Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

Judul Laporan : KATERISTIK MOTOR DC SERI

Kelompok :2

Nama Praktikan : Harrid Naufal Gifari (1217020045)

Nama Anggota : Farah Adibah Ramadhanty (1217020044)


Febrianto Wibowo (1217020022)
Hilal Mafaza (1217020005)
Inna Amilia Alqoina (1217020015)
Irmawati Irawan (1217020006)

Kelas : 5J

Tanggal Praktikum : 7 Oktober 2019

Tanggal penyerahan Laporan : 14 Oktober 2019

Pembimbing : Ir.Benhur Nainggolan M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan
motor DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau
terkadang disebut AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan kembali Silicon
Controller Rectifier yang digunakan untuk memfasilitasi kontrol kecepatan pada
motor. Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam motor
listrik tersebut terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik.
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor dan mengangkat bahan.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri.
Motor listrik terkadang disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Sedangkan
untuk motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada motor DC
kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar). Motor DC sering dimanfaatkan sebagai
penggerak pintu geser otomatis dan dalam rangkaian robot sederhana. Motor DC
memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia
industri. Motor DC memudahkan pekerjaan sehingga proses industri dapat berjalan
efisien. Semakin banyak industri yang berkembang, maka akan semakin banyak
mesin yang digunakan. Semakin banyak mesin yang digunakan, maka semakin
banyak penggunaan motor DC.

1.2 Tujuan
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan motor DC seri.
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC seri.
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor arus searah secara umum
dan motor DC seri secara khusus.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor
dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang
tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama
untuk dapat berputar sebagai berikut.

2.1.1 Bagian Atau Komponen Utama Motor DC


 Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara
dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka
diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau
lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
 Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder, di-
hubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor
DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh ku-
tub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
 Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegu-
naannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Gambar 1. Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
 Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan
dalam persamaan berikut:

Gaya Elektromagnetik (E) :

E = KΦN 

Torque (T) :

Dimana:

E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)


Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

2.1.2 Jenis-Jenis Motor DC

 Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan


dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited.
 Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited, Pada jenis motor DC sumber
daya sendiri di bagi menjadi 3 tipe sebagi berikut :
1. Motor DC Tipe Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara par-
alel dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur meru-
pakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo. Karakter kecepatan motor
DC tipe shunt adalah :
o Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban
(hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh
karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang
rendah, seperti peralatan mesin.
o Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
 Motor DC Tipe Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan
arus dinamo. Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
o Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
o Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab mo-
tor akan mempercepat tanpa terkendali.
 Motor DC Tipe Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada mo-
tor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel
dan seri dengan gulungan dinamo (A). Sehingga, motor kompon memiliki
torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Karakter
dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan se-
cara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani
oleh motor ini.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Peralatan Praktikum

NO Peralatan Gambar Fungsi

Multimeter Analog Menghitung Besar Arus,


1
(1 buah) Tegangan & Tahanan

Multimeter Digital Menghitung Besar Arus,


2
(1 buah) Tegangan & Tahanan

Amperemeter
3 Menghitung Besar Arus
(2 buah)

Voltmeter Menghitung Besar


4
(2 buah) Tegangan

Kabel Penghubung Menghubungkan alat yang


5
(20) satu dengan yang lain

Tachometer Menghitung rpm motor


6
(2 buah) listrik

Regulator Alat untuk pengontrol


7
(1 buah) tegangan

8 Motor Asinkron Sebagai penggerak

9 Main Panel Sumber Listrik


3.2 Gambar Rangkain Percobaan
BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Tabel Data Hasil Praktikum

Ta
NO BEBAN Ia (Ampere) N (Rpm) V (volt)
0,786
1. S1 0,85 2260 219
1,653
2. S1-S2 1,7 2150 219
2,525
3. S1-S3 2,5 2070 219
3,395
4. S1-S4 3,2 1890 210
4,013
5. S1-S5 3,8 1790 198
6.
S1-S6 4,5 1670 186 4,786
 Perhitungan Torsi:
V x Ia
Rumus :
n
2x π
60
Contoh Perhitungan (data nomer 1):
219 x 0,85
Ta=
2260
2xπ
60
= 0,786 Nm

(untuk data torsi selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang sama)
4.2 Grafik Data Hasil Praktikum
4.2.1 Grafik Karakteristik Kopel

Torsi terhadap Ia
6
4.786
5
4.013
4 3.395
Torsi []Nm

3 2.525

2 1.653
0.786
1

0
0.85 1.7 2.5 3.2 3.8 4.5
Ia [Ampere]

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, semakin besar arus jangkar (Ia) maka torsi
V x Ia
menjadi semakin besar. Hal ini terbukti dengan menggunakan rumus n . Jadi, apabila
2x π
60
beban awal yang diberikan tinggi, maka arus jangkar yang dihasilkanpun akan besar,
begitupula apabila beban diturunkan, maka arus jangkar yang dihasilkan akan menjadi turun
dengan begitu torsi juga akan mengalami penurunan.

4.2.2 Grafik Karakteristik Kecepatan

Kecepatan Putaran [Rpm] terhadap


Ia
2500
2260 2150
2000 2070
1890 1790
1670 N (Rpm)
1500
N [Rpm]

Polynomial (N (Rpm))
1000

500

0
0.85 1.7 2.5 3.2 3.8 4.5
Ia [Ampere]

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa,semakin besar arus jangkar (Ia) maka
kecepatan putaran motor semakin kecil. pada motor DC seri dengan arus jangkar (Ia)
mempunyai nilai yang berbanding terbalik. Apabila beban awal yang diberikan tinggi,
maka arus jangkar yang dihasilkanpun akan besar, namun kecepatan putaran motor
akan turun. Begitupula apabila beban diturunkan, maka arus jangkar yang dihasilkan
akan menjadi turun dengan begitu kecepatan putaran pada motor akan semakin cepat.
4.2.3 Grafik Karakteristik Mekanis

Kecepatan Putaran [Rpm] terhadap Ta


2500
2260
2150 2070
2000
1890
1790
1670
1500
N [Rpm]

N (Rpm)
Polynomial (N (Rpm))
1000

500

0
0.786 1.653 2.525 3.395 4.013 4.786
Torsi [Nm]

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, menurunnya putaran motor


menyebabkan torsi bertambah. Apabila beban awal yang diberikan tinggi, maka arus
jangkar yang dihasilkanpun akan besar dan akan berpengaruh terhadap nilai torsi yang
dihasilkan, yakni nilai torsi juga akan besar dengan besarnya arus jangkar. Jadi,
kecepatan putaran yang dihasilkan akan semakin menurun dengan bertambahnya nilai
torsi pada motor seri DC. Hal ini dapat terbukti dengan menggunakan rumus
V x Ia
.
n
2x π
60
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada Motor DC Seri karakteristik beban berbanding lurus dengan torsi (Ta) dan
arus jangkar (Ia), semakin besar/banyak beban yang diberikan, maka arus jangkar
akan semakin besar pula dan akan mempengaruhi nilai torsi yang akan
bertambah.
2. Pada Motor DC seri arus jangkar (Ia) dan Torsi (Ta) berbanding terbalik dengan
kecepatan putaran motor (N), jika terjadi peningkatan pada nilai arus jangkar (Ia)
atau nilai torsi (Ta), nilai kecepatan putaran motor (N) akan semakin berkurang.
3. Banyaknya beban yang diberikan pada motor DC seri berbanding lurus dengan
nilai arus jangkar (Ia) dan torsi (Ta), namun berbanding terbalik dengan
kecepatan putaran pada motor.

5.2 Saran
1. Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam
merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur.
2. Jika telah selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar
(untuk memastikan rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen
pembimbing.
3. Perhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak mudah.

Anda mungkin juga menyukai