Kelompok :2
Kelas : 5J
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan motor DC seri.
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC seri.
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor arus searah secara umum
dan motor DC seri secara khusus.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor
dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang
tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama
untuk dapat berputar sebagai berikut.
Gambar 1. Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan
dalam persamaan berikut:
E = KΦN
Torque (T) :
Dimana:
METODE PELAKSANAAN
Amperemeter
3 Menghitung Besar Arus
(2 buah)
ANALISA DATA
Ta
NO BEBAN Ia (Ampere) N (Rpm) V (volt)
0,786
1. S1 0,85 2260 219
1,653
2. S1-S2 1,7 2150 219
2,525
3. S1-S3 2,5 2070 219
3,395
4. S1-S4 3,2 1890 210
4,013
5. S1-S5 3,8 1790 198
6.
S1-S6 4,5 1670 186 4,786
Perhitungan Torsi:
V x Ia
Rumus :
n
2x π
60
Contoh Perhitungan (data nomer 1):
219 x 0,85
Ta=
2260
2xπ
60
= 0,786 Nm
(untuk data torsi selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang sama)
4.2 Grafik Data Hasil Praktikum
4.2.1 Grafik Karakteristik Kopel
Torsi terhadap Ia
6
4.786
5
4.013
4 3.395
Torsi []Nm
3 2.525
2 1.653
0.786
1
0
0.85 1.7 2.5 3.2 3.8 4.5
Ia [Ampere]
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, semakin besar arus jangkar (Ia) maka torsi
V x Ia
menjadi semakin besar. Hal ini terbukti dengan menggunakan rumus n . Jadi, apabila
2x π
60
beban awal yang diberikan tinggi, maka arus jangkar yang dihasilkanpun akan besar,
begitupula apabila beban diturunkan, maka arus jangkar yang dihasilkan akan menjadi turun
dengan begitu torsi juga akan mengalami penurunan.
Polynomial (N (Rpm))
1000
500
0
0.85 1.7 2.5 3.2 3.8 4.5
Ia [Ampere]
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa,semakin besar arus jangkar (Ia) maka
kecepatan putaran motor semakin kecil. pada motor DC seri dengan arus jangkar (Ia)
mempunyai nilai yang berbanding terbalik. Apabila beban awal yang diberikan tinggi,
maka arus jangkar yang dihasilkanpun akan besar, namun kecepatan putaran motor
akan turun. Begitupula apabila beban diturunkan, maka arus jangkar yang dihasilkan
akan menjadi turun dengan begitu kecepatan putaran pada motor akan semakin cepat.
4.2.3 Grafik Karakteristik Mekanis
N (Rpm)
Polynomial (N (Rpm))
1000
500
0
0.786 1.653 2.525 3.395 4.013 4.786
Torsi [Nm]
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada Motor DC Seri karakteristik beban berbanding lurus dengan torsi (Ta) dan
arus jangkar (Ia), semakin besar/banyak beban yang diberikan, maka arus jangkar
akan semakin besar pula dan akan mempengaruhi nilai torsi yang akan
bertambah.
2. Pada Motor DC seri arus jangkar (Ia) dan Torsi (Ta) berbanding terbalik dengan
kecepatan putaran motor (N), jika terjadi peningkatan pada nilai arus jangkar (Ia)
atau nilai torsi (Ta), nilai kecepatan putaran motor (N) akan semakin berkurang.
3. Banyaknya beban yang diberikan pada motor DC seri berbanding lurus dengan
nilai arus jangkar (Ia) dan torsi (Ta), namun berbanding terbalik dengan
kecepatan putaran pada motor.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam
merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur.
2. Jika telah selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar
(untuk memastikan rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen
pembimbing.
3. Perhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak mudah.