PENDAHULUAN
Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus bolak-balik (listrikAC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik,
dimana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada rotor.
Motor AC dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik di sini atas
bermacam tinjauan.
Motor
Bolak-balik (AC)
1
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor
AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi
dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus
menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri
karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah
(harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio
daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
1. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus pada rotor
dilakkukan dengan jalan induksi. Jadi pada motor induksi, rotor tidak langsung menerima
tegangan atau arus dari luar.
a. Komponen
1. Rotor
Motor induksi menggunakan dua jenis Rotor :
-Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakan dalam petak-
petak slots pararel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek.
-Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi
2
dibuat melingkar sebanyak kutup stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya
dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as
dengan sikat yang menempel padanya.
2. Stator
3
untuk menghasilkan tenaga mekanik pada motor tersebut dimasukan tegangan satu phase.
Didalam praktek kita sering menjumpai motor 1 phase dengan lilitan 2 phase.
Dikatakan demikian, karena didalam motor satu phase lilitan statornya terdiri dari
dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dibuat
sedemikian rupa, sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah
arus/tegangan satu phase, maka mengakibatkan arus yang mengalir pada masing-masing
lilitan mempunyai perbedaan phase. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang mengalir
pada lilitan lilitan pokok dan bantu tidak sephase. Motor satu phase tersebut disebut
motor phase belah.
Motor satu phase dikenal bermacam-macam, yaitu :
a. Motor kapasitor b. Motor shaded pole
c. Motor repulse d. Motor seri
5
Gambar 4. Belitan Stator Motor Induksi 2 Kutup.
6
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari
posisi kedua.
4. Saat sudut 360°.
posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali
keposisi awal sekali. Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan
360°, dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut
kecepatan sinkron,
tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya putaran
per menit.
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang penghantar yang
ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut
rotor sangkar tupai (Gambar 6.), kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi
elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling
berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.
7
ns = kecepan sinkron medan stator (rpm)
f = frekuensi (Hz); nr = kecepatan putar rotor (rpm)
slip = selisih kecepatan stator dan rotor
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator
dan bagian rotor (Gambar 7). Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan
motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian
motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor
induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam
motor induksi tidak komutator dan sikat arang.
8
Rumus mengitung daya input motor induksi :
PL (Watt)
PL = Daya input (Watt)
UI = Tegangan (Volt
IL = Arus (Ampere)
Cos φ = Faktor Kerja
Memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor induksi terdapat komponen
tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen indukt or belitan stator. Pada motor
induksi terdapat rugirugitembaga, rugi inti, dan rugi karena gesekan danhambatan
angin.
2
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I · R, makin besar arus beban maka rugi
tembaga makin besar juga. Daya input motor sebesar P1, maka daya
yang diubah menjadi daya output sebesar P2. Persamaan menghitung rugi-rugi motor
induksi: Rugi-rugi motor = P1 – P2 Persamaan menghitung efisiensi motor induksi :
9
Gambar 9. Torsi motor pada rotor dan torsi pada poros.
M = F · r (Nm)
P2 = M · ω (Watt)
ω =2·π·n
M = Torsi (Nm)
F = Gaya (newton)
P2 = Daya output (watt)
ω = Kecepatan sudut putar
n = Kecepatan motor (putaran/detik)
10
Gambar 10. Putaran motor dilihat dari sisi poros.
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip
0,05. Torsi beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari torsi
motor, akibatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan stator
11
terbakar. Untuk mengatasi kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol dilengkapi
dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang dipasang dengan kontaktor.
Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik putaran
= fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 11. Garis vertikal menunjukkan parameter
putaran, garis horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika motor berputar pada garis
n’ didapatkan torsi di titik M’. Ketika putaran berada di nn didapatkan torsi motor di Mn.
Daerah kerja putaran motor induksi berada pada area n’ dan nn sehingga torsi kerja motor
induksi juga berada pada area M’ dan Mn. Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat
juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n’ ke nn pada torsi justru terjadi
peningkatan dari M’ ke Mn.
Gambar 13. Karakteristik parameter efisiensi, putaran, faktor kerja dan arus beban.
12
Karakteristik motor induksi lainnya lihat Gambar 13 mencakup parameter
efisiensi, faktor kerja, ratio arus, dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik motor
induksi dapat diketahui setiap parameter yang dibutuhkan. Saat torsi mencapai 100%
dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cosφ 0,8; efiseiensi motor 0,85; dan ratio
putaran n/ns: 0,92.
13
Gambar 14. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu motor satu phase
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda phasa
sebesar φ Gambar 15,
Gambar 15. Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut.
Perbedaan arus beda phasa ini menyebapkan arus total, merupakan penjumlahan vektor
arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga
berbeda phase sebesar φ dengan medan magnet bantu. Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri
arus Ibantu menghasilkan fluk magnet Φ tegak lurus, beberapa saat ke mudian belitan
utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan
magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam (Gambar 16).
14
Gambar 16. Medan magnet pada stator motor satu phase
2. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi
dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim,
sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik. Konturksi
motor sinkron sama dengan kontruksi generator sinkron. Perbedaanya adalah pada
penggunaanya. Generator sinkron diputar untuk menghasilkan tenaga listrik, sedangkan
motor sinkron padanya dimasukkan tenaga listrik untuk menghasilkanputarn atau untuk
memperbaiki Cos .
Terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet dan slip ring / sikat. Slip ring /
sikat ini fungsinya untuk memasukan listrik DC pada belitan penguat sehingga timbul
kutup magnet pada rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi.
Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci
pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
16
Stator (bagian yang diam) :
Terdiri dari belitan-belitan stator. Pada belitan stator tersebut diberi aliran listrik,
untuk menghasilkan flux magnet stator (medan putar).
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut (Parekh, 2003):
dimana: Ns = 120 f / P
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
- Rotor penuh : type rotornya diberi alur-alur sebagaimana rotor-rotor slip ring.
Biasanya untuk putan tinggi.
- Rotor kutub: rotor type ini terdiri dari inti-inti kutub dengan belitan penguat.
Biasanya banyak, untuk putaran rendah.
Gambar diatas adalah gambar dari sebagian dari stator dan rotor motor sinkron.
Belitan-belitan stator tidak digambarkan disini, tetapi pada stator itu dibayangkan adanya
kutub-kutub khayal yang sedang berputar dengan arah tertentu dan dengan kecepatan
kecepatan :
17
Banyaknya putaran tiap menit dari kutub-kutub khayal tersebut dinamakan
kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron.
Pada rotor terdapat kutub-kutub magnet yang sesungguhya. Apabila rotor dengan
kutub-kutub rotor magnet itu berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar,
maka rotor itu akan dapat berputar dengan terus, mengikuti putaran kutub-kutub khayal.
Jadi motor serempak tak dapat berputar dengan sendirinya. Ini disebabkan karena kutub-
kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu saklar
motor terhubung dengan jala-jala.
Gaya tarik antara kutub rotor dengan kutub khayal yang berhadapan, akan silih
berganti dengan gaya tolak dengan cepat sekali. Karena hal tersebut dan kenyataanya
rotor dengan seluruh kutub-kutub magnet adalah berat, akibatnya tak ada kopel sama
sekali. Rotor hanya bergetar saja. Supaya rotor ini dapat berputar bersama-sama dengan
medan putar, maka rotor perlu diputar dahulu sampai mendapatkan kecepatan sinkron
Setelah dicapai kecepatan sinkron, barulah belitan-belitan stator tiga phase itu
dihubungkan dengan jala-jala.
Seperti kita ketahui, bahwa untuk terjadinya kutub magnet, diperlukan sumber DC. Jadi
motor sinkron untuk penguatannya harus tersedia sumber DC (battery, accu, generator
arus searah).
Gambar 20. Kedudukan kutub rotor terhadap terhadap kutub khayal pada
saat motor berbeban.
18
Jika motor sinkron diberi beban, maka letak kutub-kutub maganet rotor tidak
dapat tepat berhadapan dengan kutub-kutub khayal, tetapi agak ketinggian sedikit. Dalam
hal ini tidak berarti putaran rotor kurang dari kecepatan sinkron tetapi tetap sebesar :
Apabila beban makin berat, maka kutub magnet β pada rotor akan makin
ketinggalan terhadap kutub khayalnya. Dengan bertambahnya beban, β bertambah besar
juga (kutub rotor makin ketinggalan terhadap kutub khaayal), dalam hal ini putaran rotor
masih tetap meskipun kutub kutb magnet tidak dapat berpegangan tegak pada kutub
kutub khayal.
Apabila beban motor ditambah terus pada suatu saat kutub-kutub magnet rotor terlepas
dari pegangannya (yaitu kutub-kutub khayal), sehingga rotor akan berhenti berputar,
meskipun beban putar tetap ada.
Pada motor-motor DC dan motor sinkron keduanya akan beraksi sebagai generator
waktu motor bekerja (beputar). Hal ini disebabkan GGL induksi ( E ) selalu dibangkitkan
kalau ada gerakan relatip antara kumparan dan garis-garis gaya. Pada motor DC, GGL
induksi terbentuk pada bagian rotor, sedangkan pada motor sinkron GGL induksi
terbentuk pada bagian stator pada waktu bekerja.
- Pada pembebanan yang berubah-ubah, kecepatan motor selalu tetap sesuai rumus
Jika terjadi pembebanan yang terlalu berat, motor langsung berhenti. Adapun
karakteristik n = f ( T ) dapat dilukiskan seperti gambar 21
n
Gambar 21. n = f ( T ).
19
- GGL induksi ( E ) pada motor sinkron tergantung pada besar arus penguat magnet
pada rotor.
Besarnya GGL induksi kemungkinan sama, lebih kecil atau lebih besar
dibandingkan tegangan sumber ( V ).
A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
Ns 120 f
p
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut kali
jari-jari (jarak batang konduktor - as).
21
Gambar 23. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa
ns 60 f
p
n = Jumlah putaran /
menit f = Frekuensi
p = Jumlah pasang kutub
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
S Ns N
Slip = Ns
Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.
22
B. Torsi dan Daya
Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor
induksi, tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor,
daya yang dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya
diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati
senjang udara harus sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang
dikonversi menjadi energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi
yang terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan
besarnya torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan
angin.
Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
pada gambar 24
= Pcu rotor
Keterangan :
25
C. Kontruksi dan tipe
1 Bagian bagian Motor
2. Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current.
Belitan stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau ∆.
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
D. Karakteristik
26
Gambar 27. Operasi motor asinkron. a) Karakteristik T-N motor dan beban
b) Diagram kerja motor
P TLN
O
5250
Po [Hp] ; 1 lb = 0,45 kg
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos Ǫ maka daya masuk motor:
Pin 3 V I cos
PO
sehingga efisiensi motor = P Kembali ke Gambar 2:
in
Ta TS TSB
27
TS : Kopel start motor
TSB : Kopel lawan dari beban saat start
Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
2
T k V
Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja motor
lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus motor,
temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor ditentukan oleh batas
kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh isolasi belian motor. Tiap
jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja maksimum sendiri-sendiri
yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan tersebut akan rusak hingga terjadi
hubung singkat yang kemudian membakar isolasi belitan motor.
28
Masalah kopel motor ini erat hubungannya dengan cara-cara start motor
asinkron.
T kV 2 3
T 2
1
k
V
3
1
Di mana T1 = kopel motor pada cara kerja wye-delta = 3 kopel start motor pada start
langsung hubungan delta.
Namun sementara itu, latar belakang penggunaan start semacam itu adalah
untuk menurunkan arus start motor. Istart sebesar itu (lihat persamaan 8) akan terus
mengalir sebelum motor berputar.
Vp
Istart
Zm
Oleh Zm motor yang rendah maka Istart akan tinggi sekali yang selain
mengakibatkan jatuh tegangan sesaat yang besar dijaringkan (antara sumber - motor)
juga dapat mengganggu frekuensi pembangkit serta pengamanan pengaman arus
gangguan, terutama pada motor besar.
Vp / 3
Dengan start wye-delta, Istart , arus diperkecil 3 kali semula.
Zm
V
p
I start Zm X d
Setelah motor berputar barulah Istart turun, sesuai :
29
VE
Is
Zm
Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman.
Ada beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi : rotor dan stator berbentuk kerucut
Prinsip Kerja :
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis ke
dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
30
di mana :
Vm / fasa : tegangan masuk motor / fasa
R1 : tahanan stator
X2 : reaktansi
2
a R2 : tahanan rotor dilihat dari stator
2 : reaktansi
a X2
Rc : tahanan rangkaian magnetisasi motor
Xc : reaktansi rangkaian magnetisasi motor
1 S a2 R : menggambarkan tahanan yang mewakili beban yang merupakan
2
S
fungsi dari S; a: perbandingan lilitan stator dan rotor
2 2 aR
loss 1 1 RC 0
Cos motor adalah dicari setelah nilai 1 S a2 R diperoleh, dilanjutkan cara
2
S
perhitungan menurut teori rangkaian listrik untuk jaringan R dan XL.
E. Penggunaan
F. Proteksi
G. Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
31
Kesalahan :
- Tidak ada sumber
- Sumber tidak cocok
- Pengereman mekanis
Kerusakan :
Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi “ gangguan mekanis yaitu :
− Gear rusak
Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus atau
ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan voltmeter.
32
b.2). Mengukur dibawah saklar
V1 = V2 = V3 sama pengukuran dengan b.1 kondisi saklar baik Jika tidak sama kondisi
saklar rusak
HP tidak sama besarnya Kerusakan dalam hantaran atau terminal baut kurang keras.
33
c. Mengukur antara HP dengan titik bintang Jika besar tegangan 0-10 V
( pada U = 380 V ) Kumparan masih baik, tapi jika tegangan lebih dari 10 V, maka
bisa dikarenakan Sumber tegangan kurang simetris
Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V
( pada U = 380 V ), berarti Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan
isolasi dengan U = 380 V
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In, berarti
beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu diukur suhunya. Jika
arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi hubung singkat atau kumparan
bocor.
34
d. Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau ∆ harus dilepas, Jika besar tahanan
dari
masing-masing belitan sama belitan baik ( Untuk daya motor simetris )
f. Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander
g. Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
35
KLAS ISOLASI 0
Temperatur C
A 0
105 C
E
B 0
120 C
F
H 0
130 C
±10%
Tegangan Pada hubungan Y/∆ ± 10 % ( Dari beban penuh 100 %
±10%
Motor tidak berputar Pada peralatan pengaman Pengaman putus/rusak Jika pengaman
( Zekering, MCB, thermo baik Kesalahan pada kontaktor dan
relay ). saklar hantaran(putus)
Tegangan motor tidak ada Kumparan motor putus pada
Motor tidak ada reaksi ∆)
sambungan (Y atau
Untuk mengetahui kumparan yang
putus/normal
36
•Motor tidak berputar Memutar As motor Gangguan mekanis Rusak atau
• Putaran kurang baik Peralatan pengaman putus Hubung singkat / putus
• ( berbunyi ) Tegangan pada motor pada hantaran Kumparan rusak
• Peralatan pengaman dengan jembatan Y/∆ Kumparan putus Hubungan
• langsung jatuh yangdibuka singkat
• Peralatan pengaman Tidak ada/kurang Hubungan singkat sumber
Ada tegangan mengukur /kumparan
• putus terus jika kopel
tahanan ( tergantung Kebocoran antara belitan dengan
• terminal dibuka
besarnya ) Isolasi motor body
37
Generator dan Sistem Eksitasi
Generator dan sistem eksitasi adalah suatu system yang paling utama pada
pembangkit sebagai penghasil listrik. Daya, tegangan, arus, dan frekuensi tergantung
dari pengaturan generator dan eksitasinya, sebelum listrik disalurkan ke jaringan
transmisi haruslah disinkronisasi terlebih dahulu mulai dari frekuensi, tegangan dan
sudut fasanya, hingga bisa terhubung dengan jaringan transmisi.
Kebutuhan beban jaringan transmisi tidaklah selalu stabil, tetapi akan naik dan
turun tergantung kebutuhan beban. Output dari generator haruslah bisa mengikuti
kebutuhan beban tersebut, pembangkit dan beban haruslah seimbang, tadak boleh ada
yang lebih besar agar frekuensi dan tegangan terjaga. Fungsi utama dari eksitasi
adalah untuk mengatur tegangan keluaran generator. Untuk frekuensi putaran
generator harus dijaga pada kecepatan 3000rpm, agar didapat frekuensi 50Hz.
Pada saat Starting, genenerator mendapatkan sumber tegangan eksitasi dari jaringan
transmisi 500kV yang diambil dari Generator Transformator (GT) yang diturunkan
menjadi 22,8kV, kemudian diturunkan menggunkan Ecitation Transformator menjadi
890V, lalu disearahkan oleh Thyristor dan di kontrol oleh AVR.
Generator
Generator yang dipakai di PLTU Tanjung Jati B adalah generator sinkron tiga fasa,
yang memiliki daya maksimal 802MVA.
Generator Turbin terdiri dari Rotor Shaft yang kedua sisinya terdapat bearing
sebagai bantalan, dan terdapat pendingin H2 pada 4 sisi generator.
Generator ini menggunakan penguatan luar dengan sikat atau brush excitation dan
eksitasinya diatur oleh avr. Untuk pendinginan generator dibagi menjadi dua, yaitu
untuk rotor digunakan gas hydrogen atau H2 dan untuk stator menggunakan water
cooled.
39
5.2.3 Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, tegangan DC yang disalurkan oleh thyristor
rectifier lewat carbon brush dan slip ring hingga kumparan rotor menghasilkan medan
magnet, rotor di putar sehingga terjadi perpotongan fluks medan magnet dengan
kumparan pada stator, terjadilah GGL dan kumparan stator menghasilkan listrik.
Kumparan stator yang telah dialirkan tegangan eksitasi terlihat pada gambar
dibawah :
40
Gambar 5.4 Kutub Pada Rotor.
Kumparan positif menjadi medan selatan (S) dan kumparan sisi negatif menjadi
medan utara (N).
5.2.4 Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong
medan magnet dari rotor. Stator terdiri dari inti stator atau stator core dan kumparan
stator atau stator coil.
Hubungan dari kumparan PLTU Tanjung Jati B sendiri terhubung secara bintang
(Y), dengan ketiga ujungnya dihubungkan dan menjadi sisi Netral.
41
Gambar 5.6 Kutub Kumparan Stator Generator.
Stator generator pada PLTU Tanjung Jati B memiliki 2 kutub sehingga untuk
menghasilkan frekuensi 50Hz maka generator harus diputar 3000rpm. Atau dengan
rumus :
120
ᄂᄂ
ᄉᄃ
120 ᄂᄂ
3
ᄂᄂ -
Maka :
120
50
2
3000
42
Gambar 5.7 Arah Pendinginan Inti Stator dan Rotor.
Gas yang masuk dan yang keluar ke generator melewati bagian bawah generator.
Tekanan gas pada generator 440kPa, kemurnian gas pada generator pada saat operasi
43
harus 98% atau lebih, minimal kemurnian adalah maksimal 92%, gas yang
dibutuhkan dalam satu hari adalah 21m³ per hari.
Air yang mengalir untuk mendinginkan stator yaitu melewati bagian inti dari
penghantar stator.
44
5.2.8 Collector Ring (Slip Ring)
Cincin kolektor atau slip ring dan sikat karbon berfungsi untuk menerima arus medan
dari sistem eksitasi. Slip Ring terdiri dari kutub negatif dan positif, yang terbuat dari
bahan kualitas tinggi, baja Nickel Chrome terletak di poros yang terisolasi. Permukaan
luar dari slip ring memiliki alur spiral untuk pendinginan dan pembersihan debu serta
untuk distribusi arus yang seragam antara slip ring dan carbon brush.
Cincin kolektor memiliki lubang aksial untuk ventilasi pendingin dan dilengkapi
dengan kipas yang dipasang pada poros antara tiang untuk mengurangi kenaikan
suhu yang disebabkan oleh arus eksitasi.
45
5.2.9 Carbon Brush (Sikat Arang)
Sikat arang berfungsi untuk menyalurkan sumber DC menuju belitan rotor
generator. Sikat terbuat dari karbon, yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak
sikat. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat
ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon
yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi
listrik, dan koefisien gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan.
Carbon Brush pada generator PLTU Tanjung Jati B memiliki 32 Holder, 16 sisi
positif dan 16 sisi negatif, 1 Holdernya berisi 4 buah Carbon Brush, jadi total Carbon
Brush pada generator PLTU Tanjung Jati B adalah 128 buah.
46
Untuk maintenance carbon brush pada generator parameter yang diukur adalah
ketinggian carbon brush terhadap holdernya, jika berkurang 1 cm harus diganti, dan
untuk penggantiannya sendiri maksimal adalah 20% dari jumlah total dari sisi positif
dan negative.
DAFTAR PUSTAKA
1. A Text Book of Electrical Technology, B.L. Theraja 17th edition, 1970, Nirja
Contruction and Deveploment Co (P) Ltd.
47
9. Bureau of Indian Standards. Indian Standard Code for Motors – IS1231.C.R. Nave,
Department of Physics and Astronomy, Georgia State University. How does an
electric motor work? In: Hyperphysics, Electricity and Magnetism. 2005
http://hyperphysics.phy- astr.gsu.edu/hbase/hframe.html
SOAL LATIHAN
5. Sebuah motor arus bolak-balik 3 fasa dijalankan, kemudian salah satu fasanya tak
terhubung apa yang terjadi ? dan berapakah tegangan dan arus kumparan, jika
dibandingan dengan arus normalnya.
6. Jelaskan mengapa, jika akan menghubungkan motor listrik 3 phasa dengan tegangan
Jarring an 220/380 V motor harus digunakan dalam hubungan bintang, dan jika
motor dihubungkan dengan jaringan 127/220 V, motor terhubung dalam segi tiga ?.
48
tersebut.
9. Motor induksi merupakan motor listrik yang paling populer di industri karena
kehandalannya dan lebih mudah perawatannya.:
10. Berikan penjelasan hal yang dapat penyebab rugi-rugi daya, pada motor listrik.
a). Perbedaan daya masuk (Pin) dan daya keluar (Pout),
b). Apakah tujuannya dilakukan pengukuran arus pada motor yang sedang bekerja.
II ( Soal Hitungan )
1. Sistem pemanasan pada mesin industri untuk produksi pembuatan ban dari karet
mempunyai data sbb: Daya terpasang sebesar 150 KWatt; tegangan kerja 220 V;
Factor daya(cos )= 0,86 lagging. Dioperasikan pada beban penuh untuk memenuhi
energi listrik sebesar 150 Kjoule, untuk pemanasan mesin produksi selama 6 jam,
tentukan :
2. Sebuah perusahaan air minum akan memasang tiga buah motor untuk pompa air dengan
kapasitas daya terpasang untuk pompa I = 21,12 kW, pompa II = 7,92 kW, pompa III =
26,40 kW. Karena merk motor serupa dari satu pabrik, maka mempunyai faktor daya yang
sama sebesar 0,85 dan Tegangan suplai yang digunakan 380V disuplai dari satu sisi.
Sedangkan jarak pemasangan beban, dihitung dari titik suplai berurutan 15 m,
68 m, 104 m. Kabel suplai digunakan NYFGbY kabel tanah dengan luas penampang
-6
kabel dimana-mana sama dengan = 0,02 x 10 m. Rugi tegangan yang
diperbolehkan sebesar 5%.
Ditanyakan :
49
a. Jumlah arus dari ketiga motor tersebut ?
b. Luas penampang kabel penghantar standar yang digunakan ?
c. Tunjukkan besarnya tegangan di tiap titik penghubung dari ketiga motor dengan
ketentuan ( dihitung berdasarkan kabel ukuran standar yang digunakan)
3. Dalam suatu perencanaan pemasangan instalasi listrik sistem 3 fasa dengan tegangan
kerja terpasang 380/220 volt, 50 Hz. Sedangkan beban yang terpasang berupa motor-
motor listrik sebagaimana terlihat pada gambar dibawah. Kabel suplai digunakan
NYFGbY kabel tanah dengan luas penampang kabel dimana-mana dianggap sama
-6
dengan = 0,02 x 10 m. Rugi tegangan yang diperbolehkan maks 4%.
I A B C D
I=15 HP II= 20 HP III= 10 HP
pf = 0,8 pf = 0,77 pf = 0,85
Pertanyaan:
b. Gambarkan bagan instalasinya , dan tentukan besar pengaman lebur yang dipasang
d. Tunjukkan besarnya tegangan di tiap titik penghubung dari ketiga motor dengan
ketentuan ( dihitung berdasarkan kabel ukuran standar yang digunakan)
50