BAB VI
Disusun Oleh:
Arief Triasmoro (062001500501)
Aldo Zulfahry Muhibuddin (062001500502)
Revi Sofa Riffany (062001500504)
A. Prinsip Dasar
Generator serempak adalah mesin serempak yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik arus bolak-balik (AC). Daya mekanik ini berasal dari prime mover
misalnya saja turbin air,turbin angin,turbin uap ataupun lainnya.
Seperti mesin listrik lainnya, generator serempak terdiri dari dua bagian utama,yaitu
bagian yang diam (rotor) dan bagian yang bergerak (stator). Kumparan medan generator
serempak terletak pada bagian rotor sedangkan kumparan jangkar berada pada bagian stator.
Berdasarkan kontruksinya, pada generator serempak, arus DC diterapkan pada lilitan
rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover
menghasilkan medan magnet berputar pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi
tegangan tiga fasa pada kumparan stator generator. Rotor pada generator serempak pada
dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa
salient (kutub sepatu) dan non salient (rotor silinder). Pada kutub salient, kutub magnet menonjol
keluar dari permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata
dengan permukaan rotor.
Gambaran bentuk kutup sepatu generator serempak diperlihatkan pada gambar di bawah
ini.
Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub, sedangkan
rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi
rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya generator.
Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke atas pada frekuensi 50 atau 60 Hz dan rating daya
sekitar 10MVA menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan
kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu. Gambaran bentuk kutup silinder generator
serempak diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b) penampang rotor
pada generator serempak.
P = jumlah kutub =4
f = frekuensi = 50 Hz
f = P.n
120
dengan
Br: Medan magnet rotor
: permeabilitas pengantar pada rotor
Nr: jumlah lilitan kawat pada rotor
Ir : arus searah yang mengalir pada rotor
l : panjang penampang pengantar pada rotor
Pada generator tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub
eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor.
Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan
permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan
tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet
dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator.
Tegangan yang dibangkitkan oleh generator serempak pada masing-masing fasa adalah
sebagai berikut :
Dengan :
EA = tegangan pada masing-masing fasa (Volt)
Nc = jumlah lilitan pada kumparan stator
= fluks yang dihasilkan kumparan rotor (Wb)
f = frekuensi (Hz)
Tegangan yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara
terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa
dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian
rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120. Bentuk gambaran sederhana hubungan
kumparan 3-fasa dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.
Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain
bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus untuk
mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.
Apabila generator serempak dihubungkan dengan sistem berbeban ataupun dihubung
singkat,maka pada rangkaian stator akan mengalir arus induksi yang merupakan arus bolakbalik. Dengan demikian,walaupun generator serempak mendapatkan catu tegangan arus searah
sebagai masukan, generator serempak akan menghasilkan tegangan arus bolak-balik sebagai
energi listrik keluarannya.
Dengan :
Vt= tegangan terminal yang disuplai generator serempak pada beban
Ia = arus yang mengalir pada stator
Ra= hambatan dalam kawat penghantar stator
Gambar
6.
dibawah
ini
menunjukkan
rangkaian
ekivalen
per-fasa
dari
generator
serempak.
dengan :
VF = tegangan DC yang akan diberikan pada kumparan rotor (Volt)
IF = arus yang mengalir pada kumparan rotor (A)
RF = tahanan si kumparan rotor (H)
EA = ggl yang dibangkitkan pada setiap fasa (Volt)
Xs = reaktansi serempak ()
Ra = tahanan kumparan stator ()
Ia = arus pada stator (A)
Va = tegangan keluaran generator (Volt)
Dari rangkaian diatas,dapat diketahui hubungan EA dan Va yaitu :
dengan :
Tpm: torsi prime mover
Dengan:
VR
= Pengaturan Tegangan