Anda di halaman 1dari 59

PT PLN (PERSERO)

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN


UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Generator
Generator merupakan mesin listrik yang mengkonversi energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik (elektrik). Generator menghasilkan listrik dengan
memutar rotor yang diputar oleh penggerak mula prime mover. Pada pusat
pembangkit listrik biasanya menggunakan turbin sebagai penggerak mula.
Sumber energi untuk menggerakkan turbin terdiri dari berbagai macam sumber
antara lain, uap, air, gas dan mesin diesel. Generator bekerja berdasarkan hokum
faraday. Ahli fisika Michael faraday menemukan apabila suatu penghantra
diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya
magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik)
yang mempunyai satuan volt.
Generator sinkron atau juga generator AC (alternator) karena
menghasilkan sumber energi tegangan bolak-balik. Pada generator sinkon yang
dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan
jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan medan ditempatkan pada rotor
dengan alasan :

a. Belitan jangkar lebih kompleks dari belitan medan sehingga lebih


terjamin jika ditempatkan pada struktur yang diam.
b. Lebih muda mengisolasi dan melindungi belitan jangkar terhadap
tegangan tinggi.,
c. Pendinginan belitan jangkar mudah karena inti stator yang terbuat
cukup besar sehingga dapat didinginkan dengan udara bertekanan
seperti hydrogen.
d. Belitan medan mempunyai tegangan rendah sehingga efisien bila
digunakan pada kecepatan tinggi.

16
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.1 Konstruksi Generator

Pada generator sinkron bagian berputar rotor yang terdiri dari belitan
medan disuplai arus DC untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor
generator kemudian akan diputar oleh penggerak mula atau prime mover (turbin)
sehingga diperoleh medan magnet berputar. Medan magnet putar inilah yang
kemudian akan menginduksikan tegangan AC ke belitan stator.

Generator sinkron disebut sinkron karena jumlah putaran rotornya sama


dengan jumlah putaran medan magnet (medan putar) pada stator. Terdapat dua
jenis generator sinkron, yaitu generator sinkron satu fasa dan generator sinkron
tiga fasa. Generator sinkron yang digunakan dalam pembangkit listrik biasanya
merupakan mesin tiga fasa

(a) (b)
Gambar 3.2 a. Generator Sinkron Satu Fasa b. Generator Sinkron Tiga Fasa

17
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.1.1 Konstruksi Generator Sinkron


Secara umum generator terdiri dari rotor dan stator. Rotor
merupakan bagian generator yang berputar dan stator merupakan bagian
generator yang diam.
a. Stator
Stator (armature) merupakan bagian generator yang diam dan
berfungsi menerima induksi magnet rotor. Arus AC yang menuju
kebeban disalurkan melalui stator. Komponen ini berbentuk sebuah
rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak.
Pada generator sinkron garis-garis gaya medan magnet yang
dibangkitkan pada rotor akan memotong tiga kelompok belitan stator,
masing-masing kelompok diatur sedemikian rupa sehingga gaya gerak
listrik yang diinduksikan ke masing-masing stator berbeda sudut fasa
listriknya sebesar 120°.

Gambar 3.3 Konstruksi Stator

Konstruksi dari stator generator sinkron terdiri dari :


 Rangka stator, terdiri dari kerangka dan dinding, kerangka tersusun
atas plat-plat baja melingkar yang dihubungkan satu sama lain
dengan batang-batang longitudinal.

18
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Inti stator, merupakan bagian utama dari stator dibuat dari bahan
ferromagnetic misalnya campuran baja (alloy steel).
 Lilitan stator
 Alur stator

b. Rotor
Rotor merupakan bagian berputar pada generator yang berfungsi
untuk membangkitkan medan magnet. Arus DC diterapkan pada lilitan
rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor diputar oleh
prime mover menghasilkan medan magnet berputar pada mesin yang
akan menginduksikan tegangan tiga fasa pada kumparan stator.
Generator sinkron memiliki dua tipe rotor yaitu rotor kutub sepatu
salient pole dan rotor kutub rata/silinder.

Gambar 3.4 Rotor Pada Generator


Rotor generator sinkron memiliki beberapa komponen utama yaitu :
 Poros rotor
 Alur
 Lilitan jangkar
 Bearing/slip ring

3.2 Karakteristik Generator Sinkron

3.2.1 Generator sinkron keadaan jalan tanpa beban

19
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan


rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (Eo) akan terinduksi pada kumparan
jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut :
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh
arus medan (If).

Gambar 3.5 Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron Tanpa Beban

3.2.2 Generator sinkron berbeban

Gambar 3.6 Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron Berbeban

20
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya


tegangan terminal Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan
adanya :

- Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra).

- Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL).

- Jatuh tegangan karena reaksi jangkar.

Gambar 3.7 Karakteristik Generator AC Pada Berbagai Faktor Daya

3.3 Sistem Eksitasi pada Generator Sinkron


Eksitasi atau penguatan medan merupakan bagian yang penting dari
sebuah generator sinkron. Tidak hanya untuk menjaga tegangan terminal tetap
konstan tetapi juga harus merespon terhadap perubahan beban yang tiba-tiba.
Eksitasi pada generator sinkron adalah pemberian arus searah pada belitan
medan yang terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip elektromagnet, apabila
suatu konduktor yang berupa kumparan yang dialiri listrik arus searah maka
kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga akan menghasilkan fluks-fluks
magnet. Apabila kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi diputar dengan
kecepatan tertentu, maka kumparan jangkar yang terdapat pada stator akan

21
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

terinduksi oleh fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan


sehingga akan menghasilkan tegangan bolak-balik. Besarnya tegangan yang
dihasilkan tergantung kepada besarnya arus eksitasi dan putaran yang diberikan
pada rotor. Semakin besar arus eksitasi dan putaran, maka akan semakin besar
tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator.

Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik.
Pada perkembangannya, sistem eksitasi pada generator listrik ini dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
2. Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
Sistem eksitasi mempunyai berbagai fungsi. Fungsi tersebut antara lain :
a. Mengatur tegangan keluaran generator agar tetap konstan (stabil).
a. Mengatur besarnya daya reaktif.
b. Menekan kenaikan tegangan pada pelepasan beban (load rejection).
Karena mempunyai fungsi seperti di atas maka sistem eksitasi harus mempunyai
sifat antara lain ;
a. Mudah dikendalikan.
a. Dapat mengendalikan dengan stabil/ sifat pengendalian stabil.
b. Mempunyai respon/tanggapan yang cepat.
b. Tegangan yang dikeluarkan harus sama dengan tegangan yang
diinginkan.
Sistem yang banyak digunakan saat ini baik dengan generator sinkron tipe
kutub sepatu (salient pole) maupun tipe rotor silinder (non-salient pole) adalah
sistem tanpa sikat. Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang berputar,
keluarannya kemudian disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga
dipasang pada poros utama.
Keluaran yang telah disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung
dengan hubungan yang diisolasi sepanjang poros ke medan generator sinkron
yang berputar. Keluaran dari pengeksitasi ac, dan berarti tegangan yang

22
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dibangkitkan oleh generator sinkron, dapat dikendalikan dengan mengubah


kekuatan medan pengeksitasi ac. Jadi sistem eksitasi tanpa sikat tidak
mempunyai komutator, cincin- slip atau sikat-sikat yang sangat
menyederhanakan pemeliharaan mesin.
Setelah generator ac mencapai kepesatan yang sebenarnya oleh penggerak
mulanya, medannya dieksitasi dari catu dc. Ketika kutub lewat di bawah
konduktor jangkar yang berada pada stator, fluksi medan yang memotong
konduktor menginduksikan ggl kepadanya. Ini adalah ggl bolak-balik, karena
kutub dengan polaritas yang berubah-ubah terus-menerus melewati konduktor
tersebut. Karena tidak menggunakan komutator, ggl bolak-balik yang
dibangkitkan keluar pada terminal lilitan stator. Besarnya ggl yang dibangkitkan
bergantung pada laju pemotongan garis gaya; atau dalam hal generator, besarnya
ggl bergantung pada kuat medan dan kepesatan konstan, maka besarnya ggl yang
dibangkitkan menjadi bergantung pada eksitasi medan. Ini berarti bahwa
besarnya ggl yang dibangkitkan dapat dikendalikan dengan mengatur besarnya
eksitasi medan yang dikenakan pada medan generator.

3.3.1 Sistem eksitasi dengan sikat


Pada sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal
dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jika menggunakan
sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan
permanent magnet generator (PMG), medan magnetnya adalah magnet
permanen. Untuk mengalirkan arus eksitasi dari eksiter utama ke rotor generator,
menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang
berasal dari pilot exciter ke main exciter.

23
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.8 Sistem Eksitasi dengan Sikat (Brush Excitation)

3.3.2 Prinsip kerja pada sistem eksitasi dengan sikat (brush excitation)
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan
paralel yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua.
Generator penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama
yang diambil dayanya. Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan
dengan mengatur besarnya arus eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur
potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur
arus penguat generator pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus
penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu
besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga
kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat
generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet
generator utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama
harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah
untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator
utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama,
oleh generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena.
penyearah ikut berputar bersama poros generator.
Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat
pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai arus penguatan
kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan

24
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan.


Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi
tanpa sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi.
Untuk menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada
jangkar.

3.3.3 Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)


Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan
pada sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang,
digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless
excitation). Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless
excitation), antara lain adalah:
- Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama
(main shaft), sehingga kehandalannya tinggi.
- Biaya perawatan berkurang karena pada sistem eksitasi tanpa sikat
tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
- Pada sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi
kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish
akibat sikat arang.
- Mengurangi kerusakan akibat udara buruk sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup.
- Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung terus pada
waktu yang lama.

25
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.9 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation)


3.3.4 Prinsip kerja sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat
kedua disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus
bolak-balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik
disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar
menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-
balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi
pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda dan
menghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet yang ada pada
stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur
oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR). Besarnya
arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan oleh main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang
dihasilkan oleh generator utama.
Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung
singkat atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari
dioda berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada
rotor yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada
generator utama dan dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit
pembangkit.

3.3.5 Bagian utama sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)

26
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Bagian-bagian utama dari sistem eksitasi tanpa sikat antara lain :


a. Permanent Magnet Generator (PMG)
Permanent Magnet Generator (PMG) adalah generator sinkron
yang sistem eksitasinya menggunakan magnet permanen pada rotornya.
Pada sistem eksitasi tanpa sikat digunakan PMG sebagai penyedia daya
untuk eksitasi AC exciter/main exciter dan komponen regulator. PMG
terdiri dari magnet permanen berputar dan jangkar yang diam dililit untuk
output 3 phasa.
PMG berputar seiring dengan berputarnya rotor. PMG sebagai
pembangkit tegangan/arus AC yang disearahkan kemudian dimasukkan
pada AVR (Automatic Voltage Regulator) untuk dikontrol. Karena
tegangan/arus AC pada PMG sangat kecil, arus AC yang sudah
disearahkan dimasukkan pada eksiter untuk membangkitkan tegangan AC
yang lebih besar. Arus AC keluaran eksiter disearahkan oleh rotating diode
untuk memberikan arus eksitasi pada rotor, sehingga pada rotor terdapat
medan magnet.
Medan magnet tersebut menabrak kumparan – kumparan pada
stator yang menghasilkan fluks listrik. Sehingga dari situ didapatkan
tengangan keluaran yang dihasilkan oleh generator terebut. Hal tersebut
terjadi berulang – ulang setiap generator beroperasi. Sehingga tidak
diperlukan sumber tegangan DC untuk eksitasi pada generator ini.
Keluaran generator tersebut diambil melalui stator karena lebih mudah
mengambil tegangan pada bagian yang diam dari pada mengambil
tegangan pada bagian yang berputar (rotor).

27
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.10 Permanent Magnet Generator


a. AC Exciter
AC exciter adalah jenis yang sama dengan generator sinkron
konvensional. Rotor AC exciter ditempatkan pada poros yang sama
dengan rotating rectifier. AC exciter sendiri mendapatkan eksitasi pada
statornya dari PMG setelah disearahkan dalam AVR. Penggunaan AC
exciter ini bertujuan untuk memperbesar arus eksitasi agar bisa digunakan
untuk mengeksitasi generator utama, setelah disearahkan dulu oleh rotating
recitifer.
b. Rotating Rectifier
Rotating rectifier terdiri dari dioda silikon, fuse dan resistor.
Bagian ini merupakan bagian yang digunakan untuk menyearahkan arus
yang akan menuju ke rotor generator utama sebagai arus eksitasi.
Berdasarkan fungsi kerjanya, ada 2 rangkaian penyearah yang digunakan
pada brushless exciter, yaitu penyearah statis dan penyearah berputar.
Karena kumparan medan generator utama terletak pada rotor, maka
dioda ikut berputar dengan poros generator sehingga disebut rotating
rectifier.

28
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.11 Rotor, kumparan AC exciter, rotating diode dan PMG yang
terletak satu poros
c. Automatic Voltage Regulator
AVR merupakan bagian yang sangat penting dalam pengaturan
arus eksitasi generator. Arus keluaran dari PMG disearahkan dan diatur
besarnya di AVR.
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga
agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan
tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari AVR adalah
mengatur arus penguatan pada eksiter. Apabila tegangan output generator
di bawah tegangan nominal tegangan generator maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitation) pada eksiter. Dan juga
sebaliknya apabila tegangan output generator melebihi tegangan nominal
generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitation) pada
eksiter.
3.4 Rugi Rugi Daya Pada Generator
A. Rugi Listrik
Rugi listrik dikenal juga dengan rugi tembaga yang terdiri dari kumparan
armatur, kumparan medan. Rugi – rugi tembaga ditemukan pada semua belitan
pada mesin, dihitung berdasarkan pada tahanan dc dari lilitan pada suhu 750 C

29
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dan tergantung pada tahanan efektif dari lilitan pada fluks dan frekuensi
2
kerjanya. Rugi kumparan armatur ( Par = Ia . Ra ) sebesar sekitar 30 sampai
40% dari rugi total pada beban penuh. Sedangkan rugi kumparan medan shunt (
2
Psh = Ish . Rsh ) bersama -sama dengan kumparan medan seri ( Psr = Isr )
sebesar sekitar 20 sampai 30% dari rugi beban penuh. Sangat berkaitan dengan
2
rugi I R adalah rugi – rugi kontak sikat pada cincin slip dan komutator, rugi
ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan mesin serempak, dan pada
mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat dianggap tetap sebesar 2V
keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit dengan shunt.
B. Rugi Besi
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histerisis dan rugi arus
pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin
dengan hanya lilitan peneral utama yang diberi tenaga pada generator sinkron rugi
ini dialami oleh besi armatur, meskipun pembentukan pulsa fluks yang berasal
dari mulut celah akan menyebabkan rugi pada besi medan juga, terutama pada
sepatu kutub atau permukaan besi medan. Rugi ini biasanya data diambil untuk
suatu kurva rugi – rugi besi sebagai fungsi dari tegangan armatur disekitar
tegangan ukuran. Maka rugi besi dalam keadaan terbebani ditentukan sebagai
harga pada suatu tegangan yang besarnya sama dengan tegangan ukuran yang
merupakan perbedaan dari jatuhnya tahanan ohm armatur pada saat terbebani.

30
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

C. Rugi Mekanik
Rugi mekanik terdiri dari :
a. Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini
dapat diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang
bekerja pada kecepatan yang semestinya tetapi tidak diberi beban
dan tidak diteral.
b. Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss)
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator.
Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari rugi total pada
beban penuh.

3.5 Pengertian Gas Turbin

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian
turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam
disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang
menggerakkanbeban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin
gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas
yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan
turbin gas.
Turbin gas merupakan Pesawat kalori yang tergolong dalam Internal
Combusition Engine ( ICE) atau sering disebut dengan mesin pembakar didalam.
Berbeda dengan prinsip PLTU dimana pembakaran terjadi diluar mesin atau External
Combustion Engine (ECE). Sebagai sumber energy turbin gas adalah fluida gas yang
diperoleh darigas hasil pembakaran bahan bakar diruang bakar (Combustion
Chambers). Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas antar lain bahan bakar cair

31
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

(Distilate) seperti HSD atau IDO juga dapat digunakan gas bumi atau gas alam
( LNG = Lequid Natural Gas).
Fluida kerja untuk memutar turbin gas adalah gas panas yang diperoleh dari
proses pembakaran. Proses pembakaran memerlukan tiga unsur utama yaitu bahan
bakar, udara dan panas. Skema proses pembangkitan generator turbin gas (GTG)
dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.12 Skema Proses Pembangkitan Generator Turbin Gas


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (Air Intake).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar (Combustion Chamber). Di dalam ruang bakar dilakukan proses
pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Dalam
proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oleh pompa bahan bakar (Fuel Oil pump)
apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor gas apabila
menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas disediakan oleh
pemasok gas tersebut.
Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil
pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin
gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban

32
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

lainnya seperti generator listrik. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).

3.6 Komponen Utama Generator Turbin Gas


Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section,
compressor section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Berikut
ini penjelasan tentang komponen utama turbin gas:
1. Air Inlet Section.
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara
sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.

3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet


house.

4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.

5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.

6. Inlet Guide Vane,merupakan bladeyang berfungsi sebagai pengatur jumlah


udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.

1. Compressor Section.

33
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Compressor Rotor Assembly.

Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor
ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1
atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie boltdan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.

2. Compressor Stator.

Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:

a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk
ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.

c. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade


tingkat 5-10.

d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat


keluarnya udara yang telah dikompresi.

3. Combustion Section

34
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini
berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara
panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.

Komponen-komponen itu adalah :


a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
b. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamberyang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam


combustion liner.

d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam


combustion chambersehingga campuran bahanbakar dan udara dapat
terbakar.

e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas


panas agar sesuai dengan ukuran nozzledan sudu-sudu turbin gas.

f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.

35
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

g. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses


pembakaran terjadi.

4. Turbin Section.

Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi


energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
1. Turbin Rotor Case
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik
dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa
putaran rotor.
4. Second Stage Nozzledan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan
putar rotor yang lebih besar.

36
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.13 Gambar Stage Turbin Gas

5. Exhaust Section.

Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu : Exhaust Frame Assembly dan Exhaust gas keluar dari turbin
gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust
plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust
thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan
temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust areaterdapat 18 buah
termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

3.7 Komponen Penunjang Generator Turbin Gas


Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
1) Starting Equipment.

37
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Berfungsi untuk melakukan start upsebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting


equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya seperti diesel
engine (PG-9001 A/B), induction motor (PG-901 C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan
4X03), dan gas expansion turbine.
2) Coupling dan Accessory Gear.
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros
yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbinedengan accessory gear dan HP
turbin rotor.
2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin
rotor.
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
3) Fuel System.

Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem inidilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan
cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
4) Lube Oil System.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama
turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:

1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)


2. Oil Quantity

3. Pompa

38
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

4. Filter System

5. Valving System

6. Piping System

7. Instrumen untuk oil


Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gear boxyang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oilyang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pumpturun.
3. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

5) Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump

3.8 Pengertian Steam Turbin


Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, asembli rotor- blade.

39
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi


untuk menggerakkan rotor.
Steam turbin/turbin uap adalah komponen konversi energi utama dalam
sebuah pembangkit listrik tenaga uap dan tenaga gas dan uap. Turbin uap berfungsi
untuk mengubah energi panas dari uap menjadi energi mekanik (putaran) sebagai
penggerak generator untuk menghasilkan energi listrik, dalam konstruksinya turbin
uap langsung tekopel dengan generator sehingga disebut steam turbine generator.
Prinsip kerja dari turbin uap yaitu uap masuk ke dalam turbin melalui nosel, nosel
tersebut berfungsi mengubah energi panas dari uap menjadi energi kinetis. Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan
tetapi kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin. Uap yang
mengalir melalui celah antara sudu turbin itu dibelokkan mengikuti arah lengkungan
dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya dorong dan
kemudian memutar poros turbin yang menghasilkan energi mekanik.
Pada pembangkit lisrtrik biasanya menggunakan turbin bertingkat yaitu
dipasang lebih dari satu baris sudu gerak agar dapat memanfaatkan energi kinetis
secara optimal. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak, maka antara baris
pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu pengarah (guide blade)
atau sudu tetap yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, agar uap tersebut
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat
meningalkan baris sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar
energi kinetis yang digunakan untuk mendorong sudu turbin dapat dimanfaatkan
secara optimal. Dengan demikian efisensi turbin menjadi lebih tinggi dikarenakan
energi yang tidak dimanfaatkan relative kecil. Jika dibandingkan dengan penggerak
generator listrik yang lain, turbin uap mempunyai kelebihan antara lain :
a. Pengunaan panas yang lebih baik.
b. Pengontrolan putaran yang mudah.

40
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

c. Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik.


d. Uap bekas dapat digunakan kembali untuk proses.

3.9 Klasifikasi Steam Turbin


Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda tergantung
pada jumlah tingkat tekanan, arah aliran uap, kondisi-kondisi uap pada sisi masuk
turbin dan pemakaiannya dibidang industri. Adapun klasifikasinya antara lain :
1. Menurut jumlah tingkat tekanan
a. Turbin satu tingkat (single stage) dengan satu atau lebih tingkat kecepatan,
yaitu turbin yang biasanya berkapasitas kecil dan turbin ini kebanyakan
dipakai untuk menggerakkan kompresor sentrifugal.
b. Turbin impuls dan reaksi multi stage, yaitu turbin yang dibuat dalam
jangka kapasitas yang luas mulai dari yang kecil sampai yang besar.
2. Menurut arah aliran uap
a. Turbin aksial, yaitu turbin yang arah aliran uapnya sejajar terhadap sumbu
turbin.
b. Turbin radial, yaitu turbin yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap
sumbu turbin.
3. Menurut jumlah silinder
a. Turbin silinder tunggal.
b. Turbin silinder ganda.
c. Turbin tiga dan empat silinder.
4. Menurut prinsip aksi uap
a. Turbin impuls, yang energi potensial upaya diubah menjadi energo kinetic
di dalam nosel atau haluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang
berdekatan dan didalam sudu-sudu gerak, energi kinetic uap diubah
menjadi energi mekanik.

41
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

b. Turbin reaksi aksial yang ekspansi uapnya diantara laluan sudu, baik sudu
pengarah maupun sudu gerak.
c. Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam.
d. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.
5. Menurut kondisi-kondisi uap pada sisi masuk turbin
a. Turbin tekanan rendah, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan 1,2
sampai 2 ata.
b. Turbin tekanan menengah, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan
sampai 40 ata.
c. Turbin tekanan tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan diatas
40 ata.
d. Turbin tekanan yang sangat tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada
tekanan 170 ata atau lebih dan temperature diatas 550° C atau lebih.
e. Turbin tekanan superkritis, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan
225 ata atau lebih.
6. Menurut pemakaiannya dibidang industri
a. Turbin stasioner dengan kepesatan putar yang konstan dipakai terutama
untuk menggerakkan alternator.
b. Turbin uap stationer dengan kepesatan yang bervariasi dipakai untuk
menggerakkan blower-turbo, pengedar udara (air circulator), pompa, dan
lain-lain.
c. Turbin yang tidak stasioner dengan kepesatan yang bervariasi, yaitu turbin
yang biasanya dipakai pada kapal-kapal uap, dan lokomotif kereta api
(lokomotif-turbo).

3.10 Siklus Pada Steam Turbin


Siklus pada turbin uap adalah siklus Rankine yang terdiri dari dua jenis siklus
yaitu :

42
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

a. Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung dipakai untuk keperluan
proses.
b. Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin dimanfaatkan lagi dengan cara
mendinginkannya pada kondensor, kemudian dialirkan kembali ke pompa dan
seterusnya sehingga merupakan suatu siklus tertutup.
3.10.1 Siklus Rankine Turbin Uap
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk sistem pembangkit listrik
tenaga gas uap dan pembangkit listrik tenaga uap.

Gambar 3.14 Diagram T-s Siklus Rankine Sederhana


Siklus rankine sederhana terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
1-2 : Proses pemompaan insentropik didalam pompa.
2-3 : Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekanan konstan
dalam siklus uap.
3-4 : Proses ekspansi insentropik didalam turbin.
4-1 : Proses pengeluaran kalor pada tekanan konstan.
Untuk mempermudah penganalisaan termodinamika maka analisa
pada masing-masing proses pada siklus untuk tiap satu satuan massa
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Kerja pompa (Wp) = h2 – h1 = v (P2 – P1)

43
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

b. Penambahan kalor pada ketel (Qin) = h3 – h2


c. Kerja turbin (WT) = h3 – h4
d. Kalor yang dilepaskan dalam kondensor (Qout) = h4 – h1

3.11 Komponen-komponen Utama Sistem Steam Turbin


Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah :
3.11.1 Casing Turbin
Casing atau shell adalah suatu wadah menyerupai sebuah tabung dimana
rotor ditempatkan. Casing juga berfungsi sebagai sungkup pembatas yang
memungkinkan uap mengalir melewato sudu-sudu turbin. Pada ujung casing
terdapat ruang besar mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood.

Gambar 3.15 Komponen-komponen Utama Sistem Steam Turbin


Casing turbin memiliki diafragma yang berfungsi untuk memisahkan
turbin ke dalam beberapa tingkat tekanan dari turbin tekanan rendah. Selain itu
dalam diafragma terdapat nosel yang berfungsi sebagai sudu pengarah dan
meningkatkan laju uap pada sudu gerak. Satu tingkat pada turbin multistage
terdiri dari sudu gerak dan sudu tetap. Sudu tetap dapat menjadi bagian dari cinci
nosel, pada beberapa kasus fungsi dari sudu pengarah ini adalah untuk memutar
sudu gerak dan menghasilkan kerja mekanik.

44
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.11.2 Rotor Turbin


Rotor adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan
uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor untuk turbin impuls dapat dilihat dari
ukuran fisik, diameter roda, nomor roda dan ciri konstruksi yang lain, berikut ini
merupakan klasifikasi pada turbin impuls :
a. Built-up rotor : rotor ini memiliki ciri bagian roda yang menyusut ke
bagian ujung rotor dan memiliki ciri melingkar di kedua sisinya, seperti
yang ditunjukkan oleh gambar 3.3

Gambar 3.16 Konstruksi Built-up Rotor


2. Solid rotor : rotor ini memiliki ciri roda dan poros yang dibuat
menyatu, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.4

Gambar 3.17 Konstruksi Solid Rotor


3. Kombinasi antara solid dan built-up rotor : rotor ini memiliki ciri
dimana beberapa rotor dibuat dengan konstruksi solid dan yang
lainnya dibuat dengan konstruksi built-up, seperti yang ditunjukan
oleh Gambar 3.5

45
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.18 Konstruksi Kombinasi antara solid dan built-up rotor

3.11.3 Sudu Turbin


Sudu pada turbin pada umumnya terdapat dua jenis yaitu sudu gerak dan
sudu tetap. Sudu gerak adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor
membentuk suatu piringan yang mampu membantu rotor turbin berputar
sedangkan sudu tetap adalah sudu-sudu yang dipadang pada diafragma yang
mampu meningkatkan kecepatan uap dan dapat berfungsi juga sebagai sudu
pengarah.

Gambar 3.19 Sudu Turbin Uap


3.11.4 Nosel
Nosel adalah suatu laluan yang mampu mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetic yang luas penampangnya bervariasi. Adanya pertambahan
kecepatan uap pada sisi keluar nosel didapatkan dari penurunan kandungan kalor

46
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

uap. Bila uap yang masuk ke dalam turbin melalui nosel yang ditempatkan pada
seluruh bagian keliling turbin maka turbin ini dikenal dengan turbin dengan
pemasukan penuh (full admission turbine). Namun jika uap masuk melalui
sebagian dari keliling turbin dikenal sebagai pemasukan parsial (partial
admission turbine).

3.12 Peralatan Bantu Steam Turbin


Turbin dilengkapi dengan peralatan bantu untuk menunjang kinerja dari turbin
tersebut, diantaranya :
a. Turbine Valve yang terdiri dari Main Steam Valve dan Governor Valve
Main Steam Valve berfungsi sebagai penyearah uap sehingga uap tidak
kembali lagi ke demister ketika terjadi penurunan tekanan. Governor
valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran uap yang masuk ke turbin.
b. Turning Gear yang berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat unit
dalam kondisi stop atau pada saat pemanasan sebelum turbin start up agar
tidak terjadi distorsi pada poros akibat pemanasan/pendinginan yang tidak
merata.
c. Lube Oil atau minyak pelumas dan Control Oil berfungsi untuk melumasi
bantalan turbin, mengangkat poros pada saat turning gear beroperasi dan
untuk mengontrol gerakan Main Steam Valve dan Control Valve.
d. Steam Chest, merupakan titik pertemuan antar pipa uap utama dengan
saluran uap masuk turbin, fungsinya sebagai wadah untuk menempatkan
katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke
turbin.
e. Reducing Gear adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang
pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk
menurunkan putaran poros rotor dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

47
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Gear casing merupakan penutup gear box dari bagian-bagian


dalam reducing gear.
 Gear wheel merupakan roda gigi yang putarannya akan
mengurangi jumlah putaran dari shaft rotor turbin yaitu dari 5500
rpm menjadi 1500 rpm.
 Wheel bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau
menahan gaya radial dari shaft gear wheel.
 Wheel holding ring adalah ring penahan dari wheel bearing
terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.
 Wheel trust bearing merupakan bantalan yang berfungsi menahan
atau menerima gaya sejajar dari poros gear wheel (gaya aksial)
yang merupakan gerak maju mundurnya poros.

3.13 Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo”
sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada satu level
tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
tanpa merubah frekuensinya. Tranformator biasa digunakan untuk
mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain
itu, transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus, dan
juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dum atau lebih kumparan
yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan tersebut biasanya
satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung. Kumparan yang satu dihubungkan
dengan sumber listrik AC (kumperan primer) dan kumparan yang lain mensuplai
listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan maka
kumparan tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.

48
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Ketika Kumparan


primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah
jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks
magnet yang timbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal-balik (mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka akan mengalir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi sempuma
(10096), semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Bagian utama transformator adalah dua buah kumparan yang keduanya
dililitkan pada sebuah inti besi lunak. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah
lilitan yang berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC
disebut kumparan primer, sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.
Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC (dialiri arus
listrik AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir
tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu berubah-ubah. Oleh
karena itu, garis-garis gaya yang dilingkupi oleh kumparan sekunder juga berubah-
ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder.
Hal itu menyebabkan pada kumparan sekunder mengalir arus AC (arus induksi).

49
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.20 Transformator

3.14 Prinsip Kerja Transtormator


Trasformator merupakan suatu alat listik statis, yang dipergunakan untuk
memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah
tegangan, tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang paling sederhana
transformator terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan
primer adalah yang menerima daya, dan kumpuran sekunder tersambang pada beban.
Kedua kumparan dibelit pada suatu inti yang terdiri atas material magnetik
berlaminasi.
Tramsformator bekerja berdaskan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan
masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
ideainya semus bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
peda lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

50
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.21 Prinsip Kerja Transformator

3.15 Komponen Transformator


Komponen transformator terdiri dari dua begian, yaitu peralatan utama dan
peralatan bantu, Peralatan utama transformator terdiri dari:

3.15.1 Kamparan trafo


Kumparan trafo terdiri dari beberapa llitan kawat tembaga yang
dilapisi dangan bahan isolasi (karton, partiax, dll) untuk mengisolasi baik
terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan daya besar
lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai medis pendingin. Banyaknya
lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.
Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan tertier
diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain.
Untuk kedua keperiuan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tertier sering juga untuk dipergunakan penyambungan peralaian
bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt, dan reactor shunt.

51
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.22 Kumparan Transformator


3.15.2 Inti besi
Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna
untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbuikan oleh arus eddy “Eddy Current”.

Gambar 3.23 Inti Besi

3.15.3. Minyak trafo


Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo
mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya
tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, terutama yang
berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam

52
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo
adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm ).
2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan.
5. Tidak rnerusak bahan isolasi padat.
6. Sifat kimia yang stabil.
3.15.4 Bushing
Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator
dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain
itu juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara
kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.

3.24 Bushing
3.15.5 Tangki dan Konservator
Pada umunnys bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo
ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi

53
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak


pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung
pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

3.25 Tangki dan Konservator


3.16 Jenis-jenis Transformator
3.16.1. Step-up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan jarak jauh.
3.16.2 Step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-
DC.
3.16.3 Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder, Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis

54
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah


ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua
lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapet memberikan isolasi secara
listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari
beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali)
3.16.4 Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer. Tetapi beda beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi
sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis
ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.

3.16.5 Transformator pulsa


Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
banya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saut arus pada lilitan
prirner berbalik arah.
3.16.6. Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama Iain, Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secam delta
(A).

55
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.17 Peralatan Bantu Transformator


Adapun peralatan bantu transformator terdiri dari:
3.17.1 Peralatan Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-
rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan
suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk
mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi
dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang
digunakan pada sistem pendingin depat berupa: udara, gas, minyak dan air.

3.26 Peralatan Pendingin


3.17.2 Tap Changer
Yaitu suatu alat yang berfungsi untuk merubah kedudukan tap
(sadapan) dengan maksud mendapatkan tegangan keluaran yang stabil
walaupun beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada posisi
tegangan tinggi dari trafo pada posisi tegangan tinggi. Tap changer dapat
dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tidak
berbeban (off load), tergantung jenisanya.

56
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.27 Tap Changer


3.17.3 Peralatan Permapasan (Dekydrating Breather)
Ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap
uap air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar,
maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila
suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas
permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak
turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua
proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus
minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.

57
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.28 Peralatan Pernapasan (dehydrating breather)


3.17.4 Indikator:
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada transformator yang antara lain sebagai berkut:
o Indikator suhu minyak
o Indikator permukaan minyak
o Indikator sinema pendingin
o Indikator kedudukan tap

58
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.29 Indikator
3.18 Pemeliharaan Transformator
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya ganggusn pada saat
unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal, dan
peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja
yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin. Kerusakan terbesar pada
mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi disebabkan oleh kerusakan isolasi
winding stator. Kerusakan isolasi winding stator biasa disebabkan oleh :
1) Thermal Stresses
Overhesting yang terjadi pada winding dan berlangsung lama,
menyebabkan stress pada winding dk isolasi kawat menjadi rapuh, dan dengan
timbulnya PD (partial discharge), maka proses penuaan isolasi akan menjadi
lebih cepat.
2) Mechanical Stresses

59
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Winding yang tidak divarnis dengan baik, connection point, blocking


coll, adalah merupakan titik paling lemah terhadap pengaruh dari luar, seperti
mechanical vibration, dan magnetic vibration.
3) Environmental Stresses
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia
lain, yang terkumpul di permukaan isolasi, adalah merupakan partikel
konduktive yang dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka
partikel tersebut, akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar
arus listrik dari winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian maka
pada tempat-tempat penumpukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik
(“Electrical tracking”).
Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat
beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara
rutin adalah pemeliharaan jenis preventif.
Pada umumya pemelihaan komponen trafo di unit pembangkit thermal
dilakukan dalam 2 kategori, yaitu :
 Pemeliharaan yang bersifat rutin.
 Pemeliharaan yang bersifat periodic.
3.18.1 Pemeliharaan rutin
Pemeriksaan yang bersifat rutin adalah pemeliharsan yang dilakukan
secara berulang dengan periode harian, mingguan, dan bulanan dengan
kondisi yang sedang beroperasi, yaitu meliputi :
 Pemeriksaan temperature belitan stator, bearing, air pendingin dan
lainnya dilakukan setiap hari.
 Pemerikanan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan
pendingin hydrogen ) dalam sekali sebulan.

60
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Pemeriksaan vibrasi sekali dalam sebulan.


 Pemeriksaan tekanan hydrogen, seal oil pump.
 Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushlees Excitation) atau
pemeriksaan sikat arang (Static Excitation / DC Dinamic Excitation ).
Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada saat
mesin beroperasi, karena pada pada mesin-mesin yang besar sikat arang
biasanya dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan cara
parallel.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
penggantian pada kondisi beroperasi, yaitu:
 Terjadinya sengatan listrik atau terbakar.
 Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar.
 Lokasi tempat bekerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi
batas.
 Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakaian
lengan pendek.
 Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat
bekerja.
 Beri catatan ( Tagging ) pada peralatan kontrol bahwa sedang
dilakukan pekerjaan penggantian sikat arang.
 Sebelum sikat arang dilepas dari rumah sikat arang, sikat arang
diperiksa dan yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak
dengan baik terhadap komutator Ship ring.
 Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu keras.
Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan:
 Kontak kurang baik
 Bergetar

61
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Timbul bunga api


 Sikat arang cepat haus
3.18.2 Pemeliharaan periodik.
Pemeriksaan yang bersifat preodik adalah pemeriksaan yang dilakukan
berdasarkan lama beropersi generator, yang diklasifikasikan :
 Pemeriksaan sederhana yang dilakukan setiap 8.000 jam
 Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam
 Pemeriksaan serius, setiap 32.000 jam
Pemeriksaan preodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran
(disassembly), pemeriksaan ( Inspection ) dan pengujian ( Testing ). Kegiatan
pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama,
melainkan targantung dari kiasifikasi pemeriksaan periodiknya.
Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak
seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi dilakukan secara menyeluruh
terhadap transformator dan alat bantunya.
3.18.3 Pemeliharaan prediktif ( predictive maintenance )
Teknik pemeliharaan secara prediktif telah disinggung secara singkat
dalam subbab, dalam pasal ini pemeliharaan secara prediktif akan dibahas
secara lebih rinci. Sebagai contoh diambil bantalan-bantalan generator yang
suhu maksimumnya adalah 800C. Apabila suhu bantalan ini nilainya konstan
540C maka bantalan ini tidak perlu diperiksa.

3.19 Proteksi
3.19.1 Pengertian Umum
Sistem proteksi adalah keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga
listrik dalam pengamanan peralatan dan manusia yang melakukan kerja dan juga
peningkatan pelayanan konsumen pada sistem yang dipakai. Oleh karena itu,

62
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

perancangan suatu sistem tenaga listrik memerlukan beberapa pertimbangan kondisi-


kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem dengan kata lain setiap gangguan
menggunakan sistem proteksi yang berbeda, untuk mengetahui proteksinya dapat
melalui analisa gangguan.
Dengan analisa gangguan, hasil yang didapat menentukan sistem proteksi
yang akan digunakan pada suatu alat seperti : penetapan besaran yang menentukan
bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi, spesifikasi
switchgear, type dari circuit breaker.
3.19.2 Definisi Sistem proteksi tenaga listrik
Proteksi sistem tenaga listrik merupakan pengamanan dari sistemperalatan
untuk mengamankan sistem tenaga listrik agar jika terjadi gangguan, peralatan dan
manusia yang bekerja tidak mendapatkan resiko buruk, misalnya generator,
transformator, jaringan, dan lain- lain. Peralatan pengaman yang terpasang akan
bekerja pada saat kondisi sistem yang tidak stabil atau abnormal.
Beberapa kondisi abnormal yang sering terjadi yaitu, frekuensi sistem
menurun, tegangan melebihi batas toleransi, beban yang berlebih, hubung singkat,
asinkron dan lain sebagainya.
a. Menghindari kerusakan pada peralatan listrik akibat kondisi tidak normal dalam
operasi sistem. Semakin cepat reaksi dari perangkat proteksi dalam mendeteksi
gangguan yang digunakan maka pengaruh gangguan yang ditimbulkan
mangakibatkan kerusakan alat semakin sedikit.
b. Melokalisir daerah yang mengalami gangguan, semakin kecil daerah yang terjadi
gangguan maka akan semakin baik.
c. Memberikan keandalan dalam pelayanan listrik dengan baik kepada konsumen
dengan mutu listrik berkualitas tinggi.
d. Pengaman terhadap manusia dari bahaya buruk yang dapat ditimbulkan oleh alat
listrik.

63
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Hal penting pada pengoperasian sistem proteksi secara efektif dengan


mengetahui mengenai arus- arus yang timbul akibat dari beberapa tipe gangguan pada
setiap lokasi. Para operator akan mendapatkaninformasi gangguan jika gangguan
pada sistem terjadi. Hal ini diharapkanagar dapat mengoperasikan circui breaker
dengan cepat dan tepat untukmengeluarkan sistem terganggu dan sebagai
pemisahpembangkit dari jaringan yang terganggu. Cukup sulit bagi operator dalam
mengawasi gangguan- gangguan yang terjadi dan menentukan circuit breaker
dioperasikan dalam mengisolisir gangfguan secara manual.
Dua fungsi pokok dari hubungan ringkasan proteksi dan tripping automatic
pada circuit:
 Melakukan isolisir pada peralatan yang mengalami gangguan, agar bagian yang
lain tetap beroperasi dengan normal.
 Melakukan pembatasan kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh lebih
atau over heating.
Proteksi wajib mempunyai kemampuan dalam menghentikan arus gangguan
yang terjadi sebelum arus gangguan tersebut mencapai level yang berbahaya. Proteksi
yang dilakukan dapat menggunakan circuit breaker.
Proteksi diharuskan untuk mampu menghilangkan gangguan yang terjadi
tanpa mengakibatkan kerusakan pada peralatan proteksi yang terpasang. Dalam hal
ini, peralatan proteksi yang dipilih haruslah sesuai dengan arus hubung singkat.
Selain daripada itu, pemasangan sistem proteksi yang dilakukan harus memenuhi
syarat- syarat sebagai berikut :
 Circuit breaker wajib mampu bekerja pada arus nominal seacar terus menerus
dengan tidak menimbulkan kelebihan panas (Over Heating)
 Peralatan proteksi tidak boleh bekerja pada beban lebih pada level yang kecil
dengan waktu yang pendek.

64
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Peralatan proteksi wajib bekerja pada kelebihan beban yang kecil dengan jangka
waktu cukup lama, yang dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan panas pada
rangkaian penghantar.
 Sebelum kerusakan terjadi yang disebabkan oleh arus gangguan sistem proteksi
wajib membuka rangkaian penghantar.
 Sistem proteksi wajib melakukan “pemisahan”pada rangkaian yang terganggu
saja, rangkaian lainnya tetap beroperasi dengan normal.
Rangkain listrik harus diputuskan sebelum overheating agar proteksi dari
overload dapat berkembang. Ditinjau dari hal itu, overload action relatif lebih lama
jika action dari circuit breaker fungsi inverse terhadap kuadrat dari arus. Proteksi dari
gangguan hubung singkat yang terjadi dikembangkan oleh breaker dengan cepat
dalam membuka rangkaian sebelum arus mencapai level yang merusak, akibat dari
terjadinya arcing ke tegangan mekanik, overheating.
Pemasangan relai proteksi pada generator bertujuan untuk
mengamankan peralatan atau sistem agar dapat menghindari dan mengurangi
kerugian dan kerusakan akibat dari gangguan, antara lain dengan cara :
 Mencegah gangguan atau kondisi tidak normal pada generator dalam
menimbulkan kerusakan pada generator.
 Mendeteksi gangguan atau kondisi tidak normal yang mengakibatkan bahaya
kerusakan pada peralatan atau sistem kelistrikan.
 Melakukan pemisahan bagian sistem yang mengalami gangguan atau yang
mengalami kondisi yang tidak normal dengan respon yang secepat- cepatnya
agar kerusakan pada instalasi yang mengalami gangguan atau yang dilewati arus
gangguan dapat dengan mudah dibatasi sekecil- kecilnya dan sistem lainnya
berjalan dengan normal.
 Memberikan kualitas pelayanan dengan keandalan penyediaan listrik yang
terbaik yang dapat dirasakan konsumen.

65
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Memberikan cadangan pengaman untuk instalasi sekitarnya.


 Melakukan pengamanan pada manusia terhadap bahaya kematian yang mungkin
terjadi oleh listrik.
3.19.3 Persyaratan kualitas sistem proteksi
Persyaratan yang perlu diperlihatkan untuk perencanaan sistem proteksi
efektif antara lain :
a. Selektivitas dan Diskriminasi
Kesanggupan dari sistem dalam hal mengisolir bagian yang terganggu saja
merupakan tolak ukur akan keefektifitasan dari sistem proteksi.
b. Stabilitas
Mempunyai sifat yang tidak berubah apabila gangguan terjadi pada luar zona
yang dilindungi (gangguan luar).
c. Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah
perlu membuka bagian- bagian yang terganggu sebelum generator- generator yang
dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem selebihnya. Waktu
pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah
140 ms. Dimana mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms
sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high
speed relaying).
d. Sensitifitas (Kepekaan)
Yaitu secepatnya respon dari proteksi dalam membaca besarnya arus
gangguan
agar alat bekerja.
e. Pertimbangan Ekonomis

66
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pertimbangan ekonomi dapat mengatasi aspekk teknis, oleh karena jumlah


feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak , asal saja persyaratan keamanan
yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang
penting. Proteksi relative mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan
yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah
vital. Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi
primer dan produksi pendukung (back up).
f. Reabilitas ( Keandalan )
Sifat ini jelas. Penyebab utama dari "Outage" rangkaian adalah tidak
bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal-operation).

g. Proteksi pendukung
Proteksi pendukung adalah proteksi yang bekerja jika bagian proteksi utama
tidak bekerja. Proteksi pendukung merupakan susunan terpisah dan bekerja
dalam mengeluarkan bagian terganggu yang bersifat sebagai back-up. Sistem
pendukung ini diusahakan untuk independen sebagaimana pada proteksi utama,
memilk relay dan trafo sendiri. Sering kali hanya tripping CB dan trafo- trafo
tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Pada tiap sistem proteksi utama
memungkinkan melakukan perlindungan area sistem daya tertentu.
Kemungkinan dari suatu daerah dengan lingkup kecil diantara zona yang
berdekatan contohnya antara trafo arus dan circuit breaker yang tidak terlindungi.
Dengan hal seperti ini, sistem cadangan atau remote back- up memberikan suatu
perlindungan berlapis pada zona utama.

3.19.4 Perangkat Sistem Proteksi


Proteksi terdiri dari seperangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri
dari komponen-komponen berikut :

67
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

a. Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang


selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus Tenaga (PMT).
b. Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer besaran
listrik primer dari sistem yang diamankan ke relay (besaran listrik
sekunder).
c. Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
d. Baterai beserta alat pengisi (Charger) sebagai sumber tenaga untuk
bekerjanya relay dan peralatan bantu triping.
e. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sirkuit sekunder (arus dan
tegangan), sirkuit triping dan sirkuit peralatan bantu.
Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Elemen pengindera
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besara listrik, seperti arus,
teganga, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan. Pada
bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang
diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal, untuk
selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.

b. Elemen pembanding
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran
itu diterima oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada
saat keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.

c. Elemen pengukur/penentu
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepat pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal. Transformator arus (CT) berfungsi sebagai alat pengindera
yang merasakan apakah keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal atau

68
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

mendapat gangguan. Sebagai alat pembanding sekaligus alat pengukur adalah


relay, yang bekerja setelah mendapatkan besaran dari alat pengindera dan
membandingkan dengan besar arus penyetelan dari kera relay. Apabila besaran
tersebut tidak seimbang atau melebihi besar arus penyetelannya, maka kumparan
relay akan bekerja menarik kontak dengan cepat atau dengan waktu tunda dan
memberikan perintah pada kumparan penjatuh (trip-coil) untuk bekerja melepas
PMT. Sebagai sumber energi penggerak adalah sumber arus searah atau batere.

3.19.5 Fungsi dan Peranan Relay Proteksi


Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk
mengindentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari
bagian lain yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat
dari kerusakan atau kerugian ang lebih besar, dengan cara:
Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
a. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi
seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
b. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
c. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepada
konsumen.
d. Mengamankan manusia terhadapt bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

3.19.6 Relay Proteksi Pada Generator


Untuk menghadapi gangguan diluar pusat listrik, maka PMT yang dipasang
dari saluran dilengkapi dengan relay-relay. Berikut macam-macam relay yang

69
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

dipasang pada generator :


a. Overcurrent relay/relay arus lebih
Relay arus lebih atau lebih dikenal dengan OCR (overcurrent relay)
merupakan peralatan yang mensinyalir adanya arus lebih, baik yang
disebabkan oleh danya gangguan hubung singkat atau overload yang dapat
merusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam wilayah proteksinya,
relay arus ;ebih ini dapat digunakan hamper pada seluruh pengaman sistem
tenaga listrik, lebih lanjut relay ini dapat digunakan sebagai pengaman
utama ataupun pengaman cadangan.
Jenis relay arus lebih berdasarkan karakteristik waktu
 Relay arus lebih sesaat (instantaneous).
 Relay arus lebih waktu tertentu.
 Relay arus lebih waktu terbalik.

Gambar 3.30 Overcurrent Relay


b. Overvoltage relay (relay tegangan lebih)
Relay tegangan lebih bekerja bila tegangan dipasangan maka
akan timbul arus pada kumparan utama dan bila mana arus ini
melampaui harga tertentu akan menghasilkan torsi pada piringan akan
berputar serta menutup kontaknya. Penyebab utama tegangan lebih
adalah pada pada waktu kehilangan beban secara mendadak. Perangkat

70
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

daya pada dasarnya bekerja pada tegangan karakteristik mereka.


Dengan demikian tegangan sekecil apapun dapat menaikkan arus
eksitasi dan bias mengakibatkan kerusakan.

Gambar 3.31 Overvoltage Relay

c. Reverse Power Relay (relay daya balik)


Reverse power biasanya digunakan untuk menjelaskan
mengenai fenomena perubahan unjuk kerja dari generator menjadi
motor. jadi dalam kejadian ini, sebuah generator yang tadinya
menghasilkan daya listrik, berubah menjadi menggunakan daya listrik,
dengan kata lain generator menjadi motor listrik. Hal ini bisa terjadi
karena pada dasarnya antara generator dan motor memiliki konstruksi
yang sama dan jika:
a. generator dihubungkan paralel atau bergabung dalam suatu jaringan dengan
generator lain.
b. torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover, dalam hal ini
misalkan turbin uap, turbin air, atau mesin diesel) lebih kecil dari torsi yang
dibutuhkan untuk menjaga agar kecepatan rotornya berada pada kecepatan
proporsionalnya (dengan referensi frekuensi sistem). Terjadi kehilangan

71
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain penggerak mulanya seperti
turbin atau mesin diesel "TRIP" atau mengalami kegagalan operasi) dan
generator masih terhubung dengan jaringan. Karena masih ada kecepatan
sisa pada rotornya, sedangkan disisi statornya ada tegangan dari jaringan,
sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang berputar.

Gambar 3.32 Reverse Power Relay


d. Under Frequency Relay
Prinsip kerja UFR (Under Frequency Relay) membandingkan present
value (nilai frekuensi sistem) dan setting value (nilai setting frekuensi)
yang menghasilkan output error yang bertujuan menggerakan UFR
untuk melepas beban. Frekuensi nominal sistem tenaga listrik di
Indonesia adalah 50hz, rentang frekuensi yang diperbolehkan adalah
dari 49,5 hz atau lebih tinggi dari 50,5 hz dan selama waktu keadaan
darurat (emergency) dan gangguan, frekuensi sistem diizinkan turun
hingga 47,5 hz atau naik hingga 52 hz sebelum unit pembangkit
diizinkan keluar dari operasi.

72
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.33 Under Frequency Relay

3.20 Peralatan Proteksi Pada Transformator


Peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun
kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai berikut:
o Rele Bucholz, yaitu peralatan rele yang dapat mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.
Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung singkat
antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phase ke
tanah, busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan
karena terjadinya kontak yang kurang baik.
o Rele tekanan lebih, peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada
transformator bila terjadi kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan
langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
o Rele diferensial: rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan
transformator apabila terjadi flash over antara kumparan dengan kumparan,
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan
ataupun antar kumparan.
o Rele beban lebih: rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap
beban yang berlebihan dengan menggunakan sirkit simulator yang dapat
mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabila terjadi gangguan akan

73
PT PLN (PERSERO)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
UPDK KERAMASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan menjatuhkan


PMT.
o Rele arus lebih: rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar
daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini mempunyai sifat
komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai
cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi
karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
o Rele fluks lebih: rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator
dengan mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan tegangan dan
frekwensi.
o Rele tangki tanah, rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator
bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan pada transformator.
o Rele gangguan tanah terbatas: rele ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap gangguan tanah didalam daerah pengaman
transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak
dapat dirasakan oleh rele diferential.
o Rele termis rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan
oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan
temperatur.

74

Anda mungkin juga menyukai