Anda di halaman 1dari 21

MINI RISET (MR)

Judul

( Makalah Pengaman Trafo (Arrester) )

NAMA MAHASISWA : EGIA PRANANTA PINEM


NIM : 5193331003
JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
MATA KULIAH : TRANSFORMATOR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset (MR) Transformator dengan baik dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi


sehingga Mini Riset (MR) ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari


segi susuanan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Mini Riset (MR) ini dapat memberikan
sedikit ilmu terhadap pembaca.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENGANTAR.......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................................. 1

1.3 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1. Pengertian Pengaman Listrik............................................................................3

2.2. Fungsi Pengaman..............................................................................................3

2.3. Pertimbangan Pemilihan....................................................................................3

2.4. Definisi (lighting arrester)..................................................................................6

2.5. Prinsip Kerja Arrester........................................................................................7

2.6. Konstruksi Lightning Arrester..........................................................................8

2.7. Jenis-Jenis Arrester.........................................................................................12

2.8. Karakteristik Lightning Arrester......................................................................14

2.9. Perhitungan Jarak Maksimum Arrester Dengan Transformator...................15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................17

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................17

3.2. Saran................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

ii
BAB I

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang


Saat ini energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi
manusia. Sehingga ketersediaan energi listrik harus tetap terjaga. Hal ini
tentunya harus didukung dengan sistem ketenagalistrikan yang handal
dengan peralatan dan SDM yang handal.

Sistem ketenagalistrikan yang dimulai dari pembangkitan, Gardu


induk, transmisi, dan gardu distribusi harus tetap dijaga kehandalannya.
Gardu induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer. Diantara peralatan-peralatan
tersebut diantara telah kita kenal seperti transformator, penggubah fasa,
arrester. Untuk itu didalam G.I. Diperlukan isolasi dan peralatan-peralatan
lainnya untuk mengatasi ganguan-ganguan yang dapat merusak peralatan
pada G.I dan saluran transmisinya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut
maka setiap pemasangan G.I selalu dilengkapi dengan Lightning arrester.

Lightning Arrester merupakan salah satu peralatan yang sangat


penting pada G.I. Penempatan arrester pada G.I memiliki tujuan dan fungsi
yang sama tetapi memiliki cara pengawatan dan peletakan arrester yang
berbeda. Sistem penempatan arrester adalah sistem yang berhubungan
dengan cara pengawatan arrester yang memiliki tujuanuntuk memberikan
proteksi pada trafo dari tegangan lebih.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas Mini
Riset (MR) Transformator serta untuk mengetahui kajian lebih dalam
mengenai pengaman pada trafo dalam menghadapi masalah-masalah yang
sering terjadi pada trafo. Mini Riset ini juga memfokuskan salah satu

1
pengaman dari Trafo yaitu Arrester, mulai dari pengertian, prinsip kerja dari
arrester, konstruksi daripada Arrester dan jenis-jenisnya. Diharapkan dari
makalah ini menjadi sumber literasi tambahan bagi kita semua.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini agar penulis dapat


menyumbangkan ide-ide atau pemikirannya terhadap permasalahan yang
sering terjadi khususnya dalam bidang transformator serta manfaat dari
makalah ini adalah sebagai sumber tambahan dan juga pengetahuan kita
mengenai pengaman pada Transformator.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengaman Listrik

Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau


mengamankan atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang
melebihi kemampuannya. Arus yang mengalir pada suatu penghantar akan
menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat
listriknya sendiri.

2.2. Fungsi Pengaman

Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik


dan alat / pesawat yang menggunakan listrik).
2. Melindungi / membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian
beban yang berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan
fasa, fasa dengan netral atau fasa dengan badan (body).
3. Melindungi hubungan singkat dengan badan mesin atau perlengkapan
lainnya.

2.3. Pertimbangan Pemilihan

Perencanaan sistem pengaman transformator harus mempertimbangkan


hal-hal sebagai berikut ini :

1. Jenis transformator yang diamankan

Jenis transformator sangat menentukan sistem pengaman yang


harus diterapkan. Jenis yang dimaksud disini adalah transformator daya
untuk transmisi atau saluran distribusi. Transformator saluran distribusi
sekunder tidak memerlukan sistem pengaman yang serumit atau
selengkap seperti pada transformator distribusi primer. Biasanya pada
transformator distribusi sekunder cukup diamankan dengan sekring cutout

3
dan arrester atau surge diverter saja. Namun untuk transformator distribusi
primer dan saluran transmisi harus dilengkapi dengan relai-relai
pengaman.

2. Ukuran transformator

Rating atau kemampuan transformator merupakan dasar


pertimbangan yang penting dalam perencanaan sistem pengaman.
Ukuran transformator biasanya diberikan dalam besaran rating tegangan
dan daya, misalnya 15KV/150KV dengan daya 100 MVA. Pertimbangan
dari segi teknis, misalnya panas dan arus gangguan hubung singkat yang
timbul pada transformator. Gangguan itu bisa merupakan hubung singkat
antara kumparan maupun kumparan dengan tangki atau penghantar
dengan bodi. Hubung singkat tersebut tergantung juga pada rating
transformator, baik tegangan, daya maupun reaktansi-reaktansinya.
Dilihat dari segi ekonomis, biaya relai-relai pengaman tidaklah murah.
Oleh karena itu, biaya pengaman harus sebanding dengan kapasitas
transformator yang diamankan.

3. Jenis pendinginan

Ada beberapa jenis pendinginan yang digunakan pada


transformator tenaga, antara lain pendingin dengan kipas untuk minyak
bersirkulasi secara alamiah atau secara paksa, pendinginan dengan air
dan sejenisnya. Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga agar suhu
transformator, baik minyak transformator maupun kumparan dapat
dikendalikan pada suatu nilai tertentu. Panas yang berlebihan pada
transformator akan merusak isolasi kumparan dan bisa mengakibatkan
hubung singkat. Sistem pendingin yang digunakan pada transformator
erat kaitannya dengan pemakaian relai-relai suhu.

4. Lokasi pemakaian

Sistem jaringan tenaga listrik dimana transformator dipasang


merupakan faktor yang juga dipertimbangkan. Hal ini terutama berkaitan
dengan kemungkinan gangguan yang terjadi pada transformator. Pada
daerah-daerah tertentu dimana sering turun hujan yang disertai dengan

4
sambaran petir perlu dilengkapi dengan piranti pengaman pengalih
surja/penangkal petir (arrester). Disamping itu pemakaian pengaman
transformator di daerah pedesaan tidak selengkap pemakaian
transformator di perkotaan, karena di perkotaan jaringan listriknya sudah
demikian luas dan kompleks sehinggan memerlukan selektivitas yang
lebih tinggi.

5. Prioritas pelayanan

Untuk transformator yang melayani lokasi-lokasi strategis dan vital,


misalnya rumah sakit, gedung-gedung negara dan sebagainya, diperlukan
sistem pengaman yang sangat andal sehingga kemungkinan
pemadamannya sangat kecil.

6. Gangguan pada Transformator


1. Gangguan Dalam
Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang disebabkan
karena adanya gangguan yang terjadi di dalam transformator, gangguan
itu antara lain:

a. Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang dapat
disebabkan oleh:
 Cara penyambungan konduktor yang tidak baik
 Kontak-kontak listrik yang tidak baik
 Kerusakan isolasi antara inti baut
b. Gangguan pada sistem pendingin Sebagaimana diketahui, banyak
transformator daya mempergunakan minyak transformator sebagai
isolasi yang sekaligus merupakan bahan pendingin. Suatu kenyataan
adalah bahwa terjadinya suatu gangguan atau kerusakan di dalam
transformator, maka dalam minyak itu akan terbentuk sejumlah gas.
c. Gangguan hubung singkat
Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena akan
selalu timbul arus maupun tegangan yang tidak normal/tidak
seimbang. Jenis gangguan ini antara lain, hubung singkat antar
belitan, yaitu:

5
 Hubung singkat antara kumparan dengan tanah
 Hubung singkat dua fasa
 Kerusakan pada isolator transformator
2. Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu:
 Hubung singkat luar
Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator daya,
misalnya: hubung singkat di bus, hubung singkat di feeder dan
gangguan hubung singkat di sistem yang merupakan sumber bagi
transformator daya tersebut. Gangguan ini dapat dideteksi karena
timbulnya arus yang sangat besar, mencapai beberapa ratus kali arus
nominalnya.

 Beban lebih (overload)


Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus
pada beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar 100
%, transformator daya akan mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini
memungkinkan tidak segera menimbulkan kerusakan pada
transformator daya, tetapi apabila berlangsung secara terus-menerus
akan mengakibatkan umur isolasi bertambah pendek.

 Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan arus lebih.

Pada beban lebih, besar arushanya kira-kira 10 % di atas


nominal dan dapat diputuskan setelah berlangsung beberapa puluh
menit. Sedangkan pada arus lebih, besar arus mencapai beberapa
kali arus nominal dan harus secepat mungkin diputuskan.

ARRESTER (lightning arrester)

2.4. Definisi (lighting arrester)

Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik


terhadap tegangan lebih, baik yang disebabkan oleh surja petir maupun
surja hubung. Alat ini bersifat sebagai by pass di sekitar isolasi yang

6
membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat, sehingga tidak timbul
tegangan lebih pada peralatan.

Penangkal Petir (lightning arrester) adalah peralatan yang dirancang


untuk melindungi peralatan lain yang ada di sistem tenaga listrik dari
tegangan lonjakan (baik lonjakan saluran maupun lonjakan arus petir)
dengan membatasi lonjakan tegangan lebih yang masuk dan
mengalirkannya ke tanah dan harus bisa melakukan survei arus ke tanah
tanpa mengalami kerusakan.

Sesuai dengan fungsinya, arrester harus mampu menahan tegangan


sistem sebesar 50 Hz untuk waktu yang tidak terbatas dan harus dapat
mengalirkan arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Selain itu, alat
pelindung yang baik memiliki rasio proteksi yang tinggi yaitu waktu
pelepasan antara tegangan lonjakan maksimum yang diijinkan pada saat
pelepasan dan tegangan sistem maksimum 50 Hz yang dapat ditahan
setelah pelepasan.

2.5. Prinsip Kerja Arrester

Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh


petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.
Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja,
arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus
yang tinggi ke tanah. Setelah itu hilang, arrester harus dengan cepat
kembali menjadi isolator.

Pada pokoknya arrester ini terdiri dari dua unsur yaitu :

1. Sela api (spark gap)


2. Tahanan kran (valve resistor)

Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari


tegangan percikan ditentukan oleh tegangan sistem maksimum dan oleh
tingkat isolasi peralatan yang dilindungi.

7
2.6. KonstruksiLightning Arrester

LA di saluran transmisi ataupun di gardu induk, memiliki konstruksi


yang hampir serupa. Komponen utama dari LA adalah varistor/ komponen
aktif yang terbuat dari Zinc Oxide. Varistor ini berbentuk keping blok,
tersusun di dalam housing/ kompartemen yang terbuat dari porselen
ataupun polymer. Selain sebagai penyangga, housing ini juga befungsi
untuk menginsulasi antara bagian bertegangan dan tanah pada tegangan
operasi LA.

LA juga dilengkapi dengan katup pressure relief di kedua ujungnya.


Katup ini befungsi untuk melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat
LA dilalui arus surja.

1. Varistor/ Active Part

Active Part terdiri dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc
Oxide dicetak dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping
tergantung pada kemampuan absorbsi energi dan nilai discharge arus.
Material silinder terbuat dari aluminium. Silinder ini selain memiliki
kemampuan mekanis, juga berfungsi sebagai pendingin

8
Diameter keping bervariasi dari 30 mm untuk arrester kelas distribusi
hingga 100 mm untuk arrester HV/EHV. Setiap keping blok memiliki tinggi
bervariasi dari 20 hingga 45 mm.

2. Housing LA

Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat


dari FRP (Fiber Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang
pada kedua ujung kolom active part untuk memastikan susunan keping
memiliki ketahanan mekanis. Kompartemen housing dapat terbuat dari
porselen ataupun polymer. Alumunium flange direkatkan pada kedua ujung
housing dengan menggunakan semen.

3. Sealing dan Pressure Relief Systems

9
Sealing ring dan pressure relief diaphragm dipasang di kedua ujung
arrester. Sealing ring terbuat dari material sintetis sementara pressure relief
diaphragm terbuat dari steel/ nikel dengan kualitas tinggi. Pressure relief
bekerja sebagai katup pelepasan tekanan internal pada saat LA
mengalirkan arus lebih surja.

4. Grading Ring

Grading ring diperlukan pada LA dengan ketinggian > 1.5 meter atau
pada LA yang dipasang bertingkat. Grading ring berfungsi sebagai kontrol
distribusi medan elektris sepanjang permukaan LA. Medan elektris pada
bagian yang dekat dengan tegangan akan lebih tinggi, sehingga stress
pada active part di posisi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada
posisi di bawahnya. Stress ini dapat menyebabkan degradasi pada
komponen active part.

Pemilihan ukuran grading ring perlu mempertimbangkan jarak antar


fasa. Jarak aman antar konduktor harus sama dengan jarak antar grading
ring antar fasa dari arrester.

10
5. Peralatan Monitoring dan Insulator Dudukan

LA dilengkapi dengan peralatan monitoring, yakni counter jumlah


kerja LA dan/atau meter arus bocor total. Sebelum diketanahkan, kawat
pentanahan dilewatkan dahulu pada peralatan monitoring. Oleh karenanya,
insulator dudukan perlu dipasang baik pada kedua ujung peralatan monitor,
maupun pada dudukan LA, agar arus yang melalui LA hanya melewati
kawat pentanahan.

6. Struktur Penyangga Lightning Arrester

LA dipasang pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah, untuk


itu diperlukan struktur penyangga yang terdiri dari pondasi dan struktur besi
penyangga.

11
2.7. Jenis-Jenis Arrester

Adapun jenis-jenis arrester di kelompokan menjadi dua yaitu


sebabagai berikut :

1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung.

Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung
serat dan sela percik yang berada diluar diudara atau disebut juga sela seri
lihat pada gambar. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan
arrester kedua sela percik, yang diluar dan yang berada didalam tabung
serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk
busur api.

Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut
sebagai tabung pelindung.

2. Arrester jenis katup

12
Arrester jenis katup ini terdiri dari sela pecik terbagi atau sela seri
yang terhubung dengan elemen tahanan yang menpunyai karakteristik tidak
linier.Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela
seri.

Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis yaitu :

1. Arrester katup jenis gardu (station)


2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
3. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)

3. Arrester katup jenis gardu

Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling effisien dan
juga paling mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan
pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar. Umumnya dipakai
untuk melindungi alat – alat yang mahal pada rangkaian – rangkaian mulai
dari 2400 volt sampai 287 kV dan tinggi.

4. Arrester katup jenis saluran

13
Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu . kata
“saluran” disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester
jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator
dan pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69
kV.

5. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin

Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin – mesin


berputar seperti diatas dan juga melindungi transformator dengan
pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan
dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

2.8. Karakteristik Lightning Arrester

Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan sistem


tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat

14
digunakan dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempumyai tiga
karakteristik dasar yang penting dalam pemakainnya yaitu :

1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui


2. Arrester mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage
limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
3. Batas termis

Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan


teganagan yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa
arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi tegangan yang
melebihi rating arrester yang digunakan.

2.9. Perhitungan Jarak Maksimum Arrester Dengan Transformator

Untuk mendapatkan perlindungan transformator yang optimum,


arrester ditempatkan dengan jarak tertentu (tidak boleh terlampau jauh
ataupun terlalu dekat), dalam kenyataannya arrester harus ditempatkn
dengan jarak tertentu, agar perlindungan dapat berlangsung dengan
optimal.

Jika arrester dihubungkan dengan menggunakan saluran udara


terhadap alat yang dilindungi, maka untuk menetukan jarak yang optimal
antara arrester dengan transformator, dinyatakan dengan persamaan:

A .S
Ep = E a + 2 =
V

Dimana :

15
Ep :Tegangan pengenal pada alat yang dilindungi (kV)

Ea :Tegangan tembus/percik dari arrester (kV)

A : Kecuraman gelombang datang (kV / s)

s : Jarak arrester terhadap alat yang dilindungi (m)

v : Kecepatan merambat gelombang impuls (m / s).

16
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau


mengamankan atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang
melebihi kemampuannya.

Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan


alat / pesawat yang menggunakan listrik).
2. Melindungi / membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban
yang berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa
dengan netral atau fasa dengan badan (body).

Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik


terhadap tegangan lebih, baik yang disebabkan oleh surja petir maupun surja
hubung.

Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus yang tinggi ke tanah.

3.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa


saran antara lain:

1. Pemasangan arester berdasarkan jaraknya dengan trafo masih dalam


batas aman yaitu antara jarak 3 m sampai 9, 75m.dan itu merupakan
standar yang sudah di tetapkan oleh PLN.

17
2. Perlu adanya pengujian atau penghitungan dengan teori lain seperti
Witzke-Bliss untuk bisa membandingkan hasilpenghitungan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Muh. Arief Bijaksana, Faridah, Muhammad Ali Jubbar. (2018). ANALISIS


PEMANFAATAN LIGHTING ARESTER UNTUK PENGAMAN
TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK BOLANGI. Jurnal ILTEK,
13(01), pp. 1853-1858.

NUR PAMUDJI. (2014). Buku Pedoman Lightning Arrester

I Wayan Sudiartha, I Ketut TA. (2014). ANALISIS PENGGUNAAN SAKLAR ARUS


BOCOR ( ELCB ) SEBAGAI PROTEKSI TEGANGAN SENTUH
TERHADAP MANUSIA. JURNAL LOGIC, 14(1), pp. 33-39.

18

Anda mungkin juga menyukai