PERTEMUAN 10
PRODUKSI ENERGI LISTRIK
- Motor Listrik AC Sinkron
AHMAD FAISAL, ST., MT
1. Motor
Motor listrik adalah suatu perangkat elektromagnetik yang digunakan untuk
mengkonversi atau mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Hasil konversi
ini atau energi mekanik ini bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti
digunakan untuk memompa suatu cairan dari satu tempat ke tempat yang lain
pada mesin pompa, untuk meniup udara pada blower, digunakan sebagai kipas
angin, dan keperluan – keperluan yang lain.
Gambar 3. Ilustrasi Motor Sinkron 1 fasa Gambar 4. Ilustrasi Motor Sinkron 3 fasa
4. KONSTRUKSI MOTOR SINKRON
Pada prinsipnya, konstruksi motor sinkron sama dengan generator
sinkron. Secara umum, konstruksi motor sinkron tiga fasa terdiri dari
stator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya
merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk simetris dan silindris.
1. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan oleh isolasi tertentu.
Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slipring ini kemudian dihubungkan ke sumber arus searah
melalui sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring.
2. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam menghasilkan medan
magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber eksitasi tertentu.
3. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana
pada poros rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
4. Kutub
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non salient pole (kutub
silinder).
Gambar 11. Rotor Bentuk Menonjol dan Bentuk Silinder
4.3. Eksitasi Motor Sinkron
Komponen utama dari rotor sebuah motor adalah magnet. Magnet ini dapat berupa
magnet permanen maupun magnet yang dibangkitkan dengan menggunakan
kumparan. Pada motor yang menggunakan kumparan sebagai magnet buatan, maka
dibutuhkan arus listrik yang mengalir ke kumparan tersebut. Proses dari pembangkitan
medan magnet secara buatan pada generator inilah yang disebut dengan proses
eksitasi. Motor sinkron selalu memerlukan arus eksitasiagar selalau dapat berjalan
dengan sinkron, arus eksitasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis diantaranya :
1. Eksitasi Dynamic
merupakan jenis eksitasi yang konvensional. Dimana arus eksitasi diperoleh dari
sebuah generator DC yang dihubungkan ke Rotor motor sinkron. Jenis eksitasi ini
memiliki kekurangan, yaitu bahwa generator DC merupakan beban tambahan bagi
motor. Kemudian sikat arang sebagai penghubung eksitasi menekan slip ring yang
menimbulkan rugi-rugi.
2. Eksitasi Statis
Merupakan perkembangan dari eksitasi dinamis. Dimana alat ini
menggunakan penyearah elektronik (Rectifier), penyearah ini
memerlukan sumber teganagn input AC yang diambil dari sumber
tegangan jala-jala. Karena exciter yang digunakan tidak berputar seperti
pada gambar eksitasi konvensional maka eksitasi dapat dikatakan statis.
3. Eksitasi Brushless
Pada prinsipnya brusless ini menggunakan generator AC kecil sebagai
ekciter. Pertama, arus DC diberikan pada stator, kemudian rotor pada
exciter akan menghasilkan arus AC yang kemudian diserahkan oleh
rectifier yang juga ikut berputar pada poros rotor motor sinkron.
5. PRINSIP KERJA MOTOR SINKRON
Pada motor sinkron tiga fasa terdapat 2 sumber tegangan dari luar yaitu arus
bolak-balik (AC) yang dialirkan kebelitan jangkar dan arus searah (DC) yang
dialirkan kebelitan medannya. Perputaran rotor diakibatkan karena adanya
kopel magnetik antar medan magnet rotor dengan medan putar stator.
Apabila tegangan tiga fasa dihubungkan ke kumparan jangkar atau stator
akan menghasilkan arus tiga fasa yang mengalir pada kumparan stator
tersebut. Jika arus tiga fasa (yang berbentuk sinusoidal murni atau saling
berbeda sudut 120o listrik) mengalir pada kumparan stator motor sinkron
tiga fasa, maka akan menghasilkan intensitas medan magnet (HS) yang juga
saling berbeda sudut 120o listrik. Karena kumparan stator mempunyai
permeabilitas (μ), maka akan menghasilkan intensitas medan magnet
sebesar :
Bs = μ.Hs
Hal inilah yang disebut dengan medan putar yang timbul pada stator.
Timbulnya medan putar pada stator ini dapat dijelaskan melalui Gambar
12 berikut.
Gambar 12. Kumparan a-a, b-b, c-c Gambar 13. Distribusi ia, ib, ic sebagai fungsi waktu
Gambar 14. Arah Fluks Secara Vektoris
Saat tegangan tiga fasa dihubungkan ke kumparan a-a, b-b, c-c (Gambar
12) dengan beda fasa masing-masing 1200. Maka akan timbul 3 buah
arus sinusoidal (Ia, Ib, Ic) yang terdistribusi berdasarkan fungsi waktu
seperti terlihat pada (Gambar 2.3). Secara vektoris, pada keadaan t1,
t2, t3, t4, arah fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut
masingmasing ditunjukkan seperti pada (Gambar 14). Pada saat t1,
arah fluks resultannya sama dengan arah fluks yang dihasilkan
kumparan a-a (Gambar 14a). Pada saat t2, arah fluks resultannya sama
dengan arah fluks yang dihasilkan kumparan b-b (Gambar 14b). Pada
saat t3, arah fluks resultannya sama dengan arah fluks yang dihasilkan
kumparan c-c (Gambar 14c). Pada saat t4, arah fluks resultannya
berlawanan arah dengan arah fluks yang dihasilkan kumparan a-a
(Gambar 14d). Perubahan arah fluks ini akan terjadi berulang setiap
satu periode yang menyebabkan perputaran medan magnet stator.
Kutub medan rotor yang diberi penguatan arus searah mengakibatkan
mengalir arus penguat If motor dan menghasilkan medan magnet BR.
Karena motor sinkron tidak dapat melakukan start sendiri (self starting)
maka rotor diputar dengan suatu penggerak mula sampai pada
kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan putar medan stator.
Sehingga medan magnet rotor BR akan mendapat tarikan dari kutub
medan putar stator dan akan selalu menempel dan mengikuti putaran
BS dengan kecepatan yang sama atau sinkron. Interaksi antar kedua
medan magnet tersebut akan menghasilkan kopel yang dinyatakan
sebagai :
Tind = k.BR x B
Tind = k.BR.BS.Sin δ
Dan hubungannya dengan diagram medan magnetnya ditunjukkan
pada gambar 15.
Keterangan :
BS = Medan magnet stator
BR = Medan magnet rotor
Bnet = Resultan medan magnet stator dan rotor
Karena BS = Bnet - BR