Abstrak
Mesin sinkron merupakan suatu mesin listrik arus bolak-balik (AC) yang mempunyai putaran sinkron atau konstan. Dikatakan
mesin sinkron karena kecepatan medan putar rotor sama dengan kecepatan medan putar stator sehingga dapat bekerja pada
kecepatan tetap pada system frekuensi tertentu. Ada dua istilah yang biasa menggambarkan belitan pada mesin yaitu belitan medan
(field windings) dan belitan jangkar (armature windings). Secara umum, istilah belitan medan digunakan pada belitan yang
mengalirkan penguatan DC untuk menghasilkan medan magnet (biasa disebut system eksitasi) dalam mesin, sedangkan istilah
belitan jangkar digunakan pada belitan tempat terinduksinya tegangan (dibangkitkannya GGL arus bolak-balik). Pada mesin
sinkron, belitan medan terletak pada rotor sedangkan belitan jangkar terdapat pada stator. Mesin sinkron itu sendiri dapat
dioperasikan baik sebagai motor maupun generator. Jadi dapat dikatakan konstruksi motor sinkron adalah sama dengan geneator
sinkron, perbedaannya hanyalah generator sinkron rotornya diputar untuk menghasilkan tegangan, sedangkan motor sinkron
statornya diberi tegangan agar rotornya berputar (menghasilkan energi kinetik).
Kata Kunci: Mesin Sinkron, Winding Resistance Measurement, No Load Test, Belitan Medan, Belitan Jangkar, Generator Sinkron, Alternator
D. Bentuk Penguatan
(Gambar 6. Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b)
kondisi berbeban (c) kurva karakteristik torsi)
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk
membangkitkan fluks magnetik diperlukan penguatan DC.
Gambar diatas memperlihatkan keadaan terjadinya Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan
torsi pada motor sinkron. Keadaan ini dapat dijelaskan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin
sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka besar, seperti generator Hydroelectric (Pembangkit listrik
tenaga air), maka generator DC yang digunakan tidak dengan
akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga
penguatan sendiri tetapi dengan “Pilot Exciter” sebagai
fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan penguatan atau menggunakan magnet permanent (magnet
putar homogen (BS). Arus DC pada rotor ini tetap).
menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap.
Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan
putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang
sama (sinkron) yang diberikan oleh persamaan
matematis berikut :
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi (Hz) (Gambar 7. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Penguatan Generator DC
P= jumlah kutub (pool) “Pilot Exciter”)
1) Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada
lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan magnet
rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover
menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga
fasa pada kumparan stator generator. Rotor pada
generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet
(Gambar 8. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Sistem Penguatan “Brushless
rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan Exciter System”)
non salient (rotor silinder).
Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah
menggunakan Diode ssilikon dan Thyristor. ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
Ada dua tipe sistem penguatan “Solid state”, yaitu: mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600
•Sistem statis yang menggunakan Diode atau rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat
Thyristor statis, dan arus dialirkan ke rotor melalui kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Slipring.
•“Brushless System”, pada sistem ini penyearah G. Pengukuran Resistansi
dipasangkan diporos yang berputar dengan rotor,
sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring. Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan
tegangan DC pada kumparan jangkar pada kondisi generator
E. Keuntungan dan Kerugian aplikasi Mesin Sinkron diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang
mengalir diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada
kumparan dapat diperoleh dengan menggunakan hukum ohm
Pengaplikasian motor sinkron dalam kehidupan sebagai berikut.
sehari-hari dan kegiatan perindustrian antara lain :
𝑉𝑑𝑐
𝑅𝑎 =
• Generator 2.𝐼𝑑𝑐
Σ Rwu
Kerugian: RWU(av) = = .................. (Ω)
4
• Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
• Tidak mampu menstart sendiri. Dan nilai rata-rata dari masing masing terminal
• Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar. Ruv(av)Rvw(av) Rwu(av)
Rav = = ........(Ω)
3
F. Kecepatan Putar Generator Sinkron
Menghitung nilai resistansi medan sebagai rata-rata
nilai yang terukur dengan :
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron
adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor ΣR
RE = =.......... (Ω)
generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan 5
suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan Untuk tembaga berlaku untuk berhubungan resistance
magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator di 75 ° C menggunakan koefisien.
adalah:
Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi
F = frekuensi listrik (Hz)
kumparan sama dengan nol pada saat pengukuran.
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet
(rpm) H. Alternator Tanpa Beban
p = jumlah kutub magnet
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dan rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (Ea ) akan
dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik
yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada
frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar
Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan
berikut :
Ea = c.n.fluks
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh If
III. PERCOBAAN
Percobaan ini merupakan percobaan menghitung nilai
resistansi pada belitan stator dan belitan bantu. Selain itu,
percobaan ini juga dapat membuktikan hubungan antara arus,
tegangan dan resistansi.
Pengukuran
Phases I(mA) 300 400 500 600
Multimeter
U (V) 2 2.55 3.5 4.05
UV 12.4 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 7 6.75
U (V) 2 2.55 3.45 4.1
VW 12.2 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 6.9 6.83
U (V) 2 2.55 3.45 4.1
WU 12.2 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 6.9 6.83
Pengukuran
(Gambar 9. Rangkaian Winding Resistance Measurement)
I(mA) 30 40 50 60 70
Multimeter