BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Generator
Generator merupakan mesin listrik yang mengkonversi energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik (elektrik). Generator menghasilkan listrik dengan
memutar rotor yang diputar oleh penggerak mula prime mover. Pada pusat
pembangkit listrik biasanya menggunakan turbin sebagai penggerak mula.
Sumber energi untuk menggerakkan turbin terdiri dari berbagai macam sumber
antara lain, uap, air, gas dan mesin diesel. Generator bekerja berdasarkan hokum
faraday. Ahli fisika Michael faraday menemukan apabila suatu penghantra
diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya
magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik)
yang mempunyai satuan volt.
Generator sinkron atau juga generator AC (alternator) karena
menghasilkan sumber energi tegangan bolak-balik. Pada generator sinkon yang
dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan
jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan medan ditempatkan pada rotor
dengan alasan :
16
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Pada generator sinkron bagian berputar rotor yang terdiri dari belitan
medan disuplai arus DC untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor
generator kemudian akan diputar oleh penggerak mula atau prime mover (turbin)
sehingga diperoleh medan magnet berputar. Medan magnet putar inilah yang
kemudian akan menginduksikan tegangan AC ke belitan stator.
(a) (b)
Gambar 3.2 a. Generator Sinkron Satu Fasa b. Generator Sinkron Tiga Fasa
17
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
18
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Inti stator, merupakan bagian utama dari stator dibuat dari bahan
ferromagnetic misalnya campuran baja (alloy steel).
Lilitan stator
Alur stator
b. Rotor
Rotor merupakan bagian berputar pada generator yang berfungsi
untuk membangkitkan medan magnet. Arus DC diterapkan pada lilitan
rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor diputar oleh
prime mover menghasilkan medan magnet berputar pada mesin yang
akan menginduksikan tegangan tiga fasa pada kumparan stator.
Generator sinkron memiliki dua tipe rotor yaitu rotor kutub sepatu
salient pole dan rotor kutub rata/silinder.
19
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
20
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
21
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik.
Pada perkembangannya, sistem eksitasi pada generator listrik ini dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
2. Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
Sistem eksitasi mempunyai berbagai fungsi. Fungsi tersebut antara lain :
a. Mengatur tegangan keluaran generator agar tetap konstan (stabil).
a. Mengatur besarnya daya reaktif.
b. Menekan kenaikan tegangan pada pelepasan beban (load rejection).
Karena mempunyai fungsi seperti di atas maka sistem eksitasi harus mempunyai
sifat antara lain ;
a. Mudah dikendalikan.
a. Dapat mengendalikan dengan stabil/ sifat pengendalian stabil.
b. Mempunyai respon/tanggapan yang cepat.
b. Tegangan yang dikeluarkan harus sama dengan tegangan yang
diinginkan.
Sistem yang banyak digunakan saat ini baik dengan generator sinkron tipe
kutub sepatu (salient pole) maupun tipe rotor silinder (non-salient pole) adalah
sistem tanpa sikat. Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang berputar,
keluarannya kemudian disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga
dipasang pada poros utama.
Keluaran yang telah disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung
dengan hubungan yang diisolasi sepanjang poros ke medan generator sinkron
yang berputar. Keluaran dari pengeksitasi ac, dan berarti tegangan yang
22
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
23
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
3.3.2 Prinsip kerja pada sistem eksitasi dengan sikat (brush excitation)
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan
paralel yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua.
Generator penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama
yang diambil dayanya. Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan
dengan mengatur besarnya arus eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur
potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur
arus penguat generator pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus
penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu
besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga
kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat
generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet
generator utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama
harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah
untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator
utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama,
oleh generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena.
penyearah ikut berputar bersama poros generator.
Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat
pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus penguatan
kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan
24
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
25
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
26
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
27
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
28
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Gambar 3.11 Rotor, kumparan AC exciter, rotating diode dan PMG yang
terletak satu poros
c. Automatic Voltage Regulator
AVR merupakan bagian yang sangat penting dalam pengaturan
arus eksitasi generator. Arus keluaran dari PMG disearahkan dan diatur
besarnya di AVR.
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga
agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan
tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari AVR adalah
mengatur arus penguatan pada eksiter. Apabila tegangan output generator
di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitation) pada eksiter. Dan juga
sebaliknya apabila tegangan output generator melebihi tegangan nominal
generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitation) pada
eksiter.
3.4 Rugi Rugi Daya Pada Generator
A. Rugi Listrik
Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
armatur, kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan pada semua belitan
pada mesin, dihitung berdasarkan pada tahanan dc dari lilitan pada suhu 750 C
29
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
dan tergantung pada tahanan efektif dari lilitan pada fluks dan frekuensi
2
kerjanya. Rugi kumparan armatur ( Par = Ia . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai
40% dari rugi total pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt (
2
Psh = Ish . Rsh ) bersama -sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr )
sebesar sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh. Sangat berkaitan dengan
2
rugi I R adalah rugi – rugi kontak sikat pada cincin slip dan komutator, rugi
ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan mesin serempak, dan pada
mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap sebesar 2V
keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.
B. Rugi Besi
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan rugi arus
pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin
dengan hanya lilitan peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi
ini dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang berasal
dari mulut celah akan menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama pada
sepatu kutub atau permukaan besi medan. Rugi ini biasanya data diambil untuk
suatu kurva rugi – rugi besi sebagai fungsi dari tegangan armatur disekitar
tegangan ukuran. Maka rugi besi dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai
harga pada suatu tegangan yang besarnya sama dengan tegangan ukuran yang
merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm armatur pada saat terbebani.
30
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
C. Rugi Mekanik
Rugi mekanik terdiri dari :
a. Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini
dapat diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang
bekerja pada kecepatan yang semestinya tetapi tidak diberi beban
dan tidak diteral.
b. Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss)
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator.
Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari rugi total pada
beban penuh.
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian
turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam
disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang
menggerakkanbeban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin
gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas
yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan
turbin gas.
Turbin gas merupakan Pesawat kalori yang tergolong dalam Internal
Combusition Engine ( ICE) atau sering disebut dengan mesin pembakar didalam.
Berbeda dengan prinsip PLTU dimana pembakaran terjadi diluar mesin atau External
Combustion Engine (ECE). Sebagai sumber energy turbin gas adalah fluida gas yang
diperoleh darigas hasil pembakaran bahan bakar diruang bakar (Combustion
Chambers). Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas antar lain bahan bakar cair
31
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
(Distilate) seperti HSD atau IDO juga dapat digunakan gas bumi atau gas alam
( LNG = Lequid Natural Gas).
Fluida kerja untuk memutar turbin gas adalah gas panas yang diperoleh dari
proses pembakaran. Proses pembakaran memerlukan tiga unsur utama yaitu bahan
bakar, udara dan panas. Skema proses pembangkitan generator turbin gas (GTG)
dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
32
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
lainnya seperti generator listrik. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
1. Compressor Section.
33
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor
ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie boltdan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator.
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk
ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
3. Combustion Section
34
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
35
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
4. Turbin Section.
36
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
5. Exhaust Section.
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu : Exhaust Frame Assembly dan Exhaust gas keluar dari turbin
gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust
plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust
thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan
temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust areaterdapat 18 buah
termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
37
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem inidilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan
cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4) Lube Oil System.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama
turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
3. Pompa
38
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
5) Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
39
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
40
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
41
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
b. Turbin reaksi aksial yang ekspansi uapnya diantara laluan sudu, baik sudu
pengarah maupun sudu gerak.
c. Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam.
d. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.
5. Menurut kondisi-kondisi uap pada sisi masuk turbin
a. Turbin tekanan rendah, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan 1,2
sampai 2 ata.
b. Turbin tekanan menengah, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan
sampai 40 ata.
c. Turbin tekanan tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan diatas
40 ata.
d. Turbin tekanan yang sangat tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada
tekanan 170 ata atau lebih dan temperature diatas 550° C atau lebih.
e. Turbin tekanan superkritis, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan
225 ata atau lebih.
6. Menurut pemakaiannya dibidang industri
a. Turbin stasioner dengan kepesatan putar yang konstan dipakai terutama
untuk menggerakkan alternator.
b. Turbin uap stationer dengan kepesatan yang bervariasi dipakai untuk
menggerakkan blower-turbo, pengedar udara (air circulator), pompa, dan
lain-lain.
c. Turbin yang tidak stasioner dengan kepesatan yang bervariasi, yaitu turbin
yang biasanya dipakai pada kapal-kapal uap, dan lokomotif kereta api
(lokomotif-turbo).
42
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
a. Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung dipakai untuk keperluan
proses.
b. Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin dimanfaatkan lagi dengan cara
mendinginkannya pada kondensor, kemudian dialirkan kembali ke pompa dan
seterusnya sehingga merupakan suatu siklus tertutup.
3.10.1 Siklus Rankine Turbin Uap
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk sistem pembangkit listrik
tenaga gas uap dan pembangkit listrik tenaga uap.
43
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
44
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
45
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
46
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
uap. Bila uap yang masuk ke dalam turbin melalui nosel yang ditempatkan pada
seluruh bagian keliling turbin maka turbin ini dikenal dengan turbin dengan
pemasukan penuh (full admission turbine). Namun jika uap masuk melalui
sebagian dari keliling turbin dikenal sebagai pemasukan parsial (partial
admission turbine).
47
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
3.13 Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo”
sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada satu level
tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
tanpa merubah frekuensinya. Tranformator biasa digunakan untuk
mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain
itu, transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus, dan
juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dum atau lebih kumparan
yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan tersebut biasanya
satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung. Kumparan yang satu dihubungkan
dengan sumber listrik AC (kumperan primer) dan kumparan yang lain mensuplai
listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan maka
kumparan tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.
48
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
49
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
50
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
51
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
52
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo
adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm ).
2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan.
5. Tidak rnerusak bahan isolasi padat.
6. Sifat kimia yang stabil.
3.15.4 Bushing
Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator
dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain
itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara
kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
3.24 Bushing
3.15.5 Tangki dan Konservator
Pada umunnys bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo
ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi
53
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
54
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
55
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
56
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
57
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
58
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
3.29 Indikator
3.18 Pemeliharaan Transformator
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya ganggusn pada saat
unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal, dan
peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja
yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin. Kerusakan terbesar pada
mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi disebabkan oleh kerusakan isolasi
winding stator. Kerusakan isolasi winding stator biasa disebabkan oleh :
1) Thermal Stresses
Overhesting yang terjadi pada winding dan berlangsung lama,
menyebabkan stress pada winding dk isolasi kawat menjadi rapuh, dan dengan
timbulnya PD (partial discharge), maka proses penuaan isolasi akan menjadi
lebih cepat.
2) Mechanical Stresses
59
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
60
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
61
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
3.19 Proteksi
3.19.1 Pengertian Umum
Sistem proteksi adalah keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga
listrik dalam pengamanan peralatan dan manusia yang melakukan kerja dan juga
peningkatan pelayanan konsumen pada sistem yang dipakai. Oleh karena itu,
62
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
63
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
64
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
Peralatan proteksi wajib bekerja pada kelebihan beban yang kecil dengan jangka
waktu cukup lama, yang dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan panas pada
rangkaian penghantar.
Sebelum kerusakan terjadi yang disebabkan oleh arus gangguan sistem proteksi
wajib membuka rangkaian penghantar.
Sistem proteksi wajib melakukan “pemisahan”pada rangkaian yang terganggu
saja, rangkaian lainnya tetap beroperasi dengan normal.
Rangkain listrik harus diputuskan sebelum overheating agar proteksi dari
overload dapat berkembang. Ditinjau dari hal itu, overload action relatif lebih lama
jika action dari circuit breaker fungsi inverse terhadap kuadrat dari arus. Proteksi dari
gangguan hubung singkat yang terjadi dikembangkan oleh breaker dengan cepat
dalam membuka rangkaian sebelum arus mencapai level yang merusak, akibat dari
terjadinya arcing ke tegangan mekanik, overheating.
Pemasangan relai proteksi pada generator bertujuan untuk
mengamankan peralatan atau sistem agar dapat menghindari dan mengurangi
kerugian dan kerusakan akibat dari gangguan, antara lain dengan cara :
Mencegah gangguan atau kondisi tidak normal pada generator dalam
menimbulkan kerusakan pada generator.
Mendeteksi gangguan atau kondisi tidak normal yang mengakibatkan bahaya
kerusakan pada peralatan atau sistem kelistrikan.
Melakukan pemisahan bagian sistem yang mengalami gangguan atau yang
mengalami kondisi yang tidak normal dengan respon yang secepat- cepatnya
agar kerusakan pada instalasi yang mengalami gangguan atau yang dilewati arus
gangguan dapat dengan mudah dibatasi sekecil- kecilnya dan sistem lainnya
berjalan dengan normal.
Memberikan kualitas pelayanan dengan keandalan penyediaan listrik yang
terbaik yang dapat dirasakan konsumen.
65
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
66
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
g. Proteksi pendukung
Proteksi pendukung adalah proteksi yang bekerja jika bagian proteksi utama
tidak bekerja. Proteksi pendukung merupakan susunan terpisah dan bekerja
dalam mengeluarkan bagian terganggu yang bersifat sebagai back-up. Sistem
pendukung ini diusahakan untuk independen sebagaimana pada proteksi utama,
memilk relay dan trafo sendiri. Sering kali hanya tripping CB dan trafo- trafo
tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Pada tiap sistem proteksi utama
memungkinkan melakukan perlindungan area sistem daya tertentu.
Kemungkinan dari suatu daerah dengan lingkup kecil diantara zona yang
berdekatan contohnya antara trafo arus dan circuit breaker yang tidak terlindungi.
Dengan hal seperti ini, sistem cadangan atau remote back- up memberikan suatu
perlindungan berlapis pada zona utama.
67
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
b. Elemen pembanding
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran
itu diterima oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada
saat keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.
c. Elemen pengukur/penentu
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepat pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal. Transformator arus (CT) berfungsi sebagai alat pengindera
yang merasakan apakah keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal atau
68
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
69
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
70
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
71
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain penggerak mulanya seperti
turbin atau mesin diesel "TRIP" atau mengalami kegagalan operasi) dan
generator masih terhubung dengan jaringan. Karena masih ada kecepatan
sisa pada rotornya, sedangkan disisi statornya ada tegangan dari jaringan,
sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang berputar.
72
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
73
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN
74