Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN TEKSTIL

TEKNIK PEMELIHARAAN TEKSTIL (TEAM BASED PROJECT)


Dosen Pengampuh: Dra. Hj. Kurniati, M.Si

Dosen Mitra: Nurhijrah, S.Pd. , M.Pd

Di Susun Oleh:

1. Siti Nur Hasana (220208501024)


2. Yulianti (220208502022)
3. Dyta Resky Ramadhani (220208502011)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TEKNIK
PEMELIHARAAN TEKSTIL (TEAM BASED PROJECT)”dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi Allah, suri tauladan kita Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga, sahabat, serta seluruh kaum muslim.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
selaku dosen pengampu Dr. Hj. Kurniati, M. Si dan Ibu Nurhijrah, S.Pd. , M.Pd selaku
dosen mitra Ilmu Pengetahuan Tekstil yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami.

Tak lupa juga kami mengucapkan teria kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik
dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………....................i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...…...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………........iii

BAB I PENDAHULUAN……………….………………………………………………..…..1

1.1 Latar Belakang………………………….…………………………...……...…….…1

1.2 Rumusan Masalah………………………..…………………………………...…..…2

1.3 Tujuan……………………….……………………………………………..……...…2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………......3

2.1 Pemeliharaan Bahan Tekstil….……………………………………………..…….....3

2.2 Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil….……………………………………………...3

2.3 Alat Dan Bahan Pemeliharaan Bahan Tekstil……………………………………….3

2.4 Prosedur Dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil………………………………….6

2.5 Fungsi dan Sistem Label Pada Busana…………………………………………….14

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………26

3.1 Kesimpulan…………………………………………………....................................26

3.2 Saran…………………………………………………………………..………........26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….27

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan tekstil yang digunakan untuk pembuatan pakaian berasal dari bermacam-
macam serat dan jenis bahan. Masing-masing bahan memiliki teknik pemeliharaan yang
berbeda sesuai asal serat. Perlu melakukan pemeliharaan yang tepat, supaya busana dalam
keadaan baik, selalu bersih, awet atau tahan lama dan terlihat indah. Dikutip dari buku
Tata Busana Jilid 2 (2008) karya Ernawati, pemeliharaan busana dapat dilakukan dengan
pencucian, penyisipan, penambalan, menghilangkan noda dan menyetrika pakaian. Pada
umumnya busana yang dipelihara dengan tepat, dicuci, disetrika dan disimpan dengan rapi
akan awet dan tahan lama, baik dari segi serat bahan itu sendiri maupun dari warnanya.
Ini membahas Teknik Pemeliharaan Tekstil berbasis tim atau Team-Based Project
dalam industri tekstil. Teknik ini menjadi semakin penting dalam menjaga kualitas
produksi, efisiensi, dan keberlanjutan operasional dalam industri ini. Latar belakangnya
dapat diuraikan sebagai berikut:
Pentingnya Industri Tekstil, Industri tekstil adalah salah satu industri utama di banyak
negara, yang mencakup produksi serat, benang, kain, dan produk tekstil lainnya. Industri
ini memberikan lapangan pekerjaan yang signifikan dan berkontribusi pada ekonomi
global. Oleh karena itu, menjaga kelancaran operasional dalam industri ini sangat krusial.
Peran Utama Mesin dan Peralatan, Dalam produksi tekstil, mesin dan peralatan
memainkan peran sentral. Mesin pemintalan, mesin penenun, dan mesin pencelupan
adalah beberapa contoh peralatan kunci yang digunakan. Kinerja optimal mesin ini sangat
penting untuk mencapai tingkat produktivitas dan kualitas yang diinginkan.
Kompleksitas Mesin Tekstil, Mesin-mesin yang digunakan dalam industri tekstil
seringkali sangat kompleks dan memiliki komponen yang rentan terhadap keausan dan
kerusakan. Pemeliharaan yang baik adalah kunci untuk memperpanjang umur pakai mesin-
mesin tersebut dan mencegah kegagalan yang dapat merugikan produksi.
Tuntutan Pemeliharaan yang Berkelanjutan, Industri tekstil semakin tertarik untuk
mengadopsi praktik berkelanjutan. Pemeliharaan yang baik dapat membantu mengurangi
limbah dan energi yang terbuang, serta mendukung inisiatif keberlanjutan.
Manajemen Tim yang Efektif, Industri tekstil seringkali melibatkan berbagai tim
yang berbeda, mulai dari tim produksi hingga tim pemeliharaan. Manajemen tim yang

1
efektif dapat meningkatkan koordinasi di antara tim-tim ini, memungkinkan pemeliharaan
yang lebih efisien, dan mengurangi waktu henti yang tidak terduga.
Teknologi dan Inovasi, Seperti industri lainnya, industri tekstil juga mengalami
kemajuan teknologi yang cepat. Penggunaan teknologi terbaru, seperti sensor IoT (Internet
of Things) untuk pemantauan mesin secara real-time, dapat memainkan peran besar dalam
teknik pemeliharaan berbasis tim.
Tantangan dan Peluang, Dalam industri ini, ada berbagai tantangan yang perlu diatasi,
seperti persaingan global yang ketat, fluktuasi harga bahan baku, dan perubahan tren mode.
Teknik pemeliharaan berbasis tim dapat membantu perusahaan mengatasi beberapa
tantangan ini dan merespons peluang dengan lebih cepat dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa Saja Alat Dan Bahan Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Prosedur Dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Fungsi dan Sistem Label Pada Busana?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Alat Dan Bahan Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Prosedur Dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Fungsi dan Sistem Label Pada Busana

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil


Pemeliharaan tekstil sebagai bahan busana adalah proses merawat bahan
tekstil/busana untuk mempertahankan penampilannya seperti baru khususnya kontruksi
busana, warna, dimensi, kehalusan, kelangsaian dan kerapiannya. Tata cara merawat
segala sesuatu yang berhubungan dengan bahan tekstil meliputi dari cara mencuci,
menghilangkan noda, menyetrika dan penyimpanan, dengan menganalisis asal serat dan
bahan tekstil.

2.2 Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil


Tujuan dilakukan pemeliharaan diantaranya adalah:
1. Memelihara performa/penampilan kontruksi busana seperti baru
2. Membersihkan bahan tekstil dari segala kotoran
3. Memelihara kualitas performa/penampilan kontruksi kai
4. Memelihara kualitas warna, motif, tekstur dan pegangan kain
5. Memelihara kesehatan dan kenyamanan sipemakai
6. Agar pakaian dan lenan rumah tangga dapat ditampilkandengan baik
7. Dapat terlihat indah saat dipakai
8. Dapat tetap terlihat bersih
9. Dapat terjaga kualitasnya,awet/tahan lama.

2.3 Alat dan Bahan untuk Pemeliharaan Bahan Tekstil


1. Macam- macam alat dan fungsinya
a. Mesin cuci / Bak cuci
Alat yang digunakan dalam proses pencucian pakaiandan lenan rumah tangga.

3
b. Sikat cuci
Alat yang digunakan untuk membantu dalam prosesmencuci busana dan lenan
rumah tangga.

c. Penjepit Cucian
Alat yang digunakan untuk menjepit cucian.

d. Hanger
Alat yang berfungsi menggantungkan pakaian danlenan rumah tangga.

e. Rak Jemuran
Alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menjemurpakaian dan lenan rumah
tangga.

f. Keranjang Pakaian
Tempat meletakkan pakaian dan lenan rumah tanggayang akan di cuci.

4
g. Setrika
Alat yang digunakan untuk melicinkanpakaian danlenan rumah tangga.

h. Papan Seterika
Alat yang digunakan untuk membantu prosesmenyetrika.

I Alas Seterika
Alat yang digunakan sebagai alas dalam prosesmenyetrika/melicinkan pakaian dan l
enan rumahtangga.

j. Papan Pemampat
Papan pemampat dibuat dari kayu yang sudahdihaluskan, gunanya adalah untuk
pemampat pakaian, agar tidak berubah bentuk.

k. Pnyemprotan Air
Alat bantu yang diperlukan dalam prosesmelicinkan pakaian dan lenan rumah
tangga agarlebih mudah disetrika.

5
2. Macam- macam bahan pemeliharaan tekstil danfungsinya
a. Sabun cuci : Bahan yang diperlukan dalam prosespencucian.

b. Obat pemutih : Bahan yang digunakan untukmemperbaiki warna pakaianyang


terkena noda.

c. Obat penghilang noda : Bahan yang berfungsimenghilangkan nodapada pakaian


danlenan rumah tangga.

2.4 Prosedur dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil


Prosedur pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian,penghilangan noda, penyetr
ikaan dan penyimpanan, sedangkantekniknya yaitu cara mencuci, menghilangkan noda,
menyetrika danmenyimpan.
A. PENCUCIAN
1. Pencucian menurut prosesnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
a. Pencucian basah : proses pencucian pakaian yangmenggunakan air.
b. Pencucian kering : proses mencuci pakaian tanpa menggunakan
air, tetapi bukan berarti teknik mencuci benar-benar kering istilah ini hanya
diciptakan karena tidak menggunakan air dalam proses pembersihannya tetapi
menggunakan bahan cairan solvent.
2. Pencucian menurut alat penggunaannya dapat digolongkanmenjadi 2 yaitu

6
a. Pencucian secara manual (tangan) : pencucian yangdilakukan dengan
menggunakan tangan.
b. pencucian dengan mesin : pencucian yangmenggunakan mesin cuci.
Didalam mencuci kita harus memahami 3 hal yaitu:
1. Sifat-sifat serat tekstil
2. Suhu air yang diperlukan
3. Pemilihan sabun/deterjen
Adapun teknik mencuci secara manual (tangan) dan menggunakan mesin
yaitu:
a. Teknik Mencuci Secara Manual (Tangan)
o Memisahkan busana yang berwarna dengan yang putih.
o Rendam dengan menggunakan sabun/deterjen selamalebih kurang 20 menit.
o Dikucek-kucek dan dibilas sampai bersih
Di bawah ini beberapa contoh petunjuk mencuci secara manual menurut
jenis/bahannya antara lain :
a) Katun dan linen
1. Cuci dalam air panas kucek, remas atau gosok.
2. Katun dan linen yang tidak luntur dapat dicuci dengancara yang sama,
tetapi jangan direbus.
3. Usahakan untuk tidak menggosok barang yang diprintkarena warna bisa
luntur.

b) Sutra
1. Cuci di air hangat pada temperatur 40°C, memakai sabunnetral atau
deterjen
2. Remas dan bilas (tidak boleh dikucek)
3. Bilas beberapa kali, diakhiri dengan bilasan air dingin

7
4. Sutra warna-warni yang cenderung menunjukkan luntursebaiknya
dicuci dengan air dingin yang dibubuhi garamdengan sabun netral atau
deterjen lembut.

c) Wol
1.Rendam dengan air temperatur 40°C
2. Larutkan deterjen/ serpihan sabun
3.Gulungkan wolnya dalam handuk dengan baik untukmenghilangkan
beberapa kelebihan air tanpa merusakserat-seratnya.
d) Serat-serat nilon dan polyester
1. Untuk nilon putih, pergunakan air 60°C atau sepanasmungkin yang
tangan bisa tahan.
2. Nilon dan poliester berwarna memerlukan temperaturyang lebih rendah
(± 40°C) karena bisa mengakibatkankerutan yang permanen.
e) Serat-serat viskos rayon
1. Cuci dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun netralatau deterjen
2. Hindari menggosok dan memuntir bahan
3. Jangan direbus atau dikelantang/diputihkan ataupun dikeringkan pada
panas langsung.
b. Teknik mencuci Menggunakan Mesin
Beberapa petunjuk mencuci sesuai dengan jenisserat/bahan antara lain :
a. Serat katun
1. Bahan tekstil yang tidak luntur bisa direndam dengan air hangat atau
dingin
2. Dapat diputihkan (bleach) dengan klorine (kalau aturan cucinya
mengijinkan).
b. Serat linen
Bisa dicuci secara kimia (dry-clean) untuk menahan penyempurnaan
yang gemerisik. Bisa menyusut kalua dicuci.

8
c. Serat nilon
Bisa dicuci dengan mesin dalam air hangat. Pergunakansetelan putaran
ringan, digiling kering atau biarkan keringsendiri.
d. Serat rayon
1. Rayon harus dicuci secara kimia
2. Beberapa bisa dicuci dengan mesin putaran ringan danmenggunakan air
hangat,
3. Menggunakan pemutih klorin.

B. MENGHILANGKAN NODA
Menghilangkan noda pada bahan tekstil sesuai dengan jenisnoda dan bahan
tekstilnya. Berikut teknik menghilangkannoda :
1) Noda kunyit
a. Jika terkena nodanya baru saja maka cepat-cepat digosok dengan sabun lalu
jemur hingga keringbarulah dicuci lagi sampai bersih
b. Jika nodanya sudah lama melekat maka olesi bagianyang terkena noda dengan
air kapur sirih lalu jemurhingga kering baru dicuci sampai bersih,
pencuciandapat diulang dengan cara yang sama sampai benar-benar bersih.

2) Noda minyak
a. Cuci baju yang terkena noda minyak dengan sampodan bilas dengan air biasa
b. Taburkan bedak pada bagian yang ternoda, kucekpakaian lalu cuci pakaian
dengan sabun deterjen
c. Bisa memakai bensin atau minyak tanah sebelummenggunakan bedak.

9
3) Noda lemak
a .Letakkan kain jelek di atas pakaian yang terkena noda lemak kemudian
disetrika dan dicuci dengan air panas dan disabun
b. Pakaian berbahan katun, cuci pakaian dalam air hangatyang dicampur sodium
c. Bahan sutera atau sintetis dapat dihilangkan denganbensin dan bedak, usap
bagian bernoda dengan kainyang dicelupkan dalam bensin lalu
taburkan bedak,sikat dengan lembut.

4) Noda tinta
a. Dibasahi dengan air, gosok dengan jeruk nipis dan kapur sirih (jawa=injet)
dan dicuci dengan air hangatdan sabun.
b. Rendam pakaian dalam air selama 15 menit
c. Oleskan bagian yang ternoda dengan sabun colek,kucek sampai noda hilang.

5) Noda jamur
a. Gosok pada bagian berjamur dengan larutan cuka.
b. Kemudian direndam dengan air panas bersabun dancuci seperti biasa, diulang
beberapa kali.

10
6) Noda pada Celana Dalam
a. Rendam/basahi dulu celana dalam bernoda setelah itu gosok atau olesi bagian
yang bernoda/vlek dengan Sisa sabun mandi yang sudah kecil lalu dicuci/kucek
seperti biasa.
b. Untuk celana dalam, dengan cara yang sama sisa sabunmandi juga bisa untuk
menghilangkan nodamembandel pada kerah baju

7) Noda getah
a. Teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalugosok perlahan dengan
sikat gigi. Jika getah sudahhilang cucilah pakaian seperti biasa.

8) Noda teh dan kopi


a. Jika kain terbuat dari katun atau kapas, rendamlahdalam larutan panas dari
boraks atau asam tartaric.
b. Jika terbuat dari sutera, wool atau sintetis gunakan larutan boraks hangat atau
larutan ultraoksidasiedrogen (air oksigen) hangat.

9) Noda darah
a. Gunakan larutan penghilang warna untuk pakaianyang berwarna putih, dan
larutan boraks hangat untukyang berwarna-warni.
b. Untuk pakaian yang tidak boleh dicuci gunakanadonan amonia, sikat lembut
dan ulangi proses sampai noda hilang.

11
10) Noda buah-buahan
Gunakan larutan penghilang warna atau larutanboraks yang telah yang telah
didihkan selama 5 menit.

11) Noda susu


a. Letakkan bagian teroda diatas bongkahan es dantunggu sampai noda susu
membeku,
b. Lalu hilangkan. Jika masih berbekas ulangi denganmenggunakan cuka asam.

12) Noda cat


Rendamlah pakaian yang terkena cat dalamkerosin,lalu sisa bagian yang
membandel bersihkandengan bensin.

13) Noda Luntur


Jika pakaian kelunturan warna pakaian lain, makaanda dapat merendamnya
ke dalam larutan asam cukadicampur dengan deterjen selama 30 menit.

12
C. PENYETERIKAAN
Ada dua cara teknik dasar dalam menyetrika yaitu menyeterika dan memampat.
a. Menyeterika (ironing)
Artinya mendorong setrika melalui bahan dengan caragerakkan ke depan dan ke
belakang. Menyeterika bisamelicinkan bentuk pakaian.
b. Menekan atau memampat (pressing)Artinya menggerakkan setrika melalui bahan
dengan caramengangkatnya, kemudian meletakkan kembali ke bawahsilih
berganti saling menumpang.
Agar pakaian dan lenan rumah tangga tidak berubahsewaktu disetrika, ada
bebrapa petunjuk yang perlu diperhatikan :
1) Setrika pakaian menurut arah lajur benang, jangan disetrikaarah menyerong,
karena tenunan akan menyudut.
2) Setrika mulai dari bagian-bagian yang berlapis, sepertikerah, keliman, bagian
yang terlepas ujungnya seperti pita,lengan baju, kemudian baru bagian tangan.
3) Menyeterika kerah dimulai dari tengah belakang ke ujungtepi atau tepi kerah
sambil ditekan.
4) Pakaian dari bahan serat asetat dan aklirik disetrika dengantekanan ringan,
suhu sangat rendah sampai sedang, setrikakering (tanpa uap) pergunakan lap
pada bagian baiknya
5) Pakaian dari bahan serat kapas, setrika dengan tekaaananringan sampai sedang,
suhu sedang hingga tinggi,pergunakan setrika uap.
6) Pakaian dari bahan linen, setrika dengan tekanan ringansampai berat, suhu
tinggi, selanjutnya sama denganmenyetrika bahan katun.
7) Pakaian dari bahan nilon setrika dengan tekanan ringan,sedikit saja atau tidak
perlu disetrika.
8) Pakaian dari bahan poliester, setrika dengan tekanan sedangdengan suhu
rendah sampai sedang menggunakan setrikakering atau uap, bisa digunakan
kain lap pada bagian baikbahan.
9) Pakaian dari bahan sutera, setrika dengan tekanan ringan,suhu panas, rendah
sampai sedang, pergunakan setrikakering atau uap.
10) Pakaian dari wol, setrika dengan tekanan ringan sampaisedang, suhu sedang.
Pergunakan setrika kering atau uap

13
D. PENYIMPANAN
Merupakan kegiatan meletakkan bahan tekstil sesuai padatempatnya dan lebih
terjaga/aman. Berikut Teknik caramenyimpan bahan tekstil :
1.Menyimpan pakaian dan lenan rumah tangga setelahdicuci, dijemur kering,
disetrika dan harus disimpan ditempat yang bersih dan kering, seperti di dalam
lemaripakaian, rak, dan gantungan pakaian.
2.Memberi anti ngengat yang diletakkan pada lemari, agar jamur dan binatang tidak
merusak pakaian atau lenanrumah tangga.

2.5 Fungsi dan Sistem Label Pada Busana


Label merupakan keterangan yang terdapat pada suatuhasil produksi. Keterangan
tersebut memberi kejelasan padakonsumen tentang segala sesuatu yang menyangkut
antaralain sifat dan kualitas bahan. Label tekstil meliputi label kain,busana jadi dan
benang.
1. Fungsi Label
a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada konsumen
b. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen memberikan
keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat memilih membeli
serta meneliti secara bijaksana.
c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilihtidak berbahaya bila digunakan
,untuk megatasi hal inimaka para konsumen membiasakan diri untuk membacalabel
terlebih dahulu sebelum membelinya.
d. Dengan membaca label konsumen dapat mengetahuispesifikasi produk tekstil
seperti jenis serat, ukuran,komposisi kain, ketahanan luntur warnannya,
caraperawatan dsb.
2. Sistem Pelabelan
Petunjuk perawatan adalah solusi sederhana untuk memecahkan masalah yang
lebih besar. Label petunjuk perawatan memberi panduan kepada para pelanggan
mengenai cara perawatan sebuah produk pakaian, serta cara mencuci yang paling tepat
untuk bahan kain, dekorasi benang dan teknik jahit jenis tertentu. Mengikuti panduan
pada label petunjuk perawatan akan memberi jaminan bahwa tampak luar dan
bentuk produk garmen tetap terjaga meski dicuci berulang kali.
Berikut beberapa informasi yang perlu diketahui tentang label petunjuk
perawatan, yaitu:
14
 Negara tempat sebuah produk pakaian dijahit adalah negara asal yang tertulis
pada label petunjuk perawatan
 Label petunjuk perawatan harus terpasang secara permanen agar mudah dilihat
oleh para pelanggan pada saat membeli produk pakaian tersebut. Pada umumnya,
label ini terdapat di bagian samping atau bagian dalam pakaian
 Produsen atau pengimpor yang bersangkutan dengan produk pakaian ini
bertanggungjawab atas informasi yang terdapat dalam petunjuk perawatan
 Sebuah produk pakaian mungkin diimpor tanpa label produk perawatan, namun
tetap harus diberi label petunjuk perawatan pada saat produk tersebut dijual.

Terdapat banyak sistem pelabelan petunjuk perawatan yang telah


berevolusi di seluruh dunia. Terdapat lima sistem pelabelan petunjuk perawatan yang
umumnya digunakan pada label petunjuk perawatan. Kelima sistem ini adalah:
1. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional
Sistem pelabelan petunjuk perawatan international ditangani oleh Asosiasi
Internasional untuk Pelabelan Petunjuk Perawatan Tekstil (GINETEX) yaitu
sebuah badan dunia yang mengatur label petunjuk perawatan sejak tahun
1975. Negara-negara anggota GINETEX ini adalah Belgia, Perancis, Jerman,
Inggris, Belanda, Israel, Austria, Swiss, dan Spanyol.
Lima simbol dasar yang digunakan dalam sistem pelabelan petunjuk
perawatan Internasional sesuai dengan aturan ini:

Gambar 1. Lima Simbol Dasar dalam Sistem Pelabelan Perawatan

Catatan:

Simbol-simbol untuk Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Internasional sama


dengan yang terdapat dalam Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa.
2. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Jepang
Sistem pelabelan petunjuk perawatan Jepang seperti sistem pelabelan petunjuk
perawatan lainnya memiliki simbol yang ditempatkan dalam urutan tertentu. Label
dirancang sesuai dengan ketentuan berikut ini:
- Simbol-simbol harus diurutkan dari kiri ke kanan sesuai urutan berikut ini:

15
1) Pencucian, 2) Pemutihan , 3) Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering,
5) Pemerasan & 6) Pengeringan
- Untuk produk berwarna yang biasanya tidak perlu diputihkan, simbol
terkait penggunaan pemutih berbahan dasar klorin dapat dihilangkan
- Untuk produk yang biasanya tidak perlu disetrika, simbol untuk
penyetrikaan dapat dihilangkan. (Kecuali 'tidak dapat disetrika')
- Untuk produk yang dapat dicuci dengan air, simbol pencucian kering dapat
dihilangkan. (Kecuali ‘tidak dapat dicuci kering’)
- Simbol-simbol tersebut sebaiknya berwarna hitam atau biru tua sedangkan
simbol-simbol larangan sebaiknya berwarna merah atau putih.

Gambar 2. Simbol Perawatan dalam Pencucian dengan Air Sistem Jepang

Gambar 3. Simbol Perawatan dalam Pemutihan Sistem Jepang

Gambar 4. Simbol Perawatan dalam Penyeterikaan Sistem Jepang

16
Gambar 5. Simbol Perawatan dalam Pencucian Kering Sistem Jepang

Gambar 6. Simbol Perawatan dalam Pemerasan Sistem Jepang

Gambar 7. Simbol Perawatan dalam Pengeringan Sistem Jepang


3. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Kanada
Berbeda dengan negara lain, hingga Juli 1973 pelabelan petunjuk perawatan
bukanlah sebuah kewajiban di Kanada. Namun sesudahnya sebuah sistem
pelabelan petunjuk perawatan baru pun diperkenalkan. Sistem simbol petunjuk
perawatan Kanada yang baru menggunakan warna hijau (dapat dilakukan), kuning
tua (hati-hati), dan merah (tidak dapat dilakukan) dengan lima simbol yaitu
gambar wash tub, segitiga pemutih, pengering kotak, setrika dan lingkaran cuci
kering. Pada tahun 2003 sistem Kanada diperbarui agar sesuai dengan standar
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara/North American Free Trade
Agreement (NAFTA) dan (ISO) sehingga kode warna pun berhenti digunakan.
4. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Eropa
Lembaga independen Uni Eropa terus melakukan peninjauan terhadap standar
label petunjuk perawatan yang ada melalui kerja sama dengan berbagai lembaga

17
internasional lainnya agar dapat menciptakan sistem yang seragam sesuai dengan
skema ISO. Simbol-simbol yang digunakan di Eropa adalah merek dagang
GENETEX dan dikenai biaya merek dagang yang dibayarkan pada GENETEX,
sebagai pemegang merek dagang jika produk garmen tersebut akan dijual di
negara-negara GENETEX.
Label petunjuk perawatan yang benar untuk negara-negara di Eropa harus
terdiri dari setidaknya empat atau kadang kala lima simbol dengan urutan berikut
ini: 1) Pencucian, 2) Pemutihan, 3) Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering &
5) Pengeringan.

Gambar 8. Simbol Perawatan dalam Pencucian Sistem Eropa

Gambar 9. Simbol Perawatan dalam Pemutihan Sistem Eropa

Gambar 10. Simbol Perawatan dalam Penyeterikaan Sistem Eropa

18
Gambar 11. Simbol Perawatan dalam Pencucian Kering Sistem Eropa

Gambar 12. Simbol Perawatan dalam Pengeringan Sistem Eropa

5. Sistem Pelabelan Petunjuk Perawatan Amerika

Sesuai dengan aturan Label Petunjuk Perawatan Komisi Perdagangan Federal,


label petunjuk perawatan harus terdiri dari kata-kata maupun simbol-simbol. Baik
dalam kata-kata, simbol-simbol ataupun keduanya, petunjuk perawatan harus
ditulis dengan urutan sebagai berikut ini:
a) Cuci mesin / cuci tangan / cuci kering
b) Suhu pencucian (panas / hangat / dingin)

19
c) Program mesin cuci (halus / permanent press / putaran normal)
d) Petunjuk pemutihan (jangan gunakan pemutih / gunakan pemutih berbahan
dasar non-klorin / gunakan pemutih berbahan dasar klorin)
e) Cara pengeringan (dengan mesin pengering / jemur / hamparkan / angin-
anginkan)
f) Penyetrikaan (jangan disetrika / setrika dengan suhu rendah / setrika
dengan suhu sedang / setrika dengan suhu panas)
g) Peringatan
Selain label petunjuk perawatan, produsen dan pengimpor juga
harus menyediakan label yang:
 Dipasang pada tempat yang mudah terlihat pada saat produk dijual. Jika
produk dibungkus, dipajang atau dilipat dan menyebabkan pelanggan tak
dapat melihat label petunjuk perawatan, informasi terkait juga harus ditulis
pada bagian samping pembungkusnya atau pada gantungan label
 Tidak lepas dan tulisan tidak hilang selama produk masih dapat digunakan
 Menyebutkan perawatan berkala yang perlu dilakukan pada produk untuk
penggunaan biasa
 Memperingatkan pelanggan mengenai hal-hal yang dapat merusak produk
garmen
Sejak bulan Desember 1996, sebuah sistem baru yang hanya menggunakan
simbol dan tanpa kata-kata digunakan di Amerika Serikat.

Simbol petunjuk perawatan yang telah direvisi ini dikembangkan oleh


American Society for Testing and Materials (ASTM) dengan penjelasan
seperti berikut ini

20
Gambar 13. Simbol Perawatan Sistem Amerika

Gambar 14 ; Intruksi Dalam Care Label

21
Gambar 15 ; Intruksi Dalam Care Label

Gambar 16 ; Intruksi Dalam Care Label

22
Gambar 17 ; Intruksi Dalam Care Label
Cara penanganan yang tidak sesuai dengan care label bisa menyebabkan
kerusakan pada garment, seperti luntur, printing rusak, dll. Berikut contoh
lain dari care label yang biasa terdapat pada produk.

Gambar 18 : Cara Membaca Label

Pada garment jadi sangatlah penting untuk memperhatikan proses


penanganan dan perawatan agar garment yang dibeli tidak rusak dan bertahan
23
lama. Cara penanganan dan perawatan ini dapat dilihat pada “care
label/instruction” yang tertulis di hang tag. Penanganan/ perawatan garment
sangat ditentukan oleh bahan yang digunakan.
Untuk perawatan pakaian yang kita miliki tentu tidak hanya cukup
informasi yang ada dalam Label ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
yaitu:
1. Penggunaan sabun cuci dan zat-zat lainnya dalam proses perawatan pakaian
2. Pencucian dan Penjemuran manual (Jika diperlukan)
3. Proses Pelipatan
4. Proses Penyimpanan
Langkah langkah umum perawatan bahan tekstil untuk busana

1. Perhatikan jenis serat, warna dan konstruki kainnya serta label perawatan
(jika ada)
2. Sortir /pilih bahan warna putih/muda dengan warna gelap, tingkat dan jenis
kotoran yang menempel dan kontruksi kainnya. Jika ada perbedaan mencolok
pisahkan untuk diproses tersendiri
3. Perendaman : beberapa jenis pakaian dengan tingkat luntur warana yang
buruk tdak perlu direndam terlebih dahulu/lama. Penambahan zat zat
pencucian perlu diperhatikan jumlah dan konsentrasinya
4. Pencucian: Proses pencucian sesuai dengan instruksi label perawatan
harus dengan cuci tanpa air (dry celan) atau pencucian dengan air. Jika
diperlukan dengan suhu tertentu dapat disesuaikan. Jika diperlukan untuk
pencucian dari noda noda tertentu juga perlu diperhatikan penggunaan zat-zat
penghilang noda dan prose spencuciannya sehingga noda dapat hilang dan
tanpa merusak bahan itu sendiri dan bahan lainnya.
5. Pengeringan : Meliputi proses pemerasan dan penjemuran. Jika proses
penjemuran terkena matahari langsung perlu diperhatikan lamanya penjemuran
dan sisi dalam diupayakan yang kena Sinar Matahari
6. Penyeterikaan : Yang paling utama adalah pengaturan panas penyeterikaan
harus memperhatikan jenis serat dan kontruksi bahan serta petunjuk yang
ada ada label
7. Pelipatan : Proses pelipatan sesuai dengan jenis produk busananya

24
8. Penyimpanan : Penyimpanan umumnya dalam lipatan (Fltat) beberapa jenis
pakaianhar us dengan digantung (hanging) . Kelembapan dan kekeringan
tempat penyimpanan juga perlu diperhatikan.
Beberapa jenis busana khususnya busana pesta seperti Jas, kebaya,
gaun dan bahan tekstil dari tenun tradisional dan batik tulis memerlukan
prosedur perawatan dan penanganan khusus umumnya dilakukan secara
manual maupun dengan pencucian kering.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeliharaan tekstil sebagai bahan busana adalah proses merawat bahan
tekstil/busana untuk mempertahankan penampilannya seperti baru khususnya kontruksi
busana, warna, dimensi, kehalusan, kelangsaian dan kerapiannya. "Teknik Pemeliharaan
Tekstil (Team-Based Project)" melibatkan pemahaman dan penerapan berbagai teknik
dalam merawat dan memelihara produk tekstil. Ini dilakukan melalui proyek berbasis tim,
yang melibatkan kerja sama antaranggota tim dalam mengevaluasi, memahami, dan
merawat tekstil dengan baik. Dalam kesimpulan, materi ini menekankan pentingnya
pemeliharaan tekstil, keterampilan kolaboratif dalam proyek tim, dan pemahaman
mendalam tentang teknik-teknik yang relevan untuk menjaga kualitas dan umur pakai
produk tekstil.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan yang sempat penulis sampaikan dalam makalah yang
berjudul “TEKNIK PEMELIHARAAN TEKSTIL (TEAM BASED PROJECT)”. Penulis
menyadari malah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dari
berbagai pihak:
1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
kesempurnaan perencanaan ini dan mewujudkannya serta sebagai acuan penulis pada
makala-makala berikutnya.
2. Dari para mahasiswa, penulis mengharapkan perencanaan ini dapat bermanfaat dan
dapat menjadi acuan untuk mahasiswa dalam proses belajar dan penulis tentunya
mengharapkan kritik serta saran sebagai acuan penulis kedepannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. 2008.Buku Tata Busana Jilid lI Jakarta.DepartemenPendidikan Nasional.


Http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_cuci diakses 4 Mei 2014
Http://pixabay.com/id/jemuran-warna-warni-cucian-selai-43231/ diakses 4Mei 2014
Http://www.made-in-china.com/showroom/yearin/offer-detailbesxkaqaourn/Sell-Plastic-
Hanger.html diakses 4 Mei 2014
Http://id.wikipedia.org/wiki/Setrika diakses 4 Mei 2014
Http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/07/alat-pengepresan.html diakses 4 Mei 2014
Http://listrikonlen.blogspot.com/2012/04/mengenal-bagian-bagian-
utama- sterika.html Http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun diakses 4 Mei 2014
Abdul Latif Sulam. (2008). Teknik Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain untuk
SMK. Jilid 1 . versi elektronik –BSE. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Abdul Latif Sulam. (2008). Teknik Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain untuk
SMK. Jilid 2 . versi elektronik –BSE. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Ass Asmawati. (2008). Panduan Pembuatan Kemeja pada Industri Garmen Modern.
Materi Pelatihan Garmen.
Noerati, dkk. (2013). Teknologi Tekstil. Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Guru (PLPG).
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Noor Fitrihana. ( 2011). Memilih Bahan Busana. KTSP. Klaten
Noor Fitrihana & Widihastuti (2014). Pengendalian Kualitas fashion. Yogyakarta: Bahan
Ajar PTBB FT UNY

27

Anda mungkin juga menyukai