DAN MIKROKONTROLER
SEMESTER GANJIL
TIMER/PWM/MOTOR DC
DISUSUN OLEH :
NAMA : NURUL IDA ANGRAINI
NIM : 32120035
KELAS : 2B D3 LISTRIK
KELOMPOK : 12
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
Motor arus searah (DC) adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa
putaran dari motor. Motor DC memiliki beberapa bagian yang penting yaitu
kutub dan kumparan medan, sikat, komutator, jangkar dan belitan jangkar. Pada
motor DC, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Untuk
menentukan arah putaran motor digunakan kaidah Flamming tangan kiri.
Kutub- kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari
kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat
penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak
searah ibu jari yang disebut gaya Lorentz. Motor DC banyak digunakan dalam
aplikasi, karena kemudahan dalam pengaturan kecepatan maupun membalik
arah putarannya. Motor DC dikendalikan dengan menentukan arah dan
kecepatan putarnya. Arah putaran motor DC adalah searah dengan arah putaran
jarum jam (Clock Wise/CW) atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum
jam (Counter Clock Wise/CCW), yang bergantung dari hubungan kutub yang
diberikan pada motor DC. Kecepatan putar motor DC diatur dengan besarnya
arus yang diberikan. Model sebuah motor DC dapat dilihat pada gambar berikut
(Wicaksono, 2017).
Gambar 2.1. (a) Komponen utama motor DC dan (b) Model/bentuk motor DC
ukuran kecil
Salah satu cara yang paling mudah untuk membangkitkan sebuah tegangan
analog dari sebuah nilai digital adalah dengan menggunakan Pulse-Width
Modulation (PWM). Dalam PWM gelombang kotak, frekuensi tinggi
dibangkitkan sebagai keluaran digital. Untuk contoh, sebuah port bit secara
kontinu melakukan kegiatan sakelar on dan off pada frekuensi yang relatif
tinggi. Selanjutnya, bila sinyal diumpankan pada low pass filter (LPF), tegangan
pada keluaran filter akan sama dengan Root Mean Square (RMS) dari sinyal
gelombang kotak. Selanjutnya tegangan RMS dapat divariasi dengan mengubah
duty cycle dari sinyal DUTY CYCLE menyatakan fraksi waktu sinyal pada
keadaan logika high dalam satu siklus. Satu siklus diawali oleh transisi low to
high dari sinyal dan berakhir pada transisi berikutnya. Selama satu siklus, jika
waktu sinyal pada keadaan high sama dengan low maka dikatakan sinyal
mempunyai DUTY CYCLE 50 %. DUTY CYCLE 20 % menyatakan sinyal
berada pada logika 1 selama 1/5 dari waktu total (Wicaksono, 2017).
5. Jika coding telah benar maka pada kiri bawah ARDIUNO IDE
akanterlihat seperti ini :
9. Simulasi selesai.