Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DIAGRAM GARIS TUNGGAL SISTEM


TENAGA LISTRIK
Dosen Pengampu : Drs. Jongga Manullang.,M.Pd

DI SUSUN

KELOMPOK 1
Yandika Purba 5192431006
Fernando Bregin Tarigan 5193331005
Arjun Pascal Pratama 5193331006
Herdi Perdana Sembiring 5192131004

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahNya Tim
Penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik..
Makalah ini membahas materi tentang “ Diagram Garis Sistem Transmisi Tenaga
Listrik”. Tim Penulis berharap semoga pembaca dapat memahami isi materi yang
disampaikan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Tim Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah. Demikian yang dapat Tim Penulis sampaikan, atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, 26 Agustus 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2


2.1 Pengertian Sistem Tenaga Listrik ........................................................................ 2
2.2 Diagram Garis Sistem Transmisi Tenaga Listrik ................................................. 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 9


3.2 Saran ...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu
Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan
kemasyarakat melalui jaringan distribusi.Jaringan distribusi merupakan bagian
jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Jaringan distribusi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan
distribusi sekunder.

Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang
disederhanakan untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram satu
baris tidak menunjukkan koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti namanya,
diagram satu garis menggunakan satu garis untuk mewakili ketiga fase tersebut.
Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik paling dasar. Diagram garis tunggal
menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik dan konduktor sirkuit serta
perangkat proteksi. Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian grup pada
PHB utama/cabang/ sub cabang juga menginformasikan jenis beban, ukuran
dan jenis penghantar, ukuran dan jenis pengaman arusnya, dan sistem
pembumian/pertanahannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan system tenaga listrik serta transmisi
tenaga listrik?
1.2.2 Bagaimana diagram satu garis system transmisi tenaga listrik

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memahami secara rinci system tenaga listrik serta transmisi
tenaga listrik
1.3.2 Untuk memahami diagram satu garis pada system transmisi tenaga
listrik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :


2.1.1 Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)

Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat


turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang
membangkitkan listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat
gardu induk. Peralatan utama pada gardu induk antara lain : transformer,
yang berfungsi untuk menaikan tegangan generator (11,5 kV) menjadi
tegangan transmisi /tegangan tinggi (150kV) dan juga peralatan pengaman
dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain PLTA
(pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap),
PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).

Sistem pembangkit (generation plant) terdiri dari satu atau lebih unit
pembangkit yang akan mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
listrik dan harus mampu menghasilkan daya listrik yang cukup sesuai
kebutuhan konsumen. Sistem transmisi berfungsi mentransfer energi
listrik dari unit-unit pembangkitan di berbagai lokasi dengan jarak yang
jauh ke sistem distribusi, sedangkan sistem distribusi berfungsi untuk
menghantarkan energi listrik ke konsumen. Adapun diagram garis sistem
tenaga listrik seperti gambar dibawah ini :

2
2.1.2 Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit
tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna
listrik.
Fungsi dari bagian Transmisi adalah menyediakan servis untuk merubah
dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran tegangan yang
ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan.

Standarisasi range tegangan internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV


untuk Saluran tegangan Ekstra Tinggi dan 115 kV hingga 230 kV untuk
saluran tegangan Tinggi. Standarisasi tegangan Transmisi listrik di
Indonesia adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk
saluran Tegangan tinggi
Ditinjau dari klasifikasi tegangannya, transmisi listrik dibagi menjadi :
a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 200 Kv – 500 Kv
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan
kapasitas di atas 500 MW.Tujuannya adalah agar drop tegangan dan
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien. Permasalahan mendasar
pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower) yang besar dan
tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang
banyak, sehingga pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.

b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (Sutt) 30 Kv – 150 Kv


Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit,
dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya
hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah
sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan
besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua
atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor

3
disebut Bundle Conductor. Jika transmisi ini beroperasi secara
parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah 100 km. Jika jarak
transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje)
terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
c. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (Sktt) 30 Kv – 150 Kv
SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di
Pulau Jawa), dengan beberapa pertimbangan :Di tengah kota besar
tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari
masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung
tinggi.Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 6 Kv – 30 Kv
Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6
KV dan 20 KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi 6
KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan
tegangan operasi 20 KV. Transmisi SUTM digunakan pada jaringan
tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang menghubungkan dari
Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu Distribusi, sampai
dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen).

2.1.3 Sistem Distribusi


Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur
(Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan
20kV, yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan
saluran udara atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan menengah yang
terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai
dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yang
menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan
konsumen

4
Gambar Alur Sistem Tenaga Listrik

Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit


listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan
melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya
oleh transformator step-up yang ada dipusat listrik. Saluran transmisi
tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus
untuk tegangan 500kV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan
ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan
listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan
transformator step-down menjadi tegangan menengah yang juga disebut
sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan
bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah tegangan
20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer
atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian
diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi
tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui
jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)
PLN. Pelanggan-pelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat
dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan
langsung pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula pelanggan

5
yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya
tersambung. Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan
tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik
selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik
pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh
nya. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik lalu memasuki instalasi
rumah,yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya hanya
sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter instalasi listrik umumnya
adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan, tenaga listrik
langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas,
televisi, dam lain-lain.

2.2 Diagram Garis Tunggal Sistem Tenaga Listrik


Definisi diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik
yang merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang
diwakilkan oleh simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana
komponen-komponen itu berhubungan. Kadang diagram atau gambar garis
tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line diagram.

Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang
disederhanakan untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram
satu baris tidak menunjukkan koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti
namanya, diagram satu garis menggunakan satu garis untuk mewakili ketiga
fase tersebut. Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik paling dasar.
Diagram garis tunggal menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik
dan konduktor sirkuit serta perangkat proteksi.

2.2.1 Diagram garis tunggal biasanya mencakup:


• Saluran incoming (tegangan nominal dan besarannya —kapasitas dan
nilai)

6
• Circuit breaker (PMT) utama, fuse atau sekring utama, cut-out (CTO),
switch, dan bus-tie
• Transformator daya (rating, koneksi liltan dan metode pembumian)
• Circuit breaker saluran pengumpan (feeder)
• Fused switches relays (fungsi, penggunaan, dan jenis)
• Transformator arus/potensial (ukuran, jenis dan rasio)
• Trafo untuk sistem kontrol
• Semua kabel utama dan kabel beban
• Semua gardu induk, termasuk relai integral dan panel utama serta sifat
beban di setiap feeder dan di setiap gardu induk
• Tegangan dan ukuran peralatan penting (UPS, baterai, generator,
distribusi daya, sakelar transfer, AC ruang komputer)

2.2.2 Manfaat Diagram Satu-Garis


• Membantu mengidentifikasi saat trouble-shooting dan
menyederhanakan pemecahan masalah
• Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan kerja
personel
• Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
• Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal.

7
Diagram garis tunggal adalah cetak biru dari sistem kelistrikan.
Membuat diagram satu garis adalah langkah pertama dalam menyiapkan
rencana respons kritis, memungkinkan personel kelistrikan untuk
memahami sepenuhnya tata letak dan desain sistem distribusi kelistrikan
fasilitas. Baik itu fasilitas baru atau yang sudah ada, diagram garis tunggal
adalah peta jalan untuk semua aktivitas pengujian, servis, dan pemeliharaan
di masa mendatang. Diagram atau gambar listrik yang efektif akan dengan
jelas menunjukkan bagaimana komponen utama sistem kelistrikan
dihubungkan. Ini menunjukkan jalur distribusi daya yang benar dari sumber
daya yang masuk ke setiap beban hilir – termasuk peringkat dan ukuran
setiap peralatan listrik, konduktor sirkuitnya, dan perangkat proteksinya.

Contoh Diagram Garis Tunggal pada Transmisi Tenaga Listrik


Yang menunjukkan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang
didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk bangunan
berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain
pembagian grup pada PHB utama/cabang/ subcabang juga
menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan
jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian/pertanahannya.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik yang
merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang
diwakilkan oleh simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana
komponen-komponen itu berhubungan. Kadang diagram atau gambar garis
tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line diagram
2. Diagram Satu-Garis dalam sistem tenaga listrik bermanfaat untuk :
• Membantu mengidentifikasi saat trouble-shooting dan
menyederhanakan pemecahan masalah
• Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan kerja
personel
• Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
• Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal.

3. Contoh Diagram Garis Tunggal pada Transmisi Tenaga Listrik Yang


menunjukkan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang
didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk bangunan
berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain
pembagian grup pada PHB utama/cabang/ subcabang juga
menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan
jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian/pertanahannya.

3.2 Saran
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan jauh
dari kata sempurna karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga
sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi
kembali apa yang sudah kami paparkan di atas. Mudah-mudahan sumbangsih
pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada penulis dapat membuat
makalah ini lebih berguna bagi kita semua

9
DAFTAR PUSTAKA

https://esuhartono.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2015/03/Modul-2-
SistemKelistrikan.pdf

http://www.info-elektro.com/2013/02/diagram-garis-tunggal-pada-
instalasi.html

http://eprints.polsri.ac.id/1686/3/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai