Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

MOTOR DC SELF EXCITED

Disusun oleh

Kelompok : 4 (Empat)
Anggota : Alifa Aghitstina
Cahya Baskara
Irsyad Dillah A
Moh Yusron I. A.
Kelas : 2F D4 TE

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK


ELEKTRONIKA POLITEKNIK NEGERI
MALANG 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern pada saat
sekarang ini, kemudian berbagai perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang sangat ahli
dan terampil dalam bekerja terutama di bidang permesinan. Dengan adanya teknologi
yang serba canggih pada saat ini juga sangat membantu dan mempermudah manusia dalam
melakukan setiap pekerjaannya termasuk mengoperasikan motor DC.

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah dari energi listrik menjadi energi mekanik. Kumparan
medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah menggunakan arus langsung dari
sumber dayanya.

Pada umumnya setiap mahasiswa jurusan teknik mesin harus dapat memahami

dan menguasai prinsipprinsip dasar dalam mempergunakan atau memakai motor DC.
Dengan melakukan sebuah praktikum motor DC diharapkan mahasiswa jurusan teknik
mesin akan mengetahui proses, mengetahui alatalat yang digunakan pada saat praktikum
motor DC, memperoleh skilldan sikap yang profesional serta mengetahui faktorfaktor
keamanan pada proses menggunakan motor DC.

Dengan mengetahui prinsip - prinsip dasar menggunakan motor DC, diharapkan


agar setiap mahasiswa jurusan teknik mesin mempunyai keahlian dan keterampilan
sehingga mampu berfikir kreatif dan dinamis dalam memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi di dunia kerja secara efektif dan efisien.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan motor arus searah atau motor DC.


2. Mahasiswa dapat mengetahui jenisjenis motor arus searah dan kegunaannya di
 berbagai industri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prinsip kerja dari motor listrik arus
searah yang menghasilkan perputaran torsi dari jangkar sebuah motor listrik arus
searah.

4. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat bantu yang digunakan dalam praktikum


motor arus searah.
5. Mahasiswa mampu menerapkan K$ dalam pengoperasian motor arus searah.

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam laporan praktikum motor DC atau arus searah ini terdapat sistematika penulisan
sebagai berikut '

BAB 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II Teori Dasar
Bab ini terdiri dari teoriteori dasar yang mengenai motor arus searah.
BAB III Jurnal Praktikum
Bab ini terdiri dari maksud dan tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, tabel
 pengamatan, grafik hasil pengamatan dan kesimpulan.
BAB IV Pembahasan Soal
Bab ini terdiri dari soalsoal yang berkaitan dengan motor arus searah beserta
 jawabannya.
BAB V Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulankesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum
yang telah dilaksanakan.
BAB II
TEORI DASAR

Pengertian Motor DC

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah dari energi listrik menjadi energi mekanik. Kumparan
medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah menggunakan arus langsung dari
sumber dayanya.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik. Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada
medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap
setengah putaran sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah
adalah membalik panas tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
menggunakan komutator dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan

 jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki
kumparan satu lilitan yang bias berputar bebas di antara kutubkutub magnet permanen.  

Gambar 2.1 Motor DC

Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator,
dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan

 pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk
komponen yang berputar di antara medan magnet.

2.1 Jenis-Jenis Motor DC

2..2.1 Motor DC Sumber Daya terpisah atau Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC
sumber daya terpisah.
Gambar 2.2 Motor DC Sumber Daya Terpisah atau Separately Excited

2.2.2 Motor DC Sumber Daya Sendiri atau Self Excited : Motor Shunt

Pada motor  shunt, gulungan medan (medan  shunt) disambungkan secara


 pararel dengan gulungan kumparan motor DC seperti diperlihatkan dalam gambar 
dibawah ini. Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus
medan dan arus kumparan motor DC.

Gambar 2.3 Karakteristik Motor DC Shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt '

Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga


tor2ue tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar diatas dan oleh
karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah,
seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
2.2. 3 Motor DC Daya Sendiri atau Motor Seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri

dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar


dibawah. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC.
Berikut tentang kecepatan motor seri.

1. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.

2. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque


 penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada
gambar berikut.

Gambar 2.4 Karakteristik Motor DC seri

2.3 Komponen-Komponen Motor DC


2. 3.1 Sikat dan Komutator 

Komutator merupakan suatu kon:erter mekanik yang membuat arus dari

sumber mengalir pada arah yang tetap walaupun belitan medan berputar. Sikat-sikat
karbon membuat sebuah kotak slip dengan komutator. Komponen ini terutama
ditemukan dalam motor DC yang digunakan untuk membalikkan arah arus listrik
dalam dinamo, komutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.

Gambar 2.6 Sikat dan Komutator

2.3.2 Stator

Merupakan bagian yang tetap (stasioner). Stator ini menghasilkan medan


magnet baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnet ataupun magnet
permanen). Stator dapat berupa lingkaran satu poligonal dibuat dari besi laminasi
atau cast iron
Adapun keuntungan dari medan magnet permanen adalah'
1. Tidak dibutuhkan suplai listrik.
2. Tidak ada rugi - rugi.
3. Kemungkinan bisa mempunyai ukuran frame yang lebih kecil.

Adapun kekurangan dari magnet permanen adalah'


1. Kekuatan dari medan selalu konstan.
Gambar 2.7 Stator

2. 3.3 Interpole

Sebuah interpole at au komutating biasanya diletakan diantara dua kutub


medan.
Komponen ini terdiri atass lilitan yang memfasilitasi proses komutasi. Stator juga
mempunyai compestating winding yang berfungsi untuk menetralkan reaksi pada
 jangkar (armature).

Gambar 2.8  Interpole
2.3.4 Jumlah Kutub

Kecepatan yang sama dapat dicapai dengan jumlah kutub yang berbeda secara
ekonomi 2 kutub (2 sikat) atau empat kutub empat sikat digunakan di motor ukuran
kecil dan menengah dan jumlah kutub yang lebih untuk motor besar.

Gambar 2.9 Kutub
2.3.4 Air Gab

 Air gab stator dan rotor dapat menyebabkan untuk bisa berputar sebuah
mesin gab juga berfungsi sebagai pendingin udara pada system tersebut.

Gambar 2.10 Air Gab

2.4 Prinsip Kerja Motor DC

Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.

Gambar 2.11 Medan magnet ke arus konduktor 


Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis
fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol

mengarah pada arah aliran arus, maka jarijari anda akan menunjukkan arah garis

fluks. Gambar dibawah ini menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar 
konduktor berubah arah karena bentuk U .

Gambar 2.12 Medan magnet ke arus konduktor

Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir
 pada konduktor tersebut.
Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dynamo.

Gambar 2.13 Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub


Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub utara
dan selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan
magnet kutub.

Gambar 2.14 Reaksi garis fluks

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan


(looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak
ke atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah.
 jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di
atas konduktor.

  Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang
kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
 jam.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum:

1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran /loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.

3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.

4. Motor - motor memiliki beberapa loop  pada dinamonya untuk memberikan

tenaga  putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan

elektromagnetik yang disebut kumparan medan.


Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor)
maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus
sebagai tempat

 berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di
 bawah ini.

Gambar 2.15 Prinsip kerja motor DC

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna,


maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan
reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh
medan maka menimbulkan perputaran pada motor.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar /
torque sesuai den gan kecepatan yang diperlukan. Beban umum nya dapat
dikategorikan ke dalam tiga kelompok :

1. Beban torque konstan
Adalah beban dimana permintaan keluaran energinya ber:ariasi dengan
kecepatan operasinya namun torque-nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque
konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
2. Beban dengan variabel torque
Adalah beban dengan torque yang ber:ariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban
dengan Variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque ber:ariasi sebagai
kuadrat kecepatan). Peralatan energi listrik yaitu motor listrik.
3. Beban dengan energi konstan
Adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan
kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

2.5  Prinsip Arah Putaran Meter

Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah  flamming tangan kiri. Kutub-kutub
magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika
medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari,
maka akan timbul gerak searah ibu jari. gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama
dengan prinsip motor yaitu aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan
magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika
arus yang melalui penghantar bertambah besar.
Contoh :
Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T . Di bawah
 pengaruh medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A. Jika panjang
 penghantar seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.
Jawab :
F = B.I. ℓ.Z = 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15m . 400
F = 480 (Vs.A/m)
F = 480 (Ws/m) = 480N

Keterangan : F = Gaya yang bekerja (N)


B = Kerapatan medan magnet (Vs>m2)
I = Kuat arus listrik (A)
ℓ = Panjang penghantar (m)
z = Jumlah kawat penghantar

 Electromotive Force (EMF) /Gaya Gerak Listrik


GMF induksi biasanya disebut GMF Counter. GMF kembali artinya adalah GMF
tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan yang diberikan
 padanya.

Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan
magnet maka timbul ggl pada konduktor.
Gambar 2.16 GMF kembali

GMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik dengan arah
 berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.
HF emil Lenz mencatat pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah
dengan gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai hukum
Lenz.
Timbulnya GMF tergantung pada:

1. Kekuatan garis fluks magnet.


2. Jumlah lilitan konduktor.
3. Sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor
4. Kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet. Tidak ada arus induksi yang
terjadi jika angker dinamo diam.

2.6 Mengatur kecepatan Pada Armateur

Jika fluks Φ tetap dijaga konstan, dan kecepatannya berubah berdasarkan


armature voltage ( Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau
turun sesuai dengan perbandingannya.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa  Es dapat di:ariasikan


dengan menghubungkan motorarmature  M ke excited variable  voltage dc generator /
yang
 berbeda.  Field excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi generator Ix  bisa
divariasikan dari nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator
output voltage  Es bisa divariasikan dari nol sampai maksimum, baik dalam polaritas

 positif maupun negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat di:ariasikan dari nol
sampai maksimum dalam dua arah. Metode  speed control ini, dikenal sebagai sistem
Ward-Leonard, ditemukan di pabrik baja ( steel mills), lift bertingkat, pertambangan,
dan
 pabrik kertas.

Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high power


electronic converter yang mengubah ac  power dari listrik ke dc. Ward-Leonard sistem

lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan suatu variabel dc ke armature dari
motor dc. Hal tersebut benarbenar dapat memaksa motor utnuk mengembangkan torsi
dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban.
Contohnya, misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor.
Arus akan mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor mengembangkan
torsi yang positif. Armature dari motor menyerap  power ka rena  I  mengalir ke terminal
positif.

Sekarang, misalkan kita mengurangi  Es dengan mengurangi excitation ΦG .


Segera setelah Es menjadi kurang dari Eo, arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor berbalik
dan armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya, motor dc
mendadak menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor. Maka, dengan
mengurangi Es, motor tiba-tiba dipaksa untuk memperlambat.

Saat generator menerima daya listrik, generator beroperasi sebagai motor 


mengendalikan motor ac sendiri sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac  power
memberikan kembali ke rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya
daya bisa diperoleh kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat
efisien.

Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban mekanis akan cepat jatuh
dibawah pengaruh electromechanical braking torque.

Cara lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan rheostat yang
diserikan dengan armature. Arus dalam rheostat menghasilkan voltage  drop jika
dikurangi dari  fixed source voltage  Es, menghasilkan tegangan suplai yang lebih kecil
dari armature. Metode ini memungkinkan kita untuk mengurangi kecepatan dibawah
kecepatan nominalnya. Ini hanya direkomendasikan untuk motor kecil karena banyak
daya dan pasa yang terbuang dalam rheostat, dan efisiensi keseluruhannya rendah. Di

samping itu, pengaturan kecepatan lemah, bahkan untukrheostat   yg diatur  fixed.


Akibatnya, IR drop se dangkan rheostat meningkat sebagaimana arus armature
meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan yang
 besar dengan naiknya beban mekanis.
2.7 Mengatur Keceepatan Dengan Field

Berdasarkan persamaan di atas kita juga dapat mem:ariasikan kecepatan motor dc


dengan memvariasikan  field fluks Φ. +egangan armature  Es tetap dijaga konstan agar
numerator pada persamaan di atas juga konstan. Oleh sebab itu, kecepatan motor 
sekarang berubah perbandingannnya ke fluks Φ; jika kita menaikkan fluksnya, kecepatan
akan jatuh dan sebaliknya.

Metode dari speed control ini seringkali digunakan saat motor harus dijalankan


diatas kecepatan rata-ratanya disebut base speed. Untuk mengatur fluks
(dan kecepatannya), kita menghubungkan rheostat Rf secara seri dengan field-nya.

Untuk mengerti metode speed control, awalnya berjalan pada kecepatan konstan.


Counter emf Eo sedikit lebih rendah dari tegangan suplaiarmature  Es, karena penurunan
 IR armature  jika tiba-tiba hambatan dari rheostat ditingkatkan, baik exciting
current  Ix dan fluks Φ akan berkurang. Hal ini segera mengurangi emf  Eo,
menyebabkan arus armature  I melonjak ke nilai yang lebih tinggi. Arus berubah secara
dramatis karena nilainya tergantung pada perbedaam yang sangat kecil antara Es
dan Eo.
Meskipun  field-nya lemah, motor mengembangkan torsi yang lebih besar dari
sebelumnya. Itu akan mempercepat sampai Eo hampir sama dengan Es.
Untuk lebih jelasnya, untuk mengembangkan  Eo yang sama dengan fluks yang
lebih lemah, motor harus berputar lebih cepat. O l eh karena itu kita dapat
meningkatkan
kecepatan motor di atas nilai nominal dengan memperkenalkan hambatan di dalam seri
dengan field. U ntuk shunt wound motors, metode dari speed control memungkinkan high

 speed/base speed rasio setinggi 3 : 1.  Range broader speed cenderung menghasilkan


ketidakstabilan dan miskin pergantian.

Di bawah kondisi-kondisi abnormal tertentu, fluks mungkin akan drop ke nilai


rendah yang berbahaya. Sebagai contoh, jika arus exciting dari motor  shunt sengaja diputus,
satu-satunya fluks yang tersisa adalah remanent magnetism (residual
magnetism) di kutub. Fluks ini terlalu kecil bagi motor untuk berputar pada kecepatan tinggi
yang berbahaya untuk menginduksi yang diharuskan. Perangkat keamanan
diperkenalkan untuk mencegah kondisi seperti pelarian.

2.8 Shunt Motor Under Load

Mempertimbangkan sebuah motor dc berjalan tanpa beban. Jika beban mekanis


tibatiba diterapkan pada poros, arus yang kecil tanpa beban tidak menghasilkan torsi
untuk membawa beban dan motor mulai perlahan turun. Ini menyebabkan cemf
 berkurang, menghasilkan arus yang lebih tinggi dan torsi lebih tinggi. saat torsi
dikembangkan oleh motor adalah sama dengan torsi yang dikenakan beban mekanik,
kemudian, kecepatan akan tetap konstan. Untuk menyimpulkan, dengan meningkatnya
 beban mekanis, arusarmature  akan naik dan kecepatan akan turun. Kecepatan motor 
 shunt akan tetap relatif konstan dari tidak ada beban ke beban penuh. Pada motor yang
kecil, itu hanya turun sebesar 10-15 persen saat beban penuh ditambahkan. Pada mesin
yang besar, dropnya bahkan berkurang, sebagian ke hambatan armature yang paling
rendah. Dengan menyesuaikan  field rheostat , kecepatan harus dijaga agar benarbenar 
konstan sesuai dengan perubahan beban.

2.9 Series Motor

Motor seri identik dalam kosntruksi untuk motor shunt kecuali untuk field. Field


dihubungkan secara seri dengan armature. Oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field  seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat yang mempunyai

 penampang cukup besar untuk membawa arus. Meskipun konstruksi serupa, properti dari
motor seri benarbenar berbeda dari motor shunt / dalam motor  shunt, fluks Φ per pole
adalah konstan pada semua muatan karena field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi

motor seri, fluks per pole tergantung dari arus armature dan beban. Saat arusnya besar,
fluksnya besar dan sebaliknya.

Meskipun berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama. Pada motor
yang mempunyai hubungan seri jumlah arus yang melewati angker dinamo sama besar
dengan yang melewati kumparan. Jika beban naik motor berputar makin pelan. Jika
kecepatan motor berkurang maka medan magnet yang terpotong juga makin kecil,
sehingga terjadi penurunan EMF kembali dan peningkatan arus catu daya pada kumparan
dan angker dinamo selama ada beban. Arus lebih ini mengakibatkan peningkatan torsi
yang sangat besar.

Catatan ,
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami  poling (angker dynamo
menyentuh kutub karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan
mengalir melalui kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker
dynamo menurun dan menyebabkan turunnya EMF kembali.

Gambar 2.17 Motor dengan kumparan seri

EMF kembali mencapai maksimum jika kecepatan angker dinamo maksimum.


Arus yang disedot dari catu daya menurun saat motor makin cepat karena EMF kembali
yang terjadi melawan arus catu daya.

EMF kembali tidak bisa sama besar dengan arus EMF yang diberikan pada motor
dc sehingga akan mengalir searah dengan EMF yang diberikan. Karena ada dua EMF yang
saling berlawanan EMF kembali menghapuskan EMF. Bang diberikan, maka arus yang
mengalir pada angker dinamo menjadi jauh lebih kecil jika ada EMF kembali.
Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan maka resistansi angker
dynamo akan tetap kecil sementara arus angker dinamo dibatasi pada nilai yang aman.

2.10 Pengereman Regeneratif

Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian pemenggal yang


 bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo adalah gaya gerak listrik yang dibangkitkan
oleh mesin arus searah, sedangkan Vt adalah tegangan sumber bagi motor sekaligus
merupakan baterai yang diisi. Ra dan La  masing-masing hambatan dan induktansi

 jangkar.

Gambar 2.18 Bagan Pengereman Regeneratif 

Prinsip kerja rangkaian ini sebagai berikut :


Ketika saklar pemenggal dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar,
melewati  scalar dan kembali ke jangkar. Ketika skalar pemenggal dimatikan, maka
energi yang tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda, baterai
dengan tegangan Vt dan kembali ke jangkar. A n a logi rangkaian sistem pengereman

regeneratif dari gambar di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode 1 ketika saklar on

dan mode ke-2 ketika saklar off seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.10 Rangkaian ekui:alen untuk a) saklar on; b) saklaroff 
dengan '
Vo = gaya gerak listrik
 La = induktansi jangkar
 Ra = resistansi jangkar
Vt = tegangan batería
i1 = kuat arus jangkar ketika pemenggal on (arus tidak melewati baterai)
i2 = kuat arus jangkar ketika pemenggal off ( arus melewati baterai)
Sedangkan /ambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan yang
tidak kontinyu.

Gambar 2.20 Arus jangkar a). Kontinu; b). Arus terputus


Dengan:
 I1o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai on.
 I2o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai off 
ton = lama waktu pemenggal on.
toff = lama waktu pemenggal off 
td = lama waktu dimana i2 tidak nol.
Tp = perioda pemenggal, Tp=ton + off 

2.11 Reaksi Jangkar

Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis
medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara ke selatan
melewati jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang
dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan arah

 jarum jam. Karena medan utama dan medan jangkar terjadi bersama sama hal ini akan
menyebabkan perubahan arah medan utama dan akan mempengaruhi berpindahnya garis
netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi.

Untuk tu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang terlihat seperti

gambar dibawah ini:

Gambar 2.21 kutub bantu (interpole) pada motor DC

Kutub bantu ini terletak tepat pada pertengahan antara kutub utara dan kutub
selatan dan berada pada garis tengah teoritis. Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri
dengan lilitan jangkar, hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya.
Untuk mengatasi reaksi jangkar pada mesin-mesin yang besar dilengkapi dengan lilitan
kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur-alur yang dibuat pada sepatu
kutub dari kutub utama. Lilitan ini seperti juga halnya dengan lilitan kutub bantu

dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan dengan arah arus
kawat jangkar yang berada dibawahnya.

BAB III
JURNALPRAKTIKUM

3.1 Maksud dan Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengenal motor DC.


2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja motor DC.
3. Mahasiswa mengetahui komponen motor DC dan fungsinya..
4. Mahasiswa dapat menggunakan motor DC.

3.2 Alat dan Bahan

1. Tachometer.
2. Motor DC.

3. Motor speed control.

4. Kabel.

3.3 Langkah Kerja

1. Menghubungkan speed control motor dc ke sumber listrik.


2. Atur kecepatan motor dc.

3. Menghitung kecepatan motor dengan menggunakan dc motor speed.


4. Buatlah hasil pengukuran.

3.4 Tabel Pengamatan

Pengamatan I

Karakteristik V-Rpm (tanpa beban)

Tegangan (V) Naik Kecepatan (Rpm)


5 Volt 20 Volt 114,9
30 Volt 147,1
40 Volt 50 Volt 305,2
535,8

Tegangan(V) Turun Kecepatan (Rpm)


50 Volt 873,6
40 Volt 681,3
30 Volt 20 Volt 5 Volt 497,2
467,3 18,3

3.5 Grafik Hasil Pengamatan

Rpm

Gambarkan grafik perubahan V Rpm . Hitunglah nilai K

motor !

Y= a.x+b

Karena b = 0

Y = a. x

V = aRpm

3.6 Kesimpulan

1. Semakin besar tegangannya maka semakin besar pula RPM-nya.


2. Semakin rendah tegangannya maka semakin rendah pula RPM-nya.

BAB I6
PEMBAHASAN SOAL

4.1 Pertanyaan
1. Buatlah skema dari motor DC yang sederhana dan tulis nama-nama bagiannya !
2. Bagaimana prinsip kerja dari motor DC ?
3. Jelaskan mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum !
4. Jelaskan cara mengukur kecepatan putaran motor menggunakan tachometer !
4.2 Jawaban

1. Bagian-bagian dari motor DC.

2. Prinsip kerja dari motor DC yaitu :

jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211077alpinarief/2013/05/02/motor-dc-2/)

Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis
fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol
mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis
fluks.

Catatan ,
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut.

3. Mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum yaitu :

1. Arus listrik yang mengalir dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/ loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop  pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
5. Kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang
melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu.

4. Cara mengukur kecepatan putaran motor menggunakan tachometer

a. Nyalakan motor yang akan diukur putarannya.


b. Nyalakan tachometer untuk mengukurnya, kemudian dekatkan dan arahkan
tachometer sampai inframerahnya bertepatan dengan diporos motor yang
akan di ukur.
c. Lihat pada tachometer angka yang muncul.
d. Catat setiap percobaan.

BAB 6
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa motor DC
adalah salah satu motor listrik yang arusnya searah dalam mengubah energi
elektromagnetis ke energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar

impeller pompa, blower, menggerakan kompresor, dan mengangkat bahan.

Praktikum yang telah dilaksanakan pada akhirnya memperoleh data pengamatan

kecepatan putaran motor beserta tegangannya. Semakin besar tegangannya maka semakin

 besar juga RPM-nya dan semakin kecil tegangannya maka semakin kecil juga RPM-nya.

Dalam pengoperasiannya, layaknya motor listrik lainnya operator disarankan


untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja terutama bagi para pemula agar tetap
selalu berada dalam pengawasan pembimbingnya.

Anda mungkin juga menyukai