Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang bertajuk “Perawatan Tekstil Busana”.

Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak, termasuk ibu Dra. Katiah, M.Pd. yang sudah membimbing kelompok 14
dari mulai penggarapan sampai rampungnya makalah.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap
semoga makalah bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Bandung, 27 oktober 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................4
ISI...........................................................................................................................4
A. Sutera..........................................................................................................5
B. Satin.............................................................................................................6
C. Batik.........................................................................................................7
D. Brukat.......................................................................................................9
BAB III.................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
E. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pakaian bisa dibilang sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok
nomor dua setelah makanan. Pakaian dan bahan tekstil lainnya sudah
menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi dan
kegiatan apapun yang kita lakukan tanpa disadari kita selalu melekat
dengannya. Pakaian dan bahan tekstil tersebut seiring berjalannya waktu
akan kusam dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga perlu dibersihkan
agar terbebas dari kuman penyakit dan bisa digunakan kembali.
Metode mencuci pakaian yang benar akan memperpanjang usia
pakaian baik itu dari cara mencuci, deterjen yang digunakan, cara
menyetrika dan cara menyimpan. Kegiatan cuci mencuci pakaian sudah
dilakukan sejak zaman dulu dan menjadi pekerjaan rutin yang harus
dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Pembahasan masalah dibutuhkan agar dapat mengarah serta
mengena pada sasaran yang di inginkan. Dalam makalah ini masalah yang
akan dikaji yaitu:
1. Apa pengertian tekstil?
2. Bagaimana perawatan busana berdasarkan jenis tekstil?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memaparkan hubungan tekstil dan busana
2. Memaparkan tata cara merawat tekstil

3
BAB II
ISI

Dalam bahasa Indonesia, kata tekstil merupakan serapan dari bahasa


Inggris textile yang diketahui berasal dari bahasa Latin texere yang artinya
lembaran. Sementara itu, istilah bahasa Indonesia lama dari kain adalah sesuatu
yang dipakai atau pakaian dan menjadi kata kain.
Dalam pengertian umum, tekstil disebut cita, tetapi kata tersebut sudah
jarang digunakan sehingga dewasa ini istilah cita atau kain lebih dikenal
dengan sebutan tekstil. Terdapat perbedaan arti antara kedua istilah tersebut:
tekstil bisa dipakai untuk menyebut bahan apa pun dari benang, sedangkan kain
adalah hasil jadi yang biasa kita pakai.
Sementara itu, tekstil dalam pengertian dewasa ini ialah material lembaran
fleksibel yang terbuat dari benang dan hasil pemintalan serat pendek (stapel)
atau serat berkesinambungan (filamen) yang ditenun, dirajut, atau dengan
penyatuan serat bentuk lembaran, dengan atau tanpa bahan perekat yang dipres
(non-woven fabrics).
Saat ini, istilah tekstil begitu luas mencakup berbagai jenis kain yang
dibuat dengan ditenun, diikat, dipres, sampai berbagai cara lain yang dikenal
dalam pembuatan kain. Umumnya, kain dibuat dari serat yang dipintal atau
dipilin demi menghasilkan benang panjang untuk dirajut atau ditenun sampai
menghasilkan kain sebagai barang jadinya.
Sedangkan bahan tekstil ialah bahan yang digunakan untuk membuat suatu
kain tekstil. Kain adalah bahan dasar busana dan terbentuk dari serat tekstil
yang diolah. Lebih dalam, serat ialah zat yang panjang, tipis, dan mudah
dibengkokkan.
Pada umumnya masing-masing bahan tekstil memiliki teknik
pemeliharaan yang berbeda sesuai asal serat. Perlu melakukan pemeliharaan
yang tepat, supaya busana dalam keadaan baik, selalu bersih, awet atau tahan
lama dan terlihat indah. Dikutip dari buku Tata Busana Jilid 2 karya Ernawati,
pemeliharaan busana dapat dilakukan dengan pencucian, penyisipan,
penambalan, menghilangkan noda dan menyetrika pakaian. Pada umumnya
busana yang dipelihara dengan tepat, dicuci, disetrika dan disimpan dengan
rapi akan awet dan tahan lama, baik dari segi serat bahan itu sendiri maupun
dari warnanya.

4
A. Sutera
Menurut Noor Fitrihana, sutera adalah serat yang berbentuk filamen yang
dihasilkan dari sejenis serangga lepidoptera.
Sutera adalah serat alami yang dihasilkan dari ulat dan kepompongnya saat
pembuatan sarang. Serat-serat tersebut mengandung protein alami yang dapat
ditenun dan dijadikan tekstil. Jenis ulat sutera yang paling umum diternak
adalah ulat sutera murbei.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam mencuci pakaian
berbahan kain sutra dengan menggunakan tangan:
 Pastikan warna baju tidak luntur dan aman dicuci dengan tangan.
 Isi ember dengan air hangat, campur dengan deterjen yang mempunyai
kandungan yang lembut.
 Rendam pakaian berbahan kain sutra selama 5 menit.
 Cuci secara perlahan sembari mengucek baju, terutama pada bagian
yang terlihat kotor.
 Buang air rendaman dan isi kembali dengan air dingin.
 Campur dengan pelembut pakaian yang lembut.
 Bilas dengan air dingin hingga bersih.
 Tekan secara perlahan untuk mengeluarkan air dari kain sutra, jangan
pernah memeras kain sutra dengan keras, hal ini dapat meregangkan
serat-serat pada kain sutra.
 Jemur pakaian berbahan kain sutra.

Kain sutra ini merupakan salah satu jenis bahan yang sulit untuk disetrika.
Kain dari benang yang berasal dari kepompong ulat sutra ini sangat tipis,
lembut, dan halus, sehingga mudah terbakar saat disetrika. Maka dari itu,
bahan ini pun harus diperlakukan dengan sangat hati-hati.

Ketika ingin menyetrika kain sutra, lapisi bagian atas dan bawah kain
dengan bahan lain. Hal ini untuk menghindari kain bersentuhan langsung
dengan setrikaan. Pastikan pula bahan yang melapisi kain sutra tidak lecek agar
tidak membuat kain sutra menjadi lebih kusut. Selain itu, kain sutra yang
bermotif sebaiknya dibalik luar dalam saat disetrika agar motifnya tidak rusak
saat kena setrikaan.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah jangan menekan setrikaan terlalu
dalam saat menyetrika kain sutra. Setrika kain secara lembut dan dalam satu
arah. Sebab, jika kain disetrika secara bolak-balik, dapat timbul kerusakan.

5
Satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan saat menyeterika kain sutra
adalah mengatur suhu setrikaan. Suhu untuk menyeterika kain sehalus sutra
tentu berbeda dengan temperatur untuk bahan setebal jeans. Karena itu, perlu
diketahui besaran suhu yang diperlukan untuk beragam jenis bahan.

B. Satin
Kain satin adalah merupakan kain yang memiliki karakteristik permukaan
yang mengkilap dan pada permukaan dalam dan belakang tidak terasa licin.
Kain satin yang ada sekarang biasanya ditenun menggunakan serat tiruan
seperti nilon, asetat, polyester dan rayon.
Menurut Istinharoh Istinharoh (2013:97) kain satin memiliki bentuk
anyaman yang berbeda dengan kain pada umumnya karena kain satin memiliki
anyaman satin yang mana dapat membuat kain terlihat berkilau.
Kain ini banyak digunakan sebagai pakaian wanita atau sebagai pelapis.
Kain dengan anyaman satin ini memiliki sifat kain yang lebih licin dan lebih
berkilau dibandingkan dengan anyaman lainnya.
Bahan satin bukanlah bahan pakaian yang sembarangan dalam
perawatannya. Layaknya bahan pakaian halus lainnya, bahan satin juga
memerlukan perawatan dan perhatian khusus. Karena bahan satin dibuat
dengan cara ditenun, tanpa kecermatan dan kehati-hatian pemiliknya, tenunan
bahan satin dapat terurai sedikit demi sedikit akibat pemakaian. Oleh karena itu
diperlukan penanganan khusus dalam merawat pakaian-pakaian berbahan satin.
Berikut adalah beberapa tips dalam merawat pakaian berbahan satin.
 Hand Wash
Mencuci pakaian berbahan satin sebaiknya dilakukan dengan tangan
karena sifat dari bahan satin yang lembut dan fragile. Hindari mencuci
menggunakan mesin cuci agar kualitas dari tenunan pakaian tidak
rusak. Dalam mencuci, jangan dikucek berlebihan atau digilas karena
hal tersebut dapat merusak tenunan.
 Gunakan Deterjen Cair Khusus Pakaian Lembut
Dalam mencuci pakaian berbahan satin pilihlah deterjen yang dibuat
khusus untuk pakaian-pakaian berbahan halus dan lembut. Gunakanlah
sabun cair yang diciptakan khusus untuk mencuci batik dan bahan halus
lainnya. Kandungan pembersihnya terbuat dari bahan alami yang
berasal dari tumbuhan sehingga baik untuk mencuci bahan halus dan
lembut.

6
 Jauhkan Dari Sinar Matahari
Karena eksposur langsung terhadap sinar matahari dapat merusak
warna tenunan maka dalam mengeringkan bahan satin tidak perlu
dijemur di bawah terik matahari yang panas. Keringkanlah dengan
digulung di dalam handuk dan baringkan di tempat yang berangin.

Cara menyetrika kain satin:


 pakaian berbahan satin sangat mudah rusak jika disetrika menggunakan
suhu yang terlalu panas. cara yang benar yaitu panaskan setrikaan
sekitas 5-10 menit lalu lepas kabel setrikaan dari aliran listrik kemudian
setrika kain dengan perlahan dan jangan terlalu ditekan.
 menyetrika kain satin lebih baik dibagian dalamnya agar kain tidak
mudah rusak dan gosong. Alternatif lainnya, saat menyetrika kain satin,
bisa dilapisi oleh kain tipis lainnya agar dapat menghindari kerutan
pada kain satin.
 jika ingin kain satin menjadi harum, bisa tambahkan pengharum kain
tapi semprotkan pengharum dengan jarak yang agak jauh agar tidak
meninggalkan noda pada kain satin.

C. Batik
Batik merupakan hal yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia saat ini.
Batik merupakan salah satu warisan nusantara yang unik. Keunikannya
ditunjukkan dengan barbagai macam motif yang memiliki makna tersendiri.
Menurut Asti M. Ambar B. dan Arini berdasarkan etimologi dan
terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam
bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali,
sedangkan tik berasal dari kata titik.
Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain. Adapula
yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari kata amba yang berarti kain
yang lebar dan kata titik. Artinya batik merupakan titik-titik yang digambar
pada media kain yang lebar sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola yang
indah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain bergambar
yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam
pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.

7
Berikut cara perawatan batik yang tepat:
 Gunakan sabun khusus untuk mencuci batik yang sudah ada di pasaran,
jangan gunakan deterjen biasa. Lebih baik lagi jika menggunakan
cairan dari buah lerak. Sejak dulu, lerak sudah digunakan untuk
mencuci batik dengan cara melarutkannya dalam air. Selain
membersihkan, aroma buah lerak membantu melindungi kain dari
serangan ngengat dan jamur. Jika tidak ada sabun khusus ataupun lerak,
gunakan sampo untuk mencuci kain batik. Caranya, larutkan sampo
secukupnya dalam air sampai benar-benar larut dan encer. Celup-
celupkan kain batik, jangan digosok atau dikucek terlalu keras. Setelah
itu, bilas dengan air bersih.
 Gunakan air suhu biasa. Apabila baju batik dirasa sangat kotor,
merendamnya cukup sebentar saja menggunakan air hangat. Tujuannya
untuk mengangkat keringat yang menempel di kain. Setelah itu, bilas
dengan air biasa.
 Jangan dicuci dengan mesin cuci. Kucek kain dengan lembut, tidak
perlu digosok terlalu keras. Ambil bagian-bagian yang kotor saja,
selanjutnya celup-celup kain agar kotoran larut. Mengucek terlalu keras
akan merusak permukaan kain dan juga motifnya.
 Jangan diperas, apalagi menggunakan mesin pengering. Cukup gantung
dan remas-remas lembut sambil sedikit diluruskan dari bagian
ujungnya.
 Jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Gantungkan kain
batik di tempat yang teduh tapi terkena angin dan biarkan sampai
kering. Sinar matahari langsung akan menyebabkan kain pudar, bahkan
belang.
 Hindari menyetrika langsung pada permukaan kain batik. Lakukan dari
bagian dalamnya atau gunakan kain lain untuk melapisi permukaan
kain pada saat di setrika. Dulu, orang tidak pernah menyeterika kain
batik. Kain batik cukup diluruskan dengan tangan saja sambil sedikit
ditekan. Sisa-sisa lilin yang ada di kain batik tulis membantu proses
pelurusan kain.
 Sedapat mungkin, hindari menggunakan cairan pelembut atau pewangi
pada waktu mencuci dan menyetrika. Kandungan bahan kimia dalam
cairan tersebut dapat merusak warna kain batik. Jika kain terlalu kusut,
cukup semprotkan air biasa ketika menyetrika. Lebih baik apabila
menggunakan setrika uap.
 Hindari paparan zat kimia dari parfum dan make up. Apabila
menggunakan parfum, jangan disemprotkan langsung pada kain batik.

8
 Simpan kain batik yang sudah bersih simpan di tempat yang tidak
lembap. Sebelum disimpan, bungkus kain batik dengan plastik, kain
halus, atau kertas tisu khusus terlebih dahulu. Agar tidak dimakan
ngengat, lemari tempat menyimpan kain batik sebaiknya diberi akar
wangi atau merica bulat yang dibungkus kain tipis. Jangan
menggunakan kapur barus dan kamper karena zat kimia keduanya dapat
merusak kain batik.
 Sesekali, kain batik yang sudah dicuci dan disimpan tersebut perlu
dikeluarkan dan diangin-anginkan untuk mencegah lembap. Kondisi
lembap rawan menimbulkan jamur yang akan merusak warna, bahkan
kain batik itu sendiri.

D. Brukat
Kain brokat merupakan kain yang kaya akan dekorasi. Ditinjau dari asal
bahasanya “brukat” atau “brokat” sendiri sebenarnya diambil dari sebuah kata
Italia “brocato” yang berarti kain yang disulam.
Kain brokat yang glamor memang banyak digunakan sebagai bahan
kebaya. Kebaya yang dibuat dari bahan kain brokat sangat cocok untuk
dijadikan pakaian malam yang mewah. Brokat bukanlah bahan renda, bukan
pula bordir, atau kain lainnya tetapi brokat atau brocade adalah jenis kain yang
kaya akan dekorasi dengan atau tanpa benang emas dan perak yang seringkali
brokat menampilkan pola yang rumit, misalnya bunga-bunga, tanaman, dan
unsur-unsur alam lainnya.
Kain brokat yang glamor memang banyak digunakan sebagai bahan
kebaya. Kebaya yang dibuat dari bahan kain brokat sangat cocok untuk
dijadikan pakaian malam yang mewah. Brokat bukanlah bahan renda, bukan
pula bordir, atau kain lainnya tetapi brokat atau brocade adalah jenis kain yang
kaya akan dekorasi dengan atau tanpa benang emas dan perak yang seringkali
brokat menampilkan pola yang rumit, misalnya bunga-bunga, tanaman, dan
unsur-unsur alam lainnya.
Berikut cara perawatan kain brukat yang tepat:
 jangan menggunakan mesin cuci karena selain berpotensi untuk
merusak serat kain, kain baju yang menggunakan kain brokat biasanya
juga dilengkapi dengan detil seperti payet, mutiara atau manik-manik
kecil. sehingga akan merusak kain tersebut juga mesin cucinya.
 jangan disikat kasar menggunakan sikat cukup dengan tangan gosok
secara perlahan-lahan.
 jika ingin menghilangkan noda, gunakan sabun/deterjen penghilang
noda tapi tidak boleh sembarangan dalam memilih deterjennya.

9
 setrika pada suhu yang pas dan jangan pada bagian luar kain nya, tapi
setrika dari bagian dalam brukat tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada produk tekstil diperlukan perawatan/pemeliharaan khusus tergantung
jenis bahan seratnya hal ini berfungsi supaya busana dalam keadaan baik,
selalu bersih, awet atau tahan lama dan terlihat indah.

Label petunjuk perawatan pakaian ini terdiri dari lima label, yaitu: label
pencucian, pemutih, pengeringan, penyetrikaan, dan pembersihan kering.
Dengan memahami dan melaksanakan perawatan pakaian sesuai dengan
petunjuk, maka kita bukan hanya telah membuat pakaian awet dan tetap terlihat
baru, tetapi juga telah melakukan penghematan atas uang dan waktu.

E. Saran
Berdasarkan hasil makalah diatas makanya perlu penyuluhan tentang
perawatan produk tekstil agar produk busana menjadi awet dan tetap
terlihat bagus.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asti M., A. &. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Andi
Offset.
Eenawati, d. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menegah Atas.
Fitrihana, N. (2010). Teknologi Tekstil dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.
Istinharoh. (2013). Pengantar ilmu tekstil 1 untuk SMK kelas X semester1.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Luthfiah, V. (2019). Tinjauan dan Data Pada Pusat Kebaya Nusantara Di
Bandung. Retrieved oktober 27, 2023 from
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2170/8/12.%20UNIKOM_Vinie
%20Luthfiah_BAB%202.pdf
Pujiasih, P. (n.d.). Penggunaan Detergen Untuk Mencuci Kain Batik. Retrieved
oktober 27, 2023 from ejournal widyamataram:
https://ejournal.widyamataram.ac.id/index.php/padma/article/view/573

12

Anda mungkin juga menyukai