PENDAHULUAN
Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus bolak-balik (listrikAC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik,
dimana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada rotor.
Motor AC dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik di sini atas
bermacam tinjauan.
Motor
Bolak-balik (AC)
1. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus pada rotor
dilakkukan dengan jalan induksi. Jadi pada motor induksi, rotor tidak langsung menerima
tegangan atau arus dari luar.
a. Komponen
1. Rotor
-Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakan dalam petak-
petak slots pararel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
2
dengan alat cincin hubungan pendek.
-Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi
dibuat melingkar sebanyak kutup stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian
dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada
batang as dengan sikat yang menempel padanya.
2. Stator
3
digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. Disebut motor satu phase, karena
untuk menghasilkan tenaga mekanik pada motor tersebut dimasukan tegangan satu phase.
Didalam praktek kita sering menjumpai motor 1 phase dengan lilitan 2 phase.
Dikatakan demikian, karena didalam motor satu phase lilitan statornya terdiri dari
dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat
sedemikian rupa, sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah
arus/tegangan satu phase, maka mengakibatkan arus yang mengalir pada masing-masing
lilitan mempunyai perbedaan phase. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang mengalir
pada lilitan lilitan pokok dan bantu tidak sephase. Motor satu phase tersebut disebut motor
phase belah.
Motor satu phase dikenal bermacam-macam, yaitu :
a. Motor kapasitor b. Motor shaded pole
c. Motor repulse d. Motor seri
5
Gambar 4. Belitan Stator Motor Induksi 2 Kutup.
6
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari
posisi kedua.
4. Saat sudut 360°.
posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali keposisi
awal sekali. Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan
sinkron,
tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang
penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai, maka
sering disebut rotor sangkar tupai (Gambar 5.), kejadian ini mengakibatkan
pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling
berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.
7
f = frekuensi (Hz); nr = kecepatan putar rotor (rpm)
slip = selisih kecepatan stator dan rotor
9
Gambar 9. Torsi motor pada rotor dan torsi pada poros.
M = F · r (Nm)
P2 = M · ω (Watt)
ω=2·π·n
M = Torsi (Nm)
F = Gaya (newton)
P2 = Daya output (watt)
ω = Kecepatan sudut putar
n = Kecepatan motor (putaran/detik)
10
Gambar 10. Putaran motor dilihat dari sisi poros.
11
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip
0,05. Torsi beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari
torsi motor, akibatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan stator
terbakar. Untuk mengatasi kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol dilengkapi
dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang dipasang dengan kontaktor.
Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik putaran
= fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 11. Garis vertikal menunjukkan parameter
putaran, garis horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika motor berputar pada garis
n’ didapatkan torsi di titik M’. Ketika putaran berada di nn didapatkan torsi motor di
Mn. Daerah kerja putaran motor induksi berada pada area n’ dan nn sehingga torsi kerja
motor induksi juga berada pada area M’ dan Mn. Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi)
dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n’ ke nn pada torsi justru
terjadi peningkatan dari M’ ke Mn.
Gambar 13. Karakteristik parameter efisiensi, putaran, faktor kerja dan arus beban.
12
Karakteristik motor induksi lainnya lihat Gambar 13 mencakup parameter
efisiensi, faktor kerja, ratio arus, dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik motor
induksi dapat diketahui setiap parameter yang dibutuhkan. Saat torsi mencapai 100%
dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cosφ 0,8; efiseiensi motor 0,85; dan ratio
putaran n/ns: 0,92.
13
Gambar 14. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu motor satu phase
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda phasa
sebesar φ Gambar 15,
Gambar 15. Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut.
Perbedaan arus beda phasa ini menyebapkan arus total, merupakan penjumlahan vektor
arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga
berbeda phase sebesar φ dengan medan magnet bantu. Belitan bantu Z1-Z2 pertama
dialiri arus Ibantu menghasilkan fluk magnet Φ tegak lurus, beberapa saat ke mudian
belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama yang bernilai positip. Hasilnya adalah
medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam (Gambar
16).
14
Gambar 16. Medan magnet pada stator motor satu phase
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan
induksi,interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor
menghasilkan torsi putar pada rotor.
15
2. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi
dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya
sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Konturksi motor sinkron sama dengan kontruksi generator sinkron. Perbedaanya adalah
pada penggunaanya. Generator sinkron diputar untuk menghasilkan tenaga listrik,
sedangkan motor sinkron padanya dimasukkan tenaga listrik untuk menghasilkanputarn
atau untuk memperbaiki Cos .
Terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet dan slip ring / sikat. Slip ring /
sikat ini fungsinya untuk memasukan listrik DC pada belitan penguat sehingga timbul
kutup magnet pada rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa
untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
16
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut (Parekh, 2003):
dimana: Ns = 120 f / P
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
- Rotor penuh : type rotornya diberi alur-alur sebagaimana rotor-rotor slip ring.
Biasanya untuk putan tinggi.
- Rotor kutub: rotor type ini terdiri dari inti-inti kutub dengan belitan penguat.
Biasanya banyak, untuk putaran rendah.
Gambar diatas adalah gambar dari sebagian dari stator dan rotor motor sinkron.
Belitan-belitan stator tidak digambarkan disini, tetapi pada stator itu dibayangkan
adanya kutub-kutub khayal yang sedang berputar dengan arah tertentu dan dengan
kecepatan kecepatan :
Setelah dicapai kecepatan sinkron, barulah belitan-belitan stator tiga phase itu
dihubungkan dengan jala-jala.
Seperti kita ketahui, bahwa untuk terjadinya kutub magnet, diperlukan sumber DC. Jadi
motor sinkron untuk penguatannya harus tersedia sumber DC (battery, accu, generator
arus searah).
Gambar 20. Kedudukan kutub rotor terhadap terhadap kutub khayal pada
saat motor berbeban.
Jika motor sinkron diberi beban, maka letak kutub-kutub maganet rotor tidak
dapat tepat berhadapan dengan kutub-kutub khayal, tetapi agak ketinggian sedikit. Dalam
hal ini tidak berarti putaran rotor kurang dari kecepatan sinkron tetapi tetap sebesar :
18
Apabila beban makin berat, maka kutub magnet β pada rotor akan makin
ketinggalan terhadap kutub khayalnya. Dengan bertambahnya beban, β bertambah
besar juga (kutub rotor makin ketinggalan terhadap kutub khaayal), dalam hal ini
putaran rotor masih tetap
meskipun kutub
Pada motor-motor DC dan motor sinkron keduanya akan beraksi sebagai generator
waktu motor bekerja (beputar). Hal ini disebabkan GGL induksi ( E ) selalu dibangkitkan
kalau ada gerakan relatip antara kumparan dan garis-garis gaya. Pada motor DC, GGL
induksi terbentuk pada bagian rotor, sedangkan pada motor sinkron GGL induksi
terbentuk pada bagian stator pada waktu bekerja.
- Pada pembebanan yang berubah-ubah, kecepatan motor selalu tetap sesuai rumus
Jika terjadi pembebanan yang terlalu berat, motor langsung berhenti. Adapun
karakteristik n = f ( T ) dapat dilukiskan seperti gambar 21
n
T
Gambar 21. n = f ( T ).
- GGL induksi ( E ) pada motor sinkron tergantung pada besar arus penguat
magnet pada rotor.
19
Besarnya GGL induksi kemungkinan sama, lebih kecil atau lebih besar
dibandingkan tegangan sumber ( V ).
20
Motor AC asikron 3 fasa banyak digunakan pada mesin-mesin penggerak di
Industri karena daya keluaran mesin – mesin tersebut lebih besar dari 1. Adapun kelebihan
dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya, adalah :
A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
120 f
Ns
p
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut kali
jari-jari (jarak batang konduktor - as).
21
Gambar 23. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa
60 f
ns
p
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
Ns N
S
Slip = Ns
Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.
22
B. Torsi dan Daya
Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor
induksi, tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor,
daya yang dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya
diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati
senjang udara harus sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang
dikonversi menjadi energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi
yang terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan
besarnya torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan
angin.
Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
pada gambar 24
Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
23
Keterangan :
24
Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :
25
Gambar 25. Rangkaian Ekuivalent Motor AC 3 fasa
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal dengan
mengatur tahanan asut
D. Karakteristik
Gambar 27. Operasi motor asinkron. a) Karakteristik T-N motor dan beban
b) Diagram kerja motor
TL N
PO
5250
Po [Hp] ; 1 lb = 0,45 kg
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan faktor
kerja = cos Ǫ maka daya masuk motor:
Pin 3 V I cos
27
PO
sehingga efisiensi motor = Pin Kembali ke Gambar 2:
Ta TS TSB
Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
T k V 2
Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja motor
lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus motor,
temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor ditentukan oleh
batas kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh isolasi belian motor.
Tiap jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja maksimum sendiri-
sendiri yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan tersebut akan rusak
hingga terjadi hubung singkat yang kemudian membakar isolasi belitan motor.
28
Gambar 28. Diagram perjalanan waktu dari arus dan
putaran motor untuk dua macam pembebanan
Start motor asinkron
Masalah kopel motor ini erat hubungannya dengan cara-cara start motor
asinkron.
T kV 2
2
3
T1
kV
3
1
Di mana T1 = kopel motor pada cara kerja wye-delta = 3 kopel start motor pada start
langsung hubungan delta.
Namun sementara itu, latar belakang penggunaan start semacam itu adalah
untuk menurunkan arus start motor. Istart sebesar itu (lihat persamaan 8) akan terus
mengalir sebelum motor berputar.
Vp
I start
Zm
Vp / 3
Dengan start wye-delta, I start , arus diperkecil 3 kali semula.
Zm
Vp
I start
Zm X d
V E
Is
Zm
Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman.
Ada beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi : rotor dan stator berbentuk kerucut
Prinsip Kerja :
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis
ke dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
30
Rangkaian ekivalen motor asinkron
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor asinkron
mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron diciptakan
untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor. Lihat gambar 4.
di mana :
1 s
P0 3 I 2 a 2 R2
2
Ploss I1 R1 I RC R0 I 2 a 2 R2
2 2 2
31
1 S
Cos motor adalah dicari setelah nilai a 2 R2 diperoleh, dilanjutkan cara
S
perhitungan menurut teori rangkaian listrik untuk jaringan R dan XL.
Pin 3 I1 V1 cos
E. Penggunaan
F. Proteksi
G. Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
Kesalahan :
Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi “ gangguan mekanis yaitu :
Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus atau
ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan voltmeter.
V1 = V2 = V3 sama pengukuran dengan b.1 kondisi saklar baik Jika tidak sama kondisi
saklar rusak
HP tidak sama besarnya Kerusakan dalam hantaran atau terminal baut kurang keras.
33
c. Mengukur antara HP dengan titik bintang Jika besar tegangan 0-10 V
( pada U = 380 V ) Kumparan masih baik, tapi jika tegangan lebih dari 10 V, maka
bisa dikarenakan Sumber tegangan kurang simetris
Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V
( pada U = 380 V ), berarti Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan
isolasi dengan U = 380 V
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In, berarti
beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu diukur suhunya.
Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi hubung singkat atau
kumparan bocor.
34
d. Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau ∆ harus dilepas, Jika besar tahanan
dari masing-masing belitan sama belitan baik ( Untuk daya motor simetris )
f. Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
g. Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
35
A
1050 C
E
B 1200 C
F
H 1300 C
± 10 %
Motor tidak berputar Pada peralatan pengaman Pengaman putus/rusak Jika pengaman
( Zekering, MCB, thermo baik Kesalahan pada kontaktor dan
relay ). saklar hantaran(putus)
36
•Motor tidak berputar Memutar As motor Gangguan mekanis Rusak atau
• Putaran kurang baik Peralatan pengaman putus Hubung singkat / putus
• ( berbunyi ) Tegangan pada motor pada hantaran Kumparan rusak
• Peralatan pengaman dengan jembatan Y/∆ Kumparan putus Hubungan
• langsung jatuh yangdibuka singkat
Tidak ada/kurang Hubungan singkat sumber
• Peralatan pengaman
Ada tegangan mengukur /kumparan
• putus terus jika kopel
tahanan ( tergantung Kebocoran antara belitan dengan
• terminal dibuka body
besarnya ) Isolasi motor
SOAL LATIHAN
6. Jelaskan mengapa, jika akan menghubungkan motor listrik 3 phasa dengan tegangan
Jarring an 220/380 V motor harus digunakan dalam hubungan bintang, dan jika
motor dihubungkan dengan jaringan 127/220 V, motor terhubung dalam segi tiga ?.
9. Motor induksi merupakan motor listrik yang paling populer di industri karena
kehandalannya dan lebih mudah perawatannya.:
a). Apakah yang dimaksud dengan motor induksi
b). Berikan penjelasan klasifikasi dari motor tersebut
c). Jelaskan fungsi dari komponen-komponen pada motor yang dimaksud.
10. Berikan penjelasan hal yang dapat penyebab rugi-rugi daya, pada motor listrik.
b). Apakah tujuannya dilakukan pengukuran arus pada motor yang sedang bekerja.
II ( Soal Hitungan )
1. Sistem pemanasan pada mesin industri untuk produksi pembuatan ban dari karet
mempunyai data sbb: Daya terpasang sebesar 150 KWatt; tegangan kerja 220 V;
Factor daya(cos )= 0,86 lagging. Dioperasikan pada beban penuh untuk memenuhi
energi listrik sebesar 150 Kjoule, untuk pemanasan mesin produksi selama 6 jam,
tentukan :
a. Arus listrik yang dibutuhkan
b. Bila tarif listrik perKwh Rp 450,- berapa biaya yang harus dikeluarkan ?
38
2. Sebuah perusahaan air minum akan memasang tiga buah motor untuk pompa air dengan
kapasitas daya terpasang untuk pompa I = 21,12 kW, pompa II = 7,92 kW, pompa III =
26,40 kW. Karena merk motor serupa dari satu pabrik, maka mempunyai faktor daya
yang sama sebesar 0,85 dan Tegangan suplai yang digunakan 380V disuplai dari satu
sisi. Sedangkan jarak pemasangan beban, dihitung dari titik suplai berurutan 15 m,
68 m, 104 m. Kabel suplai digunakan NYFGbY kabel tanah dengan luas penampang
kabel dimana-mana sama dengan = 0,02 x 10-6 m. Rugi tegangan yang
diperbolehkan sebesar 5%.
Ditanyakan :
a. Jumlah arus dari ketiga motor tersebut ?
b. Luas penampang kabel penghantar standar yang digunakan ?
c. Tunjukkan besarnya tegangan di tiap titik penghubung dari ketiga motor
dengan ketentuan ( dihitung berdasarkan kabel ukuran standar yang digunakan)
3. Dalam suatu perencanaan pemasangan instalasi listrik sistem 3 fasa dengan tegangan
kerja terpasang 380/220 volt, 50 Hz. Sedangkan beban yang terpasang berupa motor-
motor listrik sebagaimana terlihat pada gambar dibawah. Kabel suplai digunakan
NYFGbY kabel tanah dengan luas penampang kabel dimana-mana dianggap sama
dengan = 0,02 x 10-6 m. Rugi tegangan yang diperbolehkan maks 4%.
I A B C D
I=15 HP II= 20 HP III= 10 HP
pf = 0,8 pf = 0,77 pf = 0,85
Pertanyaan:
b. Gambarkan bagan instalasinya , dan tentukan besar pengaman lebur yang dipasang
DAFTAR PUSTAKA
1. A Text Book of Electrical Technology, B.L. Theraja 17th edition, 1970, Nirja
Contruction and Deveploment Co (P) Ltd.
39
2. Basic Electrical Engineering, Fitzgerald, Grabel & Higgibotham, third edition,
MC. Graw Hill.
40