Anda di halaman 1dari 9

Winding Resistance Measurement and No Load Test

pada Generator Sinkron


Anugrah Sanja Milian
Dosen Pembimbing : Djodi Antono, B. Tech., M. Eng.
Asmilian09@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Abstrak

Mesin sinkron merupakan suatu mesin listrik arus bolak-balik (AC) yang mempunyai putaran sinkron atau konstan. Dikatakan
mesin sinkron karena kecepatan medan putar rotor sama dengan kecepatan medan putar stator sehingga dapat bekerja pada
kecepatan tetap pada system frekuensi tertentu. Ada dua istilah yang biasa menggambarkan belitan pada mesin yaitu belitan medan
(field windings) dan belitan jangkar (armature windings). Secara umum, istilah belitan medan digunakan pada belitan yang
mengalirkan penguatan DC untuk menghasilkan medan magnet (biasa disebut system eksitasi) dalam mesin, sedangkan istilah
belitan jangkar digunakan pada belitan tempat terinduksinya tegangan (dibangkitkannya GGL arus bolak-balik). Pada mesin
sinkron, belitan medan terletak pada rotor sedangkan belitan jangkar terdapat pada stator. Mesin sinkron itu sendiri dapat
dioperasikan baik sebagai motor maupun generator. Jadi dapat dikatakan konstruksi motor sinkron adalah sama dengan geneator
sinkron, perbedaannya hanyalah generator sinkron rotornya diputar untuk menghasilkan tegangan, sedangkan motor sinkron
statornya diberi tegangan agar rotornya berputar (menghasilkan energi kinetik).

Kata Kunci: Mesin Sinkron, Winding Resistance Measurement, No Load Test, Belitan Medan, Belitan Jangkar, Generator Sinkron, Alternator

f = frekuensi listrik (Hz)


nr = kecepatan putar rotor (rpm)
I. PENDAHULUAN p = jumlah kutub magnet
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama
menggunakan generator sinkron yang merupakan suatu bentuk dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan
dari mesin sinkron. Sebagian besar energi listrik yang hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik
dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari yang dihasilkan.
dihasilkan oleh generator sinkron fasa banyak yang ada di Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz
pusat pembangkit tenaga listrik. Generator sinkron yang atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
dipergunakan ini mempunyai rating daya dari ratusan hingga tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan.
ribuan Mega Volt Ampere (MVA). Generator sinkron atau Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua
sering disebut juga alternator disebut sinkron karena kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
kecepatan putar medan magnet sama dengan kecepatan putar membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor
rotor generator sehingga dihasilkan frekuensi listrik yang harus berputar pada 1500 rpm.
dihasilkan sinkron dengan putaran mekanis dari generator.
Generator sinkron ini dapat berupa generator sinkron AC satu II. DASAR TEORI
fasa atau generator sinkron AC tiga fasa tergantung dari
kebutuhan. Secara umum, mesin sinkron terbagi menjadi 2 jenis
yaitu generator sinkron yakni mesin listrik yang berfungsi
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin merubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-
sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik balik dan motor sinkron yang bergungsi untuk merubah energi
menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator listrik menjadi energi mekanis. Mesin sinkron mempunyai
sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa kumparan jangkar pada stator yang diam dan kumparan
tergantung dari kebutuhan. medan pada rotor yang berputar. Kumparan jangkarnya
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan kumparan
adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient)
generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Arus
suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan dialirkan ke rotor melalui slipring dan sikat arang, tetapi ada
magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator juga yang tidak menggunakan sikat arang yang disebut
adalah: brushless excitation.
A. Konstruksi Mesin Sinkron Seperti yang telah dijelaskan diatas, komponen utama dari
mesin sinkron yaitu:
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron
adalah sama dengan konstruksi motor sinkron, dan secara • Rotor: rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan
umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi
dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau
penguatan DC (membangkitkan medan magnet, biasa disebut arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada
sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik. lainnya.
Generator sinkron mengonversikan energi mekanik
menjadi energi listrik bolak-balik secara elektromagnetik.
Energi mekanik ini berasal dari penggerak mula (prime
mover) yang memutar rotor, sedangkan energi listrik
dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi
pada kumparan di stator. Ada berbagai macam penggerak
mula diantaranya turbin gas atau turbin uap yang porosnya
dikopel dengan rotor dari generator. Jadi secara umum,
konstruksi dari generator sinkron terdiri atas stator dan rotor.
Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam,
sedangkan rotor merupakan bagian yang berputar. (Gambar 2. Bentuk Rotor kutub silinder)
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada
lilitan rotor untuk menghasilkan mdan magnet rotor. Rotor
generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan
magnet berputar pada mesin. Medan magnet putar ini
menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah
sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor
dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder).
(Gambar 3. Bentuk Rotor kutub menonjol)

• Stator: terbuat dari bahan ferromagnetik, yang


berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus
pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti
permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Stator
menghasilkan medan magnet berputar yang
sebanding dengan frekwensi yang dipasok.
(Gambar 1. Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron)

Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar


dari permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient,
konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor. Rotor
silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat
kutub, sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor
dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi rotor
tergantung dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan
rating daya generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm
ke atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar 10MVA
menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah
(Gambar 4. Inti stator dan alur pada stator)
10 MVA dan kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub
sepatu.
Gambar diatas memperlihatkan alur stator tempat kumparan 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 revolution per menit
jangkar. Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh (Rpm), frekuensi 1 Hz.
mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu : Untuk frekuensi f = 60 Hz, maka rotor harus berputar
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding) 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding). pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila
rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub
maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan
B. Prinsip Kerja Mesin Sinkron P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari
1) Generator Sinkron tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor.
f = P n Hertz
Secara umum, prinsip kerja generator sinkron adalah: 2 60
Untuk generator sinkron tiga phasa, harus ada tiga
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat
dihubungkan dengan sumber eksitasi yang akan listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang
kumparan medan maka akan menimbulkan fluks. Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :
dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan ΦA = Φ m · Sin ωt
berputar pada kecepatan nominalnya. ΦB = Φ m · Sin (ωt – 120°)
3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang ΦC = Φ m · Sin (ωt – 240°)
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang
dihasilkan pada rotor akan diinduksikan pada Prinsip dasar generator arus bolak-balik
kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang
yang terletak pada stator akan menghasilkan fluks penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah,
magnetik yang berubah-ubah besarnya terhdap maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang listrik.
melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
induksi pada ujung kumparan tersebut. (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-
balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki
tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda
fasa 1200 pada masing-masing fasa.

Besar tegangan generator bergantung pada :


1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan
magnet (f)
4. Jumlah Kutub
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung
dari kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang
(Gambar 5. Prinsip kerja generator sinkron) dibangkitkan.
Apabila rotor generator diputar pada kecepatan
nominalnya, dimana putaran tersebut diperoleh dari putaran
Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada kumparan
dibangkitkan berbanding secara langsung memperlihatkan medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis
prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan fluksi yang dihasilkan melalui kutub-kutub inti akan
dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua menghasilkan tegangan induksi pada kumparan jangkar stator
penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’. sebesar :
Lilitan seperti ini disebut Lilitan terpusat, dalam Ea = C. n. Ф
generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing- dimana:
masing Phasa yang terdistribusi pada masing-masing alur Ea : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar
stator dan disebut Lilitan terdistribusi. generator
Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka C : Konstanta
flux medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran n : Kecepatan putar
rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per ditik atau Ф : Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan)
Apabila generator digunakan untuk melayani beban, 2) Motor Sinkron
pada kumparan jangkar generator akan mengalir arus. Mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah
Untuk generator 3 fasa, setiap belitan jangkar akan energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron
memilki beda fasa sebesar 120°.
mempunyai kumparan jangkar pada stator dan
kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya
2) Motor Sinkron
berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan
kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk
kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah
udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC)
untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan
dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat.

D. Bentuk Penguatan
(Gambar 6. Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b)
kondisi berbeban (c) kurva karakteristik torsi)
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk
membangkitkan fluks magnetik diperlukan penguatan DC.
Gambar diatas memperlihatkan keadaan terjadinya Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan
torsi pada motor sinkron. Keadaan ini dapat dijelaskan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin
sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka besar, seperti generator Hydroelectric (Pembangkit listrik
tenaga air), maka generator DC yang digunakan tidak dengan
akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga
penguatan sendiri tetapi dengan “Pilot Exciter” sebagai
fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan penguatan atau menggunakan magnet permanent (magnet
putar homogen (BS). Arus DC pada rotor ini tetap).
menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap.
Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan
putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang
sama (sinkron) yang diberikan oleh persamaan
matematis berikut :

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi (Hz) (Gambar 7. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Penguatan Generator DC
P= jumlah kutub (pool) “Pilot Exciter”)

C. Karakteristik Mesin Sinkron

1) Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada
lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan magnet
rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover
menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga
fasa pada kumparan stator generator. Rotor pada
generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet
(Gambar 8. Generator Sinkron Tiga fasa dengan Sistem Penguatan “Brushless
rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan Exciter System”)
non salient (rotor silinder).
Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah
menggunakan Diode ssilikon dan Thyristor. ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
Ada dua tipe sistem penguatan “Solid state”, yaitu: mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600
•Sistem statis yang menggunakan Diode atau rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat
Thyristor statis, dan arus dialirkan ke rotor melalui kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Slipring.
•“Brushless System”, pada sistem ini penyearah G. Pengukuran Resistansi
dipasangkan diporos yang berputar dengan rotor,
sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring. Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan
tegangan DC pada kumparan jangkar pada kondisi generator
E. Keuntungan dan Kerugian aplikasi Mesin Sinkron diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang
mengalir diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada
kumparan dapat diperoleh dengan menggunakan hukum ohm
Pengaplikasian motor sinkron dalam kehidupan sebagai berikut.
sehari-hari dan kegiatan perindustrian antara lain :
𝑉𝑑𝑐
𝑅𝑎 =
• Generator 2.𝐼𝑑𝑐

• Conveyor Pada generator akan menghasilkan tegangan dan arus


• Mesin penggilingan yang nilainya sebanding. Besarnya nilai arus dan tegangan
• Mesin penghancur (crusher) akan menghasilkan nilai hambatan pada belitan antar fasa.
• Kompresor Untuk memperoleh nilai resistansi dapat dihitung dengan :
• Pompa-pompa sentrifugal
U
R=
I
Keuntungan:
• Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi energi Untuk menghitung nilai rata-rata masing-masing
sangat besar. terminal :
• Putaran tidak berkurang meskipun beban bertambah.
Σ Ruv
• Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga RUV(av) = = .................. (Ω)
4
akan lebih aman.
• Dapat memperbaiki motor daya. Σ Rvw
RVW(av) = = .................. (Ω)
• Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan. 4

Σ Rwu
Kerugian: RWU(av) = = .................. (Ω)
4
• Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
• Tidak mampu menstart sendiri. Dan nilai rata-rata dari masing masing terminal
• Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar. Ruv(av)Rvw(av) Rwu(av)
Rav = = ........(Ω)
3
F. Kecepatan Putar Generator Sinkron
Menghitung nilai resistansi medan sebagai rata-rata
nilai yang terukur dengan :
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron
adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor ΣR
RE = =.......... (Ω)
generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan 5
suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan Untuk tembaga berlaku untuk berhubungan resistance
magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator di 75 ° C menggunakan koefisien.
adalah:
Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi
F = frekuensi listrik (Hz)
kumparan sama dengan nol pada saat pengukuran.
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet
(rpm) H. Alternator Tanpa Beban
p = jumlah kutub magnet
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dan rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (Ea ) akan
dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik
yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada
frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar
Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan
berikut :
Ea = c.n.fluks

yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh If

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir


pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar.
Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).

III. PERCOBAAN
Percobaan ini merupakan percobaan menghitung nilai
resistansi pada belitan stator dan belitan bantu. Selain itu,
percobaan ini juga dapat membuktikan hubungan antara arus,
tegangan dan resistansi.

❖ Alat dan Bahan

Pada percobaan ini digunakan bebarapa peralatan


sebagai berikut:
(Gambar 10. Rangkaian No Load Test)
▪ DL 1055TT Experiment Transformer
▪ DL 1026A Three-phase Altenator
▪ DL 2109T1AB Moving-coil ammeter (100-
1000mA)
▪ DL 2109T2VBMoving-coil voltmeter (15-30 V)
❖ Hasil Percobaan
❖ Gambar Rangkaian Tabel 1. Armature Resistance

Pengukuran
Phases I(mA) 300 400 500 600
Multimeter
U (V) 2 2.55 3.5 4.05
UV 12.4 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 7 6.75
U (V) 2 2.55 3.45 4.1
VW 12.2 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 6.9 6.83
U (V) 2 2.55 3.45 4.1
WU 12.2 Ω
R (Ω) 6.67 6.34 6.9 6.83

Tabel 2. Field Resistance

Pengukuran
(Gambar 9. Rangkaian Winding Resistance Measurement)
I(mA) 30 40 50 60 70
Multimeter

U (V) 7.5 10.1 13 15.9 18.75


350.5 Ω
R (Ω) 250 252.2 260 265 267.86
Pengukuran pada phasa VW dengan arus 500 mA terukur
Tabel 3. No – Load Test tegangan 3.45 volt dan resistansi VW sebesar 6.9 Ω.
Pengukuran pada phasa VW dengan arus 600 mA terukur
Speed tegangan 4.10 volt dan resistansi VW sebesar 6.83 Ω. Apabila
3000 2500 2000
(min-1) diukur dengan multimeter, maka resistansi pada phasa VW
sebesar 12.2 Ω. Sedangkan apabila secara teori maka :
US US US RVW(300mA) =
U
=
2
= 6.67 Ω
IE (mA) I 0,3
(V) (V) (V) RVW(400mA) =
U
=
2.55
= 6.34 Ω
I 0,4
U 3.45
100 218 180 120 RVW(500mA) = = = 6.9 Ω
I 0,5
U 4.10
150 305 262 202 RVW(600mA) =
I
=
0,6
= 6.83 Ω
Σ Rvw 6.67+6.34+6.9+6.83
200 375 310 257 RVW(av) = = = 6.685 Ω
4 4
Pengukuran pada phasa WU dengan arus 300 mA
250 - 357 260
terukur tegangan 2 volt dan resistansi WU sebesar 6.67 Ω.
300 - 380 305 Pengukuran pada phasa WU dengan arus 400 mA terukur
tegangan 2.55 volt dan resistansi WU sebesar 6.34 Ω.
350 - - 325 Pengukuran pada phasa WU dengan arus 500 mA terukur
400 - - 341 tegangan 3.45 volt dan resistansi WU sebesar 6.9 Ω.
Pengukuran pada phasa WU dengan arus 600 mA terukur
450 - - 357 tegangan 4.10 volt dan resistansi WU sebesar 6.83 Ω. Apabila
diukur dengan multimeter, maka resistansi pada phasa WU
500 - - 363
sebesar 12.2 Ω. Sedangkan apabila secara teori maka :
U 2
550 - - 377 RWU(300mA) = = = 6.67 Ω
I 0,3
U 2.55
RWU(400mA) = = = 6.34 Ω
I 0,4
❖ Analisis Data U 3.45
RWU(500mA) = = = 6.9 Ω
Analisis data tabel 1. Armature Resistance I 0,5
U 4.10
Pengukuran pada phasa UV dengan arus 300 mA RWU(600mA) = = = 6.83 Ω
I 0,6
terukur tegangan 2 volt dan resistansi UV sebesar 6.67 Ω. RWU(av) =
Σ Rwu
=
6.67+6.34+6.9+6.83
= 6.685 Ω
4 4
Pengukuran pada phasa UV dengan arus 400 mA terukur
Sehingga nilai dari rata–rata terminal :
tegangan 2.55 volt dan resistansi UV sebesar 6.34 Ω. Ruv(av)Rvw(av) Rwu(av) 6.69+6.685+6.685
Pengukuran pada phasa UV dengan arus 500 mA terukur Rav = = = 6.687 Ω
3 3
tegangan 3.5 volt dan resistansi UV sebesar 7 Ω. Pengukuran Serta nilai resistansi armatur sebesar :
1 6.687
pada phasa UV dengan arus 600 mA terukur tegangan 4.05 Rs = × 𝑅𝑎𝑣 = = 3.34 Ω
2 2
volt dan resistansi UV sebesar 16,66 Ω. Apabila diukur
dengan multimeter, maka resistansi pada phasa UV sebesar Analisis Tabel 2. Field Resistance
12.4 Ω. Sedangkan apabila secara teori maka :
U 2 Pengukuran pada arus 30 mA terukur tegangan 7.5
RUV(300mA) = = = 6.67 Ω
I 0,3 volt dan resistansi sebesar 250 Ω. Pengukuran pada arus 40
U 2.55
RUV(400mA) = = = 6.34 Ω . mA terukur tegangan 10.1 volt dan resistansi 252.5 Ω.
I 0,4
U 3.5 Pengukuran pada arus 50 mA terukur tegangan 13 volt dan
RUV(500mA) = = = 7Ω
I 0,5 resistansi sebesar 260 Ω. Pengukuran pada arus 60 mA
U 4.05
RUV(600mA) = = = 6.75 Ω terukur tegangan 15.9 volt dan resistansi sebesar 265 Ω.
I 0,6
Σ Ruv 6.67+6.34+7+6.75 Pengukuran pada arus 70 mA terukur tegangan 18.75 volt dan
RUV(av) = = = 6.69 Ω
4 4 pengukuran resistansi menggunakan multimeter sebesar
Pengukuran pada phasa VW dengan arus 300 mA 267.86 Ω. Apabila diukur dengan multimeter, maka
terukur tegangan 2 volt dan resistansi VW sebesar 6.67 Ω. resistansinya sebesar 350.5 Ω.
Pengukuran pada phasa VW dengan arus 400 mA terukur
tegangan 2.55 volt dan resistansi VW sebesar 6.34 Ω.
Sedangkan apabila secara teori maka : menjadi 350 mA dengan kecepatan yang sama, phasa Us
U 7.5 menghasilkan tegangan sebesar 3425 Volt. Kemudian ketika
R(30mA) = = = 250 Ω
I 0,03
U 10.1 diubah nilai arus menjadi 400 mA dengan kecepatan yang
R(40mA) = = = 252.5 Ω sama, phasa Us menghasilkan tegangan sebesar 341 Volt.
I 0,04
U 13
R(50mA) = = = 260 Ω Kemudian ketika diubah nilai arus menjadi 450 mA
I 0,05
U 15.9 dengan kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan
R(60mA) = = = 265 Ω tegangan sebesar 357 Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus
I 0,06
U 18.75
R(70mA) = = = 267.86 Ω menjadi 500 mA dengan kecepatan yang sama, phasa Us
I 0,07
ΣR 250+252.5+260+265+267.86 menghasilkan tegangan sebesar 363 Volt. Kemudian ketika
RE = = = 259.072 Ω diubah nilai arus menjadi 550 mA dengan kecepatan yang
5 5
Koefisien resistansi tembaga pada suhu 75oC : sama, phasa Us menghasilkan tegangan sebesar 377 Volt.
309.5
Cϑ = dengan nilai ϑa = 30oC
234.5+ϑa
309.5
Cϑ = = 1.17 Ω
234.5+ϑa
Maka nilai resistansi dari armature dan field sebesar : IV. KESIMPULAN (PENUTUP)
RS75 = Cϑ*RS = 1.17*3.34 = 3.91 Ω
RE75 = Cϑ*RE = 1.17*259.072 = 303.11 Ω 1) Besarnya nilai resistansi yang dihasilkan antara UV-
VW-WU besarnya sama
2) Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus,
Analisis Tabel 3. Pengukuran No – Load Test sedangkan arus belitan berbanding terbalik dengan
Pada pengukuran phasa Us dengan arus 100 mA dan resistansi belitan
kecepatan 3000 min-1 menghasilkan tegangan sebesar 218 3) Pada pengukuran resistansi belitan, suhu diperkirakan
berkisar 75º C apabila terjadi perbedaan antara hasil
Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus menjadi 150 mA
pengukuran dengan hasil dari percobaan berbeda hal ini
dengan kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan mungkin disebabkan karena suhu ruangan saat
tegangan sebesar 305 Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus melakukan percobaan.
menjadi 200 mA dengan kecepatan yang sama, phasa Us 4) Suhu mempengaruhi presisi nilai yang dihasilkan.
menghasilkan tegangan sebesar 375 Volt. 5) Tegangan akan bertambah besar karena arus bertambah
Pada pengukuran phasa Us dengan arus 100 mA dan sementara tahanannya stabil/tetap.
kecepatan 2500 min-1 menghasilkan tegangan sebesar 180 6) Apabila terjadi perbedaan antara hasil pengukuran
dengan hasil dari percobaan berbeda, maka hal itu
Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus menjadi 150 mA
mungkin disebabkan karena suhu ruangan dan kesalahan
dengan kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan pembacaan pada alat ukur saat melakukan percobaan.
tegangan sebesar 262 Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus 7) Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus,
menjadi 200 mA dengan kecepatan yang sama, phasa Us sedangkan arus belitan berbanding terbalik dengan
menghasilkan tegangan sebesar 310 Volt. Kemudian ketika resistansi belitan.
diubah nilai arus menjadi 250 mA dengan kecepatan yang 8) Melalui tes no load pada alternator dapat diketahui
besarnya rugi besi dan juga rugi mekanis dari alternator.
sama, phasa Us menghasilkan tegangan sebesar 357 Volt.
Kemudian ketika nilai arus diubah menjadi 300 mA dengan
kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan tegangan REFERENSI
sebesar 380 Volt. [1] Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and
Pada pengukuran phasa Us dengan arus 100 mA dan parallel operation DL GTU101.1)
kecepatan 2000 min-1 menghasilkan tegangan sebesar 120 [2]http://www.slideshare.net/beninass/generator-sinkron
Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus menjadi 150 mA [3]http://serba-elektro-elektro.blogspot.com/2015/02/apa-
yang-dimaksud-generator-sinkron.html
dengan kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan
[4]http://yulizarpost.com/2014/11/pengertian-dan-prinsip-
tegangan sebesar 202 Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus kerja-generator-sinkron.html
menjadi 200 mA dengan kecepatan yang sama, phasa Us [5]http://insyaansori.blogspot.com/2014/02/generator-
menghasilkan tegangan sebesar 257 Volt. Kemudian ketika sinkron.html
diubah nilai arus menjadi 250 mA dengan kecepatan yang [6]http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/ZurimanAnthony
sama, phasa Us menghasilkan tegangan sebesar 260 Volt. /Mesin%20Listrik%20AC/Bab%20II.pdf
Kemudian ketika diubah nilai arus menjadi 300 mA [7]http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-
prinsip-kerja-motor.html
dengan kecepatan yang sama, phasa Us menghasilkan
[8]http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/definisi-
tegangan sebesar 305 Volt. Kemudian ketika diubah nilai arus dan-prinsip-kerja-motor-listrik-sinkron/
[9]http://elektrorian.blogspot.com/2013/10/generator-
sinkron.html
[10]Politeknik UNDIP. 1984. Machine Laboratory Jurusan
Teknik Listrik. Bandung:PEDC Bandung.
[11]https://www.academia.edu/6441467/PRINSIP_KERJA_G
ENERATOR_SINKRON
[12]http://insyaansori.blogspot.com/2014/02/generator-
sinkron.html
[13]https://id.scribd.com/doc/147062736/Alternator-Tes-
Load-no-Load
[14]http://www.slideshare.net/beninass/generator-sinkron
[15]http://yulizarpost.com/2014/11/pengertian-dan-prinsip-
kerja-generator-sinkron.html

Anda mungkin juga menyukai