Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK RIVIEW

MK. PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

Skor Nilai:

JUDUL
“ISLAM KAFFAH.”

NAMA MAHASISWA : EGIA PRANANTA PINEM

NIM : 5193331003

DOSEN PENGAMPU : Drs. Ramli, M.A.

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


April 2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan Critical Book Review ini. Critical Book Review ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah saya yaitu “Pendidikan Agama Islam” yang diampu oleh bapak Drs.
Ramli, MA.

Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Akan tetapi saya menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh
dari kesempurnaan.

Apabila dalam Critical Book Review ini terdapat kekurangan dan kesalahan, saya
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Akhir kata saya
berharap semoga Critical Book Review ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan, 30 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Rasionalisasi pentingnya CBR....................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................1
1.3. Manfaat CBR...............................................................................................................1
1.4. Identitas Buku yang Dilaporkan :................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................2
BAB I. MENGENAL ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA..............................................2
BAB II. MEMAHAMI ISTILAH IMAN, ISLAM, DAN IHSAN.........................................4
BAB III. MANUSIA DALAM KONSEPSI ISLAM..............................................................6
BAB IV . MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI........................................7
BAB V. HUKUM DAN ISLAM............................................................................................8
BAB VI. SENI DALAM ISLAM...........................................................................................9
BAB VII. MORAL,ETIKA, DAN AKHLAK......................................................................10
BAB VIII. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM.....................14
BAB IX. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA..................................................17
BAB X. KONFLIK, PEMECAHAN, DAN HARAPAN UMAT BERAGAMA................18
BAB XI. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN DEMOKRASI.......................................19
BAB XII. BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM........................................................20
BAB XIII. POLITIK DALAM ISLAM................................................................................21
BAB XIV. TERORISME DAN NARKOBA.......................................................................22
BAB III PEMBAHASAN /ANALISIS..................................................................................24
3.1. Kelebihan Dan Kekurangan Isi Buku........................................................................24
BAB IV PENUTUP................................................................................................................25
4.1. Kesimpulan................................................................................................................25
4.2. Rekomendasi..............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi pentingnya CBR

Pentingnya CBR adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk


meringkas dan mengevaluasi tulisan. Tugas CBR berupa buku, bab atau artikel.
Dalam menulis CBR kita harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan
dari buku lain yang serupa agar kita bisa memberikan tujuan dari tulisan dan evaluasi
yang lebih komprehensif, obyektif dan factual.

1.2. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan penulisan CBR untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan


wawasan ilmu dan juga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam hal
mengkritik buku dan membandingkannya dengan buku lain serta untuk menguatkan
kemampuan dan skill dalam mengkritisi suatu buku untuk dijadikan bahan CBR.

1.3. Manfaat CBR

Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif


tentang apa yang tampak dan terungkap dalah sebuah buku yang mengajak pembaca
untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan lebih jauh mengenai masalah
yang muncul dalam sebuah buku.

1.4. Identitas Buku yang Dilaporkan :

Judul : Islam Kaffah (Pendidikan Agama Islam Untuk

Perguruan Tinggi)

Edisi : Revisi

Pengarang : Tim MPK Pendidikan Agama Islam UNIMED Medan

Penerbit : PERDANA PUBLISHING

Tahun Terbit : 2021

ISBN : 978-623-7842-60-6

1
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I. MENGENAL ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA

A. Mengapa harus mempercayai keberadaan penciptaan alam semesta


Di dalam islam kepercayaan kepada pencipta alam semesta dipahami sebagai
fitrah manusia. Sejak masa azali allah telah mempertanyaakn kepada ruh manusia. Karena
itu pada dasar nya manusia di ciptakan sebagai seorang yang bertuhid dan menyerahkan
diri kepada allah.
Di dalam surah ar-rum ayat 30 disebutkan
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama allah
( tetaplah atas ) fitrah allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan pada fitrah allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui
Potensi fitrah akan semakin kuat ketika akal kecerdasan manusia mendukung nya.
Karakter akal yang rasional selalu mendorong agar manusia mempertanyakan dan
menganalisis apa pun yang di pahami nya sebagai sesuatu yang penting. Masalah
keyakinan adalah masalah yang penting di dalam kehidupan karena itu akal kecerdasan
akan mendorong manusia untuk memikirkannya.. usuluddin adalah kajian tentang asas-
asas agama yaitu tentang ketuhanan. Pertanyaan dalam ranah usuluddin itu di sebut
dengan nazar.

B. Keharusan memilih islam sebagai agama dan pedoman hidup


Pertama, agama ini memiliki kitab suci alquran yang di wahyuhkan allah dan telah
teruji dalam sejarah tentang keautentikannya. Kedua, sejak era di turunkannya al-quran
allah telah menantang manusia dan jin untuk membuat satu surah saja seperti kualitas al-
quran dari segala dimensi nya, tetapi hingga saat ini tidak ada yang mampu
melakukannya. Al-quran memiliki ketinggian redaksi dan bahasanya yang tidak
tertandingi hingga saat ini. Ketiga dilihat dari keterpaduan kandungan ayat-ayat
alquran,dan pemenuhan terhadap kebutuhan hidayah manusia untuk menata duniawi dan
ukhrawi. Dari diskusi di atas ada 4 hal yang mendasari mengapaseseorang harus memilih
islam sebagai keyakinanya. Pertama, berkenaan dengan eksistensi kitab suci. Kedua dari
sisi ajaran dan kebenaran ilmiah. Ketiga, keterpaduan kandungan dan pemenuhan atas

2
kebutuhan pedoman hidup manusia dalam segala keadaan dan berlaku sepanjang zaman.
Keempat , dari sisi sejarah keberimannya manusia, yaitu para nabi dan rasul sebelumnya.

C. Keniscayaan beriman dan bertauhid


Ketika seorang telah meyakini adanya pencipta alam semesta, lalu ia menemukan
islam sebagai agama kebenaran dan mengharuskan secara obyektif harus ia pilih, maka
konsekuensinya dari semua itu adalah seyogianya ia mewujudkannya di dalam keyakinan
dan perilakunya. Jika ia tidak bersikap sedemikan, maka ia telah mengingkari kebenaran
itu sendiri. Merealisasikan tuntutan keimanan berarti tunduk dan patuh kepada segala
ajaran-ajaran yang di timbulkan keimanan dengan cara melaksanakannya. Oleh sebab itu
ia akan menempatkan ajaran-ajaran yang wajib pada kedudukan wajib, ajaran-ajaran yang
sunnat larangan-larangan yang haram pada posisi haram, larangan-larangan makruh pada
posisi makruh dan hal-hal yang mubah pada kedudukan boleh dilaksanakan dan boleh di
tinggalkan.
Syahadat kepada allah memiliki 7 syarat:ilmu ( al-ilm ),yakin ( al-
yaqin ),menerima ( al-qabul ),tunduk dan patuh ( al-inqiyad ), jujur ( ash-sidq ),iklas ( al-
ikhlas ), cinta ( al-mahabbah ).
Sebagai seorang muslim ia harus mengetahui konsep ketuhanan di dalam islam
sesuai dengan yang di ajarkan agama ini. Di antara konsep terpenting dari agama islam
adalah tauhid. Tauhid adalah meyakini keesaan allah dalam rububiyyah,iklas beribadah
kepada nya, menetapkan bagi nya nama-nama dan sifat-sifat nya serta meyakini
kesuciannya dari kekurangan dan cacat. Mentauhidkan allah berarti tidak
menserikatkannya dengan sesuatu apapun. Mentauhidkan allah merupakan suatu sikap
objektif dan adil. Sebab pada hakiki nya hanya allah lah tuhan dan dia berhak untuk
mendapatkan pengakuan sebagai tuhan dan berhak untuk mendapatkan pengakuan
sebagai tuhan dan berhak untuk diibadahi setiap makhluk nya. Dengan demikian kesirikan
adalah sikap subjektif yang keliru dan kezaliman yang tiada tara. Allah berfitrman dalam
surah ali Imran ayat 18 yang arti nya : allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan
melainkan dia yang berhak di sembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada tuhan melainkan
dia yang berhak di sembah yang maha perkasa lagi maha bijaksana

3
BAB II. MEMAHAMI ISTILAH IMAN, ISLAM, DAN IHSAN

A. Asas keimanan dalam agama islam


Di dalam islam, wujud iman seseorang di asaskan penegakannya kepada rukun
iman. Keimanan itu di wujudkan dalam kepercayaan hati,pengakuan, dan prilakunya
sebagaimana yang telah di jelaskan. Pada tingkatkan perilaku inilah wujud iman tersebut
dapat terilihat.
Rukun iman yang dimakdus adalah :
1. Iman kepada allah, tuhan yang menjadikan seluruh alam ini
2. Iman kepada malaikat allah
3. Iman kepada kitab-kitab allah, kita-kitab suci yang di turunkan oleh allah terhadap
rasul
4. Iman kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus allah untuk ,menyampaikan ajaran-
ajarannya kepada umat manusia
5. Iman akan adanya hari akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal perbuatan
manusia di dunia
6. Iman kepada qadha dan qadhar, yaitu segala ketetapan allah terhadap untung baik dan
buruk yang kita alami di duinia ini berasal dari Allah SWT
Iman kepada allah membenarkan dengan yakin sepenuhnya tanpa sedikitpun
keraguann akan adanya allah dan keesaan nya.
Rukun iman keduan adalah percaya kepada malaikat. Seorang mukmin wajib
mengakui dan mengimani adanya malaikat. Mereka adalah malaikat allah yang senantiasa
taat kepada perintahnya dan tidak pernah melakukan maksiat.sebagaimana firman allah
syarah at-Tahrim ayat 6. Artinya : “ malaikat-malaikat tidak mendurhakai allah terhadap
apa yang di perintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di
perintahkannya.
Iman kepada kitab allah membenarkan bahwa seluruh kitab yang diturunkan itu
dating nya dari allah. Ayat-ayat yang ada di dalam kitab tersebut adalah kalam allah. Di
antara nya adalah kitab taurat, zabur, injil dan al-quran.
Iman kepada rasul adalah membanarkan dengan sesungguhnya bahwa allah
mengutus kepada setiap umat ini seorang rasul untuk membimbing mereka. Tugas utama
seorang rasul adalah mengajak manusia untuk mentauhidkan allah dan menjauhi
kesyirikan serta menjalankan syariat yang di bawanya. Di dalam surah al-quran pada
surah an-nisa ayat 150-152 allah berfirman : artinya : sesungguhnya orang-orang yang

4
kafir kepada allah dan rasul-rasul nya dan bermaksud memperbedakan antara allah dan
rasul nya.
Iman kepada hari akhir adalah meyakini sepenuh hati tanpa keragiuan bahwa hari
kiamat akan akan terjadi.
Rukun iman terakhir adalah percaya kepada qadha-qadhar. Qadar adalah ketentuan
allah sedangkan qadha merupakan ketetapan nya.

B. Asas Keislaman Dalam Agama Islam


Sewaktu membicarakan definisi islam, al-maududi menjelaskan :
“ Setiap agama di dunia ini telah di namai setelah pendirinya dari suatu komunitas
atau bangsa itu dilahirkan. Sebagai contoh, Kristen diambil dari nama Nabi Isa yang
kudus, Buda dari pendirinya Buddha Gautama, Zoroastrian dari pendirinya Zoroaster,
Jahudi dari bangsa Jahudi, yakni dari nama suku Judah ( daerah Judea ) dimana ia
berbentuk.’’
Secara bahasa islam berarti patuh, penyerahan, dan pengabdian. Seorang yang
beragama islam di sebut muslim. Muslim adalah orang yang menyerahkan diri, patuh, dan
hanya mengabdi kepada Allah Swt. Karena tunduk dan patuh, maka jadilah seorang
Muslim orang yang selamat.
Seorang muslim di tuntut menjalan syariat islam dengan ikhlas dan sesuai dengan
petunjuk Allah dan Rasul-nya. Dalam korelasi ini, Ibn al-Qayyim menjelaskan bahwa ada
dua syarat diterimanya amal ibadah seseorang, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai
dengan petunjuk syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai
dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka ibadah tersebut tertolak. Telah menajdi
keyakinan kaum muslim bahwa islam adalah agama yang benar yang di ridhai oleh allah.
Oleh sebab itu, agama manapun selain islan tidak terima di sisi allah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 19 :
Artinya : “ sesungguhnya agama (yang di ridhai) di sisi Allah hanyalah islam.)
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara
ibadah,moralitas,social,ekonomi,kebudayaan,politik,dan hubungan internasional. Dengan
kata lain, islam mengatur seluruh aspek dan nilai-nilai kehidupan secara integral tanpa
eksepsional. Oleh sebab itu, islam tidak mengenal konsep sekularisme dan sekularisasi
dalam kehidupan social dan politik

5
C. Ihsan Dalam Agama Islam
Menurut bahasa, ihsan bersrti berbuat atau melakukan kebaikan. Hal ini sesuai
dengan firman allah pada surah an-Nahl ayat 90:
Artinya: sesungguhnya allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.
Hakikat ihsan menurut istilah tersebut mengandung arti bahwa dalam menyembah
allah seseorang harus bersungguh-sungguh, serius, penuh keiklasan, dan tawaduk. Dalam
hatinya harus tumbuh keyakinan bahwa allah seakan-akan berada di hadapannya dan
melihat-nya. Dengan kata lain, dia harus merasa bahwa allah selamanya hadir dan
menyaksikan segala perbuatannya.

BAB III. MANUSIA DALAM KONSEPSI ISLAM

A. Mengenal Konsep Manusia


Manusia adalah makhluk tuhan yang multi dimensi dan kompleks. Sejak
peradaban umat manusia di tulis, ia selalu di jadikan objek kajian yang tidak pernah habis
untuk di telaah. Dalam islam, dideskripkan bahwa allah meciptakan adam berdasarkan
kehendak dan kekuasaan-nya tanpa melalui proses biologis sebagaimana lazimnya
manusia-manusia keturunannya, yakni keterlibatan ayah dan ibu sebagai sebab natural
terlahirnya manusia. Penjelasan tentang penciptaan manusia tersebut di awali dari firman
allah kepada para malaikat bahwa dia akan menjadikan manusia dari tanah liat kering
yang berasal dari lumpur hitam dan di beri bentuk menjadi tubuh yang sempurna. Selain
kecakapan intelektual yang di berikan allah untuk mewujudkan atribut-atribut kemuliaan
dan kehendak-nya, manusia juga di beri bimbingan wahyu. Wahyu allah merupakan
pedoman hidupbagi manusia untuk meraih kebahagiaan material dan spiritual dalam
hidupnya.
Manusia yang menerima wahyu adalah manusia yang terbaik dari jenis manusia
itu sendiri yang di sebut dengan nabi dan rasul. Manusia terbaik inilah yang berhubungan
langsung secara spiritual kepada allah untuk menerima wahyu nya

B. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan

6
Ada beberapa istilah yang terkait dengan dimensi manusia yang di telaah dari
perspektif ini.di mensi-dimensi tersebut saling berhubungan secara fungsional dan
substansial dalam diri manusia itu sendiri. Hal yang terpenting dari sejumlah dimensi itu
adalah al-jasad, al-ruh, al-aql, dan al-nafs.
Al-jasad dalam bahasa Indonesia di sebut tubuh, badan atau jasad merupakan salah
satu dimensi yang dapat dijelaskan secara saintifik. Dalam al-quran dijelaskan bahwa
manusia berasal dari sperma dan ovum, kemudian bertahap menjadi darah,daging,tulang-
belulang dabn akhirnya menjadi manusia yang utuh dan memiliki bentuk yang terbaik.
Allah berfirman di dalam surah al-mu’minun ayat 12-14:
Artinya : dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati air mani yang di simpan dalam tempat yang
kokoh. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang
lalu tulan belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk
yang berbentuk lain. Maka maha sucilah allah, pencipta yang paling baik
Nafs al-lawwarnah adalah nafsu yang menyesal di sebabkan keburukan yang
dilakukannya di dunia. Dalam nafsu ini bergumul antara kebaikan dan kejahatan yang
saling menghimpit dan mengalahkan. Eksistensi manusia dengan keragaman dimensi
yang dimilikinya merupakan suatu system yang inheran dan padu, bukan terpisah-pisah
yang berakibat terjadinya dikotominasi dan paradox.

BAB IV . MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

A. MARTABAT MANUSIA

a. Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada allah. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan oleh allah dalam kitab sucinya yaitu : Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku ( az-zariyat :
56 ). Ketika tujuan manusia diciptakan untuk beribadah kepadanya, maka seyogianya ia
menjadikan seluruh hidupnya dalam rangka lillahi ta’ala ( hanya untuk allah ). Adapun
yang dimaksud hal ini adalah manusia harus menjalankannya seluruh aspek kehidupannya
sesuai dengan tuntunan syariat yang dibebankan kepadanya. Tuntunan itu dijalankannya

7
hanya sebagai sebuah pengabdian secara ikhlas kepada-nya berdasarkan rida dan
kehendak-nya.
Ibn Qayyim mengatakan bahwa dalam hal menjalankan ibadah kepada allah
sebagai tujuan hidup manusia, maka ia harus memperhatikan dua hal. Pertama hatinya
harus ikhlas hanya kepada allah dan kedua harus sesuai dengan petunjuk yang diajarkan
oleh nabi saw (sunnah). Zu an-nun al-mishri menjelaskan ada tiga tanda-tanda ikhlas yaitu
: “ tanda ikhlas ada tiga : pujian dan cercaan dari manusia sama saja baginya:
melupakan amal yang telah dilakukannya: hanya mengharap ganjaran amalnya di
akhirat.”
Sebagaimana yang telah disebutkan, selain harus ikhlas, ibadah mesti mengikuti
tuntunan yang diajarkan oleh nabi saw. Jika ibadah formal tidak mengikuti tuntunan
tersebut maka ia sia sia bahkan bagi orang orang yang membuat buat ibadah tanpa dalil
akan mendapat ancaman api neraka.

B. TANGGUNGJAWAB MANUSIA
a. Tanggung jawab manusia sebagai hamba allah
Tanggungjawab utama manusia adalah menjadikan dirinya dan masyarakatnya tetap
berada di dalam tujuan hidup tersebut.
b. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah allah.
Pertama kali disebutkan di dalam al quran surah albaqarah ayat 30. Ayat ini
mengandung pesan tentang kedudukan manusia sebagai pemakmur alam, yang disebut
dengan istilah “khalifah di atas muka bumi”. Di dalam surah shad ayat 26 allah
menjelaskan tentang tugas yang harus ditegakkan seorang khalifah. Tugas utamanya
adalah menerapkan kebenaran dalam menetapkan keputusan kepada manusia; khalifah
harus berlaku adil, dan tidak boleh mengikuti hawa nafsunya dalam menjalankan
kepemimpinannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tanggungjawab utama manusia sebagai
khalifah allah adalah untuk mengajak manusia mentauhidkan allah, menegakkan
hukum-hukumnya, keadilan dan memakmurkan bumi.

BAB V. HUKUM DAN ISLAM

A. MENUMBUHKAN KESADARAN HUKUM UNTUK MENAATI HUKUM ALLAH


a. Kedudukan Hukum Islam

8
Sesungguhnya, disyari’atkannya hukum allah bagi manusia adalah untuk
mengatur tata kehidupan mereka, baik dalam masalah duniawi maupun ukhrawi.
Fungsi hukum islam dinyatakan secara tegas dalam surah an-nisa ayat 105 :
sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu dapat n hukum kepada manusia dengan apa yang telah allah wahyukan
kepadamu.

b. Ciri Khas Syari’at Islam


Adapun ciri khas syari’at islam adalah Bersifat menyeluruh, Membentuk adab
dan akhlak yang baik, Merasa di dalam pengawasan allah dan Sesuai setiap waktu dan
tempat.

c. Tujuan Hukum Islam


Pada dasarnya, tujuan syari’ dalam mensyariatkan ketentuan ketentuan hukum
kepada mukhallaf adalah untuk mewujudkan kebaikan bagi kehidupan mereka, baik
melalui ketentuan ketentuan yang dharuri, hajiy, ataupun tahsini.

BAB VI. SENI DALAM ISLAM

A. ISLAM AGAMA FITRAH


Islam adalah agama realistik, mengetahui dan menyadari kepentingan, tabiat,
watak, bakat dan keinginan manusia sebagai makhluk yang diciptakan memiliki fitrah
kejadian dan instink.
1. Seni budaya
Hasil kesenian dan kebudayaan tidak disukai islam yaitu kesenian dan
kebudayaan yang dapat merusak iman dan bertentangan dengan batas kesopanan yang
dapat merusak iman dan bertentangan yang diajarkan islam.
2. Seni suara
Islam memperbolehkan mengubah dan melantunkan syair selama kata-kata dalam
syair tersebut tidak membawa manusia kepada kemaksiatan, kedurhakaan, dan
penentangan terhadap syariat islam.
3. Syair dan puisi
Pada asalnya syair tidaklah haram dikumandangkan karena ia hanyalah sebuah
gubahan dari keindahan seni bahasa untuk mengungkapkan perasaan. Syair itu telarang

9
jika mengandung kata kata yang bertentangan dengan syariat. Oleh sebab itu, syair yang
demikian diharamkan oleh syariat. Namun, syair yang tidak memiliki indikasi yang
disebutkan tetep dalam hukum asalnya, yaitu boleh.
4. Seni bangunan
Salah satu jenis bangunan yang dilahirkan dari rasa keagamaan dan spirit
keislaman dari umat islam adalah bangunan masjid tempat peribadatan.
5. Seni lukis, ukir dan pahat.
Hikmah Adanya larangan membuat patung-patung dan lukisan-lukisan yang
menerupai ciptaan tuhan yang mempunyai ruh adalah agar manusia tidak kembali kepada
penyembahan berhala dan mendewa dewakan manusia atau sebagainya. Sebab, demikian
membawa kepada syirik. Adapun dibolehkan bila dibuat hanya sekedar untuk permainan
dan penghibur bagi anak anak.

B. TANGGUNG JAWAB SENIMAN


Adapun tanggung jawab seorang seniman adalah dengan seninya tidak akan
mengajarkan kesenian yang justru menentang alllah.

BAB VII. MORAL,ETIKA, DAN AKHLAK

Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang
mengklasifikasikannya menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya
akhlak adalah suatu sebutan bagi perilaku terpuji yang berakar dari iman. Malah dasar
pijakan akhlak adalah Al Qur’an dan Al-Sunnah, sehingga perilaku yang tidak berdasar
keduanya tidak ada jaminan sebagai akhlak mulia. Sumber pijakan inilah yang merupakan
perbedaan prinsip dari akhlak dengan etika, budi pekerti, moral dan sebagainya.
Etika, moral, budi pekerti, meskipun dasarnya adalah kebiasaan, adat-istiadat
masyarakat, tapi di kalangan umat beragama, perilaku yang terbiasa, dapat disesuaikan
dan dijiwai oleh akhlak yang diajarkan oleh agama. Karena itu banyak kita temui etika,
moral, dan budi pekerti saling mengisi dengan ajaran akhlak yang dibimbing oleh agama.
Mengapa demikian? Karena unsur-unsur akhlak ini adalah hal-hal yang makruf, yang
sudah dimaklumi oleh orang banyak sebagai hal yang baik, dan bersumber pada sifat dan
sikap jiwa yang mulia dan terpuji, seperti : jujur, adil, bijaksana, berkata benar, ramah,
senyum, pemaaf, disiplin, dan sebagainya.

10
Berbicara masalah akhlak berarti berbicara tentang konsep Al-husn (baik) dan Al-
qubh (buruk). Menurut Mu’tazilahal-husn adalah sesuatu yang menurut akal bernilai baik
dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi Mu’tazilah baik dan
buruk itu ukurannya adalah akal manusia. Berbeda dengan Mu’tazilah, Ahlu al-Sunnah
berpendapat, bahwa yang dapat menentukan baik dan buruk bukan akal tetapi wahyu.
Oleh karenanya Ahlu al-Sunnah berpendapat, bahwa al-husn adalah sesuatu yang menurut
Al Qur’an dan al-Sunnah adalah baik dan al-qubh adalah sesuatu yang menurut Al Qur’an
dan al-Sunnah adalah buruk.
Secara substansial, etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang
kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan
yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu sendiri. Etika adalah ajaran yang
berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal
karena memang etika adalah bagian dari filsafat. Sedangkan akhlak yang secara
kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang
berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan.
Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik
dan yang buruk, terpuji atau tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir
batin. Secara rinci kajian akhlak meliputi :
a) Pengertian baik dan buruk
b) Menerangkan apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia terhadap manusia
lainnya
c) Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-
perbuatannya
d) Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat.
Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memalui pertimbangan pikiran terlebih
dahulu. Sejalan dengan apa yang diungkapkan Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali
menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran.
Dua definisi di atas menyatakan, bahwa akhlak secara substansial adalah sifat
hati (kondisi hati)- bias baik- bias buruk- yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat
hatinya baik, maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al akhlaq al-karimah) dan

11
jika sifat hatinya buruk, maka yang keluar dari perilakunya adalah akhlak yang buruk
(al-akhlaq al-mazmumah). Kemudian muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan hati
manusia kotor dan jelek dan apa pula yang menyebabkan bias jelek dan rusak juga
bias baik dan suci adalah factor dirinya.
Di dalam diri manusia ada tiga nafsu :
 Nafsu Syahwaniyyah, (nafsu ini ada pada manusia dan ada pada binatang), Yaitu
nafsu yang cenderung pada kelezatan misalnya makanan, minuman dan syahwat
jasmaniyah, bersenang-senang dengan lawan jenis. Kalau nafsu ini tidak
dikendalikan, maka manusia tak ada bedanya dengann hewan, sikap hidupnya
menjadi hedonism.
 Nafsu Al-ghadhabiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan ada pada hewan,
yaitu nahsu yang cenderung kepada marah, merusak, ambisi, senang menguasai
dan mengalahkan yang lain. Nafsu ini lebih kuat ketimbang
nafsu syahwaniyyah dan lebih berbahaya bagi pemiliknya jika tak terkendalikan.
Ia cenderung pemarah, sangat hiqdu(dengki), tergesa-gesa tidak tenang, cepat
bertindak untuk menaklukkan musuhnya tanpa pertimbangan matang dan
rasional.
 Al-Nafsu al-nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan hewan.
Nafsu yang dengannya manusia mampu berzikir mengambil hikmah, memahami
fenomena alam dan dengannya manusia menjadi agung, besar cita-citanya,
kagum terhadap dirinya sehingga bersyukur kepada Tuhannya. Nafsu ini
menjadikan manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
serta dengannya pula manusia dapat mengendalikan kedua nafsu Al-
syahwaniyyah dan Al-Ghadhabiyah. Al-Nathiqahini akan berkembang positif
bahkan dapat mengendalikan kedua nafsu yang lainnya, yaitu dengan
mempelajari ilmu akhlak, hikmah dan menahan diri dari keburukan danfahisyah,
mengatur kehidupan dan penghidupannya secara baik, menjaga harga diri
dan muru’ah.
Suci dan tidaknya hati manusia tergantung mana yang paling dominan dalam
hatinya, jika nafsu yang pertama dan yang kedua (syahwaniyyah dan ghadhabiyah)
yang mendominasi dirinya, maka yang muncul adalah akhlak yang buruk (al- akhlaq
al-mazmumah), tetapi jika nafsu yang ketiga yang muncul, yaitu al-nafs al-
nathiqah yang mendominasi hatinya, maka akhlak al-karimah lah yang akan muncul

12
dari dirinya. Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau sikap
hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan
sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan
tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran Islam pada
asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis. Dalam arti mempunyai
potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh dengan nilai-
nilai atau norma-norma.
Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al Qur’an bukan memuat ayat-
ayat yang secara spesifik berbicara masalah akhlak, malah setiap ayat yang berbicara
hokum sekalipun, dapat dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selaku dikaitkan dengan
akhlak atau ajaran moral. Ayat-ayat yang pangkalnya menjelaskan ketentuan hokum,
biasanya ujung ayat mengutarakan masalah akhlak. Sebagai contoh terdapat dalam
QS. 2 (Al-Baqarah) : 183.
Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan melakukan
perbuatan-perbuatan baik. Hadits-hadits Nabi juga mengaitkan puasa dengan
perbuatan-perbuatan baik (al-akhlaq al-Mahmudah) dan perbuatan buruk (al-akhlaq
al-Mazmumah). Dalam salah satu hadits dinyatakan :
“Orang yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan senantiasa berdusta tidak ada
faedahnya ia menahan diri dari makan dan minum. “ (HR. Tirmizi). 
Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan perbuatan yang
jelek, maka tidak ada gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri dari
makan dan minum, karena puasanya tak berguna. Hadits lain mennyatakan : “ Puasa
bukanlah menahan diri dari makan dan minum, tetapi puasa adalah menahan diri dari
kata-kata sia-sia dan kata-kata tak sopan; Jika kamu dicaci atau tidak dihargai
katakanlah: “Aku berpuasa”.
Dengan demikian, berpuasa bukanlah menahan diri dari makan dan minum,
tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan  dan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan
kotor. Contoh lain mengenai haji sebagaimana disebutkan dalam QS. 2 (Al-Baqarah) :
197.
Ayat diatas begitu jelas menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji, orang
tidak boleh mengeluarkan ucapan-ucapan yang tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-
hal yang tidak baik dan tidak boleh bertengkar. Demikian juga ayat tentang shalat,

13
zakat dan ayat-ayat muamalah lainnya, selalu dikaitkan dengan pesan-pesan perbaikan
akhlak dan moral.

BAB VIII. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM

Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu


negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun. Sebab kerukunan
merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat dan bangsa
Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, Agama, Ras dan
antar Golongan bangsa Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan
segala akibatnya yang tidak diinginkan.
Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang
mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati, harga
menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan
kepribadian pancasila.
Agama secara umum merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang
dianut oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya. Agama
diakui sebagai seperangkat aturan yang mengatur keberadaan manusia di dunia.

A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam


1) Makna Agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang
mengandung ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan
kehidupan umat manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah pada
umumnya.rahmat adalah kasih sayang sesama pribadi,keluarga, masyarakat, dan
sesama makhluk.rambu-rambu kasih sayang itu telah diatur oleh Alqur’an dan sunnah
Nabi Muhammad saw.

2) Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam


Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang
mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan dan
kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk
Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan dan membuat membuat bencana

14
atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam sebagai rahmat bagi
seluruh alam (rahmatal lil alami)
Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan
atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut.
Fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh
makhluk-makhluk yang lain, jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah
menaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah.
        Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,
dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anbiya : 170, :    “ Dan tidaklah
Kami mengutus kamu Muhammad SAW, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam”. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu
seperti berikut ini.
a. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.
b. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
c. Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun yang beragama lain.
d. Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional.
e. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.

B. Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial.


a. Manusia sebagai makhluk sosial 
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah dapat hidup sendirian, ia
membutuhkan hubungan dengan orang lain. Dalam masyarakat pluralis seperti
diinsonesia hubungan antar kelompok masyarakat yang berbeda adat maupun agama
tidak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu agama Islam yang pluralis sangat penting
sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. 
Seperti sayyid sabiq menulis :
“ Toleransi dan lapang dada merupakan cirri khas masyarakat Islam. Masing - masing
individu tidak ada yang merasa tinggi diri, sombong, congkak, dan seterusnya.
Kesombongan, kecongkangan, egois, tinggi hati, merupakan sifat – sifat yang

15
cenderung pada perbuatan syaithan, sebab sifat – sifat itu mengakibatkan tumbuhnya
perpecahan dalam masyarakat dan permusuhan sesame manusia”.

b. Hubungan antar umat beragama 


Dalam masyarakat hubungan natat pemeluk agama yang berbeda beda tidak
bisa dihindarkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. Bagi umat
islam hubungan ini tidak menjadi halangan, Sepanjang dalam kaitan sosial
kemanusiaan dan muamalah. Bahkan dalam berhubungan dengan mereka umat Islam
dituntut untuk menampilkan perilaku yang baik, sehingga dapat menarik mereka untuk
mengetahui lebih banyak tentang ajaran agama Islam yang Rahmatan lil’alamin itu. 
Didalam hubungan persaudaraan / ukhuwah umat antar beragama merupakan
salah satu ajaran yang mendapat perhatian penting dalam Islam. Ukhuwah pada
mulanya berarti “ persamaan dan keserasian dalam hak “.
Ukhuwah islamiyah istilah ini perlu di dudukan maknanya. Pembahsan
ukhuwah adalah tidak keracunan,sedangkan Islamiyah adalah kedudukan. Ukhuwah
islamiyah dapat dibagi menjadi 4 macam “
1. Ukhuwah ‘ubdiyyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah.
2. Ukhuwah insaniyyah ( basyariyyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah
bersaudara,karena mereka semua berasalh dari seorang ayah dan ibu yang sama ,
yaitu Adam dan Hawa.
3. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab yaitu persaudaraan dalam keturunan dan
kebangsaan.
4. Ukhuwah fi din al-islam yaitu persaudaraan antar sesame muslim.

Sebagaiman yang disebutkan dalam Alqur’an.

‫﴾ َواَل َأنتُ ْم‬٤﴿ ‫دتُّ ْم‬kkَ‫ ٌد َّما َعب‬kِ‫ا عَاب‬kkَ‫﴾ َواَل َأن‬٣﴿ ‫ ُد‬kُ‫ا َأ ْعب‬kk‫﴾ َواَل َأنتُ ْم عَابِ ُدونَ َم‬٢﴿ َ‫﴾ اَل َأ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدون‬١﴿ َ‫قُلْ يَا َأيُّهَا ْال َكافِرُون‬
٦﴿ ‫﴾ لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِن‬٥﴿ ‫﴾عَابِ ُدونَ َما َأ ْعبُ ُد‬

Artinya: 
Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

16
BAB IX. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu


negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun. Sebab kerukunan
merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara persatuan rakyat dan bangsa
Indonesia. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, Agama, Ras dan
antar Golongan bangsa Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan
segala akibatnya yang tidak diinginkan.

Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang


mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati, harga
menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan
kepribadian pancasila.

A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam


 Makna Agama Islam
Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung
ajaran yang menciptakan kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan kehidupan umat
manusia pada khususnya, dan semua mahluk Allah pada umumnya.rahmat adalah kasih
sayang sesama pribadi,keluarga, masyarakat, dan sesama makhluk.rambu-rambu kasih
sayang itu telah diatur oleh Alqur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw.

 Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam


Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung
ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan dan kesejahteraan bagi
kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya,
bukan untuk mendatangkan dan membuat membuat bencana atau kerusakan di muka
bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil
alami)
Fungsi Islam sebagai rahmatal lil alamin tidak tergantung pada penerimaan atau
penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajarannya tersebut. Fungsi itu

17
baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-
makhluk yang lain, jika manusia sebagai pengembangan amanat Allah telah menaati
dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah.
Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,
dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anbiya : 170, :    “ Dan tidaklah Kami
mengutus kamu Muhammad SAW, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta
alam”. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu seperti berikut
ini.
 Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.
 Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
 Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupun yang beragama lain.
 Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional.
 Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.

BAB X. KONFLIK, PEMECAHAN, DAN HARAPAN UMAT BERAGAMA

A. SUMBER-SUMBER KONFLIK DAN PEMECAHAN


Klaim kebenaran dan kesalihan mutlak sering dijadikan dasar pijakan legitimasi
untuk melakukan agresi keyakinan yang dianut terhadap pemeluk agama lain. Sikap
eksklusif dalam beragama sebagaimana pandangan Bishop menekankan bahwa hanya ada
satu agama yang benar dan pada akhirnya akan menguasai dunia. Dalam ajaran Islam, hal
tersebut dapat ditemukan dalam Surah Al-Imran ayat 9, dalam ayat ini dikemukakan
bahwa agama yang diterima Allah adalah Islam. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi
hal ini adalah mengupayakan kesadaran bagi setiap pemeluk agama akan perlunya
pemahaman universal dan integral terhadap ajaran agamanya dan penyadaran bahwa hak
untuk memberi petunjuk hanya Tuhan bukan makhluk.
Kesenjangan sosial, disparitas regional, dan ketidakadilan ekonomi, merupakan
bagian permasalahan krusial yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan bagi pihak-
pihak yang merasa tidak mendapatkan perlakuan adil sehingga terakumulasi menjadi
gejolak dan benturan-benturan. Pemecahan strategis terhadap persoalan ini adalah

18
pemerataan pembangunan, ekonomi, pendidikan bagi pihak-pihak kepentingan, dan
menumbuhkan sikap kebutuhan terhadap kerukunan.
B. POTENSI KONFLIK YANG HARUS DIWASPADAI
Potensi konflik dapat dikelompokkan menjadi non agama dan agama. Potensi
yang bersifat non-agama adalah politik, ekonomi, sumber daya alam, dll. Potensi yang
bersifat agama adalah penyiaran, rumah ibadat, perkawinan beda agama, dll.

C. PROGRAM KERUKUNAN
Program kerukunan adalah sebuah ikhtiyar untuk memetakan dan merumuskan
upaya-upaya strategis, logic, aplicable, dan berkelanjutan agar harmonis antar pemeluk
agama di Tanah Air dapat terwujud. Untuk menggambarkan tentang program kerukunan
di Indonesia, dapat dilakukan melalui hukum, undang-undang, lembaga kerukunan,
pendidikan dan pengajaran, penegakan hukum yang kuat dan adil kearifan lokal dan
menghidupkan penataran P4 dan menghidupkan nasionalisme.

BAB XI. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN DEMOKRASI

A. Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak Asasi Manusia adalah segala hak yang dimiliki manusia serta melekat pada
dirinya karena ia manusia. Formulasi yang paling terkenal tentang HAM versi Islam
adalah “Deklarasi Universal tentang HAM dalam Islam” (Al-Bayan al-A’lam ‘an Huquq
al-Insan fi al-islam). Hak asasi manusia dari sudut pandang islam bersifat teosentris,
artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
Islam adalah:
1. Hak Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, ajaran Islam tidak hanya menegakkan sendi
kemerdekaan belajar, lebih dari itu Islam mewajibakn semua orang untuk menuntut
pelajaran.
2. Hak dalam Hubungan dengan Kehidupan
Dijelaskan dalam Alquran, surat al-An’am, 6:151 yaitu “Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar.”
3. Hak Persamaan dan Keadilan di Depan Hukum

19
Ketentuan hukum harus diperlakukan secara mutlak tanpa diskriminasi, yaitu jika
segala persyaratan untuk itu telah terpenuhi. Asas ini dapat kita petik dari Alquran surat
aN-Nisa’, yang menyerukan agar keadilan dilaksanakan secara tegas terhaadap setiap
orang, baik keluarga sendiri ataupun orang lain, baik orang kaya ataupun miskin.
4. Hak Kebebasan Memilih Agama
Dipertegas dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 256, yang artinya “Tidak ada
paksaan untuk memasuki agama Islam sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang aman kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
5. Hak memperoleh Perlindungan
Manusia diperintahkan Allah SWT untuk berhubungan dalam suasana saling
bekerja sama dalam ranah sosial. Setiap manusia memiliki hak untuk memperoleh
kehidupan yang bahagia dan menyenangkan, sepanjang hal itu tidak merugikan dan
mengganggu kebahagian dan kesenangan hidup orang lain.
6. Hak Untuk Bekerja
Dalam surat Taubah ditegaskan bahwa setiap pekerjaaan arus
dipertanggungjawabkan, yaitu harus yang benar dan bermanfaat. Oleh karena itu
bekerjalah sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab. Mengetahui jenis pekerjaan, setiap
individu bebas menentukan. Namun yang paling penting adalah pekerjaan yang bersih
dan halal.
7. Demokrasi Ala Syura
Dalam bidang ekonomi timbul satu sistem yang dapat menjamin keadilan sosial,
yaitu sistem yang dijelaskan oleh Hadis: “Tidaklah terpandang sebagai seorang Muslim
orang yang merasa kenyang, waktu dia mengetahui bahwa tetangganya lapar”.

BAB XII. BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM

A. Budaya Dalam Islam


Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkannya
sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan
manusia yang meliputi kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu
perbuatan. Dalam pandangan Islam kebudayaan merupakan produk akal manusia atas
penerjemahaannya terhadap sumber ajaran Islam, Alquran dan Sunnah. Ajaran Islam

20
diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia, yaitu sebagai pembimbing dalam
mengembangkan kehidupan dan kebudayaannya. Keniscayaan etos kerja sebagai orang
Muslim dapat dilihat dari:
 Iman yang merupakan dasar utama yang mendorong seorang Muslim bekerja
 Ikhlas yang tidak mengharapkan apapun selain dari Allah
 Ihsan yang diajarkan Jibril kepada Rasulullah SAW adalah bekerja atau
beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan apabila kamu tidak
mellihat-Nya yakinlah bahwa sesungguhnya Allah melihat apa yang engkau
lakukan
 Ilmu sebagaimana sabda Nabi SAW “Tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian
sampai ke liang lahat”
 Islam yaitu menyerahkan seluruhnya kepada Allah setelah kita berupaya
semaksimal mungkin untuk menetapkan takdir-Nya.

B. Masyarakat beradab dan sejahtera


Masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal itu memiliki karakteristik
sebagai berikut:
 Bertuhan
 Damai
 Tolong menolong
 Toleran
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
 Berperadaban tinggi
 Berakhlak mulia

BAB XIII. POLITIK DALAM ISLAM

 Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik


 Kedudukan Politik Dalam Islam
Sejarah membuktikan bahwa Nabi saw kecuali sebagai Rasul, juga sebagai
kepala Negara. Nabi saw menguasai suatu wilayah yaitu Yastrib yang kemudian
menjadi Madinah al-Munawwarah. Sepeninggal Nabi saw, kedudukan beliau sebagai
kepala Negara digantikan Abu Bakar yang merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh

21
selanjutnya disebut khalifah. Sistem pemerintahannya disebut khilafah. Sistem
khilafah ini berlangsung hingga dibawah kekuasaan khalifah terakhir, Ali
karramallahu wajhahu. Pasca pemerintahan Ali, system pemerintahan mengambil
bentuk kerajaan. Sampai pada akhirnya setelah munculnya penjajahan, system
pemerintahan bagi Negara-negara yang baru melepaskan diri dari kolonialisme itu
berbeda-beda. Ada bentuk kerajaan, keemiran, kesultanan, dan ada yang muncul
dengan bentuk presidentil cabinet atau parlementer cabinet.
 Peranan Agama Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Moral yang ditumbuhkan oleh agama mempunyai daya kekuatan rohaniah
yang tidak pernah absen dalam menuntun dan mengendalikan penyandangnya agar ia
selalu berada dalam garis batas norma-norma susila, menumbuhkan sifat mahmudah
serta berpikir objektif yang dimanifestasikan dengan :
 Percaya kepada diri sendiri
 Menyadari posisi serta tugas yang dipercayakan
 Mengeliminir sikap egoistis dan individualistis
 Memandang jauh ke depan atau berantisipasi
 Memperhitungkan latar belakang setiap tindakan
 Menghargai dan memperhitungkan waktu

BAB XIV. TERORISME DAN NARKOBA

A. Terorisme
1. Pengertian
Teroris merupakan sesuatu yang negative. Hal ini disebut sebagai kejahatan yang
bermotif kebencian atau setidak-tidaknya disulut oleh kejahatan bermotif kebencian. Ia
telah menjadi fenomena yang saat ini sering muncul dalam kehidupan manusia, terutama
dalam pergaulan antar kelompok kepentingan.

2. Terorisme Kasus Pemeluk Agama: Ajaran dan Kenyataan


Sikap eksklusif dalam beragama sebagaimana pandangan Bishop menekankan
bahwa hanya ada satu agama yang benar dan pada akhirnya akan mengasai dunia.
Inilah yang menjadi pegangan pemeluk-pemeluk agama. Namun semua itu berujung
pada ajaran agama yang akhirnya dimanipulasi untuk memicu peristiwa terorisme.

22
Tentunya semua itu tidak dibenarkan oleh mainstream pemeluk agama islam itu
sendiri.
3. Gerakan Teroris di Dunia
Kejadian terorisme merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan
politik seluruh Negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk
memerangi terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut telah
mempersatukan dunia melawan terorisme Internasional. Terlebih lagi dengan diikuti
terjadinya Tragedi Bali, 12 Oktober 2002 menewaskan 184 orang dan 300 luka-luka,
Perang terhadap terorisme yang dipimpin oleh Amerika yang mendapat sambutan dari
sekutunya di Eropa, Pemerintahan Tony Blair yang pertama mengeluarkan Anti
Terorism, Crime and Security Act, Desember 2001, dll.
Terorisme jelas menjadi momok bagi peradaban modern. Sifat, tindakan, pelaku,
tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai, target-target serta
metode terorisme kini semakin luas dan bervariasi.

B. Narkoba
Ulama sepakat tentang keharaman mengkonsumsi dan membuat narkoba ketika
tidak dalam keadaan darurat. Para ulama menetapkan keharamannya berdasarkan
sejumlah firman Allah, Diantaranya yaitu:
1. Surat al-A’raf ayat 157 :
“Dan Allah mengahalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk.”
2. Surat al-Baqarah ayat 195 :
“Dan belanjakanlah(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.
3. Surat an-Nisa ayat 29 :
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa menggunakan narkoba
merupakan tindakan tercela yang diharamkan oleh syariat.

23
BAB III

PEMBAHASAN /ANALISIS

3.1. Kelebihan Dan Kekurangan Isi Buku

Buku “ ISLAM KAFFAH “Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

Kelebihan
1) Terkadang ada kata-kata yang istilah yang sulit dimengerti
2) Pengulangan informasi sering kali terjadi pada pembahasannya
3) Setiap bab penulis membuat semacam suatu kesimpilan yang dapat dimengerti
4) Pada akhir setiap bab buku ini disertakan kertas kosong yang diberi judul
catatan dan evaluasi
5) Disertakan daftar bacaan pada bagian akhir buku guna sebagai referensi

Kekurangan
1) Ringkasan buku lebih banyak membahas tentang materi-materi
2) Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang dan
pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan
3) Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti dikalangan pelajar
maupun mahasiswa
4) Disetiap akhir sub-bagian penulis tiddak membuat latihan-latihan untuk
dipraktikkan dalam kehidupan untuk menjadi pemimpin
5) Disetiap bagian penulis membuat intisari dari tulisan tersebut

24
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Islam kaffah maknanya adalah : Islam secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza wa
Jalla perintahkan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208. Perintah kepada kaum
mu`minin seluruhnya.
Kepribadian muslim yang kaffah terbagi dua macam, yaitu :
 Kepribadian kemanusiaan (basyariyah). Kepribadian kemanusiaan dibagi dua
bagian, yakni:
a) Kepribadian individu
b) Kepribadian ummah
 Kepribadian Samawi Yaitu corak kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk
wahyu dalam kitab suci al-Qur’an
Ada beberapa ciri-ciri orang yang masuk kedalam islam secara menyeluruh dan
sempurna:
1. Mengerjakan atau meninggalkan sesuatu karena Allah Swt.
2. Tidak mengharap imbalan dan sanjungan dari manusia.
3. Sangat mengharap balasan dari Allah Swt.
4. Sangat takut akan dosa dan azab Allah Swt.
5. Sangat harap pada buah kebaikan.

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menerapkan


islam secara kaffah atau menyeluruh dalam kehidupannya. Agar dapat menjadi insan
yang diridhai oleh Allah SWT.

25
DAFTAR PUSTAKA

Husnel Anwar Matondang, Islam Kaffah, (Medan, Indonesia:Perdana Publishing,2021)

26

Anda mungkin juga menyukai