Disusun oleh :
Afiffudin
(3.22.14.3.01)
(3.22.14.3.07)
(3.22.14.3.13)
(3.22.14.3.17)
Kelas KE-3D
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
Daftar Gambar ........................................................................................ iv
Kata Pengantar ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................
1.2 Perumusan Masalah .........................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................
1
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Tegangan Tinggi ................................................. 3
2.2 Jenis-jenis Peralatan Tegangan Tinggi ............................................. 4
2.2.1 Cirucuit Breaker ......................................................................... 4
2.2.2 Arrester .............................................................................................................. 9
2.2.3 Isolator Tegangan Tinggi ........................................................................ 15
2.2.4 Trafo .......................................................................................................21
2.2.5 Bahan Konduktor......................................................................... 25
2.2.6 Kapasitor Tegangan Tinggi.......................................................... 38
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 33
3.2 Saran.................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Circuit Breaker ........................................................................
25
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul Peralatan Sistem Tegangan Tinggi guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Transmisi dan Distribusi II. Shalawat dan salam, penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan Al Quran dan As sunnah
sebagi pedoman hidup bagi umat manusia. Semoga kita semua memperoleh
syafaat beliau di hari kiamat.
Penulisan laporan ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan,
doa, kritik serta saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan
terimaksih kepada pihak-pihak di bawah ini:
1. Wiwik P.W., S.T., M.Eng., selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Transmisi
dan Distribusi II yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam
menyusun makalah ini dengan baik dan benar.
2. Rekan-rekan kelas KE-3D yang telah memberikan dukungan semangat selama
proses pembuatan makalah.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis serta bagi para pembaca.
Semarang, 03 Januari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power
engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para tenisi
listrik dalam suatu sistem. Tegangan tinggi utamanya banyak digunakan dalam
sistem penyaluran energi listrik dari pusat pembangkitan energi listrik ke
konsumen ( sistem transmisi dan distribusi). Saat ini tegangan pada transmisi yang
diterapkan di Indonesia adalah 70kV dan 150kV untuk Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT), serta untuk Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
500kV, sedangkan tegangan distribusi 20kV. Sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik merupakan urat nadi sektor ketenagalistrikan untuk pengiriman
energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban, sehingga keandalan
sistem transmisi dan distribusi harus mendapat perhatian untuk menjaga
kontinuitas pelayanan. Untuk bisa mencapai keandalan suatu sistem tegangan
tinggi tersebutsalah satu faktor penunjangnya adanya pengetahuan yang
mendalam mengenai perlatan-peralatan tegsngan tinggi dan karakteristiknya
khususnya oleh para teknisi listrik tegagan tinggi.
Mengigat sistem tegangan ini tinggi merupakan salah satu elemen terpenting
dalam suatu sistem ketenaga listrikan, dimana dalam sistem tegangan tinggi
tersebut terdapat peralatan-peralatan khusus sistem tegangan tinggi, maka dalam
makalah ini akan dipelajari mengenai peralatan-peralatan pada sistem tegangan
tinggi.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah makalah ini hanya meliputi pengertian sistem tegangan
tinggi, jenis-jenis peralatan sistem tegangan tinggi dan spesifikasi peralatan sistem
tegangan tinggi.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu sebagai bahan pembelajaran perkuliahan
sistem transmisi dan distribusi II yang berkaitan dengan peralatan tegangan tinggi
meliputi pengertian tegangan tinggi, jenis-jenis peralatan sistem tegangan tinggi
spesifikasi peralatan sistem tegangan tinggi.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terbagi dalam 3 bab yang meliputi
sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Bab yang pertama ini akan dibahas sekilas mengenai sistem tegangan tinggi
baik meliputi pengertian maupun jenis dari tegangan tinggi itu sendiri, pada
bab ini pula tujuan dari makalah yang dibuat akan dicantumkan dan batasanbatasan masalah yang akan diangkat untuk pembahasan maupun tidak.
2. BAB II Pembahasan
Bab kedua ini merupakan bab yang akan menjelaskan isi dan maksud
makalah ini dibuat, beberapa sub bab akan membahas mengenai peralatan
tegangan tinggi sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah yang
dikehendaki.
3. BAB III Penutup
Bab ini merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari makalah ini dan
kritik dan saran berkaitan dengan laporan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
(corona),
gangguan
radio
(radio
interfence), gangguan
Breaker jenis ini pertama kali digunakan pada tahun 1900-an dan
digunakan pada tegangan menengah sampai 15 kV. Breaker ini memutus
arus dengan cara menarik busur api ke dalam dan menyalurkannya ke
medan magnet dan membuat aliran udara naik lalu memadamkannya.
Breaker jenis ini digunakan pada industi dan instalasi listrik pada tahun
1960-an. Contoh yang cukup terkenal adalah GE atau Westinghouse Magnablast breaker yang masih digunakan di sejumlah instalasi. Breaker ini sudah
tidak diproduksi lagi.
b. Oil Circuit Breakers
OCB adalah alat pengaman listrik (CB) yang berguna untuk pengaman
dari percikan api yang timbul akibat gangguan. Oil Circuit Breaker (OCB)
bekerja ketika ada busur api terjadi, maka minyak pada OCB berubah
menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung
gelembung uap minyak tersebut
c. Air-Blast Breakers
Air-blast breaker digunakan di Eropa dari tahun 1930-an untuk
tegangan menengah dan tegangan tinggi, tetapi digunakan pada waktu yang
5
putus sama sekali. Masalah yang sering dihadapi pada isolator untuk
mensupport live-tank ini adalah polusi dan tegangan tembus permukaan
menjadi turun. Biasanya diperlukan panjang permukaan sekitar 2,5
3,5cm/kV dari tegangan line. Untuk beberapa CB yang dipasang seri,
distribusi tergangan tergantung dari harga relatif dari kapasitansi antara CBCB tersebut.
Suara pada saat pemutus arus kurang karena sistem tertutup rapat.
2.2.2
Arrester
Penyaluran energi listrik pada jaringan transmisi dan distribusi tidak lepas
dari adanya gangguan yang dapat mengganggu proses penyaluran energi listrik,
baik itu gangguan dari dalam atau gangguan dari luar. Untuk itu diperlukan alatalat proteksi untuk memproteksinya. Salah satu gangguan dari luar yang
menyebabkan kegagalan pada peralatan di jaringan transimisi yaitu sambaran
petir.
Peralatan yang biasa digunakan untuk memproteksi gangguan akibat
sambaran petir di sebut Lightning Arrester. Alat ini biasanya dipasang pada gardugardu induk dan juga dijaringan-jaringan transmisi. Yang berfungsi untuk
melindungi peralatan-peralatan di gardu induk dan jaringan-jaringan transmisi
dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow
current.
1) Prinsip Kerja Lightening Arrester
Prinsip kerja arrester yaitu membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal, arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Dua unsur
arrester ini terdiri atas :
keadaan
bahaya
akan
tetap
11
12
jepitan arrester
Arus hubung singkat sistem : ini hanya diperlukan pada arrester jenis
ekspulsi.
Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.
Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih
di atas permukaan laut), temperatur
pengotoran.
Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos
pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester
berikut:
a. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung
Aresster jenis ini pada dasarnya terdiri dari sela percik yang berada dalam
tabung serat dan sela percik yang berada diluar diudara atau disebut juga sela seri
lihat pada gambar. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan
arrester kedua sela percik, yang diluar dan yang berada didalam tabung serat,
tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi
arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan melalukan surja arus
dan arus daya sistem bersamasama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus
petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya
13
menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik
nolnya.
Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang tinggi sekali
tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasannya
kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester
jenis ekspulasi ini mempunyai karakteristik voltwaktu yang lebih baik dari sela
batang dan dapat memutuskan arus susulan. Tetapi tegangan percik impulsnya
lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi kemampuan untuk
memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari sistem
pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan
arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator
daya, kecuali untuk sistem distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan
pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk.
Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut sebagai
tabung pelindung.
14
yang mahal pada rangkaianrangkaian mulai dari 2400 Volt sampai 287 kV dan
tinggi.
Arrester katup jenis saluran (intermediate)
Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran
disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu,
arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus
daya serta dipakai pada sistem tegangan 15 kV sampai 69 kV.
Arrester katup jenis distribusi untuk mesinmesin (distribution)
Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesinmesin berputar.
Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV. Arrester jenis distribusi ini
khusus melindungi mesinmesin berputar seperti diatas dan juga melindungi
transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai
pada peralatan dengan tegangan 120 Volt sampai 750 Volt. Arrester ini bisa
dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu dilindungi misalnya
pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak saja dilindungi terhadap
sambaran petir secara langsung, tetapi juga terhadap sambaran tidak langsung
yang menimbulkan induksi.
2.2.3
yang terjadi.
Tidak mudah keropos dan tahan terhadap masuknya gas-gas ataupun cairan-
1) Bahan-bahan Isolator
a.
Isolator Porselen
15
Isolator Gelas
Gelas sering kali digunakan sebagai bahan isolasi. Gelas diproduksi dengan
proses penguatan yaitu dipanaskan dulu lalu didinginkan. Isolator yang terbuat
dari bahan gelas ini memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
lebih sederhana, bahkan dapat digunakan satu lapis sebagai bahan isolator.
Bersifat transparan (lebih jelas dibandingkan porselen), sehingga sedikit
cacat, ketakmurnian gelembung udara, retak-retak, kotoran-kotoran yang lain
16
2)
17
Bila didalam deretan isolator yang telah dihubungkan tersebut salah satu
isolator rusak, maka proses penggantiannya lebih mudah dan harganya relatif
lebih murah.
Tekanan mekanis pada rangkaian isolator akan berkurang karena tempat
petir.
Jika beban yang diberikan pada transmisi bertambah, maka potensial jaringan
yang ada dapat diperbesar lagi dengan menambahkan sejumlah deretan atau
rangkaian isolator.
Isolator jenis pasak dan jenis pos-saluran terbuat dari porselen, yang bagian
bawahnya diberi tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada porselen
serta pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai secara
sendirian (tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka tidak
dibuat dalam ukuran-ukuran yang besar.
Jenis batang-panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah
menjadi rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh
hujan, sehingga jenis ini sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-tempat yang
banyak dikotori garam dan debu
3) Sifat Isolator
Isolator terdiri dari badan porselen yang diapit oleh elektroda-elektroda.
Dengan demikian maka isolator terdiri dari sejumlah kapasitansi. Nilai kapasitansi
ini akan semakin besar oleh timbulnya lapisan yang menghantarkan listrik karena
kelembaban udara, debu dan bahan-bahan lainnya yang melekat pada permukaan
isolator. Pada jaringan transmisi isolator yang paling dekat dengan konduktor
tegangan tinggi akan memikul tegangan yang terbesar. Dengan memasang busur
tanduk (arching horn), maka distribusi tegangan diperbaiki dan tegangan pada
isolator yang paling dekat dengan kawat fasa akan berkurang.
Kegagalan listrik pada isolator dapat disebabkan oleh adanya rongga-rongga
kecil pada dielektrik padat (porselen) atau disebabkan terjadinya flashover di
sepanjang permukaan isolator. Rongga-rongga kecil pada isolator ditimbulkan
karena isolator dibuat kurang sempurna pada saat pembuatan, dengan demikian
18
karakteristik listrik dari isolator tersebut kurang baik. Rongga kecil pada isolator
lama-kelamaan
akan
menyebabkan
kerusakan
mekanik
pada
isolator.
4.
Keretakan Isolator
Penyebab utama pecahnya atau retaknya suatu isolator adalah tekanan
yang
dihasilkan
didalam
bahan
porselen
yang
diakibatkan
oleh
dipabrikasi pada suhu rendah, maka hal ini akan mengakibatkan kekeroposan
pada isolator tersebut dan dengan alasan ini maka isolator akan menyerap
embun dari lapisan udara atau semen. Kebocoran arus akan dimulai dari
20
e.
kawat yang lain, maka hal tersebut akan menimbulkan pemanasan yang
berlebihan pada isolator dan dapat menyebabkan pecahnya isolator tersebut.
f. Tekanan Mekanis
Kawat-kawat penghantar pada suatu pemasangan jaringan saat ditarik,
maka isolator akan mengalami tekanan mekanis, sehingga bila bahan
digunakan kurang baik, maka hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau
pecahnya isolator.
g.
Trafo
Trafo atau pula dikenal transformer adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik
21
1)
22
Minyak isolasi trafo selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai
pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan
dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip
sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan
pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
e. Oil Preservation & Expansion (Konservator)
Trafo ketika terjadi kenaikan pada suhu operasinya, maka minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu
operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.
Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo mengalami
kenaikan suhu.
Kenaikan dan penurunan volume minyak di konservator akibat pemuaian dan
penyusutan minyak, biasanya diimbangi dengan penambahan dan pengurangan
volume udara di dalam konservator. Penambahan atau pembuangan udara di
dalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi trafo
tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar (untuk tipe
konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan masuk kedalam
konservator akan difilter melalui silicagel sehingga kandungan uap air dapat
diminimalkan.
Minyak trafo harus dihindarkan dari udara luar agar tidak terjadi berhubungan
secara langsung antara minyak trafo dengan udara luar, maka saat ini konservator
dirancang dengan menggunakan breather bag / rubber bag, yaitu sejenis balon
karet yang dipasang di dalam tangki konservator.
Silicagel sendiri memiliki batasan kemampuan untuk menyerap kandungan
uap air sehingga pada periode tertentu silicagel tersebut harus dipanaskan bahkan
perlu dilakukan penggantian. Dehydrating Breather merupakan teknologi yang
berfungsi untuk mempermudah pemeliharaan silicagel, dimana terdapat
pemanasan otomatis ketika silicagel mencapai kejenuhan tertentu.
f. Dielectric (Minyak Isolasi Trafo & Isolasi Kertas) Minyak Isolasi trafo
Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan
pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo merupakan minyak mineral
yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu parafinik, napthanik dan
23
aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar tersebut tidak boleh dilakukan
pencampuran karena memiliki sifat fisik maupun kimia yang berbeda.
g. Kertas isolasi trafo
Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan memiliki
kemampuan mekanis.
h. Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang
dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output
yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan
mengubah banyaknya belitan sehingga dapat merubah ratio antara belitan primer
dan sekunder dan dengan demikian tegangan output / sekunder pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input / primernya.
Penyesuaian ratio belitan ini disebut tap changer. Proses perubahan ratio belitan
ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang berbeban (On load tap changer) atau
saat trafo tidak berbeban (Off Circuit tap changer / De Energize Tap Charger).
i. Neutral Grounding Resistor (NGR)
Metode pentanahan salah satunya yaitu dengan menggunakan NGR. NGR
adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada trafo
sebelum terhubung ke ground / tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah untuk
mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral ke tanah.
2) Trafo Instrumentasi
Trafo Instrumentasi tegangan menengah adalah trafo yang digunakan untuk
merubah besaran arus bolak-balik atau tegangan bolak-balik yang sangat besar ke
level tegangan bolak-balik atau arus bolak-balik yang kecil, sehingga bisa
digunakan atau dihubungkan dengan alat ukur atau proteksi yang menggunakan
arus bolak-balik atau tegangan bolak-balik rendah.
Tegangan menengah yang dimaksud disini adalah tingkat tegangan dari 720V
sampai dengan tingkat tegangan 36 MV atau 36 kV. Adapun fungsi dari trafo
instrumnetasi tegangan menengah antara lain :
Mentransformasikan arus atau tegangan yang bernilai besar atau tinggi
menjadi arus atau tegangan yang bernilai kecil atau rendah sehingga mudah
ditangani oleh peralatan ukur atau proteksi.
24
25
Bahan konduktor
Bahan konduktor yang digunakan untuk saluran energi listrik perlu
26
tegangan rendah
Lampu aviasi yang terpasang pada kawat penghantar dengan sistem induksi
dari kawat penghantar
Arching Horn adalah suatu peralatan yang dipasang pada sisi dingin (tower)
(kawat penghantar)
Pada jarak yang diinginkan berguna untuk memotong tegangan lebih bila
terjadi sambaran petir, switching, gangguan, sehingga dapat mengamankan
peralatan yang lebih mahal di Gardu Induk (Trafo) Media semacam arcing
horn yang terpasang pada sisi panas (kawat penghantar) adalah Guarding
27
ring : berbentuk oval, mempunyai peran ganda yaitu sebagai arcing horn
maupun pendistribusi tegangan pada beberapa isolator sisi panas. Umumnya
dipasang di setiap tower tension maupun suspension sepanjang transmisi,
arcing ring berbentuk lingkaran, mempunyai peran ganda yaitu sebagai
arcing horn maupun pendistribusi tegangan pada beberapa isolator sisi panas.
Pada umumnya peralatan ini hanya terpasang di tower dead end dan gantry
GI.
Kawat Tanah atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media untuk
melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa
dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap petir
menyambar dari atas kawat. Namun jika petir menyambar dari samping maka
dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan. Kawat pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan
pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Pada tension clamp
dipasang kawat jumper yang menghubungkannya pada tower agar arus petir dapat
dibuang ke tanah lewat tower. Untuk keperluan perbaikan mutu pentanahan maka
dari kawat jumper ini ditambahkan kawat lagi menuju ketanah yang kemudian
dihubungkan dengan kawat pentanahan.
Bahan ground wire terbuat dari besi galvanis, maupun yang sudah dilapisi
dengan almunium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990-an, didalam
ground wire difungsikan fibre optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi
maupun telekomunikasi yang dikenal dengan Optic Ground Wire (OGW),
sehingga mempunyai beberapa fungsi.
Jumlah Kawat Tanah paling tidak ada satu buah diatas kawat fasa, namun
umumnya di setiap tower dipasang dua buah. Pemasangan yang hanya satu buah
untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga
kawat fasa mudah tersambar petir. Jarak antara kawat tanah dengan kawat fasa di
tower adalah sebesar jarak antar kawat fasa, namun pada daerah tengah gawangan
dapat mencapai 120% dari jarak tersebut.
28
Kapasitor tegangan tinggi seperti halnya resistor tegangan tinggi yang juga
dapat digunakan untuk mencuplik tegangan sehingga tegangan dari kapasitor
dapat diukur dengan menggunakan Digital Measuring Instrument (DMI).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tegangan tinggi adalah suatu tegangan yang dianggap tingi oleh suatu
sistem. Tegangan tinggi sering dipakai dalam sistem penyaluran tenaga listrik dari
pusat pembangkitan energi listrik ke konsumen. Dalam sistem yang mengandung
tegangan tinggi terdapat peralatan-peralatan peralatan tegangan tinggi. Peralatanperalatan tegangan tinggi antara lain :
1. Peralatan Proteksi , terdiri atas Circuit Breaker dan Arrester.
2. Trafo tegangan tinggi , terdiri atas trafo daya dan trafo instrumen. Dimana
trafo instrumen dibagi menjadi dua yaitu trafo arus dan trafo tegangan.
3. Konduktor tegangan tinggi
4. Isolator tegangan tinggi
5. Kapasitor tegangan tinggi
Peralatan-peralatan tegangan tinggi tersebut memiliki karakteristik dan cara
penanganan yang berbeda pula.
3.2 Saran
Makalah yang bermutu tinggi harus didukung oleh sumber referensi yang
berkualitas dan bermutu tinggi. Selain itu perlu pula konsep yang matang dan
pengetahuan akan metode penulisan yang sesuai standar. Dalam pembuatan
makalah yang serupa, ke depannya perlu penyempurnaan konsep yang tersusun
rapih agar tercipta makalah yang mudah dipahami oleh semua lapisan akademik
khususnya di Indonesia.
29
DAFTAR PUSTAKA
. 02 januari 2016. Alat Pengaman Listrik Circuit Breaker. Tersedia
januari : http://www.kelistrikanku.com/2016/04/11-alat-pengaman-listrikcircuit-breaker.html, 02 Januari 2016
. Isolator, Universitas Sumatera Utara, tersedia :
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/34480557?
extension=pdf&ft=1483348394<=1483352004&user_id=273923297&ua
hk=7keradCh0+LT+kKkRkoSrzduA4Q, 02 Juni 2016
Ariawan, Putu Rusdi, 2010, Implementasi Bahan Isolasi Gas pd Circuit Breaker
(CB) dan Transformator Arus (CT), Universitas Udayana
Paraisu, dkk., 2013, Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi
70 kV Tomohon-Teling, e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2013).
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/918/735, 02
Januari 2016
Prayoga, Aditya, dkk., 2010, Transformer, Universitas Indonesia, tersedia :
staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transformerpaper.p
df, 02 Januari 2016
Tobing, Bonggas L, 2003, Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama
30