Oleh:
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suri
tauladan bagi seluruh umat manusia.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada bapak Udin
Komarudin, S.Ag,. M.Pd yang telah membimbing serta memberikan tugas ini sebagai
bekal ilmu untuk saya di masa depan yang akan datang.
Makalah ini disusun dalam rangka memahami lebih dalam tentang Sumber
Nilai dan Etika Dalam Islam. Saya berusaha menghadirkan informasi yang akurat,
relevan, dan bermanfaat bagi pembaca. Maka kritik, saran, dan masukan dari
pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat dan membuka wawasan
baru.
Terakhir, saya berdoa semoga makalah ini dapat menjadi amal jariyah yang
bermanfaat, diterima oleh Allah SWT sebagai bentuk ikhtiar saya untuk berkontribusi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang diberikan untuk membaca makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah..............................................................................................2
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah............................................................................................2
BAB 2..............................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI............................................................................................................................3
2.1 Etika......................................................................................................................................3
BAB 3..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
3.1 Sumber Al Qur’an.........................................................................................................5
A. Aqidah............................................................................................................................5
B. Akhlaq............................................................................................................................7
C. Syariah..........................................................................................................................10
D. Sejarah..........................................................................................................................12
3.2 Sumber Assunah................................................................................................................14
A. Qouliyah.......................................................................................................................14
B. Sunnah Fi'liyah............................................................................................................16
C. Sunnah Taqririyah......................................................................................................17
3.3 Ijtihad...........................................................................................................................19
A. Komprehensif...............................................................................................................19
B. Mengikuti Bahasa Arab..............................................................................................20
C. Hafal Al-Qur’an..........................................................................................................20
ii
D. Asbabun Nuzul............................................................................................................21
BAB IV..........................................................................................................................................23
PENUTUPAN...............................................................................................................................23
4.1 kesimpulan..........................................................................................................................23
4.2 Rekomendasi.......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana konsep ijtihad dipahami dalam Islam terhadap nilai-nilai dan
etika.
2
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Etika
Membicarakan pengertian etika tentu tak terlepas dari sejarah kemunculannya,
yakni dimulai pada periode Islam klasik. Akan tetapi, berdasarkan manuskrip-
manuskrip atau naskah-naskah kuno yang ditemukan dan diterjemahkan, karya- karya
pemikiran Yunani klasik jauh lebih dulu ditulis. Hal tersebut diketahui berdasarkan
konteks mata rantai sejarah ketika bangsa Arab menaklukkan sebuah wilayah, bahasa
asli negara tersebut tidak dihilangkan atau diubah. (Alfan, 2011).
Masalah kemerosotan moral menjadi problem saat ini, meskipun demikian,
tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah
yang muncul pada diri manusia, baik ideal maupun realita. Secara ideal ketika
manusia diberikan roh oleh Allah untuk pertamakalinya dalam hidupnya, padanya
disertakan rasio penimbang baik dan buruk. Oleh sebab itu masalah moral adalah
masalah normatif. Di dalam hidupnya manusia dinilai atau akan melakukan sesuatu
karena nilai. Nilai mana yang dituju tergantung pada tingkat pengertian akan nilai
tersebut. Pengertian tersebut bahwa manusia memahami apa yang baik dan apa yang
buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan selanjutnya pada tahap
pengamalannya.(Alfan, 2011).
Kelompok yang termasuk tipe etika ini sebagian para ahli tafsir dan para ahli
hadits. Kedua, etika teologis ini berarti sebuah tipe etika dimana dalam mengambil
keputusan- keputusan etika, sepenuhnya mengambil dari al-Qur‟an dan as- sunnah.
Kelompok etika tipe ini ada pada kelompok aliran Mu‟tazilah. Ketiga, etika filosofis.
Tipe etika ini dimana dalam mengambil keputusan- keputusan etika mendasarkan diri
sepenuhnya pada tulisan Plato dan Aristoteles yang telah diinterpretasikan oleh para
penulis Neo Platonik dan Galen yang telah digabung dengan doktrin-doktrin Stoa,
Platonik, Phitagorian dan Aristotelian. Termasuk kelompok ini antara lain Ibnu
Miskawaih dan penerusnya. Keempat, etika religius, merupakan tipe etika dimana
keputusan etikanya berdasarkan al- Qur‟an dan as-sunnah, konsep- konsep teologis,
kategori-kategori filsafat, dan sedikit sufis. Unsur utama etika ini biasanya
terkonsentrasi pada dunia dan manusia. Tipe pemikiran etika ini lebih kompleks dan
berciri Islam. Bebrapa tokoh yang termasuk mempunyai tipe pemikiran etika ini,
antara lain Hasan al Bashry, al Mawardi, al Ghazali, Fakhrudin ar Razi dll. (Haris,
2010).
3
Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.
Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki
terhadap suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan perbuatan
manusia sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.
Menurut Poerwadarminto, arti etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu
perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh
mana dapat ditentukan oleh akal manusia.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Aqidah
Akidah atau iman dalam perspektif Alquran harus melahirkan amal shaleh.
Iman dan amal shaleh bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dari yang lain; iman dianggap belum benar jika tidak
diaktualisasikan dalam perilaku shaleh, dan perilaku positif tidak dapat
dianggap suatu keshalehan jika tidak didasarkan atas dorongan keimanan.
Nilai keshalehan tergantung atas akidah yang dianutnya. Jadi, keimanan
berkaitan erat dengan amal shaleh.
Karena begitu eratnya kaitan antara kedua hal tersebut maka
perbincangan Alquran tentang keimanan selalu beriringan dengan amal
shaleh. Dalam Surah At-Tîn (95), misalnya, dijelaskan pengecualian terhadap
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dari kejatuhan ke dalam
kondisi hina, yang disebutnya dengan istilah asfala sâfilîn. Untuk
menghindarkan diri dari kejatuhan ke kondisi asfala sâfilîn itu tidak cukup
hanya dengan kepercayaan saja, tetapi harus disertai dengan amal shaleh.
Surah Al-'Ashr (103) juga menjelaskan, yaitu untuk menghindar agar tidak
menjadi pribadi-pribadi yang rugi haruslah memiliki akidah tauhid dan amal
shaleh.
Aqidah, dalam konteks Islam, merujuk pada keyakinan dan doktrin
fundamental yang dipegang oleh umat Muslim. Aqidah mencakup
pemahaman tentang sifat-sifat Allah, kepercayaan pada malaikat, kitab-kitab
Allah, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, takdir, dan berbagai konsep teologis
lainnya. Nilai dan etika dalam Islam tercermin dalam pemahaman aqidah yang
berasal dari sumber utama Islam, yaitu Al-Qur'an. Berikut adalah beberapa
konsep aqidah yang bersumber dari Al-Qur'an dan terkait dengan nilai dan
etika Islam :
5
etika, karena mengakui keberadaan satu Tuhan mengarah pada
kesatuan moralitas yang bersumber dari kehendak dan ajaran-Nya.
"Katakanlah: 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.'" (QS Al-Ikhlas: 1)
6
Al-Qur'an mendorong kemurahan hati dan pemberian
sumbangan sebagai bentuk ibadah dan nilai etika. "Hai orang-
orang yang beriman, belanjakanlah sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
untuk dikeluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memandang-mandang, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS Al-
Baqarah: 267)
B. Akhlaq
Al-Qur'an merupakan sumber utama bagi ajaran Islam, dan menyajikan
banyak petunjuk dan pedoman tentang akhlak atau moralitas dalam nilai dan
etika Islam. Beberapa konsep dan ajaran terkait akhlak menurut Al-Qur'an
mencakup:
7
1. Ketaqwaan (Taqwa)
Al-Qur'an sering kali menekankan pentingnya ketaqwaan,
yaitu kesadaran dan ketakutan kepada Allah. Taqwa membentuk
dasar moralitas dan etika dalam tindakan seseorang. "Hai manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu, dan darinya Dia menciptakan isterinya, dan dari
pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu
sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An-Nisa: 1)
8
Al-Qur'an menekankan pentingnya sikap kasih sayang, kasih
sayang terhadap anak yatim, dan perlakuan baik terhadap sesama.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS
Ar-Rum: 21)
9
tersebut menjadi landasan bagi perilaku dan tindakan umat Muslim dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
C. Syariah
Syariah dalam Islam mencakup seperangkat hukum dan aturan yang
berasal dari sumber-sumber utama, termasuk Al-Qur'an dan Hadis. Dalam
konteks nilai dan etika Islam, Al-Qur'an menjadi sumber utama yang
memberikan petunjuk dan prinsip-prinsip etika yang harus diikuti oleh umat
Muslim. Berikut adalah beberapa konsep syariah dalam Al-Qur'an yang
terkait dengan nilai dan etika Islam:
10
demikian itu) itulah termasuk kewajiban yang ditegaskan." (QS
Al-A'raf: 199)
4. Kemuliaan Akhlak
Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga akhlak yang baik
dan berkarakter mulia. "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS Al-Qalam: 4)
11
di antara mereka dengan apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah (dari
siksaan) mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian petunjuk yang telah datang kepadamu dari Allah. Jika
mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menyiksa mereka disebabkan sebahagian dosa-
dosa mereka." (QS Al-Ma'idah: 49)
D. Sejarah
Sejarah sumber Al-Qur'an dapat diuraikan dari proses penyampaian
wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu-wahyu tersebut, yang
mencakup ajaran dan nilai etika Islam, disampaikan kepada Nabi Muhammad
oleh Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril (Gabriel). Proses ini
berlangsung selama kurun waktu sekitar 23 tahun, dimulai pada tahun 610 M
dan berakhir pada tahun 632 M ketika Nabi Muhammad wafat. Berikut adalah
beberapa poin kunci sejarah sumber Al-Qur'an dalam konteks nilai dan etika
Islam:
12
Wahyu-wahyu kemudian disampaikan secara berangsur-angsur
selama periode 23 tahun ke depan. Wahyu tersebut mencakup
berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum, etika, moral, serta
petunjuk untuk kehidupan spiritual dan sosial umat Islam.
13
Al-Qur'an, sebagai sumber ajaran Islam, telah menjadi
pedoman hidup bagi umat Islam. Nilai-nilai etika yang terkandung
dalam Al-Qur'an memberikan landasan moral dan spiritual bagi
individu dan masyarakat Muslim.
A. Qouliyah
"qauliyah" sendiri lebih merujuk kepada perkataan atau ucapan Nabi
Muhammad SAW dalam konteks As-Sunnah. Untuk memahami nilai dan
etika Islam yang terkandung dalam "qouliyah" atau perkataan Nabi, kita dapat
merujuk pada Hadits atau riwayat yang mencatat perkataan beliau. Hadits-
hadits ini menyajikan banyak petunjuk etika dan moral yang menjadi
pedoman bagi umat Islam. Beberapa contoh nilai dan etika Islam yang dapat
ditemukan dalam "qouliyah" Nabi Muhammad SAW meliputi:
14
3. Keadilan dan Kesetaraan
Nabi Muhammad SAW menegaskan nilai-nilai keadilan dan
kesetaraan dalam berbagai konteks. "Sesungguhnya Allah
menyukai yang berat dalam semua urusanmu." (Hadits Riwayat
Muslim)
15
Beliau mengajarkan nilai-nilai toleransi dan persaudaraan antar
umat Muslim. "Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu,
sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri." (Hadits Riwayat Al-Bukhari)
B. Sunnah Fi'liyah
Fi’liyah dalam konteks As-Sunnah merujuk pada perbuatan atau
tindakan Nabi Muhammad SAW. As-Sunnah, sebagai sumber ajaran Islam,
mencakup tidak hanya perkataan (qauliyah) beliau tetapi juga perbuatan
(fi'liyah) serta persetujuan (taqrir) terhadap perbuatan yang dilakukan oleh
orang lain di sekitarnya. Dengan demikian, nilai dan etika Islam yang
terkandung dalam "fi'liyah" Nabi Muhammad SAW dapat dilihat melalui
contoh-contoh perbuatan dan tindakan beliau. Berikut adalah beberapa contoh
nilai dan etika Islam yang dapat ditemukan dalam perbuatan atau "fi'liyah"
Nabi Muhammad SAW:
16
kasih sayang kepada anak-anak, memberikan nasihat dengan penuh
kelembutan, dan menunjukkan perhatian terhadap masalah umat.
17
bagi umat Islam untuk mengembangkan karakter yang sesuai dengan ajaran
Islam.
C. Sunnah Taqririyah
Sunnah taqririyah adalah adalah sunnah dalam bentuk ketetapan
Rasulullah Saw. Adapun yang dimaksud dengan ketetapan adalah bahwa
Rasulullah Saw tidak memberikan ketetapan hukum atas situasi berupa
perkataan ataupun dalam bentuk perbuatan. Sehingga dipahami bahwa dengan
dengan tidak adanya keterangan hukum dari Rasulullah Saw merupakan
bentuk izin yang diberikan. Oleh sebab itu, ketiadaan ketarangan hukum ini
dinamakan dengan taqrir (ketetapan) dari Rasulullah Saw. Dalam konteks As-
Sunnah, "taqririyah" merujuk pada persetujuan atau diam (tidak memberikan
bantahan) Nabi Muhammad SAW terhadap suatu perbuatan, ucapan, atau
kejadian yang terjadi di hadapannya. Persetujuan atau diam beliau terhadap
suatu tindakan atau perkataan dianggap sebagai bentuk legitimasi atau
penegasan terhadap hal tersebut. Meskipun tidak secara langsung disampaikan
melalui perkataan atau perbuatan beliau, persetujuan atau diam Nabi
merupakan bagian dari As-Sunnah dan menjadi sumber hukum Islam. Contoh
nilai dan etika Islam yang dapat dipahami dari "taqririyah" Nabi Muhammad
SAW melibatkan hal-hal sebagai berikut:
18
4. Diam terhadap Tindakan yang Sesuai dengan Nilai-nilai Islam
Dalam beberapa situasi, Nabi Muhammad SAW diam atau
tidak memberikan bantahan terhadap tindakan atau situasi yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam.
3.3 Ijtihad
A. Komprehensif
Islam yang komprehensif mencakup seluruh aspek kehidupan.
Karakteristik ajaran Islam sebagai agama terakhir, melengkapi dan
menyempurnakan agama-agama samawi lainnya, terlihat dari kedudukannya.
Islam mencakup segala aspek kehidupan, termasuk akidah, ibadah, akhlak,
sosial, ekonomi, politik, ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan,
peradaban, dan lain-lain.
19
Salah satu karakteristik lainnya adalah sifat humanis Islam, yang
terlihat dalam upayanya melindungi hak asasi manusia. Visi, misi, dan tujuan
ajaran Islam menunjukkan bahwa Islam tidak hanya bertujuan untuk
kesejahteraan dunia dan akhirat, tetapi juga untuk kesejahteraan individual
dan sosial.
Islam juga merupakan agama yang dinamis, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman dalam pola komunikasi, transaksi, dan aspek lainnya.
Dinamika ini memberikan ruang bagi ulama untuk melakukan reinterpretasi
dan reformasi terhadap ajaran Islam.
Islam yang kosmopolit memiliki potensi untuk menyatukan dan
mempersaudarakan manusia di seluruh dunia, berdasarkan iman dan takwa
kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Islam memiliki nilai-nilai ideal,
universal, dan unggul yang dapat diidentifikasi melalui Al-Qur'an, Hadits, dan
pandangan ulama.
20
C. Hafal Al-Qur’an
Ijtihad dalam menghafal Al-Qur'an dapat diartikan sebagai usaha keras
atau dedikasi dalam menguasai dan mengingat isi Al-Qur'an. Meskipun istilah
"ijtihad" sering kali lebih terkait dengan interpretasi dan analisis hukum Islam,
namun dalam konteks menghafal Al-Qur'an, konsep ini mencerminkan usaha
keras dan tekad yang diberikan oleh seseorang untuk menghafal seluruh atau
sebagian besar Al-Qur'an. Dalam nilai dan etika Islam, menghafal Al-Qur'an
dianggap sebagai amal ibadah yang sangat mulia, implikasi positif seperti
dalam Al-Qur'an berisi petunjuk moral dan etika yang harus diikuti.
Menghafalnya membantu seseorang untuk selalu mengingat dan menerapkan
nilai-nilai etika Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggabungkan ijtihad, dedikasi, dan ketekunan dalam
menghafal Al-Qur'an, seseorang dapat mencapai keunggulan spiritual dan
moral yang tinggi dalam nilai dan etika Islam. Ini merupakan bentuk
kontribusi positif terhadap individu dan masyarakat Muslim.
D. Asbabun Nuzul
"Asbabun Nuzul" (sebab-sebab atau konteks turunnya suatu ayat) dalam
nilai dan etika Islam memberikan wawasan tentang situasi konkret di mana
ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan. Dalam kaitannya dengan nilai dan etika
Islam, "Asbabun Nuzul" dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
sebab-sebab turunnya ayat-ayat yang berkaitan dengan etika dan moral.
Berikut adalah beberapa aspek "Asbabun Nuzul" yang relevan dengan nilai
dan etika Islam:
1.Pandangan Terhadap Perlakuan Terhadap Orang Lain:
"Asbabun Nuzul" dapat memberikan pemahaman tentang
situasi atau konflik tertentu yang melibatkan perlakuan terhadap orang
lain. Ayat-ayat yang turun sebagai respons terhadap situasi ini dapat
memberikan petunjuk etika tentang bagaimana bersikap terhadap
sesama.
21
3.Etika Bisnis dan Perdagangan:
"Asbabun Nuzul" yang terkait dengan konteks bisnis atau
perdagangan dapat memberikan petunjuk etika tentang bagaimana
melakukan transaksi bisnis dengan kejujuran, keadilan, dan tanpa
memanfaatkan orang lain.
22
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 kesimpulan
Dalam menjelaskan "Sumber Nilai dan Etika dalam Islam” Bersumber dari
Al-Qur'an, As-Sunnah, dan Ijtihad," dapat ditarik beberapa kesimpulan penting yang
mencerminkan kekayaan dan fleksibilitas ajaran Islam. Kesimpulan ini
menggambarkan betapa ketiga sumber utama ini secara bersama-sama membentuk
landasan moral dan etika bagi umat Islam. Berikut adalah rangkuman kesimpulan dari
makalah ini:
A. Al-Qur'an sebagai Pusat Nilai dan Etika
Al-Qur'an, sebagai kitab suci Islam, menjadi sumber nilai dan etika
utama. Ayat-ayatnya memberikan panduan moral dan etis yang jelas,
menetapkan prinsip-prinsip dasar yang membimbing tindakan dan perilaku
umat Muslim.
B. As-Sunnah sebagai Penjelas dan Pelengkap
As-Sunnah, yang mencakup hadis-hadis Nabi Muhammad SAW,
berperan penting sebagai penjelas dan pelengkap Al-Qur'an. Hadis
memberikan konteks praktis dan aplikasi konkret dari ajaran-ajaran Al-
Qur'an, menjelaskan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Ijtihad sebagai Metode Interpretatif Dinamis
Konsep ijtihad menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas Islam
terhadap perubahan zaman. Ijtihad memungkinkan umat Islam untuk
23
menghadapi konteks kontemporer dengan mengembangkan interpretasi baru
dari nilai-nilai dan etika Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
D. Sinergi Antara Ketiga Sumber
Kesimpulan ini mencerminkan sinergi yang harmonis antara Al-Qur'an, As-
Sunnah, dan Ijtihad. Ketiganya saling melengkapi dan membentuk sistem nilai
yang kohesif, memberikan pedoman moral yang kokoh dan relevan dalam
berbagai aspek kehidupan.
E. Fleksibilitas dan Adaptabilitas Ajaran Islam
Adanya ijtihad menegaskan bahwa Islam bukan hanya merupakan
ajaran kuno, tetapi juga memiliki mekanisme adaptasi yang memungkinkan
nilai-nilai dan etika Islam berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat.
F. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran
Kesimpulan juga menyoroti pentingnya pendidikan dan kesadaran
terkait nilai-nilai Islam. Dengan memahami secara mendalam nilai-nilai yang
bersumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah, dan melalui ijtihad, umat Islam dapat
mengaplikasikan ajaran tersebut dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-
hari.
Dengan demikian, melalui kajian ini, tergambar bahwa Islam bukan hanya
sekadar agama ritual, melainkan juga sistem nilai dan etika yang mencakup dimensi
spiritual, moral, dan sosial. Keseluruhan, sumber-sumber ini membentuk landasan
kokoh bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka dengan integritas dan
kepedulian terhadap nilai-nilai Islam.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan judul "Sumber Nilai dan Etika dalam Islam” Bersumber dari Al-
Qur'an, As-Sunnah, dan Ijtihad," terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diambil
untuk pengembangan makalah lebih lanjut. Berikut adalah beberapa rekomendasi
yang dapat dijadikan panduan:
24
Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW yang berkaitan dengan nilai dan etika Islam. Identifikasi
hadis-hadis yang memberikan insight tambahan atau penjelasan terhadap
nilai-nilai Al-Qur'an.
C. Mendetailkan Konsep Ijtihad
Mengeksplorasi lebih lanjut konsep ijtihad sebagai metode interpretatif
dalam Islam. Tinjau bagaimana ijtihad dapat diterapkan dalam konteks nilai-
nilai dan etika, serta bagaimana hal itu dapat membantu umat Islam
menghadapi tantangan zaman.
25
DAFTAR PUSTAKA
Muladi dan Arif Barda Nawawi, (1984), Penegakan Hukum Pidana, Jakarta : Rineka
Cipta, Jakarta.
Ofyar Z Tamin, 2008, “Perencanaan, Permodelan, & Rekayasa Transportasi”,
26
Bandung : Penerbit ITB.
Wahyuningsih, S. (2022). Konsep Etika Dalam Islam. JURNAL AN-NUR: Kajian
Ilmu-Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 8(01).
Mydin, S. A. H., Shukri, A. S. M., & Razak, M. A. A. (2020). Peranan akhlak dalam
kehidupan: Tinjauan wacana akhlak Islam. Jurnal Islam dan
Masyarakat Kontemporari, 21(1), 38-54.
Wibowo, W. A. (2022). Hubungan Antara Aqidah Dan Akhlak Dalam
Islam. SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah, 2(3), 249
254.
Yusuf, K. M. (2012).Studi Alquran, Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Munir,S. A. (2016). Ilmu Akhlaq, Jakarta : Sinar Grafika Offset.
27