Anda di halaman 1dari 97

Teknik Tenaga Listrik II

Herudin, ST., MT.



Jurusan Elektro FT. Untirta



Sistem Penilaian:
Absensi : 10 % (min 75%)
Tugas : 20 %
UTS : 30 %
UAS : 40 %
100 %
ELECTRIC MOTOR FAMILY TREE
ENERGI
MEKANIS
ENERGI
LISTRIK
ENERGI
LISTRIK
Tujuh Fakta Unik Motor Listrik Versi On the Spot........

3. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri,
sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan /
menyerap sekitar 70% beban listrik total di industri.
1. Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
2. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, konveyor,
memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll selain
di industri dan motor juga digunakan pada peralatan listrik
rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik, kipas angin).
4. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga
5. Pelayanan operasi mudah, pemeliharaan sederhana
6. Mempunyai batas kecepatan yang luas (speed range luas)
7. Bisa dikondisikan secara otomatis, manual bahkan jarak jauh


Konstruksi
Pada dasarnya konstruksi motor induksi terdiri
dari dua bagian, yaitu stator dan rotor
A. Stator
Stator adalah bagian yang tidak bergerak atau
bagian yang statis. Stator terdiri dari dua
bagian yaitu:
Rumah Motor atau Yoke dan
Kumparan Jangkar.
A.1. Rumah Motor atau Yoke.
Rumah motor (yoke) terbuat
dari besi baja lunak yang
berlapis-lapis dengan
ketebalan 2-3 milimeter agar
menngurangi terjadinya arus
pusar (eddy current).

Contoh penampang melintang
rumah motor
Fungsi inti besi (iron core)
untuk jalan arus magnet,
dibuat dari bahan yang
mempunyai hambatan magnet
(reluntance) yang rendah. Di
sekeliling bagian dalamnya
dibuat alur-alur (slot), tempat
meletakan ketiga kumparan
jangkar (kumparan armature)
A.2 Kumparan Jangkar (armature winding).
Kumparan armature adalah kumparan yang digunakan untuk
mengubah arus listrik menjadi medan magnet putar (rotating
magnetic field).
B. Rotor
Rotor adalah bagian motor yang bergerak, berguna untuk
merubah daya listrik induksi menjadi daya mekanik (berupa
putaran).
B.1 Rotor Sangkar (Squirel Cage).


(a) Rotor Sangkar (b) Rotor sangkar susunan
konduktor serong.
B.2. Rotor Belit.
Rotor belit digunakan pada motor yang memerlukan
pengontrolan kecepataan putaran untuk mendapatkan
torsi starting yang tinggi
KLASIFIKASI DARI MOTOR ARUS BOLAK BALIK ( AC )
DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG :
Di tinjau dari cara memberikan tegangan pada Motor :
1. Motor yang rotornya menerima tegangan secara langsung (motor
DC, Universal).
2. Motor yang rotornya menerima tegangan secara induksi. (Motor
Induksi),
Ditinjau dari putarannya :
1. Motor Sinkron, Putaran Medan Stator = Putaran Rotor
2. Motor Asinkron, Putaran rotor < ns.
Ditinjau dari jumlah fasa tegangan yang di gunakan
1. Motor Satu Fasa
a) Motor Kapasitor
b) Motor Shaded Pole (Kutub Bayangan)
c) Motor Repulsi
d) Motor Seri

2. Motor 3 Fasa
a) Motor 3 Fasa dengan rotor Belitan
b) Motor 3 Fasa dengan rotor sangkar
c) Motor 3 fasa dengan rotor kolektor

Prinsip Terjadinya Fluks pada Motor Induksi

Hal yang penting dalam proses terjadinya putaran pada
motor induksi adalah terjadinya fluks pada bagian stator dari
motor, dimana pada motor induksi satu phasa dan tiga phasa
proses yang terjadi adalah berbeda, adapun prosesnya adalah
sebagai berikut:

a) Motor Tiga Phasa
Pada motor tiga phasa, lilitan statornya tidak berbeda
dengan lilitan stator pada generator tiga phasa. Karena pada
lilitan stator dimasukkan arus listrik bolak balik maka
disekitar stator akan terjadi fluk magnet yang berubah ubah
pula. (perhatikan gambar) .
Gambar tersebut menunjukan keadaan arus tiga phasa
yang dimasukkan pada lilitan stator pada suatu saat tertentu.
Gambar 2 menunjukkan arah arah fluk magnet pada beberapa
keadaan.


Contoh peletakan kumparan jangkar pada
motor induksi tiga pasa
+
a1
a2
b1
c1
c2
b2
+
+
.
.
.
Susunan Kumparan Stator dan Sumber 3 Phasa
IA IB IC
t1 t2 t3 t4
Gambar arus yang dimasukkan pada lilitan stator motor 3 phasa

Gambar Fluk Magnet Stator pada Motor 3 Phasa 2 Kutub

Keterangan :
A1 A2 = Lilitan Phasa 1
B1 B2 = Lilitan Phasa 2
C1 C3 = Lilitan Phasa 3
A1
B2
C2
C1
A2
B1
B2
C1
A2
A1
C2
B1
A1
B2
C1
C2
B1
A2
B2
A1
C2
C1
A2
B1
Putaran medan magnet selama satu putaran
Cara Kerja.
f = frekuensi sumber listrik (Hz)
P = jumlah kutub magnet
N
s
= putaran sinkron.(rpm)
Dengan adanya medan magnet yang berputar
mengelilingi rotor, maka pada kumparan
rotor akan teriadi tegangan induksi (ggl).
Karena susunan kumparan rotor merupakan
rangkaian tertutup, maka akan mengalir arus
rotor (Ir). Dengan adanya arus rotor ini maka
pada rotor akan timbul medan magnet listrik.

Ke dua medan magnet di stator dan di rotor
akan saling bereaksi, menimbulkan gaya
gerak (F).
Bila kopel mula beban mekanik yang dipikul
oleh rotor lebih kecil dari gaya reaksi magnet
(F) yang terjadi, maka rotor akan bergerak
mengikuti arah putaran medan magnet dari
stator.
Perbedaan kecepatan antara kecepatan rotor
(nr) dengan kecepatan medan stator (ns)
disebut Slip. Dinyatakan dengan:

% 100 x
ns
nr ns
S

=
Contoh soal
1. Sebuah motor induksi 6 kutub di hubungkan ke sumber 50
Hz, tentukanlah kecepatan medan stator nya.
2. Sebuah motor induksi 4 kutub berputar pada kecepatan
750 rpm. Jika motor tersebut dihubungkan dengan sumber
60 Hz, berapakah slip nya?
3. Hitunglah kecepatan motor induksi 8 kutub, 50 Hz jika
diketahui slipnya 0,08 ?
4. Putaran rotor motor induksi 50 cps dengan jumlah kutup
sebesar 6, sebesar 960 rpm, Hitunglah besarnya slip
dalam prosen
5. Hitunglah putaran rotor dari suatui motor induksi yang
memiliki jumlah kutup 14, frekuensi 60 cps dan slip (s)
sebesar 0,05 ?



A1




b) Motor 1 phasa
Pada motor 3 phasa dapat dilihat bahwa fluk magnet yang terjadi /
terbentuk disekitar stator merupakan medan magnet yang berputar.
Tetapi lain halnya medan magnet yang terbentuk pada motor 1 phasa
dimana fluk magnet hanya bergantian arah saja sehingga
menyukarkan / menyulitkan bagi motor pada saat start. Untuk itu
diperlukan bantuan yang pada prinsipnya membuat medan magnet
baru yang tidak sephasa dengan medan magnet utama, sehingga
seolah olah terdapat arus listrik dua phasa dengan lilitan stator 2
phasa pula. Lilitan utama disebut main winding dan lilitan Bantu
disebut auxiliary winding. Apabila motor telah berjalan normal maka
lilitan bantu terlepas.
Untuk memperoleh adanya 2 arus listrik yang berbeda phasa
digunakan sistem penggeser phasa yaitu kapasitor / inductor.
MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Di lihat dari konstruksi dan prinsip kerjanya motor induksi satu phasa dapat di
kelompokan menjadi beberapa jenis antara lain:

a) Motor phase belah (split phase motor)
Motor phase belah statornya terdiri dari dua kumparan yang memiliki beda
phasa 90 derajat.
kumparan utama : tahanan rendah, reaktansi tinggi.
kumparan bantu : tahanan tinggi, reaktansi rendah.


ROTOR
Kumparan bantu


Kumpara
Utama
R
Gambar 2.2 Bagan Hubungan Kumparan
pada Motor Split Phase
Gambar 2.3 Diagram Vektor Kumnpran Utama &
Kumparan bantu
Untuk memutuskan arus pada kumparan Bantu dilengkapi dengan saklar pemutus yang
dihubungkan seri terhadap kumparanbantu. Alat ini secara otomatis akan memutuskan
arus padakumparan Bantu setelah motor mencapai 75% dari kecepatan penuh. Pada motor
split phase biasanya digunakan saklar sentrifugal. Sedangkan pada lemari es biasanya
digunakan relay. Baik relay arus maupun tegangan
Sumber
Starting Kapasitor
(a)
C S R
Sumber
S R
C
Starting Kapasitor
(b)
Gambar 2. 4 Pemasangan Relay Pada Motor Split Phase
Keterangan :
Gambar 2.4a. Relay Arus
Pada saat start, I besar maka kontak berhubungan.
Pada saat berjalan, I kecil maka kontak terlepas.
Gambar 2.4b. relay tegangan
Pada saat start, tegangan turun maka relay NC.
Pada saat berjalan, tegangan naik maka relay NO.
b) Motor capasitor
a) Permanent capasitor . ELCO (2 s/d 20 mikro farad)
b) Start Run capasitor

c) Motor shaded pole (Motor kutub bayangan )
Prinsip kerjanya : berputarnya rotor akibat dari perpindahan kutub, dari kutub utama ke kutub Bantu.
V

Kutub Utama
Kutub Bayangan

Gambar 2.5 Motor Shaded Pole
Prinsip kerja motor universal mudah dimengerti karena sama dengan prinsip kerja motor DC.
Berdasarkan persamaan torsi bila ndihubungkan dengan sumber AC pada saat perioda positif motor
berputar melawan arah jarum jam. (perhatikan gambar 3), pada saat periode negative motor tetap
berputar melawan putaran jarum jam karena perubahan arus pada kumparan penguat (stator) waktunya
bersamaan dengan perubahan arah arus pada rotor. Dalam hal ini arus jangkar menjadi (-IA) dan fluk
magnet menjadi (- ) sehingga dihubungkan dengan sumber AC arah putaran tidak berubah.
d) Motor universal
-Dapat dihubungkan dengan sumber AC maupun DC
-Konstruksi sama dengan motor DC seri
-Torsi yang dihasilkan sangat besar sehingga biasanya motor universal dihubungkan /
dikopel dengan beban, besarnya torsi di nyatakan dalam :

u = . .Ia K T



























R
Sumber
p
f
ns
1
. 120
=
120
.
1
ns p
f =
120
) (
2
nr ns p
f

=
ns
nr ns
x
ns p
f

=
120
.
2
ns
nr ns
S

=
120
.
1
ns p
f =
Pada rotor berlaku hubungan :

f
2
= frekwensi pada rotor
Karena dan
Slip Pada Motor Induksi
Berubah ubahnya kecepatan motor induksi (nr) mengakibatkan berubahnya
harga slip dari 100% pada saat start sampai 0% pada saat motor berputar (nr=ns).
Adapun Hubungan slip dengan frekwensi dapat dilihat sebagai berikut:
Bila f
1
= frekwensi jala jala,
atau
Maka,
f
2
= S . f
1
Dan pada saat start (S=100%), f
2
= f
1

Sedangkan ketika motor telah berputar nilai frekuensi rotor dipengaruhi
oleh SLIP ( f
2
= S. f
1
).
Karena tegangan induksi & reaktansi kumparan rotor merupakan
fungsi frekwensi, maka harganya turut pula dipengaruhi oleh slip.
m N f E
S
| . . . 44 , 4
2 2 2
=
m N Sf E
S
| . . . 44 , 4
2 1 2
=
E
2
= tegangan induksi pada saat motor start (diam)
2 2
S.E E
S
=
E
2S
= tegangan induksi pada saat motor berputar
2 2 2
. 2 L f X
S
t =
2 1 2
. . 2 L Sf X
S
t =
2 2
.X S X
S
=
Dimana:
X2 = Reaktansi pada saat start (diam)

X
2S
= reaktansi pada saat berputar

Dimana:
Latihan-1
Sebuah motor induksi 3 fasa 6 kutub di hubungkan ke
sumber 50 Hz, memiliki induktansi di rotor sebesar 0,3mH
dan jumlah lilitan rotor 250 lilit. fluks yang mengalir sebesar
0,7 weber, tentukanlah ggl yang dibangkitkan di rotor dan
reaktansi rotornya, pada
a. Keadaan diam
b. Pada saat motor berputar pada kecepatan kecepatan
putar medan stator
c. Pada saat motor berputar pada kecepatan medan
putar stator.

Suatu motor induksi tiga phasa 60 cps, dengan jumlah
kutub 6 buah, 220 V. Kumparan stator dihubungkan
secara delta dan kumparan rotor secara bintang. Bila
jumlah belitan kumparan rotor setengah jumlah
kumparan stator, putaran rotor sebesar 1110 rpm,
hitunglah :
Besarnya slip (S).
Tegangan induksi saat rotor masih diam (block
rotor voltage)
Tegangan induksi pada rotor (E
R
) per phasa
Tegangan rotor diantara terminal-terminalnya
Frekuensi rotor
Latihan-2
Arus Rotor

Lilitan rotor dihubung singkat dan tidak mempunyai hubungan langsung
dengan sumber, arusnya diinduksikan oleh fluks magnet bersama,
melewati celah udara. Akibatnya statorlah yang bertanggung jawab kalau
terjadi perubahan-perubahan pada rotor.
Apabila tegangan sumber V1 di kenakan pada stator, pada stator akan
timbul tegangan E1 yang diinduksikan oleh fluks-fluks yang juga akan
menimbulkan tegangan E2 pada rotor, akibatnya pada rotor akan timbul
arus rotor. Untuk memudahkan analisa maka di buatlah rangkaian ekivalen
rotor seperti ditunjukan pada gambar :
S E2
R 2
S X2
I2
E2
R2 / S
X2
I2
2
2
2
2
2
2
) ( ) (
S
S
X R
E
I
+
=
2
2
2
2
2
2
) . ( ) (
.
X S R
E S
I
+
=
2
2
2
2
2
2
) ( ) / ( X S R
E
I
+
=
R2
X2
I2
)
1
(
2
S
S
R

E2
|
.
|

\
|

+ =
S
S
R R
S
R 1
2 2
2
( )
2
2
2
. . 3 R I
Karena :
Maka rangkaian rotor dapat digambar sbb:
Perhatikan bahwa:
( )
|
.
|

\
|

S
S
R I
1
. . 3
2
2
2
RCP (Rotor Cooper Loss)/daya yang hilang
berupa panas (Pcu)
RPD (Rotor Power Developed) / Daya
mekanik rotor (Pmk)
S
R
I
2 2
2
. ) .( 3
RPI (Rotor Power Input)/daya yang masuk ke
rotor P2 = Pcu + Pmk
Latihan
Suatu motor induksi 3 fasa 4 kutub dihubungkan ke
sumber 50 Hz, berputar pada kecepatan 700 rpm.Pada
keadaan diam diketahui GGL nya sebesar 200 Volt, dan
reaktansinya 0,7 Ohm, serta resistansinya 50 Ohm,
tentukanlah arus yang mengalir di rotor, kerugian daya
tembaga, dan kerugian daya mekanik-nya?
Perbandingan daya pada rotor
Pcu Pmk P
R I Pcu
S
S
R I Pmk
+ =
=
|
.
|

\
|

=
2
2
2
2
2
. . 3
1
. . 3
S S Pcu Pmk P : ) 1 ( : 1 : : 2 =
) 1 (
2
S
P
Pmk
= = q
Efisiensi pada rotor

Jika slip kecil maka Effisiensi Tinggi
Daya Input Rotor Dimana P
2
:

Contoh soal
Motor induksi 3 fasa memiliki Pmk : 1200
Watt dan slip nya 0,2. hitunglah P2 dan
Pcu, serta effisiensinya. Tentukan pula
torsinya jika diketahui motor tsb berputar
pada kecepatan 1200 rpm.
r
Pmk
T
e
=

(N-m)
TORSI / KOPEL MOTOR INDUKSI
Torsi Motor Induksi adalah :
Dimana, Pmk adalah Daya Mekanik dan

r
adalah kecepatan sudut rotor
60
. 2
60
. 2
) 1 (
r
r
s
s
s r
n
n
S
t
e
t
e
e e
=
=
=
Hubungan Antara Torsi dan Slip


Sebelum mencapai Tmax, harga T berbanding lurus dengan S.
Setelah mencapai Tmax, setiap penambahan beban motor (slip semakin besar)
maka putaran akan pelan dan akhirnya berhenti
Semakain besar R2 (beban terpasang) semakin besar slip untuk mencapai
Tmax.

R2
4R2
6R2
Torsi Maks
1 0
T
o
r
s
i
0,8 0,5 0,4 0,2
sli
p
0 1 0,2 0,4 0,6 0,8
Kecepatan ns %
Sedangkan torsi maksimum
(Tmaks) diperoleh ketika:
S = R
2
/ X
2
Latihan, tentukan Tmaks
dan T awal, soal latihan
pada slide 32
Torsi awal adalah torsi yg terjadi
pada saat motor mulai berputar
(rotor masih diam), sehingga
kondisi ini diperoleh pada saat
Slip = 1.

Rangkaian Ekivalen dan Daya pada Motor Induksi

Rangkaian ekivalen motor induksi adalah sebagai berikut:

R1
X1
RC Xm AC
R2
SX2
E1 SE2
R1
X1
RC Xm AC
R2
SX2
E1 SE2
R1
X1
RC Xm AC
R2
X2
E1 E2
R2 {(1-S)/S}
P
1
= 3. V
1
. I
1
. CosQ (Watt)

P2 = 3.(I
2
)
2
.(R
2
/ S) (Watt)

) (
) 1 (
. 3 ) (
2
2
2
Watt
S
S
R I Pmk
(


=
) ( . . 3 ) (
2
2
2
Watt R I Pcu =





Rangkaian Ekivalen Motor Induksi dengan Stator Sebagai Acuan

Semua komponen rotor di kali a
2

R1
X1
RC Xm AC
.X2
. R2 {(1-S)/S}
a
2
. R2
a
2
a
2
I2`
) (
) 1 (
. `) .( 3 ) (
2
2 2
2
Watt
S
S
R a I Pmk
(


=
) ( . . `) .( 3 ) (
2
2 2
2
Watt R a I Pcu =
Perhitungan Daya menjadi :
P
1
= 3. V
1
. I
1
. CosQ (Watt)
P
2
= 3.(I
2
`)
2
. a
2
(R
2
/ S) (Watt)
) . (
.
2
2
1
2
2
1
1
'
2
X a x j
S
R a
R
V
I
+ +
|
|
.
|

\
|
+
=
Contoh soal
Suatu motor induksi 1000Hp, 2200V, 25
hertz, 12 kutub, 3fasa hubungan bintang,
mempunyai data sbb, R1=0,0102 Ohm,
R2`=0,0992 Ohm, X1=0,313, dan
X2`=0,313 Ohm, arus beban nol (Io)= 75,1
A dan cosQ=0,053, Slip 1,8%,
tentukanlah: P2, Pmk, Pcu, dan Torsi,
serta efisiensi.


MENJALANKAN DAN MENGATUR PUTARAN MOTOR INDUKSI
( JENIS ROTOR LILIT DAN ROTOR SANGKAR TUPAI)


Seperti diketahui bahwa pada saat start motor listrik menarik arus jala-jala
yang sangat besar. Oleh karena itu masalah ini menjadi persoalan . ketika
kita akan memasang dan mengoperasikan motor tersebut. Dalam hal ini kita
menghindari agar pada waktu start diperoleh torsi maksimum, tetapi arus
yang ditarik pada saat itu relative kecil. Untuk itu ada beberapa metode
dalam penggerakkan motor induksi.

1. Starting untuk motor rotor lilit
Untuk starting motor lilit ( motor sliping ) digunakan tahanan luar yang
dapat diatur dihubungkan ke rotor melalui cincin slip ( slip ring ) dan sikat-
sikat. Motor rotor lilit mempuntai jumlah kutub yang sama pada lilitan rotor
dan statornya. Seperti terlihat pada gambar 4.1. penambahan tahanan luar
sampai harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai kopel
maksimum disamping itu dengan mengubah tahanan luar kecepatan motor
dapat diatur.
R
S
T
Slip
Ring
Tahanan
luar
STATOR ROTOR
Sebelum motor distart, semua tahanan dalam posisi maksimum, selama
menjalankan hingga terjadi putaran yang dikehendaki tahanan sedikit demi
sedikit dikurangi dan akhirnya pengaturan sampai pada posisi akhir (
tahanan pada posisi manimum. Pada posisi ini seolah olah rotor telah
terhubung singkat tahanan-tahanan itu sendiri sekarang tidak mempunyai
peranan lagi. Dan sekarang motor bekerja seperti motor rotor sangkar (
rotor hubung sangkat ). Motor rotor lilit sering disebut juga motor slip sing.

2. Starting Untuk Motor Rotor Sangkar Tupai
Cara yang paling sederhana untuk menjalankan motor rotor sangkar
tupai ini ialah dengan menghubungkan langdung dengan sumber
menggunakan saklar tiga fasa. Akan tetapi cara ini hanya diizinkan pada
motor motor sangkar tupai dengan dengan daya dibawah 3 HP. Motor
motor dengan daya lebih besar dari 3 HP, tidak boleh langsung
dihubungkan dengan sumber. Untuk motor motor dengan daya 2 4 KW
(3 5 HP) kita memakai saklar bintang A(delta). Untuk itu kumparan
stator mula-mula dihubungkan bintang dan sesudah itu dihubungkan delta,
perhatikan gambar 4. 2.

Gambar 4. 2. Sistem Y-D pada Motor Sangkar Tupai

EL
Z
Z Z
EL
Z
Z
Z
Misalkan kumparan fasa direncanakan untuk tegangan EL Kumparan stator
dihubungkan delta dan diberi tegangan sumber sebesar EL. Kalau arus pada
tiap fasa besarnya If, maka arus line:

Kalo kumparan stator dihubungkan bintang dan tetap diberi tegangan sumber
sebesar EL, maka tegangan tiap fasa menjadi : sehingga arus tiap fasa

diperoleh : karena,

maka: , kesimpulannya, kalo kita bandingkan IL hubungan delta

dan IL hubungan bintang adalah 3:1

f L
I I 3 =
3
L
E
3
f
I
f L
I I =
3
f
L
I
I =
Starting metode ini hanya
dilakukan pada motor induksi
tiga fasa yang memiliki
hubungan delta pada kosdisi
normalnya.
. dik:
Contoh ;
A. motor induksi rotor lilit dengan rotor terhubung bintang mempunyai
impedansi pada keadaan diam 0,4 + j4 ohm / fasa dan impedansi
rheostat(tahanan luar) 6+j2 ohm/fasa. Motor mempunyai tegangan induksi
80volt antara cincin slipnya pada keadaan diam. Hitunglah arus rotor :
a) pada keadaan dengan rheostat masing-masing terpasang ?
b) apabila dijalankan rheostat terhubung singkat dengan slip 3 % ?

B. motor tiga fasa dengan rotor sangkar tupai masing-masing lilitan
fasanya mempunyai impedansi 40+j0,6 ohm, dihubungkan dengan
sumber 380 volt, 50 HZ. Hitunglah arus line yang ditarik ketika motor
dihubung bintang dan delta ?
Jawaban:
fasa j Z
fasa j Z
/ 2 6
/ 4 4 , 0
2
1
O + =
O + =
( ) ( )
O
TOTAL
TOTAL
TOTAL
TOTAL
Z
J Z
J J Z
Z Z Z
15 , 43 77 , 8
6 4 , 6
2 6 4 4 , 0
2 1
Z =
+ =
+ + + =
+ =


volt V
L
80 = Y
15 , 43 26 , 5
15 , 43 77 , 8
188 , 46
Z =
Z
= =
R
total
p
R
I
Z
V
I
volt
V
V
L
P
188 , 46
3
80
3
= = =
a. dihubung
A

b.
S
S
R
Z
E
I
2
2
=
S = 3% = 0,03
volt E
E S E
S
S
38 , 1 188 , 46 03 , 0
2
2 2
= =
=
S S
jX R Z + =
(karena dipengaruhi dengan slip)
29 , 84 02 , 4
4 4 , 0
1
1
Z =
O + =
Z
j Z
69 , 16 41 , 0 ) 03 , 0 ( 4 4 , 0
4 4 , 0
2
2
Z = + =
+ =
j Z
xS j Z
S
S
A
Z
E
I
S
S
69 , 16 36 , 3
69 , 16 41 , 0
38 , 1
2
2
2
Z =
Z
= =
2. dik :

volt V
j Z
HZ f
L
O
P
380
86 , 0 0004 , 40 6 , 0 40
50
=
Z = O + =
=

Y
volt
V
V
L
P
220
3
380
3
= = =
A I
Z
V
I I
O
P
P
p
L p
86 , 0 52 , 5
86 , 0 0004 , 40
220
Z =
Z
= = =
A I I
L p
86 , 0 52 , 5 Z = =
a. dihubung


b.dihubung
A
A I
Z
V
I
O
P
P
p
p
86 , 0 5 , 9
86 , 0 0004 , 40
380
Z =
Z
= =
A I I
P L
45 , 16 5 , 9 3 3 = = =

Pengaturan Putaran Motor Induksi

Motor induksi tiga fasa pada umumnya berputar pada kecepatan konstan,
berputar dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan sinkronnya.
Meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya
putaran. Pengaturan putaran motor induksi memerlukan biaya yang agak tinggi
dibandingkan dengan pengaturan putaran pada motode dc berdasarkan rumus
P
f
N
s

=
120
maka putaran motor induksi dapat diubah dengan paksa: pertama mengubah
jumlah kutub dengan frekuensi sumber tetap, yang kedua mengubah
frekuensi sumber dengan jumlah kutub tetap, yang ketiga mengatur
tegangan jala-jala, dan yang keempat pengaturan menggunakan tahanan
luar.
Pengaturan putaran dengan cara mengubah jumlah
kutub

Metode ini dapat dilakukan dengan merencanakan
kumparan stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima
tegangan sumber dengan sambungan fasa yang berbeda-
beda. Masing-masing sambungan fasa tersebut dapat
diperoleh jumlah kutub yang berbeda-beda pula. Sehingga
jumlah putaran motor berubah. Cara ini dapat dilakukan hanya
pada motor-motor induksi dengan rotor sangkar (karena jumlah
kutub pada rotor sangkar akan menyesuaikan jumlah kutub
dari statornya).
Biasanya diperolah dua macam perubahan jumlah
putaran missal 1500RPM dan 3000RPM untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar sbb :

U U S S U U S S
U1
X2
U2
X1
Gambar Pelaksanaan lilitan untuk mengubah jumlah kutub dengan mengubah sambungan phase
Untuk P = 8 disambung X1 dan U2
Untuk P = 4 disambung X1 dan X2
Pengaturan putaran dengan mengubah frekuensi jala-jala.

Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah ubah
frekuensi jala. Hanya saja untuk menjaga keseimbangan fluks pengubahan
tegangan harus dilakukan bersamaan dengan pengubahan frekuensi. Adapun
alat yang dipergunakan adalah inverter. Prinsip kerjanya lihat gambar dibawah
ini.
M
3 Fasa
R
T
S
AC Kontak
Frekuensi
R2 T2
AC
S2
Kontak
Tegangan
Penyearah
Inverter
Pengubahan frekuensi arus bolak balik
dari inverter ditentukan oleh periode pulsa
yang memacu penyearah (Thyristor) yang
digunakan. Dengan mempercepat atau
memperlambat periode pulsa yang memacu
thyristor, frekuensi dan juga kecepatan motor
dapat diatur.
Pengaturan metode ini sangat efisien dan
daerah pengaturan pun cukup lebar. Akan
tetapi metode ini lebih rumit dan mahal. Dan
pengaturannnya lebih halus dari 0 - max RPM.

M
3 Fasa
R
S
T
Sistem Pengaturan Tegangan Masuk Pada Motor 3 Phase Menggunakan Thyristor
pengaturan tegangan jala-jala

Karena besarnya kopel pada motor induksi berbanding lurus
dengan pangkat dua tegangan yang diberikan, maka kecepatan motor
induksi bisa diatur dengan merubah tegangan jala-jala.
Penyalaan Thyristor dilakukan dengan perbedaan urutan sudut
fasa 120

Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com/
Klasifikasi Motor Listrik Berdasarkan
Pasokan Input, Konstruksi, dan Mekanisme Operasi

MOTOR AC - SINKRON
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok
untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor
daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Prinsip Kerja Motor AC Sinkron
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu
sumbu.Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan
stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi
medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron. Motor
sinkron seringkali dinyalakan dengan menggunakan belitan sangkar tupai (squirrel-
cage) yang dipasang di hadapan kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti
halnya motor induksi hingga mencapai 95% kecepatan sinkron, saat mana arus
searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk
menarik motor hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.
Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan fluksi medan
putar stator (B
s
) dan suplai listrik searah (DC) membangkitkan medan rotor (B
s
).
Rotor berputar karena terjadi interaksi tarik-menarik antara medan putar stator dan
medan rotor. Namun dikarenakan tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor
sinkron membutuhkan prime-mover yang memutar rotor hingga kecepatan sinkron
agar terjadi coupling antara medan putar stator (B
s
) dan medan rotor (B
r
)
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan
putar dan harus terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua
keadaan beban. Selama kondisi tanpa beban (no-load), garis tengah kutub
medan putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis (gambar
dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub
rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak
ada perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut
sudut torque
.
Kontruksi Motor AC sinkron
Motor sinkron adalah motor ac yang memiliki kecepatan konstan, namun kecepatan dapat
diatur karena kecepatannya berbanding lurus dengan frekuensi. Motor sinkron secara khusus
sangat baik digunakan untuk kecepatan rendah. Kelebihan dari motor sinkron ini antara lain,
dapat dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada slip yang dapat
mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini memiliki efisiensi tinggi. Sedangkan
kelemahan dari motor sinkron adalah tidak mempunyai torka mula, sehingga untuk starting
diperlukan cara-cara tertentu. Bila metode starting telah dapat dikembangkan kemudian hari,
maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor listrik yang lain.
Matematis Motor AC sinkron
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh
persamaan berikut:
Ns = 120 f / P
di mana :
N
s
= kecepatan serempak, dalam rpm
F = frekuensi daya AC
p = jumlah kutup per lilitan phase
Matematis Motor AC sinkron

Slip dari motor AC dihitung dengan :






Di mana :
N
r
= Kecepatan putar, dalam rpm
S = Slip normal, 0 sampai 1.
Sebagai contoh, sebuah motor dengan empat kutub
beroperasi pada 60 Hz bisa memiliki plat nama 1725 RPM
pada beban penuh, sedangkan bila dihitung kecepatannya
1800 RPM.
Penggunaan Motor AC
sinkron
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan
generator motor.
Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas sebagai
pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak dipergunakan saat ini.
Biasanya disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini adalah
dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi
bimetal. Nah , bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan
aliran listrik pada motor melalui suatu control motor starter (baca motor
starter). Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di
alat tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range adjustment misal TOR dengan
range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi arus dengan
TOR pada level 2,5 Amp saja.
Overload Motor Protection

Overload Motor Protection, yang dimaksud motor ini adalah electric motor
yang oleh orang awam disebut dinamo. Dan disini dikhususkan yang terjadi pada
motor AC 3 phase. Fungsi dari motor ini adalah sebagai penggerak atau untuk
mengkonversi energi listrik menjadi mekanik/ gerak seperti lift, conveyor, blower,
crusher dll. Dalam dunia industri saat ini peran yang dilakukan motor ini sangat
vital. Untuk itu proteksi sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran suatu proses.
Sistem proteksi motor ini sudah lama dikenal dan berkembang seiring kemajuan
teknologi. Mulai dari penggunaan eutic relay, thermal, sampai elektronik. Secara
umum sistem kerja alat tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan thermal
dan elektronik.THERMAL OVERLOAD
Pembangkitan torsi motor AC sinkron
Interaksi antara medan putar stator (B
s
) dan medan rotor (B
r
) yang
membangkitkan torka seperti terlihat dalam persamaan berikut:
T = B
s
x B
s
(sin )
disebut sudut beban karena besarnya tergantung pembebanan.
Pada saat beban nol nilai =0. Jika dibebani, medan rotor tertinggal dari
rotor sebesar , kemudian berputar sama lagi. Beban maksimum
tercapai pada =90
o
. Jika beban dinaikkan terus melebihi batas itu,
maka motor akan kehilangan sinkronisasi dan akhirnya akan berhenti.

Pembangkitan medan putar
Motor AC sinkron
Pada Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan beda sudut
fasa 120
o

i
a
= I
m
sin t
i
b
= I
m
sin (t-120
o
)
i
c
= I
m
sin (t-240
o
)
Tiap arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang seperti
i
a
F
a
.cos . Dengan F
a
=F
m
. sin t
Maka ggm F tiap fasa yang dibangkitkan :
F
a
= F
m
sin t.cos
F
b
= F
m
sin (t-120
o
).cos (-120
o
)
F
c
= F
m
sin (t-240
o
) .cos (-240
o
)
Resultan ketiga ggm, F
r
=F
a
+ F
b
+F
c

Dan jika kemudian disederhanakan dengan persamaan
trigonometri akan diperoleh:
F(,t) = 3/2 F
m
.cos (-t)

Yang berarti resultan-mmf adalah medan putar sebagai fungsi
dari ruang dan waktu, seperti terlihat dalam gambar berikut :

Karakteristik Motor AC
sinkron
Gambar diatas memperlihatkan bahwa Torka adalah fungsi sin , dengan
adalah sudut daya. Pada motor sinkron nilai negatif dan nilainya positif pada
generator sinkron. Torka maksimum dicapai pada = +/- 90
o
. Jika melebihi batas
itu, maka motor atau generator akan kehilangan stabilitas dan sinkronisasi dan
pada akhirnya akan berhenti.
Karakteristik Motor AC sinkron
Gambar Model Motor Sinkron (Model dan Diagram Fasor)
Pengaruh Penguatan Medan
Untuk membangkitkan fuksi dibutuhkan daya reaktif yang bersifat induktif.
Pada motor sinkron, ggm dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan rotor. Jika arus medan ini cukup,
maka motor tidak membutuhkan suplai energi reaktif dari sisi stator yang bersumber dari jaringan listrik.
Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.
Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat induktif
dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya(pf) terbelakang (lagging). Artinya motor
menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif.
Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang
bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading).
Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.
Motor Sinkron sbg Kondensor Sinkron

Telah diterangkan sebelumnya bahwa
apabila motor sinkron diberi penguatan
berlebih, maka untuk mengkompensasi
kelebihan fluks, dari jala-jala akan ditarik
arus kapasitif. Karena itu motor sinkron
(tanpa beban) yang diberi penguat
berlebih akan berfungsi sebagai kapasitor
dan mempunyai kemampuan untuk
memperbaiki faktor daya. Motor sinkron
demikian disebut kondensor sinkron.

Motor Sinkron Sebagai Koreksi Faktor Daya
Motor sinkron yang digunakan untuk meningkatkan faktor daya
sistem disebut dengan synchronous condenser.
Beban
Motor
Sinkron
Suplai DC
Sumber tiga
fasa
L L L
jQ P S + =
m m m
jQ P S + =
Keselurahan daya yang dibutuhkan adalah:



Faktor daya keseluruhan:
( )
t t t
m L m L t
jQ P S
Q Q j P P S
+ =
+ + =
t
t
S
P
pf =
L
S
L
jQ
L
P
L
u
m
P
t
P
m
S
t
S
m
jQ
t
jQ
m
u
t
u
a b c
Contoh
Sebuah pabrik menggunakan daya 100 kVA dengan faktor daya 0,6
lagging pada kondisi kerja normal. Motor sinkron ditambahkan dalam
sistem untuk memperbaiki keseluruhan faktor daya. Daya yang
dibutuhkan motor sinkron adalah 10 kW.
a. Tentukan faktor daya keseluruhan bila motor sinkron bekerja
dengan faktor daya 0,5 leading.
b. Berapa faktor daya motor sinkron bila diinginkan peningkatan
faktor daya keseluruhan menjadi 0,9 lagging.

Jawab.
a. Kondisi beban:
kVA j S
lag
L
L
80 60 13 , 53 100
) ( 13 , 53 6 , 0 cos
0
0 1
+ = Z =
= =

u
Contoh
Kondisi motor sinkron:




Daya keseluruhan adalah:




Faktor daya adalah:

kVA j S
kVA S
lead
m
m
m
32 , 17 10 60 20
20
5 , 0
10
) ( 60 5 , 0 cos
0
0 1
= Z =
= =
= =

u
( )
kVA S
j S
kVA j S
t
t
t
0
84 , 41 96 , 93
68 , 62 70
32 , 17 80 10 60
Z =
+ =
+ + =
) lagging ( 74 , 0 84 , 41 cos = = pf
Contoh
b. Untuk faktor daya 0,9 lagging, t = 25,84
0
(lag). Daya nyata total (Pt)
tetap 70 kW, dan daya kVA adalah 70/0,9 = 77,778 kVA. Maka:


Daya pada motor sinkron sekarang menjadi: (S total-S load)




faktor daya motor sinkron:

( ) ( )
kVA S
j S
j j S
m
m
m
0
76 , 77 172 , 47
1 , 46 10
80 60 9 , 33 70
Z =
=
+ + =
kVA j S
t
9 , 33 70 84 , 25 778 , 77
0
+ = Z =
) leading ( 21 , 0 76 , 77 cos = = pf
Latihan 1
Konsumsi suatu pabrik adalah 2000 kVA dengan faktor daya 0,45
lagging. Sebuah motor sinkron ditambahkan dalam sistem untuk
meningkatkan faktor daya menjadi 0,8 lagging. Jika daya motor
sinkron adalah 100 kW, tentukan faktor daya dan rating kVA motor
sinkron.
Latihan 2
Suatu pabrik memiliki beban keseluruhan sebesar 360 kW dengan
faktor daya 0,6 lagging, termasuk sebuah motor induksi dengan
daya 50 hp pada efisiensi 80% dan faktor daya 0,866 lagging. Bila
motor induksi tersebut diganti dengan sebuah motor sinkron
dengan daya dan efisiensi yang sama, faktor daya keseluruhan
sistem menjadi 0,8 lagging. Tentukan rating kVA dan faktor daya
motor sinkron tersebut.
GENERATOR SINKRON
Hampir semua energi listrik dibangkitkan
dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut
alternator) adalah mesin sinkron
yangdigunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik. Generator
sinkron dapat berupa generator sinkron
tiga fasa atau generator sinkron AC satu
fasatergantung dari kebutuhan.

Konstruksi Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan
rotor untuk menghasilkan medan magnet rotor. Rotor
generator diputar oleh prime mover menghasilkan
medan magnet berputar pada mesin. Medan magnet
putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan
stator generator. Rotor pada generator sinkron pada
dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub
sepatu) dan dan non salient (rotor silinder). Gambaran
bentuk kutup sepatu generator sinkron diperlihatkan
pada gambar di bawah ini.

Gambar Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron
Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan
rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata
dengan permukaan rotor. Rotor silinder umumnya digunakan untuk
rotor dua kutub dan empat kutub, sedangkan rotor kutub sepatu
digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan
konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover,
frekuensi dan rating daya generator. Generator dengan kecepatan 1500
rpm ke atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar 10MVA
menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA
dan kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu. Gambaran
bentuk kutup silinder generator sinkron diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.
Rotor Non-salient (rotor silinder)
Penampang rotor pada
generator sinkron

Prinsip kerja generator sinkron
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan
magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada
kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan
yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan
magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal /
external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada
kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring
dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada
pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini,
digunakan tipe generator dengan kutub internal (internal pole
generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor
dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang
dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara
terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan.
Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal
pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga
membentuk beda fasa dengan sudut 120. Bentuk gambaran
sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang
dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.

Gambaran sederhana kumparan
3-fasa dan tegangan yang
dibangkitkan

Pada rotor kutub sepatu, fluks
terdistribusi sinusoidal didapatkan
dengan mendesain bentuk sepatu
kutub. Sedangkan pada rotor
silinder, kumparan rotor disusun
secara khusus untuk mendapatkan
fluks terdistribusi secara
sinusoidal. Untuk tipe generator
dengan kutub internal (internal pole
generator), suplai DC yang
dihubungkan ke kumparan rotor
melalui slip ring dan sikat untuk
menghasilkan medan magnet
merupakan eksitasi daya rendah.
Jika rotor menggunakan magnet
permanen, maka tidak slip ring dan
sikat karbon tidak begitu diperlukan
Kecepatan putar Generator Sinkron
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada
arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada
mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah :
120
. p n
f
r
e
=
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan
medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara
kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar
daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka
generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub
mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60
Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600
rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor
harus berputar pada 1500 rpm.
Alternator tanpa beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi
arus medan (IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan
jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan
berikut.

Ea = c.n.|
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
| = fluks yang dihasilkan oleh IF

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya
dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah
harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang terlihat pada kurva
sebagai berikut.

Gambar Karakteristik tanpa beban generator sinkron
Alternator berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan
mengakibatkan terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif
karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi
magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama
dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron
(Xs) . Persamaan tegangan pada generator adalah:

Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron

Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator
berbeban induktif (faktor kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :

Gambar Karakteristik alternator berbeban induktif
Rangkaian ekivalen gen.sinkron
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan
ini biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal
generator. Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal
hanya ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa
faktor yang menyebabkan perbedaan antara tegangan induksi dengan
tegangan terminal adalah:
1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus
pada stator, disebut reaksi jangkar.
2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
3. Resistansi kumparan jangkar.
4.Efek permukaan rotor kutub sepatu.

Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar
di bawah in
Gambar Rangkaian ekuivalen generator sinkron

Kerja paralel generator sinkron
Untuk melayani beban yang berkembang, maka
diperlukan tambahan sumber daya listrik. Agar sumber
daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa
digunakan bersama, maka dilakukan penggabungan
alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih
alternator pada sistem tenaga dengan maksud
memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada
sistem. Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga
sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan
apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan,
misalnya untuk istirahat atau reparasi, maka alternator
lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang
lain. Untuk maksud mempararelkan ini, ada beberapa
pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam
kebesarannya, dan bertentangan dalam arah, atau
harga sesaat ggl alternator harus sama dalam
kebesarannya dan bertentangan dalam arah dengan
harga efektif tegangan jalajala.
Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator
dengan jala harus sama
Fasa kedua alternator harus sama
Urutan fasa kedua alternator harus sama

Bila sebuah generator G akan diparaelkan
dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar oleh
penggerak mula mendekati putaran sinkronnya,
lalu penguatan IF diatur hingga tegangan
terminal generator tersebut sama denga jala-
jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala)
digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa
lampu sinkronoskop hubungan terang. Benar
tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat
dari lampu tersebut. Bentuk hubungan operasi
paralel generator sinkron dengan lampu
sinkronoskop diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.

Jika rangakaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu
L1, L2 dan L3 akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga
apabila ke tiga lampu sedang tidak bekedip berarti fL = fG atau frekuensi
tegangan generator dan jala-jala sudah sama. Untuk mengetahui bahwa
fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu
L1, L2, dan L3. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula,
sedang besar tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian
untuk mempararelkan itu salah (urutan fasa tidak sama) maka lampu L1, L2
dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (fL + fG ) cycle. Dalam
hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita
pertukarkan.
Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka
lampu L1, L2, dan L3 akan hidup-mati bergantian
dengan frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan
adalah pada keadaan L1 mati sedangkan L2 dan L3
menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung
agak lama (yang berarti fL dan fG sudah sangat
dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini,
posisi semua fasa sistem tegangan jala-jala berimpit
dengan semua fasa sistem tegangan generator.

I semu =I aktif +I reaktif
Is I aktif
I semu =Is
I reaktif sebelumnya
Is = I aktif + I reaktif
I semu
V aktif V reaktif

Anda mungkin juga menyukai