PRAKTIKUM
MESIN LISTRIK
Oleh:
ANA SURYA NINGRUM
0920040092
Pembimbing:
YUNING WIDIARTI, ST.MT.
IR. HASANUDDIN
Konstruksi dari generator sinkron sama dengan konstruksi motor sinkron, dan
secara umum biasa disebut mesin sinkron. Terdapat dua struktur kumparan pada mesin
sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang
mengalirkan penguatan DC atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan atau
disebut kumparan jangkar tempat dibangkitkannya GGL arus bolak – balik. Kumparan
DC luar melalui cincin geser dan sikat arang.
Konstruksi umum dari suatu generator sinkron terdiri dari penggerak mula, rotor
atau bagian yang berputar, stator atau bagian yang diam, dan celah udara antara stator dan
rotor. Konstruksi rotor sendiri terdiri atas rotor silinder dan rotor kutub sepatu yang
masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Disamping itu juga perlu rangkaian
eksitasi sebagai penghasiltegangan induksi pada terminal jangkar. Untuk generator
sinkron yang besar, rangkaian jangkardiletakkan pada stator untuk menghindari
timbulnya bunga api jika rangkaian jangkar pada bagian rotor.Untuk rangkaian eksitasi
dapat dibagi atas dua yaitu eksitasi dengan sikat dan tanpa sikat.
Rotor berupa magnet listrik yang dapat diatur kekuatannya dalam batas tertentu.
Sebagai arus penguat dipakai arus searah yang dimasukkan ke dalam belitan melalui sikat
dan slip ring. Arus searah itu dapat diambil dari exciter (mesin penguat).
Apabila rotor diputar dengan kecepatan n, maka pada kumparan jangkar (stator)
akan terinduksi tegangan (GGL) yang besarnya Ea = c.n. Ф tergantung pada besar medan
magnet rotor dan kecepatan pemotongan medan magnet atau kecepatan rotor.
= Ea –Ia Zs
Zs = Ra + jXs
U = f(If), Ia = 0, n = konstan
U = Ea = c.n. Ф
U = c. Ф = c If
Karakteristik berbeban :
U = f(Ia), If = konstan
Jika beban ditambahkan pada generator sinkron yang bekerja pada kecepatan dan
eksitasi konstan, tegangan terminal U akan berubah tergantung pada impedansigenerator
dan faktor daya beban
U = Ea –Ia Zs
Pada saat beban beban naik, maka tegangan generator akan turun, bila beban
bersifat resistif dan induktif. Sebaliknya tegangan generator akan naik bila beban
generator bersifat kapasitif
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor
denganfrekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada
frekuensi50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan
jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60
Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada1500
rpm
Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada
fasa generator sinkron. Tegangan ini biasanya tidak sama dengan tegangan yang
muncul pada terminal generator.Tegangan induksi sama dengan tegangan output
terminal hanya ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa
faktor yang menyebabkan perbedaanantara tegangan induksi dengan tegangan
terminal adalah:
a) Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator,disebut
reaksi jangkar.
b) Induktansi sendiri kumparan jangkar.
c) Resistansi kumparan jangkar.
d) Efek permukaan rotor kutub sepatu
Generator Berbeban
1. Bila sudah selesai, atur arus eksitasi (If) regulator M3 sehingga tegangan terminal
generator UG = 380V.
2. Pada switch resistif load bank RL pada posisi 0. Amati penunjukan arus beban IL
(A2) dan masukkan dalam Tabel 2. Catat juga nilai If dibawah Tabel 2.
3. Ulangi pengukuran dengan posisi beban RL sesuai dengan Tabel 2 dengan menjaga
putaran motor konstan 3000 rpm (50 Hz) dengan mengatur M1.
4. Amati penunjukan UG dan IL dan masukkan hasilnya dalam Tabel 2.
5. Bila sudah selesai, matikan Power Supply sesuai SOP Power Supply.
0,23 380
0,15 285,1
50 0,10 203,9
0,05 100,5
0 13,95
Frekuensi Arus Eksitasi (A1) Tegangan Generator (V) Arus Beban (A2)
[Hz} [Ampere] [Volt] [Ampere]
0 380 0.008
1 364.2 0.199
50 2 359.5 0.245
3 330.6 0.423
4 290.8 0.606
Generator Tanpa
40 Beban
0
35
0
30
0
25
0
20
0
15
0
Generator
40
Berbeban
0
35
0
30
0
25
0
20
0
15
0 0.00 0.19 0.24 0.42 0.60
8 9 5 3 6
U
G
Pada ouput generator hal ini sesuai dengan rumus U = Ea –Ia Zs diaman arus
yang mengalir sesuai besarnya beban dan power fator pada beban.
1.1 Kesimpulan
1. Semakin besar arus eksitasi pada medan magnet maka nilai tegangan yang
dihasilkan semakin tinggi
2. Semakin tinggi putaran pada generator maka frekuensi yang dihasilkan semakin
tinggi pula
3. Semakin besar nilai beban maka semakin besar arus yang mengalir pada beban
namun tidak untuk tegangan semakin besar nilai beban makan tegangan akan
semakin drop atau turun.
4. Nilai tegangan dan arus saling bertolak diamana jika nilai arus yang mengalir besar
maka tegangan akan turun namun jika arus yang mengalir kecil maka nilai tegangan
akan tinggi.