Disusun Oleh :
WAHYU TRIATMOKO 03.2016.1.07302
1.4.2 Manfaat
2.2.5 Komutator
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik yang bersama-
sama dengan sikat membuat suatu kerja sama yang disebut komutasi.
Supaya menghasilkan penyearah yang lebih baik, maka komutator
yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Setiap belahan
(segmen) komutator berbentuk lempengan.
10 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
dibenamkan kedalam alur kemudiandilas dengan kuat ke cincin
ujung. Adapun konstruksi dari motor induksi rotor sangkar dapat
dilihat berikut ini :
11 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Gambar 2.2.8 Motor Induksi Rotor Lilit
Belitan stator untuk kedua golongan sama, ketiga belitan fasanya
dapat dibentuk dalam hubungan delta ( ) maupun hubungan bintang
(Y).
Pada jenis rotor sangkar badan rotor terbuat dari plat-plat
berbentuk batang-batang konduktor yang dipasang miring terhadap
as dalam alur yang letaknya membujur dan disatukan oleh cincin
yang terbuat dari tembaga. Pada jenis rotor belitan, belitan serupa
dengan belitan stator tetapi selalu dalam bentuk hubungan bintang.
Untuk hubungan sirkuit keluar terdapat 3 buah pasangan cincin gesek
dan sikat. Biasanya hubungan keluar ini diperuntukkan bagi sirkuit
tahanan start.
Tipe-tipe belitan stator motor induksi sama dengan belitan motor
sinkron yang secara prinsip tidak jauh pula bedanya dengan belitan
mesin arus searah. Kadang-kadang belitan motor induksi dibuat
dengan bermacam hubungan dengan maksud :
1. Memungkinkan motor dapat bekerja pada 2 macam tegangan
dengan perubahan hubungan delta atau bintang. Ataupun bagi
keperluan start motor guna memperkecil arus start.
2. Memungkinkan motor bekerja pada beberapa macam putaran
berdasarkan perubahan jumlah kutub stator.
12 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi
Adapun prinsip kerja motor induksi (tiga fasa) mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Apabila catu daya arus bolak-balik tiga fasa dihubungkan pada
kumparan stator (jangkar). maka akan timbul medan putar dengan
kecepatan :
Ns = 120.f / P
Ns : Putaran stator
f : Frekuensi
P : Jumlah kutub
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (GGL)
sebesar
13 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
8. Perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr disebut Slip (S).
9. Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan
mengalir, dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor tidak
berputar, kopel motor akan ada kalau ada perbedaan antara Nr dengan
Ns. Nr < Ns.
1. Daya Aktif (nyata) adalah daya yang dapat diubah menjadi daya thermis
mekanis langsung dapat dirasakan oleh konsumen. Satuannya adalah watt
(W), kilo watt (KW), dan Mega watt (MW).
2. Daya reaktif adalah daya yang diperlukan oleh rangkaian magnetisasi
peralatan listrik. jadi tidak langsung dipakai, hanya untuk tujuan
magnetisasi. Satuannya Volt Ampere Reaktif (VAR), kilo Volt Ampere
Reaktif (KVAR), dan Mega Volt Ampere Reaktif (MVAR).
3. Daya semu adalah jumlah secara vektoris daya aktif (nyata) dan daya
reaktifnya. Satuannya adalah Volt Ampere (VA). Kilo Volt Ampere
(KVA), dan Mega Volt Ampere (MVA). Jadi hubungan antara daya aktif,
daya reaktif dan daya semu dapat digambarkan pada segitiga daya berikut
ini :
14 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
P
S
Gambar 2.4 Segitiga Daya
Dari gambar diatas terdapat tiga jenis persamaan daya untuk tegangan
1 fasa dan 3 fasa yaitu :
S = √3 . V . I
P = √3 . V . I . cos φ
Q = √3 . V . I . sin θ
Dimana :
P1 θ : Daya aktif satu fasa (W)
P3 θ : Daya aktif tiga fasa (W)
15 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
VL : Tegangan line – line (V)
Vp : Tegangan Perfasa (V)
I : Arus (A)
Cos θ : Faktor daya
Pada motor induksi tiga fasa digunakan Gear Reducer sebagai
penghubung untuk menggerakkan Belt Conveyor. Poros Belt Conveyor
dihubungkan pada kopling yang ada di Gear Reducer. Daya keluaran pada
Gear Reducer ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
M : Momen pada poros Gear Reducer (N.m)
F : Gaya Keliling pada poros (N)
R : Jari-jari pada pulley penggerak (m)
N : Frekwensi putaran dalam detik (dt-1)
ω : Kecepatan sudut dalam rad/detik
Sehingga daya mekanik pada Gear Reducer dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
P mekanik = M . ω
Momen pada Gear Reducer pada kondisi berbeban dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :
M=F.r
gaya keliling pada poros (F) dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus:
F=M.a
Sedangkan percepatan pada Belt Conveyor dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
a = v/t
dimana :
m : berat total (massa batu bara satu detik + massa belt conveyor).(kg/s)
a : Percepatan pada belt conveyor (m/s2)
t : Waktu yang ditempuh belt conveyor dari kecepatan awal hingga
mencapai kecepatan konstan (s)
16 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
V : Kecepatan Linear pada belt conveyor (m/s)
Momen pada poros (M) Gear Reducer saat belt conveyor pada BC – 11
tidak ada batu bara dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti
persamaan diatas. Sedangkan gaya keliling pada poros dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :
F=m.a
Dimana :
m : Berat total belt conveyor (kg/meter)
a : Percepatan pada belt conveyor (m/s2)
Untuk kecepatan sudut pada saat belt conveyor pada BC – 11 dalam
keadaan tidak berbeban dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ω= 2 .π . n
Sedangkan pada Gear Reducer dipasang pulley penggerak sebagai
media untuk menggerakkan Belt Conveyor. Poros pada Gear Reducer
dihubungkan dengan pulley penggerak. Daya keluran pada Belt Conveyor
tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
F : Gaya keliling pada pulley penggerak (N)
m : Berat batu bara dalam satu menit (kg/menit)
a : Percepatan Linear (m/s2)
V : Kecepatan linear dalam (m/s)
t : Waktu yang ditempuh belt conveyor dari kecepatan awal hingga
mencapai kecepatan konstan (s)
I : Momen Inersia (Kg.m2)
r : Jari-jari pulley penggerak (m)
a : Percepatan Sudut (rad/s2)
ω : Kecepatan sudut dalam (rad/s)
Sehingga perhitungan daya mekanik pada Belt Conveyor dapat ditentukan
dengan 2 cara yaitu :
17 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
2.5.1 Gerak Translasi
Pmekanik = F . V
Dimana gaya (F) disana adalah Gaya keliling pada pulley dan nilai
dari gaya (F) tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
F=m.a
Dimana :
m : Berat batu bara dalam 1 detik + Berat belt conveyor (kg/s)
Sedangkan untuk mencari percepatan (a) kita dapat menghitungnya
dengan menggunakan rumus :
a = v/t
Gaya keliling pada poros saat tidak ada batu bara dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :
F=m.a
Dimana :
m : Berat belt conveyor pada BC-11 (kg/m)
Pada Belt conveyor ini terdapat Energi Kinetik yang dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus yaitu :
EK = 1/2m . V. V
Dimana :
F : Gaya keliling pada pulley penggerak (N).
a : Percepatan Linear (m/s2).
V : Kecepatan linear dalam (m/s).
t : Waktu yang ditempuh Belt Conveyor dari kecepatan awal hingga
mencapai kecepatan konstan (s).
Ek : Energi Kinetik pada Belt Conveyor (joule).
18 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
r=I.a
Untuk mencari momen Inersia dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
I =M.K.K
Sedangkan untuk mencari percepatan sudut (a) kita dapat
menggunakan rumus :
𝜔 𝑓 .𝜔𝑜
α= 𝑡
20 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
biasanya berkisar antara 5 – 8 % dari total rugi-rugi daya motor pada
keadaan beban nominal.
21 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
pertambahan tahanan konduktor dan karena itu rugi-rugi
konduktor harus bertambah. Dari semua kerugian yang relative
kecil ini, baik dari sumber yang diketahui disatukan menjadi
rugi-rugi stray load yang cenderung bertambah besar apabila
beban menoingkat (berbanding kuadrat dengan arus beban).
22 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
2.8 Efisiensi Daya Motor Induksi
Efisiensi daya motor adalah perbandingan daya output dengan daya
input. Daya output dapat dinyatakan sebagai daya input dikurangi rugi-rugi
pada motor induksi tersebut.
% Efisiensi (Ƞ) = daya mekanik / daya listrik x 100%
% Efisiensi (Ƞ) = daya listrik – rugi rugi / daya listrik x 100%
Rugi-rugi motor terdiri dari rugi-rugi konstan dan variabel.
Rugi-rugi konstan dianggap tidak berubah dari beban nol hingga beban
penuh. Rugi-rugi variabel tergantung pada beban motor, berbanding
kuadrat dengan arus beban. Motor berefisiensi rendah apabila beban
pada motor rendah, karena kerugian daya pada motor relatife besar
dibandingkan dengan daya output pada beban yang besar, kerugian
output menjadi relatife kecil terhadap daya output. Efisiensi motor tidak
distandarisasi, masing-masing pabrik pembuat motor memproduksi
motor-motor dengan harga efisiensi sesuai dengan pertimbangan aspek
ekonomis dan teknis, atau dengan kata lain motor-motor mempunyai
data efisiensi yang berbeda untuk ukuran tipe yang sama tetapi pabrik
pembuat motor tersebut berbeda. Selain itu, efisiensi motor juga berbeda
apabila kapasitasnya berbeda, makin besar kapasitasnya makin tinggi
efisiensinya.
Perubahan kecepatan pada motor juga akan mempengaruhi nilai
efisiensinya. Perubahan kecepatan motor dari slip s1 dan s2
mengakibatkan efisiensinya berubah dari suatu harga ke harga lain.
23 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
BAB III
METODE PENELITIAN
26 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Puli terakhir pada ujung depan corong, lebih sering dipakai
sebagai puli penggerak.
3.3.13 Tail pulley / Return pulley (puli belakang)
Puli terakhir pada ujung belakang belt conveyor.
3.3.14 Scraper (alat pembersih)
Perangkat yang berfungsi sebagai pembersih material yang
menempel pada belt.
3.3.15 Skirt (penyekat)
Perangkat yang berfungsi sebagai penyekat agar material tidak
tumpah.
3.3.16 Plough scraper (alat pembersih)
Alat yang berfungsi untuk membersihkan material yang jatuh pada
belt conveyor bagian bawah.
3.3.17 Chute / Hopper
Corong yang terletak disetiap ujung bagian hulu (tail) yang
berfungsi untuk menampung curahan material.
27 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
3.4 Data Teknis Motor Induksi 3 Fasa Penggerak Belt Conveyor BC-11
Dari hasil Survei yang telah dilakukan, maka diperoleh data-data sebagai
berikut :
1. Motor terpasang : 1 Unit
2. Daya motor terpasang : 30 KW
3. Arus motor : 58 A
4. Tegangan : 380 V
5. N : 1465 RPM
6. F : 50 HZ
7. Cos : 0,86
Gambar motor saat ini :
28 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Gambar Gear Reducer saat ini :
29 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Gambar Belt Conveyor saat ini :
30 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
5. Arus start awal motor pada saat ada beban
Arus yang diperoleh pada saat BC-11 memulai operasi atau pada
saat start awal motor di BC-11 adalah : 126 A.
31 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
BAB IV
PEMBAHASAN
Jadi, hasil perhitungan P3F berdasarkan data yang didapat dari name plate
yaitu sebesar 32, 956 kW. Berdasarkan persamaan (2.26) maka dapat dihitung
rugi-rugi pada motor :
P rugi-rugi = Pinput – Poutput
= 32,956 kW – 30 kW
= 2,956 kW
32 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Jadi, besar rugi-rugi motor yang didapat dari hasil perhitungan adalah
sebesar = 2,956 kW.
4.2.1 Perhitungan Daya Input Motor Berdasarkan Pengukuran Saat
BC-11 Tidak Ada Beban
Perhitungan daya input motor bedasarkan pengukuran secara
langsung pada saat BC-11 tidak ada beban yaitu :
P1φ = Vp . Ip . Cos α
= 216, 76 . 12 . 0,86
= 2.236, 96 W
P3φ = 3 . P1φ
= 3 . 2.236
= 6.708 W
= 6, 708 kW
Jadi, hasil perhitungan P3φ berdasarkan data yang didapat dari
pengukuran langsung pada saat BC-11 tidak ada beban yaitu sebesar
6,708 kW.
P1φ = Vp . Ip . Cos α
= 216, 76 . 17,6 . 0,86
= 3280, 88 W
P3φ = 3 . P1φ
33 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
= 3 . 3280, 88
= 9.842 W
= 9,842 kW
Jadi, hasil perhitungan P3φ berdasarkan data yang didapat dari pengukuran
langsung pada saat BC-11 ada beban yaitu sebesar 9,842 kW.
34 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
= 192,35 N.m
Berdasarkan persamaan maka kecepatan sudut (ω) harus
diketahui dulu frekwensi putaran tiap detik (n), frekwensi putaran
dalam detik dapat dihitung dengan cara :
n = 140 rpm = 2,33 dt-1
Berdasarkan persamaan kecepatan sudut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
ω = 2 . p .n
= 2 . 3,14 . 2,333
= 14, 651 rad/s
Jadi, daya mekanik gear reducer pada saat ada batu bara dapat
dihitung berdasarkan persamaan yaitu :
P mekanik = M . ω
= 192, 35 x 14, 651
= 2818,11 W
= 2,81 kW
Jadi, daya mekanik gear reducer pada saat belt conveyor ada batu
bara adalah sebesar 2,81 kW.
4.3.2 Perhitungan Daya Mekanik Pada Gear Reducer Pada Saat BC-
11 Tidak Ada Beban
Berdasarkan persamaan dapat dihitung daya mekanik gear
reducer dengan menggunakan rumus :
Pmekanik = M . ω
Untuk mencari Momen (M) dan kecepatan sudut ( ω ) terlebih
dahulu kita harus mencari gaya pada poros gear reducer (F),
percepatan linear (a) pada belt conveyor dan frekwensi putaran
dalam detik (n).
Berdasarkan persamaan percepatan linear dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
35 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Setelah hasil perhitungan dari percepatan didapat maka
berdasarkan persamaan (2.13) gaya pada poros dapat ditentukan
menggunakan rumus :
F =m.a
= 1045 . 0,635 .
= 663,57 N
Setelah gaya (F) telah dihitung maka momen (M) dihitung
berdasarkan persamaan yaitu :
M =F.r
= 663, 57 N. 0,25 m
= 165, 89 N.m
Setelah menghitung Momen pada poros (M) maka baru
menghitung kecepatan sudut. Berdasarkan persamaan kecepatan sudut
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ω = 2 . π .n
= 2 . 3,14 . 2,333
= 14, 651 rad/s
Jadi, daya mekanik gear reducer pada saat tidak ada batu bara
dapat dihitung berdasarkan persamaan yaitu :
P mekanik = M . ω
=165,89 x 14, 651
= 2430,45 W
= 2,43 kW
Jadi, daya mekanik gear reducer pada saat tidak ada batu bara
adalah sebesar 2,43 kW.
36 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
4.4 Perhitungan Daya Mekanik Pada Belt Conveyor.
4.4.1 Perhitungan Daya Mekanik Pada Saat Belt Conveyor Ada Batu
Bara.
Daya mekanik pada Belt Conveyor BC-11 ini dapat kita hitung
dengan memakai perhitungan pada gerakan transalasi karena pada
belt conveyor BC-11 ini ukuran head end pulley dan tail end pulley
driver adalah sama besar. Maka daya pada belt conveyor BC-11 pada
saat ada batu bara dapat ditentukan menggunakan rumus
berdasarkan persamaan yaitu :
Pmekanik = F . V
Dimana diketahui gaya pada poros pada saat belt conveyor ada
batu bara adalah F = 769,41 N dan nilai dari Vlinear = 2,7 m/s Maka
besar daya mekanik pada belt conveyor adalah :
Pmekanik = F . V
= 769,41 N x 2,7 m/s
= 2077, 4 W
= 2,077 kW
Jadi, besar daya mekanik belt conveyor pada saat ada batu bara
adalah sebesar 2,07 kW.
Dan berdasarkan persamaan pada belt conveyor BC-11 ini
terdapat Energi Kinetik translasi yang dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus yaitu :
Dimana :
m : Berat total (berat batubara dalam 1 detik + berat belt conveyor
BC-11)
37 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
Jadi, energi kinetik translasi yang ada pada belt conveyor BC-11 saat
ada batu bara adalah sebesar 4416,53 joule.
4.4.2 Perhitungan Daya Mekanik Pada Belt Conveyor Saat Tidak Ada
Batu Bara
Berdasarkan persamaan daya pada belt conveyor BC-11 saat
ada batu bara dapat ditentukan menggunakan rumus dibawah ini :
Pmekanik = F . V
Dimana diketahui bahwa gaya pada poros pada saat belt
conveyor tidak ada batu bara adalah F = 663,57 N dan nilai dari
Vlinear = 2,7 m/s. Maka besar daya mekanik belt conveyor pada
saat tidak ada beban adalah :
P mekanik = F . V
= 663,57 N. 2,7 m/s
= 1791,63 W
= 1,791 kW
Jadi, besar daya mekanik belt conveyor pada saat tidak ada batu
bara adalah sebesar 1,791 kW.
Dan berdasarkan pembahasan diatas pada belt conveyor BC-11 ini
terdapat Energi Kinetik translasi yang dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus yaitu :
Dimana :
m : Berat belt conveyor BC-11
Jadi, enrgi kinetik translasi yang ada pada belt conveyor BC-11
saat tidak ada batu bara adalah sebesar 3809,02 joule.
38 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
4.5 Perhitungan Efisiensi Motor
Berdasarkan persamaan (2.26) untuk mendapatkan harga efisiensi
maka daya output dapat dinyatakan sebagai daya input dikurangi rugi-rugi
motor maka efisiensi pada motor induksi dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
1. Daya (P) 30 kW
39 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
4.7 Analisa Hasil Perhitungan Dengan Kondisi Di Lapangan
Dari tabel diatas setelah dibandingkan, maka terlihat pada tabel dibawah
ini,bahwa daya yang terpasang terdapat perbedaan dengan hasil
perhitungan.
Tabel perbandingan daya motor induksi 3 fasa sebagai penggerak Belt
Conveyor BC-11 pada Ship Loader yang terpasang daya motor hasil
perhitungan adalah :
NO Daya Output Yang Terpasang Daya Input Hasil Perhitungan
1. 30 kW 32, 956 kW
4.8 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil perhitungan daya pada belt conveyor BC-11 di
industri batu bara, dapat dibahas sebagai berikut :
1. Daya keluaran motor dipengaruhi oleh besar kecilnya arus motor dan
factor dayanya untuk tegangan yang konstan. Daya Input motor yang
didapat dari perhitungan adalah sebesar 32, 956 kW dengan arus 58 A,
tegangan 380 Volt dan factor daya (Cos a) 0,86, terlihat bahwa semakin
besar arus dan factor daya maka daya masukan motor tersebut akan
semakin membesar sebaliknya jika arus dan faktor dayanya kecil maka
daya masukan motor akan semakin mengecil ini berartibahwa daya
masukan motor berbanding lurus terhadap tegangan (V), arus (I), dan
faktor daya (Cos a).
2. Dan untuk rugi-rugi pada motor didapat dari hasil perhitungan sebesar
2,956 kW.
3. Daya mekanik pada gear reducer yang didapat dipengaruhi oleh berat beban
yang digerakkan oleh motor. Semakin besar beban yang digerakkan oleh
40 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
motor maka akan semakin besar pula daya mekanik yang dihasilkan oleh
gear reducer. Poutput gear reducer didapat antara perkalian antara Momen
(M) dengan kecepatan sudut ( ), dimana kita dapat lihat dari hasil
perhitungan daya mekanik pada gear reducer pada saat belt conveyor BC-
11 ada batu bara adalah sebesar 2,81 kW. Sedangkan daya mekanik gear
reducer pada saat tidak ada batu bara ialah sebesar 2,43 kW.
4. Daya mekanik pada belt conveyor yang didapat dipengaruhi oleh berat
beban yang digerakkan oleh motor. Semakin besar beban yang
digerakkan oleh motor maka akan semakin besar pula daya mekanik
yang dihasilkan oleh belt conveyor. Poutput belt conveyor didapat
antara perkalian antara Gaya (F) dengan kecepatan linear (V), dimana
kita dapat lihat dari hasil perhitungan daya mekanik pada belt conveyor
BC-11 ada batu bara adalah sebesar 2,81 kW. Sedangkan daya mekanik
belt conveyor BC-11 pada saat tidak ada batu bara ialah sebesar 2,43
kW dan pada belt conveyor BC-11 ini terdapat energi kinetic translasi,
dimana kita dapat lihat dari hasil perhitungan, energi kinetic pada belt
conveyor BC-11 saat ada batu bara adalah sebesar 4416,53 joule.
Sedangkan energi kinetic translasi pada belt conveyor BC-11 saat tidak
ada batu bara ialah sebesar 3809,02 joule.
41 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari isi dan hasil perhitungan yang telah diuraikan pada
Tugas Aplikasi Motor Induksi Pada Belt Conveyor dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Besarnya daya pada motor penggerak belt conveyor BC-11 dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu besarnya arus dan berat beban yang
digerakkan oleh motor tersebut. Atau dengan kata lain semakin besar
arus motor dan berat beban yang digerakkan oleh motor maka akan
semakin besar pula daya yang dikeluarkan oleh motor.
2. Besarnya daya mekanik pada gear reducer dipengaruhi oleh berat beban
yang digerakkan oleh gear reducer tersebut, dimana kita dapat lihat dari
hasil perhitungan daya pada gear reducer pada saat belt conveyor BC-
11 ada batu bara adalah sebesar 2,81 kW. Sedangkan daya pada saat
tidak ada batu bara ialah sebesar 2,43 kW.
3. Daya mekanik dan energi kinetik pada belt conveyor dipengaruhi oleh
berat beban yang diangkut oleh belt conveyor tersebut, dimana dapat
kita lihat dari hasil perhitungan daya dan energi kinetik pada belt
conveyor pada saat berbeban adalah sebesar 2,077 kW dengan Ek =
4416, 35 kW. Sedangkan pada saat tidak berbeban adalah sebesar
1,791 kW dengan Ek = 3809,02 joule.
4. Efisiensi daya yang dihasilkan dari perhitungan adalah sebesar 91,03
% atau dengan kata lain nilai efisiensi daya yang baik adalah jika nilai
efisiensinya berkisar 80% sampai 100%. Dengan ini dapat diambil
kesimpulan bahwa motor induksi 3 fasa penggerak belt conveyor BC-
11 di industry batu bara ialah termasuk dalam kategori motor yang
memiliki efisiensi daya yang tinggi dan efektif dalam penggunaannya.
42 | A p l i k a s i M o t o r I n d u k s i P a d a B e l t C o n v e y o r