesulitan sinyal.
Kesimpulan dari survei tersebut intinya daring sudah tidak kondusif di mata siswa.
Survei ini bukan sebuah alat kebenaran abadi, hanya bisa dikatakan sebagai suatu evaluasi
bagi para pegiat pendidikan seperti apa metode daring yang menyenangkan. Ditambah lagi
saat ini orang tua siswa sudah aktif bekerja di luar rumah, kemungkinan besar alat-alat
teknologi semisal HP dan sejenisnya minim dimiliki siswa.
Sebagai solusinya bisa jadi mencari format metode daring yang dilakukan di malam
hari ketika ada orangtuanya, diberikan tugas yang menyenangkan bagi anak tersebut,
membuat konten video melalui aplikasi youtube dengan difasilitasi lembaga dan menjadi
hak paten lembaga yang bisa di tonton oleh anak-anak tersebut, mengingat selama di rumah
anak-anak jika tidak main ya pegang gadget atau bisa juga dengan metode tebakan, metode
kisah atau bercerita dan lainya.
Kedua, di tengah pandemi dapat difasilitasi model pembelajaran luring (luar
jaringan) atau tatap muka dengan memperhatikan zonasi, protokol kesehatan, bergiliran-
bergantian (model shift) dengan dasar menghindari kerumunan baik di kelas, dan
meniadakan kegiatan di luar kelas.
Dalam masa pandemi ini, pemerintah juga menyarankan agar kurikulum tidak
membebani anak didik, maka kurikulum di sekolah didesain dengan sangat sederhana,
tidak berbelit-belit dan bertele-tele. Sementara waktu tatap muka maksimal tiga jam.
Penyederhanaan kurikulum ini layak dilakukan di masa darurat ini, model penyederhanaan
ini sejalan dan seiring dengan konsep Merdeka Belajarnya ala Nadiem Makarim, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sampai-sampai RPP yang berlembar-lembar disederhanakan menjadi satu lembar.
UN ditiadakan karena dianggap merongrong potensi guru dan siswa. Ini momentum emas
5
bagi para pegiat pendidikan untuk menyederhanakan kurikulum yang berbasis
kebersamaan. Karena itu sejalan dengan pandangan pembelajaran menurut kalangan
postmodern bahwa bukan pembelajaran yang teacher-centered learning (belajar yang
berorientasi pada guru) atau juga bukan student-centered learning (pembelajaran yang
berpusat pada murid), akan tetapi kemudian yang baik adalah teacher-student learning
together, dengan kata lain pembelajaran yang berpusat pada kebersamaan antara guru-
murid, belajar bersama.
Dalam konsep postmodernisme, manusia itu sebagai edukator atau pembelajar
diharapkan untuk terus mampu bergerak jika memang ingin dikatakan masuk dalam
kategori postmodern.
Stratemeyer, Forkner and MsKim sepakat menegaskan bahwa ada tiga cara dalam
memahami kurikulum. Pertama, kurikulum itu mata pelajaran dan kegiatan, kedua
kurikulum itu seluruh pengalaman belajar, dan ketiga kurikulum itu seluruh pengalaman
hidup siswa.
Hal ini diaminkan oleh Beaucump yang memandang bahwa kurikulum itu
dokumen, kemudian Taylor menegaskan bahwa Kurikulum itu suatu rencana tidak tertulis
dan perspektif Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 menggarisbawahi bahwa kurikulum
dimaknai “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu” (pasal 1 ayat 19).
Jadi intinya, momen pandemi dengan model penyederhanaan kurikulum ini
mengamini apa yang menjadi keinginan Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim, maka
sederhanakanlah kurikulum sejak saat ini, kurikulum yang membahagiakan siswa, guru
dan pegiat pendidikan.
Ketiga, di masa pandemi bisa dilakukan model pembelajaran Home Visit. Guru
mendatangi siswa di rumah tentunya dengan mempertimbangkan serta memerhatikan
sejumlah protokol kesehatan. Model ini lebih dekat model Home Schooling.
Home visit juga dilakukan di tengah-tengah orang tua yang sedang bekerja dan
tidak memberikan seperangkat alat teknologi kepada siswanya. Nantinya, pada program
home visit guru-guru yang akan berkunjung tidak akan memberikan pelajaran, biar ada
kesan bersahabat dan kekeluargaan serta kebersamaan. Mereka bukan mengajar tapi
6
menjenguk.ada juga yang membawakan materi pelajaran atau membawakan tugas. Hal ini
bisa dilakukan secara bergantian dengan waktu yang berbeda.
2.3 Masalah yang yang sering terjadi dalam media belajar online (daring)
Dikarenakan dengan cepat merebaknya virus corona ini, membuat terganggunya
aktivitas atau kegiatan sehari-hari setiap orang di dunia, baik itu dalam hal
Pekerjaan, Pendidikan, dll. Di tengah pandemi virus corona saat ini, sistem pendidikan di
dunia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dikarenakan untuk menjaga para
pelajar ataupun pengajar di dunia pendidikan agar tidak terjangkit wabah virus corona
dengan cara Study From Home (Belajar Dari Rumah).
Terkhususnya di Indonesia sendiri, pemerintah indonesia mengambil sebuah
keputusan yang cukup baru di dalam dunia pendidikan. Yang biasanya siswa/i ataupun
mahasiswa/I belajar tatap muka di kelas dengan guru ataupun dosen, menjadi belajar di
rumah secara online atau disebut sistem belajar di dalam jaringan (Daring) di rumah
masing-masing.
Mungkin sebagian pihak sekolah ataupun universitas sudah memberlakukan sistem
pembelajaran seperti ini sebelum meluasnya penyebaran virus corona. Namun, Sebagian
lagi mungkin belum menerapkan sistem ini di lingkungan sekolah, terutama lingkungan
sekolah yang ada di kota-kota kecil di Indonesia, baik itu di tingkatan SD, SMP, SMA
ataupun sejenisnya. Dikarenakan merupakan hal yang baru, maka banyak problematika
ataupun serba-serbi yang terjadi di dalam sistem pembelajaran ini.
Banyak sekali masalah-masalah yang terjadi di dalam sistem belajar online atau
dalam jaringan (Daring) ini. Salah satu diantaranya yaitu:
1. Kesiapan Tenaga Pendidik dan Pelajar
Seorang guru yang biasanya hampir setiap hari pergi ke sekolah untuk mengajar
muridnya di kelas, mengalami perubahan yaitu mengajar dari rumah secara online atau di
dalam jaringan (Daring). Hal ini seharusnya menjadi perhatian, sebab seorang guru yang
biasa mengajar dengan cukup efektif di kelas, apakah juga tetap bisa mengajar dengan
cukup efektif dari rumah. Bukan dalam hal mengajar saja, dikarenakan pandemi virus
corona ini, juga menyebabkan sistem penilaian yang diberikan guru untuk murid menjadi
berbeda. Yang biasanya seorang guru memberikan penilaian untuk murid dari kedisiplinan,
7
pemahaman dalam belajar, ketaatan pada aturan, dan kelakuan murid selama berada di
sekolah, berubah menjadi penilaian dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk murid
selama dirumah.
Sama hal nya dengan seorang murid, yang biasanya hampir setiap hari pergi ke
sekolah untuk menerima pelajaran di dalam kelas, juga menerima perubahan yaitu belajar
dari rumah secara online atau di dalam jaringan (Daring). Hal ini tentu juga menjadi
perhatian, apakah seorang murid juga bisa menerima pelajaran dengan baik selama di
rumah saat masa pandemi virus corona ini. Karena saat dirumah, murid harus lebih extra
memahami dan menerima pelajaran yang telah diberikan guru tanpa diperhatikan langsung
oleh guru.
Bukan hanya itu saja, guru dan juga murid harus bisa memahami teknologi
informasi yang digunakan selama sistem pembelajaran dalam jaringan (Daring). Hal ini
juga merupakan suatu wawasan baru, dikarenakan teknologi informasi yang akan terus
berkembang di masa depan, agar membuat murid menjadi lebih memahami betapa
pentingnya teknologi informasi di zaman modern saat ini.
2. Ketersediaan Hardware dan Software
Saat di sekolah, fasilitas belajar yang akan digunakan untuk guru dan murid disediakan
oleh pihak sekolah masing-masing. Namun saat masa pandemi seperti sekarang ini, fasilitas tidak
sepenuhnya bergantung kepada pihak sekolah, melainkan pada ketersediaan dari masing-masing
guru dan juga murid. Sehingga, hal ini cukup menjadi masalah dalam efektivitas belajar secara
online dari rumah, dikarenakan berbeda-bedanya kondisi ekonomi di tiap keluarga. Dengan tidak
adanya perangkat yang mendukung pembelajaran daring, seperti Handphone Android ataupun
Komputer/Laptop, menjadi masalah utama dalam ke efektifan belajar dari rumah secara online.
Dikarenakan masalah tersebut, Menteri pendidikan dan kebudayaan mengambil inisiatif
yaitu menayangkan program acara edukasi di televisi “Belajar Dari Rumah” untuk semua kalangan
dan juga golongan di masa Covid-19. Sehingga, orang tua dan anak-anak juga mendapatkan
tayangan edukasi selama di rumah di masa pandemi Covid-19.
Untuk software sendiri, biasanya yang digunakan untuk sistem belajar online ataupun
dalam jaringan (Daring) adalah, WhatsApp, Classroom, E-learning, Zoom, Cloudx, dll. Tentunya
aplikasi-aplikasi yang disebutkan tersebut, memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Dan tenaga pendidik bebas memilih aplikasi apa yang digunakan selama belajar dari rumah, sesuai
dengan kebutuhan siswa/i.
3. Ketersediaan Akses Internet dan Jaringan
8
Indonesia Termasuk ke dalam urutan yang cukup rendah dalam hal kecepatan
jaringan internet yang ada di dunia. Sehingga, bukan hal baru jika banyak masyarakat yang
selalu mengeluh akan akses jaringan yang ada di Indonesia. Apalagi disaat masa pandemi
virus corona, yang mana jaringan internet sangat dibutuhkan untuk mendukung keefektifan
belajar secara online dari rumah. Akses Internet dan Jaringan tentunya merupakan kunci
belajar dari rumah atau belajar di dalam jaringan (Daring). Kalau di kota-kota besar,
kecepatan jaringan tentunya cukup lancar dibandingkan dengan kota-kota kecil yang ada
di Indonesia.
Ketika disekolah, mungkin ada jaringan Wifi yang disediakan oleh pihak sekolah
untuk membantu proses mengajar dan belajar. Namun, seperti di saat wabah virus corona
ini, tentunya akses internet disediakan sendiri oleh masing-masing guru dan juga murid.
Jika golongan ekonomi menengah ke atas, mungkin bisa menyediakan jaringan Wifi yang
cukup stabil dirumahnya masing-masing. Jika golongan ekonomi menengah ke bawah,
tentunya untuk menyediakan paket internet yang stabil, yang ketika dibeli dirasa cukup
mahal. Apalagi untuk provider jaringan internet yang tidak begitu stabil, yang digunakan
di daerah yang akses jaringannya juga masih terbilang tidak begitu lancar. Sehingga, ini
menjadi alasan kurang efektifnya belajar secara online dirumah ketika masa pandemi
Covid-19 ini.
9
sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem
pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan
dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta
didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah maupun kampus untuk
melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga
pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana
pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google
meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp.
Di mana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin maju.
Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak menutup kemungkinan akan
timbulnya beberapa masalah-masalah dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, tentunya peserta didik maupun tenaga pendidik
dari semua kalangan diharuskan memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun,
banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet kurang baik atau tidak lancar sehingga
menjadi salah satu kendala berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selain
itu, tidak sedikit peserta didik yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran secara
maksimal. Baik dari materi pelajaran maupun penugasan-penugasan yang diberikan oleh
tenaga pendidik selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.
Namun, di samping beberapa kendala yang muncul terdapat beberapa hikmah yang
dapat diperoleh dari pandemi Covid-19 tanpa kita sadari. Dengan sistem pembelajaran
yang dilaksanakan secara jarak jauh, di mana peserta didik banyak melakukan kegiatan di
rumah sehingga dapat mempermudah para orang tua untuk memonitoring anak-anaknya.
Selain itu, dari sisi kreativitas baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik dalam sistem
pembelajaran jarak jauh dituntut untuk berlaku kreatif. Sebagai contoh tidak sedikit tenaga
pendidik membuat materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk video-video
pembelajaran. Selain itu, tidak jarang pula pesera didik yang mendapatkan penugasan
pembuatan video pembelajaran yang menarik.
Pada dasarnya pandemi Covid-19 memberikan dampak-dampak yang dapat
melemahkan aktivitas manusia pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri pada awalnya
10
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masa pandemi Covid-19 adalah masa yang
menyulitkan umat manusia. Namun, tanpa kita sadari banyak sisi-sisi positif yang dapat
kita petik dari pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia hingga hari ini. Dampak yang
dirasakan memang sungguh nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang. Namun,
masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai sebab untuk tidak
melaksanakan kegiatan terutama dalam bidang pendidikan.
2.5 Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam dunia pendidikan terkait pandemi
covid 19
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran yang tidak membebani guru dan siswa,
namun sarat nilai-nilai penguatan karakter seiring perkembangan status kedaruratan Covid-
19.
Penyesuaian tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud serta Surat Edaran
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
“Kami mendorong para guru untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam
kurikulum. Yang paling penting adalah siswa masih terlibat dalam pembelajaran yang
relevan seperti keterampilan hidup, kesehatan, dan empati,” demikian disampaikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, pada
acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, hasil kerja sama antara
Kementerian Luar Negeri, Kemendikbud, dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19, di
Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (14/5).
Tidak sampai di situ saja, serangkaian kebijakan lain pun dikeluarkan menyikapi
perkembangan penyebaran Covid-19, seperti pembatalan ujian nasional (UN), penyesuaian
ujian sekolah, implementasi pembelajaran jarak jauh, dan pendekatan online untuk proses
pendaftaran siswa sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19).
Selain itu, terdapat kebijakan penyesuaian pemanfaatan bantuan operasional
sekolah (BOS) dan BOP yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama
pandemi. Hal tersebut merujuk pada dua peraturan terbaru yaitu (1). Permendikbud Nomor
19 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
11
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler; dan
(2). Permendikbud Nomor 20 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia
Dini Dan Pendidikan Kesetaraan Tahun Anggaran 2020.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
COVID-19 menyerang hampir semua sektor kehidupan manusia, termasuk dunia
pendidikan. Sekolah-sekolah terpaksa meniadakan pendidikan di dalam kelas. Semua
dilakukan lewat online.
Dalam masa pembelajaran melalui media online yang mengharuskan setiap siswa/i
mempunyai media teknologi seperti handphone dan laptop, selain itu ketersedian kuota
internet juga diharuskan dalam proses pembelajaran daring tersebut. Hal ini akan menjadi
beban juga bagi para orang tua, tetapi dengan adanya kebijakan oleh pemerintah dengan
memberikan kuota belajar bagi setiap pelajar akan meringankan beban orang tua.
Bagi daerah yang kesulitan dalam mendapatkan jaringan internet, belajar online
bukanlah suatu cara terbaik dalam melakukan pembelajaran, karena didaerah tersebut
siswa akan kesulitan dalam interaksi antara siswa dan guru, pengiriman tugas juga akan
terkendala dan akan menurunkan nilai serta pengetahuan siswa juga bisa terjadi.
3.2 Saran
Dalam masa pandemi sekarang menurut saya pembelajaran yang cocok selain
dengan proses belajar daring, siswa/I juga diharapkan untuk tetap masuk sekolah, tetapi
harus mengikuti protocol kesehatan dan membatasi jumlah siswa/I yang datang kesekolah
setiap harinya. Ini akan memudahkan siswa dalam berinteraksi dengan guru secara
langsung dan dapat melakukan bimbingan secara langsung juga antara siswa/I dan guru.
13