NAMA:
4. YUDA WASTU P
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama dengan judul “Aqidah Islam dan kedudukannya dalam kerangka dasar ajaran
islam” dengan tepat waktu.Kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari banyak pihak
yang dengan tulus memberikan kritik dan saran selama pembuatan makalah. Sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan makalah, kami telah berusaha semaksimal mungkin
untuk memberikan dan menyajikan yang terbaik. Namun, kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dalam rangka melengkapi kesempurnaan dari
makalah ini, sangat diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun.Akhir kata,
kami hanya dapat berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM.......................................................................................6
B. KEDUDUKAN AQIDAH ISLAM.......................................................................................6
C. RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM...............................................................................7
D. PRINSIP PRINSIP AQIDAH ISLAM.................................................................................7
E. METODE PENINGKATAN AQIDAH ISLAM..................................................................9
F. FUNGSI AQIDAH ISLAM.................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN.........................................................................................................................11
SARAN......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam terdiri dari aqidah, ibadah, dan akhlak. Aqidah merupakan suatu bentuk disiplin dari agama
yang berhubungan dengan amal ibadah (Ginanjar&Kurniawati,2017).Untuk
mengimplementasikan dalam kehidupan, Aqidah yang baik harus selaras dengan akhlak yang
baik. Aqidah merupakan hal mendasar dalam kehidupan seorang muslim. Aqidah adalah
motor penggerak dan otak pada kehidupan manusia. Jika terjadi sedikit penyimpangan, maka
menimbulkan penyimpangan dari jalan yang lurus pada gerakan atau langkah yang dilakukan.
Aqidah dapat diibaratkan seperti sebuah fondasi bangunan. Sehingga harus dirancang dan
dibangun terlebih dahulu dengan kuat dan kokoh sebelum membuat dan merancang
bagian bangunan lainnya. Kualitas suatu fondasi bangunan akan mempengaruhi terhadap
kualitas bangunan yang ditegakkan. Bangunan yang dibangun ialah Islam yang sempurna
(kamil), menyeluruh (syamil), dan benar (shahih). Pada era globalisasi ini, pola perilaku seorang
muslim sangat rentan untuk terkontiminasi oleh pengaruh negatif yang bertentangan
dengan nilai-nilai Islam, sehingga kecenderungan sifat permisif dan liberalisme sering terlihat
dikalangan umat Islam. Krisis aqidah di dunia modern pada hakikatnya bermula dari masalah
yang lebih dalam, yaitu krisis spriritual. Untuk membentuk sebuah perubahan nilai-
nilai agama sehingga menjadi perilaku keseharian manusia, maka dalam Islam harus
memelihara keperluan batin dan kebutuhan rohani, antara keutamaan dunia dan akhirat. Oleh
karena itu, untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan seseorang yang telah
diberikan syri’at pada perbuatannya untuk mengamalkannya (mukallaf) wajib
memahami hal mendasar dalam Aqidah Islam beserta ruang lingkup secara benar dan
komitmen yang benar terhadap aqidah Islam akan menjadi petunjuk bagi mukallaf dalam
perbuatannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian aqidah dalam Islam?
2. Bagaimana kedudukan aqidah dalam Islam?
3. Apa sajakah ruang lingkup aqidah dalam Islam?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip aqidah dalam Islam?
5. Bagaimana metode peningkatan kualitas aqidah dalam Islam?
6. Apa sajakah fungsi aqidah dalam Islam?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian aqidah Islam.
2. Mengetahui kedudukan aqidah dalam ajaran Islam sebagai suatu fondasi bangunan.
3. Mengetahui sistematika ruang lingkup aqidah Islamiyah.
4. Memahami prinsip-prinsip aqidah dalam ajaran Islam.
5. Memahami metode peningkatan aqidah Islam pada seorang muslim.
6. Memahami fungsi aqidah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM
Aqidah merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab, yaitu al-‘aqdu yang memiliki arti ikatan,
pengesahan, penguatan, menjadi kokoh, pengikatan dengan kuat, keyakinan, dan penetapan.
Menurut istilah aqidah adalah persoalan yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tentram, sehingga menjadi suatu kekayaan yang teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri dengan
keraguan dan kebimbangan. Aqidah Islam membahas mengenai keyakinan nama, sifat dan
perbuatan Allah, malaikat dan makhluk gaib lainnya, wahyu Allah dalam bentuk kitab-kitab, sifat
dan mukjizat rasul-rasul, hari akhir, serta takdir. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya
mengenai pengertian Aqidah,yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Hasan Al-banna dalam kitab Majmu’ah Ar-rasail, aqidah adalah beberapa perkara
yang wajib diyakini kebenerannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa dan
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-jazairi dalam kitab Aqidah Al-mukmin, aqidah adalah
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu,
dan fitrah.
3. Menurut Mahmud Syaltut, aqidah Islam adalah suatu sistem kepercayaan dalam Islam.
Pada definisi aqidah dapat disebut sebagai perkataan kepercayaan ataukeimanan. Hal ini
disebabkan karena iman merupakan unsur utama aqidah.Iman berasal dari bahasa Arab yang
berarti percaya dan diakui dengan lidah,dibenarkan dengan hati, dan dilakukan dengan
perbuatan.
1. Iman kepada Allah Definisi dari beriman kepada Allah ialah meyakini dengan sepenuh hati
dan dengan sadar bahwa Allah adalah Dzat yang harus disembah. Sebab Allah SWT yang
menciptakan, membina, mendidik, dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia
dan makhluk hidup-Nya.
2. Iman kepada Malaikat Beriman kepada malaikat artinya meyakini dengan sepenuh hati dan
dengan penuh kesadaran bahwa hanya Allah yang menciptakan makhluk dari cahaya. Malaikat
memiliki karakteristik, yaitu:
a. selalu patuh dan taat,
b. sebagai penyampai wahyu Allah,
c. diciptakan dari cahaya,d. mempunyai kemampuan yang luar biasa, dan
e. beriman kepada kitab suci.
3. Iman kepada Kitab Allah Beriman kepada kitab Allah ialah meyakini dengan sepenuh hati
kepadakitab-kitab Allah. Kitab Allah yang wajib diimani ada empat (4), yaitu:
a. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as.
b. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as.
c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as.
d. Kitab Al-qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah mengutus para nabi dan rasul untuk membawa kabar baik
kepada seluruh umat manusia, memberi sikap teladan, dan berpegang teguh terhadap ajaran
Allah. Nabi dan rasul memiliki perbedaan, yaitu Nabi menerima wahyu dari Allah untuk
dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan
disampaikan kepada seluruh umatnya. Terdapat 4 sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul,yaitu:
a. Shiddiq, artinya benar. Setiap hal yang disabdakan para nabi dan rasul adalah benar, tidak
berkata-kata apabila tidak diwahyukan Allah SWT.
b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Segala sesuatu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
c. Fathanah, artinya cerdas dan bijaksana. Nabi dan rasul mampu memahami segala
perintah Allah dan menghadapi larangan-Nya dengan bijaksana.
d. Tabligh, artinya menyampaikan. Nabi dan rasul selalu menyampaikan semua ajaran yang
diterima dari Allah kepada umatnya.
5. Iman kepada Hari Akhir Beriman kepada hari akhir ialah meyakini jika manusia
akan mengalami kesudahan dan diminta pertanggung jawaban di kemudian hari. Hari akhir
adalah hari dimana berakhirnya kehidupan di dunia dan bermulanya kehidupan di alam
akhirat. Al-qur’an selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan
peristiwa-peristiwa hari kiamat dengan nama yang unik, seperti Al-zalzalah, Al-qari’ah, An-
naba, dan Al-qiyamah. Istilah-istilah itu merupakan gambaran mengenai peristiwa dan
keadaan yang akan dihadapi manusia pada hari itu.
6. Iman kepada Qada dan Qadar Menurut bahasa Qada artinya hukum, ketetapan, perintah,
kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah artinya ketetapan
Allah sejak jaman azali sesuai dengan iradah-Nya mengenai segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk. Qadar adalah kejadian suatu penciptaan yang sesuai dengan penetapan. Iman
kepada qada dan qadar ialah percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluk-Nya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yaitu:
a. Takdir mu’allaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia, misalnya:
orang yang sebelumnya susah secara ekonomi menjadi kaya atas kerja keras dan do’a.
b. Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diubah, misalnya:
kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.
Iman yang mantap dan berdaya bagaikan mata air yang tidak kunjung habis, karena iman akan
memacu semangat dalam beribadah dan pengabdian yang terus-menerus untuk memikul rasa
tanggung jawab dan menanggulangi segala kesulitan atau bahaya yang dihadapi dalam
kehidupan. Bahkan iman merupakan pendorong utama yang memberikan semangat hidup bagi
seseorang dalam melakukan pengabdian sampai menemui ajal tanpa ada rasa takut
sedikitpun. Hal tersebut merupakan iman apabila sudah tertanam dalam jiwa seorang mukmin
yang sejati ialah orang yang mempunyai harga diri tidak mau melakukan perbuatan yang tidak
pantas di hadapan sesama manusia ataupun sang pencipta. Adapun metode peningkatan aqidah
adalah sebagai berikut:
1. Meyakini keesaan Allah (Unity of goodhead)
Setiap manusia harus memiliki aqidah yang benar tentang Allah adalahesa seperti Q.S Al-ikhlas
ayat 1 sampai ayat 4 yang memberi petunjuktentang jati diri Allah.
2. Meyakini Allah menciptakan segala sesuatu (Unity of creation)
Dengan kuasa Allah alam semesta diciptakan dengan sangat mengagumkan. Alam raya
diciptakan Allah dengan tujuan dan bukan sia-sia.
3. Meyakini Allah menghargai dan memuliakan manusia (Unity of mankind)
Manusia adalah makhluk Allah yang terhormat dan fungsional yang dapat dilihat dari segi
kesempurnaan penciptaannya dibandingkan makhluk lainnya, sehingga Allah memuliakannya
tanpa pandang status dan golongan dan secara fungsional manusia yang paling layak menjadi
penguasa bumi.
4. Meyakini Allah memberi petunjuk sebagai pedoman hidup (Unity ofguidance)
Pedoman hidup seorang muslim adalah Al-qur’an dan As-sunnah. Rasulullah SAW bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua perkara yang tidak akan tersesat kamu selama
kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. (HR. Ibnu
AbdilBarr)
Aqidah tauhid sebagai kebenaran merupakan landasan keyakinan bagi seorang muslim akan
memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam hidupnya antara lain:
1. Menopang seluruh prilaku, membentuk dan memberi corak dan warna kehidupannya
dalam hubungannya dengan makhluk lain dan hubungannya dengan Tuhan.
2. Aqidah atau keyakinan akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam
pengabdian dan penyerahan dirinya secara utuh kepada Zat yang Maha Besar.
3. Iman memberikan daya dorong utama untuk bergaul dan berbuat baik sesama manusia
tanpa pamrih. Dengan iman seorang muslim akan senantiasa menghadirkan dirinya dalam
pengawasan Allah semata.
4. Aqidah sebagai filter, penyaring budaya-budaya non Islami (sekuler).
5. Aqidah adalah dasar fondasi Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib,
memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat aqidah. Sesorang tidak akan dinamai berahklak
muliabila tidak memiliki aqidah yang benar
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh
komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan.
Dengan keyakinan itulah seseorang termotvasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban
agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw. Jadi aqidah
berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tdak ada
guna apa-apa.
SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan. Persoalannya adalah
bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Karena dewasa ini telah
banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari tuntunan yang
berlaku. Marilah kita sebagai kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang
baldatun, toyibatun, warabbun ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil
intisarinya yang kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA