Di Susun Oleh:
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TEKNIK
PEMELIHARAAN TEKSTIL (TEAM BASED PROJECT)”dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi Allah, suri tauladan kita Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga, sahabat, serta seluruh kaum muslim.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
selaku dosen pengampu Dr. Hj. Kurniati, M. Si dan Ibu Nurhijrah, S.Pd. , M.Pd selaku
dosen mitra Ilmu Pengetahuan Tekstil yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Tak lupa juga kami mengucapkan teria kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik
dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………....................i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...…...ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………........iii
BAB I PENDAHULUAN……………….………………………………………………..…..1
1.3 Tujuan……………………….……………………………………………..……...…2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………......3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………....................................26
3.2 Saran…………………………………………………………………..………........26
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan tekstil yang digunakan untuk pembuatan pakaian berasal dari bermacam-
macam serat dan jenis bahan. Masing-masing bahan memiliki teknik pemeliharaan yang
berbeda sesuai asal serat. Perlu melakukan pemeliharaan yang tepat, supaya busana dalam
keadaan baik, selalu bersih, awet atau tahan lama dan terlihat indah. Dikutip dari buku
Tata Busana Jilid 2 (2008) karya Ernawati, pemeliharaan busana dapat dilakukan dengan
pencucian, penyisipan, penambalan, menghilangkan noda dan menyetrika pakaian. Pada
umumnya busana yang dipelihara dengan tepat, dicuci, disetrika dan disimpan dengan rapi
akan awet dan tahan lama, baik dari segi serat bahan itu sendiri maupun dari warnanya.
Ini membahas Teknik Pemeliharaan Tekstil berbasis tim atau Team-Based Project
dalam industri tekstil. Teknik ini menjadi semakin penting dalam menjaga kualitas
produksi, efisiensi, dan keberlanjutan operasional dalam industri ini. Latar belakangnya
dapat diuraikan sebagai berikut:
Pentingnya Industri Tekstil, Industri tekstil adalah salah satu industri utama di banyak
negara, yang mencakup produksi serat, benang, kain, dan produk tekstil lainnya. Industri
ini memberikan lapangan pekerjaan yang signifikan dan berkontribusi pada ekonomi
global. Oleh karena itu, menjaga kelancaran operasional dalam industri ini sangat krusial.
Peran Utama Mesin dan Peralatan, Dalam produksi tekstil, mesin dan peralatan
memainkan peran sentral. Mesin pemintalan, mesin penenun, dan mesin pencelupan
adalah beberapa contoh peralatan kunci yang digunakan. Kinerja optimal mesin ini sangat
penting untuk mencapai tingkat produktivitas dan kualitas yang diinginkan.
Kompleksitas Mesin Tekstil, Mesin-mesin yang digunakan dalam industri tekstil
seringkali sangat kompleks dan memiliki komponen yang rentan terhadap keausan dan
kerusakan. Pemeliharaan yang baik adalah kunci untuk memperpanjang umur pakai mesin-
mesin tersebut dan mencegah kegagalan yang dapat merugikan produksi.
Tuntutan Pemeliharaan yang Berkelanjutan, Industri tekstil semakin tertarik untuk
mengadopsi praktik berkelanjutan. Pemeliharaan yang baik dapat membantu mengurangi
limbah dan energi yang terbuang, serta mendukung inisiatif keberlanjutan.
Manajemen Tim yang Efektif, Industri tekstil seringkali melibatkan berbagai tim
yang berbeda, mulai dari tim produksi hingga tim pemeliharaan. Manajemen tim yang
1
efektif dapat meningkatkan koordinasi di antara tim-tim ini, memungkinkan pemeliharaan
yang lebih efisien, dan mengurangi waktu henti yang tidak terduga.
Teknologi dan Inovasi, Seperti industri lainnya, industri tekstil juga mengalami
kemajuan teknologi yang cepat. Penggunaan teknologi terbaru, seperti sensor IoT (Internet
of Things) untuk pemantauan mesin secara real-time, dapat memainkan peran besar dalam
teknik pemeliharaan berbasis tim.
Tantangan dan Peluang, Dalam industri ini, ada berbagai tantangan yang perlu diatasi,
seperti persaingan global yang ketat, fluktuasi harga bahan baku, dan perubahan tren mode.
Teknik pemeliharaan berbasis tim dapat membantu perusahaan mengatasi beberapa
tantangan ini dan merespons peluang dengan lebih cepat dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa Saja Alat Dan Bahan Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Prosedur Dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil ?
Apa saja Fungsi dan Sistem Label Pada Busana?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Alat Dan Bahan Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Prosedur Dan Teknik Pemeliharaan Bahan Tekstil
Untuk mengetahui Fungsi dan Sistem Label Pada Busana
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Sikat cuci
Alat yang digunakan untuk membantu dalam prosesmencuci busana dan lenan
rumah tangga.
c. Penjepit Cucian
Alat yang digunakan untuk menjepit cucian.
d. Hanger
Alat yang berfungsi menggantungkan pakaian danlenan rumah tangga.
e. Rak Jemuran
Alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menjemurpakaian dan lenan rumah
tangga.
f. Keranjang Pakaian
Tempat meletakkan pakaian dan lenan rumah tanggayang akan di cuci.
4
g. Setrika
Alat yang digunakan untuk melicinkanpakaian danlenan rumah tangga.
h. Papan Seterika
Alat yang digunakan untuk membantu prosesmenyetrika.
I Alas Seterika
Alat yang digunakan sebagai alas dalam prosesmenyetrika/melicinkan pakaian dan l
enan rumahtangga.
j. Papan Pemampat
Papan pemampat dibuat dari kayu yang sudahdihaluskan, gunanya adalah untuk
pemampat pakaian, agar tidak berubah bentuk.
k. Pnyemprotan Air
Alat bantu yang diperlukan dalam prosesmelicinkan pakaian dan lenan rumah
tangga agarlebih mudah disetrika.
5
2. Macam- macam bahan pemeliharaan tekstil danfungsinya
a. Sabun cuci : Bahan yang diperlukan dalam prosespencucian.
6
a. Pencucian secara manual (tangan) : pencucian yangdilakukan dengan
menggunakan tangan.
b. pencucian dengan mesin : pencucian yangmenggunakan mesin cuci.
Didalam mencuci kita harus memahami 3 hal yaitu:
1. Sifat-sifat serat tekstil
2. Suhu air yang diperlukan
3. Pemilihan sabun/deterjen
Adapun teknik mencuci secara manual (tangan) dan menggunakan mesin
yaitu:
a. Teknik Mencuci Secara Manual (Tangan)
o Memisahkan busana yang berwarna dengan yang putih.
o Rendam dengan menggunakan sabun/deterjen selamalebih kurang 20 menit.
o Dikucek-kucek dan dibilas sampai bersih
Di bawah ini beberapa contoh petunjuk mencuci secara manual menurut
jenis/bahannya antara lain :
a) Katun dan linen
1. Cuci dalam air panas kucek, remas atau gosok.
2. Katun dan linen yang tidak luntur dapat dicuci dengancara yang sama,
tetapi jangan direbus.
3. Usahakan untuk tidak menggosok barang yang diprintkarena warna bisa
luntur.
b) Sutra
1. Cuci di air hangat pada temperatur 40°C, memakai sabunnetral atau
deterjen
2. Remas dan bilas (tidak boleh dikucek)
3. Bilas beberapa kali, diakhiri dengan bilasan air dingin
7
4. Sutra warna-warni yang cenderung menunjukkan luntursebaiknya
dicuci dengan air dingin yang dibubuhi garamdengan sabun netral atau
deterjen lembut.
c) Wol
1.Rendam dengan air temperatur 40°C
2. Larutkan deterjen/ serpihan sabun
3.Gulungkan wolnya dalam handuk dengan baik untukmenghilangkan
beberapa kelebihan air tanpa merusakserat-seratnya.
d) Serat-serat nilon dan polyester
1. Untuk nilon putih, pergunakan air 60°C atau sepanasmungkin yang
tangan bisa tahan.
2. Nilon dan poliester berwarna memerlukan temperaturyang lebih rendah
(± 40°C) karena bisa mengakibatkankerutan yang permanen.
e) Serat-serat viskos rayon
1. Cuci dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun netralatau deterjen
2. Hindari menggosok dan memuntir bahan
3. Jangan direbus atau dikelantang/diputihkan ataupun dikeringkan pada
panas langsung.
b. Teknik mencuci Menggunakan Mesin
Beberapa petunjuk mencuci sesuai dengan jenisserat/bahan antara lain :
a. Serat katun
1. Bahan tekstil yang tidak luntur bisa direndam dengan air hangat atau
dingin
2. Dapat diputihkan (bleach) dengan klorine (kalau aturan cucinya
mengijinkan).
b. Serat linen
Bisa dicuci secara kimia (dry-clean) untuk menahan penyempurnaan
yang gemerisik. Bisa menyusut kalua dicuci.
8
c. Serat nilon
Bisa dicuci dengan mesin dalam air hangat. Pergunakansetelan putaran
ringan, digiling kering atau biarkan keringsendiri.
d. Serat rayon
1. Rayon harus dicuci secara kimia
2. Beberapa bisa dicuci dengan mesin putaran ringan danmenggunakan air
hangat,
3. Menggunakan pemutih klorin.
B. MENGHILANGKAN NODA
Menghilangkan noda pada bahan tekstil sesuai dengan jenisnoda dan bahan
tekstilnya. Berikut teknik menghilangkannoda :
1) Noda kunyit
a. Jika terkena nodanya baru saja maka cepat-cepat digosok dengan sabun lalu
jemur hingga keringbarulah dicuci lagi sampai bersih
b. Jika nodanya sudah lama melekat maka olesi bagianyang terkena noda dengan
air kapur sirih lalu jemurhingga kering baru dicuci sampai bersih,
pencuciandapat diulang dengan cara yang sama sampai benar-benar bersih.
2) Noda minyak
a. Cuci baju yang terkena noda minyak dengan sampodan bilas dengan air biasa
b. Taburkan bedak pada bagian yang ternoda, kucekpakaian lalu cuci pakaian
dengan sabun deterjen
c. Bisa memakai bensin atau minyak tanah sebelummenggunakan bedak.
9
3) Noda lemak
a .Letakkan kain jelek di atas pakaian yang terkena noda lemak kemudian
disetrika dan dicuci dengan air panas dan disabun
b. Pakaian berbahan katun, cuci pakaian dalam air hangatyang dicampur sodium
c. Bahan sutera atau sintetis dapat dihilangkan denganbensin dan bedak, usap
bagian bernoda dengan kainyang dicelupkan dalam bensin lalu
taburkan bedak,sikat dengan lembut.
4) Noda tinta
a. Dibasahi dengan air, gosok dengan jeruk nipis dan kapur sirih (jawa=injet)
dan dicuci dengan air hangatdan sabun.
b. Rendam pakaian dalam air selama 15 menit
c. Oleskan bagian yang ternoda dengan sabun colek,kucek sampai noda hilang.
5) Noda jamur
a. Gosok pada bagian berjamur dengan larutan cuka.
b. Kemudian direndam dengan air panas bersabun dancuci seperti biasa, diulang
beberapa kali.
10
6) Noda pada Celana Dalam
a. Rendam/basahi dulu celana dalam bernoda setelah itu gosok atau olesi bagian
yang bernoda/vlek dengan Sisa sabun mandi yang sudah kecil lalu dicuci/kucek
seperti biasa.
b. Untuk celana dalam, dengan cara yang sama sisa sabunmandi juga bisa untuk
menghilangkan nodamembandel pada kerah baju
7) Noda getah
a. Teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalugosok perlahan dengan
sikat gigi. Jika getah sudahhilang cucilah pakaian seperti biasa.
9) Noda darah
a. Gunakan larutan penghilang warna untuk pakaianyang berwarna putih, dan
larutan boraks hangat untukyang berwarna-warni.
b. Untuk pakaian yang tidak boleh dicuci gunakanadonan amonia, sikat lembut
dan ulangi proses sampai noda hilang.
11
10) Noda buah-buahan
Gunakan larutan penghilang warna atau larutanboraks yang telah yang telah
didihkan selama 5 menit.
12
C. PENYETERIKAAN
Ada dua cara teknik dasar dalam menyetrika yaitu menyeterika dan memampat.
a. Menyeterika (ironing)
Artinya mendorong setrika melalui bahan dengan caragerakkan ke depan dan ke
belakang. Menyeterika bisamelicinkan bentuk pakaian.
b. Menekan atau memampat (pressing)Artinya menggerakkan setrika melalui bahan
dengan caramengangkatnya, kemudian meletakkan kembali ke bawahsilih
berganti saling menumpang.
Agar pakaian dan lenan rumah tangga tidak berubahsewaktu disetrika, ada
bebrapa petunjuk yang perlu diperhatikan :
1) Setrika pakaian menurut arah lajur benang, jangan disetrikaarah menyerong,
karena tenunan akan menyudut.
2) Setrika mulai dari bagian-bagian yang berlapis, sepertikerah, keliman, bagian
yang terlepas ujungnya seperti pita,lengan baju, kemudian baru bagian tangan.
3) Menyeterika kerah dimulai dari tengah belakang ke ujungtepi atau tepi kerah
sambil ditekan.
4) Pakaian dari bahan serat asetat dan aklirik disetrika dengantekanan ringan,
suhu sangat rendah sampai sedang, setrikakering (tanpa uap) pergunakan lap
pada bagian baiknya
5) Pakaian dari bahan serat kapas, setrika dengan tekaaananringan sampai sedang,
suhu sedang hingga tinggi,pergunakan setrika uap.
6) Pakaian dari bahan linen, setrika dengan tekanan ringansampai berat, suhu
tinggi, selanjutnya sama denganmenyetrika bahan katun.
7) Pakaian dari bahan nilon setrika dengan tekanan ringan,sedikit saja atau tidak
perlu disetrika.
8) Pakaian dari bahan poliester, setrika dengan tekanan sedangdengan suhu
rendah sampai sedang menggunakan setrikakering atau uap, bisa digunakan
kain lap pada bagian baikbahan.
9) Pakaian dari bahan sutera, setrika dengan tekanan ringan,suhu panas, rendah
sampai sedang, pergunakan setrikakering atau uap.
10) Pakaian dari wol, setrika dengan tekanan ringan sampaisedang, suhu sedang.
Pergunakan setrika kering atau uap
13
D. PENYIMPANAN
Merupakan kegiatan meletakkan bahan tekstil sesuai padatempatnya dan lebih
terjaga/aman. Berikut Teknik caramenyimpan bahan tekstil :
1.Menyimpan pakaian dan lenan rumah tangga setelahdicuci, dijemur kering,
disetrika dan harus disimpan ditempat yang bersih dan kering, seperti di dalam
lemaripakaian, rak, dan gantungan pakaian.
2.Memberi anti ngengat yang diletakkan pada lemari, agar jamur dan binatang tidak
merusak pakaian atau lenanrumah tangga.
Catatan:
15
1) Pencucian, 2) Pemutihan , 3) Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering,
5) Pemerasan & 6) Pengeringan
- Untuk produk berwarna yang biasanya tidak perlu diputihkan, simbol
terkait penggunaan pemutih berbahan dasar klorin dapat dihilangkan
- Untuk produk yang biasanya tidak perlu disetrika, simbol untuk
penyetrikaan dapat dihilangkan. (Kecuali 'tidak dapat disetrika')
- Untuk produk yang dapat dicuci dengan air, simbol pencucian kering dapat
dihilangkan. (Kecuali ‘tidak dapat dicuci kering’)
- Simbol-simbol tersebut sebaiknya berwarna hitam atau biru tua sedangkan
simbol-simbol larangan sebaiknya berwarna merah atau putih.
16
Gambar 5. Simbol Perawatan dalam Pencucian Kering Sistem Jepang
17
internasional lainnya agar dapat menciptakan sistem yang seragam sesuai dengan
skema ISO. Simbol-simbol yang digunakan di Eropa adalah merek dagang
GENETEX dan dikenai biaya merek dagang yang dibayarkan pada GENETEX,
sebagai pemegang merek dagang jika produk garmen tersebut akan dijual di
negara-negara GENETEX.
Label petunjuk perawatan yang benar untuk negara-negara di Eropa harus
terdiri dari setidaknya empat atau kadang kala lima simbol dengan urutan berikut
ini: 1) Pencucian, 2) Pemutihan, 3) Penyetrikaan, 4) Pencucian Kering &
5) Pengeringan.
18
Gambar 11. Simbol Perawatan dalam Pencucian Kering Sistem Eropa
19
c) Program mesin cuci (halus / permanent press / putaran normal)
d) Petunjuk pemutihan (jangan gunakan pemutih / gunakan pemutih berbahan
dasar non-klorin / gunakan pemutih berbahan dasar klorin)
e) Cara pengeringan (dengan mesin pengering / jemur / hamparkan / angin-
anginkan)
f) Penyetrikaan (jangan disetrika / setrika dengan suhu rendah / setrika
dengan suhu sedang / setrika dengan suhu panas)
g) Peringatan
Selain label petunjuk perawatan, produsen dan pengimpor juga
harus menyediakan label yang:
Dipasang pada tempat yang mudah terlihat pada saat produk dijual. Jika
produk dibungkus, dipajang atau dilipat dan menyebabkan pelanggan tak
dapat melihat label petunjuk perawatan, informasi terkait juga harus ditulis
pada bagian samping pembungkusnya atau pada gantungan label
Tidak lepas dan tulisan tidak hilang selama produk masih dapat digunakan
Menyebutkan perawatan berkala yang perlu dilakukan pada produk untuk
penggunaan biasa
Memperingatkan pelanggan mengenai hal-hal yang dapat merusak produk
garmen
Sejak bulan Desember 1996, sebuah sistem baru yang hanya menggunakan
simbol dan tanpa kata-kata digunakan di Amerika Serikat.
20
Gambar 13. Simbol Perawatan Sistem Amerika
21
Gambar 15 ; Intruksi Dalam Care Label
22
Gambar 17 ; Intruksi Dalam Care Label
Cara penanganan yang tidak sesuai dengan care label bisa menyebabkan
kerusakan pada garment, seperti luntur, printing rusak, dll. Berikut contoh
lain dari care label yang biasa terdapat pada produk.
1. Perhatikan jenis serat, warna dan konstruki kainnya serta label perawatan
(jika ada)
2. Sortir /pilih bahan warna putih/muda dengan warna gelap, tingkat dan jenis
kotoran yang menempel dan kontruksi kainnya. Jika ada perbedaan mencolok
pisahkan untuk diproses tersendiri
3. Perendaman : beberapa jenis pakaian dengan tingkat luntur warana yang
buruk tdak perlu direndam terlebih dahulu/lama. Penambahan zat zat
pencucian perlu diperhatikan jumlah dan konsentrasinya
4. Pencucian: Proses pencucian sesuai dengan instruksi label perawatan
harus dengan cuci tanpa air (dry celan) atau pencucian dengan air. Jika
diperlukan dengan suhu tertentu dapat disesuaikan. Jika diperlukan untuk
pencucian dari noda noda tertentu juga perlu diperhatikan penggunaan zat-zat
penghilang noda dan prose spencuciannya sehingga noda dapat hilang dan
tanpa merusak bahan itu sendiri dan bahan lainnya.
5. Pengeringan : Meliputi proses pemerasan dan penjemuran. Jika proses
penjemuran terkena matahari langsung perlu diperhatikan lamanya penjemuran
dan sisi dalam diupayakan yang kena Sinar Matahari
6. Penyeterikaan : Yang paling utama adalah pengaturan panas penyeterikaan
harus memperhatikan jenis serat dan kontruksi bahan serta petunjuk yang
ada ada label
7. Pelipatan : Proses pelipatan sesuai dengan jenis produk busananya
24
8. Penyimpanan : Penyimpanan umumnya dalam lipatan (Fltat) beberapa jenis
pakaianhar us dengan digantung (hanging) . Kelembapan dan kekeringan
tempat penyimpanan juga perlu diperhatikan.
Beberapa jenis busana khususnya busana pesta seperti Jas, kebaya,
gaun dan bahan tekstil dari tenun tradisional dan batik tulis memerlukan
prosedur perawatan dan penanganan khusus umumnya dilakukan secara
manual maupun dengan pencucian kering.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeliharaan tekstil sebagai bahan busana adalah proses merawat bahan
tekstil/busana untuk mempertahankan penampilannya seperti baru khususnya kontruksi
busana, warna, dimensi, kehalusan, kelangsaian dan kerapiannya. "Teknik Pemeliharaan
Tekstil (Team-Based Project)" melibatkan pemahaman dan penerapan berbagai teknik
dalam merawat dan memelihara produk tekstil. Ini dilakukan melalui proyek berbasis tim,
yang melibatkan kerja sama antaranggota tim dalam mengevaluasi, memahami, dan
merawat tekstil dengan baik. Dalam kesimpulan, materi ini menekankan pentingnya
pemeliharaan tekstil, keterampilan kolaboratif dalam proyek tim, dan pemahaman
mendalam tentang teknik-teknik yang relevan untuk menjaga kualitas dan umur pakai
produk tekstil.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan yang sempat penulis sampaikan dalam makalah yang
berjudul “TEKNIK PEMELIHARAAN TEKSTIL (TEAM BASED PROJECT)”. Penulis
menyadari malah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dari
berbagai pihak:
1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
kesempurnaan perencanaan ini dan mewujudkannya serta sebagai acuan penulis pada
makala-makala berikutnya.
2. Dari para mahasiswa, penulis mengharapkan perencanaan ini dapat bermanfaat dan
dapat menjadi acuan untuk mahasiswa dalam proses belajar dan penulis tentunya
mengharapkan kritik serta saran sebagai acuan penulis kedepannya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27