Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK MESIN SINKRON DAN ASINKRON

OLEH :

NAMA : YOSEPHINE RIA MELANI S.

NIM : 1805052021

KELAS : EN-6C

DOSEN : BAPAK BURHANUDDIN TARIGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
I. Judul Percobaan : Generator Sinkron 3 Phasa BerbebanTanpa
Pengaturan

II. Tujuan Percobaan :


1. Dapat menjalankan Generator Sinkron berbeban
2. Dapat menggambarkan karakteristik berbeban tanpa pengaturan:
a. Pengaruh perubahan arus phasa Ia beban (beban) terhadap tegangan phasa Vp
terminal/beban Vt → Vt = Vt ( Ia), (IfG).Vp = Vt
b. Pengaruh perubahan arus phasa beban Ia (beban) terhadap putaran n → n = n (Ia),(IfG)

III. Teori dasar.

Banyak energi listrik yang dibangkitkan dengan menggunakan generator

sinkron. Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting dalam sebuah

pusat pembangkit listrik. Mesin Sinkron dapat bekerja sebagai generator apabila

kumparan jangkarnya (stator) menghasilkan daya arus bolak-balik. Generator sinkron

(alternator) merupakan sebuah mesin sinkron yang berfungsi mengubah energi

mekanik berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC). Definisi generator

sinkron, mempunyai makna bahwa rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan

medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet yang diputar

dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan putar rotor. Dikatakan generator

sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet

(medan putar) pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor

dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan

medan putar pada stator. Mesin sinkron tidak dapat start sendiri karena kutub-kutub

yang berat dan tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu

saklar terhubung dengan jala-jala oleh sebab itu diperlukan suatu alat bantu start

(prime mover) .Generator sinkron dibagi menjadi dua jenis, yaitu generator sinkron 1

fasa dan generator sinkron 3 fasa .


3.1. Konstruksi Generator Sinkron

Konstruksi generator sinkron sama dengan motor sinkron yaitu mesin

sinkron pada dasarnya generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi

energi listrik bolak-balik . Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari

stator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan

rangkaian magnetik yang berbentuk simetris dan silindris yang berkaitan. Selain itu

generator sinkron memiliki celah udara ruang antara stator dan rotor yang berfungsi

sebagai tempat berputarnya rotor dan tempat terjadinya fluksi atau induksi energi

listrik dari rotor ke stator.

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi dari sebuah generator sinkron

secara umum :

Gambar 3.1 Konstruksi generator sinkron secara umum

A. Rotor

Rotor merupakan bagian berputar yang berfungsi untuk membangkitkan medan

magnet yang menghasilkan tegangan dan akan di induksikan ke stator. Pada rotor

terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati

cincin geser dan sikat. Generator sinkron memiliki dua tipe rotor, yaitu :

1.) Rotor yang berbentuk kutub sepatu (salient pole)


2.) Rotor yang berbentuk kutub dengan celah udara sama rata
(cylindrical)

1. Rotor kutub menonjol (Salient Pole Rotor)

Rotor tipe ini mempunyai kutub yang jumlahnya banyak. Kumparan

dibelitkan pada tangkai kutub, dimana kutub-kutub diberi laminasi untuk

mengurangi panas yang ditimbulkan oleh rugi-rugi arus Eddy, kumparan- kumparan

medannya terdiri dari bilah tembaga persegi. Kutub menonjol ditandai dengan rotor

berdiameter besar dan panjang serta sumbunya pendek.

Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya menonjol keluar dari

permukaan rotor. Belitan-belitan medan dihubung seri. Ketika belitan medan ini

disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub yang

berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator sinkron tampak seperti Gambar 2.2

berikut :

Gambar 3.2 Rotor Kutub Menonjol Generator Sinkron


Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan

kecepatan putaran rendah dan sedang. Generator sinkron tipe seperti ini biasanya

dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub

menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena :


a. Konstruksi kutub menonjol tidak terlalu kuat untuk menahan tekanan

mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.

b. Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi yang besar dan bersuara bising

jika diputar dengan kecepatan tinggi.

2. Rotor kutub tak menonjol dengan celah udara sama rata (Rotor Silinder)

Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang mempunyai

sejumlah slot sebagai tempat kumparan. Karena adanya slot-slot dan juga kumparan

medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub pun sedikit yang dapat dibuat.

Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri

yang dienerjais oleh eksiter. Gambar bentuk kutub silinder generator sinkron tampak

seperti pada Gambar 2.3 berikut:

Gambar 3.3 Rotor Kutub tak Menonjol Generator Sinkron

Dimana rotor terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :

a. Slip Ring

Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi

dipisahkan oleh isolasi tertentu. Dibuat dari bahan kuningan atau tembaga yang

dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Terminal kumparan rotor
dipasangkan ke-slip ring ini kemudian dihubungkan kesumber arus searah melalui

sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring.

b. Sikat

Sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang

tidak memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar putar

untuk mengalirkan arus DC ke-kumparan medan pada rotor generator sikron.

Sikat terbuat dari bahan karbon tertentu.

c. Kumpara rotor (kumparan medan)

Kumparan medan merupakan unsure yang memegang peranan utama dalam

menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber

eksitasi tertentu.

d. Poros Rotor

Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada

poros tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.

B. Stator

Stator adalah bagian generator yang diam dan berfungsi sebagai tempat

untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus bolak-balik (AC) yang menuju ke

beban disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder

dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak

bergerak). Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan armatur

generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah. Lilitan dalam wye

dipilih karena:

1. Meningkatkan daya output.

2. Menghindari dan meminimalisir tegangan harmonik, sehingga tegangan line

tetap sinusoidal dalam kondisi beban apapun.


Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk

dan di laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik

yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Pada Gambar

3.4 berikut memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar

Gambar 3.4 Inti dalam Stator dan Alur Pada Stator


Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

a. Rangka stator

Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar

generator.

b. Inti Stator

Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetic khusus

terpasang ke rangka stator.

c. Alur (slot) dan Gigi

Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga)

bentuk alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup seperti pada gambar

2.5 berikut :
Gambar 3.5 Bentuk-bentuk alur

d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)

Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan

tempat timbulnya ggl induksi [5].

3.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Adapun prinsip kerja dari suatu generator sinkron adalah:

1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber

eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan

medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan

maka akan menimbulkan fluksi yang besarnya terhadap waktu

adalah tetap.

2. Unit penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor

segera dioperasikan sehingga memutar rotor pada kecepatan nominalnya

persamaan (3.1) dimana : n = 120 f .................... (2.1)

n = Kecepatan putar rotor (rpm)


p = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)

3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang

dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan

diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan

jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-

ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang

melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-

ujung kumparan tersebut, hal tersebut sesuai dengan persamaan berikut

Dimana :
Dimana :
E = ggl induksi (Volt) N = Jumlah belitan

C = Konstanta p = Jumlah kutub

n = Putaran (rpm) f = Frequensi (Hz)

Ø = Fluks magnetik (weber)

Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan

jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu,

sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan

membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang


0

besarnya sama tapi berbeda fasa 120 satu sama lain. Setelah itu ketiga

terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi

listrik [2].

3.4 Reaksi Jangkar

Bila generator sinkron (alternator) melayani beban yang terhubung ke

terminal generator maka pada belitan stator akan mengalir arus, sehigga timbul

medan magnet pada belitan stator yang akan berinteraksi dengan medan rotor.

Medan magnet ini akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor

sehingga menghasilkan fluks resultan. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.6 :
Gambar 3.6 Model Reaksi Jangkar

Pada Gambar 3.6.a. Medan magnet yang berputar akan menghasilkan

tegangan induksi E . Bila generator melayani beban dengan induktif, maka arus
a

pada stator akan tertinggal seperti pada Gambar 3.6.b. Arus stator tadi akan

meghasilkan medan magnet sendiri B dan tegangan stator E seperti pada


s stat,

Gambar 3.6.c. Vektor penjumlahan antara BS dan BR akan menjadi Bnet dan

penjumlahan Estat dan Ea, akan menghasilkan Ø, V pada terminal jangkar.

Saat beban terhubung ke beban induktif, arus jangkar akan tertinggal


terhadap tegangan jangkar. Arus pada belitan stator akan menghasilkan medan
magnet B , yang kemudian kan menghasilkan tegangan stator E . Dua
tegangan s stat

yaitu tegangan jangkar E dan tegangan reaksi jangkar E akan menghasilkan V


,a stat t

dimana ditunjukkan pada persamaan (3.14)

V = E + E ................................................................ (3.14) t
a stat
Tegangan Reaksi Jangkar E = - j X Ia
stat

Sehingga persaman 3.14 dapat ditulis kembali pada persamaan (3.15).

V = E -jXI .................................................................. (3.15)


taa

Selain pengaruh reaksi jangkar ini, pengurangan tegangan induksi generator

sinkron juga karena adanya tahanan R dan Induktansi belitan stator X ,dan
a a,

penjumlahan X dan Xa sering disebut Reaktansi Sinkron Xs, sehingga persamaan

(3.15) dapat ditulis kembali sebagai persamaan (3.16).

V = E -jXI -jX I - I R ................................................. (3.16)


taaaaaa
V = E -jX I - I R .......................................................... (3.17)
tasaaa

Dimana:

Vt = Tegangan terminal jangkar Ra = Tahanan Jangkar

Ea = Tegangan Jangkar BS = Medan Magnet Stator

Estat = Tegangan Reaksi Jangkar BR = Medan Magnet Rotor


Xs = Reaktansi Sinkron

Ia = Arus Jangkar

[4].

3.5 Sistem Eksitasi

Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron,

sistem eksitasi terdiri dari dua sistem yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan

sikat (brushless excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat

(brushless).

Ada dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :


1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah).

2. Sistem eksitasi statis.

Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :

1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.

2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen Magnet Generator (PMG).

Berikut sistem eksitasi menggunakan sikat:

1. Sistem Eksitasi Konvensional (Menggunakan Generator Arus Searah)


Untuk sistem eksitasi yang konvensional, arus searah diperoleh dari sebuah

generator arus searah berkapasitas kecil yang disebut eksiter. Generator sinkron dan

generator arus serah tersebut terkopel dalam satu poros, sehingga putaran generator

arus searah sama dengan putaran generator sinkron.

Tegangan yang dihasilkan oleh generator arus searah ini diberikan kebelitan

rotor generator sinkron melalui sikat karbon dan slip ring. Akibatnya arus searah

mengalir ke dalam rotor atau kumparan medan dan menimbulkan medan magnet yang

diperlukan untuk dapat menghasilkan tegangan arus bolak-balik pada kumparan

utama yang terletak di stator generator sinkron.

Pada generator konvensional ini ada beberapa kerugian yaitu generator arus

searah merupakan beban tambahan untuk penggerak mula. Penggunaan slip ring dan

sikat menimbulkan masalah ketika digunakan untuk mensuplai sumber arus searah

padabelitan medan generator sinkron. Terdapat sikat arang yang menekan slip ring

sehingga timbul rugi gesekan pada generator utamanya. Selain itu pada generator arus

searah juga terdapat sikat karbon yang menekan komutator. Selama pemakaian slip

ring dan sikat harus diperiksa secara teratur, generator arus searah juga memiliki

keandalan yang rendah. Karena hal-hal seperti diatas dipikirkan hubungan lain dan

dikenal apa yang dikenal sebagai generator sinkron static exciter (penguat statis).

Gambar 3.7 adalah sistem eksitasi yang menggunakan generator arus searah.
Gambar 3.7 Sistem Eksitasi Menggunakan Generator Arus Searah

2. Sistem Eksitasi Statis

Sistem eksitasi statis menggunakan peralatan eksitasi yang tidak bergerak

(static), artinya peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama dengan rotor

generator sinkron. Sistem eksitasi statis (static excitation sistem) atau disebut juga

dengan self excitation merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator

tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron. Sumber eksitasi pada sistem

eksitasi statis berasal dari tegangan output generator itu sendiri yang disearahkan

terlebih dahulu dengan menggunakan penyearah thyristor.

Pada mulanya pada rotor ada sedikit magnet sisa, magnet sisa ini akan

menimbulkan tegangan pada stator tegangan ini kemudian masuk dalam penyearah

dan dimasukkan kembali pada rotor akibatnya medan magnet yang dihasilkan

makin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya sampai dicapai tegangan

nominal dari generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu mempunyai pengatur

sehingga tegangan generator dapat diatur konstan. Bersama dengan penyearah, blok

tersebut sering disebut AVR.

Dibandingkan dengan generator yang konvensional generator dengan sistem

eksitasi statis memang sudah jauh lebih baik yaitu tidak ada generator arus searah

(yang keandalannya rendah) dan beban generator arus searah pada penggerak mula
hilang. Eksiter diganti dengan eksiter yang tidak berputar yaitu penyearah karena

itu disebut eksiter statis. Gambar 3.8 berikut adalah sistem

eksitasi statis.

Gambar 3.8 Sistem eksitasi statis

Untuk keperluan eksitasi awal pada generator sinkron, maka sistem eksitasi statis

dilengkapi dengan field flashing. Hal ini dibutuhkan karena generator sinkron tidak

memiliki sumber arus dan tegangan sendiri untuk mensuplai kumparan medan.

Penggunaan slip ring dan sikat pada eksitasi ini menyebabkan sistem

eksitasi ini tidak efisien dan efektif.


Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat :

1. Sistem Eksitasi Menggunakan Baterai

Sistem eksitasi tanpa sikat diaplikasikan pada generator sinkron, dimana

suplai arus searah kebelitan medan dilakukan tanpa melalui sikat. Arus searah untuk

suplai eksitasi untuk awal start generator digunakan suplai dari baterai, yang sering

dinamakan penguat mula, dimana arus ini selanjutnya disalurkan ke belitan medan

AC exiter. Tegangan keluaran dari generator sinkron ini disearahkan oleh

penyearah yang menggunakan dioda, yang disebut rotating rectifier, yang


diletakkan pada bagian poros ataupun pada bagian dalam dari rotor generator

sinkron, sehingga rotating rectifier tersebut ikut berputar sesuai dengan putaran

rotor, seperti pada gambar 2.9 berikut:

Gambar 3.9 Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Baterai

Dari Gambar 3.9 diatas, untuk menghindari adanya kontak geser pada

bagian rotor generator sinkron, maka penguat medan generator dirancang

sedemikian sehingga arus searah yang dihasilkan dari penyearah langsung

disalurkan kebagian belitan medan dari generator utama. Hal ini dimungkinkan

karena dioda penyearah ditempatkan pada bagian poros yang dimiliki bersama-

sama oleh rotor generator utama dan penguat medannya. Arus medan pada

generator utama dikontrol oleh arus yang mengalir pada kumparan medan penguat

(eksiter).

2. Sistem Eksitasi Menggunakan Pemanen Magnet Generator

Suatu generator sinkron harus memiliki sebuah medan magnet yang

berputar agar generator tersebut menghasilkan tegangan pada statornya. Medan

magnet ini dapat dihasilkan dari belitan rotor yang disuplai dengan sumber listrik

arus searah. Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor adalah dengan
menggunakan magnet permanen sebagai sumber eksitasinya ini disebut dengan

Permanen Magnet Generator (PMG).

Generator sinkron yang berkapasitas besar biasanya menggunakan sistem

eksitasi brushless yang dilengkapi dengan permanen magnet generator. Hal ini

dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak tergantung pada

sumber daya listrik dari luar mesin itu. Pada Gambar 3.10 dapat dilihat bentuk

skematik dari sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen Magnet Generator.

Gambar 3.10 Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanen Magnet Generator

Dari Gambar 2.17, bahwa pada bagian mesin yang berputar (rotor) terdapat

magnet permanen, kumparan jangkar generator eksitasi, kumparan medan generator

utama. Hal ini memungkinkan generator tersebut tidak menggunakan slip ring dan

sikat dalam pengoperasiannya sehingga lebih efektif dan efisiensi

[9].

3.6 Rangkaian Ekivalen

Stator terdiri dari belitan-belitan. Suatu belitan konduktor akan terdiri dari

tahanan R dan induktansi X maka rangkaian ekivalen suatu generator sinkron dapat
a Ia

dibuat seperti Gambar 3.11


Gambar 3.11 Rangkaian ekivalen generator sinkron
Dengan melihat Gambar 3.11 maka tegangan generator sinkron dapat ditulis pada

persamaan (3.18).

E = V + jX I + jX I + R I ............................................................. (3.18) a
ar a La a a a

Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis pada persamaan (3.19)

Vt = E – jX I – jX I – R I............................................................... (3.19) a
ar a La a a a

Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor sebagai

reaktansi sinkron, atau X = X + X , maka menjadi persamaan (3.20).

s ar La

V = E – jX I – R I [Volt] .................................................................. (3.20)


tasaaa

Dimana:

Vt = Tegangan Terminal Ia = Arus Jangkar

Ea = Tegangan Induksi Ra = Tahanan Jangkar

Xs = Reaktansi Sinkron Xar = Reaktansi Jangkar


XLa = Reaktansi Fluks Bocor
Gambar 3.12 Penyederhanaan rangkaian ekivalen generator sinkron

Karena tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron adalah

tegangan bolak-balik tiga fasa maka gambar yang menunjukkan hubungan

tegangan induksi perfasa dengan tegangan terminal generator akan ditunjukkan

pada Gambar 3.13 berikut:

Gambar 3.13 Rangkaian ekivalen generator sinkron 3 fasa

Sementara itu, rangkaian ekivalen generator sinkron tiga fasa untuk tiap jenis

hubungan ditunjukkan oleh Gambar 3.14 berikut ini:


Gambar 3.14 Rangkaian ekivalen belitan stator generator sinkron 3 fasa (a).

Belitan-Y, (b). Belitan-∆

[8].
3.7 Rangkaian Belitan

3.7.1 Belitan Stator

Ada dua jenis belitan stator yang banyak digunakan untuk generator sinkron 3

phasa, yaitu:

1. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).

2. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).

1. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).

Gambar 3.15 Belitan satu lapis (Single Layer Winding).

Gambar 3.15 memperlihatkan belitan satu lapis karena hanya ada satu sisi

lilitan di dalam masing - masing alur. Bila kumparan tiga phasa dimulai pada Sa,

Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu

hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120

derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila

rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl penuh

menunjukkan 360 derajat listrik [5].

2. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).


Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada Gambar 3.15 hanya

mempunyai satu lilitan per kutub per phasa, akibatnya masing – masing kumparan

hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing

penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama.

Masing – masing tegangan phasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per

penghantar dan jumlah total dari penghantar per phasa.

Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam

penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga

melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk

mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi

dalam beberapa alur per kutub per phasa. Gambar 3.16 memperlihatkan bagian dari

sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan [5].

Gambar 3.16 Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding)


3.7.2 Belitan Rotor

Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian

tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki

dua tipe rotor, yaitu :

1).Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)

2).Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical)

Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan oleh

turbin hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan oleh turbin
uap berkecepatan tinggi. Bentuk rotor yang terdapat pada generator sinkron dapat

dilihat pada Gambar 2.17 berikut

3.7.2.1 Rotor Kutub Menonjol (b) Rotor Silinder

Gambar 2.17 Bentuk Rotor

3.8 Karakteristik Generator Sinkron 3 Fasa

2.8.1 Karakteristik Beban Nol

Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat

ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah-

langkah sebagai berikut :

a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)

b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal

c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap

d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If) yang

terlihat pada gambar 2.18 di bawah ini:

Gambar 3.18 Rangkaian Test Tanpa Beban


Dari Gambar dapat diperoleh persamaan umum generator pada persamaan (2.21).

E = V + I (R + jX ) ...................................... (2.21)
0 t a a s

Pada hubungan generator terbuka (beban nol), I = 0. Maka persamaannya menjadi


a

persamaan (2.22).

E0 = Vt = CnØ ................................................ (2.22)

Karena tidak ada beban yang terpasang, maka Ø yang dihasilkan hanya Øf.

Sehingga menjadi persamaan (2.23)

E 0 = CnØf ................................ ......................... (2.23)

Dari persamaan (2.23) menjadi persamaan (2.24)

E 0 = CnIf ................................ ........................... (2.24)

Nilai Cn adalah konstan sehingga persamaan menjadi persamaan (2.25)

E0 = k1.If ...................................................................................... (2.25)


Dimana:

E0 = Tegangan pada saat beban nol Ia = Arus Jangkar

C = Konstanta n = Jumlah Putaran

If = Arus Medan Ra = Tahanan Jangkar


Xs = Reaktansi Sinkron

Pengujian beban nol terkait dengan karakteristik beban nol yaitu hubungan

antara tegangan induksi Ea dengan arus penguat /eksitasi If . pada pengujian beban

nol, rotor generator diputar pada kecepatan nominal dan terminal jangkar dalam

keadaan terbuka. Arus medan If diatur bertahap nol hingga diperoleh harga tegangan

induksi Ea. bersekitar kurang lebih 125% dari tegangan nominal generator. Pada
kondisi ini arus jangkar Ia = 0 dan tegangan induksi Ea = Vt. sehingga pembacaan

tegangan induksi jangkar dengan pengaruh variasi medan eksitasi digambarkan

karakteristik hubung terbuka dari generator atau OCC

(Open-Circuit Characteristic). Yang terlihat pada gambar 2.19 dibawah:

Gambar 2.19 Karakteristik Hubung Terbuka (OCC)

Dari Gambar 2.19 di atas terlihat bahwa pada awalnya kurva berbentuk

hampir benar-benar linear. Hingga pada harga-harga arus medan yang tinggi,

bentuk kurva mulai terlihat saturasi. Inti besi yang tidak jenuh dalam bingkai mesin

sinkron memiliki reluktansi beberapa ratus kali lebih rendah daripada reluktansi air

gap. Sehingga pertama-tama hampir seluruh MMF melewati celah udara dan

peningkatan fluksi yang terjadi linear. Ketika inti besi mengalami saturasi,

reluktansi besi meningkat secara drastis dan fluksi meningkat lebih lambat dengan

peningkatan nilai MMF. Bentuk linear dari grafik OCC disebut karakteristik air gap

line [5].

2.8.2 Karakteristik Hubung Singkat

Untuk menentukan karakteristik dan parameter generator sinkron yang

dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :

a.) Generator diputar pada kecepatan nominal


b.) Atur arus medan (I ) pada nol
f

c.) Hubung singkat terminal

d.) Ukur arus armatur (I ) pada setiap peningkatan arus medan (If)
a

Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan

pada Gambar 2.20 berikut.

Gambar 2.20 Rangkaian Hubung Singkat


Dari Gambar, persamaan umum generator sinkron dihubung singkat adalah

persamaan (2.26)

Ea = V + I (R + jX ) ................................................. (2.26)
t a a s

Pada saat generator sinkron dihubung singkat, V = 0 dan I = I . Maka persamaan


t a sc

menjadi persamaan (2.27)

E=I (R + jX ) ........................................... (2.27)


a sc a s

Ea = CnØ maka persamaan nya menjadi persamaan (2.28).

CnØ = I (R + jX ) ........................................ (2.28) sc


a s

Karena Cn dan (R + jX ) bernilai konstan, maka persamaan nya menjadi


a s
persamaan (2.29)

Cn = k ............................................................. (2.29) 1

sehingga menjadi persamaan (2.30)

(R + jX ) = k .................................................. (2.30) a
s 2

Sehingga menjadi persamaan (2.31)


k .I = Isc. k ...................................................... (2.32)
1f 2

sehingga menjadi persamaan (2.33)

𝐼𝐼 = 𝐾𝐾1 𝐼𝐼 .......................................................... (2.34)


𝑚𝑚𝑐𝑐 𝐾 𝑓𝑓
𝐾
2

Pengujian hubung singkat terkait dengan karakteristik hubung singkat yaitu

hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus penguat/eksitasi If. Pada pengujian

hubung singkat mula-mula arus medan dibuat menjadi nol dan terminal jangkar

dihubung singkat. Lalu arus jangkar diperbesar dengan menaikkan secara bertahap

arus medan hingga tercapai nilai arus jangkar maksimum.

Pada karakteristik generator hubung singkat bentuk kurva adalah linear. Hal ini

disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak

mengalami saturasi. Gambar 2.21 berikut ini akan memperlihatkan karakteristik

hubung singkat pada generator sinkron [5].


Gambar 2.21 Karakteristik Hubung Singkat

Ketika generator dihubung singkat, arus armatur pada persamaan (2.35)

𝐼𝐼𝑚𝑚 = 𝐸𝐸𝑚 ........................... (2.35)


= 𝑚

𝐼𝐼𝑚𝑚
𝑐𝑐 𝑅𝑅+𝑗𝑗𝑚𝑚
𝑋𝑋𝑚𝑚

Harga Mutlaknya adalah pada persamaan (2.36)

𝐼𝐼𝑚𝑚 = 𝐸𝐸𝑚 𝑚 .................................(2.36)


𝑅𝑅2 +𝐽𝐽 𝑋𝑋2
𝑚𝑚 𝑚𝑚

Dimana:

Isc =Arus Hubung Singkat Ia = Arus Jangkar

C = Konstanta n = Jumlah Putaran

If = Arus Medan Ra = Tahanan Jangkar

Xs = Reaktansi Sinkron Ea = Tegangan Induksi

Mesin Sinkron merupakan mesin listrik dinamis, dimana Kumparan Jangkar berada pada Stator
dan Bahan magnit dan Kumparan Penguatnya berada pada Rotor. Mesin Sinkron dapat
beroperasi/digunakan sebagai Generator maupun Motor Kapasitor. Umumnya Mesin Sinkron
digunakan sebagai Generator disebut juga Alternator baik untuk skala kecil maupun besar.

Prinsip kerja Generator adalah jika suatu konduktor/kumparan mengalami perubahan fluksi
maka pada konduktor/kumparan tersebut akan terjadi/dibangkitkan tegangan ( hukum M
Ф
Faraday). Dalam bentuk matematik dituliskan Ggl induksi = e = - N 𝑑 [ Volt atau
𝑑𝑡

E = E = 4,44. Kd. Kp. Nph.𝑃.𝑛 .Фm = C. n. Фm [V] . Jadi pada Generator Sinkron tegangan
120

yang dibangkitkan adalah sebanding dengan fluksi dan putarannya


Pada Generator agar Konduktor/kumparan mengalami perubahan fluksi maka dilakukan
dengan memutar kumparan pada magnit yang diam atau memutar magnit pada kumparan yang
diam. Pada Generator 3 phasa belitan/kumparan statornya terdiri dari tiga bagian yang terpisah
yang masing-masing mempunyai besaran yang sama seperti gambar 1.

Gambar 1. Generator 3 phasa

Ke3 kumparan stator tersebut dalam kerja/operasionalnya selalu dibuat/dirangkai menjadi


hubungan bintang sehingga Genartor ini disebut Generator 3 phasa hubungan bintang seperti
gambar 2a atau menjadi hubungan delta sehingga disebut Generator 3 phasa hubungan delta
seperti gambar 2b.

a b

Gambar 2. Generator 3 Phasa a. hubungan bintang dan b hubungna delta

Generator Sinkron 3 phasa dapat bekerja sendiri melayani beban disebut Alternator berbeban
bekerja sendiri ( Alternator bekerja Sendiri) ataupun bekerja sama lebih dari 1 generator
melayani beban yang disebut Alternator berbeban bekerja Paralel ( Generator bekerja Paralel).
Alternator berbeban kerja sendiri

Kumparan jangkar merupakan konduktor yang dililitkan pada inti jangkar sehingga mempunyai
tahanan jangkar Ra, Induktansi L dan Inti jangkar merupakan bahan magnetik yang dapat
bersifat magnit yang menghasilkan fluksi.

Dalam keadaan berbeban berarti ada arus yang mengalir pada kumparan jangkar sehingga
terjadi reaksi jangkar juga terjadi tegangan jatuh karena tahanan jangkar dan reaktansi jangkar.

Pada keadaan berbeban Ea = Vt + Ia. Ra + Ia.j XL + Ia.jXa

Ea = Vt + Ia. Ra + Ia.j( XL + Xa) = Vt + Ia. Ra + Ia. jXs = Vt + Ia. (Ra + j Xs )

Ea = Vt + Ia.Zs .

Jadi kumparan (belitan) jangkar mempunyai Impedansi Z yang disebut Impedansi Sinkron Zs
yang terdiri dari Tahanan murni jangkar ( tahanan jangkar) Ra, Reaktansi Bocor Jangkar
( Reaktansi Jangkar) XL dan Reaktansi Karena Reaksi Jangkar (Reaktansi Reaksi Jangkar) Xa
Reaktansi jangkar dan Reaktansi Reaksi Jangkar di gabung disebur Reaktansi Sinkron Xs.

Karena ke 3 kumparan jangkar adalah indentik maka rangkaian ekivalen dari kumparan jangkar
dapat di gambar/dianalisa 1 phasa saja seperti gambar 3

Gambar 3 Rangkaian ekipalen per phasa dari Generator 3 phasa untuk

Maka pada keadaan berbeban untuk beban resitif dan induktif, tegangan terminal (Vt) akan
berkurang jika beban bertambah, sedangkan jika beban bersifat kapasitif maka tegangan
terminal bertambah, umumnya beban bersifat induktif tak murni. Generator diinginkan bekerja
mempunyai tegangan terminal dan frekuensi yang tetap walaupun bebannya berubah.

Generator berbeban tanpa pengaturan maksudnya setelah Generator di jalankan ,


mempunyai tegangan dan putaran (frekuensi) yang nominal. Generator dibebani dengan beban
yang berubah besarnya lalu dilihat pengaruhnya terhadap tegangan dan frekuensi Generator,
baik untuk hubungan bintang maupun hubungan delta. Pembebanan yang dilakukan adalah
pembebanan dengan beban seimbang ( beban pada setiap phasa di buat sama sehingga pada
tabel dibuat 1 saja ).
IV. Rangkaian Percobaan.

Gambar percobaan Generator Sinkron, dapat dengan menambahkan beban pada gambar
Generator 3 phasa tanpa beban pada materi ke 2, Beban yang ditambahkan sesuai dengan
bentuk hubungan Generatornya ( Generator 3Ф hubungan bintang maka bebannya juga
hubungan bintang dan Generator 3Ф hubungan delta maka bebannya juga hubungan delta.

1. Generator 3 phasa hubungan bintang 𝛾 seperti gambar 4,pada gambar ini tidak
ditunjukkan saklar (saklar = penghubung/pemutus arus rangkaian)
2. Generator 3 phasa hubungan delta ∆ seperti gambar 5 ( tugas supaya digambar)

Gambar 4.Rangkaian Percobaan Generator Sinkron hubungan bintang berbeban


Gambar 5 Rangkaian Percobaan Generator 3 phasa hubungan delta berbeban

V. Tabel data

Tabel data seharusnya diisi dari hasil percobaan dengan berpedoman pada data di plat nama
(data di plat nama jangan dilewati)

1. Tabel data Generator 3 phasa hubungan bintang beban resistif seimbang

1a. Vt = Vt (Ia) dapat juga diukur tegangan phasa ke phasa ( VL)


No Arus jangkar Ia pada Tegangan beban pada setiap Beban
setaiap phasa (Ip) [A] phasa Vu, Vv, Vw [V] Resistif
Iu Iv Iw Eu1-N Ev1-N Ew1-N [Ώ]
1 0 0 0 220 220 220 ~
2 1,92 1,92 1,92 210 209 211 105
3 2,12 2,1 2,13 200 198 201 90
4 2,45 2,4 2,5 185 183 186 75
5 2,78 2,68 2,78 170 169 170 60
6 3,56 3,56 3,56 160 160 160 45
7 4,9 4,9 5 150 149 151 30

1b. n = n (Ia)
No Arus jangkar Ia pada setaiap phasa (Ip) Putaran n Beban Resistif
[A] [rpm] [Ώ]

Iu Iv Iw
1 0 0 0 3.000 ~
2 1,92 1,92 1,92 2.950 105
3 2,12 2,1 2,13 2.900 90
4 2,45 2,4 2,5 2.870 75
5 2,78 2,68 2,78 2.850 60
6 3,56 3,56 3,56 2.835 45
7 4,9 4,9 5 2.830 30

2. Tabel data Generator 3 phasa hubungan delta beban resistif seimbang.


Pada percobaan ini jika Ampermeter di pasang di Line ( kawat/penghantar penghubung
antara Generator dengan beban) sehingga yang terukur Arus Line IL, maka pengukuran
yang dimasukkan ke tabel dibagi dengan , tapi jika Ampermeter dipasang di kumparan
jangkar misal rangkaian yang kamu buat adalah melanjutkan rangkaian percobaan tanpa
beban lalun maka Ampermeter itu dipasang diantara terminal U1- V2, V1-W2 dan W1 –
U2 maka yang terukur adalah Arus Phasa Ip maka pengukuran langsung menjadi data yang
dimasukkan ke tabel. 2.a Vt = Vt (Ia)

No Arus jangkar Ia pada Tegangan beban pada setiap Beban


setaiap phasa (Ip) [A] phasa Vu, Vv, Vw [V] Resistif
Iu Iv Iw Eu-v Ev-w Ew-u [Ώ]
1 0 0 0 220 220 220 ~
2 1,92 1,92 1,92 210 209 211 105
3 2,12 2,1 2,13 200 198 201 90
4 2,45 2,4 2,5 185 183 186 75
5 2,78 2,68 2,78 170 169 170 60
6 3,56 3,56 3,56 160 160 160 45
7 4,9 4,9 5 150 149 151 30

2b. n = n (Ia)
No Arus jangkar Ia pada setaiap phasa (Ip) Putaran n Beban Resistif
[A] [rpm] [Ώ]

Iu Iv Iw
1 0 0 0 3.000 ~
2 1,92 1,92 1,92 2.950 105
3 2,12 2,1 2,13 2.900 90
4 2,45 2,4 2,5 2.870 75
5 2,78 2,68 2,78 2.850 60
6 3,56 3,56 3,56 2.835 45
7 4,9 4,9 5 2.830 30

VI. Peralatan yang digunakan

1. Generator Sinkron 3 phasa


2. Motor DC penguat bebas
3. Beban Resistif
4. Reostart
5. Tahanan Geser
6. Amper meter
7. Volt meter
8. Tacho meter
9. Sumber tegangan DC
10. Kabel

VII. Langkah Percobaan

Pada Gambar 4.Rangkaian Percobaan Generator Sinkron hubungan bintang berbeban, tidak
ditunjukkan saklar tetapi jika dilakukan di laboratorium maka akan terdapat 4 saklar yaitu :
 Saklar 1 ( S1) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Penguat Motor dengan Kumparan Penguatnya (arus ke/dari
kumparan penguat Motor DC Penguat Bebas)
 Saklar 2 ( S2) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Jangkar Motor dengan Kumparan Jangkarnya (arus ke/dari
kumparan Jangkar Motor DC Penguat Bebas)
 Saklar 3( S3) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Sumber
Tegangan Kumparan Penguat Generator Sinkron dengan Kumparan Penguatnya
(arus ke/dari kumparan penguat Generator Sinkron)
 Saklar 4 ( S1) saklar ini berfungsi untuk menghubungkan/memutuskan Tegangan
yang dibangkitkan Generator (Terminal Kumparan Jangkar Generator) dengan
Beban 3 phasa (Generator dengan Bebannya).
 Saklar menghubungkan jika di tutup dan memutuskan jika di buka.
 Untuk gambar 5 rangkaian percobaan Generator 3 phasa hubungan delta
berbeban , kamu buat dengan melanjutkan gambar rangkai Generator 3 phasa
hubungan delta tanpa beban dengan menambahkan bebannya Sehingga pada
Langkah Percobaannya terdapat/disebut Saklar-saklar.

Atau bisa juga Langkah 2,3 dan 4 disebut menjalankan motor sampai putaran nominal, langkah
5 dan 6 mengatur asrus penguat Generator sampai tegangannya nominal, dan langkah
berikutnya pengambilan data dengan merubah beban.

a. Vt = Vt (Ia) untuk tabel 1a dan 2a


1. Membuat rangkaian seperti gambar sesuaikan dengan tabel datanya
2. Tutup saklar 1 (S1) pada saat ini dipastikan tahanan depan(geser) maksimum
3. Tutup saklar 2 (S2) pada saat ini dipastikan tahanan start maksimum kemudian
tahanan start diminimumkan.
4. Atur tahanan depan sehingga putaran nominal sesuai di plat nama
5. Tutup saklar 3 (S3) pada saat ini pengatur tegangan pada posisi minimum
6. Naikkan arus penguat Generator secara bertahap sampai tegangannya nominal
(sesuai data pada plat nama ).
7. Tutup Saklar 4 (S4), pada saat ini besar beban dari tak terhingga ( tanpa beban).
Kemudian naikkan beban secara bertahap sampai nominal (disesuaikan dengan
besar beban yang tersedia tapi tidak boleh melewati arus nominal) baca besar
tegangan terminal (beban) Vt pada Voltmeter dan arus jangkar Ia pada
Ampermeter dan catat ke tabel data 1a untuk Generator hubungan bintang dan 1b
untuk Generator hubungan delta.
Setelah beban nominal maka dapat juga diambil data untuk penurunan beban sampai
beban nol (Ia = 0) →di tabel belum dibuat .

8. Percobaan selesai, Jika beban telah minimum (beban diminimumkan) S4 dibuka,


Arus penguat Generator diminimumkan S3 dibuka, tahanan start dimaksimumkan
S2 dibuka kemudian tahanan depan dimaksimumkan S1 dibuka
9. Peralatan alat ukur di buka dan dikembalikan ke tempatnya

b. n = n (Ia)
1. Membuat rangkaian seperti gambar sesuaikan dengan tabel datanya
2. Tutup saklar 1 (S1) pada saat ini dipastikan tahanan depan (geser) maksimum
3. Tutup saklar 2 (S2) pada saat ini dipastikan tahanan start maksimum kemudian
tahanan start diminimumkan.
4. Atur tahanan depan sehingga putaran nominal sesuai di plat nama
5. Tutup saklar 3 (S3) pada saat ini pengatur tegangan pada posisi minimum
6. Naikkan arus penguat Generator secara bertahap sampai tegangannya nominal
(sesuai data pada plat nama ).
7. Tutup Saklar 4 (S4), pada saat ini besar beban dari tak terhingga ( tanpa beban).
Kemudian naikkan beban secara bertahap sampai nominal (disesuaikan dengan
besar beban yang tersedia tapi tidak boleh melewati arus nominal) baca besar
putaran Generator n pada Tachometer dan arus jangkar Ia pada Ampermeter dan
catat ke tabel data 2a untuk Generator hubungan bintang dan 2b untuk Generator
hubungan delta.
Setelah beban nominal maka dapat juga diambil data untuk penurunan beban sampai
beban nol (Ia = 0) →di tabel belum dibuat .

8. Percobaan selesai, Jika beban telah minimum (beban diminimumkan) S4 dibuka,


Arus penguat Generator diminimumkan S3 dibuka, tahanan start dimaksimumkan
S2 dibuka kemudian tahanan depan dimaksimumkan S1 dibuka
9. Peralatan alat ukur di buka dan dikembalikan ke tempatnya

VIII. Analisa Data

1. Tabel data Generator 3 phasa hubungan bintang beban resistif seimbang


1a. Vt = Vt (Ia) dapat juga diukur tegangan phasa ke phasa ( VL)

Tegangan beban yang dihasilkan akan semakin menurun apabila arus jangkar
meningkat dan beban resistif yang diberikan menurun secara berkala.

Arus jangkar pada percobaan ini antara IU, IV, dan IW memiliki perbedaan hanya
0,01 hingga 0,1.

1b. n = n (Ia)

Putaran yang dihasilkan pada percobaan semakin menurun seiring meningkatnya


arus jangkar dan beban resistif yan diberikan pun menurun secara berkala.

Arus jangkar pada percobaan ini antara IU, IV, dan IW memiliki perbedaan hanya
0,01 hingga 0,1.

2. a. Vt = Vt (Ia)

Tegangan beban yang dihasilkan akan semakin menurun apabila arus jangkar
meningkat dan beban resistif yang diberikan menurun secara berkala.

Arus jangkar pada percobaan ini antara IU, IV, dan IW memiliki perbedaan hanya
0,01 hingga 0,1.
2b. n = n (Ia)

Putaran yang dihasilkan pada percobaan semakin menurun seiring meningkatnya


arus jangkar dan beban resistif yan diberikan pun menurun secara berkala.

Arus jangkar pada percobaan ini antara IU, IV, dan IW memiliki perbedaan hanya
0,01 hingga 0,1.

KESIMPULAN

Pada masing-masing percobaan ini menghasilkan data yang relative sama pada masingmasing
komponennya. Sehingga grafik yang dihasilkan juga sama.

SARAN

Sebaiknya percobaan ini disertai dengan name plate untuk setiap peranti/perangkat yang
digunakan agar pada setiap percobaan dapat diketahui kemampuan mesin yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai